You are on page 1of 32

MAKALAH

‘’ PELAYANAN KONTRASEPSI
DARURAT’’
Dosen pembingbing :
Risqi utami S.ST.M.Biomed

Di Susun Oleh Kel. 6 :


Rutmaita Panggabean
Nurhayati ritongah
Suryana
Sandra Natalia
Titik yuliati
Melisa
nurhijrah

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BATAM TAHUN AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Ilahi Robbi karena atas Qodrat dan
Irodat–Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas pelayanan KB, walaupun masih
banyak ketidak sempurnaan.
Makalah ini disusun dengan konsep yang menarik dan dibuat berdasarkan sumber dan
fakta yang bisa dipercaya, sehingga makalah bisa kita pergunakan sebagai buku tambahan,
wawasan kita, disusun secara ringkas, praktis dan menarik agar pembaca tidak jenuh dan
lebih mudah menyerap pengetahuan yang dimaksud, terkait tujuannya sebagai penunjang
materi.
Akhirnya atas segala bantuan, bimbingan, pengarahan dan doa yang telah di berikan,
penulis hanya dapat berdoa kepada Allah, semoga hal itu semua menjadi amal shaleh yang
diterima Allah dengan mendapat balasan yang berlipat ganda. Amin.
Selanjutnya penulis berharap semoga laporan yang sederhana ini dapat memenuhi syarat
sebagaimana yang diharapkan.

Batam, Maret 2015

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar......................................................................................................................i
Daftar isi.................................................................................................................................ii

Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang......................................................................................................................1
1.2 rumusan masalah..................................................................................................................1
1.3 tujuan masalah......................................................................................................................2

Bab II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kontrasepsi..........................................................................................................3
2.2 memilih metode kontrasepsi.................................................................................................3
2.3 Macam-macam metode kontrasepsi......................................................................................3
2.4 Metode KB Sederhana Tanpa Alat....................................................................................4
2.5 Macam-macam Metode Sederhana Tanpa Alat.................................................................5

Bab III PENUTUP


A. Kesimpulan..........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berbicara tentang kesehatan reproduksi banyak sekali yang harus dikaji, tidak hanya
tentang organ reproduksi saja ada beberapa aspek , salah satunya adalah kontrasepsi.
Kontrasepsi berasal dari dua kata kontra dan sepsi. Kontra berarti menolak, konsepsi berarti
pertemuan antara sel telaur wanita (ovum) yang sudah matang dengan sel mani pria (sperma)
sehingga terjadi pembuahan dan kehamilan. Dengan demikian kontrasepsi adalah mencegah
bertemunya sel telur yang matang dengan sel sperma pada waktu bersenggama, sehingga
tidak akan terjadi pembuahan dan kehamilan.
Dari 61,4 persen pengguna metode kontrasepsi di Indonesia, sebanyak 31,6 persen
menggunakan suntik. Sedangkan yang memakai pil hanya 13,2 persen, memakai IUD (intra
uterun device) atau spiral 4,8 persen, implant 2,8 persen, dan kondom 1,3 persen, sisanya
vasektomi dan tubektomi. Demikian disampaikan kepala badan koordinasi keluarga
berencana nasional (BKKBN), salah satu kontrasepsi yang popular di Indonesia adalah
kontrasepsi suntik.Kontrasepsi suntik yang digunakan adalah Noretisteron Enantat (NETEN),
depo medrokasi progesteron acetat (DMPA) dan cyclofem. Kontrasepsi ini memiliki
kelebihan dan kekurangan, kelemahan dari kontrasepsi suntik adalah terganggunya pola haid
diantaranya adalah anemorboe, menoragia, dan muncul bercak (spotting). Terlambatnya
kembal kesuburan setelah penghentian pemakaian, pertambahan berat badan 2kg dri berat
badan pada kunjungan pertama.
Terdapat hubungan yang sangat erat antara KB dan Kesehatan, khususnya antara tingkat
fertilitas ibu pada masa subur dengan morbiditas dan mortalitas anak. Penurunan tingkat
fertilitas ibu akan tercapai bila mereka diberi jaminan bahwa anak balitanya dapat hidup
terus. Fertilitas yang tidak terkendali merupakan masalah kesehatan yang sangat mendesak
bagi ibu maupun anak. Sering mengalami kehamilan dan singkatnya masa laktasi yang
dialami ibu .dalam masa reproduksi akan menyebabkan mortalitas dan morbiditas yang
tinggi. Jarak antara persalinan yang terlalu dekat, jumlah anak lebih dari 3 orang, umur ibu
waktu melahirkan <20 tahun atau >30-35 tahun, telah terbukti merupakan penyebab tingginya
mortalitas maupun morbiditas ibu dan anak.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari kontrasepsi?
2. Bagaimankah cara memilih metode kontrasepsi?
3. Apa sajakah macam-macam dari kontrasepsi?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang definisi kontrasepsi.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan cara metode kontrasepsi.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang macam-macam dari metode kontrasepsi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kontrasepsi


Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang bermaksud mencegah atau melawan dan
konsepsi yang bermaksud pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma
(sel pria) yang mengakibatkan kehamilan ( Depkes RI, 1998) Konsepsi juga bermaksud
pembuahan dan fertilisasi adalah terjadinya pertemuan antara sel telur (ovum) istri dengan sel
mani (spermatozoa) suami pada saluran telur (Mochtar, 1998).
Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut (Depkes RI, 1998).
Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi alat atau obat-obatan (Mochtar,
1998)

2.2 Memilih Metode Kontrasepsi


1. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yaitu
a. Aman tidak berbahaya
b. Dapat diandalkan
c. Sederhana, sedapat-daatnya tidak usah dikerjakan oleh seorang dokter
d. Murah
e. Dapat diterima oleh orang banyak
f. Pemakaian jangka lama (continuation rate tinggi)
2. Faktor-faktor dalam memilih metode kontrasepsi
a. Factor pasangan – motivasi dan rehabilitasi
1) Umur
2) Gaya hidup
3) Frekuensi senggama
4) Jumlah keluarga yang diinginkan
5) Pengalaman dengan kontraseptivum yang lalu
6) sikap kewanitaan
7) sikap kepriaan
b. Factor kesehatan – kontraindikasi absolute atau relative
1) Status kesehatan
2) Riwayat haid
3) Pemeriksaan fisik
4) Pemeriksaan panggul
c. Factor metode kontra – penerimaan dan pemakaian berkesinambungan
1) Efektivitas
2) Efek samping minor
3) Kerugian
4) Komplikasi-kompliaksi yang potensial
5) Biaya
3. Pandangan Kontrasepsi
Dalam hal memilih metode kontrasepsi, kita harus dapat memandangnya dari dua sudut,
yaitu pihak calon akseptor dan pihak medis atau petugas KB
1) Pihak Calon Aseptor
Dengan belum tersedianya metode kontrasepsi yang benar-benar 100% sempurna, maka
ada dua hal yang sangat penting yang ingin diketahui oleh pasangan calon akseptor, yaitu:
efektivitas dan keamanan
a) Efektivitas
Petugas KB sering mendapatkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
- Apakah metode ini benar-benar amapuh
- Metode apa yang paling efektif
- Metode apa yang paling efektif untuk saya dll
Karena pernyataan-pernyataan tersebut tidak dapat dijawab secara pasti untuk setiap idividu
wanita, dianggap paling baik untuk menjawabnya dengan dua cara :
1. Angka kegagalan bagi pasangan suami-istri yang memakai metode kontrasepsi secara
konsisten dan benar, kegagalan cara (kegagalan metode)
2. Angka kegagalan bagi pasangan suami-istri dalam kondisi kehidupan sehari-
hari/sebenarnya (use efectifveness), kegagalan pemakai (user failure).
Angka kegagalan kontrasepsi dalam tahun pertama
Metode kontrasepsi Kegagalan per 100 wanita
TEORITIS (%) PRAKTEK (%)
Kontap-Wanita/M O W 0,04 0,1 – 0,5
Kontap-pria/ O P/vasektomi 0,15 0,2 – 0,6
Suntikan 0,25 3–5
Pil oral kombinasi (POK) 0,5 4 – 10
Mini pil 1 5 – 12
IUD 1-3 5–6
Kondom 2 10 – 20
Diafragma (dengan spermisid) 2 19
Spons (sponge) (dengan supermisid) -* 10 – 20
Kap serviks 2 13
Foam, creams, jellies
Vaginal suppositories 3-5 18
Coitus interruptus 16 20 – 40
KB alamiah
(fertility awarenesss methods)
(natural family planning) 2-20 20 – 40
Vaginal douching – 40
Laktasi 15 40 – 50
Tanpa kontrasepsi 90 90

NB : belum ada data yang adekuat


b) Keamanan
Seperti halnya bahwa semua kontrasepsi mempunyai kegagalan maka semua kontrasepsi juga
menimbulkan resiko tertentu pada pemakaiannya, yaitu diantaranya :
- Resiko yang berhubungan dengn metode itu sendiri, misalnya kematian, hospitalisasi,
histerektomi, infeksi dan lain-lain
- Adanya resiko potensial dalam bentuk ketiknymanan (inconvenience), misalnya
sanggama menjadi kurang / tidak menyenangkan, biaya yang tinggi dan lain-lain.
2) Pihak Medis atau Petugas KB
Disamping kedua hal tersebut diatas, untuk pihak medis/ petugas KB masih ada hal-hal lain
yang penting dan perlu dipertimbangkan yaitu :
a) Dalam upaya melindungi kesuburan / fertilitas dari akseptor, harus diingat bahwa:
1. Pil-oral yang mempunyai efek protektif terhadap pelvic inflammatory disease, sehingga
mungkin merupakan kontrasepsi yang ideal untuk wanita yang beberapa tahun ingin aktif
seksual sebelum mengandung / hamil
2. IUD yang menyebabkan resiko pelvic inflammatory disease lebih tinggi (1.5 – 5 X),
merupakan pilihan yang paling tidak menarik untuk seorang wanita yang masih ingin
menginginkan anak dikemudian hari
3. Meskipun sekarang dengan metode bedah mikro, kontap pada pria maupun wanita dapat
dipulihkan kembali haruslah ditekankan bahwa metode kontap ini dianggap sebagai metode
yang permanen
b) Keuntungan non – kontraseptif
Perlu disadari pula oleh petugas KB dan akseptor akan keuntungan – keuntungan non –
kontraseptif dari metode kontrasepsi tertentu, seperti:
1. Efek terapeutik dari pil-oral untuk wanita dengan kista ovarium (polikistik, fungsional)
atau penyakit payudara fibrokistik.
2. Efek protektif dari pil-oral, kondom, dan spermisid terhadap pelvic inflammatory desease
(PID)
c) Kontra – indikasi
Yaitu suatu kondisi medis yang menyebabkan suatu bentuk pengobatan yang seharusnya
disarankan/ dilakukan, tidak dianjurkan atau tidak aman.
Dikenal tiga macam kontra-indikasi:
1. Absolut : jangan memakai
2. Relative kuat : dianjurkan untuk tidak memakai
3. Relatif lainnya : dapat dicoba asal diawasi dengan ketat
d) Tanda – tanda bahaya
Calon akseptor harus diberitahu/diajarkan tanda-tanda bahaya dari metode kontrasepsi yang
sedang dipertimbangkan olehnya, terutama untuk akseptor pil-oral dan IUD.
e) Kerja sama antara suami-isteri
Metode-metode kontrasepsi tertentu tidak dapat dipakai tanpa kerja-sama pihak suami,
misalnya coitus interruptus kondom, spermisid.
Metode fertility Awareness atau metode “kesadaran akan fertilitas” membutuhkan kerja sama
dan saling percaya mempercayai antara pasangan suami-isteri. Dilan pihak , IUD, pil-oral,
suntikan kadang-kadang digunakan oleh pihak istri, tanpa sepengetahuan suami.
Keadaaan yang paling ideal adalah bahwa isteri dan suami harus bersama-sama :
a. Memilih metode kontrasepsi yang terbaik
b. Saling kerja sama dalam pemakaian kontrasepsi
c. Membiayai pengeluaran untuk kontrasepsi
d. Memperhatikan tanda-tanda bahaya pemakaina kontrasepsi

2.3 Macam-Macam Metode Kontrasepsi


2.3.1 Metode Sederhana
1. Tanpa Alat
a. KB Alamiyah
Menentukan periode/masa subur, yang terjadi sekitar waktu ovulasi, umumnya kira-kira 14
hari sebelum haid berikutnya. Menghindari senggama selama kurang lebih 7-18 hari,
termasuk masa subur dari setiap siklus.
b. Macam-macam Metode KB Alamiyah
1. Metode kalender (ogino-knaus)
Menentukan waktu ovulasi dari data haid yang dicatat selama 6-12 bulan terakhir. Tahun
1930 kyusaku origino dijepang dan herman knaus di Australia, yang bekerja sendiri-sendiri,
menemukan bahwa:
Ogino : ovulasi umumnya terjadi pada hari ke -15 sebelum haid berikutnya, tetapi dapat pula
terjadi 12-16 hari sebelum haid yang akan datang.
Knaus : ovulasi selalu terjadi pada hari ke-15 sebelum haid yang akan datang. Problem
terbesar dengan metode kalender adalah bahwa jarang ada wanita yang mempunyai siklus
haid teratur setiap 28 hari.
2. Teknik metode kalender
Seorang wanita menentukan masa suburnya dengan :
a. Mengurangi 18 hari dari siklus haid terpendek, untuk menentukan awal dari masa
suburnya.
b. Mengurangi 11 hari dari siklus haid terpangjang, untuk menentukan akhir dari masa
suburnya.
Kalkulasi masa subur secara tradisional didasarkan pada 3 asumsi :
a. Ovulasi terjadi pada hari ke 14 tambah kurang 2hari sebelum permulaan haid berikutnya.
b. Spermatozoa bertahan hidup 2-3 hari
c. Ovum hidup selama 24 jam.
Diperlukan catatan siklus hari 18 atau lebih.
Hari pertama persangkaan masa subur : siklus terpendek – 18
Asal angka 18 : 14 + 2 + 2

Hari hidup spermatozoa


Hari terakhir persangkaan masa subur : siklus terpanjang -11
Angka asal 11 : 14 – 2 – 1

Hari hidup ovum


Efektivitas metode kalender
Angka kegagalan : 14.4 – 47 kehamilan pada 100 wanita per tahun.
- Metode suhu badan basal (termal)
Peninggian suhu badan basal 0,2 – 0.5 0C pada wktu ovulasi. Peninggian suhu basal mulai 1-
2 hari setelah ovulasi, dan disebabkan olehpeninggian kadar hormone progesterone.
3. Teknik metode suhu basal
a. Umumnya digunakan dengan thermometer khusus dengan kalibrasi yang di perbesar
(basal termometer), meskipun thermometer biasa dapat juga dipakai.
b. Waktu pengukuran harus pada saat yang sama setiap pagi dan setelah tidur nyenyak
sedikitnya 35 jam serta masih dalam keadaan istirahat mutlak.
c. Pengukuran dilakukan secara:
1. Oral (3menit)
2. Rektal (1 menit), ini cara terbaik.
3. Vagina.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu basal:
a. Influenza atau infeksi traktur respiratorius lain.
b. Infeksi atau penyakit-penyakit lain yang meniggikan suhu badan.
c. Inflamasi local lidah, mulut atau daerah anus.
d. Factor-faktor situaional seperti mimpi buruk, Jet Lag, mengganti pop bayi pukul 6 Pagi.
e. Jam tidur ireguler.
f. Pemakai minuman panas atau dingin sebelum pengambilan suhu badan basal.
g. Pemakaian selimut elektris.
h. Kegagalan membaca thermometer dengan tepat atau baik.
4. Metode Lendir Servicks
Perubahan siklis dari lender serviks yang terjadi karena perubahan kadar estrogen. Peranan
Lendir Serviks. Lender serviks yang diatur oleh hormone estrogen dan progesterone ikut
berperan dalam reproduksi. Pada tiap siklus haid di produksi lender serviks oleh sel-sel
serviks, yaitu:
a. Lender type E (estrogenic):
- Diproduksi pada fase akhir pra-ovulasi dan fase ovulasi
- Sifat-sifat
1. Banyak, tips seperti air jernih dan viskositas rendah.
2. Spinnbarkeit (elastisitas) besar. Spinnbarkeit = sampai seberapa jauh lender dapat
diregangkan sebelum putus.
3. Bila dikeringkan terjadi bentuk seperti daun pakis
- Spermatozoa dapat “menembus” lender ini.
b. Lender type G (gastagenik)
- Diproduksi pada fase awal pra ovulasi dan setelah ovulasi.
- Sifat-sifat :
a. Kental
b. Keruh
c. Viskositas tinggi
- Dibuat karena peninggian kadar progesterone
- Spermatozoa tidak dapat menembus lendir ini
Saat haid Jumlah Viskositas Warna Spinbarkeit Feerning

Pasca haid Moderat Kental Berawan, <1 Tidak


kuning
Mendekat Bertambah Agak kental atau putih 1-1,5 Moderat
Campuran
i ovulasi sampai tipis
berawan
Maksimum dan jernih 6-8 Berkembang
Ovulasi
sempurna
Sangat tipis Jernih
Berkurang 4-8
Post dan licin Minimal
ovulasi Campuran atau tidak
(kurang Tipis berawan
lebih 3 dan jernih
Minimal <1-1,5
hari)
tidak
Mendekat Berawan
i haid
Kental

2. Dengan Alat
a. Kondom
Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang dipasang pada penis saat
berhubungan seksual. Cara kerja kondom yaitu untuk menghalangi terjadinya pertemuan
sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma diujung selubung karet yang dipasang
pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah kedalam saluran reproduksi wanita. Selain
itu kondom juga dapat mencegah penularan mikroorganisme contohnya HIV dari satu
pasangan ke pasangan yang lain. Secara ilmiyah didapatkan hanya sedikit angka kegagalan
kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100 wanita per tahun.
o Keuntungan
1. Efektif bila digunakan dengan benar
2. Tidak mengganggu kesehatan pengguna
3. Murah dan dapat dibeli secara umum
o Kerugian
1. Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung
2. Harus selalu tersedia setiap kali mau berhubungan
3. Cara penggunaan selalu mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi

b. Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung terbuat dari karet yang diinsersikan
kedalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup servick.
o Macam-macam diagfragma:
1. Coil-spring diagfragma
a. Pinggir-alas diagfragma mempunyai kawat logam dengan pegas/per spiral yang bundar dan
dilapisi dengan karet.
b. Diaphragma ini terutama berguna untuk wanita dengan: otot-otot yang kuat. Arcus pubis
yang dalam dibelakang os pubis. Tidak ada perubahan posisi uterus. Ukuran dan kontur
vagina normal.
2. Flat-spring diagfragma (Mensinga)
a. Pinggir-alas diagfragma mempunyai lempengan logam yang pipih.
b. Diagfragma ini dapat dipakai oleh wanita dengan:
-otot-otot vagina yang kuat.
-ukuran dan kontur vagina normal.
-arcus pubis yang dangkal di belakang symphysis pubis.
-nulligravida.
-uterus anteflexi.
-serviks yang panjang yang mengarah ke belakang.
3. Arching-spring diagfragma (Findlay)
a. Pinggir-alas diagfragma mempunyai pegas logam rangkap.
b. Diagfragma ini dapat dipergunakan oleh wanita dengan:
-tonus otot-otot vagina yang jelek.
-sistokel/rektokel sedang.
-prolapsus uteri ringan.
-uterus anteflexi atau retroflexi.
-serviks yang panjang yang mengarah ke depan.
Coil-spring dan flat-spring diagfragma “melipat/menekuk” pada satu bidang datar saja,
dan dapat dipasang dengan tangan atau dengan inserter khusus.Arching-spring diagfragma
membentuk lengkung-busur (arc) bila ditekan.
o Cara kerja
Menekan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi dibagian
atas.
o Keuntungan
1. Tidak mengganggu reproduksi ASI
2. Tidak mengganggu kesehatan pengguna
3. Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang 6 jam sebelumnya
o Kerugian
1. Pemasangannya membutuhkan ketrampilan
2. Untuk pemakaian, perlu instruksi dan cara pemasangan oleh tenaga klinik yang terlatih
3. Pada beberapa pengguna menjadi penyebab infeksi saluran uretra.

c. Kap Serviks
Kap serviks adalah suatu alat kontrasepsi yang hanya menutupi serviks saja.
Dibandingkan dengan diagfragma, kap serviks:
a. Lebih dalam/tinggi kubahnya, tetapi diameternya lebih kecil.
b. Umumnya lebih kaku.
c. Menutupi serviks karena hisapan (suction), bukan karena pegas.
Zaman dahulu, kap serviks terbuat dari logam atau plastic, sedangkan sekarang yang
banyak adalah dari karet.
o Macam-macam Kap Serviks :
1. Prentif Cavity-Rim Cap
a. Paling sering dipakai.
b. Tersedia dalam 4 ukuran, dengan diameter-dalam 22,25,28 dan 31 mm.
2. Dumas atau Vault Cap
a. Relative dangkal, berbentuk mangkok dengan pinggir-alas yang tebal dan bagian tengah
yang tipis.
b. Tersedia dalam 5 ukuran dari 50-75 mm.
c. Cocok untuk wanita yang tidak dapat memakai diagfragma oleh karena tonus otot-otot
vagina yang kurang baik atau wanita dengan cervix yang terlalu pendek.
3. Vimule Cap
a. Berbentuk lonceng yang panjang dengan pnggir yang menonjol (flanged) untuk memperkuat
hubungan dengan sekitarnya. Tersedia dalam ukuran 42-55 mm.
b. Cocok untuk wanita dengan:
-tonus otot-otot vagina yang kurang baik.
-Sistokel (cystocele).
-serviks yang lebih panjang dari rata-rata.
o Keuntungan Serviks Cap:
1. Efektif, meskipun tanpa spermisid, tetapi bila dibiarkan di Serviks untuk waktu >24 jam,
pemberian spermisid sebelum bersanggama akan menambah efektivitasnya.
2. Kap Serviks dapat dibiarkan selama seluruh periode inter-menstrual, dan hanya perlu
dikeluarkan pada saat perkiraan datangnya haid (tetapi ini tidak dianjurkan).
3. Tidak terasa oleh suami pada saat sanggama.
4. Dapat dipakai oleh wanita sekalipun ada kelainan anatoms/fungsinal dari vagina misalnya
sistokel, rektokel, prolapses uteri, tonus otot vagina yang kurang baik.
5. Kap serviks hanya menutupi serviks saja, sehingga tidak memerlukan pengukuran-ulang
bilamana terjadi perubahan tonus otot vagina.
6. Jarang terlepas selama sanggama.
o Kerugian Kap Serviks
Pemasangan dan pengeluaran lebih sulit karena letak serviks yang jauh di dalam vagina.
o Efek Samping dan Komplikasi :
1. Hanya ada satu efek samping minor yaitu timbulnya sekret yang sangat berbau bila kap
serviks dibiarkan terlalu lama di dalam vagina.
2. Yang selalu harus dipikirkan adalah kemungkinan :
a. Sindrom Syok Toksik
b. Infeksi traktus urinarius yang berulang-ulang.
c. Bertambahnya abnormalitas serviks sehubungan dengan HPV (Human Papilloma Virus).

d. Cincin Vagina (Vaginal Ring)


Vaginal ring berbeda dengan metode kontrasepsi hormonal berdaya kerja panjang yang
baru karena vaginal ring tidak disuntikkan atau dipasang di bawah kulit tetapi diletakkan di
dalam vagina dan dibiarkan dan dapat dikeluarkan setiap saat. Persamaannya vaginal ring
juga melepaskan hormon dengan perlahan-lahan.
o Jenis-Jenis
1. Vaginal ring Levonorgestrel
a. Dikembangkan oleh WHO, cincin ini melepaskan kira-kira 20 mcg Levonogestrel per hari
dan dapat dibiarkan di dalam vagina selama 3 bulan
b. Cincin ini terdiri dari : inti ring (berisi 6 mg Levonorgestrel bercampur silastic) dan lapisan
luar (hanya berisi silastic)
c. Diameter ring 55,6 mm dengan ketebalan 9,5 mm
d. Mekanisme kerja : mencegah ovulasi; membuat lendir serviks menjadi kental sehingga
mencegah masuknya spermatozoa ke dalam uterus.
e. Efek samping : perdarahan irreguler dan ini merupakan sebb utama dari penghentian
pemakaiannya
f. 8% akseptor mnghentikan pemakaiannya karena timbul leukore, iritasi atau infeksi; dan 4%
berhenti karena ekspulasi (terjadi pada saat jongkok untuk BAB)
2. Vaginal ring Progesterone
a. Vaginal ring yang mengandung hormon alamiah Progesterone dan dibuat khusus untuk ibu-
ibu yang sedang menyusui
b. Vaginal ring ini dapat dibiarkan didalam vagina selama 3 bulan
c. Yang sedang diteliti oleh WHO ada 2 macam vaginal ring, yaitu yang masing-masing
meepaskan 5 atau 10 mg Progesterone per hari
3. Vaginal ring kombinasi Progestin-Estrogen
a. Saat ini sedang diteliti vaginal ring yang melepaskan 400 mcg Norethindrone asetat + 40
mcg Ethinyl estradiol per hari yang dapat menghentikan ovulasi dan sedikit sekali
menyebabkan erdarahan irreguler.
b. Vaginal ring ini direncanakan untuk didiamkan didalam vagina selama 3 minggu, kemudian
dikeluarkan selama 1 minggu untuk menimbulkan perdarhan setiap bulan.
o Keuntungan vaginal ring
Keuntungan besar dari vaginal rig dibandingkan dengan metode kontrasepsi jangka
panjang baru lainnya adalah bahwa akseptor sendiri yang memasukkan serta mengeluarkan
ring-nya dan tidak bergantung kepada orang lain.
o Kerugian vaginal ring
 Wanita harus memegang/memanipulasi sendiri alat genital-nya
 Vaginal ring kurang efektif dibandingkan metode kontrasepsi hormonal lain, kontrasepsi
mantap maupun IUD.

2.3.2 Metode Modern


1) Kontrasepi Hormonal
A. Per-oral/pil KB
Pil KB adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil/tablet didalam trip
yang berisi gabungan hormone estrogen dan hormone progesterone atau yang terdiri dari
hormone progesterone saja.
 Macam-macam pil
1. Pil Oral Kombinasi
Dasar dari pil oral adalah meniru proses-proses alamiah. Pil oral akan menggantikan produksi
normal estrogen dan progesteron oleh ovarium. Pil oral akan menekan hormon ovarium
selama siklus haid normal, sehingga juga menekan releasing-factors di otak dan akhirnya
mencegah ovulasi.
a. Jenis
1. Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang samadenan 7 tablet tanpa hormon.
2. Bifasik : pil yangtersedia dalam kemasana 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin (E/P) dengan dua dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
3. Trifasik : pil yang tersedia dalam 21 kemasan tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin (E/P) dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
b. Cara Kerja
1. Menekan ovulasi
2. Mencegah implantasi
3. Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma
4. Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu pula
c. Manfaat
1. Memiliki efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi), bila digunakan
setiap hari (1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama penggunaan)
2. Resiko terhadap kesehatan sangat kecil
3. Tidak mengganggu hubungan seksual
4. Siklus haid menjadi teratur, banyak darah haid berkurang (mencegah anemia), tidak terjadi
nyeri haid
5. Dapat digunakan jangka panjang selama perempeuan masih ingin menggunakannya untuyk
mencegah kehamilan.
6. Dapat digunakan sejak usia remaja sampai menopause
7. Mudah dihentikan setiap saat
8. Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan
9. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat
10. Membantu mencegah :
 Kehamilan ektopik
 Kanker ovarium
 Kanker endometrium
 Kista ovarium
 Penyakit radang panggul
 Kelainan jinak pada payudara
 Disminore, atau
 Akne
d. Kontraindikasi
1. Mahal dan membosankan karena harus memakai setiap hari
2. Mual, terutama pada 3 bulan pertama
3. Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama
4. Pusing
5. Nyeri payudara
6. Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat badan justru
memiliki dampak positif
7. Berhenti haid (amenorea), jarana pada POK
8. Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi ASI)
9. Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi, dan perubahan suasana hati,
sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seksual berkurang
10. Dpat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga resiko stroke dan gangguan
pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat. Pada perempuan usia >35 tahun dan
merokok perlu hati-hati
11. Tidak mencegah PMS (Penyakit Menular Seksual), HBV, HIV/AIDS
e. Yang Dapat Menggunakan POK
Pada prinsipnya hampir semua Ibu boleh menggunakan POK, seperti:
1. Usia reproduksi
2. Telah memiliki anak atau belum mempunyai anak
3. Gemuk atau kurus
4. Menginginkan metode kontrasepsi yang efektivitasnya tinggi
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
6. Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif, sedangkan semua cara
kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi Ibu tersebut
7. Pasca keguguran
8. Anemia karena haid berlebihan
9. Nyeri haid hebat
10. Siklus haid tidak teratur
11. Riwayat kehamilan ektopik
12. Penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis, atau tumor ovarium jinak
13. Menderita TBC (kecuali yang sedang menggunakan rifampisin)
14. Varises vena
f. Yang Tidak Boleh Menggunakan POK
1. Hamil atau dicurigai hamil
2. Menyusui eksklusif
3. Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya
4. Hepatitis
5. Perokok dengan usia >35 tahun
6. Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah >180/110 mmHg
7. Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis >20 tahun
8. Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara
9. Migrain atau gejala neurologik fokal (epilepsi/riwayat epilepsi)
10. Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari

g. Waktu Mulai Menggunakan POK


1. Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut tidak hamil
2. Hari pertama samapi hari ke 7 siklus haid
3. Boleh menggunakan hari ke 8, tetapi perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain
(kondom) mulai hari ke 8 – 14 atau tidak melakukan hubungan seksual sampai Anda
menghabiskan paket pil tersebut
4. Setelah melahirkan:
 Setelah 6 bulan pemberian ASI eksklusif
 Setelah 3 bulan dan tidak menyusui
 Pasca keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari)
5. Bila berhenti menggunakan kntrasepsi injeksi dan ingin menggantikan dengan POK, pil
dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid
h. Instruksi Kepada Klien
Catatan : Tunjukkan cara mengeluarkan pil dari kemasannya dan pesankan untuk
mengikuti panah yang menunjuk deretan pil berikutnya.
1. Sebaiknya pil diminum setiap hari, lebih baik pada saat yang sama setiap hari
2. Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
3. Sangat dianjurkan penggunaannya pada hari pertama haid
4. Pada paket 28 pil, dianjurkan mulai minum pil plasebo sesuai dengan hari yang ada pada
paket
5. Beberapa paket pil mempunyai 28 pil, yang lain 21 pil. Bila paket 28 pil habis, sebaiknya
anda mulai minum pil dari paket yang baru. Bila paket 21 pil sebaiknya tunggu 1 minggu
baru kemudian mulai minum pil dari paket yang baru
6. Bila muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, ambillah pil yang lain
7. Bila terjadi muntah hebat, atau diare lebih dari 24 jam, maka bila keadaan memungkinkan
dan tidak memperburuk keadaan Anda, pil dapat diteruskan
8. Bila muntah dan diare berlangsung samapai 2 hari atau lebih, cara penggunaan pil mengikuti
cara menggunakan pil lupa
9. Bila lupa minum 1 pil (hari 1-21), segera minum pil setelah ingat boleh minum 2 pil pada
hari yang sama. Tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain. Bila lupa 2 pil atau
lebih (hari 1-21), sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai jadwal yang ditetapkan. Juga
sebaiknya gunakan metode kontrasepsi yang lain atau tidak melakukan hubungan seksual
sampai telah menghabiskan paket pil tersebut
10. Bila tidak haid, perlu segera ke klinik untuk tes kehamilan

2. Kontrasepsi Pil Progestin (Minipil)


Mini-pil bukan menjadi pengganti dari POK , tetapihanya sebagai suplemen yang
digunakan oleh wanita-wanita yang ingin menggunakan kontrasepsi oral tetapi sedang
menyusui atau untuk wanita yang harus menghindari estrogen oleh sebab apapun.
a. Jenis
1. Kemasan dengan isi 35 pil : 300 µg levonorgestrel atau 350 µg noretindron
2. Kemasan dengan isi 28 pil : 75 µg desogestrel
b. Cara Kerja
1. Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis streroid seks di ovarium (tidak begitu kuat)
2. Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit.
3. Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma
4. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu.
c. Manfaat Kontrasepsi
1. Sangat efektif bila digunakan scara benar
2. Tidak mengganggu hubungan seksual
3. Tidak mempengaruhi ASI
4. Kesuburan cepat pulih
5. Nyaman dan mudah digunakan
6. Sedikit efek samping
7. Dapat dihentikan setiap saat
8. Tidak mengandung estrogen
d. Manfaat Nonkontrasepsi
1. Mengurangi nyeri haid
2. Mengurangi jumlah darah haid
3. Menurunkan tingkatanemia
4. Mencegah kanker endometrium
5. Melindungi dari penyakit radang panggul
6. Tidak meningkatkan pembekuan darah
7. Dapat diberikan pada penderita endometriosis
8. Kurang menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala, dan depresi.
9. Dapat mengurangi keluhan PMS (sakit kepala, perut kembung, nyeri payudara, nyeri pada
betis, lekas marah)
10. Sedikit sekali menggangu metabolisme karbohidrat sehingga relatif aman diberikan pada
perempuan pengidap DM yang belum mengalami komplikasi
e. Keterbatasan
1. Hampir 30-60% mengalami gangguan haid (perdarahan sela, spotting, amenorea)
2. Peningkatan/penurunan berat badan
3. Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama
4. Bila lupa 1 pil saja, kegagalan menjadi lebih besar
5. Payudaramenjadi tegang, mual, pusing, dermatitis atau jerawat
6. Resiko kehamilan ektopik cukup tinggi (4-100 kehamilan), tetapi resiko ini lebih rndah jika
dibandingkan dengan perempuan yang tidak menggunakan minipil
7. Efektivitasnya menjadi rendah bila digunakan bersamaan dengan obat TBC atau obat epilepsi
8. Tidak melindungi diri dari infeksi PMS atau HIV/AIDS
9. Hirsutisme, tetapi jarang terjadi
f. Yang Dapat Menggunakan Minipil
1. Usia reproduksi
2. Telah memiliki anak atau yang belum memiliki anak
3. Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat efektf selama periode menyusui
4. Pascapersalinan atau tidak menyusui
5. Pasca keguguran
6. Perokok segala usia
7. Mempunyai tekanan darah tinggi (selama <180/110 mmHg) atau dengan masalah pembekuan
darah
8. Tidak boleh menggunakan estrogen atau lebih senang tidak menggunakan estrogen
g. Yang Tidak Boleh Menggunakan Minipil
1. Hamil atau diduga hamil
2. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
4. Menggunakan obat TBC (rifampisin) atau obat epilepsi (fenitoin dan barbiturat)
5. Kanker payudara atau riwayat kanker payudara
6. Seing lupa menggunakan pil
7. Miom uterus. Progestin memicu pertumbuhan miom uterus
8. Riwayat stroke. Progestin menyebabkan spasme pembuluh darah
h. Waktu Mulai Menggunakan Minipil
1. Mulai hari pertama samapai hari ke 5 siklus haid. Tidak diperlukan pencegahan dengan
kontrasepsi lain.
2. Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan. Bila menggunakannya setelah
hari ke 5 siklus haid, jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan
metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja.
3. Bila klien amenorea, minipil dapat digunakan setiap saat, asal saja diyakini tidak hamil.
Jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi
lain untuk 2 hari saja.
4. Bila menyususi antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan dan tidak haid, minipil dapat
dimulai setiap saat. Bila menyusui eksklusif tidak memerlukan metode kontrasepsi tambahan.
5. Bila lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan klien telah mendapat haid, mnipil dapat
dimulai pada hari 1-5 siklus haid.
6. Minipil dapat diberikan segera pasca keguguran
7. Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin menggantinya
dengan minipil, minipil dapat segera diberikan bila saja kontrasepsi sebelumnya digunakan
dengan benar atau Ibu tersebut sedang tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya
haid berikutnya.
8. Bila kontrasepsi yang sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, minipil diberikan pada jadwal
untikan berikutnya. Tidak diperlukan penggunaan metode kontrasepsi lainnya.
9. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal dan Ibu tersebut ingin
menggantinya dengan minipil, minipil diberikan pada hari 1-5 siklus haid dan tidak
memerlukan metode kontrasepsi lain.
10. Bila kontrasepsi sebelumnya yang digunakan adalah AKDR (termasuk AKDR yang
mengandung hormon) minipil dapat diberikan pada hari 1-5 siklus haid. Dilakukan
pengangkatan AKDR.
i. Instruksi Kepada Klien
1. Minum minipil setiap hari pada saat yang sama
2. Minum pil yang pertama pada hari pertama haid
3. Bila klien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, minumlah pil yang lain atau
gunakan metode kontrasepsi lain bila klien berniat melakukan hubungan seksual pada 48 jam
berikutnya.
4. Bila klien menggunakan pil terlambat lebih dari 3 jam, minumlah pil tersebut begitu klien
ingat. Gunakan metode pelindung selama 48 jam.
5. Bila klien lupa 1 atau 2 pil, minumlah segera pil yang terlupa tersebut sesegera klien ingat
dan gunakan metode pelindung sampai akhir bulan.
6. Walaupun klien belum haid, mulailah paket baru sehari setelah paket terakhir habis.
7. Bila haid klien teratur setiap bulan dan kemudian kehilangan 1 siklus (tidak haid) atau bila
merasa hamil , temui petugas klinik untuk memeriksa uji kehamilan.
B. Injeksi atau suntikan Progestin
Suntik KB ini mencegah lepasnya bsel telut dari indung telur wanita, dan dapat
mengental lender mulut rahim, sehoingga spermatozoa tidak dapat masuk kedalam rahim.
Salah satu tujuan utama dari penelitian kontrasepsi adalah untuk mengembangkan suatu
metode kontrasepsi yang berdaya kerja panjang (lama), yang tidak membeutuhkan pemakaian
setiap hari atau setiap akan bersenggama, tetapi tetap reversible.
1. Jenis
a. Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera) , mengandung 150 mg DMPA, yang
diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntikkan IM
b. Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg Noretindron
Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntikkan IM.
2. Cara Kerja
a. Mencegah ovulasi
b. Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penestrasi sperma
c. Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi
d. Menghambat transportasi gamet oleh tuba
3. Keuntungan
a. Sangat efektif
b. Pencegahn kehamilan jangka panjang
c. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
d. Tidak mengandung estrogen sehinga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan
gangguan pembekuan darah
e. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
f. Sedikit efek samping
g. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
h. Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai perimenopause
i. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
j. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
k. Mencegah beberapa penyakit radang panggul
l. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)
4. Keterbatasan
a. Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
 Siklus haid yang memendek atau memanjang,
 Perdarahan yang banyak atau sedikit,
 Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting),
 Tidak haid sama sekali
b. Klien sangat bergantung pada tempat pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntikan)
c. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya
d. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
e. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan PMS, HBV, HIV/AIDS
f. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
g. Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan/kelainan pada organ
genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat
suntikan)
h. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
i. Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas)
j. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan
libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nevorsitas, akne

5. Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin


a. Usia reproduksi
b. Nulipara dan yang telah memiliki anak
c. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efectivitas tinggi
d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
e. Estela melahirkan dan tidak menyusui
f. Estela abortus atau keguguran
g. Telah banyak anak, tetapi belem menghendaki tubektomi
h. Perokok
i. Tekanan darah 180/110 mmHg dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia
bulan sabit
j. Menggunakan obat epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat TBC (rifampisin)
k. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen
l. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
m. Anemia defisiensi besi
n. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan POK
6. Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
a. Hamil atau dicurigai hamil (resiko cacat janin 7 per 100.000 kelahiran)
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea
d. Mendeita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
e. DM disertai komplikasi
7. Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
a. Setiap saat selama siklus haid, asal Ibu tersebut tidak hamil
b. Mulai hari pertama samapai hari ke 7 siklus haid
c. Pada Ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja Ibu
tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual
d. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi
suntikan. Bila Ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar, dan
Ibu tersebut tidak hamil suntikan pertama dapat segera diberikan. Tidak perlu menunggu
sampai haid berikutnya datang.
e. Bila Ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis ain dan ingin menggantinya dengan
jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai
pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya
f. Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin menggantinya dengan
kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat
segera diberikan, asal saja Ibu tersebut tidak hamil dan pemberiannya tidak perlu menunggu
haid berikutnya datang. Bila Ibu disuntik setelah hari ke 7 haid, Ibu tersebut selama 7 hari
setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual
g. Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan pertama dapat
diberikan pada hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid atau dapat diberikan setiap saat
setelah hari ke 7 siklus haid asal saja ibu tersebut yakin tidak hamil
h. Ibu tidak haid atau Ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama dapat diberikan
setiap saat, asal saja Ibu tersebut tidak hamil dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh
melakukan hubungan seksual
8. Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntikan
a. Kontrasepsi suntikan DMPA diberian setiap 3 bulan dengan cara disuntikan IM. Apabila
suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak
bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari. Pemberian kontrasepsi suntikan
Noristerat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu. Mulai dengan injeksi ke 5
diberikan setiap 12 minggu
b. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi oleh etil/isopropil
alkohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik. Setelah kulit kering baru disuntik.
c. Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara. Kontrasepsi
suntik tidak perlu didinginkan. Bila terdapat endapan putih pada dasar ampul, upayakan
menghilangkannya dengan menghangatkannya.

C. Kontrasepsi Implan
1. Jenis
a. Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm dengan
diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
b. Implanon. Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm dan diameter 2
mm yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
c. Jadena dan Indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel
dengan lama kerja 3 tahun.
2. Cara Kerja
a. Lendir serviks menjadi kental
b. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
c. Mengurangi transportasi sperma
d. Menekan ovulasi
3. Keuntungan Kontrasepsi
a. Daya guna tinggi
b. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
c. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
e. Bebas dari pengaruh estrogen
f. Tidak mengganggu kegiatan senggama
g. Tidak mengganggu ASI
h. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
4. Keuntungan Nonkontrasepsi
a. Mengurangi nyeri haid
b. Mengurangi jumlah darah haid
c. Mengurangi/memperbaiki anemia
d. Melindungi terjadinya kanker emdometrium
e. Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara
f. Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul
5. Keterbatasan
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola hidup beupa perdarahan
bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea.
Timbulny keluhan-keluhan, seperti :
a. Nyeri kepala
b. Peningkatan/penurunan berat badan
c. Nyeri payudara
d. Perasaan mual
e. Pening/pusing kepala
f. Perubahan perasaan atau kegelisahan (nervousness)
g. Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
h. Tidak memberikan efek protektif terhadap PMS ataup HIV/AIDS
i. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan,
akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan
j. Efektivitasnya menurun jika menggunakan obat-obat TBC (rifampisin) dan obat epilepsi
(fenitoin dan barbiturat)
k. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun)

6. Yang Dapat Menggunakan Implan


a. Usia reproduksi
b. Telah memiliki anak ataupun yang belum
c. Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektivitas tinggi dan menghendaki pencegahan
kehamilan jangka panjang
d. Pasca persalinan dan tidak menyusui
e. Pasca keguguran
f. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi
g. Riwayat kehamilan ektopik
h. Tekanan darah <180/110 mmHg dengan masalah pembekuan darah atau anemia bulan sabit
(sickle cell)
i. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
j. Sering lupa menggunakan pil
7. Yang Tidak Boleh Menggunakan Implan
a. Hamil atau diduga hamil
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c. Kanker payudara atau riwayat kanker payudara
d. Tidak dapt menerima perubahan pola haid yang terjadi
e. Miom uterus
f. Gangguan toleransi gula darah
8. Waktu Mulai Menggunakan Implan
a. Setiap saat siklus haid hari ke 2 sampai hari ke 7. tidak perlu metode kontrasepsi tambahan
b. Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan. Bila diinsersi
setelah hari ke 7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan seksual atau menggunakan
metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
c. Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakaukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi
kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk
7 hari saja.
d. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, insersi dapat dilakukan
setiap saat. Bila menyusui penuh, klien tidak perlu memakai metode kontrasepsi lain.
e. Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat dilakukan
setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau mnggunakan
metode kontrasespsi lain untuk 7 hari saja.
f. Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan implan,
insersi dapat dilakukan setiap saat asal saja diyakini klien tesebut tidak hamil atau klien
menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan benar.
g. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, implan dapat diberikan pada saat
jadwal kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain.
h. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal (kecuali AKDR) dan klien
ingin menggantinya dengan implan dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien tidak
hamil.
i. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan implan,
implan dapat diinsersikan pada saat haid hari ke 7 dan klien jangan melakukan hubungan
seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR
segera dicabut.
j. Pasca keguguran implan dapat segera diinsersikan.
9. Instruksi Kepada Klien
a. Daerah insersi harus tetap dibiarkan kering dan bersih selama 48 jam pertama. Hal ini
bertujuan untuk mencegah infeksi pada luka insisi.
b. Perlu dijelaskan bahwa mungkin terjadi sedikit perih, pembengkakan atau lebam pada daerah
insisi. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan.
c. Pekerjaan rutin harian tetap dikerjakan. Namun, hindari benturan, gesekan atau penekanan
pada daerah insersi
d. Balutan penekan jangan dibuka selama 48 jam, sedangakan plester dipertahankan hinggga
luka sembuh (biasanya 5 hari)
e. Setelah luka sembuh, daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci dengan tekanan yang wajar
f. Bila ditemukan adanya tanda-tanda inflamasi seperti demam, peradangan atau bila rasa sakit
menetap selama beberapa hari segera kembali ke klinik.

D. Intra Uterine Devices (IUD, AKDR)


IUD atau AKDR adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang
bentuknya bermacam-macam. Menurut bentuknya IUD dibagi menjadi :
1. Bentuk terbuka (open device), misalnya lippers loop, CU-T, CU-7, marguies, spring cooil,
multiload, Nova-T, dan lainnya.
2. Bentuk tertutup (close device), misalnya ota ring, antigon, grafenberg ring, hall – stone ring,
dan lain-lain. Pada bentuk tertutup bila terjadi dislokasi kedalaman rongga perut maka harus
dikeluarkan, karena dapat menyebabkan masuknya usus ke dalam lubang atau cincin, dan
kemudian terjadilah ileus
o Efektivitas
Efektivitas IUD sangat tinggi untuk mencegah dalam jangka waktu yang lam. Angka
kehamilan IUD berkisar antara 1,5-3 per 100 wanita pada tahun pertama dan angka ini
menjadi lebih rendah untuk tahun berikutnya.
o Keuntungan
a. Meningkatkan kenyaman hubungan suami isteri karena rasa aman terhadap resiko kehamilan
b. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau keguguran
c. Kesuburan cepat kembali setelah IUD dicabut / dubuka.
d. Cocok untuk mencegah kehamilan atau menjarangkan kehamilan dalam jangka panjang
e. Tidak mengganggu hubungan pasutri
f. Tidak terpengaruh factor lupa dari pemakai
g. Tidak ada efek samping hormonal
h. Tidak mengganggu laktasi
i. Tidak berinteraksi dengan obat-obatan
o Kontra indikasi
a. Wanita yang mempunyai infeksi pelvis
b. Wanita yang mempunyai penyaskit hubungan seksual (PHS, AIDS, gonore, klamidia) atau
selama 3 bulan terakhir
c. Wanita dengan banyak partner
d. Wanita dengan kanker mulut rahim atau kanker alat reproduksi lainnya (ovarium,
endometrium)
e. Wanita dengan penyakit trofoblast (mola, kariokasinoma) atau TBC kandungan
o Efek samping
a. Dapat menyebabkan infeksi panggul apabila pemasangan tidak tepat
b. Dapat terjadi rasa sakit seperti kram perut setelah pemasangan

2) Kontrasepsi Mantap (kontap)


Kontap adalah suatu kontrasepsi dengan tindakan pembedahan pada saluran telur
wanita atau saluran mani yang mengakibatkan orang atau pasutri yang bersangkutan tidak
akan memperoleh keturunan lagi.
a. MOW (Metode OperasiWanita/Tubektomi)
o Efektifitas
a. Sangat efektif, angka kegagalan sedikit lebih rendah
b. Segera efektif post – operatif

o Keuntungan
Vasektomi tuba akan menghadapi dan mencapai klimakterium dalam suasana alami
o Kontra indikasi
a. Peradangan dalam rongga panggul
b. Peradangan liang senggama akut (vaginitas-servisitis akut)
c. Penyakit kardiovaskuler berat, penyakit paru berat, atau penyakit paru lain yang tidak
memungkinkan akseptor berada dalam posisi genupektorial
o Efek samping
a. Resiko trauma internal sedikit lebih tinggi
b. Kemungkinan infeksi serius sedikit libih tinggi
c. Sedikit sekali kematian yang berhubungan dengan anestesi
o Kerugian
a. Harus mempertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan
kembali), kecuali dengan operasi rekanalisasi
b. Akseptor dapat menyesal kemudian
c. Rasa sakit atau ketidaknyamanan dalam jangka pendek

b. MOP (Metode Operasi pria/Vasektomi)


o Efektifitas
a. Sangat efektif, tetaqpi angka kejadian rekanalisasi spontan dan kehamilan sedeikit lebih
tinggi
b. Efektif 6 – 10 minggu setelah operasi
o Keuntungan
a. Teknik operasi kecil yang sederhana dapat dikerjakan kapan saja dan dimana saja\
b. Komplikasi yang dijumpai sedikit dan ringan
c. Hasil yang diperoleh efektif hamper 100%
d. Biaya murah terjangkau oleh masyarakat
e. Bila pasutri oleh karena sesuatu sebab, inin mendapatkan keturunan lagi, kedua ujung vas
deferens dapat disambung kembali.
o Efek samping
a. Hampir tidak ada resiko trauma internal
b. Infeksi serius sangat rendah
c. Tidak ada kematian yang berhubungan dengan anestesi
o Kerugian
a. Diperlukan suatu tindakan operatif
b. Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti pendarahn atau infeksi
c. Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin mempunyai keturunan lagi

2.4 Karakteristik Akseptor KB


Meliputi umur ibu, pendidikan dan pendapatan. Faktor yang secara langsung atau internal
mempengaruhi keikutsertaan keluarga berencana antara lain sebagai berikut:
1. Umur
Keluarga berencana adalah masa penundaan. Kehamilan bagi pasangan usia subur dengan
istri dibawah umur 20 tahun, dianjurkan yuntuk menunda kehamilannya, masa mengatur
kehamilan bagi pasangan usia subur, dengan istri usia diatas 30 tahun. Mengingat bahwa
faktor umur memang peranan penting terhadap derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu, maka
sebaiknya merencanakan kehamilan pada usia antara 20-30 tahun (Sitorus, 1999).
2. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses belajar, dalam hal ini berarti terjadi proses perkembangan
atau perubahan kea rah yang lebih tahu dan lebih baik pada diri individu. Pada kelompok
masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu
mengatasi masalah sendiri masalah-masalah kesehatan menjadi mampu (Purwanto, 1999),
pendidikan ibu dalam hal ini adalah latar belakang pendidikan ibu.

3. Pendapatan
Dalam banyak masyarakat seorang pekerja, apapun jenis kelaminnya, menerima upah
yang sama. Namun di berbagai masyarakat lain pekerjaan laki-laki memperoleh upah lebih
tinggi daripada upah pekerja perempuan walaupun pekerjaan yang dilakukan sama. Jika
dibandingkan antara besarnya pendapatan tiap keluarga dengan besarnya pengeluaran, kita
akan memperoleh kenyataan bahwa banyak yang belum dapat memenuhi kebutuhan sehingga
memilih keluarga kecil. Keinginan untuk memilih keluarga kecil dapat dilakukan dengan
keinginan untuk ber-KB (Desiyana, 2004).

2.5 Keteraturan Penggunaan KB


Keteraturan adalah sebuah konsep ilahiah menjadi tuntunan mannusia hidup. Menurut
Budioro (1998), keteraturan merupakan proses penerimaan seseorang terhadap respon
tindakan atau perbuatan, dimana proses ini didasari oleh pengetahuan, kesdaran dan sikap
yang positif yang mempunyai dampak pada prilaku yang bersifat langgeng (long lasting).
Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak
berlangsung lama. Misalnya ibu peserta KB akan selalu teratur untuk ber-KB tiap bulannya.
Nilai-nilai keteraturan menjadi parameter sebagai ukuran baik atau buruk, kadang sebagai
ukuran benar atau salah. Kepribadian manusia yang lebih dekat dengan keteraturan menjadi
cap pribadi yang baik, meski kadang terlepas dari ukuran benar atau salah.
Faktor yang mempengaruhi keteraturan dalam ber-KB, konsep umum yang digunakan
untuk mendiagnosa keteraturan atau perilaku adalah konsep dari Lawrence Green (1980).
Yang dikutip oleh Notoatmodjo (2000) Lawrence Green menyatakan bahwa perilaku
dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu :
1. Faktor-faktor predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai-nilai
dan sebagainya.
2. Faktor-faktor pendukung, yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidaknya
fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat
kontrasepsi, dan sebagainya.
3. Faktor-faktor pendorong, yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau
petugas yang lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Seorang ibu yang tidak mau ikut ber-KB, mungkin ia tidak ada minat dan niat terhadap
ber-KB (behavior intention) atau barangkali juga karena tidak ada dukungan dari masyarakat
sekitarnya (social support). Mungkin juga karena kurang atau tidak memperoleh informasi
yang kuat tentang KB (accessibility of information) atau mungkin ia tidak mempunyai
kebebasan untuk menentukan, misalnya harus tunduk kepada suaminya, mertuanya atau
orang lain yang ia segan (personal autonomy). Faktor lain yang mungkin menyebabkan ibu
ini tidak ikut KB adalah karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan, misalnya
alasan kesehatan (action situation).

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut (Depkes RI, 1998).
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yaitu :
1. Aman tidak berbahaya
2. Dapat diandalkan
3. Sederhana, sedapat-daatnya tidak usah dikerjakan oleh seorang dokter
4. Murah
5. Dapat diterima oleh orang banyak
6. Pemakaian jangka lama (continuation rate tinggi)
Ada berbagai macam alat kontrasepsi yang bisa digunakan untuk ibu yang ingin ber-KB,
seperti : Kontap-Wanita/M O W, Kontap-pria/ O P/vasektomi, Suntikan, Pil oral kombinasi
(POK), Mini pil, I U D, Kondom, Diafragma (dengan spermisid), Spons (sponge) (dengan
supermisid), Kap serviks, KB alamiah, dan sebagainya.

3.2 Saran
Keadaaan yang paling ideal adalah bahwa isteri dan suami harus bersama-sama ke
pelayanan kesehatan untuk :
1. Memilih metode kontrasepsi yang terbaik
2. Saling kerja sama dalam pemakaian kontrasepsi
3. Membiayai pengeluaran untuk kontrasepsi
4. Memperhatikan tanda-tanda bahaya pemakaina kontrasepsi

DAFTAR PUSTAKA

Hartanto, Hanafi. 2010. keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan
Saifuddin, Abdul Bari, dkk.2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

You might also like