You are on page 1of 3

A.

Definisi

Pirogen berasal dari kata pyro yang artinya keadaan yang berhubungan dengan panas,
dan kata gen yang artinya membentuk atau menghasilkan. Pirogen adalah suatu produk
mikroorganisme, terutama dari bakteri gram negatif (Teztee, 2009).

Pirogen adalah senyawa dengan berat molekul tinggi yang dinyatakan sebagai senyawa
lipopolisakarida yang diproduksi oleh kira-kira 5-10% massa total bakteri. Pirogen ini
merupakan senyawa yang jika masuk ke dalam aliran darah akan mempengaruhi suhu tubuh dan
biasanya menghasilkan demam. Pengobatan demam yang disebabkan oleh pirogen sangat sulit
dan pada beberapa kasus dapat menyebabkan kematian. Pirogen berasal dari kelompok senyawa
yang luas, meliputi endotoksin (LPS). Endotoksin adalah suatu molekul yang berasal dari
membran luar bakteri gram negatif. Organisme gram negatif membawa 3-4 juta LPS pada
permukaannya yang meliputi 75% permukaan membran luar (Sudjadi, 2008).

Pirogen merupakan substansi yang mampu menyebabkan demam dan sering mencemari
sediaan farmasi. Sampai saat ini, substansi pirogenik yang diketahui paling aktif dan paling
sering mencemari sediaan farmasi adalah endoktoksin, selain itu masih banyak substansi
pirogenik lainnya seperti bakteri, fungi , DNA–RNA virus, protein, polipeptida dan lain (Usman,
1988).

Endotoksin merupakan suatu produk mikroorganisme terutama dari bakteri gram negatif
yang terdiri atas suatu senyawa kompleks lipopolysakarida yang pyrogenic, suatu protein dan
suatu lipid yang inert. Pada saat ini endoktoksin diketahui merupakan pirogen yang paling kuat,
namun kehadiran pirogen lain dalam suatu sediaan perlu diperhitungkan karena manusia tidak
hanya dipengaruhi endoktoksin saja tetapi juga pirogen yang lain (Gennaro et al., 1990).

Pada tahun 1923 Seibert membuktikan bahwa pirogen adalah substansi yang tidak
tersaring, termostabil, dan non volatile. Pada tahun 1937 Co Tui membuktikan bahwa
kontaminasi pirogen ini juga terjadi pada alat-alat seperti wadah-wadah untuk melarutkan obat
suntik, juga pada zat kimia yang digunakan sebagai zat berkhasiat (Gennaro et al., 1990).

B. Sifat – Sifat Pirogen


Pirogen memiliki sifat-sifat, diantaranya (Gennaro et al., 1990) :

 Termostabil, sehingga hanya dapat dihilangkan dengan pemanasan pada suhu 6500C
selama 1 menit, 2500C selama 15 menit atau 1800C selama 4 jam

 Larut dalam air sehingga tidak bisa memakai penyaring bakteri

 Tidak dipengaruhi oleh bakterisida yang biasa

 Tidak menguap, destilasi biasa ada yang ikut bersama percikan air

 Berat molekul (BM) antara 15.000 – 4.000.000

 Ukuran umumnya 1 – 50µm

C. Penggolongan Pirogen

Secara garis besar, pirogen dikelompokkan menjadi dua golongan (Gennaro et al., 1990) :

1. Pirogen Endogen

Merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam tubuh kita sendiri sebagai reaksi
kekebalan melawan kuman penyakit yang masuk ke tubuh. Misalnya interleukin-1 (IL-1),
interleukin-6 (IL-6), alpha-interferon, dan tumor necrosis factor (TNF).

2. Pirogen Eksogen

Merupakan faktor eksternal tubuh yang menyebabkan gangguan pada fungsi tubuh
manusia. Misalnya bagian dari sel bakteri dan virus. Selain itu, bisa juga berupa zat racun
(toksin) yang dihasilkan oleh bakteri atau virus tertentu.

Jika suatu pirogen masuk ke tubuh, maka pirogen menjadi suatu benda asing yang dapat
menimbulkan respon imun berupa demam. Demam yaitu suatu keadaan ketika temperatur tubuh
diatas batas normal yang dapat disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh bahan–
bahan toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan temperatur. Penyebab–penyebab tersebut
meliputi penyakit bakteri, tumor otak, dan keadaan lingkungan yang dapat berakhir dengan
serangan panas (Gennaro et al., 1990).

D. Sumber Pirogen

Endotoksin dapat masuk ke dalam suatu sediaan injeksi melalui beberapa sumber,
diantaranya(Gennaro et al., 1990) :

1. Air
Air merupakan sumber endotoksin yang paling utama. Proses pembuatan sediaan steril
harus dimulai dari penggunaan air bebas pirogen (air benar-benar tidak mengandung
pirogen) atau non-pirogen (air mengandung kurang atau sama dengan 0,5 EU/mL.
kondisi penyimpanan air harus baik sehingga tidak terdapat media pertumbuhan bakteri.
2. Wadah dan alat
Baik wadah maupun alat merupakan sumber endotoksin yang cukup penting. Endotoksin
dapat menempel dengan kuat pada gelas atau permukaan lainnya. Sisa cairan pada alat
dapat menjadi media pertumbuhan bakteri.
3. Zat-zat kimia terlarut
Zat kimia merupakan sumber endotoksin minor. Zat-zat kimia yang dihasilkan dari
fermentasi, misalnya glukosa, fruktosa, natriu sitrat, garam fosfat, asam amino, heparin,
dan beberapa antibiotic, memiliki tingkat risiko kontaminasi endotoksin yang tinggi. Zat
kimia yang telah terlarut dapat mengalami kristalisasi atau memisah dari larutan
(terbentuk endapan) yang mungkin mengandung endotoksin. Endotoksin dapat
terperangkap di antara lapisan partikel zat tersebut. pada kasus seperti ini, zat kimia yang
telah terkontaminasi dapat dimurnikan melalui proses rekristalisasi atau pencucian
endapan.

You might also like