You are on page 1of 18

Pertemuan ke-9

Workover Berbasis Rig


Tujuan Pembelajaran
Setelah perkuliahan ini, diharapkan Anda akan dapat:
• Mendeskripsikan beberapa workover berbasis rig secara
umum
• Memahami permasalahan well control dalam workover
• Memahami permasalahan lain terkait workover
Perbedaan Rig Drilling dan Rig Workover
Drilling Workover
Peralatan lebih sedikit (minus sistem
Peralatan lebih banyak
putar, sistem lumpur)
Membuat lubang Memperbaiki lubang atau menambah
Kapasitas pengangkatan lebih
Kapasitas pengangkatan lebih kecil
besar (untuk berat DP, DC dan
(untuk tubing)
antisipasi stuck)
Kru lebih banyak Kru lebih sedikit
• Rig drilling bisa dipakai workover, namun tidak sebaliknya.
• Untuk satu rig dengan HP tertentu, kapasitas kedalaman
untuk workover lebih tinggi dari drilling
https://pdsi.pertamina.com/bisnis-kami/rental-rig-42rig
Penggunaan Rig Workover
Mechanical (Repair) Reservoir
Mengganti peralatan yang rusak Menambah reservoir.
•Tubing terkorosi •Side tracking
•Pompa rusak (ESP) •Menambah lateral section
•Komponen tubing rusak (mis. SCSSSV) •Deepen well.
•Stuck equipment – fishing. •Menambah perforasi
Meningkatkan reservoir exsisting
•Fracturing, Acidizing
Resize tubing. Water/Gas isolation.
•Terlalu besar (slugging, liquid loading). •Cement squeeze.
•Too small – high friction pressure. •Straddle
•Plug
Perubahan artificial lift Sand Control
•Meningkatkan produksi •Isolate sand production.
•ESP, jet pump sucker rod •Install sand control completion.
Tipikal Operasi Workover
Pada umumnya proses apapun dalam workover dimulai dari:
• Kill well
• Install plugs
• Remove X-mas tree – install rig BOP
• Recover original completion.
• Run new completion.
• Plug well
• Remove BOP – Install X-mas tree.
• Put well on production.
Kill Well
• Bagaimana ‘membunuh’ sumur?
• Reverse circulation
• Bullhead
• Lubricate and bleed
• Coil tubing displacement.
Kill Well – Reverse Circulation WHCIP

3
3
• Lebih simple dan aman
• Dilakukan karena terdapat
hidrokarbon di production facility.
• Membutuhkan path/jalur untuk
sirkulasi
• Perlu plug di bawah jalur sirkulasi untuk
melindungi formasi
Kill Well – Bullhead
• Fluida formasi didorong masuk ke formasi
• Digunakan ketika tidak ada jalur untuk
sirkulasi, atau ketika terdapat komunikasi di
tubing.
• Debit dan kecepatan bullhead harus
mengatasi migrasi minyak dan gas ke
permukaan (Critical rate).
• Ada resiko merekahkan formasi.
• Ada resiko formation damage
• Pembersihan (cleanup) setelah workover
lebih lama.
Kill Well – Lubricate and Bleed
• Lubricate and bleed digunakan pada sumur gas dimana sirkulasi dan
bullheading tidak dapat dilakukan. Misalnya ketika perforasi buntu dan
injeksi ke formasi tidak memungkinkan.
Kill Well – Lubricate and Bleed
• A lubricate and bleed kill
• Pompa killing fluid (KF) sebanyak setengah volume tubing ke sumur
• Observasi selama 30 menit sampai 1 jam. Tubing head pressure (THP)
harusnya turun.
• Ketika THP stabil, pompa KF selama 3 – 5 menit, tidak lebih dari 10 bbls. Jangan
memompa lebih dari 200 psi di atas static pressure.
• Bleed off gas dengan segera setelah memompa – pengurangan tekanan
yang terjadi ekuivalen dengan tekanan hidrostatik lumpur yang dipompa.
Jika bleed off tidak segera dilakukan, dapat terjadi loss karena overbalance.
• Ulangi langkah di atas sampai sumur dipastikan mati (tidak mengalir).
Install Plug
• Agar dapat melepas X-mas tree dan nipple up BOP, perlu untuk
menginstall dua mechanical barriers (plug) yang telah dites.
• Barriers harus dites sesuai arah aliran jika memungkinkan.
• Barrier harus dites bersama dengan BOP.
Well Control ketika Workover

• Well Control yang terjadi ketika workover umumnya:


• Ketika reservoir terbuka
• Operasi workover yang dapat menyebabkan well control
• Sirkulasi ketika me-remove LCM akan meningkatkan ECD
• Surge and swab karena running/pulling packer.
• Fluid displacement ketika running and pulling pipe.
Well Control ketika Workover

ECD (ppg) = [PAL/(0.052 x TVD)] + Pmud


Dimana
• PAL =annular pressure loss in psi.
• TVD =true vertical depth (ft).
• Pmud =Mud (brine) density ppg.

Contoh:
Annular pressure loss sebesar 125 psi di sumur berkedalaman
7000 ft dimana brine seberat 9.5 ppg disirkulasikan dengan debit
6 bpm. Berapakah Equivalent Circulation Density (ECD)?
Well Control ketika Workover
• Kehilangan overbalance karena kurangnya hole filling ketika tripping out.
• Contoh Pertanyaan:
• Berapa banyak pump stroke yang diperlukan untuk memompa kill fluid ketika mencabut 10
stand (93 ft per stand) pipa dengan displacement 0.0032 bbl/ft?
• Informasi pompa:
• Single acting triplex, 3" liner, 6 in. stroke
• pump output = 0.000243 x (3)2 x 6
• pump output = 0.01 31 bbl/stroke
• Jawab:
• 10 stands x 93 ft/stand x 0.0032 bbl/ft = 2.976 bbl
= 2.976 bb1/0.0131 bbl/stroke
= 227 strokes per 10 stands.
Well Control ketika Workover
• Kehilangan overbalance karena efek swabbing.
• Contoh: 4 ½” OD tool di berbagai ukuran lubang terbuka (open hole)

Hole size Pulling Speed – Seconds/Stand


(in)
15 22 30 45
8 ½” 276 psi 167 psi 124 psi 98 psi
6 ½” 589 psi 344 psi 256 psi 194 psi
5 ¾” 921 psi 524 psi 394 psi 289 psi.
Well Control ketika Workover
• Ketika sumur di-shut in karena kick, beberapa komplikasi dapat
terjadi:
• Tubing dalam kondisi aus
• Terdapat blockade di tubing (scale, dll)
• Siapkan hal-hal ini:
• LCM
• Kill weight fluid
• Crew drills.
Ada pertanyaan?

You might also like