You are on page 1of 4

Boleh dikerjakan dengan berdiri, duduk maupun berbaring :

MAJLIS TAFSIR AL-QUR’AN


Dari 'Imron bin Hushain, Nabi SAW bersabda :
(MTA) PUSAT
http://www.mta-online.com e-mail : humas_mta@yahoo.com Fax : 0271 661556
Jl. Serayu no. 12, Semanggi 06/15, Pasarkliwon, Solo, Kode Pos 57117, Telp. 0271 643288 5M%*"    Y
 9
 3 T #& Z  [ 2#J
 - \ 5IKL
 &"   P & ZB[ 2#J
 " 
Ahad, 26 Oktober 2008/26 Syawwal 1429 Brosur No. : 1434/1474/IF
^_ :] UG* .  %*"    Y  9 3 T #& ZB3 2#J
  - \
SHALAT SUNNAH (1)
Jika (orang) shalat dengan berdiri, itu adalah yang paling baik/sempurna
Dalil adanya shalat sunnah dan barangsiapa yang shalat dengan duduk, maka baginya setengah dari
pahala yang berdiri, dan barangsiapa shalat dengan tiduran maka baginya
                       !
 #" $   setengah dari pahala yang duduk". [HSR. Bukhari juz 2, hal. 40]
Keterangan :
 - .) # / 0   & 1 - 23 4  5     , : %& '  (") * Shalat-shalat yang dimaksud dalam hadits ini adalah Shalat Sunnah, bukan
shalat wajib,karena shalat wajib tidak boleh dikerjakan dengan duduk atau

FG* .:;<
 = ) > ? "  @  A
 B C  "D   #9
) * : %& 678 9)* berbaring/tiduran kecuali ada sebab/’udzur yang dibenarkan oleh agama.
Sabda Nabi SAW :

.`
O 2#a & b > Sc
 ? M * " d& Z  %& b > Sc
 ? M * " d& ZB[ Ke J

Dari Thalhah bin ‘Ubaidillah, bahwasanya ada seorang Arab gunung yang
rambutnya acak-acakan datang kepada Rasulullah SAW, lalu berkata, “Ya f
Rasulullah, beritahukanlah kepadaku, shalat apa yang difardlukan oleh
Allah kepadaku ?”. Jawab Rasulullah SAW, “Shalat lima waktu, kecuali ^V :] UG*
kalau engkau mau shalat sunnah”. [HSR. Bukhari juz 2, hal. 225]
Shalatlah dengan berdiri, jika tidak dapat maka shalatlah dengan duduk dan
Keterangan : kalau tidak dapat, maka shalatlah dengan berbaring. [HR. Bukhari juz 2, hal.
Selain shalat yang lima waktu [Shubuh, Dhuhur, 'Ashar, Maghrib dan 41]
'Isyak], adalah shalat sunnah/tathawwu'. Shalat-shalat sunnah menurut tuntunan Rasulullah SAW
Sebaiknya dikerjakan di rumah A. Shalat sunnah rawatib yang muakkadah
Nabi SAW bersabda : Shalat sunnah rowatib ialah shalat sunnah yang dikerjakan sebelum
(qobliyah) atau sesudah (ba'diyah) shalat lima waktu.
2&   H " 7I 8
J 7 8
9) * K L
 &"   & 5MNI ?  2& '
 )O* PQ,  #R9 & Sedang yang dimaksud Muakkadah ialah yang sangat ditekankan atau
dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
VWX :V UG* .  SN " H " @  T S Shalat-shalat tersebut adalah :
1. Dua atau empat raka’at sebelum shalat Dhuhur
Shalatlah wahai manusia di rumah-rumah kalian, karena sebaik-baik shalat 2. Dua raka’at sesudah shalat Dhuhur
itu ialah shalat seseorang di rumahnya, kecuali shalat fardlu. [HSR. Bukhari 3. Dua raka’at sesudah shalat Maghrib
juz 1, hal. 178]
2
r__ :V M#c- .
 Sl l 4  Sa g"  @ 
4. Dua raka’at sesudah shalat 'Isya
5. Dua raka’at sebelum shalat Shubuh.
Dalil-dalil Pelaksanaannya : Dari Hafshah, ia berkata, “Adalah Rasulullah SAW apabila terbit Fajar,
beliau tidak shalat melainkan dua raka’at yang ringan”. [HR Muslim juz 1,
5fDag   h .i O)*  - j  k" l m : [ 0  B      hal. 500]
Keutamaan shalat sunnah rawatib dan shalat sunnah fajar
2& n   o H "  a   Sa g"  \ p a   Sa g"  \  P kR * K [  Sa "g
    j  a B  :j  *[ P3) .i O)* u  \ v  m wi I  
.q
 Q9* 7 8 J  K [  Sa g"  \ T S 2&  ha *"  a   Sa g"  \ T S
: ag"  7  h . SO wf  , K gI   2e#9  , Mf #c
 - f   - - :I  %I ,
r^ :] UG*
Dari Ibnu Umar RA, ia berkata, “Saya hafal (ingat dengan betul) dari Nabi
j
y  T * . O @  \   O)z
 " 2& ZS T * / .O @  f L  , &  x ZQ > ?
r_{ :V M#c- . O)z  " 2&
SAW sepuluh raka’at shalat sunnah; dua raka’at sebelum shalat Dhuhur
dan dua raka’at sesudahnya, dan dua raka’at sesudah Maghrib di rumah
beliau dan dua raka’at sesudah 'Isya di rumah pula dan juga dua raka’at
sebelum shalat Shubuh’”. [HSR. Bukhari juz 2, hal. 54] Dari Ummu Habibah istri Nabi SAW, ia berkata : Saya mendengar
Rasulullah SAW bersabda, “Tiada orang Muslim yang setiap hari shalat

\  PkR * K [ Za  =


  , @  g .) O)*   0  h     Sunnah dua belas raka’at karena Allah, melainkan Allah akan membuatkan
baginya rumah di surga atau dibuatkan rumah baginya di surga”. [HR.
Muslim juz 1, hal. 503]
r^ :] UG* .7  o *" K
 [  Sa g" 
Dari 'Aisyah RA bahwa Nabi SAW tidak meninggalkan empat raka’at
- \ 3Q *  - y 4  t
 l *" Sa g"  : [ .i O)*    h
   
r_V :V M#c- .P&
sebelum shalat Dhuhur dan dua raka’at sebelum Shubuh. [HSR. Bukhari
juz 2, hal. 54]

K &  O)*  - sf < 2# .Q O)*  NI , M * :j  *[ 0  h     Dari Aisyah RA dari Nabi SAW beliau bersabda, “Dua raka’at Fajar itu lebih
baik dari pada dunia seisinya”. [HR. Muslim juz 1, hal. 501]

r] :] UG* . t  l *" . Sa g"  2# T O- Z p a? ) <  Dan masih banyak lagi hadits-hadits dan riwayat-riwayat lain yang
semakna.
Dari ‘Aisyah RA, ia berkata, “Tidak ada Nabi SAW memperhatikan shalat- B. Shalat sunnah rawatib yang tidak muakkadah
shalat Sunnah lebih dari pada dua raka’at Fajar”. [HSR. Bukhari juz 2, hal. 1. Dua raka’at sebelum shalat Maghrib :
52]

2e#9, @  t
 l *" b #$ 1   I     g :j
 *[  9
 l" m   .n
  oH " 7 8
J K [  #RJ
 : [ .i O)*   .i 3| HI "     
3 4
UG* .: O)
 '
 )O* p} G
 S), "  : p  g 5< B *  ~*~* 2&  [
Keterangan :
Shalat sunnah sesudah Dhuhur (Ba'diyah Dhuhur) itu empat raka’at, dua
raka’at Muakkadah dan dua raka’at yang lain tidak Muakkadah.
Dari Abdullah (bin Mughoffal) Al Muzaniy, dari Nabi SAW, beliau bersabda,
“Shalatlah Qabliyah Maghrib”. Dan beliau bersabda yang ketiga kalinya, 3. Shalat sunnah sebelum ‘Ashar

.
 Sa g"   9
 a *" K [ 2e#9
 ,  g .) O)*   w 8
c) * T # .i #  
“Bagi siapa yang mau”. Karena beliau tidak suka orang menjadikannya
suatu keharusan. [HSR. Bukhari juz 2, hal. 54]
Anas bin Malik berkata :
ƒ\ ƒ 
K [ A
 B h
)* n  \  xI  a   Sa g"  .i O)*  P  2# 2e#9  3 )OgI \ Dari ‘Ali AS, bahwasanya dahulu Nabi SAW shalat dua raka’at sebelum
shalat ‘Ashar. [HR. Abu Dawud juz 2, hal. 23, no. 1272]
 g : [ 6Bp 8
J   I     g .T * j #" %I & .n
  o H " 7 8
J
2#J (: - / M m  :
 I     [ : [ 0  B     
rW{ :V M#c- .OP O, M * \ 3 - " , M #& BP #e9
 3 3  ,
\ „|4  \ TOcm \ U}-S* \ ƒ\ ƒ  \  . 9  a *" K [ Za 
Dahulu di zaman Nabi SAW, kami shalat dua raka’at setelah matahari
tenggelam sebelum shalat Maghrib”. Lalu aku (Mukhtar bin Fulful) bertanya {X] w H †# ‡ 5T!!J
kepadanya, “Apakah Rasulullah SAW melakukan shalat itu ?”. (Anas)
menjawab, “Beliau melihat kami melakukan shalat itu, dan beliau tidak Dari Ibnu ‘Umar RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Semoga Allah
menyuruh kami dan tidak pula melarang". [HR. Muslim juz 1, hal. 573] merahmati orang yang mengerjakan shalat sunnah empat raka’at sebelum
2. Dua raka’at sesudah (Ba'diyah) Dhuhur : ‘Ashar”. [HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan ia menghasankannya, dan
Ibnu Khuzaimah, dan ia menshahihkannya, dalam Bulughul Maram no. 382]
.i O)* u
 \ v  m w) I 2S4 I j
 a B : [  l"  2    c  O   Keterangan :
Hadits tentang shalat sunnah qabliyah ‘Ashar empat raka’at ini ada ulama
b   2# €  &m  - :I  %I ,      j  a B  :I  %I ? yang menganggap hasan atau mengesahkannya. Namun ada pula yang
melemahkannya. Bahkan Ibnu Taimiyah menolaknya dengan keras dan

:V U}-S* . )O* 2# / T - ) m  p a  bf  \  P kR * K [ Df ag 


menganggap hadits itu maudlu’, walloohu a’lam. [Zaadul Ma’aad juz 1, hal.
311]
4. Shalat sunnah sesudah ‘Ashar :
]‚
Dari ‘Anbasah bin Abu Sufyan, ia berkata, aku mendengar saudara - \  . % * 2)Sm BP g  ? - T  `
 p 1 F } * \ :j *[  h
   
perempuanku Ummu Habibah istri Nabi SAW, berkata : Aku mendengar
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa tetap mengerjakan empat raka’at
sebelum Dhuhur dan empat raka’at sesudah Dhuhur, niscaya Allah
 - Z ~g 2e#9  ,  g \ .7 8 9 ) *   K %I  2)Sm 2*a?  . % *
mengharamkan dia masuk neraka”. [HR. Tirmidzi juz 1, hal. 269]

5 6
BP #e9
 , .Q O)*  g \ . 9  a *"  a   Sa g" ) * .Oa ? Z  [ T?8
J  9a *"  a  Sa g"   I   ˆ  ? - :j
 *[  h
   
`
Q !  ,  g \ .T S-) I 2# K %e ~, "   &G-  tc  H " 2& BP #e9 , @ \ V^ :V UG* 5rW] :V M#c- .‰ R [ UO
V^ :V UG* .M  P O Y  le G , -
Dari ‘Aisyah, ia berkata, “Disisiku Rasulullah SAW sama sekali tidak
pernah meninggalkan (shalat) dua raka’at sesudah ‘Ashar”. [HR. Muslim 1
: 572, Bukhari 1 : 146]
Dari ‘Aisyah RA, ia berkata, “Demi Allah, beliau tidak pernah meninggalkan Keterangan :
shalat 2 raka’at sehingga beliau bertemu dengan Allah dan beliau tidak
bertemu dengan Allah Ta’ala sehingga beliau terasa berat melakukan 1. Ibnu ‘Abbas, ‘Abdur Rahman bin Azhar dan Miswar bin Makhromah
shalat. Dan beliau sering melakukan shalatnya dengan duduk, yakni shalat pernah menyuruh Kuraib (bekas budak Ibnu ‘Abbas) untuk datang
2 raka’at sesudah ‘Ashar, dan Nabi SAW biasa mengerjakan shalat 2 kepada ‘Aisyah menanyakan tentang dua raka’at sesudah shalat ‘Ashar,
raka’at sesudah ‘Ashar itu tidak di dalam masjid, karena takut akan karena mereka itu pernah mendengar bahwa Rasulullah SAW melarang
memberatkan ummatnya dan beliau senang terhadap sesuatu yang untuk melakukannya. Setelah Kuraib datang kepada ‘Aisyah, kemudian
membuat ringan bagi ummatnya”. [HR. Bukhari 1 : 146] ‘Aisyah mengarahkan supaya ia menanyakan kepada Ummu Salamah.

2O#o < : [ \  Sa g"   9


 a *"  a  .Q O)* 2#J  5 B # wi I  
Ummu Salamah menjawab, “Aku pernah mendengar Nabi SAW
melarangnya, kemudian aku melihat beliau mengerjakannya. Kemudian
aku menyuruh seorang jariyah untuk menanyakan hal tersebut kepada
UG* . P k R *  a   Sa g" ) *   A
 % *"    - '
y 3 Nabi SAW”. Kemudian jawab Nabi SAW, “Tadi beberapa orang kaum
‘Abdul Qais datang kepadaku membicarakan tentang kaumnya yang
masuk Islam, sehingga mereka menyibukkanku dari mengerjakan dua
Dari Ummu Salamah RA, ia berkata : Nabi SAW pernah shalat dua raka’at raka’at sesudah Dhuhur. Dan (dua raka’at) yang saya lakukan sesudah
sesudah ‘Ashar, lalu beliau bersabda, “Orang-orang dari suku ‘Abdul Qais ‘Ashar ini adalah (gantinya) dua raka’at sesudah Dhuhur itu. [Ringkasan
telah menyibukkan aku dari shalat dua raka’at sesudah Dhuhur”. [HR. hadits riwayat Muslim 1 : 571]
Bukhari 1 : 146]
2. ‘Aisyah berkata, “Disisiku Rasulullah SAW sama sekali tidak pernah
2)Sm  9
 a *"  a  7 8
9) *   2P3        7  , p 2   meninggalkan dua raka’at sesudah ‘Ashar”. [HR. Muslim juz 1, hal. 572,
Bukhari juz 1, hal. 146]

M#c- .A
 B h ) * b #I>" ? 2)Sm q 9 Q *  a  7 8
9) *   \ A
 B h
)* n
  o ? Kesimpulan :
a. Nabi SAW pernah melarang shalat sesudah shalat ‘Ashar.
V^ :V UG* 5r :V b. Nabi SAW mengerjakan dua raka’at sesudah ‘Ashar pada mulanya
sebagai ganti dua raka’at sesudah Dhuhur yang tidak sempat beliau
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW melarang shalat ba’da ‘Ashar kerjakan, kemudian shalat dua raka’at sesudah ‘Ashar tersebut menjadi
sehingga terbenam matahari, dan melarang shalat ba’da Shubuh sehingga kebiasaan beliau yang tidak pernah beliau tinggalkan.
terbit matahari. [HR. Muslim 1 : 566, Bukhari 1 : 146]
Bersambung ……..

7 8

You might also like