Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN PENDAHULUAN
COLIC ABDOMEN
PROGRAM PROFESI NERS
Oleh :
LAPORAN PENDAHULUAN
HEMOROID
PROGRAM PROFESI NERS
Oleh :
LAPORAN PENDAHULUAN
HEMOROID
A. DEFINISI
1. Hemoroid eksterna, berasal dari bagian distal dentate line dan dilapisi oleh
epitel skuamos yang telah termodifikasi serta banyak persyarafan serabut saraf
nyeri somatic.
2. Hemoroid internal, berasal dari bagian proksimal dentate line dan dilapisi
mukosa.
B. ETIOLOGI
2. Pola buang air besar yang salah (lebih banyak menggunakan jamban duduk,
terlalu lama duduk di jamban sambil membaca, merokok)
4. Usia tua
5. Konstipasi kronik
8. Kurang minum air dan kurang makan-makanan berserat (sayur dan buah)
9. Olahraga/imobilisasi
C. PATOFISIOLOGI
tenaga fisik, berusaha dengan mengejan, diare atau perubahan dalam diet. Kondisi
hemoroid eksternal memberikan menifestasi kurang higenis akibat kelembaban dan
rangsangan akumulasi mukus. Keluarnya mukus dan terdapat feses pada pakaian
dalam merupakan ciri hemoroid yang mengalami prolapse menetap (DOPA, 2018).
Hemoroid dapat di sebabkan oleh tekanan abdominal yang mampu menekan vena
hemoroidalis sehingga menyebabkan dilatasi pada vena, dapat di bagi menjadi 2, yaitu
Interna dan Eksterna. Yang pertama Interna (dilatasi sebelum spinter) yang di tandai
dengan bila membesar baru nyeri, bila vena pecah BAB berdarah sehingga dapat
menyebabkan anemia. Eksterna (dilatasi sesudah spinter) di tandai dengan nyeri dan
bila vena pecah BAB berdarah-trombosit-inflamasi (DOPA, 2018).
Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri, dan sering menyebabkan perdarahan
berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksterna dihubungkan dengan
nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis. Trombosis
adalah pembekuan darah dalam hemoroid. Ini dapat menimbulkan iskemia pada area
tersebut dan nekrosis. Hemoroid internal tidak selalu menimbulkan nyeri sampai
hemoroid ini membesar dan menimbulkan perdarahan. Perdarahan umumnya
merupakan tanda pertama dari hemoroid interna akibat trauma oleh feses yang keras.
Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak tercampur dengan feses, dapat
hanya berupa garis pada feses atau kertas pembersih sampai pada perdarahan yang
terlihat menetes. Hemoroid yang membesar secara perlahan-lahan akhirnya dapat
menonjol keluar menyebabkan prolaps. Pada tahap awal, penonjolan ini hanya terjadi
pada waktu defekasi dan disusul reduksi spontan setelah defekasi. Pada stadium yang
lebih lanjut, hemoroid interna ini perlu didorong kembali setelah defekasi agar masuk
kembali ke dalam anus. Pada akhirnya hemoroid dapat berlanjut menjadi bentuk yang
mengalami prolaps menetap dan tidak bisa didorong masuk lagi. Keluarnya mukus
dan terdapatnya feses pada pakaian dalam merupakan ciri hemoroid yang mengalami
prolaps menetap. Iritasi kulit perianal dapat menimbulkan rasa gatal yang dikenal
sebagai pruritus ani dan ini disebabkan oleh kelembaban yang terus menerus dan
rangsangan mukus. Gejala hemoroid eksternal adalah nyeri jika terjadi
lOMoARcPSD|30572858
trombosis akut dari vena hemoroidalis eksterna yang bisa terjadi pada keadaan
tertentu, seperti saat melakukan aktivitas fisik, mengedan saat konstipasi, diare, dan
perubahan diet. (Zulfiana Risky, 2019).
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
3. Proktosigmoidoskopi
Untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh proses radang atau
proses keganasan di tingkat yang lebih tinggi (Veronika Fernanda Dua Hiko,
2020).
F. KOMPLIKASI
Hemoroid yang paling sering adalah perdarahan, thrombosis, dan strangulasi.
Hemoroid strangulasi adalah hemoroid yang prolaps dengan suplai darah dihalangi
oleh sfingter ani (Veronika Fernanda Dua Hiko, 2020).
Komplikasi hemoroid antara lain :
lOMoARcPSD|30572858
1. Luka dengan tanda rasa sakit yang hebat sehingga pasien takut mengejan dan
takut berak. Karena itu, tinja makin keras dan semakin memperberat luka di
anus.
2. Infeksi pada daerah luka sampai terjadi nanah dan fistula (saluran tak normal)
dari selaput lendir usus/anus.
4. Jepitan, benjolan keluar dari anus dan terjepit oleh otot lingkar dubur sehingga
tidak bisa masuk lagi. Sehingga, tonjolan menjadi merah, makin sakit, dan
besar. Dan jika tidak cepat-cepat ditangani dapat busuk.
G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan hemoroid pada umumnya meliputi modifikasi gaya hidup,
perbaikan pola makan dan minum dan perbaikan cara defekasi. Diet seperti minum
30–40 ml/kgBB/hari dan makanan tinggi serat 20- 30 g/hari. Perbaikan pola defekasi
dapat dilakukan dengan berubah ke jongkok pada saat defekasi. Penanganan lain
seperti melakukan warm sits baths dengan merendam area rektal pada air hangat
selama 10- 15 menit 2-3 kali sehari. Penatalaksanaan farmakologi untuk hemoroid
adalah :
1. Obat-obatan yang dapat memperbaiki defekasi. Serat bersifat laksatif
memperbesar volume tinja dan meningkatkan peristaltik.
2. Obat simptomatik yang mengurangi keluhan rasa gatal dan nyeri. Bentuk
suppositoria untuk hemoroid interna dan ointment untuk hemoroid eksterna.
3. Obat untuk menghentikan perdarahan campuran diosmin dan hesperidin.
4. Obat analgesik dan pelembut tinja mungkin bermanfaat. Terapi topikal dengan
nifedipine dan krim lidokain lebih efektif untuk menghilangkan rasa sakit daripada
lidokain (Xylocaine). Pada pasien hemoroid eksternal berat,
lOMoARcPSD|30572858
pengobatan dengan eksisi atau insisi dan evakuasi dari trombus dalam waktu 72
jam dari onset gejala lebih efektif daripada pengobatan konservatif.
Penatalaksanaan invasif dilakukan bila manajemen konservatif mengalami kegagalan,
antara lain:
a. Rubber band ligation merupakan prosedur dengan menempatkan karet
pengikat di sekitar jaringan hemoroid interna sehingga mengurangi aliran
darah ke jaringan tersebut menyebabkan hemoroid nekrosis, degenerasi, dan
ablasi.
b. Laser, inframerah, atau koagulasi bipolar menggunakan laser atau sinar
inframerah atau panas untuk menghancurkan hemoroid interna.
c. Penatalaksanaan bedah dengan tindakan hemoroidektomi. (Sudarsono, 2015).
H. PROGNOSIS
Pada umumnya prognosis hemoroid baik apabila ditangani dengan tepat.
Kebanyakan hemoroid sembuh secara spontan tau hanya dengan terapi medis
konservatif. Namun, komplikasinya dapat berupa trombosis, infeksi sekunder,
ulserasi, abses, dan inkontinensia. Hemoroidektomi pada umumnya memberikan hasil
yang baik. Setelah terapi, penderita harus diberikan edukasi untuk mencegah tejadinya
kekambuhan. Tingkat kekambuhan dengan teknik non-bedah adalah 10-50% selama
periode 5 tahun, sedangkan dengan bedah hemoroidektomi kurang dari 5% (Thornton,
2019).
Mengenai komplikasi dari operasi, ahli bedah yang terlatih hanya mengalami
komplikasi pada kurang dari 5% kasus. Komplikasi termasuk stenosis, perdarahan,
infeksi, kekambuhan, luka tidak sembuh, dan pembentukan fistula. Retensi urin
berhubungan langsung dengan teknik anestesi yang digunakan dan cairan perioperatif
yang diberikan. Membatasi cairan dan penggunaan rutin anestesi lokal dapat
mengurangi retensi urin hingga kurang dari 5% (Thornton, 2019).
lOMoARcPSD|30572858
BAB II
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Biodata
Keluhan utama merupakan hal yang pertama kali dikeluhkan klien kepada
perawat / pemeriksaan
3. Riwayat Kesehatan
1) Apakah ada rasa gatal, panas / terbakar dan nyeri pada saat defekasi.
3) Apakah ada perdarahan di rectum, seberapa banyak, seberapa sering, dan apa
warnanya (merah segar atau warna merah tua).
Tanyakan pada klien apakah dahulu pernah mengalami hal yang sama, kapan
terjadinya, bagaimana cara pengobatannya. Apakah memiliki riwayat penyakit yang
dapat menyebabkan hemoroid atau yang dapat menyebabkan kambuhnya hemoroid.
4. Pemeriksaan Fisik
b. Tanda-tanda Vital
a. Inspeksi
b. Palpasi
lOMoARcPSD|30572858
5. Data Biologis
Di kaji kegiatan/aktivitas sehari-hari pasien seperti : saat sehat porsi makan selalu
habis minumnya pun 7-8 L/hari atau saat sakit porsi makannya tidak habis atau ½
porsi, dalam pengkajian eliminasi saat sehat BAB rutin dalam sehari 2-3 kali dan
tidak ada kesulitan dan BAK juga rutin dalam sehari 9-10 kali dan tidak ada kesulitan,
dan saat sakit BAB dan BAK pasien mengalami kesulitan seperti halnya BAB sulit
mengedan atau konsistensi cair dan BAK terganggu sehingga dipasang kateter,
istirahat dan tidur tidak ada kesulitan saat sehat dan saat sakit bisa saja terganggu tidur
karena penyakit yang diderita pasien, dan juga personal hygiene pasien saat sehat bisa
melakukan sendiri dan saat sakit dibantu oleh keluarga dan kerabat pasien.
6. Riwayat Alergi
Di kaji melalui pasien atau keluarga pasien riwayat alergi pasien baik makanan,
minuman, maupun obat-obatannya.
7. Data Psikologis
deritanya apakah dengan cara bercerita dengan keluarga atau kerabatnya atau dengan
cara dipendam sendiri oleh pasien.
Di kaji bagaimana pola komunikasi pasien saat sakit, orang yang dapat memberi
rasa nyaman, orang yang paling berharga bagi pasien, dan hubungan keluarga dengan
lingkungan sekitarnya.
9. Data Spiritual
Di kaji data spiritual pasien seperti keyakinan terhadap agama yang dianut,
ketaatan beribadah, dan keyakinan terhadap penyembuhan penyakitnya.
Di kaji data pengobatan seperti obat non parenteral, obat parenteral, dan obat intra
vena (jika ada) berapa dosis yang diberikan oleh perawat dan kapan waktu pemberian
obat.
Di dalam data fokus ada data subjektif yaitu data yang dikeluhkan oleh pasien dan
keluarga pasien dan data objektif data yang tampak oleh perawat pada pasien.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Edukasi
1. Jelaskan etiologi masalah dan alasan
tindakan
2. Anjurkan peningkatan asupan cairan,
jika tidak ada kontraindikasi
3. Latih buang air besar secara teratur
4. Ajarkan cara mengatasi
konstipasi/impaksl
Kolaborasi
1. Konsultasi dengan tim medis tentang
penurunan/peningkatan frekuensi suara
usus
2. Kolaborasi penggunaan obat
pencahar, jika perlu.
2. Resiko infeksi dengan faktor Tujuan : Pencegahan Infeksi
risiko ketidakadekuatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
pertahanan tubuh primer. selama 3x24 jam pasien dapat mengurangi 1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal
tingkat infeksi. dan sistemik
Kriteria Hasil : Terapeutik
1. Keluhan nyeri menurun 1. Batasi jumlah pengunjung
2. Bengkak menurun 2. Berikan perawatan kulit pada area
3. Gangguan kognitif menurun edema
lOMoARcPSD|30572858
4. Kadar sel darah putih mrmbaik 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien
4. Pertahankan teknik aseptik pada pasien
berisiko tinggi
Edukasi
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan cara mencuci tangan dengan
benar
3. Ajarkan etika batuk
4. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
atau luka operasi
5. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
6. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian imunisasi,
jika perfu
LAMPIRAN
PATHWAY
Tekanan intra
Hemoroid
Kronik
Derajat III, IV
HEMOROIDEKTOMI
Bakteri/
kuman Pelepasan
Defisit Feses mengeras
mudah mediator kimia
pengetahuan
(bradikardin,
tentang
histamine
penyakit, Konstipasi
skretasnin,
pengobatan
Resi dan
ko Merangsang ujung saraf
infek
Cortex cerebri (nyeri
dipersepsikan)
Nyeri Akut
lOMoARcPSD|30572858
DAFTAR PUSTAKA
Anisa, N. (2019) ‘Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tn. B Dengan Hemoroid Diruang
Ambun Suri Lantai 1 RSUD DR Acmad Mochtar Bukittinggi’, Pengkajian, pp. 61–
135. Available at: http://repo.stikesperintis.ac.id/792/1/4 ANISA NATASA.pdf.