You are on page 1of 9

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA

PROYEK KONSTRUKSI BENDUNGAN SESUAI DENGAN PERMEN PUPR NO.10


TAHUN 2021

Moch. Khamim1), Mohamad Zenurianto 2)


Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Malang
1) chamim@polinema.ac.id
2) mzenpolinema@gmail.com

Abstrak

Potensi bahaya kecelakaan kerja dapat terjadi hampir di semua tempat kerja. Pada beberapa tahun ini
banyak terjadi kecelakaan kerja, bahkan ada beberapa kasus dimana korban kecelakaan kerja mengalami
kematian. Pada Proyek Pembangunan Bendungan beberapa kejadian kecelakaan kerja seperti dump truk yang
terbalik saat melakukan dump muatan, truk yang tergelincir pada saat mengangkut muatan lalu mencoba
berjalan di jalan yang naik, dan yang lainnya. Perencanaan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja Proyek
Konstruksi Pembangunan Bendungan meliputi identifikasi kecelakaan kerja dengan metode Hazard
Identification, Risk Assesment, Determining Control (HIRADC) untuk menentukan potensi bahaya dan cara
pengendalian risiko yang dapat terjadi pada setiap item pekerjaan dan Menghitung Rencana Anggaran Biaya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Kata Kunci : HIRADC, Rencana Anggaran Biaya, SMK3

budaya organisasi yang akan mempengaruhi sikap


1. PENDAHULUAN dan perilaku terkait dengan peningktan atau
Potensi Bahaya terdapat hampir di seluruh penurunan risiko. (Guldenmund, 2010). Setiap
tempat kerja. Keberadaan bahaya ini dapat tempat kerja yang pekerjaannya memiliki banyak
mengakibatkkan terjadinya kecelakaan atau insiden faktor bahaya dan melibatkan manusia, peralatan,
yang membawa dampak terhadap manusia, serta lingkungan kerja dapat menimbulkan potensi
peralatan, material, dan lingkungan. Kecelakaan bahaya yang menyebabkan risiko terjadinya
kerja adalah suatu kejadian kecelakaan yang kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dalam
berkaitan dengan hubungan kerja, termasuk Penyebab utama kecelakaan secara umum berasal
penyakit yang timbul karena hubungan kerja, serta dari faktor manusia serta faktor konstruksi, alat dan
kecelakaan yang terjadi selama berangkat dari lingkungan. Sebagai contoh, beberapa sifat manusia
rumah ke tempat kerja dan pulang ke rumah dari seperti emosional, kejenuhan, kecerobohan,
tempat kerja melalui jalan yang aman dilalui. kelengahan, terlalu percaya diri dan instruksi kerja
Menurut Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang yang tidak jelas atau kurang dipahami oleh pekerja.
Keselamatan Kerja menyatakan bahwa setiap tenaha Hal tersebut kurang diperhatikan oleh para pelaku
kerja maupun setiap orang yang berada di tempat konstruksi yang dengan seringnya mengabaikan
kerja harus terjamin keselamatannya. penggunaan peralatan pelindung (personal fall
Menurut Permen PUPR RI No.10 Tahun 2021 arrest system) yang sebenarnya telah diatur dalam
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi yang pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
selanjutnya disingkat SMKK adalah bagian dari konstruk
sistem manajemen pelaksanaan Pekerjaan Berdasarkan uraian diatas, dalam mewujudkan
Konstruksi untuk menjamin terwujudnya keberhasilan pembangunan infrastruktur Konstruksi
Keselamatan Konstruksi. Standar Keamanan, Bendungan, maka dari itu perlu dilakukan kajian
Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah lebih mendalam mengenai implementasi SMK3
pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan serta strategi apa yang perlu dilakukan guna
tempat kerja konstruksi, dan perlindungan sosial mengurangi angka kecelakaan kerja demi
tenaga kerja, serta tata lingkungan setempat dan terwujudnya keamanan serta keselamatan
pengelolaan lingkungan hidup dalam dilingkungan kerja pada proyek konstruksi.
penyelenggaraan Jasa Konstruksi
Berdasarkan undang- undang tersebut setiap 2. KAJIAN PUSTAKA
perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen 2.1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
K3 (SMK3) yang terintegerasi dangan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
manajemen perusahaan yang bertujuan untuk merupakan salah satu upaya keselamatan dan
meninkatkan budaya keselamatan dan kesehatan kesehatan kerja di lingkungan kerja yang bertujuan
kerja. Budaya keselamatansebagai aspek-aspek dari

105
untuk meningkatkan kualitas hidup serta 4. Memberi kesempatan atau jalan
meningkatkan produktivitas pekerja. Dengan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
demikian, hal tersebut akan berdampak pada atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
keuntungan perusahaan . 5. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pun telah 6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada
dinyatakan pada Pasal 86 ayat 2 angka 31 UU pekerja.
Nomor 13 Tahun 2013 yang menegaskan bahwa 7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya
setiap pekerja/ buruh mempunyi hak untuk penyakit akibat kerja baik physic maupun
memperoleh perlindungan atas keselamatan dan psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
kesehatan kerja untuk melindungi keselamatan 8. Memelihara kebersihan, kesehatan dan
pekerja/ buruh guna mewujudkan produktivitas ketertiban.
kerja yang optimal di selenggarakan upaya 9. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja,
keselamatan dan kesehatan kerja” alat kerja, lingkungan cara dan proses
Lokasi proyek merupakan salah satu lingkungan kerjanya.
kerja yang mengandung resiko cukup besar terjadi
kecelakaan. Tim manajemen sebagai pihak yang 10. Menyesuaikan dan menyempurnakan
bertanggung jawab selama proses pembangunan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
harus mendukung dan mengupayakan program - kecelakaannya bertambah tinggi.
program yang dapat menjamin agar dapat
meminimalisir bahkan menghilangkan kecelakaan 2.2. Keselamatan Kerja
kerja. Hubungan antara pihak yang berkewajiban RKK adalah dokumen lengkap rencana
memperhatikan masalah keselamatan dan kesehatan penerapan SMKK dan merupakan satu kesatuan
kerja adalah kontraktor dengan pekerja. Kewajiban dengan dokumen kontrak suatu pekerjaan
kontraktor dan rekan kerjanya adalah konstruksi, yang dibuat oleh Penyedia Jasa dan
mengasuransikan pekerjanya selama masa disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk selanjutnya
pembangunan berlangsung. dijadikan sebagai sarana interaksi antara Penyedia
Pada rentang waktu pelaksanaan pembangunan, Jasa dengan Pengguna Jasa dalam Penerapan
kontraktor sudah selayaknya tidak mengizinkan SMKK. Sementara SMKK adalah Bagian dari
pekerjanya untuk beraktivitas, bila terjadi hal-hal sistem manajemen pekerjaan konstruksi dalam
berikut: rangka penerapan keamanan, keselamatan,
1. Tidak mematuhi peraturan keselamatan dan kesehatan dan keberlanjutan pada setiap pekerjaan
kesehatan kerja konstruksi.
2. Tidak menggunakan peralatan pelindung diri Kalau dari sisi definisi tersebut luar biasa bukan?
selama bekerja bandingkan dengan standar tender yang lama
3. Mengizinkan pekerja menggunakan peralatan dimana kita mengenal adanya istilah RK3K dan
yang tidak aman. SMK3.
Kesehatan Kerja Kesehatan kerja adalah suatu RK3K (Rencana K3 Kontrak) dokumen lengkap
keadaan atau kondisi badan/tubuh yang terlindungi rencana penyelenggaraan SMK3 dan merupakan
dari segala macam penyakit atau gangguan yang satu kesatuan dengan dokumen kontrak suatu
diakibatkan oleh pekerjaan yang dilaksanakan. pekerjaan konstruksi, yang dibuat oleh Penyedia
Dalam dunia pekerjaan segala kendala kerja harus Jasa dan disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk
dihindari, sementara produktivitas yang optimal selanjutnya dijadikan sebagai sarana interaksi antara
merupakan keinginan setiap pengusaha konstruksi, Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa dalam
dengan demikian sasaran keuntungan akan dapat Penerapan SMK3. Sementara SMK3 adalah bagian
dicapai. dari sistem manajemen organisasi pelaksanaan
Dengan melihat pengertian masing masing dari pekerjaan konstruksi dalam rangka pengendalian
keselamatan kerja dan kesehatan kerja, maka risiko K3 pada setiap pekerjaan konstruksi.
keselamatan dan kesehatan kerja dapat diartikan Jadi pada intinya dokumen RKK tidak seperti
sebagai kondisi dan faktor- faktor yang berdampak dokumen RK3K yang goal akhirnya hanya memiliki
pada kesehatan karyawan, pekerja kontrak, personel tujuan dalam rangka sistem manajemen organisasi
kontraktor, tamu dan orang lain di tempat kerja. dan pengendalian resiko K3, akan tetapi diperluas
Keselamatan Kerja telah diatur dalam Undang- menjadi penjaminan terhadap penerapan keamana,
Undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan pekerjaan
dalam pasal 3 ayat (1) dan pasal 9 ayat (3), yang konstruksi.
berbunyi: “Dengan peraturan perundangan
ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk: 2.3. Sistem Manajemen Keselamatan dan
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan Kesehatan Kerja (SMK3)
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan Bedasarkan Permen Pupr No.10 Tahun
kebakaran. 2021, Sistem Manajemen Keselamatan dan
3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledak. Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem

106
manajemen secara keseluruhan meliputi struktur 4. Mengendalikan bahaya dalam upaya
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pencegahan kecelakaan kerja
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya
yang di butuhkan bagi pengembangan kebijakan K3 2.5. HIRARC (Hazard Identification, Risk
dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan Assessment, and Risk Control)
dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja (HIRARC) HIRARC merupakan salah satu
yang aman, efisien dan produktif melibatkan unsur persyaratan yang harus ada dalam menerapkan
manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan SMK3 berdasarkan OHSAS 18001:2007. Klausal
kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan 4.3.1 pada OHSAS 18001:2007 mengharuskan
mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja organisasi/perusahaan yang akan menerapkan
serta terciptanya tempat yang aman, efesien dan SMK3 berdasarkan OHSAS
produktif. 18001:2007 melakukan penyusunan HIRARC pada
Tujuan utama dalam Penerapan SMK3 berdasarkan perusahaannya. HIRARC dibagi menjadi 3 tahap
Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 2021 tentang yaitu identifikasi bahaya (hazard identification),
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan penilaian risiko (risk assessment), dan pengendalian
Kesehatan Kerja yaitu antara lain : risiko (risk control). (OHSAS 18001:2007)
1. Meningkatkan efektifitas perlindungan OHSAS 18001 merupakan standar penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja yang manajemen K3 yang dibuat oleh beberapa lembaga
terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi sertifikasi dan lembaga sertifikasi kelas dunia
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja seperti BSI (British Standard International). Tujuan
dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan dari OHSAS 18001:2007 yaitu mencegah terjadinya
unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau potensi kecelakaan kerja yang terjadi di linkungan
serikat pekerja/serikat buruh kerja akibat kondisi K3 yang tidak saja akan
3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, menimbulkan kerugian secara ekonomis tetapi juga
dan efisien untuk mendorong produktivitas. kerugian non-ekonomis. Secara umum, OHSAS
18001 merupakan standar internasional dari sistem
Manfaat penerapan Sistem Manajemen Keselamatan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
dan Kesehatan Kerja menurut Cecep Dani Sucipto (SMK3).(OHSAS 18001:2007)
(2014: hal 169) adalah :
1. Mengurangi jam kerja yang hilang akibat 1. Identifikasi Bahaya (Hazard Identification)
kecelakaan kerja. Identifikasi bahaya dilakukan dengan tujuan
2. Menghindari kerugian material dan jiwa akibat untuk mengetahui potensi bahaya dari suatu
kecelakaan kerja. bahan, alat, atau. Sumber bahaya yang
3. Menciptakan tempat kerja yang efisien ditemukan akan dijabarkan menjadi 5 faktor
produktif karena tenaga kerja merasa aman yaitu, man, methode, material, machine, dan
dalam bekerja. environment.
4. Menciptakan hubungan yang harmonis bagi
karyawan dan atasan. 2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Potensi bahaya yang ditemukan pada tahap
2.4. JSA (Job Safety Analysis) identifikasi bahaya akan dilakukan penilaian
Job Safety Analysis (JSA) adalah risiko guna menentukan tingkat risiko (risk
pemeriksaan prosedural untuk menentukan apakah rating) dari bahaya tersebut. Penilaian risiko
prosedur yang tengah dijalankan telah berjalan dilakukan dengan berpedoman pada skala
sebagaimana mestinya, dan untuk memeriksa aspek Australian Standard/New Zealand Standard for
- aspek sikap dari orang- orang yang melaksanakan Risk Management (AS/NZS 4360:2004). Ada 2
pekerjaan tersebut (Alkon, 2004). Hal utama dari parameter yang digunakan dalam penilaian
JSA adalah mencegah kecelakaan melalui antisipasi risiko, yaitu probability dan severity.
dan eliminasi serta mengontrol tingkat resiko yang
timbul (KI, 2012). JSA merupakan langkah utama 3. Pengendalian Risiko (Risk Control)
untuk menganalisa bahaya dan kecelakaan kerja Hasil dari risk assessment akan dijadikan dasar
dengan tujuan menciptakan keselamatan kerja. untuk melakukan risk control. Risk control
Dalam melakukan analisa potensi bahaya pekerjaan bertujuan untuk meminimalkan tingkat risiko
dengan menggunakan JSA ada empat langkah dasar dari suatu potensi bahaya yang ada. Bahaya yang
yaitu : masuk dalam kategori moderate risk, high risk
1. Menentukan pekerjaan yang akan dianalisa. dan extreme risk akan ditindaklanjuti dengan
2. Menguraikan pekerjaan menjadi langkah- risk control. Pengendalian risiko dilakukan
langkah dasar. untuk mengurangi atau menghilangkan risiko.
3. Mengidentifikasi bahaya atau kecelakaan kerja
pada masing-masing pekerjaan. Penilaian resiko mengikuti kriteria yang sudah di
tetapkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

107
Nomor 05/PRT/M/2014 sesuai tabel 2.1. untuk
penentuan nilai kekerapan atau frekuensi terjadinya
resiko kecelakaan kerja dan tabel 2.2. untuk
penentuan nilai keparahan atau kerugian atau
dampak kerusakan akibat resiko kecelakaan kerja,
dibawah ini :

TABEL 2.1. NILAI KEKERAPAN TERJADINYA RESIKO K3


KONSTRUKSI

TABEL 2.2. NILAI KEPARAHAN DAN DAMPAK KERUSAKAN


RESIKO K3 KONSTRUKSI

3. METODOLOGI PENELITIAN
Berdasarkan tabel 2.1. dan tabel 2.2. dapat dihitung Adapun langkah – langkah penelitan akan
nilai Tingkat Resiko (TR). Tingkat Resiko K3 dijelaskan dalam Gambar 1.
Konstruksi adalah hasil perkalian antara nilai
kekerapan terjadinya Resiko K3 Kontruksi (P)
dengan nilai keparahan yang ditimbulkan (A).
Berikut rumus dari Tingkat Resiko (TR)

Keterangan :
TR = Tingkat Resiko
P = Nilai Kekerapan Resiko K3 Konstruksi
A = Nilai Keparahan yang Ditimbulkan

Hasil perhitungan Tingkat Resiko (TR) dijelaskan


dengan tabel berikut ini.

TABEL 3.3. NILAI TINGKAT RESIKO K3 KONSTRUKSI

2.6. Biaya Penerapan SMK3


Menurut Permen PU No:05/PRT/M/2014 , Biaya GAMBAR 3.1. DIAGRAM ALIR
Penerapan SMK3 Meliputi :
1. Penyiapan RK3K
2. Sosialisasi dan Promosi K3 3.1. Sumber Penelitian
3. Alat Pelindung Kerja Penelitian ini dilakukan pada Proyek
4. Alat Pelindung Diri Pembangunan Bendungan Area Jawa Timur.
5. Asuransi dan Perijinan
6. Personil K3 3.2. Identifikasi dan Penetapan resiko eksternal
7. Fasilitas sarana Kesehatan dan Internal
8. Rambu – rambu Penyedia jasa harus mengidentifikasi
9. Lain – lain terkait pengendalian resiko bahaya dengan mengacu kepada isu-isu eksternal

108
dan internal yang dapat mempegaruhi penyedia jasa 2) Desain produk dan layanan, penelitianm
dalam mencapai sasaran atau hasil yang di harapkan pengemabngan pengujian, produksi, perakitan
dari SMKK. pengadaan, pemeliharaan dan pembuangan;
a. Isu eksternal seperti: c. Faktor manusia;
1) Lingkungan budaya, sosial, politik, hukum, d. Cara pelaksanaan pekerjaan;
keuangan, teknologi, ekonomi dan alam serta e. Kejadian yang pernah terjadi padaperiode
persaingan pasar, baik internasional, nasional, sebelumnya, baik dari internal maupun
regional maupun lokal: eksternal organisasi, termasuk keadaan darurat;
2) Pengenalan pesaing, kontraktor, subkontraktor, f. Potensi keadaan darurat;
pemasok, mitra penyedia jasa baru, teknologi g. Faktor manusia termasuk:
baru, undang-undang baru dan pekerjaan baru: 1) Orang yang memiliki akses ke tempat kerja
3) Pengetahuan baru tentang produk,dan dan/atau kegiatan pekerjaan konstruksi,
pengaruhnya terhadap kesehatan dan termasuk pekerja, pengunjung dan orang lain:
keselamatan: o Orang di sekitar d sekitar tempat kerja yang
4) Dorongan dan kecenderungan utama yang dapat dipengaruhi oleh kegiatan pekerjaan
terkait dengan industri atau sektor yang konstruksi:
berdampak pada penyedia jasa: o Pekerja di lokas yang tidak berada di bawah
5) Hubungan presepsi dan nilai pihak eksternal kendali langsung organisasi:
yang berkeentingan: h. Isu lainnya, meliputi:
6) Perubahan terkait dengan hal-hal di atas: 1) Desain dari area kerja, proses
instalasi,mesin/peralatan, prosedur operasi
b. Isu Internal seperti: dan organisasi kerja, ermasuk kesesuaiannya
1) Tata kelola, struktur organisasi, peran dan dengan kebutuhan dan kemampuan pekerja
akuntabilitas: yang terlibat:
2) Kebijakan, tujuan, dan strategi pencapaiannya: 2) Situasi yang terjadi di sekitar tempat kerja
3) Kemampan dan pemahaman dalam hal yang disebabkan oleh kegiatan yang
sumber daya pengetahuan, dan kompetensi berhubungan dengan pekerjaan yang beerada
(sepeeti modal, waktu, sumber daya di bawah kendali organisasi:
manusia,proses, sistem, dan teknologi): 3) Situasi yang tidak di bawah kendali organisasi
4) Sistem informasi, arus inforasi, dan proses dan terjadi di sekitar tempat kerja yang dapat
pengambilan keputusan (baik formal maupun menyebabkan cedera dan penyakit/kesehatan
informal): yang buuk bagi orang- orang di tempat kerja;
5) Pengenalan produ, bahan, layanan, peralatan, i. Perubahan yangterjadi ata perubahan yang
perangkat lunak, tempat, dan diusilkan terkait organisasi, operasi, proses,
6) peralatan baru. kegiatan dan SMKK;
7) Hubungan presepsi dan nilai-nlai pekerja. j. Perubahan ilmu pengetahuan dan inforamsi
8) Budaa dalam organisasi: tentang bahaya.
9) Standar, pedoman dan moddel yang di adopsi
oleh penyedia jasa. 3.4. Penilaian risiko dan peluang keselamatan
10) Bentuk dan tingkat hubungan kontraktual, konstruksi
termasuk misalnya, kegiatan yang Penilaian risiko dan peluang Keselamatan
dialihdayakan. Konstruksi meliputi:
11) Pengaturan waktu kerja: a) Penilaian risiko bahaya yang telah
12) Kondisi kerja, dan: teridentifikasi, dengan mempertimbangkan
13) Perbahan yang terkait dengan hal-hal diatas. keberhasilgunaan pengendalian yang ada;
b) Penentuan dan penilaian risiko lain yang
3.3. Identifkasi bahaya serta penilaian risiko terkait dengan penerapan, pengoperasian dan
dan peluang keselamatan kerja pemeliharaan SMKK.
Identifikasi bahaya dilakukan dengan c) Penilaian peluang keselamatan konstruksi
mempertimbangkan: untuk meningkatkan kinerja keselamatan
a. Peraturan dan prosedur kerja, faktor sosial konstruksi, dengan mempertimbangkan
(termasuk beban kerja, jam kerja, pelecehan, perubahan yang direncanakan terkait
dan intimidasi), kepemimpinan dan budaya organisasi, kebijakan, proses atau kegiatan dan:
dalam organisasi; d) Peluang untuk menyesuaikan pekerjaan,
b. Kegiatan rutin dan on-rutin termasuk bahaya organisasi kerja dan lingkungan kerja;
yang timbul dari:; e) Peluang untuk menghilangkan bahaya dan
1) Kondisi prasarana, peralatan, material, zat mengurangi risiko keselamatan konstruksi.
berbahaya dan kondisi fisik tempat kerja;
3.5. Penilaian peluang lain guna peningkatan
SMKK.

109
Metodologi dan kriteria untuk penilaian TABEL 4.1. DAFTAR BAHAYA PADA PEKERJAAN UTAMA
BENDUNGAN
risiko keselamatan konstruksi harus ditetapkan
dengan memperhatikan: NO ITEM PEKERJAAN RESIKO BAHAYA
a) Ruang lingkup, sifat dan jangka waktu untuk 1 Pengukuran & Pematokan Lahan Alat total station terjatuh/terguling ke sungai
memastikan bahwa yang dilakukan adalah (Setting Out) Gangguan Hewan Liar (Serangga), ular berbisa/ Monyet
Surveyor hanyut terbawa arus sungai
lebih bersifat proaktif dari pada reaktif dan
digunakan dengan cara yang sistematis. 2 Pekerjaan Clearing & Trimming Alat Berat terguling
b) Kemungkinan terjadinya risiko dan peluang dengan Excavator
Gangguan Hewan Liar (Serangga), ular berbisa/ Monyet
lain untuk Penyedia Jasa sebagai akibat Terlindas Alat Berat
terjadinya risiko keselamatan konstruksi dan Material tanah / kayu masuk ke sungai
peluang keselamatan konstruksi.
3 Concrete Cipratan adukan beton
Tertelan zat kimia (SIKA)
3.6. Perencanaan Pengendalian Risiko Terjepit / tertimpa talang pengecoran
Perencanaan pengendalian risiko meliputi: Talang lepas/jebol

a) Jenis tindakan pengendalian risiko:


1. Mengatasi risiko dan peluang; 4 Timbunan Angin kencang
2. Mematuhi peraturan perundang-undangan dan Debu
Petir /hujan
peraturan lainnya; Panas Matahari / suhu ekstrim
3. Mempersiapkan dan menanggapi situasi Material timbunan masuk ke sungai
Longsor ke sungai
darurat;
Terlindas Alat Berat
b) Cara melaksanakan tindakan pengendalian Jebol
risiko:
5 Riprap Runtuh/longsor
1. Mengintegrasikan dan menerapkan tindakan ke Angin kencang
dalam penerapan SMKK; Debu
2. Mengevaluasi keberhasilgunaan tindakan. Petir /hujan
Meterial batu terjatuh
Panas Matahari / suhu ekstrim

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 6 Mobilisasi Material Kendaraan muatan terperosok /kecelakaan

4.1. Identifikasi Bahaya K3 Kenyamanan masyarakat yang sedang beristirahat


Identifikasi terhadap risiko kejadian Kenyamanan masyarakat dan pekerja akibat pencemaran lingkungan akibat debu
keselamatan dan kesehatan kerja selama
Ceceran material (roda kendaraan material membawa material tanah)
pelaksanaan proyek dilakukan melalui observasi dan Terjadi kemacetan akibat mobilisasi alat
analisis di lapangan. Selain itu, dilakukan Alat Tersangkut Kabel Listrik/Telepon
pengamatan lapangan untuk melihat risiko risiko
yang mungkin terjadi akibat pelaksanaan
pekerjaanBerikut Daftar Bahaya yang terjadi pada
pekerjaan Utama Bendungan.

TABEL 4.2. DAFTAR RESIKO PADA PEKERJAAN UTAMA


BENDUNGAN

110
NO ITEM PEKERJAAN RESIKO BAHAYA POTENSI RESIKO
TABEL 4.3. DAFTAR RESIKO PADA PEKERJAAN UTAMA
1 Pengukuran & Pematokan Lahan Alat total station terjatuh/terguling ke sungai Kerugian Material
(Setting Out) Gangguan Hewan Liar (Serangga), ular berbisa/ Monyet Sengatan serangga, Gigitan ular BENDUNGAN
Surveyor hanyut terbawa arus sungai Meninggal
NILAI
2 Pekerjaan Clearing & Trimming Alat Berat terguling Luka Berat/Meninggal ITEM PEKERJAAN POTENSI RESIKO KETERANGAN
dengan Excavator Kerusakan pada Alat RESIKO
Gangguan Hewan Liar (Serangga), ular berbisa/ Monyet Sengatan serangga
Terlindas Alat Berat Luka Berat/Meninggal
Pengukuran & Pematokan Lahan
Kerugian Material 12 Menengah
Material tanah / kayu masuk ke sungai Pencemaran air sungai
(Setting Out) Sengatan serangga, Gigitan ular 6 Menengah
3 Concrete Cipratan adukan beton Gangguan Penglihatan / Kebutaan Meninggal 15 Tinggi
Tertelan zat kimia (SIKA) Keracunan (tertelan)
Terjepit / tertimpa talang pengecoran PatahLuka berat / patah tulang Pekerjaan Clearing & Luka Berat/Meninggal 15 Tinggi
Talang lepas/jebol Material tercecer
Trimming dengan Excavator Kerusakan pada Alat 12 Menengah
Polusi tanah dan air
Sengatan serangga 6 Menengah
4 Timbunan Angin kencang Jatuh / Terperosok / Luka ringan Luka Berat/Meninggal 15 Tinggi
Debu Polusi udara dan infeksi saluran pernafasan Pencemaran air sungai 12 Menengah
Petir /hujan Tersambar petir (manusia, alat/bangunan) / meninggal
Panas Matahari / suhu ekstrim Fatigue / Dehidrasi / Heat Stress
Material timbunan masuk ke sungai Air sungai keruh Concrete Gangguan Penglihatan / Kebutaan 8 Menengah
Longsor ke sungai Pendangkalan alur sungai Keracunan (tertelan) 6 Menengah
Terlindas Alat Berat Luka Berat/Meninggal PatahLuka berat / patah tulang 9 Menengah
Jebol Banjir
Material tercecer 12 Menengah
5 Riprap Runtuh/longsor Kestabilan tanah timbunan upstream terganggu Polusi tanah dan air 12 Menengah
Angin kencang Jatuh / Terperosok
Debu Polusi udara dan infeksi saluran pernafasan
Timbunan Jatuh / Terperosok / Luka ringan 9 Menengah
Petir /hujan Tersambar petir (manusia, alat/bangunan) / meninggal
Meterial batu terjatuh Luka / Meninggal Polusi udara dan infeksi saluran pernafasan 16 Tinggi
Panas Matahari / suhu ekstrim Fatigue / Dehidrasi / Heat Stress Tersambar petir (manusia, alat/bangunan) / meninggal 9 Menengah
Fatigue / Dehidrasi / Heat Stress 16 Tinggi
6 Mobilisasi Material Kendaraan muatan terperosok /kecelakaan Luka Berat/Meninggal
Air sungai keruh 12 Menengah
Kerusakan pada Alat
Kenyamanan masyarakat yang sedang beristirahat Dampak sosial : seperti demo masyarakat, terjadinya pemblokiran jalan Pendangkalan alur sungai 9 Menengah
Kenyamanan masyarakat dan pekerja akibat pencemaran Polusi udara dan infeksi saluran pernafasan Luka Berat/Meninggal 15 Tinggi
lingkungan akibat debu Banjir 15 Tinggi
Dampak sosial : seperti demo masyarakat, terjadinya pemblokiran jalan
Ceceran material (roda kendaraan material membawa Kendaraan tergelincir saat melintas
material tanah) Riprap Kestabilan tanah timbunan upstream terganggu 12 Menengah
Terjadi kemacetan akibat mobilisasi alat Terjadinya keresahan masyarakt Jatuh / Terperosok 9 Menengah
Alat Tersangkut Kabel Listrik/Telepon Luka Bakar/Kerugian Materiil
Polusi udara dan infeksi saluran pernafasan 16 Tinggi
Tersambar petir (manusia, alat/bangunan) / meninggal 9 Menengah
Luka / Meninggal 9 Menengah
4.2. Penilaian Risiko K3 Fatigue / Dehidrasi / Heat Stress 16 Tinggi
Hasil penilaian dari 35 risiko yang
teridentifikasi, 11 risiko termasuk kategori prioritas Mobilisasi Material Luka Berat/Meninggal 20 Tinggi
Kerusakan pada Alat 12 Menengah
tinggi dan 24 risiko lainnya masuk kategori risiko Dampak sosial : seperti demo masyarakat, terjadinya pemblokiran jalan 9 Menengah
prioritas rendah. Adapun hasil penilaian risiko Polusi udara dan infeksi saluran pernafasan 16 Tinggi
ditunjukkan dalam Tabel 4.3. Dampak sosial : seperti demo masyarakat, terjadinya pemblokiran jalan 12 Menengah
Kendaraan tergelincir saat melintas 12 Menengah
Terjadinya keresahan masyarakt 9 Menengah
Luka Bakar/Kerugian Materiil 9 Menengah

4.3. Pengendalian Resiko K3


Berdasarkan Tabel 4.3., dilakukan tindakan
mitigasi/pengendalian terhadap risiko yang
teridentifikasi. Pengendalian risiko diperoleh
analisis HIRADC. pengendalian yang dilakukan
terhadap risiko yang teridentifikasi adalah pada
Tabel 7.

111
TABEL 4.4. DAFTAR PENGENDALIAN RESIKO PADA TABEL 4.5. DAFTAR PENGENDALIAN RESIKO PADA
PEKERJAAN UTAMA BENDUNGAN PEKERJAAN UTAMA BENDUNGAN
JUMLAH
POTENSI RESIKO PENGENDALIAN RESIKO URAIAN
(Rp.)
Penyiapan RK3K
(1) Memastikan pijakan alat total station rata dan memberikan tanda P embuatan dokumen Rencana Keselamatan 7.500.000.00
Kerugian Material
patok dengan safety line di area BM Konstruksi;
P embuatan prosedur dan instruksi kerja; 5.000.000.00
Sengatan serangga, Gigitan ular (2) Memakai APD lengkap dan pakaian kerja yang sesuai (menutup P enyiapan formulir. 5.000.000.00
So sialisasi, Pro mo si dan Pelatihan
Meninggal (3) Memastikan bekerja sesuai dengan SOP
Induksi K3 (Safety Induction); 500.000.00
(4) Menggunakan pelampung / life kacket saat melewati sungai / P ertemuan mengenai keselamatan (Safety 35.000.000.00
melakukan pekerjaan pengukuran di area sungai Meeting, Safety T alk, dan/atau T ool Box
(5) Memasang tali pada pohon yang dikaitkan ke pekerja agar tidak Meeting);
P elatihan keselamatan konstruksi
terjatuh dan hanyut ke sungai 1. Electrical safety 2.000.000.00
2. Emergency response plan 6.000.000.00
3. Basic safety training 10.000.000.00
Luka Berat/Meninggal (1) Memastikan batas max kendaraan (alat angkat-angkut yang melintas 4. P erilaku berbasis keselamatan (Budaya K3) 10.000.000.00
Kerusakan pada Alat (2) Memastikan beban tidak melebihi batas maksimal yang dapat diangkut5. Defensive drive course 8.000.000.00
(3) Menempatkan petugas/flagman yang mengatur alat, memastikan 6. Signalman/flagman 5.000.000.00
Sengatan serangga 7. T ata cara penanganan tumpahan 2.000.000.00
jalanan aman untuk dilalui oleh alat/kendaraan;
8. MSDS 2.000.000.00
Luka Berat/Meninggal (4) Operator memiliki SIO dan alat dilengkapi dengan SIA 2.000.000.00
Sosialisasi HIV/AIDS;
Pencemaran air sungai (5) Memastikan supir mengerti kondisi medan jalan yang akan dilalui Simulasi K3; 6.000.000.00
(6) Melakukan P2H secara rutin Spanduk (Banner); 4.900.000.00
(7) Melaksanakan kegiatan TBM sebelum bekerja dan Membuat Izin KerjaP oster; 2.100.000.00
P apan Informasi K3. 5.000.000.00
Pekerjaan
Alat Pelindung Kerja (APK)
(8) Bekerja sesuai SOP T ali Keselamatan (Life Line); 4.000.000.00
P agar P engaman (Guard Railing); 85.000.000.00
(1) Melaksanakan kegiatan TBM sebelum bekerja dan membuat Izin Kerja P embatas Area (Restricted Area). 3.000.000.00
Gangguan Penglihatan / Kebutaan Alat Pelindung Diri (APD)
Pekerjaan
Helm P elindung (Safety Helmet); 10.000.000.00
Keracunan (tertelan) (2) Bekerja sesuai SOP P elindung Mata (Goggles, Spectacles); 120.000.000.00
PatahLuka berat / patah tulang (3) Menggunakan APD yang disyaratkan Masker Selam (Breathing Apparatus); 6.000.000.00
(4) Memasangan MSDS (material safety data sheet) di setiap P elindung T elinga (Ear P lug, Ear Muff); 8.050.000.00
Material tercecer Sarung T angan (Safety Gloves); 16.632.000.00
material/bahan kimia
Sepatu Keselamatan (Safety Shoes); 22.000.000.00
Polusi tanah dan air (5) Menggunakan APD yang sesuai
Sepatu Keselamatan (Rubber Safety Shoes and T oe Cap); 39.000.000.00
(6) Melaksanakan kegiatan TBM sebelum bekerja dan membuat Izin Kerja P enunjang Seluruh T ubuh (Full Body Harness); 3.750.000.00
Pekerjaan Jaket P elampung (Life Vest); 3.600.000.00
(7) Bekerja sesuai SOP Rompi Keselamatan (Safety Vest); 12.650.000.00
(8) Menggunakan APD yang disyaratkan Apron/Caplas/Face Shield; 1.900.000.00
Ring Buoy. 1.800.000.00
(9) Menyediakan tampungan limbah sisa beton di dekat batching plant Asuransi dan Perizinan
(bak kontrol) Asuransi ketenagakerjaan ; 96.000.000.00
Asuransi kesehatan; 41.600.000.00
Jatuh / Terperosok / Luka ringan (1) Melakukan Uji kecepatan Angin dilokasi pekerjaan/ proyek P erizinan terkait lingkungan . 20.000.000.00
Perso nil K3
Polusi udara dan infeksi saluran pernafasan (2) Menghentikan pekerjaan sementara saat terjadi angin kencang
Ahli K3 Muda Konstruksi; 6.500.000.00
Tersambar petir (manusia, alat/bangunan) / (3) Dilakukan dust control (penyiraman) yang rutin dilaksanakan oleh Ahli K3 Madya Konstruksi; 7.500.000.00
meninggal water tank Ahli K3 Utama Konstruksi; 8.500.000.00
(4) Berhenti bekerja saat turun hujan (terutama pada area pekerjaan di Refresh Ahli K3 Umum; 3.500.000.00
Fatigue / Dehidrasi / Heat Stress P etugas Damkar Klas D; 4.500.000.00
area ketinggian dan di area terbuka)
P etugas Damkar Klas C; 7.500.000.00
Air sungai keruh (5) Memasang penangkal petir dilokasi pekerjaan
P etugas Limbah B3; 2.500.000.00
Pendangkalan alur sungai (6) Memakai APD saat bekerja P etugas P 3K; 9.000.000.00
Luka Berat/Meninggal (7) Minum air yang cukup sesuai kebutuhan harian yang Ahli Muda Ruang T erbatas; 17.000.000.00
Banjir (8) Membuat tanggul untuk meminimalisir tanah jangan masuk ke sungai Ahli Madya Ruang T erbatas; 17.000.000.00
(9) Melakukan pemantauan lingkungan (uji kulaitas air) secara berkala Ahli Utama Ruang T erbatas; 8.500.000.00
Ahli Muda Lingkungan Kerja; 10.000.000.00
(10) Menempatkan petugas flagman / checker yang standby untuk Accident Investigator; 12.000.000.00
mengatur alat T eknisi K3 Deteksi Gas 3.000.000.00
(12) Menempatkan rambu "Alat Berat Sedang Beroperasi" P aramedic Hyperkes/ACLS. 5.000.000.00
(13) Tidak berada di area blind spot alat yang sedang beroperasi Fasilitas sarana, prasarana dan alat kesehatan
P eralatan P 3K (Kotak P 3K, tandu, obat luka, 6.000.000.00
perban, dan lain-lain);
Kestabilan tanah timbunan upstream terganggu (1)Membuat saluran (side drain) sementara untuk aliran air ketika hujan Ruang P 3K (tempat tidur pasien, tabung oksigen, 5.000.000.00
Jatuh / Terperosok (2) Melakukan Uji kecepatan Angin dilokasi pekerjaan/ proyek stetoskop, timbangan berat badan, tensi meter, dan
(3) Dilakukan dust control (penyiraman) yang rutin dilaksanakan oleh lain-lain);
P est Control; 75.000.000.00
Polusi udara dan infeksi saluran pernafasan water tank
Sewa Ambulans. 60.000.000.00
(4) Berhenti bekerja saat turun hujan (terutama pada area pekerjaan di Rambu-rambu yang diperlukan
area ketinggian dan di area terbuka)
Tersambar petir (manusia, alat/bangunan) / meninggal Rambu P etunjuk; 5.000.000.00
Luka / Meninggal (5) Memasang penangkal petir dilokasi pekerjaan Rambu Larangan; 5.000.000.00
Fatigue / Dehidrasi / Heat Stress (6) Menggunakan APD yang sesuai Rambu P eringatan; 5.000.000.00
Rambu Kewajiban; 5.000.000.00
(7) Memakai APD saat bekerja
Rambu Informasi; 5.000.000.00
(8) Minum air yang cukup sesuai kebutuhan harian yang Rambu P ekerjaan Sementara; 5.000.000.00
Jalur evakuasi (Escape Route); 5.000.000.00
Luka Berat/Meninggal (1) Memastikan batas max kendaraan (alat angkat-angkut yang melintas T ongkat pengatur lalu lintas (Warning Lights Stick); 4.500.000.00
Kerusakan pada Alat (2) Memastikan beban tidak melebihi batas maksimal yang dapat diangkutKerucut lalu lintas (T raffic Cone); 4.952.500.00
Lampu putar (Rotary Lamp). 604.800.00
(3) Menempatkan petugas/flagman yang mengatur alat, memastikan Ko nsultasi dengan Ahli terkait Keselamatan Ko nstruksi
jalanan
Dampak sosial : seperti demo masyarakat, terjadinya aman untuk
pemblokiran jalandilalui oleh alat/kendaraan; Ahli Bendungan 75.000.000.00
Polusi udara dan infeksi saluran pernafasan (4) Operator memiliki SIO dan alat dilengkapi dengan SIA Lain-lain terkait Pengendalian Risiko K3 dan Keselamatan Ko nstruksi
Dampak sosial : seperti demo masyarakat, Alat P emadam Api Ringan (AP AR); 9.100.000.00
(5) Memastikan supir mengerti kondisi medan jalan yang akan dilalui P embuangan Limbah B3; 30.000.000.00
terjadinya pemblokiran jalan
Sirine; 5.000.000.00
Kendaraan tergelincir saat melintas (6) Melakukan P2H secara rutin
Bendera K3; 685.600.00
(7) Melaksanakan kegiatan TBM sebelum bekerja dan Membuat Izin KerjaLampu Darurat (Emergency Lamp); 2.600.000.00
Terjadinya keresahan masyarakt Pekerjaan P emeriksaan lingkungan kerja:
Luka Bakar/Kerugian Materiil (8) Bekerja sesuai SOP 1. Faktor Fisik 16.000.000.00
2. Lingkungan umum (Air ambient, noise, getaran, air) 18.000.000.00
(9) Mengurangi kecepatan kendaraan saat melintas pada akses warga
P embuatan Kartu Identitas P ekerja (KIP ); 1.260.000.00
(10) Melakukan dust control (penyiraman) yang secara rutin dilaksanakanP rogram inspeksi dan audit; 10.000.000.00
untuk meminimalisir debu akibat mobilisasi lalu lintas kendaraan materialP elaporan dan penyelidikan insiden; 10.000.000.00
(11) Memasang penutup (terpal) pada bak kendaraan material P atroli keselamatan; dan/atau
(12) Melakukan pembersihan akses jalan dari ceceran material yang P enyalur petir 28.000.000.00
Closed-circuit T elevision (CCT V). 32.500.000.00
dapat berisiko membuat jalan licin
Gas Detector dan kalibrasi 15.000.000.00
(13) Kendaraan material diusakan tidak melintas pada akses jalan warga Blower dan selang spiral 25.000.000.00
(14) Penyediaan flagman yang bertugas untuk mengatur lalu lintas Preventif, Kuratif dan Rehabilitasi Co vid -19
kendaraan material • Biaya Swab 20.000.000.00
(15) Material yang dibawa tidak melebihi volulem kendaraan (tinggi dan • Biaya Rapid T est 40.000.000.00
• Rumah Singgah (kerjasama) 5.000.000.00
lebar)
• Desinfektan (ruangan dan sepatu) 1.500.000.00
• T hermogun 1.950.000.00
• T empat Cuci T angan 600.000.00
• AP D Covid (Hazmat, faceshield, sepatu boot medik, hairnet, handschoon)
1.950.000.00
4.4. Biaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja •

Kerjasama dengan Limbah B3 Infeksius
Vitamin AC & E
10.000.000.00
23.640.000.00
(K3) •

Vitamin C-1000
Vaksin Flu
19.800.000.00
8.750.000.00

Berdasarkan hasil mitigasi risiko K3, •



Vaksin P neumonia
Hand Sanitezer
10.500.000.00
3.600.000.00
• Kotak sampah B3 medis 450.000.00
dilakukan perencanaan keperluan biaya untuk • Biaya Campaign 2.000.000.00
• Ionnezer 1.500.000.00
mitigasi risiko mengikuti ketentuan perundang •

Sekat meja
Biaya P embelian Masker dispossible
33.600.000.00
2.600.000.00

undangan. Namun tidak semua ketentuan dalam JUMLAH 1.391.624.900.00

surat edaran yang masuk kedalam perhitungan biaya


K3 karena perhitungan biaya disesuaikan dengan 5. KESIMPULAN DAN SARAN
hasil identifikasi dan penilaian risiko (Termasuk Kesimpulan dari permasalahan penelitian
Biaya Pengendalian Pandemi Covid-19) mengenai sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja pada proyek konstruksi bendungan
adalah:

112
1. Pengendalian utama terhadap resiko bahaya
yang terjadi yaitu memastikan Prosedur dan
metode pelaksanaan setiap pekerjaan sesuai
dengan Sop yang tela ditentukan serta setiap
pekerja harus dilengkapi peralatan APD dan
APK yang sesuai standar
2. Biaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja untuk
pekerjaan Bendungan antara 0,5 % sampai
dengan 1 % dari Nilai Proyek Konstruksi.

Saran yang dapat disampaikan oleh peneliti


adalah:
1. Diperlukan analisis lebih lanjut untuk
perbandingan antara rencana biaya K3 dengan
aktualisasinya di lapangan
2. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan di
daerah lainnya sehingga dapat memberikan
gambaran mengenai risiko bahaya pada proyek
konstruksi bangunan bendungan yang lebih
lengkap

6. DAFTAR PUSTAKA

[1] Peraturan Menteri PUPR Pemerintah Republik Indonesia,


Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Sistem
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 2021
[2] Pemerintah Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja. 1970
[3] Pemerintah Republik Indonesia, Undang-Undang No. 13
Tahun 2013 Tentang Ketenagakerjaan. 2013
[4] Cecep Dani Sucipto. (2014). Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Yogyakarta: Gosyen Publishing
[5] Alkon. (2004). Teknik Manajemen Resik. Surabaya : PT.
Alkon Trainindo Utama.
[6] Rohman, Febiyanti Afitia. 2020. Faktor yang Berhubungan
dengn Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada Proyek Pembangunan Bendungan
Karalloe di Kabupaten Gowa Tahun 2020. Makassar.
[7] Ramli, Soehatman, Sistem Manajemen Keselamatan Kerja
OHSAS 18001, Dian Rakyat, Jakarta.2010

113

You might also like