You are on page 1of 7

■vtm mpw

Menata Kawasan Cagar Budaya Berbasis Ekosistem

Olch
Dra. Niken Wirasanti, M.Si
Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya
Univcrsitas Gadjah Mada, Yogyakarta

1. Pengantar adalah hutan lindung yang lingkungan hidup yang merupakan


Tidak dapat dipungkiri merupakan kawasan hutan yang kesatuan utuh menyeluruh dan
Indonesia mempunyai kekayaan memiliki sifat khas yang mampu saling mempengaruhi dalam
situs purbakala yang melimpah. memberikan perlindungan kepada membentuk keseimbangan,
Selanjutnya dalam tulisan ini istilah kawasan di sekitarnya diantaranya stabilitas, dan produktivitas
situs purbakala dimasukan dalam kawasan cagar budaya (Rustiadi, lingkungan hidup. Untuk itu
katagori cagar budaya yang tidak 2009). Contohnya adalah hutan pengaturan dan penataan kawasan
hanya menampilkan keunikan lindung di Dataran Tinggi Dieng cagar budaya hendaknya berbasis
tinggalan arsitekturnya tetapi juga (Kabupaten Wonosobo dan ekosistem dan dilakukan secara
karakter geofisik sehingga Kabupaten Banjarnegara) yang di terpadu dengan menata
membentuk setting budaya suatu dalamya terdapat kawasan cagar lingkungannya, hingga tercapai
kawasan yang memerlukan budaya ( Kompleks Candi Dieiig), berbagai keseimbangan.
perlindungan atau pelestarian. selain itu juga hutan lindung di Sebagai suatu ekosistem
Artinya kawasan tersebut perlu lereng selatan Gunungapi Ungaran yang utuh, sumberdaya alam dan
diJindungi karena memiliki (kabupaten Semarangjawa Tengah) budaya bersifat dinamis mengalami
komponen-komponen yang bernilai yang menyatu dengan kompleks perubahan dari waktu ke waktu.
budaya, sehingga memunculkan Candi Gedongsongo. Kedua Artinya dalam ekosistem apabila
karakter khas lingkungan budaya kawasan cagar budaya tersebut salah satu komponen tidak
(Ikaputra 2000). Dalam Keppres terintegrasi dengan sumberdaya berfungsi akan berakibat
32/1990 disebutkan definisi alam membentuk suatu ekosistem terganggunya roda dinamika
Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Dataran Tinggi Dieng (kawasan ekosistem, yaitu laju pemanfaatan
Pengetahuan adalah kawasan Candi Dieng), ekosistem tidak seimbang dengan laju
dimana lokasi bangunan hasil Gunungapi Ungaran (Kawasan pemulihan.
budaya manusia yang bernilai dnggi Candi Gedongsongo). Roda dinamika eksistem
maupun bentukan geologi alami akan semakin cepat berubah apabila
Sebagai suatu ekosistem
yang khas. Adapun kriterianya tergambar hubungan dua arah saling banyak mendapat intervensi
adalah berupa tempat serta ruang di tergantung dan saling pengacuh manusia. Asumsinya jika salah satu
sekitar bangunan bernilai budaya antara komponen sumberdaya alam sumberdaya di eksploitasi
duggi, situs purbakala dan kawasan (hayati dan non hayati) dan cagar berlebihan maka akan mengganggu
dengan bentukan geologi tertentu budaya hingga tercapai suatu bentuk kondisi daya dukung lingkungan
yang mempunyai manfaat untuk keseimbangan. Terjaganya dan dapat dipastikan terjadi
mengembangkan ilmu keseimbangan daya dukung beragam bencana yang akan
pengetahuan. lingkungan suatu ekosistem rnaka mengancam sumberdaya lainnya
Cagar budaya sering terjaga pula kelestarian kawasan termasuk kawasan cagar budaya.
keberadaannya menyatu dengan cagar budaya, yaitu kompleks candi. Keberadaan kompleks Candi Dieng
sumberdaya alam (sumbedaya hayati Dengan kata lain kondisi kelestarian dan Candi Gedongsongo yang
dan sumberdaya non hayati) di suatu kawasan cagar budaya dapat menyatu di kawasan hutan lindung
kawasan, baik kawasan hutan dimengerti apabila kawasan tersebut tentunya akan terkena imbas apapun
lindung, kawasan cagar alam dilihat sebagai suatu sistem yang yang terjadi di lingkungan tersebut.
ataupun kawasan taman wisata alam. utuh, yang dikenal dengan Apabila hutan beralih fungsi dan
Oleh karena fungsi ketiga kawasan ekosistem. Pengertian ekosistem tidak sesuai dengan peruntukannya
tersebut sebagai perlindungan dalam Undang Undang nomer 32 dapat dipastikan terjadi degradasi
sistem penyangga kehidupan maka tahun 2009 tentang Perlindungan lingkungan dan daya dukung
wajib ditetapkan sebagai kawasan dan Pengelolaan Lingkungan tnenjadi labil, sehingga akan
konservasi, atau kawasan lindung. Hidup, pasal 1 ayat 5 disebutkan berpengaruh pada kelestarian cagar
Pengertian kawasan konservasi ekosistem adalah tatanan unsur budava, demikian pula sebaliknva.
Konsep daya dukung (Carrying wisata alam dan cagar budaya yang yang diharapkan yaitu kelestarian
capacity) berkembang seiring menarik. fungsi lingkungan, termasuk
dengan bertambahnya tekanan Kondisi hampir sama kelestarian kompleks candi.
terhadap sumberdaya dan terjadi di ekosistem Gunungapi Disinilah pentingnya kajian
lingkungan yang disebabkan oleh Ungaran, tempat keberadaan arkeologi yang berorientasi spasial
aktivitas manusia (Rustiadi, 2009; kompleks Candi Gedongsongo, sebagai upaya untuk mengelola
Haryono,2010). menunjukan adanya eksploitasi kawasan cagar budaya secara
Upaya melestarikan mataair panas yang dimanfaatkan terpadu dengan lingkungannya.
kawasan cagar budaya yang berbasis dalam bentuk kolam pemandian air Artinya penataan tata ruang
ekosistem seringkali dipandang panas. Fasilitas kolam dan fasilitas hendaknya diselenggarakan dengan
belum mendesak dilakukan. pelengkap Jainnya berupa kamar mengintegrasikan berbagai
Ke^atan menata kawasan cagar mandi, kamar ganb pakaian dan kepentingan yang bersifat lintas
budava, masih mengesampingkan sebuah taman juga pelebaran jalan sektor, lintas wUayah dan lintas
kondisi ekosistemnya, dan belum setapak telah dibangun cukup pemangku kepentingan (Budi
mengkaitkan dengan isu-isu representatif. Lambat tapi pasti Supriyanto,2009).
program pembangunan lingkungan adanya fasilitas-fasilitas wisata yang Saat ini upaya menjaga
yang lebih luas, sehingga upaya dibangun di lereng seJatan Gunung kelestarian kompleks percandian
melestarikan cagar budaya tampak Ungaran ini akan berpengaruh terkadang masih terfokus pada
tidak maksimal. Sebagai contoh terhadap kelestarian cagar budaya pemugaran dan menata kompleks
adalah pengelolaan kompleks Candi kompleks Candi Gedongsongo. candi. Hal ini menunjukkan kegiatan
Arjuna (Dieng) yang ditata agar Bagaimana tidak, karena fasilitas penanganan cagar budaya masih
menarik tentunya diharapkan kolam air panas dibangun di lembah berorientrasi pada problern
kompleks candi akan lestari dan antara kompleks Candi III dan kerusakan bangunan da.n
mampu mendongkrak tingkat kompleks Candi IV. Keberadaan halamannya, tetapi belum menata
kunjungan wisatawan. Namun yang kolam airpanas akan menambah kompleks candi yang terintregrasi
terjadi tingkat kunjungan wisata masalah lingkungan di kawasan di pada pengaturan lingkungan hidup.
masih terkesan biasa-biasa saja dan lereng Gunungapi Ungaran, juga di Padahal keberadaan bangunan candi
belum menunjukkan tingkat sejumlah lereng menunjukan selalu terkait dengan kondisi
kunjungan wisatawan yang kondisi yang rentan terhadap ekosistem yang melingkupinya.
signifikan. Pengamatan secara gerakan massa tanah dan batuan. Dalam konteks melestarikan daya
keseluruhan menunjukkan adanya Kondisi ekosistem Dataran dukung lingkungan suatu
sejumlah masalah lingkungan yaitu Tinggi Dieng dan ekosistem ekosistem, kegiatan pengelolaan
hampir 80% kawasan hutan telah Gunungapi Ungaran menunjukkan harus dilakukan secara holistik dan
dikonversi menjadi ladang kentang. sejumlah fasilitas yang dibangun dan semangat konservasi. Terkait
Kondisi ini berdampak terhadap terjadinya alih fungsi lahan dengan hal itu dalam tuHsan ini akan
meningkatnya erosi dan sedimentasi dilakukan t^npa memperhatik^n diulas upaya menjaga kelestarian
di bagian hilir, rawan longsor, daya dukung lingkungannya, kawasan cagar budaya yang menjadi
hilangnya keanekaragaman hayati. sehingga dapat diprediksi kawasan bagian dari suatu ekosistem. Dalam
Ditambah lagi perilaku masyarakat tersebut akan menglami degradasi bahasan kali ini akan disinggung
dalam bertani yang menempatkan lingkungan. Banyak fakta dari hasil sekilas contoh persoalan lingkungan
tumpukan pupuk kandang di studi yang menunjukkan bahwa pada kawasan Candi Dieng yang
sepanjang jalan menuju Dieng terjadinya degradasi lingkungan berada di ekosistem Dataran Tinggi
sehingga tercium bau yang tidak sering berkaitan dengan adanya Dieng dan kawasan Candi
sedap, termasuk jalan menuju kesenjangan pendapatan, tingkat Gedongsongo yang berada pada
kompleks Candi Arjuna dan Candi pendidikan yang rendah dan eksosistem Gunungapi Ungaran.
Dwarawati. Padahal harapan ketidakseimbangan distribusi Kedua candi tersebut berada di
wisatawan, kawasan Dieng yang kekuatan politik (Terras dan Boyce, kawasan hutan lindung dan saat ini
berada di ketinggian lebih dari 2000 1998 dalam Rustiadi. 2009). Untuk mengalami degradasi lingkungan
meter di atas permukaan laut itu penataan kompleks candi tidak sehingga berpengaruh pada
dengan dikelilingi hutan lindung, dibarengi dengan penataan kelestarian candi. Selain itu akan
dibavangkan memiliki udara sejuk- lingkungan sebagai suatu ekosistem, dibahas cakupan pengertian
dingin ditami:)ah dengan panorama maka sulit untuk mencapai target kawasan konservasi cagar budaya.
KfcMct^rewrAN-
'Dn'KAM OAN KHBUDA^AAN
- k-';s-- VAS!

mengidentifikasi kawasan ddak boleh ada konstruksi baru, kembali dan pemugaran. (Soejono
penghancuran atau modifikasi yang
konservasi sebagai suatu sistem dan 1979 dalam Uka Tjandrasasmita,
alternadf menata kawasan cagar dapat mengubah hubungan- 1995,). Lebih tegas disebutkan oleh
budaya. hubungan keseluruhan dan warna. Samidi dan Ismiyono (1986), dalam
Adapun Restorasi ialah memelihara mempreservasi monument,
II. Cakupan Kawasan dan menunjukkan nilai aestedk dan kegiatan restorasi tak dapat
Konservasi Cagar Budaya historis monumen didasarkan dipisahkan dengan konservasi.
Dalam teori-teori penllaian bahan asli dan dokumen Dengan kata lain restorasi akan
pelestarian dikenal beberapa 5'ang authentik. Dalam berhasil apabila ditunjang oleh
tingkatan mulai dari historic perkembangannya (Burra Charter upaya-upaya konservasi. Restorasi
building/landmarks/monument, ICOMOS Auatralia 1978, Uka sukar dipisahkan dengan koservasi,
histordc sites, historic districts, serta Tjnadrasasmita, 1995, AJpin, 2009) karena restorasi melakukan
historic cities (Sedawan dan Dalien, kegiatan konservasi mencakup penangan aspek strukturaJ, dan
1998). Kegiatan konsen'asi yang proses-proses maintenance, konsen-asi penanganan pada aspek
diartikan pelestarian hingga saat ini preservasition, restoration, pengawetan bangunan.
reconstruction, adaption yang Dari uraian tersebut
masih ditekankan pada renovasi
bangunan, dan benda-benda masing-masing mempunyai definisi. pengertian konservasi di bidang
purbakala, sedangkan kegiatan Konservasi merupakan kegiatan arkeologi terkonsentrasi pada upava
konservasi untuk sebuah kawasan melestarikan nilai penting budaya penanganan benda purbakala dan
cagar budaya belum cukup dengan pada suatu place baik situs, areal, bangunannya,
menjadi porsi
dan hal itu masih
utama dalam menjaga
memugar dan menata halaman dan bangunan atau kelompok
kelestarian benda cagar budaya.
tetapi harus terintegrasi dengan bangunan termasuk iingkungannya.
Meskipun salah satu bagian dalam
pengelolaan lingkungan. Pengerdan Mantenence berarti usaha Charter
perlindungan yang terus menerus International sudah
pengelolaan lingkungan seperti menyebutkan pengertian
disebutkan dalam Undang-Undang terhadap semua bahan yang
digunakan. Preservasi berarti usaha konservasi tidak hanya ditujukan
32 tahun 2009 tentangPerlindungan mempertahankan fabric (semua kepada bendanya tetapi juga
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup terhadap Iingkungannya, namun
bahan fisik yang dipakai) dan place
pasal 1 ayat2 adalah upaya sistemads sekaligus kegiatan konservasi dalam skala
dan terpadu yang dilakukan untuk Adapunusaha menahan kerusakan.
restorasi berarti kawasan belum mendapat perhatian
melestarikan fungsi lingkungan
mengembalikan atau penuh. Padahal dalam buku
hidup dan mencegah terjadinya menggabungkan kembali Petunjuk teknis perlindungan dan
pencemaran dan atau kerusakan komponen-komponen yang ada Pembinaan Peninggalan Sejarah dan
lingkungan hidup yang melipud
perencanaan, pemanfaatan, tanpa ada penambahkan bahan Purbakala (1985) juga sudah
pengendalian, pemeliharaan, baru. Rekonstruksi berarti disebutkan bahwa konservasi
pengawasan, dan penegakan mengembalikan suatu place sedapat mencakup tindakan-tindakan vang
hukum.
mungkin mendekati keadaan diambil untuk memelihara dan
mengawetkan benda-benda
Sejumlah disiplin ilmu awalnya dan tidak boleh dikacaukan peninggalan sejarah dan purbakala
menggunakan istilah konservasi oleh penciptaan kembali ataupun agar terhindar dari kerusakan dan
yang berarti menyelamatkan, rekonstruksi berdasarkan perkiraan. pelapukan lebih lanjut. Selain itu
melindungi, melestarikan, dan Pengertian konservasi sering disebutkan pula bahwa kegiatan
menyimpan. Di bidang arkeologi ditambah dengan pengertian konservasi tidak hanva ditujukan
terdapat perkembangan arti isdlah preservasi yang berarti pengawetan kepada bendanva saja, tetapi juga
konservasi (Uka Tjandrasasmita, dan pemeliharaan yang satu sama terhadap lingkungannva agar
1995) yang antara lain dapat dirunut lain tidak dapat dipisahkan. kondisinya dapat terkendali
Pengawetan dilakukan tanpa
dari piagam International
(International Charter). pemeliharaan terasa sia-sia, begitu sehingga membantu langkah-
International Commission on
pula sebaliknya. Konservasi dan langkah pengawetan.
Monument and site (ICOMOS) preservasi memiliki pengertian yang Pengertian konservasi
dalam bidang ilmu arsitektur
tahun 1964, disebutkan pengertian luas tidak hanva terbatas pada
termasuk preservasi harus pembersihan dan treatment, tetapi menunjukan perkembangan bahwa
mempertahankan keadaan aslin\a, termasuk juga reparasi, pembinaan konservasi pada awalnva herasal dan
konsep preservasi yang bersifat Kegiatan penelitian tentang wadah sumberdaya, maka sistem
statis. Maksudnya, bangunan yang kawasan cagar budaya yang seting dalam suatu ruang
menjadi objek preservasi berdimensi keruangan sudah cukup didefinisikan sebagai kawasan
dipertahankan persis seperti banyak ditulis para akademisi (Haryadi, 1995; Dilahur, 1991). Di
keadaan aslinya. Konsep yang dengan menggunakan teori-teori dalam ruang yang terdiri dari lahan
cenderung statis tersebut kemudian dan konsep dari sejumlah disiplin dan atmosfer terdapat berbagai
berkembang menjadi konsep ilmu yang banyak berkaitan dengan komponen lingkungan hidup
konservasi yang bersifat dinamis, ruang dan waktu. Sebut saja menempati dan melakukan proses.
dengan cakupan yang lebih luas. arsitektur, geografi, geologi, dan Ruang yang merupakan bagian dari
Sasaran kegiatan konservasi tidak ilmu lingkungan. Di bidang alam dapat menimbulkan suatu
hanya pada benda dan bangunan arsitektur berkembang kajian pertentangan jika tidak diatur dan
arkeologis saja tetapi juga konservasi kawasan bersejarah, direncanakan dengan baik dalam
kawasannya. Pada akhirnya Geografi memiliki kajian kawasan penggunaan dan pengembangannya
pengertian konserrvasi menjadi dengan pendekatan spatial, (Ristiadi,2009). Oleh karena adanya
payung dari segenap kegiatan pendekatan ekologikal ataupun dinamika kehidupan yang terus
pelestarian lingkungan binaan pendekatan lingkungan, dan menerus berubah, maka tata ruang
(budaya) yang meliputi preservasi. pendekatan regional kompleks juga selalu bersifat dinamis dari
restorasi, rehabilitasi, rekonstruksi, 1 9 72). Geologi waktu ke waktu.
adaptasi, dan revitalisasi (Eko mengembangkan pula sistem Menjaga agar dinamika
Budiarjo, 1997). Pengertian pembelajaran yang cakupannya ekosistem tetap pada keseimbangan
konservasi juga mengacu mencari hubungan antara budaya itu mutlak dilakukan, karena akan
kesepakatan international yang dan lingkungan geologi ( Keller berpengaruh pada kelestarian
dirumuskan dakam Piagam Burra 2000 dalam Sri Mulyaningsih 2010). kawasan cagar budaya. Dengan
tahun 1981. Dalam piagam tersebut Adap un Ilmu Lingkungan demikian sudah saatnya penelitian
konservasi disefinisikan sebagai mengembangkan perspektif- atau pelatihan konservasi untuk
segenap proses pengelolaan suatu perspektif mengenai peran manusia kawasan cagar budaya digiatkan
tempat (place) agar makna kultural di dalam alam (Tucker,2007; Evans seperti halnya konservasi untuk
terpelihara dengan baik. Place 1 999). Dalam dinamika benda cagar budaya. Artinya
diartikan sebagai suatu tapak (site) keUngkungan hubungan antara kegiatan konservasi untuk kawasan
area, bangunan, dan kelompok manusia dengan alam terus cagar budaya hendaknya menyatu
bangunan. Adapun makna kultural mengalami perubahan baik pola dengan rencana-rencana program
diartikan sebagai sejumlah nilai hublingan, struktur, maupun pengelolaan lingkungan. Untuk
(keindahan, kesejarahan dan prosesnya. Disitulah tercermin melaksanakan kegiatan tersebut
pengetahuan) yang dapat beragam komponen lingkungan langkah yang diperlukan adalah
membangkitkan kenangan orang hidup saling berinteraksi dan saling pengaturan dan penataan
akan suatu tempat. ketergantungan dalam ruang yang lingkungan, dan perlu partisipasi
Akhir-akhir ini beberapa mengitarinya,sehingga antara ruang pelaksana dalam perencanaan
kegiatan konservasi cagar budaya dan komponen lingkungan dokumen dan partisipasi pemikir
yang terintegrasi dengan penataan merupakan suatu kesatuan sistem. dalam pelaksanaan perencanaan.
lingkungan sudah mulai Memahami tata ruang dalam suatu Kegiatan biasanya melibatkan
diperhatikan, misalnya penelitian ekosistem adalah penting untuk instansi terkait misalnya, 4nstansi
pemintakatan kawasan situs Candi menata kawasan khususnya kawasan Kehutanan, instansi Pertanian,
Gedongsongo yang dilakukan akhir cagar budaya yang akan Instansi Balai Pelestarian
tahun 2009. Kegiatan dimulai dikonservasi. Ruang adalah bagian Peninggalan Purbakala, instansi
dengan mengidentifikasi isu dan dari alam yang merupakan wadah terkait Energi dan Sumberdaya
masalah-masalah lingkungan hasil atau tempat yang di dalamnya mineral. Adapun partisipasi pemikir
penelitian para ahli yang terdapat ataupun tidak terdapat,satu vaitu melibatkan sejumlah peneliti
berkompeten di bidangnya, atau lebih zat atau materi dan vang berkompeten di bidangnya.
kemudian masing-masing peneliti mengalami perubahan. Ruang- Para peneliti ini sesuai dengan
memberikan rekomer^dasi yang ruang atau seting-seting yang kompetensinya akan melakukan
akan berguna untuk .rpenyusun mengelompok dalam suatu sistem pengamatan kondisi fisik (iklim,.
master plan. l dan masing-masing ruang menjadi kemiringan lercng, ranah, batuan.
sruktur geologi, tata air), biotis budaya, dan memulihkan kembali dari berbagai komponen/bagian
(keanekaragaman hayati), dan sosial rusaknya cagar budaya adalah suatu yang saling berinteraksi membentuk
budaya di wilayah studi. Data hal yang tidak mudah dilakukan suatu fungsi/ tujuan tertentu.
tersebut penting untuk bahan untuk tidak mengatakan sulit. Untuk Untuk mengenali dinamika
analisis potensi suatu wilayah secara itu pilihannya adalah dilakukannya ekosistem yang terjadi di suatu
utuh. Hasilnya memberi perlindungan kawasan dalam kawasan maka perlu mengenali ciri
rekomendasi land use planning yang bentuk penataan ruang secara dari suatu sistem tersebut (Fuad
mencakup perencanaan terpadu berbasis ekosistem dengan Amzyari, 1995) yaitu: 1) tujuan atau
penggunaan lahan dan tata ruang, prinsip dan semangat konservasi. fungsi (system obyectives) yang
Suatu kompleks percandian Berbasis ekosistem itu penting ingin dicapai oleh suatu sistem yang
yang menyatu dengan kawasan karena ruang merupakan pada umumnya menggambarkan
sumberdaya alam memiliki komponen eksosistem dimana peran atau tujuan sistem tersebut
karakteristik potensi yang beraneka fungsi-fiingsi ekologis dari ruang sebagai suatu kesatuan yang umh.2)
ragam di masing-masing wilayah, mempengaruhi kesinambungan dan batas suatu sistem (system
baik potensi sumberdaya hayati kontinuitas dari suatu sistem boundaries) dapat diartikan dengan
maupun non hayati. Saat ini (Rustiadi,2009). Selanjumya secara menunjukkan batas wilayah atau
berbagai pihak memiliki spesifik diuraikan, tujuan menata batas ekologis yang mengitari
kepentingan untuk memanfaatkan ruang dilakukan sebagai: 1)optimasi ekosistem tersebut. 3) komponen
potensi sumberdaya alam dengan pemanfaatan sumberdaya guna suatu sistem (system component)
sejumlah alasan yang berbeda-beda. terpenuhinya efisiensi dan atau subsistem adalah bagian-bagian
Beragam kepentingan tersebut produktivitas, 2) alat dan wujud pokok dalam sistem yang menjadi
distribusi sumberdaya guna dasar terbentuknya sistem tersebut,
tampak pada pola pemanfaatan
sumberdaya alam yang akhirnya terpenuhinya prinsip pemerataan, yaitu komponen biotis dan
menjadikan kawasan tersebut rawan keberimbangan, dan keadilan. 3) komponen abibiotis. 4) elemen
menjaga k e b e r 1 a n j u t a n sistem ( system element)
terhadap konflik. Bersamaan
dengan itu karena laju pemanfaatan pembangunan,4) menciptakan rasa diasosiasikan dengan bagian sistem
yang berperan strategis yaitu bagian
sangat intensif hingga akhirnya aman,5)kenyamanan ruang. mana dari sistem yang amat perlu
berpotensi mengalami degradasi diperhatikan agar sistem tersebut
lingkungan yaitu suatu kondisi yang III. Kawasan Cagar Budaya berfungsi lancar. 5)pengelola sistem
sebagai ekosistem
tidak memungkinkan sumberdaya (system manager)adalah orang yang
Ekosistem Dataran Tinggi
alam mampu memulihkan mengendalikan dan mengatur
kondisinya secara alami. Dieng(Kompleks Candi Dieng)dan
ekosistem Gunungapi Ungaran mekanisme kerja sustu sistem
Contoh kasus terjadi di
dengan harapan sistem akan
kawasan hutan di dataran tinggi (Kompleks Candi Gedongsongo) bergerak sesuai dengan fungsi dan
Dieng berahh fungsi menjadi lahan merupakan contoh ekosistem yang tujuannya. 6) lingkungan suatu
kentang, gas panas bumi senantiasa berubah dari waktu ke sistem(system environment)adalah
dieksploitasi menjadi energi waktu mengikuti proses interaksi gejala sesuatu yang berada di luar
pembangkit listrik. Demikian pula berbagai kehidupan di dalamnya batas sistem yang amat
halnya di kawasan hutan lindung juga intervensi dari luar. Itulah yang mempengaruhi fungsi atau tujuan
yang ada di sekeUling kompleks disebut dinamika ekosistem, adanya sistem,namun berada di luar kontrol
Candi Gedongsongo di ekosistem sejumlah intervensi manusia dalam pengelola sistem.7) sumberdaya
Gunungapi Ungaran (sisi selatan), kawasan tersebut, maka dapat ekosistem (system resources) yang
telah dibangun sejumlah fasilitas
dibayangkan terjadi proses interaksi
untuk mendukung kegiatan yang amat kompleks dalam dipakai oleh suatu sistem adalah
ekosistem tersebut. Terkait dengan segala sesuatu yang terpakai untuk
pariwisata. Dapat diprediksi menggerakkan aktivitas suatu
pemanfaatan lahan atau hal itu untuk melakukan penataan
suatu kawasan yang akan ekosistem. Secara alamiah
mengeksploitasi sumberdaya alam dikonservasi perlu dikenali cara sumberdaya ekosistem adalah sinar
yang cenderung terus meningkat menganalisis data lapangan, dan matahari sebagai penggerak
dari waktu ke waktu akan
berpengaruh pada fungsi salah satunya adalah dengan berbagai aktivitas kehidupan dalam
lingkungan hidup. Salah satu yang pendekatan sistem. Sistem ekosistem tersebut.

terkena dampaknya adalah cagar didefmisikan sebagai suatu kesatuan Dengan mengidentitikasi
dinamika kawasan konservasi pada fiingsi utama melindungi kelestarian komponen lingkungan lainnya.
suatu ekosistem, misalnya kasus di fiingsi lingkungan yang mencakup Selanjutnya diamati pula perubahan
kawasan Cagar Budaya Dieng dan kawasan suaka alam, kawasan cagar
apa saja yang terjadi di lokasi
kawasan Cagar Budaya budaya dan kawasan rawan bencana penelitian tersebut. Untuk
Gedongsongo, maka diharapkan (Rustiadi,2009). ekosistem Dataran Tinggi Dieng
akan mudah memahami proses Dalam proses penataan perubahan alih fungsi lahan
perubahan yang sedang terjadi dan ruang terdapat filosofi yang harus menyebabkan tingkat erosi sangat
memprediksi kemungkinan yang dipahami yaitu (Rustiadi, 2009); 1) tinggi dan sedimentasi tampak di
akan terjadi. Langkah selanjutnya sebagai bagian dari upaya halaman-halaman sekeliling candi.
yang diperlukan adalah program memenuhi kebutuhan masyarakat Adapun untuk ekosistem
penataan ruang dalam suatu unit untuk melakukan perubahan atau Gunungapi Ungaran (Kompleks
ekosistem berdasarkan satuan lahan. upaya untuk mencegah terjadinya Candi Gedongsongo), tampak ada
Penggunaan pendekatan satuan perubahan yang tidak diinginkan, 2) beberapa lokasi yang rawan
lahan dengan dasar pemikiran menciptakan keseimbangan longsor/gerakan massa tanah dan
bahwa pada lahan tampak adanya pemanfaatan sumberdaya di masa atau batuan yang berada dekat
kompleksitas antar unsur-unsur sekarang dan masa yang akan datang kompleks candi. Selanjutnya
lingkungan. Artinya keberadaan (pembangunan berkelanjutan), 3) pendekatan lingkungan untuk
komponen-komponen sumberdaya disesuaikan dengan kapasitas mengamati pola hubungan antar
dalam suatu ekosistem pemerintah dan masyarakat untuk lapisan sphera yang ada dalam
mencerminkan keterkaitan antara kesatuan ruang, dengan dasar
mengimplementasikan
ruang dan lingkungan, juga perencanaan yang disusun,4) upayapemikiran m a s i ng-m a s i ng
keterkaitan daya dukung dan melakukan perubahan ke arah yang sumberdaya memiliki karakter dan
sumberdaya yang terkandung dalam lebih baik secara terencana, 5) potensi yang berbeda-beda di setiap
ruang. Cakupan pengertian daya sebagai suatu sistem yang meliputi ruangnya.
dukung meliputi dua komponen kegiatan perencanaan,implementasi Untuk memperkuat hasil
yaitu kapasitas penyediaan dan pengendalian pemanfaatan
(supportive capacity) dan kapasitas ruang, 6) dilakukan jika dikendaki anahsis maka dilakukan pengamatan
kenampakan geografis di lokasi
tampung(assmilative capacity). adanya perubahan struktur dan pola penelitian dengan alat bantu
pemanfaatan ruang, artinya tidak ketersediaan peta, foto udara,
IV. Manata Kawasan Konservasi
dilakukan tanpa sebab atau maupun citra satelit. Alat bantu
Cagar Budaya kehendak. tersebut diperlukan untuk
Kegiatan menata kawasan Selain mendasarkan pada mengamati sebaran berbagai
konservasi pada dasarnya menata filosofis tersebut, kegiatan diawali
fenomena di suatu ekosistem yang
ruang terkait dengan upaya dengan pemahaman tentang kemudian dipetakan dalam sejumlah
memanfaatkan ruang-ruang untuk macam-macam komponen
keperluan yang berbeda-beda
peta tematik. Peta tematik yang
lingkungan dan sub komponen pada biasanya disiapkan adalah, peta
sehingga diharapkan kemampuan suatu ekosistem kemudian
satuan batuan, peta tanah, peta
ruang dalam mendukung kegiatan di mengamati interaksi antar
tataair, peta satuan bentuklahan,
dalamnya dapat berkelanjutan. komponen untuk dapat memahami
Dengan kata lain menata ruang mekanisme proses kerja dan lahan, peta kelerengan, peta kesesuaian
peta kemampuan lahan, peta
kawasan konservasi adalah kegiatan dinamika sistem di lokasi penelitian. rawan bencana dan peta sebaran
mengubah pola dan struktur Dalam kegiatan penataan ruang candi. Peta-peta tersebut di
pemanfaatan ruang dalam wujud kawasan dapat dilakukan dengan tumpang susun (overlay) dan
zonasi-zonasi berdasarkan sejumlah pendekatan keruangan, dan menghasilkan peta satuan lahan.
kriteria di antaranya berdasarkan pendekatan lingkungan.Pendekatan Dengan pendekatan satuan lahan
struktur tanah, batuan, topografi,
dan tataair. Selain itu kriteria lainnya keruangan dilakukan dengan tersebut akan tampak ruang-ruang
menganalisis eksistensi ruang yang mencerminkan gejala
adalah kawasan yang berdaya (space) yang berfungsi sebagai keterkaitan antar komponen
dukung rendah atau sensitif harus wadah kegiatan manusia, yaitu sumberdaya. Berdasarkan satuan
digolongkan sebagai kawasan mengamati bagaimanakah pola lahan tersebut dapat diketahui
konservasi (kawasan Undung), yaitu sebaran dari situs cagar budaya dan berbagai ruang yang relatif sama,
kawasan yang ditetapkan dengan bagaimanakah keterkaitan dengan tetapi dari segi lingkungan
mempunyai perbedaan disebabkan konservasi,termasuk kawasan cagar Haryadi, 1995, kemungkinan
oleh sejumlah faktor. Lahan yang budaya didasarkan pada strategi Penerapan Konsep Sisem
memiliki hambatan tinggi yang berorientasi pada pengaturan Seting Dalam
direkomensaikan sebagai kawasan dan penataan lingkungan berbasis Penemukenalsan Penataan
lindung, dan sebaliknya dapat ekosistem dengan asas keterpaduan, Ruang Kawasan, Berkala
dijadikan kawasan budidaya. Hasil kelestarian dan keberlanjutan. Arkeologi th XV.
penelitian berupa identifikasi Artinya diperlukan pengamatan Haryono, Paulus, 2010,
permasalahan lingkungan dan persoalan lingkungan secara Perencanaan Pembangunan
sejumlah rekomendasi yang dipakai lengkap dari beragam disiplin ilmu. Kota dan Perubahan
dasar untuk membuat program- Asas keterpadukan dalam penataan Paradigma, Yogyakarta,
program rinci sesuai dengan ruang kawasan cagar budaya berada Pustaka Pelajar
peruntukannya dalam bentuk pola dalam sebuah pajnang program Keller , Edward A, 2000,
dasar penataan kawasan ekosistem. pengelolaan lingkungan, dan Environmental Geology, 8th
Berdasarkan pola dasar tersebut tentunya terintegrasi dengan ed, Pearson Prentice Hall
disusunlah mintakat(zonasi) arahan berbagai kepentingan yang bersifat Publ.
pemanfaaatan ruang berupa lintas sektor ataupun lintas wdayah. Samidi, Ismiyono, 1986, The
pengaturan penggunaan lahan. Hasil kegiatan penataan ruang Restoration of Monument in
konservasi berbentuk zoning the Site of Banten, The Ford
V. Penutup berdasarkan daya dukung Foundation Project for the
Kegiatan konservasi untuk lingkungan dan kesesuaian lahan. Conservation and

kawasan cagar budaya dalam suatu Dengan demikian akan tercapai Development of site
ekosistem perlu terus digalakan, kualitas ekosistem yang serasi, Museum Of Banten, tidak
karena melestarikan kawasan cagar seimbang, dan selaras, sehingga dipublikasikan.
budaya sama pentingnya dengan kawasan cagar budaya pun akan Sri Mulyani, 2010,Pengantar
melestarikan benda cagar budaya. lestari. lEl Geologi Lingkungan,
Jogyakarta Jalasutra.
Itu artinya ke depan konservasi
hendaknya berorientasi spasial tidak Daftar Pustaka Setiawan an DallenJ.Timothy,1998,
Alpin Graeme, 2002, Heritage The Potential Use of Existing
hanya terfokus pada kegiatan
Identification, Conservation, Urban Management
konservasi untuk benda cagar
budaya. Dasar pemikirannya cagar and Mangement, Oxford Frameworok for Heritagr
Univesit)^ Press. Conservation in Indonesia,
budaya sebagai sumberdaya berada Unpublished paper.
di sebuah ruang dan menyatu Budi Supriyanto, 2009, Manajemen
Tata Ruang, Jakarta, Media Torras,M an JK Boyce, 1998,
dengan sumberdaya lainnya dalam Income, Inequality, and
Brilian.
suatu bentang fisik (physical PoUuyion.
landscape). Beragam sumberdaya Dilahur, 1991, Ruang, Lingkungan
dan Wilayah, Suatu Konsep Tucker, Mery Evelyn, 2007,
dalam ekosistem dimanfaatkan oleh Worldviews and Ecology:
dasar Geografi, Forum
manusia untuk melangsungkan Religion, Philosopphy and
kehidupannya, maka sudah Geografi,no9 th V,him 1-12
Eko Bidiharjo, 1996, tata Ruang Environment, New York :
semestinya kualitas ruang tetap
Perkotaan, Bandung : Orbis Book.
terjaga keseimbangan daya dukung Penerbit Alumni Uka Tjandrasasmita, 1995, Strategi
lingkungannya. Terkait dengan hal Pelestarian Benda cagar
tersebut mengkaji suatu kawasan Rustiadi, 2009, Perencanaan dan
Pengembangan Wilayah, Budaya Hubungannya
hendaknya dipahami adanya Jakarta Yayasan Obor. dengan Arkeologi, Jakarta :
kompleksitas dari komponen- Seminar nasional Metodologi
Evans,John and Terry O'Connor,
komponen lingkungan yang bersifat 1999, Environmantal Riset Arkeologi, tidak
dinamis, berubah secara
Archaeology, Principles and dipublikasikan.
berkesinambungan dari waktu ke Methods, Sutton Publishing
waktu, sehingga salah satu upaya
limited.
mengatur dan mengendalikan Haggett, 1972, Geography A
pemanfaatan sumberdaya adalah Modern Synthesis, New York
dengan penataan ruang.
M e n a t a kawasan •.Harper & Row.

You might also like