Professional Documents
Culture Documents
VP - V. Validasi Pembersihan PDF
VP - V. Validasi Pembersihan PDF
Cleaning Validation
Agatha Budi Susiana Lestari
Validasi Prosedur Pembersihan
Validasi pembersihan adalah tindakan pembuktian
yang didokumentasikan bahwa prosedur pembersihan
yang disetujui akan senantiasa menghasilkan peralatan
bersih yang sesuai untuk pengolahan obat.
Validasi Prosedur Pembersihan
Tujuan:
MEMBUKTIKAN bahwa prosedur yang ditetapkan
untuk membersihkan suatu peralatan pengolahan,
hingga pengemasan primer mampu membersihkan
sisa bahan aktif obat dan deterjen yang digunakan
untuk proses pencucian dan juga dapat mengendalikan
cemaran mikroba pada tingkat yang dapat diterima
Validasi Prosedur Pembersihan
Mengapa harus dilakukan ?
• Satu peralatan digunakan untuk banyak produk
Terjadinya pencemaran silang harus dicegah, apalagi
jika bahan yang digunakan adalah bahan yang
menimbulkan sensitisasi kuat, preparat biologis,
hormon, bahan sitotoksik, dan bahan lain yang
berpotensi tinggi.
Validasi Prosedur Pembersihan
Mengapa harus dilakukan ?
• Kontak permukaan antara bahan dengan alat/mesin
yang semakin luas
• Tuntutan c-GMP/CPOB terkini
Validasi Prosedur Pembersihan
Tidak semua tempat, semua proses, dan semua produk
atau bahan harus dilakukan validasi pembersihan.
Validasi pembersihan biasanya dikerjakan hanya untuk
permukaan alat/mesin yang bersentuhan langsung dengan
zat aktif tertentu. Validasi pembersihan umumnya
diarahkan pada situasi atau tahap proses di mana
kontaminasi atau pemindahan bahan menyebabkan
risiko tertinggi pada mutu bahan aktif obat (BAO).
Validasi Prosedur Pembersihan
Prosedur pembersihan untuk produk dan proses yang
serupa, dapat dipertimbangkan untuk memilih suatu
rentang yang mewakili produk dan proses yang serupa.
Studi validasi tunggal dapat dilakukan menggunakan
pendekatan kondisi terburuk (worst case) dengan
memerhatikan isu kritis.
Validasi Prosedur Pembersihan
Kriteria worst case produk dilakukan dengan kriteria berikut :
1.Bahan aktif obat dalam jumlah yang tinggi
2.Bahan aktif obat yang sulit dibersihkan, misalnya
memiliki kelarutan yang rendah
3.Bahan aktif obat yang memiliki dosis terapi harian yang
rendah
4.Produk-produk yang mengandung bahan yang sangat
toksik (LD50 rendah)
Validasi Prosedur Pembersihan
Setelah membuat kajian worst case, maka dilakukan
penentuan senyawa marker yang akan digunakan
dalam pelaksanaan validasi pembersihan. Dari data
worst case produk, kemudian nilai seluruh kriteria
dikalikan dan dipilih produk/zat aktif mana yang
memiliki angka yang tinggi dari sekian produk itu
dilakukan validasi pembersihan.
Validasi Prosedur Pembersihan
Setelah zat penanda (marker) ditetapkan sesuai tingkat
kelarutan maupun toksisitasnya, maka prosedur
penetapan kadar residu disiapkan dan divalidasi. Dalam
rangka mengevaluasi prosedur pembersihan, dilakukan
penetapan tingkat cemaran bahan aktif obat yang dapat
diterima total cemaran pada peralatan yang dihitung
berdasarkan hasil usap atau bilas yang mewakili seluruh
permukaan alat/mesin.
Metode Pengambilan Sampel
1.Metode usap (swab sampling method)
Residu diperoleh dengan mengapus (swab) langsung pada
permukaan alat/ruangan yang kontak dengan produk. Hasil
swab dianalisis untuk kandungan residu setelah melalui
proses ekstraksi atau untuk kandungan mikro-organisme
setelah melalui kultur mikroba dan inkubasi.
Metode Pengambilan Sampel
1.Metode usap (swab sampling method)
Bahan yang digunakan untuk sampling harus:
• Kompatibel terhadap pelarut & metode analisis yang
digunakan
• Tidak ada sisa-sisa serat yang mengganggu analisis
• Ukuran harus disesuaikan dengan area samplingnya
Metode Pengambilan Sampel
1.Metode usap (swab sampling method)
Pelarut yang digunakan dalam metode usap harus :
• Disesuaikan dengan spesifikasi bahan yang diperiksa
• Tidak mempengaruhi stabilitas bahan yang diuji
• Sebelum dilakukan validasi, harus dilakukan uji
penemuan kembali (recovery test) dengan larutan yang
diketahui kadarnya.
Metode Pengambilan Sampel
1.Metode usap (swab sampling method)
Tata cara :
• Keluarkan batang apus dari tabung bertutup
• Peras cairan berlebih dengan cara menekan batang
apus ke dinding tabung.
• Usapkan batang apus ke area sampling (25 cm2)
dengan swab template, dengan arah sebagai berikut:
Metode Pengambilan Sampel
Metode Pengambilan Sampel
1.Metode usap (swab sampling method)
Tata cara :
• Masukkan batang apus ke dalam tabung, tutup
kembali hingga rapat
• Kirimkan sampel ke laboratorium kimia untuk
diperiksa residu bahan aktif dengan metode yang
sesuai.
Metode Pengambilan Sampel
1.Metode usap (swab sampling method)
Keuntungan :
• Residu yang mengeras dapat dilepas secara fisik
• Lokasi yang sulit dibersihkan dapat dicapai dengan
swab sehingga memungkinkan evaluasi paling
langsung terhadap tingkat kontaminasi
Metode Pengambilan Sampel
1.Metode usap (swab sampling method)
Keterbatasan :
• Adanya variasi hasil yang disebabkan oleh pemilihan lokasi,
tekanan usap yang digunakan dan total permukaan yang di-swab.
• Pelarut swab dapat mempengaruhi residu.
• Proses analisis ekstraksi dapat mempengaruhi/mengurangi
recovery rate.
• Sampel yang terbatas dapat mempengaruhi sensitivitas hasil
analisis
Metode Pengambilan Sampel
2.Metode pembilasan akhir
Umumnya dilakukan untuk alat/mesin yang sulit
dijangkau dengan cara apus (sudut, pipa, lekukan, dll).
Pelarut (bilasan akhir) dapat digunakan pelarut
organik (metanol, alkohol) atau hanya aqua
demineralisata, pelarut kemudian ditampung dan
dianalisis.
Metode Pengambilan Sampel
2.Metode pembilasan akhir
Residu diperoleh dengan mengumpulkan pelarut
pembilas yang telah kontak dengan permukaan alat
dimana produk diproses. Hasil bilas kemudian
dianalisis untuk kandungan residu dan atau kandungan
mikroba.
Metode Pengambilan Sampel
2.Metode pembilasan akhir
Pelarut pembilas harus tidak boleh menyebabkan
penguraian/degradasi residu.
Pelarut pembilas harus kontak dengan permukaan
alat dalam waktu yang cukup agar residu dapat larut
sempurna.
Metode Pengambilan Sampel
2.Metode pembilasan akhir
Tata cara :
• Lakukan pembilasan botol dengan PW (untuk
fasilitas non steril) atau WFI (untuk fasilitas steril)
yang digunakan untuk mencuci alat.
• Ambil PW (untuk fasilitas non steril) atau WFI
(untuk fasilitas steril) secukupnya dari point of use
asalnya, gunakan sebagai blangko.
Metode Pengambilan Sampel
2.Metode pembilasan akhir
Tata cara :
• Setelah mesin atau alat dibersihkan, bilas kembali dengan sejumlah
tertentu PW (untuk fasilitas non steril) atau WFI. Untuk alat-alat
kecil, lakukan perendaman dengan sejumlah tertentu PW (untuk
fasilitas non steril) atau WFI (untuk fasilitas steril). Catat volume
yang digunakan untuk pembilasan atau perendaman, kemudian
tampung sebanyak 250 mL ke dalam botol duran.
• Kirimkan sampel ke laboratorium kimia untuk diperiksa residu
kimianya.
Metode Pengambilan Sampel
2.Metode pembilasan akhir (rinse sampling method)
Kelebihan:
• Pengambilan sampel dimungkinkan terhadap permukaaan
yang luas.
• Keseluruhan lokasi dipermukaan dapat dicapai tanpa
kesulitan sehingga memungkinkan evaluasi dengan tingkat
recovery rate yang tinggi .
• Variasi hasil analisis lebih kecil dibanding dengan cara apus
Metode Pengambilan Sampel
2.Metode pembilasan akhir (rinse sampling
method)
Keterbatasan :
• Tidak cocok untuk peralatan kompleks bermuatan
instrumen atau komponen listrik/elektronik. Misalnya
mesin tablet, FBD, Granulator, mesin pengisi serbuk,
dan lain-lain.
Metode Pengambilan Sampel
3.Metode plasebo
Dilakukan dengan cara pengolahan produk yang
bersangkutan tanpa bahan aktif dengan peralatan
yang sudah dibersihkan kemudian dianalisis.
Tidak disarankan karena tidak reproducible.
Dibutuhkan data informasi sbb :
• Nama mesin/alat
• Besar batch produk I (produk sebelumnya) (kg;L)
• Besar batch produk II (produk selanjutnya) (kg;L)
• Luas area sampling (cm2)
• Luas permukaan mesin/alat (cm2)
• Volume pengenceran (mL)
• Dosis min harian produk I (produk sebelumnya) (mg)
• Dosis max harian produk II (produk selanjutnya) (mg)
Penetapan batas residu kimia
Perhitungan limit dilakukan pada seluruh mesin/alat
berdasarkan produk marker tiap mesin/alat terhadap
seluruh produk yang diproduksi di mesin/alat tersebut
Buat perhitungan nilai maksimum residu kimia yang
diperbolehkan tertinggal (Maximum Allowable
Carryover (MAC)) dalam mesin/alat menggunakan
metode 10 ppm dan 0,1% TDD (Theurapeutic Daily
Dose).
Penetapan batas residu kimia
Perhitungan MAC (metode 10 ppm)
Secara umum, tidak lebih dari 10 mg/kg (= 10 ppm) zat
penanda (marker) yang harus dibersihkan dari produk
sebelumnya.
Penetapan batas residu kimia
Perhitungan MAC (metode dosis terapetik
harian)
Bila dosis perhari dari produk yang dibuat berikutnya
dan produk yang dibuat sebelum pencucian alat
diketahui, maka perhitungan MAC diperhitungkan
sebagai bagian dari Minimum Single Dose (MSD) dari
produk (X) yang akan dihilangkan dalam Maximum
Daily Dose (MDD) dari produk berikutnya (Y):
Penetapan batas residu kimia
Penetapan batas residu kimia
Penetapan batas residu kimia
Spesifikasi batas residu mikrobiologi
Metode swab
Disesuaikan dengan spesifikasi permukaan ruangan
dimana aktivitas swab dilaksanakan