You are on page 1of 63

PROGRAM PASCASARJANA

IAIN SYEKH NURJATI CIREBON TAHUN 2022


UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

Mata Kuliah : Sejarah Peradaban dan Pemikiran Islam


Bobot : 2 SKS
Program studi : PAI-B
Semester/ Prog Studi : I/PAI-B
Hari Tanggal :Jum’at,23 Desember 2022
Waktu : 18.30 – 21.00 WIB
Dosen Pengampu : Prof Dr. H. Dedi Jubaedi
Dr. H. Rosidi Rido, M.A., M.Pd.
Sifat Ujian : Open Book
Nama Mahasiswa : Firly Ayu Kusumawardani
NIM : 2286030004

A. Petunjuk
1. Jawablah soal berikut diawali dengan basmalah, dan diakhiri dengan hamdalah
2. Soal dikerjakan selurunya dengan jawaban sistematis dan mengacu pada konsep normal
science
3. Jawaban dikerjakan secara MANDIRI

B. Soal

1. Naskah Sejarah di bawah ini jelaskan periodisasi pada masa kapan, Analisis ke PAI annya, dan
siapa pelaku sejarahnya !
2. Baca dan Terjemahkan Naskah surat pertama turun dalam perspektif metode penulisan sejarah di
bawah ini, lengkap digambarkan skema penulisan sejarah !
3. Jawaban dikumpulkan dengan tugas – tugas yang sudah mata kuliyah Sejarah Peradaaban dan
Pemikiran Islam ( makalah, ekstrak teori dan draf Proposal tesisnya).

---------- Selamat bekerja semoga sukses ----------

Sumber dari Tafsir Al_Baghawi

‫) بسم هللا الرحمن الرحيم‬1( ‫سورة العلق مكية‬


‫) َع َّلَم‬3( ‫) اْق َر ْأ َو َر ُّب َك األْك َر ُم‬2( ‫) َخ َلَق اإلْن َس اَن ِم ْن َع َلٍق‬1( ‫اْق َر ْأ ِباْس ِم َر ِّب َك اَّلِذي َخ َلَق‬
)5( ‫اإلْنَس اَن َم ا َلْم َيْع َلْم‬
‫ذه السورة أول سورة نزلت‬88‫ على أن ه‬:‫{ اْق َر ْأ ِباْس ِم َر ِّب َك اَّلِذي َخ َلَق } أكثر المفسرين‬
. "‫ "ما لم يعلم‬:‫ وأول ما نزل خمس آيات من أولها إلى قوله‬،‫من القرآن‬
‫ أخبرنا محمد بن‬،‫ أخبرنا أحمد بن عبد هللا النعيمي‬،‫أخبرنا عبد الواحد المليحي‬
‫دثنا الليث عن ُع َقْي ل‬88‫ ح‬،‫ حدثنا يحيى بن ُبَك ْير‬،‫ حدثنا محمد بن إسماعيل‬،‫يوسف‬
Islam di Anak Benua...69
‫ أول ما‬:‫عن ابن شهاب عن عروة بن الزبير عن عائشة أم المؤمنين أنها قالت‬
،‫الحة في النوم‬88‫ا الص‬88‫بدئ به رسول هللا صلى هللا عليه وسلم من الوحي الرؤي‬
‫ فكان يخلو‬،‫ ثم ُحِّب َب إليه الخالء‬،‫وكان ال يرى رؤيا إال جاءت مثل َفَلِق الُّصبح‬
‫دد قبل أن َي نزع إلى‬88‫الي ذوات الع‬88‫اللي‬- ‫و التعُّب د‬88‫وه‬- ‫ه‬88‫ فيتحنث في‬،‫راء‬88‫بغار ح‬
‫و‬88‫ وه‬،‫ق‬88‫اءه الح‬88‫ فيتزود لمثلها حتى ج‬،‫ ويتزَّو د لذلك ثم يرجع إلى خديجة‬،‫أهله‬
‫ فأخذني فغَّط ني‬:‫ قال‬،‫ ما أنا بقارئ‬:‫ اقرأ فقال‬:‫ فجاءه الملك فقال‬،‫في غار حراء‬
( ]‫ فأخذني‬:‫ [قال‬،‫ ما أنا بقارئ‬:‫ اقرأ فقلت‬:‫ فقال‬،‫حتى بلغ مني الَج ْهد ُثم أرسلني‬
‫ ما أنا‬:‫ فقلت‬،‫ اقرأ‬:‫ال‬8‫ فق‬،‫ ثم أرسلني‬، ‫) فغطني الثانية حتى بلغ مني الَج ْه ُد‬2
{ :‫ فقال‬،‫ ثم أرسلني‬، )3( ]‫ فأخذني فغَّط ني الثالثة [ حتى بلغ مني الجهد‬،‫بقارئ‬
‫ا‬88‫اْق َر ْأ ِباْس ِم َر ِّب َك اَّلِذي َخ َلَق َخ َلَق اإلْن َس اَن ِم ْن َع َلٍق اْق َر ْأ َو َر ُّب َك األْك َر ُم } فرجع به‬
،‫ة بنت خويلد‬88‫دخل على خديج‬88‫ ف‬،‫ؤاده‬88‫رسول هللا صلى هللا عليه وسلم َي ْر ُجف ف‬
‫ ما َلي ؟‬:‫ة‬88‫ال لخديج‬88‫ فق‬،‫ زِّم ُلوني زِّم ُلوني فزَّملوه حتى ذهب عنه الروع‬:‫فقال‬
‫ كال وهللا ما‬:‫ة‬88‫الت خديج‬88‫ فق‬،‫يت على نفسي‬88‫د خش‬88‫ لق‬:‫ وقال‬،‫ا الخبر‬88‫وأخبره‬
‫ري‬88‫ وتق‬،‫دوم‬88‫ وتكسب المع‬،‫ وتحمل الَك َّل‬،‫ل الَّر ِحم‬88‫ إنك لتص‬،‫ُيْخ ِز يك هللا أبدا‬
‫ وتعين على نوائب الحق‬،‫الضيف‬
JAWABAN
1. Surah Al-Alaq Makiya (1) Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Surah ini merupakan surah pertama
Itu diturunkan dari Al-Qur'an, dan yang pertama diturunkan adalah lima ayat, dari awal
hingga ucapannya: "Apa yang tidak diketahui." Abd al-Wahid al-Malehi memberi tahu
kami, Ahmad bin Abdullah al-Nuaimi memberi tahu kami, Muhammad bin Yusuf memberi
tahu kami, Muhammad bin Ismail memberi tahu kami, Yahya bin Bukayr memberi tahu
kami, al-Layth memberi tahu kami tentang U'qail dari Ibn Shihab atas Urwa bin al-Zubayr
atas Aisha, ibu dari orang-orang beriman, bahwa dia berkata: Hal pertama yang Rasulullah
mulai dengan Tuhan, semoga doa dan damai Allah besertanya, adalah salah satu wahyu
dari penglihatan yang benar dalam tidur, dan dia tidak melihat penglihatan kecuali itu
datang seperti fajar, kemudian beliau lebih suka menyendiri, kemudian bersembunyi di gua
Hiro dan juga dia bersumpah di gua hiro, dan melakukan ibadah bermalam- malam
sebelum dia merawat keluarganya, dan bekal untuk itu dan kemudian kembali ke Khadijah,
jadi dia bekal yang sama sampai kebenaran datang kepadanya, saat dia berada di gua Hira,
dan raja datang kepadanya dan berkata, "Bacalah." Dia berkata, "Aku bukan seorang
pembaca." Dia berkata: Maka dia membawaku dan menutupiku sampai aku mencapai

Islam di Anak Benua...69


kekuatan, lalu dia menyuruhku, dan dia berkata: Bacalah, maka aku berkata, "Aku bukan
pembaca." Dia berkata: Maka dia membawaku (2) dan menutupiku untuk kedua kalinya
sampai dia mencapaiku. Usaha, lalu dia mengirimku, dan dia berkata: Baca, dan aku
berkata: Aku/Saya bukan pembaca, jadi dia mengambil saya dan memeras saya untuk yang
ketiga [sampai saya mencapai usaha] (3), lalu dia mengutus saya, dan berkata: {Bacalah
dengan nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Damai sejahtera.
padanya, hatinya bergetar, jadi dia masuk ke Khadija binti Khuwaylid, dan dia berkata:
"temani saya, temani sampai ketakutan itu hilang." Dan Khadijah berkata : Apa milikku?
Dan dia (Khadijah) menceritakan beritanya, dan berkata: Aku takut pada diriku sendiri, jadi
Khadijah berkata: Tidak, demi Tuhan, Tuhan tidak akan pernah mempermalukanmu.
Bahwasanya engkau untuk menyambungkan kasih sayang, dan menanggung semuanya,
dan mendapatkan sesuatu yang tidak ada, dan dapat membaca tamu, dan di tunjuk sebagai
saksi atas kebenaran.
Di dalam Al Quran, terdapat surat Al Alaq yang menjadi wahyu pertama yang diturunkan
oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril. Para ulama 'Ulum Al-
Quran membagi sejarah turunnya Al-Quran dalam dua periode: (1) Periode sebelum hijrah;
dan (2) Periode sesudah hijrah. Ayat-ayat yang turun pada periode pertama dinamai ayat-
ayat Makkiyyah, dan ayat-ayat yang turun pada periode kedua dinamai ayat-
ayat Madaniyyah.
Pelaku sejarahnya adalah Nabi Muhammad SAW.
2. Surat pertama yang turun ini memiliki penamaan surat al-Alaq, surat iqro, surat bil-qolam
karena Allah SWT mengawali surat ini dengan kata-kata tersebut. Sedangkan al-Alaq
artinya yaitu darah yang menggumal dengan bentuk seperti ulat kecil. . ‫اقرأ باسم ربك الذي خلق‬
‫“ خلق االنسان من علق‬Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan, dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah” ( QS Al-‘Alaq ; 1-2) Kata Iqra’ dalam kamus
memiliki beragam macam makna; menyampaikan, menelaah, membaca, mendalami,
meneliti, dan beberapa makna lainnya. Kata ini kemudian diikuti dengan bismi rabbika.
Para ulama berpendapat bahwa pada masa jahiliyah, para kaum Quraish sering kali sebelum
melakukan pekerjaannya mengagungkan apa yang mereka sembah, seperti mengucapkan
bismi Allata. Maka dalam ayat ini Allah tegaskan untuk senantiasa hanya menyertakan
Allah dalam setiap tindakan. Syaikh Abdul Halim Mahmud, mengatakan dalam kitabnya,
“dengan kalimat iqra’ bismi Rabbika dalam kalimat dan semangatnya seakan mengatakan,
bacalah demi Tuhanmu, bergeraklah demi Tuhanmu, bekerjalah demi Tuhanmu. Begitupun
ketika hendak berhenti dari aktivitas. Sehingga, segala seluruh kehidupan, sujud, cara dan
Islam di Anak Benua...69
tujuan seseorang dilakukan karena Allah.” Dalam kedua ayat tersebut, tidak disebutkan
objek yang dituju. Sehingga ini mengindikasikan seruan bacaan itu bersifat umum. Artinya
manusia diperintah untuk membaca apapun yang ada di sekitarnya, dengan menyebut nama
Tuhannya, dan membaca apa saja yang telah diciptakan Tuhannya hingga ia mengenal-
Nya. Jika dikaitkan dengan sebab turunnya, Rasulullah pada saat itu senantiasa mengamati,
merenungi apa saja yang terjadi di sekitarnya dengan cara bertahannus, berdiam diri dari
keramaian atau uzlah. Maka tak heran, meskipun Rasulullah diceritakan oleh sebagian
mufasir tidak dapat membaca dan menulis (ummi), Rasulullah mampu membaca keadaan
sekitarnya dengan baik. Sehingga, beliau memiliki jiwa sosial yang tinggi, jiwa
revolusioner, jiwa pemimpin dan sebagainya.
Kemudian kata Iqra’ kembali disebutkan dalam ayat ketiganya, diikuti oleh sifat Allah
yakni Yang Paling Pemurah. Satu-satunya ayat yang menyifati Tuhan dalam bentuk
tersebut. Kata iqra’ dalam ayat ke-3 menurut Quraish Shihab, ada seorang ulama yang
mengatakan bahwa Iqra’ pada ayat yang pertama mengindikasikan membaca untuk diri
sendiri (belajar), dan iqra’ dalam ayat ketiga adalah membaca untuk orang lain (mengajar).
Menurutnya, Allah itu Maha Pemurah. Dari dulu, Al-Qur'an itu sama, tapi ada saja makna
baru yang bermunculan. Itulah Kemahamurahan Tuhan, jadi seakan-akan di dalam ayat
tersebut, bacalah objek itu (Al-Qur'an) kemudian ulangi membaca itu niscaya kamu akan
mendapat makna-makna (jawaban) baru. Karena Tuhanmu adalah Al-Akram. (Allah Yang)
mengajar dengan pena (ayat 4). (Dia) mengetahui apa yang tidak diketahui manusia (ayat
5). Dalam ayat 4 dan 5, Tuhan mengajar manusia melalui pena yang hasilnya adalah
tulisan-tulisan. Kemudian di ayat ke-5 Allah juga mengajarkan pada manusia baik melalui
Wahyu (pada Nabi), mimpi, ilmu ladunni, dan ilmu dengan usaha dari manusia sendiri,
bahwa Allah lah Yang Maha Mengajarkan dari apa yang tidak diketahui manusia. Baca
juga: Surat Al-Kautsar, Surat Terpendek yang Keutamaannya Banyak Inti dari lima ayat
pertama dari surat Al-Alaq ini, mengajarkan; Pertama, senantiasa memulai sesuatu dengan
menyebut Nama Allah, sehingga dimudahkan dalam pemahaman dalam hal apa saja.
Kedua, keharusan manusia untuk senantiasa membaca baik teks (Al-Qur'an, dan buku
pengetahuan lain), serta konteks (membaca lingkungan sekitar). Jika salah satu dari dua
pembacaan ini dikesampingkan tentu tidak akan sampai pada pemahaman yang seimbang,
terutama dalam memahami kandungan Al-Qur'an itu sendiri. Ketiga, jangan pernah
menyerah untuk terus berusaha sebagaimana ketika Jibril meminta Rasulullah untuk terus
mengikuti bacaannya sampai bisa. Karena sesungguhnya Allah akan senantiasa membantu
hambanya yang gigih berusaha dan berdoa. Wallahu'alam
Islam di Anak Benua...69
3.
ISLAM DI ANAK BENUA INDIA ABAD VII-
XIII M
(Sejarah dan Metode Dakwah)

Abstrak
Periode awal Islam di India mendasari pertumbuhan peradaban masa depan. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana Islam menyebar di India dari masa Nabi dan
Muhammad Ghuri, apa dampaknya terhadap aspek sosial politik di India, dan bagaimana hubungan
budaya antara Arab dan India. Hasil penelitian ini ada dua: (1) proses penyebaran Islam di India sejak
masa Nabi hingga berdirinya Kesultanan Delhi; dan (2) kontribusi Islam bagi peradaban India.

Abstract
The early period of Islam in India based the future growth of civilization. This research aims to
describe and analyze how did Islam spread in India from the period of Prophet and of Muhammad Ghuri,
what were its impact on socio-political aspects in India, and how was the cultural relation between Arab
and India. There exists two results of this research: (1) the process of the spread of Islam in India since the
Prophet period until the raising of Delhi Sultanate; and (2) the contribution of Islam to the Indian
civilization.

Islam di Anak Benua...69


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hubungan Arab-India sejak dahulu terjalin melalui perdagangan. Ketika Islam sudah
tersebar di wilayah Arab, para pedagang Arab membawanya ke India. Pada masa
Umayyah, pasukan Islam menaklukan wilayah Sind (Sind dan Punjab sekarang) dan
berhasil membangun peradaban Islam. Setelah itu penaklukan-penaklukan wilayah
India yang lebih luas terus dilakukan, antara lain oleh Sultan Mahmud Ghaznawi dan
Muhammad Ghuri. Sejak itulah Islam memberikan pengaruh yang kuat di India.
Sejarah awal masuknya Islam di India merupakan dasar bagi perkembangan peradaban
periode berikutnya. Di sini yang dimaksud dengan India adalah wilayah Asia Selatan
yang meliputi sebagian Afghanistan, Pakistan, India sekarang, Bangladesh, dan
sekitarnya. Jadi, bukan wilayah negara India yang dikenal sekarang ini. Penelitian ini
membahas bagaimana penyebaran Islam di India sejak zaman Nabi s.a.w. sampai
Muhammad Ghuri dan pengaruhnya bagi India serta bagaimana hubungan timbal balik
peradaban antara Arab-India. Dengan demikian ia berbicara tentang Islamisasi di India
dari perspektif sejarah. Perspektif ini bukan semata-mata bertujuan mengetahui
peristiwa-peristiwa masa lalu dan akumulasi iniormasi dari dokumen-dokumen, prasasti-
prasasti, manuskrip-manuskrip dan sumber-sumber pokok sebagaimana yang terdapat
dalam aliran historisisme yang dominan di Barat pada abad yang lampau dan dalam yang
mulai dijauhi oleh kajian sejarah kontemporer. Sebab, model Historical Reductionism ini
mengamati peristiwa satu persatu tanpa memberikan makna, signifikansi atau hukum
(sejarah). Ia lebih mengedepankan ruang daripada waktu, discontinuance daripada
continuation. Perspektif historis ini bukan sekedar mengamati berbagai peristiwa seolah-
olah kita berada dalam

museum, melainkan merupakan intensi, kesadaran kolektif yang dituangkan dalam


kesadaran individual.
Sejarah adalah akar dan dasar bagi kesadaran. Ia bukan sekedar memori masa lalu,
tapi merupakan alur dan hukum, semangat sejarah. Tujuannya adalah mengembangkan
dan memperdalam kesadaran historis sebagai sarana untuk memperdalam kesadaran
Islam di Anak Benua...69
nasionalisme yang memberikan

• Penulis adalah Guru Besar Sejarah dan Kebudayaan Islam UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta

Islam di Anak Benua...69


pengalaman-pengalaman sejarah masa lampau untuk melihat masa kini dan beberapa
faktor pembentuk historisnya. Masa kini adalah akumulasi dari masa lampau.
Kendatipun berbagai peristiwa tetjadi dalam rangkaian waktu (diachronism) namun hal itu
mempunyai struktur (synchro nism). Masa kini menerangi masa lampau melalui pemilihan
objek dan penarikan kesimpulan. Pertautan masa lampau dengan masa kini tetjadi hanya
dalam satu kesadaran nasionalisme untuk memanifestasikan kontinuitas dalam
kepribadian historis, untuk mengeksplorasikannya dan mengamati fase-fase dan alur-
alur perkembangannya dalam sejarah.
Sejarah sebagai usaha untuk mengadakan rekonstruksi peristiwa masa lalu tidak bisa
hanya bertolak dari imajinasi yang logis, apalagi dari hasrat ideologis. Sebagai disiplin ilmu,
sejarah sangat tergantung pada ada atau tidak adanya bukti-bukti yang telah dinilai
otentik, shahih. Oleh karena itu perdebatan memang masih betjalan. Persoalannya adalah
kesadaran dan tradisi sejarah-yaitu apa yang dianggap sebagai kebenaran sejarah - tidak
mempunyai kesabaran untuk menanti pembuktian dari ilmu sejarah. Ketergantungan pada
kesaksian yang evident (terang; nyata), bahkan akan menghilangkan makna yang telah
terkait pada sejarah itu. Untuk itu tidaklah terlalu sukar untuk mengerti mengapa
tuntutan akan "ketuaan" dan "pertama" pada hal-hal yang dirasakan sebagai dasar dari
identitas diri sering berasal dari keharusan tradisi, bukan dari sejarah yang berusaha
mengadakan rekonstruksi masa lampau (Taufik Abdullah, 1996:164).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana masuknya islam di anak benua india ?
2. Bagaimana pranata sosial dan budaya yang ada di india ?

BAB II
PEMBAHASAN
Islam di Anak Benua...69
A. Masuknya Islam di India

Penduduk Asli India adalah bangsa Dravida dengan kepercayaan terhadap adanya Tuhan
secara abstrak Sebelumnya sudah ada bangsa Negroid dan Australoid di India, tetapi
sejarahnya tidak banyak diketahuiBangsa Mongolia juga datang, di antaranya suku Shautal,
Rajbongshi, Garo, Khasia, Cakma, Mog, Naga, dan lain-lain ( Talib, 1980:15 -17 dan Musa,
1974: 244 - 245).Bangsa Aria yang lebih kuat, masuk dengan membawa kepercayaan
adanya Tuhan secara nyata dan memaksa Dravida untuk menganut kepercayaan mereka.
Dasar kepercayaannya adalah syirik; menyembah api, bulan, matahari, angkasa, angin,
topan, samudera, sungai, pohon, patung, dan dewa-dewa. Mereka menyembelih manusia
untuk menyenangkan para dewa (Talib:1980: 15 - 17)
Menjelang masuknya Islam, agama yang dominan yaitu Budha, dibawa oleh Gautama
Budha, lahir pada tahun 557 SM di Kapilabastu, kaki Gunung Himalaya. Isi ajarannya: tidak
ada kasta, tidak hasad (dengki), toleran, dermawan, berfikir yang baik, sabar, peketjaan
yang baik,

menyerahkan diri kepada Tuhan ( Talib, 1980: 37dan Duff,1899:4). Sedang agama
Jaina,dipelopori oleh Mahawir, lahir tahun 599SM. Ajaran pokoknya adalah ahimsha (tidak
hasad). Lama kelamaan ajaran ini melebur dalam agama Hindu (Talib, 1980: 35., dan yang
paling banyak dianut adalah Hindu. Rakyat kelas atas, kasta Brahmana dan Ksatria, dapat
dikatakan hidup makmur, tetapi kaum kasta rendah, Waisya, terutama Sudra, harus beketja
keras untuk mendapatkan makanan. Setelah kematian Harshavardhana, penguasa besar
Hindu terakhir, wilayah India terpecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang saling
bermusuhan(Duff,1899: 44-52). Tekanan yang besar dari penguasa Hindu dan kelompok
Brahmana terhadap penganut Budha, menyebabkan mereka mengharapkan datangnya
kekuatan lain untuk menegakkan keadilan( Talib,1980 :48-49 dan Ali, 1980 :3-4).
Awal masuknya Islam di India dapat dibagi dalam empat periode:
1. Periode Nabi Muhammad s.a.w.
2. Periode Khulafaur Rasyidin dan Dinasti Umayyah

Islam di Anak Benua...69


3. Periode Dinasti Ghazni
4. Periode Dinasti Ghuri
Pada masa Nabi, banyak orang dari suku Jat (India) menetap di Arab. Di antaranya ada
yang mengobati dan menyembuhkan Aisyah, istri Rasululah, kemudian menjadi
khadimah nya(Internet :Truth About Dahir Sen). Masa depan Islam di India sudah
diketahui Nabi dengan bersabda bahwa ada dua golongan umatnya yang selamat dari api
neraka, salah satunya yang berjihad ke Hind (India).

.. . .11 L> j?i I if 0

iUI fJ4 J. c:' 0fa J ..LJ.I Jfa ...,u1 if•

( Riwayat Nasa'i dari Muhammad bin Abdullah bin Abdurrahim,1930: 43 - 44). Nabi
11
mendo'akan India dan salah satu istri beliau yang bernama Hind dengan ucapan:
(
May
11
Allah bless this Hind and the country after which she is named! Internet:The Truth)

Raja Kadangalur, pantai Malabar, Cheraman Perumal, yang telah memeluk agama Islam
berkunjung menemui Nabi ( Nainar, 1965:9-10) dan Kaya, 1980 :2-3). Sumber-sumber
tentang Raja Cheraman Perumal tidak ada yang menyebutkan tahun kejadian secara pasti.
Barangkali peristiwa itu terjadi sekitar tahun 630 - 631 M di mana Nabi mulai berhubungan
dengan luar negeri dengan cara mengirim dan menerima utusan (Reza-i-Karim,:1972 :63-
64).
Pada masa Khulafaur Rasyidin, beberapa ekspedisi ke India melalui laut tidak berhasil
karena tenggelamnya armada, di samping tentara Arab kurang ahli di laut. Invasi melalui
laut selanjutnya dilarang oleh Umar bin Khattab (Internet, The Truth, Reza-i-Karim,
1972:127, dan Ahmad, 1964:3). Pada tahun 643 - 644 M tentara Arab berhasil menguasai
Kirman, Sizistan, sampai Mekran. Setelah itu tidak ada kemajuan yang berarti, kecuali
hanya investigasi adat istiadat dan jalur menuju India (Duff,1899: 52, Hamka, 1961: 472,
Islam di Anak Benua.....71
dan Karim, 1974 : 2-3).
Pada masa Mu' awiyah bin Abi Sufyan, dinasti Umayyah, tentara Islam hanya sampai Kabul,
ibu kota Afghanistan sekarang (Wheller, 1950: 60-61, Elliphenston, 1857: 257-259, dan
Internet, Truth). Pada zaman Walid bin Abdul Malik, terjadi drama pembajakan terhadap
orang-orang Islam di wilayah kekuasaan raja Dahir. Menurut catatan Firistha, anak-anak dan
isteri-isteri para pedagang Arab yang rneninggal dunia di Jaziratulyaqut (Jawa) karena wa
bah, dikembalikan kepada Khalifah al-Walid I 705 - 715 M. melalui Hajjaj disertai delapan
kapal sarat hadiah-hadiah. Di dekat Debal, mereka dibajak. Seseorang berhasil
menyelamatkan diri dan melapor kepada Hajjaj yang kemudian protes keras kepada Dahir,
agar para tawanan dan hadiah-hadiah dikembalikan disertai ganti rugi, dan para pembajak
agar dihukum. Dahir menolak menghukum para pembajak dengan alasan laut itu wilayah
internasional dan tidak punya kekuasaan untuk menghukum mereka. (Wheeler, 1950: 60-62,
Karim, 2001:124-126, dan Ikram, 1964: 6-7). Peristiwa ini mendorong Gubernur Jenderal
wilayah Timur (al-Masyriq), Hajjaj bin Yusuf, untuk menaklukkan India (Sind) dengan dua
sebab lainnya: Dahir membantu Persia ketika pasukan Arab melakukan invasi ke sana dan
menolak mengembalikan para pembangkang.
Hajjaj mengirim Muhammad bin Qasim untuk memimpin pasukan menuju Sind Ketika
itu usianya baru 17 tahun. Kepala stafnya adalah Abul-Aswad Jahm bin Zuhar al-Ja'fi.
Jumlah tentara yang dipersiapkan 15.000 terdiri dari 6.000 pasukan berkuda, 6.000 pasukan
unta, dan 3.000 pasukan unta yang rnengangkut alat-alat perang pada tahun 708 M
melalui Siraj dan Mekran, sampai di

Islam di Anak Benua.....72


Debal pada tahun 711 M. (Beveridge, 1862: 41 dan Karim, 2001:122, dan Hasan,1989:84-
85). Dalam petjalanan ia mengumpulkan tentara tambahan termasuk orang-orang pribumi
sebagai penunjuk jalan. Seperti 4.000 orang suku Jat dan Med berkasta rendah yang
tertindas, orang-orang Shahwand (Shehwand) yang bertemu dengan Bin Qasim dan
seluruhnya masuk Islam (Elliot, II,1869: 258-260 dan Talib, 1980: 60-61). Dalam
ekspedisinya ke Sind, Bin Qasim menawarkan tiga alternatif: masuk Islam, membayar jizyah,
a tau memilih perang. Ia tidak pemah membunuh orang-orang Sind yang tidak bersalah di medan
perang. (Elliot, II:259-260 dan Karim, 2001: 23). Dengan bantuan penduduk setempat, Bin
Qasim memakai strategi pengalihan arus sungai yang mengalir ke kota Multan yaitu dari
aliran sungai Bipasha ke aliran sungai yang lain. Karena kesulitan air, akhimya tentara pribumi
segera menyerah (Majumdar, 1948:216). Hal ini identik dengan penaklukan di Semenanjung
Iberia oleh Tariq bin Ziad (713 M) dikuatkan dengan uraian:" ... Cordova was delivered to the Africans
by a shepherd, whowas informed them of a breach bywhich they could enter the town" (Dozy,1913:32).
Hanya dalam waktu empat tahun lebih India bagian barat laut (Sind dan Punjab) dapat ditaklukkan
dan dikuasai (Ahmad, 1964:3). Keberhasilan Bin Qasim karena kemahiran, kecepatan, dan
keunggulan tentara Arab, kepemimpinan yang baik, patuh kepada atasan, dan perpecahan
orang-orang India dan keterpurukan kepemimpinan Dahir (Ali, 1980:13-14 danKarim,1974:7-
8).SejaksaatituSind (termasukPunjab) menjadi wilayahlslam. BinQasim menjalankan
pemerintahan secara manusiawi. Riwayatnya justru berakhir menyedihkan akibat pertikaian
politik antara Hajjaj dan Sulaiman.Tentang kematian Bin Qasim ada dua pendapat. Pertama, Bin
Qasim difitnah menodai kedua putera (prempuan) Dahir yang dikirim ke Khalifah di
Damaskus. Khalifah marah dan memanggil pulang Bin Qasim dengan cara dibungkus kulit
sapi mentah, ia mati dalam petjalanan. Kedua, pada tahun 715 M / 96 H, al-Walid bin Abdul
Malik meninggal, digantikan Sulaiman bin Abdul Malik yang dendam kepada Hajjaj, sedangkan
Bin Qasim adalah orang Hajjaj ( Karim, 2001:32- 133). Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa pada abad pertama Hijriah (awal abad VIII M) Islam sudah masuk dan berkembang di
India.
Penggantinya, Yazid bin Abu Kabshah al-Suksuki, hanya bertahan 18 hari akibat
pemberontakan rakyat. Kemudian digantikan oleh saudaranya, Habib al-Muhallab, yang hanya
menguasai daerah Alor. Duff mencatat: "Muhammad ibn Qasim recalled from Sindh, and put to
Islam di Anak Benua.....73
deathby the Khalifah Sulaiman. Sindh revolting on the recall of Muhammad, Sulaiman appoints Yazid ibn
Abu Kabshah al Suksuki governor. He dying 18 days afer his arrival, is succeded by Habib ibn al
Muhallaf who subdues Alar" (Duff,1899:61). Setelah itu tidak ada penguasaan baru, tetapi lebih
ditujukan bagi penyiaran Islam. Daerah itu tetap dalam kekuasaan Islam sampai datangnya
dinasti Ghazni (Duff,1899:61-62, Karim,1974:12, dan Ali,1980:17).
Pada abad X M, masa kemunduran Abbasiah di mana lahir sejumlah dinasti-dinasti kecil,
(Elliot II, 1869:21-24, Ali,1980:19 dan Aleem,1976:10-20), pergerakan penaklukan India
dilanjutkan oleh dinasti Ghazni 977 -1186 M. Tokoh yang terkenal dari dinasti ini adalah
Sultan Mahmud (998
-1030 M). Pengakuan dari Khalifah Bagdad, al-Qadir Billah, dengan memberi gelar Yamin al-
Daulah (Tangan Kanan Kerajaan) dan Amin al-Millah (Orang kepercayaan Agama)
kepadanya oleh Mahmud dijadikan sebagai modal ekspedisi ke India sebanyak tujuh belas
kali (Elliot II,1869:23-45) yang semuanya dimenangkan (Qureshi:1971:24), terutama
penguasaan Somnath di Kathiawar. lbn al Athir mengatakan bahwa orang-orang Hindu
menganggap keberhasilan Mahmud akibat kemarahan dewa-dewa Somnath. Untuk
membuktikan kebohongan mereka, Mahmud memutuskan untuk menaklukkan Somnath.
Pandangan ini diperkuat oleh Ibn Khaldun, dan W. Haig (Ferishta 1997: 41-45 dan Ali,
1980: 25).
Mengenai invasi Sultan Mahmud, ada tiga motif yang dipertentangkan yaitu agama,
politik, dan ekonomi. Mahmud ditugaskan oleh Khalifah di Bagdad untuk menyebarkan
Islam di India,

Islam di Anak Benua.....74


memenangkan kalimat Tauhid dan menghilangkan pengaruh syirik. Ia menghancurkan
candi-candi Hindu di Nagarkot, Somnath, dan tempat-tempat lain dan menggerakkan ribuan
orang Hindu termasuk banyakraja untuk memeluk Islam. A. Mukti Ali menyatakan di Pasca
Sarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun1987 bahwa dalam invasinya ke India,
Mahmud berpedoman pada Surat al-Isra' (QS 17:81) ... Jkl)I jJ \ ►k .... Artinya " ...
yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap ...".Di sisi lain, dalam tentara dan
pegawainya banyak terdapat orang-orang Hindu. Menurut Elliphenston, "Tidak ada satu
tempat pun yang diyakini bahwa ia membunuh seorang Hindu kecuali dalam peperangan
atau dalam penyerangan benteng" (Ali, 1980:27). Mahmud juga membunuh sejumlah orang
Muslim di Persia dan hampir semua ekspedisinya ke Asia Tengah berhadapan dengan orang
Muslim.
Secara politis, motivasi Mahmud adalah untuk menaklukkan dan memperluas kekuasaan,
serta mendirikan kerajaan Asia Tengah. Kenyataannya Mahmud masih puas dengan
pengambilalihan Punjab dan beberapa tempat lain, seperti Sind dan Multan. Beberapa alasan
politis juga memaksa Sultan Mahmud untuk menyerang India berulang kali (Elliot, 1869:31-
32).
Dari segi ekonomi, Mahmud membutuhkan uang dan kekayaan India untuk membiayai
propagandanya terhadap musuh-musuhnya di Asia Tengah dan untuk membangun Ghazni
menjadi pusat kerajaan besar (Ali, 1980:27-28). Banyak harta kekayaan yang dibawanya
dari India, sehingga India terkenal ke seluruh dunia (Babur, 1921:238-239 dan Hamka,
1961:477-478). Al-Biruni, seorang saksi mata, mengatakan bahwa kekayaan di dalam kuil
merupakan sumbangan orang-orang Hindu hasil perdagangan. Menurut Ishwari Prasad,
"Kuil-kuil India adalah gudang kekayaan yang sangat berharga dan beberapa di antaranya
merupakan pusat politik" (Ali, 1980:27-28). Tetapi ketika ia ditawari harta agar tidak
menghancurkan berhala-berhala di Somnath, ia menjawab "man but frush nist, bal but shaken
hastam" (saya bukan penjual berhala melainkan penghancurnya (Karim, 1974:25). Tentang hal
ini Feristha menerangkan:

Islam di Anak Benua......73


"His officers endeavoured to persuade him to accept of the money; ... that such a sum of money given ini
charity among true believers would be a meritorious act. The King ... replied, that if he should consent to

such a measure, his name would be handed down to postery as "Mahmood the idol-seller," whereas he was
desirous of being known as "Mahmood the destroyer" ( Ferishta, 1997:43-44).

Invasi Mahmud membuka jalan bagi penaklukkan India di masa berikutnya. Secara
ekonomi, invasi itu mengakibatkan kekayaan India terkuras, di samping menopang
kejayaan dan kebesaran Ghazni. Secara budaya, ia membawa peradaban orang-orang
Hindu dan Islam saling tukar ide-ide dan pemikiran, serta secara tidak langsung
membuka jalan bagi kemajuan Islam di India di masa mendatang (Elliot, 1869:34-35 dan
Ali, 1980:30-33).
Muizuddin Muhammad bin Sam, lebih populer dengan Muhammad Ghuri, menguasai
Ghazni pada tahun 1173 M. Setelah memperkuat dirinya di Ghazni, ia mengalihkan
perhatian ke India. Faktor-faktor yang mendorongnya mengalihkan perhatian ke India
antara lain adalah gagalnya usaha mendirikan kerajaan di Asia Tengah dan ancaman dari
sisa-sisa dinasti Ghazni di Punjab. Di samping itu, tidak ada kesatuan politik di India.
Dalam kondisi tersebut, Muhammad Ghuri mendapatkan kesempatan emas bagi
kesuksesannya.
Multan dan Sind berhasil dikuasai, tetapi ia mendapati kesulitan untuk menaklukkan
India melalui jalur itu, sehingga mengalihkannya ke Punjab yang merupakan pintu masuk ke
Hindustan. Punjab masuk dalam wilayah kekuasaannya dan sejak saat itu (menjelang
1186 M) riwayat dinasti Ghazni berakhir (Watt, 1990:214).

Islam di Anak Benua......74


Setelah kalah di Tarain I 1191 M, tahun berikutnya di tempat yang sama dengan
kekuatan perang120.000 kavaleri dan taktik baru, ia mengalahkan Pritthiraj yang memimpin
500.000 pasukan kuda dan 3.000 pasukan gajah (Ali,1980:38). Peperangan tersebut adalah
salah satu yang menonjol dalam sejarah India yang secara tiba-tiba menghancurkan
supremasi Rajput dan mendasari kerajaan muslim di India. Sejak itu satu per satu wilayah-
wilayah India dapat ditaklukkan, antara lain Meerut, Kail (sekarang Aligarh), Delhi, Qanauj,
Chandwar, dan Benaras. Keberhasilan ini menjadikan Ghuri sebagai penguasa politik
sekaligus pemimpin pusat-pusat keagamaan di Hindustan termasuk Qanauj dan Benaras
(Karim, 1974:37-38).
Ghuri menunjuk menantu dan letnan kepercayaannya, Qutbuddin Aibak, untuk memimpin
wilayah itu dan melanjutkan usaha penaklukan di Gwalior, Gujarat, Kalinjar, Bundelkhand,
Mahoba dan Kalpi. Dengan demikian, semua tempat penting di India Utara berada dalam
kendali umat Islam. Ikhtiyaruddin Muhammad bin Bakhtiar Khalji, letnan dari Qutbuddin,
memperluas supremasi bangsa Turki atas India Timur dengan merebut Udantapuri, ibukota
Bihar dan dengan ijin Ghuri melalui Qutbuddin, ia menyerang Bangla. Peristiwa penaklukan
Bangla terdapat dalam Minhajus Siraj, Tabaqat i Nasiri, tanpa menyebut tahun kejadian. Para
ahli sejarah modem mencatat tahun yang berbeda beda antara lain: 1193, 1194, 1197-8, 1198-9,
1200, 1201, 1202, 1203-4 M (Duff, 1899:169 dan Board of Researchers, 1995:36). Kerajaan
Bangla direbut dan pusat pemerintahan dipindah ke Lakhnauti atau Gaur. Penaklukan Bihar
dan Bangla mendorong Bakhtiyar Khalji untuk menyerang Tibet. Pada tahun 1206 M ia
melaksanakan ekspedisi Tibet dan bergerak dari Devkot (di Dinajpur sekarang) bersama
10.000 tentara berkuda, tetapi usaha itu gagal. Dalam petjalanan kembali ke Devkot sebagian
besar tentaranya habis dan ia wafat di Devkot pada tahun 1206 M (Karim, 1974:40-41).
Menurut Elphinstone, Lane-poole, dan V. A. Smith, keberhasilan tentara muslim karena
fakta bahwa mereka lebih baik daripada tentara India dalam bidang teknik militer, kurangnya
kesatuan politis di negeri tersebut, dan bangsa Turki terinspirasi oleh ajaran yang
membentuk persatuan di antara orang-orang Islam. Organisasi tentara India didasarkan pada
konsepsi kuno, sedangkan pasukan Islam memiliki organisasi, disiplin, dan ikatan yang lebih
baik (Elliot, 1869:31-33, Nadavi, 1980:9-24 dan Ali, 1980:37-44).
Sultan Mahmud tidak berminat pada penaklukan permanen di India, sedangkan Ghuri

Islam di Anak Benua......75


mengkonsolidasikan wilayah yang ditaklukkannya dengan tujuan mendapatkan suatu
kekuasaan muslim permanen di India. Sejak itulah berdiri kekuasaan Islam di India
secara permanen.
Di samping melalui jalur formal, Islam juga masuk ke India secara informal yaitu
melalui perdagangan, peranan sufi dan alim ulama, dan perkawinan. Seperti peristiwa
kapal dagang Arab yang menabrak Pulau Ramri, sehingga mereka bermukim di Arakan
(Myanmar) dan Chittagong (Bangladesh). Pedagang-pedagang ini bergaul dengan
masyarakat pribumi dan banyak yang kawin dengan gadis-gadis pribumi (Zaman,
1980:26-27). Jauh sebelum bangsa Yunani mengenal India (abad V - IV SM.), orang-
orang Arab sudah memiliki hubungan yang erat dan harmonis dengan India (Arnold,
1886:41-53, Gibb, 1929: 243-246, dan Kaya, 1980: B).
Ketika para pedagang Arab telah menganut Islam, mereka menyebarkannya sambil
berdagang (Gibb, 1929:243-246). Pada masa ini Islam tersiar ke India secara damai sesuai
dengan prinsip- prinsip Islam sebagaimana yang tertera dalam Surat al Baqarah (QS 2:256):
...UI cj oI_?I ("Tidak ada paksaan dalam (memasuki) agama (Islam)". Para pembawa Islam
masuk ke wilayah Asia Selatan melalui perdagangan, pengajaran tasawwuf, dan pemikahan.
Lambat-laum mereka masuk Islam dan sekaligus menjadi penyiar Islam di pesisir-pesisir
India hingga ke Teluk Bangla (Bangladesh

Islam di Anak Benua......76


sekarang), sesuai dengan hadis Nabi s.a.w. yang menegaskan: \}) IA ("Sampaikanlah
olehmu ajaran-ajaranku walaupun satu ayat") (Tabrizi, 740 H., Bab Kitab al-Ilmi, dari
Abdulah ibn Amar, riwayat Bukhari: 32). Di India, khususnya Bangladesh, para penganut
agama Budha memeluk Islam karena tertindas oleh Brahmana. Prinsip persamaan derajat
dalam Islam yang sesuai dengan hadis Nabi s.a.w. yang berbunyi: kl\ 0L....l5' ($""\.r"'
0L.i":J\ ("Kedudukan manusia adalah sama sepertigigi-giginyasisir") (al-Hasyimi,1965:.
110.) danfirmanAllahSWT dalamSurat al-Hujurat (QS

49:13) : \ 11 _?I 01(" Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah yang
paling

bertaqwa") menarik mereka berduyun-duyun masuk Islam, baik yang berasal dari kalangan
Hindu maupun Budha.
Penaklukan Bin Qasim di India (Sind clan Multan) mengundang semakin banyak orang Arab
menetap dan berdagang dengan orang-orang pribumi. Pusat-pusat perdagangan yang
terkenal antara lain: Daibul, Pantai Malabar (Kadangallur, Kalicut, Quilon), Pantai
Karamandel termasuk Ceylon, Madura, Saptagram, Chittagong, Samandar, dan Akyab
(sekarang di Myanmar). Pakar pakar geografi seperti Ibn Khurdadbeh, al-Idrisi, Mas'udi,
dan lain-lain menerangkan bahwa perdagangan Arab ke Timur sampai Semenanjung
Malaya menuju Cina adalah melalui pelabuhan pelabuhan tersebut. Antara India dan Arab
terjalin hubungan yang lancar, saling menukar komoditas seperti pakaian katun yang bagus
(moslin), kayu cendana, gading gajah, dan lidah buaya. Kota kota yang berkembang
menjadi pusat perdagangan Islam antara lain Multan, Lahore, Delhi, Ajmir, Allahabad,
Lakhnuti, Gaur, Nadia, Sonargaun, dan sebagainya. Kota-kota tersebut memainkan
peranan penting dalam perdagangan muslim dan penyebaran Islam melalui daratan.
Varthema dan Barbosa yang mengunjungi India Timur (Bangladesh) pada awal abad XVI M
menemukan banyak pemukiman pedagang Arab dan Persia di kawasan ini. Hubungan
dengan Arab sejak sebelum penaklukan dibuktikan dengan ditemukannya koin mata uang
pada zaman Khalifah Harun al-Rashid cetakan tahun 788 M di Mainamati dan Paharpur,
India Timur. Pada masa Dinasti Ghuri, pedagang muslim semakin banyak yang datang ke
Islam di Anak Benua.....75
India sambil menyiarkan Islam. Minhaj al-Siraj menerangkan bahwa jauh sebelum
Ikhtiyaruddin

Bakhtiyar Khalji menaklukkan Nadia sudah banyak pedagang kuda dari Arab, Persia, dan
India Utara yang datang ke sana (Board of Researchers, 1995:12-14). Penduduk mengira
pasukan penyerang tersebut adalah rombongan pedagang kuda (Karim, 1974:80).
Peranan waliyullah dan sufi dalam menyiarkan agama Islam di tanah India ditunjukkan
dengan banyaknya jumlah mereka yang datang ke India. Mereka termasuk golongan
pertama yang menyebarkan Islam sebelum masuk secara formal. Ketika pemerintahan
Islam berkuasa di India, peran mereka tidak berkurang bahkan semakin besar. Sufi yang
terkenal di antaranya Abu Yazid Bustami (w. 872 M). Ia mendirikan Khankah (pusat
penyiaran agama Islam, semacam pondok pesantren). Usahanya itu memberikan
sumbangan yang besar bagi perkembangan agama Islam. Banyak orang di sekitarnya
yang belajar agama dan masuk Islam (Zaman, 1980:27). Beberapa sufi berperang
melawan penguasa yang lalirn terhadap rakyat biasa seperti Shah Sultan Balokhi. Ia
mengalahkan raja Balaram (Hindu) di Horirampur dan kekuasaan diserahkan kepada bekas
menteri Balaram yang sudah masuk Islam di tangannya. Di Mahestan-Gor pada tahun
439 H./ 1047 M, ia juga mengalahkan raja Parsuram yang menyembelih anak seorang
muslim untuk dipersembahkan kepada dewa Kali-Krali. Sufi lain yang datang ke India
(Netrokona) adalah Shah Sultan Rumi. Banyak orang yang masuk Islam di tangannya
karena kelebihannya, yaitu ketika meminum racun

Islam di Anak Benua.....76


yang diberikan raja Koch untuk mengujinya, sama sekali tidak berpengaruh. Atas kejadian
itu, raja dan rakyatnya masuk Islam (Haque, 1980:15-16 dan Board of Researchers:19).
Enamul Haque mengutip dari sumber asli Balla[ Carita yang ditulis Gopal Votta bahwa di
Bikrampur (Bangladesh sekarang) terjadi peperangan antara raja Ballal Shen (Hindu) dengan
seorang sufi yang sangat populer di Anak Banua India, Bayadum (Baba Adam) yang
dimenangkan oleh pihak pertama. Bayadum mati syahid, tetapi sang raja beserta semua
keluarganya tidak lama kemudian juga mati terbakar di istananya. Atas kejadian itu rakyat
menganggap bahwa raja mati terbakar karena ia membunuh orang sakti. Akhirnya banyak
rakyat berduyun-duyun masuk Islam di tangan murid murid Bayadum (Talib,1980:73).
Peninggalan istana tersebut masih ada sampai sekarang yang dikenal dengan nama Pora
Rajar Bari (Istana Raja Yang Terbakar).
Setelah Ghuri menaklukkan India Utara, sufi dan alim ulama terkenal lebih banyak lagi yang
datang ke India. Mereka berkumpul dalam tarikat-tarikat yang di antaranya: pertama,
Tarikat Suhrawardia yang didirikan oleh Syeikh Abu Najib Suhrawardi (1097 - 1162
M). Tarikat ini berkembang dan sangat populer di India pada masa Syeikh Shahabuddin
Suhrawardi. Di antara murid Syeikh Shahabuddin yang terkenal adalah Syeikh Bahauddin
Zakariya (1182 -1267 M) yang menyebarkan Tarikat Suhrawardia di India. Ia mendirikan
Astana/ Khankah di kota Multan yang dijadikan sebagai pusat kegiatannya. Murid Syeikh
Suhrawardi lainnya yang populer adalah Syeikh Jalaluddin Tabrizi. Ia datang ke India
sekitar 1202 -1215 M dan lebih populer dengan nama Shah Jalal (Karim, 1974:71). Kedua,
Tarikat Chistia yang didirikan oleh Khaja Muinuddin Chisti yang lahir di Sijistan. Ia datang ke
India pada tahun 1182 M bersama-sama dengan Ghuri yang telah memenangkan
peperangan Tarain II dan bermukim di Lahore. Beberapa lama kemudian bersama murid-
muridnya ia mendirikan Khankah di Ajmir. Pengaruhnya dalam meng-Islamkan India sangat
besar sehingga orang-orang India menyebutnya Khaja Baba dengan gelar Sultan al-Hind
(penguasa India secara spiritual). Ia banyak meng-Islamkan orang-orang Hindu. Muridnya
yang sangat populer dan terkenal adalah Khaja Quthubuddin Bakhtiyar Kaki yang datang
ke Delhi bersama dengan Quthubuddin Aibak semasa Ghuri. Baik Ghuri, Aibak,
maupun Iltutmish sangat mencintainya di mana Quthubuddin Aibak mendirikan menara
untuk mengabadikan nama gurunya yang dikenal sampai sekarang, Quthub Minar, dan
oleh Iltutmish ditambah dengan air mancur yang dikenal dengan Shamsi Fuara (Karim,
Islam di Anak Benua.....77
1974:47-50 dan 71-72). Sampai sekarang tempat itu banyak dikunjungi oleh wisatawan baik
domestik ataupun mancanegara sebagai sumber pendapatan negara. Di samping itu masih
banyak lagi alim ulama dan sufi seperti Shah Sultan Mahisswar, Syekh Fariruddin Ganj e
Shakar (1176-1269 M), Syekh Bahauddin Zakariya, Syekh Nizamuddin Aulia, Syekh
Saifuddin Yahya Manert Syekh Nur Quthubul Alam, dan lain-lain.

Para ahli sejarah menuturkan bahwa kaum muslim yang datang ke India juga
mempunyai ilmu pengobatan dari tuntutan hadis Nabi s.a.w., seperti dituturkan dalam
kitab Dzad al Ma'ad susunan lbn al-Qayyim (al-Jauziah, 1379 H:63-99). Dari aktivitas ini
banyak penduduk India yang tertarik kepada Islam dan banyak juga yang akhirnya
terjalin hubungan perkawinan antara pasien atau kel1:1arganya dengan orang Islam yang
telah membantu menyembuhkan penyakitnya.
Bagian terbesar orang-orang India yang masuk agama Islam berasal dari kalangan umat
Budha dan orang-orang Hindu kelas bawah. Meskipun demikian, tidak sedikit dari kelas
atas yang masuk Islam terutama melalui perkawinan:"There are instances which show that Islam
gained a considerable number of converts through marriage in upper class Hindu families"
(Board of Research ers,1995:73). Mereka adalah orang-orang dari kalangan Brahmana dan
suku Kayastha (sebagian dari kalangan Ksatriya) yang berpendidikan dan terpelajar, yang
biasanya melakukan hubungan politik dan sosial dengan tetangga muslim mereka. Hal ini
secara alami mendasari kedekatan sosial

Islam di Anak Benua.....78


dan hubungan pernikahan antara muslim dan Hindu kelas atas, seperti pernikahan antara
Shah Sultan Mahisswar dengan seorang gadis Brahrnana pada tahun 1053 M. Pemikahan
mereka menghasilkan keturunan yang di kemudian hari diangkat menjadi gubernur dan
jenderal semasa Sultan Ilyas Shah di India Timur (Board of researchers,1995: 29).

B. Pranata Sosial

Mayoritas buku-buku primer yang menginformasikan sejarah peradaban Islam di India ditulis
dalam bahasa Arab dan Parsi. Di antaranya Tarikh-e-Yamani oleh al-Utbi, Tajul Maatsir oleh
Hasan Nizarni, Tabaqat-e-Nasiri oleh Minhaj al-Siraj, Tarikh-e-Firuzshahi oleh Ziauddin Barani,
dan Tarikh-e Mubarak Shahi oleh Yahya bin Muhammad al-Sar Hindi. Buku-buku tersebut
diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh H. M. Elliot dalam judul The History of India as Told
by Its Historians, bukunya masih ada di Indonesia (Perpustakaan Hatta Yogyakarta. Surnber-
sumber inilah yang dapat digunakan untuk menelusuri peradaban Islam di India.
1. Politik
Khalifah adalah pewaris Nabi saw, pemimpin masyarakat, panglima perang, pelindung, dan
pelayan umat Islam. Ia memiliki dua kekuasaan, politis dan spiritual. Khalifah adalah
kekuasaan politik yang selain memiliki daerah kekuasaan sendiri juga mempunyai
kekuasaan spiritual di negara negara Islam di seluruh dunia yang jauh dari pusat clan tidak
mungkin dapat dipimpin langsung oleh khalifah. Sultan yang tidak mendapatkan
pengakuan dari khalifah dianggap tidak sah.
Perlu dicatat bahwa Nabi adalah wakil Tuhan, Khalifah adalah pengganti Nabi, dan
Sultan adalah wakil Khalifah.Hal ini berubah setelah kekhalifahan Abbasiah di Bagdad
dihancurkan oleh Hulagu Khan pada tahun 1258 M clan dipindahkan ke Mesir oleh Sultan
Baybars, Dinasti Marnluk (1261 M), yang manfaatkan jabatan khalifah untuk kepentingan
politiknya. Sultan Salim, Turki Usmaniyah, menguasai Mesir (1517 M) dan khalifah
terakhir Abbasiah di Mesir dibawa ke Istanbul. Sejak itu penguasa Turki mengambil alih
jabatan khalifah untuk seluruh dunia Islam, di samping sebagai sultan untuk wilayah
kekuasaannya.

Islam di Anak Benua......77


Sering seorang sultan ditentukan dengan pemilihan, tetapi kadang-kadang sultan yang sedang
berkuasa menentukan sendiri calon penggantinya. Meskipun prioritasnya adalah tingkat usia,
tetapi tingkat efisiensi dan pilihan Sultan yang meninggal mendapatkan perhatian
penting. Pernilihan seorang sultan secara luas tergantung pada para bangsawan yang
biasanya memilih berdasarkan tingkat kelayakan pribadi terhadap kepentingan Negara.
Pemusatan kekuasaan di tangan satu orang menyebabkan banyak ahli sejarah
mengartikan bahwa kekuasaan sultan tidak terbatas. Kenyataannya banyak kekuasaan
politik yang merniliki batasan dan ketergantungan demi mempertahankan hubungan
kerjasarna dengan unsur-unsur yang kuat di dalam negara.
Kerajaan dibagi dalam sejurnlah propinsi, masing-masing dipimpin oleh gubernur atau wali.
Kantor gubernur tidak dipimpin secara turun temurun.Penunjukkan, penggantian dan
perpindahan tergantung pada keinginan Sultan. Ia dibayar dari penghasilan propinsi dan
setelah membayar semua keperluan administrasi sisanya masuk ke kas negara (Elliot,
1869:150-151).

Islam di Anak Benua......78


2. Ekonomi
Jauh sebelum Islam datang, India sudah dikenal sebagai tempat persinggahan barat.
dagangan dari India berupa hasil bumi, industri tekstil seperti pakaian tenun, kain wol,
kain moslin, dan kain sutera, industri pewarna dan tinta, industri gula, tembaga, batu
dan batu bata, dan industri kertas. Impor utama berbentuk barang mewah seperti kuda
untuk orang-orang kaya dan ekspor utama berupa berbagai hasil pertanian dan industri
tekstil. Secara keseluruhan harga barang-barang dan berbagai keperluan lain
sangat,murah (Gibb, 1929:267).

3. Sosial
Masyarakat muslim tidak terbagi menjadi kelompok-kelompok yang terpisah antara
satu dengan lainnya meskipun berangkat dari profesi yang beragam. Perbedaan ekonomi
tidak menutup seseorang dari yang lainnya. Kaum bangsawan muslim selama
kesultanan Ghazni dan Ghuri menempati tempat terkemuka dalam masyarakat,
memiliki banyak pengaruh terhadap aktifitas Sultan, memiliki peranan penting dalam
persoalan suksesi. Mereka dikelompokkan dalam Khan, Malik, dan Amir (Majundar,
1948:278-289) yang berasal dari beragam bangsa seperti Turki, Arab, Afghanistan,
Abisinia, Mesir, Jawa, dan India. Sebagian besar kaum bangsawan ini mempunyai
latar belakang kehidupan sebagai budak (Ali, 1980:151-152).

4. Sosial
Masyarakat muslim tidak terbagi menjadi kelompok-kelompok yang terpisah antara
satu dengan lainnya meskipun berangkat dari profesi yang beragam. Perbedaan ekonomi
tidak menutup seseorang dari yang lainnya. Kaum bangsawan muslim selama
kesultanan Ghazni dan Ghuri menempati tempat terkemuka dalam masyarakat,
memiliki banyak pengaruh terhadap aktifitas Sultan, memiliki peranan penting dalam
persoalan suksesi. Mereka dikelompokkan dalam Khan, Malik, dan Amir (Majundar,
1948:278-289) yang berasal dari beragam bangsa seperti Turki, Arab, Afghanistan,
Abisinia, Mesir, Jawa, dan India. Sebagian besar kaum bangsawan ini mempunyai
latar belakang kehidupan sebagai budak (Ali, 1980:151-152).
Ulama memiliki kehormatan yang tinggi dan mempunyai pengaruh yang besar dalam
masyarakat. Para sufi juga memainkan peranan penting dalam sejarah sosial periode

Islam di Anak Benua......79


kesultanan. Di samping ulama dan syeikh, para sayyid dihormati oleh semua
golongan

masyarakat. Beberapa budak naik ke posisi tertinggi berkat jasa dan kemampuannya.
Pada awalnya para budak berguna bagi negara; tetapi kemudian mereka menjadi
ancaman bagi kelangsungan negara dan bahkan mengakibatkan kejatuhannya. Hal
ini meyerupai peranan Janissari di Turki Usmania (Itzkowitz, 1972:20-30 dan 90-
92).
Berdasarkan catatan-catatan dan bukti-bukti terlihat bahwa umat Hindu tidak hanya
diperlakukan secara adil tetapi juga secara royal. Status mereka termasuk golongan
yang harus diperhatikan dan dilindungi. Meskipun beberapa candi hancur ketika
terjadinya penyerangan militer dan beberapa tekanan terhadap Hindu agar mereka
tunduk dan patuh, mereka diberi kebebasan penuh dalam memilih agama dan
merayakan upacara-upacara keagamaan (Elliot, 1869:145-150). Banyak orang Hindu
yang mendapatkan pekerjaan yang baik seperti di kantor gubernur atau komando
dalam tentara.
4. Bin Qashim melakukan akomodasi politik terhadap tokoh-tokoh masyarakat setempat.
Para Brahmana diberi fasilitas yang sama bahkan ekstra fasilitas. Posisi-posisi mereka
dalam pemerintahan sebelurnnya diaktifkan lagi. Bahkan kaum oposisi, yang lari pada
waktu perang dan bersembunyi, diberi kembali jabatanya. Apabila pada masa Dahir
para Brahmana dan pemuka agama menikmati 3 % dari hasil bumi, maka Bin Qashim
memberikan hal yang sama kepada mereka (Qureshi 1971:3, Karim, 1974:11-13 dan

Islam di Anak Benua......80


5. Sosial
Masyarakat muslim tidak terbagi menjadi kelompok-kelompok yang terpisah antara
satu dengan lainnya meskipun berangkat dari profesi yang beragam. Perbedaan ekonomi
tidak menutup seseorang dari yang lainnya. Kaum bangsawan muslim selama
kesultanan Ghazni dan Ghuri menempati tempat terkemuka dalam masyarakat,
memiliki banyak pengaruh terhadap aktifitas Sultan, memiliki peranan penting
dalam persoalan suksesi. Mereka dikelompokkan dalam Khan, Malik, dan Amir
(Majundar, 1948:278-289) yang berasal dari beragam bangsa seperti Turki, Arab,
Afghanistan, Abisinia, Mesir, Jawa, dan India. Sebagian besar kaum bangsawan ini
mempunyai latar belakang kehidupan sebagai budak (Ali, 1980:151-152).
Ulama memiliki kehormatan yang tinggi dan mempunyai pengaruh yang besar
dalam masyarakat. Para sufi juga memainkan peranan penting dalam sejarah sosial
periode kesultanan. Di samping ulama dan syeikh, para sayyid dihormati oleh semua
golongan masyarakat. Beberapa budak naik ke posisi tertinggi berkat jasa dan
kemampuannya. Pada awalnya para budak berguna bagi negara; tetapi kemudian
mereka menjadi ancaman bagi kelangsungan negara dan bahkan mengakibatkan
kejatuhannya. Hal ini meyerupai peranan Janissari di Turki Usmania (Itzkowitz,
1972:20-30 dan 90-92).
Berdasarkan catatan-catatan dan bukti-bukti terlihat bahwa umat Hindu tidak hanya
diperlakukan secara adil tetapi juga secara royal. Status mereka termasuk golongan
yang harus diperhatikan dan dilindungi. Meskipun beberapa candi hancur ketika
terjadinya penyerangan militer dan beberapa tekanan terhadap Hindu agar mereka
tunduk dan patuh, mereka diberi kebebasan penuh dalam memilih agama dan
merayakan upacara-upacara keagamaan (Elliot, 1869:145-150). Banyak orang Hindu
yang mendapatkan pekerjaan yang baik seperti di kantor gubernur atau komando
dalam tentara.
Bin Qashim melakukan akomodasi politik terhadap tokoh-tokoh masyarakat setempat.
Para Brahmana diberi fasilitas yang sama bahkan ekstra fasilitas. Posisi-posisi mereka
dalam pemerintahan sebelurnnya diaktifkan lagi. Bahkan kaum oposisi, yang lari pada
waktu perang dan bersembunyi, diberi kembali jabatanya. Apabila pada masa Dahir
para Brahmana dan pemuka agama menikmati 3 % dari hasil bumi, maka Bin Qashim
memberikan hal yang sama kepada mereka (Qureshi 1971:3, Karim, 1974:11-13 dan

Islam di Anak Benua......81


Hussaini, 1949:189).
Sultan senang melaksanakan acara-acara dan perayaan-perayaanagamanya, tetapi tidak
pemah memaksakan agama pada orang lain. Administrasi lokal sepenuhnya berada di
tangan orang Hindu. Beban pajak terhadap orang-orang Hindu jauh lebih ringan
dibandingkan pada masa pemerintahan dipegang oleh penguasa Hindu. Orang-orang
Hindu mendapatkan bagian yang besar dalam perdagangan, niaga, dan pertanian. Dalam
segi budaya, semangat toleransi yang sama ditunjukkan terhadap orang-orang Hindu.
Seni-bangunan, bahasa-kepustakaan, musik-lukisan, dan tradisi-filsafat orang-orang
Hindu dibolehkan berkembang berdampingan dengan muslim (Ali,1980:153-154).
Adat istiadat wanita beragam menurut kelasnya masing-masing. Wanita kelas atas
menunjukkan perhatian terhadap seni dan ilmu pengetahuan, sedangkan wanita desa
biasa terserap dalam tugas-tugas rumah tangga. Sistem Purda telah biasa baik di kalangan
Hindu maupun muslim kecuali di beberapa kota pesisir pantai. Pernikahan dini dan
praktek Sati digemari di kalangan orang Hindu. Adat Sati Daho, istri ikut membakar diri
bersama jasad suaminya, sedikit demi sedikit dikurangi dan akhirnya hilang (Nadavi,
1980:14 dan Karim, 1974:481).

Islam di Anak Benua......82


Ketika penyebaran agama Islam terjadi secara cepat dan meluas, timbul kekhawatiran di
kalangan umat Hindu bahwa ajaran agama Hindu akan lenyap. Maka timbul Gerakan
Bhakti yang dimaksudkan untuk membendung cepatnya penyebaran agama Islam.Gerakan
Bhakti ini merupakan intisari dari ajaran Islam, Hindu, dan Budha.
Pelopor Gerakan Bhakti di India adalah Shankaracharya (788- 820M).Gerakan ini dikembangkan
oleh Ramanand, tokoh terbesar dalam gerakan Bhakti, ajarannya terdiri atas 80 % dari Islam,
sisanya dari intisari Hindu dan Budha. Gerakan Bhakti antara lain menghilangkan sistem
kasta dan mengambil ajaran Islam dengan mengubah Hal menjadi Dasha (sebuah nama dari
ibadat agama Hindu), Dzikir menjadi Krisna (bertasbih menyebut nama Tuhan Krisnma),
Shama menjadi Kirton.
Kabir berguru kepada syekh Budhan, seorang sufi dari tarekat Qadariyah. Ia adalah orang
pertama di India yang berusaha menyatukan Islam dan Hindu ( Karim 1974:207). Tokoh-
tokoh lain di antaranya Guru Nanak. Ia banyak belajar kepada ulama-ulama Islam dan guru-
guru agama Hindu. Karya Nanak membuktikan bahwa pengaruh Islamlah yang dominan
dalam dirinya daripada Hindu (Karim, 1974:207). Chaitanna mengajarkan Adaitabad
(ketauhidan) yang sama dengan wahdat al wujud. Pokok ajaran gerakan Bhakti adalah
"melatih kebaktian dan kecintaan yang abadi" (Talib, 1980:228 dan Ali, 1980:157-158).
Ajaran gerakan Bhakti berkembang pesat pada masa Akbar Agung (1556 - 1605 M) dan
sisa-sisa ajarannya sekarang dikenal dengan ajaran Shikh.

6. Asimilasi Budaya
Dalam bidang ilmu pengetahuan, hubungan Arab-India terjalin dengan baik dan terjadi
pertukaran budaya antara keduanya. Banyak ilmuwan Arab dikirim ke India, sebaliknya para
ilmuwan India diundang ke Bagdad supaya mereka saling mengenal. Amir Khusru
menerangkan bahwa ahli astronomi Arab, Abu Mashar, belajar di Benaras, pusat kebudayaan
Hindu, selama 10 tahun dan Abu Yazid al-Bustami pemah tinggal di Sind dan berguru
kepada penduduk pribumi (Karim, 1974:15). Banyak orang Hindu menerjemahkan buku-
buku dari bahasa Sansekerta ke bahasa Arab. Buku Shiddanta yang dikarang Brahma Gupta
diterjemahkan menjadi Tariche Sind Wa Hind. Buku Kalilah Wa Dimna yang diterjemahkan
dari Panca Tantra (Ponca Tantra) sangat populer di Arab. Banyak buku kedokteran India

Islam di Anak Benua.....79


yang diterjemahkan dan yang paling populer adalah Shashruta dan Carak. Di samping itu
adalah buku kehewanan, etika, magic, kimia, dan politik serta musik. Dengan demikian Arab
sangat berhutang budi kepada India (Elliphenston,1857:260 dan Majumdar, 1948:268-275).
Investasi India dalam angka-angka dikenal oleh Barat sebagai angka Arab (Arabic
numerals). Penggunaan angka nol dikenal orang Arab setelah invasi Bin Qasim. Pada zaman
Mahmud hidup Abu Nashr al-Farabi sebagai filosof, dan penyair Firdausi (920 - 1020 M).
Atas perintah Mahmud, Firdausi menulis sebuah karya besar yang berjudul Shah Nama
Firdausij Shah Name Firdausi (Qureshi, 1971:178). Penyair besar lainnya adalah Unsari, al-
Farrukhli, dan Asduji, di samping adanya dua orang pujangga penulis besar, yaitu
Badi'uzzaman al-Hamdani dan Abu Bakr al Khawarizmi. Pengaruh kedua pengarang ini
dalam perkembangan sastra Arab sangat besar. Hamdani sendiri adalah Gubernur Sultan
Mahmud di negeri Heart (Qureshi, 1971:178). Juga Abul Faraj al Runi, Mas'ud I, Sa' di,
Salman, Sana'i, dan lain-lain hidup di istana Mahmud di Lahore, Punjab, yang menjadikan
kota tersebut sebagai pusat peradaban Islam. Abu Raihan al-Biruni, lahir pada tahun 973 M
(4 September) di Khiba, Khawarizm (sekarang wilayah Uzbekistan). Ia menulis Kitab

Islam di Anak Benua.....80


al-Hind yang berbicara tentang sejarah dan geografi India. Buku tersebut dikenal
sebagai buku sejarah terbaik sepanjang masa yang menjelaskan peradaban Hindu secara
netral, simpatik dan sangat ilmiah (Karim,1974: 27-28 dan Maudud, 1970:105-107). Ia
juga menulis buku al-Qanun al
Mas'udi ft al-Hayat wa al-Nujum yang menerangkan tentang tumbuh-tumbuhan dan
ilmu nujum.
Buku ini adalah salah satu buku yang terkenal di antara 22 buah bukunya yang masih
ada. Hamdani sendiri adalah Gubemur Sultan Mahmud di negeri Herat (Karim, 1974:27-
28). Al-Mayamandi, lebih populer dengan nama al-'Utby, menulis sebuah buku sejarah
yang berjudul Tarikh-e-Yamani. Buku ini berbicara tentang kehidupan Sultan Mahmud
(Maudud, 1970:106-108).
Kontak antara Islam dan Hindu menghasilkan gaya arsitektur Indo-Muslim, yaitu
arsitektur Muslim dengan campuran gaya Siria, Bizantium, Mesir, dan Iran, sedangkan
detilnya Hindu, Jaina, atau Budha. Dalam hubungan kemasyarakatan lahir bahasa
baru yaitu Urdu, sedangkan pengaruh Islam dalam bahasa Sansekerta melahirkan
bahasa Bangla.

Islam di Anak Benua.....81


BAB III
KESIMPULAN

Islam masuk ke India secara penetration pacifique melalui hubungan perdagangan di


kota-kota pesisir pantai barat dan selatan. Pada waktu itu kondisi sosial dan politik
India sedang rapuh. Kasta tinggi menindas kasta yang lebih rendah dan raja-raja
Hindu saling berebut kekuasaan. Hubungan politik antara Arab dengan India juga
rapuh. Dalam kondisi yang demikian pasukan Islam di bawah pimpinan Muhammad
bin Qasim datang membawa harapan bagi keselamatan or ang-orang yang
tertindas.Sejak saat itu agama Islam tersiar di India baik melalui jalur laut maupun jalur
darat. Pergerakan pasukan Islam ke India terus berlangsung sampai terbentuknya
kesultanan Delhi.
Motif agama, politik, dan ekonomi mendorong Sultan Mahmud untuk menyerang ke
India. Demikian pula dengan Muhammad Ghuri. Bedanya, Ghuri lebih condong
pada motif politik dan agama. Perbedaan yang paling menonjol adalah Mahmud
tidak pemah tinggal di India sedangkan Ghuri membangun kekuasaan permanen di
kawasan itu.
Sejak berdiri kesultanan Ghazni, perkembangan peradaban semakin pesat seiring
dengan semakin banyaknya para sufi, ulama, ilmuwan, dan para ahli di berbagai
bidang masuk ke India. Pertukaran budaya terjadi saling menguntungkan baik di pihak
Islam maupun India, bahkan muncul peradaban baru yang merupakan hasil
percampuran kedua budaya antara lain lahirnya bahasa baru.
Kedatangan Islam ke Anak Benua India tidak berdasarkan kekerasan, tetapi
merupakan kebutuhan masyarakat pada masa itu. Keberhasilan Islam di India terjadi
karena banyak faktor tetapi yang paling dominan adalah karena adanya rasa
persaudaraan yang kuat, solidaritas yang sejati, dan keadilan yang ditegakkan. Islam
membangun pranata sosial dan administrasi yang baik. Hubungan peradaban Islam dan
India terjadi saling memberi dan menerima dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan,
politik, sosial, ekonomi, dan budaya.

Islam di Anak Benua.....82


Pengaruh Islam di India sangat besar dalam berbagai bidang di antaranya mulai
dilarangnya adat Sati Daho. Islam masih bertahan di India meskipun pemeluknya
minoritas (hasil sensus 2001, 180 juta). Kendatipun demikian, Islam di beberapa
wilayah India Utara tetap merupakan masyarakat mayoritas.

Islam di Anak Benua.....83


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik. Islam Dan Masyarakat Pantulan Sejarah Indonesia. Jakarta: LP3ES, 1996.
Ahmad, Aziz, Studies in Islamic Culture in The Indian Environment. Oxford: Clarendon Press,
1964. Aleem, A. K. M. Abdul, Bharate Muslim Shasan Baybaster Itihas: History of Muslim
Administration in
India. Dhaka: Bangla Academy, 1976.

Ali, K., History of India, Pakistan, and Bangladesh. Dhaka: Ali Publications,
1980. Arnold, Edwin, India Revisited. London: Trubner & Co., 1886.
Babur, Zahiruddin Muhammad, Babur Nama, terjemahanJohn Lexden dan William
Erskine, Babur: Memories ofZahiruddin Muhammad Babur. London: Oxford University
Press, 1921. ·

Beveridge, Henry, A Comprehensive Hostory of India I. London: Blackie and Son, 1862.

Board of Researchers, Islam in Bangladesh Through Ages. Dhaka: Islamic Foundation


Bangladesh, 1995.

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahnya.Jakarta: Proyek


Penggandaan Kitab Suci Al-Quran, 1985.

Dozy, Reinhart, Spanish Islam. London: Chatlos & Windus, 1913.

Duff, C. Mabel, The Chronology of India: From the Earliest Times to the Beginning of the Sixteenth
Century.
Whitehall Gardens: Archibald Constable & Co., 1899.

Elliot, H. M., History of India as Told by Its Historians II. London: Trubner & co., 1869.
Elliphenston·(Mountstuart), The History of India: The Mohametan Periods. London: Jhon Murray,
1857.
Islam di Anak Benua.....84
Ferishta, Mahomed Kasim (Abul Qasim Ferishta), Tarikhe Ferishta, terjemahan John Briggs,
History of the Rise of Mahomedan Power in India till the Year A.D. 1612. Delhi: Low Price
Publication, 1997.

Gibb, H. A. R., "Ibn Batuta Travels in Asia and Africa 1325-1354", dalam Sir E. Denison
Ross dan Eileen Power, The Broadway Travelers. London: Routledge & Kegan aul Ltd.,
1929.

Hamka, Sejarah Umat Islam. Jakarta: Nusantara, 1961.

Hasan, Hasan Ibrahim, Islamic History and Culture from 632-1968 penterjemah Djahdan
Humam.
Yogyakarta: Kota Kembang, 1989.

al-Hasyimi, Sayyed Muhammad, Jawahir al-Adab, Jilid II. Kairo: al-Maktaba al-Tijariyah
al-Kubra, 1965.

Haque, Muhammad Mumtazul, Bangladeshe Islam. Dhaka: Islamic Foundation Bangladesh,


1980. Hussaini, S. A. Q., Arab Administration. Madras: Soldent & Co., 1949.
Ikram, S. M., Muslim Civilization in India. ed. Ainslie T. Embree. Ney York: Columbia
University Press, 1964

Internet, Truth About Dahir Sen, http:/ /www.osl.cs.vivc.Edu/ --jamali / sindh /story/
node Itzkowitzo, rman, Ottoman Empire and Islamic Tradition. New York: Alfred A.
Knopf, 1972.
Al-Jauziah, ImamlbnQayyim, Dzad al-Maadfi Hadyi Khairal-'IbadMuhammad Khatim al-
Nabiyyin wa Imam al Mursalin. jilid III. Kairo: Mathba'ah al-Mesriyah, 1379 H.

Karim, Abdul, Bharatiya Upamadeshe Muslim Shashan : Muslim Rule in Indian Sub-Continent.
Dhaka: Bangla Academy, 1974.

Karim, M. Abdul, "Kontribusi Muhammad bin Qasim dalam Penaklukan Sind", Thaqafiyat,
vol 2 no.
2tahun2001
Karim, Muhammad Reza-i-, Arab Jatir Itihas: History of the Arabs. Dhaka: Bangla Academy,
1972. Kaya, K. P., Muslim Missionaries in South India, terjemahanIslam
Abul Quasem
di Anak Bhuiyan
Benua.....85
Dakkhin Bharate
Muslim Musalman Mishionari. Faridpur: Islamic Cultural Centre, 1980.

Majumdar, R. C., An Advanced History of India, London: Macmillan & co.Ltd., 1948.

Maudud, Abdul, Muslim Monisha: Biographical Sketches of Muslim Intelectuals. Dhaka:


Nawroz Kitabistan, 1970.

Musa, Mansur, Bangladesh. Dhaka: Department of Bangla, Dhaka University, 1974.

Nadavi, Maulana Abul Hasan Ali, Muslim and Indian Civilaization, terjemahan Siddiq
Ahmed,
Upamahadeshio Shavvatai Muslim Abodan. Dhaka: The Islamic Foundation Bangalesh, 1980.

Nainar, S. Husayan, Islam di India dan Hubungan-Hubungannya dengan Indonesia. Jakarta:


Informa tion Service of India, 1965.

Nasa'i, Sunan al-Nasa'i, Kitab al-Jihad. Beirut: Daar al-Fikr, 1930.

Qureshi, Ishtiaq Husain, The Administration of the Sultanate of Delhi. New Delhi: Oriental
Books Reprint Co, 1971.

Tabrizi, Syekh Waliuddin Muhammad bin Abdullah al-Khatib, Misqat al-Masabih. Delhi: Kutub
Khana Rashidiah, 740 H., bab Kitab al-Ilmi, dari Abdulah ibn Amar, riwayat Bukhari.

Talib, Abdul Manan, Bangladesh e Islam. Dhaka: Adhunik Prokashani, 1980.

Watt, W. Montgomery, The Majesty that was Islam, terjemahan Hartono Hadikusumo,
Kejayaan Is lam: Kajian Kritis dari Tokoh Orientalis. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1990.

Wheller, R. E. M., Five Thousands Years of Pakistan. London: Cristopher Jhonson, 1950.

Zaman, Sadeq Shibli, Bangladesher Sufi Shadhak OWali Auliya. Dhaka: RahmaniLibrary, 1980.

Islam di Anak Benua.....86


3B. DRAF PROPOSAL TESIS
STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI AKHLAKUL KARIMAH
PADA SISWA SMPN 1 PALIMANAN
KABUPATEN CIREBON JAWA BARAT

Disusun Oleh :
FIRLY AYU KUSUMAWARDANI

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

Islam di Anak Benua.....87


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia pada hakikatnya adalah salah satu makhluk yang diciptakan Allah SWT dalam bentuk

yang paling baik,1 dan memiliki kedudukan yang paling mulia. Manusia adalah makhluk

istimewa yang Allah ciptakan dengan dibekali berbagai potensi yang dapat dikembangkan secara

optimal melalui proses Pendidikan. Sehingga manusia merupakan makhluk yang perlu atau harus

di didik.2

Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Sisdiknas nomor 20 Tahun 2003 Bab I,3

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana unutk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri,kepribadian,kecerdasan,akhlak mulia,serta
keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat,bangsa dan negara”.

Untuk itu, kualitas sumber daya manusia perlu dtingkatkan melalui berbagai program Pendidikan

yang dilaksanakan secara sistematis dan terarah berdasarkan kepentingan yang mengacu kepada

kemajuan ilmu pengetahuan danb teknologi (IPTEK) dan dilandasi keimanan dan ketaqwaan.

Pendidikan merupakan salah satu dari kebutuhan mendasar manusia yang selalu diperlukan di

sepanjang hidupnya. Manusia adalah makhluk pemikir yang memiliki tujuan hidup. Lewat

Pendidikan yang tepat, manusia bisa meraih cita-cita luhur dan jalan kebahagiannya.

________________________

“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”

2
Pratiwi,E., Manusia Sebagai Animal Educandum (Jakarta: Gema Insani Press,2010) hlm 35

Islam di Anak Benua.....88


3
Depdiknas, Undang-undang system Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. (Jakarta:Sinar

Grafika,2009)hlm.3

Tentu saja Pendidikan yang dimaksud adalah upaya pengembangan dan aktualisasi potensi

internal manusia untuk mencapai tujuan ideal.4 Imam Ghazali salah seorang pemikir besar

muslim menilai Pendidikan sebagai prinsip dasar pemasyarakatan manusia. Menyangkut hal ini ,

ia menyatakan, “Jika para ilmuan dan pendidik tidak ada, maka masyarakat akan hidup seperti

hewan ternak. Dengan kata lain, Pendidikan bisa mengangkat manusia dari peringkat hewani

menuju peringkat insani.5

Arti Pendidikan menurut islam, adalah memberikan petunjuk dan menyempurnakan manusia dari

segala sisi. Mengenai pentingnya Pendidikan menurut islam ini kita bisa merujuk pada Al-

Qur’an surat Al-Alaq ayat 3 hingga ayat 5.6

Sementara itu tujuan utama Pendidikan adalah menghasilkan kepribadian manusia yang matang

secara intelektual, emosional, dan spiritual.7 Oleh karena itu, komponen esensial kepribadian

manusia adalah nilai dan kebajikan. Nilai dan kebajikan ini harus menjadi dasar pengembangan

kehidupan manusia yang memiliki peradaban , kebaikan, dan kebahagiaan secara individual

maupun sosial. Dengan demikian, Pendidikan di sekolah seharusnya memberikan prioritas untuk

membangkitkan nilai-nilai kehidupan,serta menjelaskan implikasinya terhadap kualitas hidup

masyarakat.

Sementara tujuan Pendidikan agama islam di sekolah umum adalah untuk meningkatkan

keimanan,pemahaman,penghayatan dan pengamalan peserta didik terhadap ajaran agama islam

sehingga menjadi manusia muslim.

______________________
Islam di Anak Benua.....89
4
Al-Nahlawi, Abdurrahman. Prinsip-prinsip Pendidikan islam, (Bandung: Diponegoro,1989).,hlm 156

5
Aly, Noer, Hery & Suparta, Munazier. Pendidikan Agama Islam Kini dan mendatang(CV. Triasco. Jakarta.

2003),hlm 78

6
Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha pemurah ,yang mengajar(manusia)dengan perantara kalam,, Dia mengajar

kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

7
Mulyana,R . Mengartikulasikan Pendidikan Nilai.(Bandung: Alfabeta,2004),hlm 106.

Yang bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlakul karimah (berakhlak mulia) dalam

kehidupan pribadi,bermasyarakat,dan bernegara.8

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis dapat memahami bahwa pelaksanaan pembelajaran

Pendidikan agama islam di sekolah bukan hanya diajukan untuk sekedar mengajarkan peserta

didik agar dapat hapal bacaan sholat,hafal nama-nama malaikat,mengetahui sejarah dan

perkembangan agama islam dan semacamnya,akan tetapi secara umum bertujuan untuk

meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta pembinaan akhlak yang mulia dan budi pekerti

yang luhur. Dengan kata lain, pembelajaran Pendidikan agama islam bertujuan untuk

membentuk karakter dan kepribadian muslim yang kaffah melalui peningkatan religious anak

didik.

Adapun indikator lainnya yang dapat menyebabkan kurang berhasilnya pembelajaran Pendidikan

agama islam , yang selama ini paling sering disoroti adalah rendahnya kualitas moral dan akhlak

anak anak dan remaja. Banyak anak atau remaja yang melakukan Tindakan-tindakan yang tidak

baik atau amoral seperti balapan motor liar,perkelahian dsb. Semua fenomena tersebut

merupakan tanya adanya fenomena kurang diamalkannya ajaran agama dalam kehidupan anak-

anak dan remaja yang salah satunya dikarenakan kurang berhasilnya pembelajaran Pendidikan

agama di sekolah.9 Islam di Anak Benua.....90


Permasalahan kemerosotan nilai,moral dan akhlak telah menjadi salah satu problematika

kehidupan bangsa Indonesia pada saat ini, hal ini disebabkan oleh ketidakefektifan penanaman

nilai-nilai moral, baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat secara keseluruhan.

Efektifitas paradigma Pendidikan yang berlangsung di jenjang Pendidikan formal hingga kini

masih sering diperdebatkan, termasuk didalamnya Pendidikan agama islam.10

Padahal mata pelajaran Pendidikan agama islam tidak hanya mengantarkan peserta didik untuk

menguasai berbagai ajaran islam, tetapi yang terpenting adalah bagaimana peserta didik dapat

mengamalkan ajaran-ajaran itu dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Pendidikan agama

islam juga menekankan keutuhan dan keterpaduan antara ranah kognitif,psikomotor dan

afektifnya.11 Oleh karenanya muncul gugatan dan hujatan terhadap dunia Pendidikan ,kepada

guru, dan terhadap proses pembelajaran.

Pembelajaran Pendidikan agama islam yang dikembangkan selama ini adalah selalu

menempatkan guru sebagai pusat belajar sehingga target pembelajaran adalah mentransfer ilmu

pengetahuan sebanyak-banyaknya kepada peserta didik(knowledge) yang berbentuk penguasaan

bahan materi dan selalu berorientasi pada nilai yang tertuang dalam bentuk angka-angka.

Dengan demikian, dominasi guru akan menghancurkan kreativitas ,inovasi serta kemandirian

peserta didik. Di samping itu penyampaian pembelajaran lebih bersifat teks normative.

Pendidikan religious atau keberagaman yang seharusnya terbentuk melalui Pendidikan agama

terabaikan atau gagal diwujudkan.

Kurang berhasilnya Pendidikan agama islam di sekolah menurut para ahli dapatt disebabkan oleh

berbagai factor. Seperti yang dikemukakan oleh Mukhtar berikut ini.12

Islam di Anak Benua.....91


“Adanya tiga indikator kekeliruan dalam orientasi Pendidikan agama islam yaitu: 1). Lebih

berorientasi pada bagaimana mempelajari tentang ilmu agama semata sehingga tidak

terinternalisasi dalam kepribadian anak didik; 2). Tidak memiliki strategi penyusunan dan

pemilihan materi yang tepat sehingga terjadi kekacauan materi; dan 3). Kurangnya penjelasan

yang luas dan mendalam serta kurangnya penguasaan istilah-istilah kunci dan pokok sehingga

tidak sesuai dengan semangat dan konteksnya.

Faktor-faktor yang menjadi penghambat keberhasilan Pendidikan agama islam di banyak

sekolah, menurut Arifin13 diantaranya :

“Pertama, factor eksternal, yaitu: a) sikap orangtua yang kurang perhatian terhadap Pendidikan
agama islam, b) Situasi lingkungan masyarakat yang kurang mendukung. c) Adanya gagasan
terobosan yang dipersepsikan menjadi mengambil jalan pintas dengan menghalalkan segala cara.
d) Frustasi karena Pendidikan tidak menjanjikan kehidupan yang layak. e) Dampak teknologi
pada transisi nilai. Kedua, factor internal. Yaitu : a) Guru yang kurang kompeten. b) salah
penempatan guru agama. c) Pendekatan metodologi yang masih tradisional. d) Solidaritas
terhadap guru agama kurang. e) kurang persiapan guru dalam mengajar. f) Kurikulum yang
padat. g) Hubungan guru dan peserta didik yang terlalu formal. h) Supervisi yang tidak
berfungsi”.

Dengan melihat kondisi pembelajaran Pendidikan agama islam seperti yang disebutkan di atas,

menjadikan proses pembelajaran Pendidikan agama islam seperti yang disebutkan di atas,

menjadikan proses pembelajaran Pendidikan agama islam menjadi kurang berhasil, bahkan

kurang berkualitas. Padahal kualitas Pendidikan merupakan harapan sekaligus tujuan dari

diselenggarakannya Pendidikan termasuk Pendidikan agama islam di sekolah. Kondisi seperti

yang diilustrasikan tadi hampir terjadi di semua jenjang Pendidikan. Begitupun di SMPN 1

Palimanan Kabupaten Cirebon Jawa Barat.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami dan dimengerti bahwa pelaksanaan Pendidikan

agama islam sekolah menghadapi sejumlah permasalahan yang mendesak untuk dipecahkan. Jika
Islam di Anak Benua.....92
tidak, dikhawatirkan justru misi utama yang hendak diemban oleh Pendidikan agama islam

kurang mencapai sasaran.

Berdasarkan pengamatan awal yang penulis lakukan, jika dilihat dari ketercapaian tujuan

pembelajaran, bahwa Pendidikan agama islam di SMPN 1 Palimanan Kabupaten Cirebon Jawa

Barat menunjukkan (65%)peserta didik memperoleh nilai ulangan di bawah 80.

Pada aspek sikap(afektif) masih ada peserta didik yang mempunyai sikap yang kurang positif

diantaranya, peserta didik masih ada yang berbicara dengan Bahasa yang kasar, tidak

mengucapkan salam Ketika bertemu dengan guru,sering berbohong,acuh tak acuh Ketika

diberikan tugas,merokok di lingkungan sekolah,berpakaian tidak rapih,membuang sampah

sembarangan. Sementara masih ada peserta didik ,dilihat dari aspek keterampilan (psikomotor)

belum bisa melakukan sholat wajib dengan baik dan benar,belum lancar membaca al-qur’an

dengan baik, tidak tertib dalam melaksanakan sholat jumat berjamaah,tidak dapat melakukan

wudhu dengan baik.

Berdasarkan hasil wawancara14 dengan salah seorang guru Pendidikan Agama Islam di SMPN 1

Palimanan Kabupaten Cirebon Jawa Barat, strategi yang diterapkan dalam upaya menanamkan

nilai-nilai akhlakul karimah diantaranya : 1) Pendidikan kurikuler seperti Pendidikan agama

islam di dalam kelas, 2) Pendidikan ekstrakurikuler seperti ; (a) Pemberian PR/Tugas, (b)

Mengadakan kultum jumat pagi, (c) Sholat jumat berjamaah, (d) Pesantren kilat di bulan

Ramadhan.

Permasalahan yang ingin diungkap dalam penelitian ini yaitu Bagaimana Strategi Guru

Pendidikan Agama Islam dalam menanamkan nilai-nilai Akhlakul karimah di SMPN 1

Palimanan Kabupaten Cirebon Jawa Barat ?


Islam di Anak Benua.....93
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat banyak factor yang mempengaruhi kualitas

pembelajaran pendidikan agama islam, baik factor internal maupun eksternal, maka mengingat

keterbatasan peneliti, maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya pada penerapan strategi

Guru Pendidikan agama islam dalam menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah secara rinci dapat

dijabarkan sebagai berikut:

1.Bagaimana strategi yang diterapkan guru Pendidikan agama islam dalam upaya menanamkan

nilai-nilai akhlakul karimah siswa SDN 1 Lungbenda Kabupaten Cirebon Jawa Barat.

2.Apa factor penunjang dan penghambat strategi yang diterapkan guru Pendidikan agama islam

dalam upaya menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah siswa SMPN 1 Palimanan Kabupaten

Cirebon Jawa Barat ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam pembahasan tesis ini adalah sebagai berikut :

1). Untuk menjelaskan strategi yang diterapkan guru Pendidikan agama islam dalam

upaya menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah siswa SMPN 1 Palimanan

Kabupaten Cirebon Jawa Barat.

2). Untuk menjelaskan factor penunjang dan penghambat strategi yang diterapkan

Guru Pendidikan Agama Islam dalam upaya menanamkan nilai-nilai akhlakul

karimah siswa SMPN 1 Palimanan Kabupaten Cirebon Jawa Barat.

2. Manfaat Penelitian

Islam di Anak Benua.....94


Hasil penelitian diharapkan dapat berguna secara teoritis , praktis dan akademis yakni

sebagai berikut :

1). Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

rujukan untuk mengetahui bagaimana strategi yang diterapkan guru Pendidikan

agama islam sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan

peserta didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensinta,baik

potensi afektif,kognitif maupun psikomotor khususnya dalam menanamkan nilai-

nilai akhlakul karimah siswa.

2). Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan akan berguna bagi guru Pendidikan agama islam ,

khususnya guru Pendidikan agama islam SMPN 1 Palimanan

3). Manfaat secara Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan akan berguna bagi dunia akademik dan akan

menjadi salah satu sumbangsih pemikiran penulis terhadap dunia Pendidikan

khususnya pada Pendidikan agama islam dan dapat menjadi bahan rujukan atau

petunjuk awal bagi peneliti yang punya kepeduliaan yang sama dengan penulis.

D. Kerangka Pemikiran

Pengertian Strategi dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah rencana yang cermat

mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.15 Syaiful Bahri Djamarah, mengartikan

strategi adalah suatu garis-garis besar Haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran

yang telah ditentukan.16 Strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan

dalam mencapai tujuan. Strategi berbeda dengan metode, strategi menunjuk pada sebuah

Islam di Anak Benua.....95


perencanaan untuk mencapai sesuatu,sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk

melaksanakan strategi. Dengan kata lain, strategi adalah a plan of operation achieving

something. Sedangkan metode adalah a way in achieving something.

Beberapa ahli Pendidikan, memberikan pengertian tentang strategi pembelajaran dengan

beragam yaitu: strategi pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh perancang dalam

menentukan Teknik penyampaian peran, penentuan metode,dan media , alur isi pelajaran, serta

interaksi antara pengajar dan peserta didik.17 Sedangkan menurut Wina Sanjaya, strategi

pembelajaran merupakan rencana Tindakan(rangkaian kegiatan)termasuk penggunaan metode

dan pemanfaatan berbagai sumber daya dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. 18

Selanjutnya Made Wena, kata strategi berarti cara dan seni menggunakan sumber daya untuk

mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran berarti upaya membelajarkan peserta didik. 19

Berdasarkan beberapa pengertian strategi pembelajaran, penulis menyimpulkan bahwa strategi

pembelajaran merupakan pendekatan dalam mengelola kegiatan, dengan mengintegrasikan

urutan kegiatan,peralatan dan bahan serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran,

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan secara aktif dan efisien.

Secara Etimologis, guru adalah orang yang mendidik. Pengertian ini memberikan kesan bahwa

guru adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang Pendidikan. Dalam Bahasa inggris,

kata guru dikenal dengan istilah teacher, juga disebut dengan istilah tutor yang berarti guru

pribadi atau guru yang mengajar di rumah.20

Adapun pengertian guru secara terminology, sebagaimana yang ditulis Hadari Nawawi21 adalah :

“Orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah atau di kelas. Secara lebih
khusus, guru berarti orang yang bekerja dalam bidang Pendidikan dan pengajaran yang ikut
bertanggung jawab dalam membantu anak-anak mencapai kedewasaan masing-masing. Guru
dalam pengertian ini, menurutnya bukanlah sekedar orang yang berdiri diAnak
Islam di depan kelas untuk
Benua.....96
menyampaikan materi pengetahuan tertentu akan tetapi anggota masyarakat juga harus ikut aktif
dan berjiwa bebas secara kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk
menjadi anggota masyarakat sebagai orang dewasa”.

Pengertian kualitas dalam Pendidikan, sesungguhnya berkaitan erat dengan norma-norma yang

mencerminkan keinginan institusi dengan titik fokusnya pada aspek Pendidikan tertentu. Semua

aktifitas yang berkaitan dengan pengajaran, pembelajaran,perbaikan struktur dan fungsi

organisasi diarahkan untuk memenuhi kepuasan tuntutan eksternal. Berkualitas tidaknya

Pendidikan ini sangat ditentukan oleh strategi yang diterapkan guru, khususnya Guru Pendidikan

Agama Islam.

Kualitas adalah pedoman sifat-sifat produk yang menunjukkan kemampuannya , dalam

memuaskan kebutuhan pelanggan,langsung atau tidak langsung baik kebutuhan yang dinyatakan,

maupun yang tersirat masa kini dan masa depan.22

Kualitas dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia(KBBI) adalah suatu nilai atau keadaan. 23

Sementara itu menurut Armand V. Feigenbaum yang dikutip Soewarno Hardjosoedarmo.

Kualitas ialah “full customer satisfaction” (terpenuhinya kepuasan pelanggan).24

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa kualitas berkaitan dengan sifat dari

sesuatu yang baik, dalam istilah lain berkualitas berarti mempunyai sifat-sifat yang baik atau

menyenangkan bagi yang merasakan atau mungkin bagi yang umum, sering juga dalam

pengertian umum kata berkualitas berarti mempunyai sifat yang baik atau terbaik.

Pihak yang berkepentingan terhadap kualitas akhlakul karimah siswa selain orangtua adalah

Guru PAI , karena ia mempunyai tanggung jawab yang besar, contoh bagi peserta didiknya, baik

di sekolah maupun di masyarakat, untuk membimbing, mengajarm dan mendidik putra-putri

Islam di Anak Benua.....97


mereka agar kelak menjadi anak yang berguna bagi masyarakat dan dapat memikul

tanggungjawab guru sebagai warga negara yang baik.

Terkait dengan peningkatan kualitas akhlakul karimah, guru Pendidikan agama islam harus

mempunyai ruang dan waktu yang optimal untuk mengembangkan proses pembelajaran

Pendidikan agama islam.25 Dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Penggunaan ruang dan waktu yang optimal untuk pembelajaran Pendidikan agama islam dapat

dilakukan melalui program ekstrakurikuler misalnya kegiatan kultum jumat pagi, membaca surat

yasin Bersama-sama , melaksanakan sholat dhuha Bersama-sama setiap hari dan melaksanakan

sholat jumat berjamaah di sekolah. Selain itu dapat juga dilakukan dengan menambah jam

pelajaran Pendidikan agama islam melalui muatan local,misalnya baca tulis Al-Qur’an.

E. Sistematika Penulisan

Pembahasan ini dibagi menjadi lima bab dimana masing-masing bab terdiri dari beberapa

sub bab. Adapun sistematika pembahasannya adalah :

Bab Pertama adalah pendahuluan. Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka penelitian, tinjauan Pustaka, dan sistematika

pembahasan.

Bab Kedua berisikan kajian teori, pada bab ini bersifat teoritis konseptual. Pada bab ini akan

dikaji tentang strategi yang diterapkan Guru Pendidikan Agama Islam dalam menanmkan

akhlakul karimah pada siswa SMPN 1 PALIMANAN Kabupaten Cirebon Jawa Barat.

Bab Ketiga berisikan metode penelitian yang merupakan sarana untuk memperoleh data dari

lapangan.

Islam di Anak Benua.....98


Bab ke Empat merupakan hasil penelitian dan pembahasan , yang berisikan tentang strategi guru

Pendidikan agama islam dalam menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah siswa di SMPN 1

Palimanan Kabupaten Cirebon Jawa Barat. Factor penunjang dan penghambat strategi Guru

Pendidikan agama islam.

Bab ke Lima , penutup . berisikan tentang kesimpulan dari pembahasan dan saran berdasarkan

temuan penelitian.

F. Strategi

1. Pengertian Strategi

Strategi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah rencana yang cermat

mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.26 Syaiful Bahri Djamarah,

mengartikan strategi adalah suatu garis-garis besar dalam Haluan untuk bertindak dalam

usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.27

Strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan.

Strategi berbeda dengan metode, strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai

sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.

Dengan kata lain, strategi adalah a plan of operation achieving something; sedangkan metode

adalah a way in achieving something.

Beberapa ahli Pendidikan, memberikan pengertian strategi pembelajaran dengan beragam yaitu,

Strategi pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh perancang dalam menentukan Teknik

penyampaian pesan, penentuan, metode, dan media, alur isi pelajaran serta interaksi antara

pengajar dan peserta didik.28 Selanjutnya Made Wena, kata strategi berarti cara dan seni

Islam di Anak Benua.....99


menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran berarti upaya

membelajarkan peserta didik.30

Berdasarkan beberapa pengertian strategi pembelajaran, penulis menyimpulkan bahwa strategi

pembelajaran merupakan pendekatan dalam mengelola kegiatan, dengan mengintegrasikan

urutan kegiatan, peralatan dan bahan serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan secara aktif dan efisien.

G. Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)

1. Pengertian Guru PAI

Untuk memudahkan suatu konsep yang dapat dijadikan suatu pengertian guru, maka perlu

ditinjau dari beberapa pendapat para ahli Pendidikan. Meskipun mereka berbeda pendapat tetapi

mempunyai maksud yang sama. Guru adalah orang yang kerjanya mengajar.31

Dalam masyarakat jawa, guru dilacak melalui akronim gu dan ru. “Gu” diartikan dapat digugu

(dianut) dan “RU” bisa diartikan ditiru(dijadikan teladan).32

2. Sifat-sifat Guru PAI

Abdurrahman An-Nahlawi,33 menjelaskan bahwa sifat-sifat guru adalah sebagai

berikut :

1) Guru hendaknya Robbani dalam segala tujuan, tingkah laku,dan pola pikirnya.

Maksudnya, dalam mendidik guru harus memiliki dalil sebagai pedoman terhadap

materi yang bersangkutan.

2) Guru hendaknya mempunyai ikhlas dalam pekerjaannya.

3) Guru hendaknya mempunyai sifat sabar dalam mendidik. Maksudnya, guru

hendaknya dapat dijadikan sebagai contoh dalam amal dan perbuatannya.


Islam di Anak Benua....100
4) Guru hendaknya besifat jujur dalam menyampaikan apa yang diserukan kepada

anak didik. Maksudnya guru harus berpengetahuan luas terhadap apa yang

diajarkannya agar materi yang disampaikan dapat dipahami oleh murid.

5) Guru hendaknya selalu membekali diri dengan berbagai macam ilmu dan terus

menerus mengadakan pengkajian dengan menggunakan metode yang sesuai.

6) Guru hendaknya menguasai berbagai macam metode pelajaran dan

menggunakannya dengan tepat. Maksudnya, guru harus dapat menyikapi peserta

didik dalam berbagai situasi dan kondisi.

7) Guru hendaknya mampu mengadakan pengelolaan terhadap peserta didik serta

tegas dan dapat berlaku adil. Maksudnya guru harus dapat mendidik murid sesuai

dengan kemampuan yang dimilikinya.

8) Guru hendaknya memahami jiwa anak, sehingga dapat memperlakukan peserta

didiknya sesuai dengan kemampuannya. Maksudnya guru harus bisa memahami

problem yang dihadapi murid.

9) Guru harus bersifat adil maksudnya guru hendaknya tidak membeda-bedakan

murid.

H. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

a. Secara Etimologi

Dalam Al-Qur’an tidak ditemukan kata al-tarbiyat, namun terdapat istilah lain seakar dengannya,

yaitu al-rabb, rabbayani, murrabbiy, yurbiy dan rabbaniy. Sedangkan dalam hadis hanya

ditemukan kata Rabbani. Menurut Abdul Mujib masing-masing tersebut memiliki kesamaan

makna,walaupun dalam konteks tertentu memiliki perbedaan.34

Islam di Anak Benua....101


Abul A’la al-Maududi menjelaskan kata rabbun terdiri dari dua huruf “ra” dan “ba” tasydid yang

merupakan pecahan dari kata tarbiyah yang berarti “Pendidikan,pengasuhan,dan sebagainya.

Selain itu kata ini mencakup banyak arti seperti “kekuasaan,perlengkapan

pertanggungjawaban,perbaikan,penyempurnaan,dan lain lain, kata ini juga merupakan predikat

bagi suatu kebesaran,keagungan,kekuasaan dan kepemimpinan.35

Istilah lain dari Pendidikan adalah Ta’lim, merupakan Masdar dari kata allama yang berarti

pengajaran yang bersifat penyampaian pengertian,pengetahuan,dan keterampilan. Penunjukkan

kata ta’lim pada pengertian Pendidikan, sesuai dengan firman Allah SWT.

Artinya : Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian

mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman : “Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama

bend aitu jika kamu memang benar orang-orang yang benar.”36

I. Akhlakul Karimah

(1). Pengertian Akhlak

Berbicara tentang akhlak, maka bisa dipastikan ini istilah sudah sangat familier di

telinga siapapun,karena istilah akhlak tak bisa dipisahkan dari sikap manusia sehari-

hari. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan akhlak.

Yaitu pendekatan linguistic (kebahasaan), dan pendekatan terminologis

(peristilahan).37

Berdasarkan sudut kebahasaan, akhlak berasal dari Bahasa arab yaitu ishim Masdar

(bentuk infinitive) dari kata akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, seseuai dengan timbangan

(wazan) tsulasi majid: af’ala, yuf’ilu if’alan yang berarti al-sajiyah (perangai), ath-

Islam di Anak Benua....102


thabi’ah (kelakuan, tabiat watak dasar), al-‘adat (kebiasaan,kelaziman), al-maru’ah

(peradaban yang baik), dan al-din (agama).38

Adapun secara terminology, pengertian akhlak sebagaimana dipaparkan oleh beberapa ahli,

diantaranya adalah Ibn Miskawaih.39 Menurut dia al-akhlak adalah : sifat yang tertanam dalam

jiwa yang memotivasinya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan

pertimbangan.39

Sedangkan Imam Ghazali mendefinisikan akhlak dengan : sifat yang tertanam dalam jiwa yang

dengannya lahirlah berbagai macam dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan

pertimbangan.40

Ahmad Amin memberikan uraian tentang definisi akhlak. Menurutnya akhlak adalah menangnya

keinginan dari beberapa keinginan manusia dengan langsung dan berturut.41

Kata Akhlak menurut Rachmat Djatnika berasal dari Bahasa arab Akhlaq bentukjama dari

mufradnya adalah khuluq, yang berarti “Budi Pekerti”. Sinonimnya : etika dan moral. Etika

berasal dari Bahasa latin, etos yang berarti “kebiasaan”. Moral berasal dari Bahasa latin juga,

mores, juga berarti “kebiasaannya”.42

Selanjutnya menurut Zakiah Darajat kata akhlak secara etimologi (arti Bahasa)berasal dari kata

khalaqa, yang kata asalnya khuluqum, yang berarti : perangai, tabiat,adat atau khalqun yang

berarti kejadian, buatan, ciptaan. Jadi secara etimologi akhlak itu berarti perangai, adat, tabiat,

atau system perilaku yang dibuat.43 Karenanya,akhlak secara kebahasaan bisa baik atau buruk

tergantung pada tata nilai yang dipakai sebagai landasannya, meskipun secara sosiologis di

Indonesi kata akhlak sudah mengandung konotasi baik, jadi orang berakhlak berarti orang yang

berakhlak baik.44
Islam di Anak Benua....103
Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman menyatakan bahwa Muhammad Rasulullah memiliki

akhlak yang mulia (agung) :

Artinya : Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.45

Artinya : (Agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu.46

Akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusai yang dari padanya lahir

perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses pemikiran atau penelitian. 47

Jadi, akhlak itu sendiri bukanlah perbuatan, melainkan gambaran bagi jiwa yang tersembunyi.

Oleh karenanya dapatlah disebutkan bahwa “akhlak itu adalah nafsiyah (bersifat kejiwaan), atau

maknawiyah (sesuatu yang abstrak), dan bentuknya kelihatan dinamakan mu’amalah(Tindakan)

atau suluk (perilaku), maka akhlak adalah sumber dan perilaku adalah bentunya.48

Akhlak atau pekerti menurut Imam Ghazali bukanlah pengetahuan (ma’rifat) tentang baik dan

jahat maupun kodrat (qudroh) untuk baik dan buruk, bukan pula pengamalan yang baik dan

jelek, melainkan suatu keadaan jiwa yang mantap.

Lebih lanjut Al-Ghazali menjelaskan bahwa akhlak berarti suatu kemantapan (jiwa) yang

menghasilkan perbuatan atau pengamalan dengan mudah, tanpa harus direnungkan dan

disengaja. Jika kemantapan itu sedemikan, sehingga menghasilkan amal-amal yang baik yaitu

amal yang terpuji menurut akal dan Syariah maka ini disebut akhlak yang baik. Jika amal-amal

yang tercela yang muncul dari keadaan (kemantapan) itu, maka itu dinamakan akhlak yang

buruk.

Islam di Anak Benua....104


Adapun yang dimaksud dengan akhlak dalam pemakaian kata sehari-hari adalah “akhlak yang

baik” (al-akhlak al-karimah)umpamanya dikatakan : “orang itu berakhlak”, artinya orang itu

mempunyai akhlak yang baik. “orang itu tidak berakhlak”,artinya orang itu tidak mempunyai

akhlak yang baik, atau buruk akhlaknya. Sesungguhnya disamping ada akhlak yang baik ada

juga akhlak yang buruk (al-akhlak al-rodzillah).49 Akhlak atau system perilaku ini terjadi melalui

suatu konsep seperangkat pengertian tentang apa dan bagaimana sebaiknya akhlak itu harus

terwujud. Konsep atau seperangkat pengertian tentang apa dan bagaimana sebaiknya akhlak itu,

disusun oleh manusia di dalam system idenya.50

Dari pengertian-pengertian diatas, dapat dipahami bahwa kata “akhlaq”sebenarnya jamak dari

kata “khuluqun”artinya Tindakan. Kata “khuluqun” sepadan dengan kata “khalqun” artinya

kejadian dengan kata “khaliqun” artinya pencipta dan kata “makhluqun” artinya yang diciptakan.

Dengan demikian, rumusan terminologis dari akhlak merupakan hubungan era antara Khaliq

dengan makhluk serta antara makhluk dengan makhluk.51

Abuddin Nata,52 dalam bukunya yang berjudul Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia menjelaskan

bahwa ada lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak yaitu :

Pertama, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang ,

sehingga telah menjadi kepribadiannya.

Kedua, perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran.

Ini tidak berarti bahwa pada saat melakukan sesuatu perbuatan, yang bersangkutan dalam

keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur atau gila. Pada saat yang bersangkutan melakukan

suatu perbuatan ia tetap sehat akal pikirnya dan sadar.

Islam di Anak Benua....105


Ketiga, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang

mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. Perbuatan akhlak adalah perbuatan

yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan keputusan yang bersangkutan.

Keempat, bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya,

bukan main-main atau karena bersandiwara.

Kelima, sejalan dengan ciri yang ke empat, perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik)

adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena ingin

dipuji orang atau karena ingin mendapatkan sesuatu pujian.

Dengan demikian, secara terminologis pengertian akhlak adalah Tindakan yang

berhubungan dengan tiga unsur penting, yaitu sebagai berikut :

1. Kognitif, yaitu pengetahuan dasar manusia melalui potensi intelektualitasnya.

2. Afektif, yaitu pengembangan potensi akal manusia melalui upaya menganalisis

berbagai kejadian sebagai bagian dari pengembangan ilmu pengetahuan.

3. Psikomotor, yaitu pelaksanaan pemahaman rasional kedalam bentuk perbuatan

yang konkret.53

J. Sumber Data Penelitian

a. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Sumber

data primer dalam penelitian kualitatif54 adalah kata-kata dan Tindakan, selebihnya

adalah data tambahan atau data sekunder. Sumber data sekunder yaitu data yang

dilakukan secara langsung oleh peneliti seperti buku,majalah,jurnal

ilmiah,arsip,dokumen pribadi,dan resmi.55 yang berkaitan denga strategi guru PAI


Islam di Anak Benua....106
dalam menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah pada siswa SMPN 1 Palimanan

Kabupaten Cirebon Jawa Barat.

Data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama yaitu sejumlah

sampel populasi sebagai data primer dan jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan Tindakan,

sumber data tertulis, foto dan statistic.

Untuk memudahkan dalam memahami data hasil lapangan peneliti menggunakan Teknik

sampling yaitu pengumpulan data dengan menggunakan sampel. Data ini bertujuan guna

menarik suatu konklusi umum tentang sautu peristiwa atau kejadian di lapangan yang sedang

diteliti dengan jalan menganalisa data sampel menarik kesimpulan (infres) tentang karakteristik

populasi darimana data sampel tersebut dipilih.

Sumber data adalah subyek dimana data dapat diperoleh,56 subyek dalam peneliti ini

berjumlah tiga pihak diantaranya (1) Guru PAI SMPN 1 Palimanan Kabupaten Cirebon Jawa

Barat, (2) Peserta didik SMPN 1 Palimanan Kabupaten Cirebon Jawa Barat, (3) Kepala sekolah

SMPN 1 Palimanan Kabupaten Cirebon Jawa Barat. Alasan peneliti mendapatkan data dan

informasi yang diperlukan, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

dan data sekunder.

b. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian kualitatif adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.57

Dengan adanya populasi dalam penelitian adalah untuk memfokuskan penelitian

dalam kajian yang lebih spesifik. Islam di Anak Benua....107


Populasi dalam penelitian ini adalah guru PAI serta peserta didik SMPN 1 Palimanan

Kabupaten Cirebon Jawa Barat. Populasi dalam penelitian ini tidak berurusam dengan variable-

variabel yang merupakan reduksi terhadap fenomena sosial yang dikajinya.

2. Sampel

Sampel adalah Sebagian jumlah dan karakteristik dari populasi tersebut. Yang hendak dijadikan

penelitian.58 dalam penelitian ini mengambil besar sampel 10 orang saja untuk dipilih data-

datanya yang respresentatif untuk bisa dijadikan data dan hasil penelitian. Untuk hasil ideal dan

tepat orientasi, dipakailah kriteria inklusi dan eklusi dalam pemiliha sampelnya. 59

K. Metode dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Metode penelitian dalam tesis ini adalah menggunakan metode fenomologi-kualitatif. 60 Metode

fenomologi kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada

metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial , masalah manusia dan bertumpuh pada

pengalaman subjektif serta studi tentang kesadaran dari perspektif pokok dari seseorang.

Pendekatan ini digunakan untuk memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-

orang yang berada dalam situasi-situasi tertentu.61

Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks dengan meneliti kata-kata,

laporan terinci dari pandangan informan, dan melakukan studi pada situasi yang alami.

Bogdan dan Taylor62 mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan

perilaku yang diamati.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu penulis melakukan penelitian

langsung ke lokasi untuk mendapatkan dan mengumpulkan data. Maksud dilaksanakan di


Islam di Anak Benua....108
lapangan adalah meneliti masalah yang bersifat kualitatif, yaitu prosedur data penelitian yang

menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis dan lisan dari orang-orang dan

perilaku yang diamati dilapangan.63

Jenis penelitian kualitatif merupakan model peneliti yang lebih menitikberatkan pada

keterlibatan secara langsung dalam penelitian. Peneliti secara langsung terlibat dalam interaksi

dengan objek penelitian guna memperoleh data yang akurat sebab dalam pengumpulan data

harus dilakukan dalam situasi yang sebenarnya sehingga kehadiran peneliti dalam wilayah

penelitian ini sangat diutamakan.

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif , maksudnya penulis dalam menganalisis dan

menggambarkan penelitian ini secara objektif dan mendetail untuk mendapatkan yang akurat.

Secara teoritis, penelitian deskriptif adalah penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan

suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya sehingga hanya merupakan penyingkapan fakta

dengan menganalisis data.64

Proses penelitian deskriptif oleh penulis berusaha untuk mencatat, menganalisis dan

menginterpretasikan kondisi yang ada, artinya mengumpulkan informasi tentang keadaan yang

ada hubungannya dengan indikasi variabel dalam penelitian ini yaitu tentang strategi guru PAI

dalam menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah, dimana dalam penelitiannya berusaha

mengungkap keadaan dan situasi dalam waktu dan tempat penelitian sesuai dengan objektifitas

lapangan tanpa ada tekanan maupun rekayasa.

1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini sudah barang tentu memerlukan adanya data-data yakni sebagai

bahan yang akan di studi. Untuk memperolehnya perlu adanya metode yang dipakai
Islam di Anak Benua....109
sebagai bahan pendekatan dan analisis data dari lapangan untuk kemudian di olah

menjadi data-data.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,dapat dijelaskan sebagai

berikut :

1). Metode Observasi

Metode pengamatan yang dilakukan oleh peneliti adalah metode observasi

langsung di lapangan. Observasi langsung memungkinkan peneliti merasakan apa

yang dirasakan, dilihat,dan dihayati oleh objek. Sanafiah Faisal, mengemukakan

bahwa “metode observasi menggunakan pengamatan atau penginderaan langsung

terhadap suatu benda,kondisi,situasi,proses,aktifitas atau perilaku.”56

Teknik observasi yang bisa digunakan tergantung keadaan dan permasalahannya

yang ada di lapangan. Teknik-teknik tersebut adalah :

a) Observasi Partisipatif , dalam hal ini peneliti terlibat langsung dan ikut serta

dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subyek yang diamati.

b) Observasi Non Partisipatif, pada Teknik ini peneliti berada diluar subyek yang

diamati dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan.

c) Observasi Sistematik (observasi berkerangka) peneliti telah membuat kerangka

yang memuat factor-faktor yang diatur terlebih dahulu.66

Mengingat keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti maka Teknik yang cocok dan

sesuai dengan kondisi uraian diatas dalam penelitian ini adalah Teknik observasi

partisipatif.

2). Metode Wawancara

Islam di Anak Benua....110


Menurut Moleong, wawancara di definisikan sebagai percakapan dengan

maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer)

dan yang diwawancarai (interview).67 Sanafiah Faisal, mengemukakan bahwa

wawancara merupakan pertanyaan yang diajukan secara lisan (pengumpulan data

bertatap muka secara langsung dengan responden).68 sedangkan Sutrisno Hadi

wawancara adalah penelitian yang berlangsung secara lisan antara dua orang atau

lebih dalam bentuk tatap muka mendengarkan secara langsung mengenai

informasi-informasi atau keterangan dari yang diteliti.69

Dalam penelitian ini pendekatan yang dipilih adalah petunjuk umum wawancara orientasi

mendalam (deept interview) alas an penggunaan model ini, untuk mencari dan mengungkap data

sedalam-dalamnya dan sebanyak-banyaknya tentang rumusan yang ingin digali dalam penelitian.

3). Metode Dokumentasi

Metode Dokumentasi menurut Suharsini, “adalah metode mencari data mengenai hal-hal yang

berupa catatan,transkip,buku,surat kabar,majalah,prasasti,notulen rapat,agenda serta foto-foto

kegiatan.”70 Sedangkan menurut Ahmad dokumentasi adalah “cara mendapatkan data dengan

mempelajari dan mencatat buku-buku,arsip,atau dokumen,daftar statistic,dan hal hal yang terkait

dengan penelitian.”71

Metode dokumentasi dalam penelitian ini dipergunakan untuk melengkapi data dari hasil

wawancara dan hasil pengamatan (observasi). Hanya saja, dalam penelitian ini dokumentasinya

memakai foto untuk memperoleh data-data yang sekiranya bisa melengkapi dan

menyempurnakan hasil penelitian.

Islam di Anak Benua....111


DAFTAR PUSTAKA

Abd Mujib, Hakikat Pendidikan Islam, ( Makalah PPs IAIN Imam Bonjol Padang,1997 )

Abdurrahman an-Nahlawi, Prinsip-prinsip danMetode Pendidikan Islam dalam Keluarga, di

sekolah dan di masyarakat, ( Bandung: Diponegoro,1992)

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, Jakarta; PT. RajaGrapindo Persada 2014

Ahmad Amin, Al-Akhlaq, terjemahan Farid Ma’ruf dalam “Etika (Ilmu akhlaq) Jakarta; Penerbit

Bulan Bintang,1998), hlm.25. Selanjutnya ditulis Ahmad amin, Al-akhlaq

Ahmad, A.Kadir, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Makassar : Indobis Media

Center, 2003)

Al-Nahlawi, Abdurrahman. Prinsip-prinsip Pendidikan Islam, ( Bandung; Diponegoro,1989)

Aly, Noer, Hery & Suparta, Munzier. Pendidikan Islam Kini dan Mendatang. ( CV. Triasco,

Jakarta, 2003)

Arifin, HM. Kapita Selekta Pendidikan: Islam dan Umum, ( Jakarta : Bumi Aksara, 1995)

Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, 1998

Beni Ahmad Saebani dan Abdul Hamid, Ilmu Akhlak, Bandung : CV. Pustaka Setia, 2010.

D. Anton Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka, tt.).
Islam di Anak Benua....112
Departemen Agama, Pedoman Pendidikan Agama Islam di sekolah Umum, ( Jakarta, Depag,

2004 )

Depdiknas, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. ( Jakarta, Depag,

2009)

Dewan Redaksi, Ensiklopedi Islam, Jakarta : Ichtiar Baru-Van Hoeve)

Dewi Salma Prawiradilaga, Prinsip Desain Pembelajaran, ( Jakarta; Kencana Prenada Media

Grup,2007

Dirjen Dikdasmen, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta; Depdiknas,2003)

Drajat, Zakiyah, Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Mental, ( Jakarta;Bulan Bintang,

cet. IV., 1982., hlm.53)

H.A Mustofa. Akhlak Tasawuf , Bandung; Penerbit CV. Pustaka Setia. 1997.

Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, ( Jakarta : Haji Masagung, 1989)

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, 2009.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1991, hlm.19

John M.Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, ( Jakarta : Gramedia, 2003)

Kamisa, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, ( Surabaya : Kartika , 1997 )

Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 2005

Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta : Mitsaka Galiza, 2003)

Islam di Anak Benua....113


Mulyana, R. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai ( Bandung ; Alfabeta, 2004 )

Pratiwi, E. Manusia Sebagai Animal Educandum ( Jakarta: Gema Insani Press,2010 )

Rachmat Djatnika. Sistem Ethika Islami, Jakarta ; Pustaka Panji Mas, 1969

Soeleman, M.I Pendidikan dalam Keluarga , ( Bandung, Alfabeta, 1994 )

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif, R&D, 2006

Syaiful Bahri Djamarah dkk, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta ; Rineka Cipta, 2002

Tim Penyusun, Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai

Pustaka,2003 )

Zakiah Darajat, dkk Materi Pokok Pendidikan Agama Islam, Jakarta ; Proyek Pembinaan

Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Depag dan Universitas Terbuka Depdikbud.

1993 )

Islam di Anak Benua....114

You might also like