You are on page 1of 4

Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha

tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana atau modal, dengan
kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan
1. Dasar hukumnya dalam Al-
Qur’an adalah
Surat Shad ayat 24 dan An Nisa ayat 12
2. Dalam musyarakah para pihak sama-sama menyediakan modal untuk membiayai usaha
tertentu, baik yang sudah berjalan maupun yang baru akan dilaksanakan.
Semua modal disatukan untuk dijadikan modal proyek musyarakah dan dikelola
bersama-sama. Setiap pemilik modal berhak turut serta dalam menentukan kebijakan
usaha yang dijalankan oleh pelaksana proyek. Selanjutnya salah satu pihak (mitra
usaha) dapat mengembalikan modal yang diterima tersebut berikut bagi hasil yang
telah disepakati secara bertahap atau sekaligus kepada mitra kerjanya.
Pembiayaan musyarakah dapat diberikan dalam bentuk kas, setara kas atau aktiva non
kas, termasuk aktiva tidak berwujud, seperti lisensi dan hak paten. Karena setiap
pihak tidak dapat menjamin modal mitra lainya, maka setiap pihak dapat meminta
mitra lainnya untuk menyediakan jaminan atas kelalaian atau kesalahan yang
disengaja (seperti pelanggaran terhadap akad antara lain : penyalahgunaan dana
pembiayaan, manipulasi biaya dan pendapatan operasianal, pelaksanaan yang tidak
sesuai dengan prinsip syariah, dll).
Jika tidak ada kesepakatan antara pihak yang bersangkutan, kesalahan yang
disengaja harus dibuktikan berdasarkan badan arbitrase atau pengadilan.
Laba musyarakah dibagi di antara para pihak, baik secara proprsional sesuai
besarnya modal yang disetorkan (berupa kasa maupun aktiva lainnya) atau sesuai
nisbah yang disepakti oleh para pihak. Sedangkan rugi dibebankan secara
proporsional sesuai dengan besarnya modal yang disetorkan. Berdasarkan definisi
musyarakah di atas, penulis menyimpulkan bahwa pembiayaan musyarakah adalah
pembiayaan yang diberikan oleh para pihak yang membuka atau mengerjakan suatu
usaha, dan para pihak tersebut juga ikut terlibat dalam pendanaan usaha tersebut
dengan kesepakatan yang telah diputuskan bersama.

B. jenis- jenis Musyarakah


dapat bersifat permanen maupun menurun. Dalam musyarakah permanen, bagian modal
setiap pihak ditentukan sesuai akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad.
Sedangkan dalam musyarakah menurun, bagian modal salah satu pihak (misalkan bank)
akan dialihkan secara bartahap kepada mitra usaha sehingga bagian modal pihak
pertama akan menurun dan pada akhir masa akad pihak kedua akan menjadi pemilik
usaha tersebut
. Dalam perjanjian kemitraan pada pembiayaan musyarakah, ada rukun-rukun yang harus
dipenuhi, yaitu adanya pihak yang berakad, objek akad (proyek atau usaha dan modal
dan kerja) serta
shigat atau ucapan ijab qabul
Menurut syariah, musyarakah dibagi menjadi dua jenis, yaitu musyarakah al-milk
(kepemilikan) dan musyarakah ‘uqud (kontrak)
. Musyarakah kepemilikan tercipta karena suatu kondisi (misal memperoleh warisan
atau kondisi lainnya) yang berakibat pemilikan bersama suatu asset oleh atau dua
orang atau lebih, tanpa membuat perjanjian kemitraan yang resmi. Dalam musyarakah
ini, kepemilikan dua orang atau lebih berbagi dalam sebuah aset nyata dan berbagi
pula dari keuntungan yang dihasilkan aset tersebut.
Sedangkan musyarakah akad tercipta dengan kesepakatan dimana dua orang atau
lebih setuju bahwa tiap orang. mereka memberikan modal musyarakah dan berbagi
keuntungan dan kerugian. Dengan kata lain bahwa para pihak dengan sengaja dan
sukarela membuat suatu perjanjian. Istilah lain dari musyarakah adalah shirkah atau
syirkah. Dalam banyak buku fiqh, syirkah ‘ukud dibagi dalam
beberapa jenis yaitu :

Syirkah al-inan
Adalah kontrak kerja sama antara dua orang atau lebih, di mana setiap pihak
memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja. Kedua
pihak berbagi dalam keuntungan dan kerugian sebagaimana yang disepakati antara
mereka. Akan tetapi, porsi masing-masing pihak, baik dalam dana maupun kerja atau
bagi hasil, tidak harus sama dan identik sesuai dengan kesepakatan mereka.
Mayoritas ulama membolehkan syirkah ini.

Syirkah Mufawadhah
Adalah kerja sama antara dua orang atau lebih, di mana setiap pihak memberikan
suatu porsi dari keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja. Setiap pihak
membagi keuntungan dan kerugian secara sama. Dengan demikian, syarat utama dari
jenis al-musyarakah ini adalah kesamaan dana yang diberikan, kerja, tanggung jawab
dan beban utang dibagi oleh masing-masing pihak.

Syirkah A’maal

Adalah kontrak kerja sama dua orang seprofesi untuk menerima pekerjaan bersama dan
berbagi keuntungan dari pekerjaan itu. Para pihak menyumbangkan keahlian dan
tenaganya tanpa memberikan modal. Misalnya, kerja sama dua orang arsitek untuk
menggarap sebuah proyek, atau kerja sama dua orang penjahit untuk menerima order
pembuatan seragam sebuah kantor. Syirkah ini kadang-kadang disebut
syirkah abdan
.

Syirkah Wujuh
Adalah kontrak antara dua orang atau lebih yang memiliki keahlian dan reputasi yang
baik serta ahli dalam bisnis. Mereka membeli barang secara kredit dari suatu
perusahaan dan menjual barang tersebut secara tunai. Mereka berbagi dalam
keuntungan dan kerugian berdasarkan jaminan kepada penyuplai yang disediakan oleh
tiap mitra. Jenis syirkah ini tidak memerlukan modal karena pembelian secara kredit
berdasarkan pada jaminan tersebut.

C.Karakteristik Musyarakah
Berikut ini adalah penjelasan mengenai karakteristik musyarakah, dalam literatur
pembiayaan (misalkan bank dengan nasabah yang mengajukan pembiayaan), yaitu :

Ketentuan Umum Pembiayaan Musyarakah


Semua modal disatukan untuk dijadikan modal proyek musyarakah dan dikelola
bersama-sama. Setiap pemilik modal berhak turut serta dalam menentukan kebijakan
usaha yang dijalankan oleh pelaksana proyek. Pemilik modal dipercaya untuk
menjalankan proyek musyarakah tidak boleh melakukan tindakan seperti :

Menggabungkan dana proyek dengan harta pribadi -

Menjalankan proyek musyarakah dengan pihak lain tanpa ijin pemilik modal lainnya -

Memberi pinjaman kepada pihak lain.


Setiap pemilik modal dapat mengalihkan penyertaannya atau digantikan oleh pihak
lain. Setiap pemilik modal dianggap mengakhiri kerja sama apabila :
- Menarik diri dari perserikatan
- Meninggal dunia
- Menjadi tidak cakap hukum Biaya yang timbul dalam pelaksanaan proyek dan jangka
waktu proyek harus diketahui bersama.
Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan sedangkan kerugian dibagi sesuai dengan
porsi kontribusi modal. Proyek yang akan dijalankan harus disebutkan dalam akad.
Setelah proyek selesai nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang
telah disepakati untuk bank.

Persyaratan Akad Ijab dan


-Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan tujuan kontrak
- Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak
- Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau dengan menggunakan
cara-cara komunikasi modern.

Pihak-pihak yang berkontrak harus cakap hukum


-Kompeten dalam memberikan atau diberikan kekuasaan perwakilan
-Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan, dan setiap mitra melaksanakan
kerja sebagai wakil
-Setiap mitra memiliki hak untuk mengatur aset musyarakah dalam proses bisnis
normal
-Setiap mitra memberi wewenang kepada mitra yang lain untuk mengelola aset
-Seorang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan atau menginvestasikan dana untuk
kepentingan sendiri

Obyek Akad

-Modal

Modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak atau yang nilainya sama. Modal
dapat terdiri dari asset perdagangan seperti barang-barang, property dan
sebagainya. Jika modal berbentuk asset, harus lebih dulu dinilai dengan uang tunai
dan disepakati oleh para pihak

-Kerja

Partisipasi para pihak dalam pekerjaan merupakan dasar pelaksanaan musyarakah, akan
tetapi kesamaan porsi kerja bukanlah merupakan syarat. Salah satu pihak boleh
melaksanakan kerja lebih banyak dari yang lainnya, dan dalam hal ini boleh menuntut
bagian keuntungan tambahan bagi dirinya. Setiap pihak melaksanakan kerja dalam
musyarakah atas nama pribadi dan wakil dari mitranya. Kedudukan masing-masing dalam
organisasi kerja harus dijelaskan dalam kontrak

-Keuntungan
Keuntungan harus dikuantifikasikan dengan jelas untuk menghindarkan pebedaan dan
sengketa pada waktu alokasi keuntungan atau ketika penghentian musyarakah. Setiap
keuntungan masing-masing pihak harus dibagikan secara proporsional atas dasar
seluruh keuntungan dan tidak ada jumlah yang ditentukan di awal yang ditetapkan
bagi para pihak. melebihi jumlah tertentu, kelebihan atau prosentase itu diberikan
kepadanya. Sistem pembagian keuntungan harus tertuang dengan jelas dalam akad

-Kerugian

Kerugian harus dibagi antara para pihak secara proporsional menurut saham masing-
masing dalam modal. Sedangkan biaya operasional dibebankan pada modal bersama

#Aplikasi dalam Perbankan


a. Pembiayaan proyek
Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek di mana nasabah dan bank
sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut. Setelah proyek itu
selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah
disepakati untuk bank
b. Modal Ventura
Pada lembaga keuangan khusus yang dibolehkan melakukan investasi dalam kepemilikan
perusahaan, musyarakah diterapkan dalam skema modal ventura. Penanaman modal
dilakukan jangka waktu tertentu dan setelah dana tersebut bersama bagi hasil yang
telah disepakati untuk bank

.Persyaratan Pembiayaan
Persyaratan ini harus juga dipenuhi sebagai syarat sahnya kerja sama yang
dilakukan, yaitu : -

Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dan nasabah bertindak sebagai pihak atau mitra usaha
dengan bersama-sama menyediakan dana dan atau barang untuk membiayai suatu kegiatan
usaha tertentu

- Nasabah bertindak sebagai pengelola usaha dan LKS sebagai mitra usaha dapat ikut
serta dalam pengelolaan usaha sesuai dengan tugas dan wewenang yang disepakati

- LKS berdasarkan kesepakatan dengan nasabah dapat menunjuk nasabah untuk mengelola
nasabah.

Musyarakah merupakan pembiayaan dilakukan oleh dua pihak yang bermitra untuk
melakukan suatu usaha, setiap pihak saling menyediakan modal untuk membiayai suatu
usaha tertentu, baik yang sudah berjalan maupun yang akan dijalankan. Selanjutnya
para pihak dapat mengembalikan modal usaha yang diberikan tersebut berikut
penerimaan bagi hasil yang telah disepakati secara bertahap atau sekaligus.
Pembiayaan musyarakah dapat diberikan dalam bentuk kas, setara kas, atau aktiva
non- kas, termasuk aktiva tidak berwujud seperti lisensi dan hak paten. Dalam
mekanisme akuntansi pembiayaan musyarakah terbagi kepada 2 pihak yang dinamakan
sebagai pihak mitra aktif dan pihak mitra pasif, dimana dua pihak ini mempunyai
hak-hak dan kewajiban dalam usaha bersama yang berbeda dan memiliki klasifikasi
dalam setiap laporan akuntansi yang berbeda pula.

You might also like