You are on page 1of 17

INTERAKSI SANTRI DENGAN PEMBELAJARAN TAFSIR AL

QURAN PDF ULYA

Dosen Pembimbing :
SYAIFUL ANAM, M.Pd

Disusun oleh :

Abu Bakar : 172113102003

Baijuri : 172113102006

Selamet : 172113102020

PROGRAM STUDY TAFSIR QUR’AN WA ULUMUHU


MA’HAD ALY NURUL QODIM
PAITON PROBOLINGGO

i
TAHUN 2023

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT sebab karena rahmat dan hidayahNya
lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kuliah
kepesantrenan yang telah di tetapkan, dan juga agar setiap pelajar dapat terlatih dalam
pembuatan makalah.

penelitian ini yang berjudul “Interaksi Santri Dengan pembelajaran tafsir al quran PDF
ULYA” adapun sumber-sumber dalam pembuatan penelitian ini, di dapatkan dari beberapa
buku yang membahas tentang materi yang berkaitan dan juga melalui media internet. Kami
sebagai pembuat penelitian ini sangat berterima kasih kepada penyedia sumber meski kami
tidak dapat langsung mengucapkannya.

Kami menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitupun dengan kami
yang masih sebagai status seorang pelajar. Dalam pembuatan penelitian ini mungkin masih
banyak sekali kekurangan yang ditemukan, oleh karena itu saya mengucapkan mohon maaf
sebesar-besarnya. Saya mengharapkan kritik dan saran bagi para pembaca sekalian dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Paiton, 11 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

1. Fokus Penelitian........................................................................................2

2. Tujuan Penelitian......................................................................................2

3. Manfaat Penelitian....................................................................................3

B. Metodologi Penelitian...................................................................................3

1.Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................................3

2.Lokasi Penelitian........................................................................................3

3.Sumber Data...............................................................................................3

4.Teknik Pengumpulan Data.........................................................................4

5.Analisis Data..............................................................................................4

6.Sistematika Penulisan................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................6

A. Definisi Istilah...............................................................................................6

B. Profil Pesantren.............................................................................................6

C. Interaksi Santri Dengan Alquran...................................................................8

D. Dampak Terhadap Pembelajaran Tafsir al-Quran PDF ULYA....................8

BAB III PENUTUP............................................................................................12

iii
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah wahyu Allah swt yang diterima oleh Rasulullah saw dan merupakan
pedoman hidup bagi kaum muslimin, bahkan manusia pada umumnya. Menjadikan al quran
Sebagai pedoman hidup, al-Qur’an diturunkan kepada nabi muhammad saw dengan bahasa
yang mudah dipahami.
Allah swt telah menjamin kemudahan ayat-ayat alQur’an sebagai pedoman hidup bagi
umat manusia. Namun demikian, dalam implementasinya hal itu tidaklah mudah, terlebih bagi
masyarakat awam dalam memahami bahasa alQur’an (bahasa arab). al-Qur’an menjadi
sumber referensi utama pedoman bagi kehidupan manusia, khususnya umat Islam. sebab al-
Qur’an merupakan kitab suci bagi seluruh umat islam, al-Qur’an selalu ditempatkan sebagai
rujukan utama dalam mempelajari agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw ke para
ashabnya dari ashab ke tabiin sampai sekarang ini yakni dengan cara menafsirkannya.
Tafsir merupakan salah satu tombol utama dalam memahami, menjelaskan maksud,
mengetahui kandungan ayat-ayat al Qur’an. Usaha ini telah dilakukan dari zaman Rasulullah
SAW, sebagai utusan-Nya yang diperintahkan agar menyampaikan ayat-ayat tersebut
sekaligus menandainya sebagai mufassir awwal (penafsir pertama). Sepeninggalnya rasulullah
saw hingga saat ini, tafsir mengalami banyak kemajuan yang sangat mempesat dan bervariatif
dengan tidak melepas perkembangan masanya. Seperti hal nya diberbagai pondok pesantren
hususnya pondok pesatenren nurul qadim tafsir al quran merupakan pelajaran yang sangat
dikedepankan.
Berinteraksi dengan tafsir al-Qur’an merupakan salah satu pengalaman beragama yang
berharga bagi seorang muslim. Pengalaman berinteraksi dengan tafsir al-Qur’an dapat
diungkapkan melalui lisan, tulisan, atau perbuatan. Pengalaman berinteraksi dengan tafsir
Qur’an menghasilkan pemahaman dan penghayatan terhadap ayat-ayat al-Qur’an.
Pemahaman dan penghayatan individual yang diungkapakan secara verbal maupun tindakan
dapat mempengaruhi individu lain sehingga membentuk kesadaran bersama yang kemudian
menghasilkan tindakan-tindakan kolektif.
Dengan demikian, ketika memegang al-Qur’an, membaca, dan mengkajinya seolah-olah
sedang berinteraksi kepada Allah swt. Sudah tentu bagi orang-orang yang beriman akan
bergetar saat membacanya dan akan selalu menjaga serta memelihara dalam hati agar iman

1
terus bertambah dan hati merasa tenang. Hati orang yang beriman tidak akan tenang apabila
didalam hatinya mafi al-Qur’an.
Pendidikan pesantren merupakan pendidikan klasik dan dikenal dengan pendidikan
tradisional yang ada di Indonesia sejak zaman dahulu. Pesantren sendiri berdiri sebagai
lembaga pendidikan non formal untuk menjadi pelengkap dari pendidikan formal.
Terutamanya Pondok pesantren nurul qadim yang masih eksis sampai saat ini merupakan
salah satu pondok pesantren yang menerapkan kitab kuning sebagai programnya. Dari
beberapa kitab kuning, yang paling mencolok yaitu pembelajaran kitab tafsir sebagai program
ngaji wajib dengan menggunakan bahasa indonesia dalam praktiknya. Walaupun
pembelajaran ini sudah menggunakan berbagai metode seperti bandongan, sorongan, tetapi
tujuannya untuk memberikan pemahaman dan kemampuan berbahasa ala indonesia, santri
juga masih kurang sehingga perlu sekali metode yang tepat untuk mencapainya. Tujuannya
agar selain santri memahami isi dan kandungan ayat, santri juga memahami bahasa yang
dimaksud dan mampu mempraktikkannya dalam kegiatan sehari-hari.
Dimasa pengasuh ke dua pondok pesantren nurul qadim yakni beliau al marhum kh
nuruddin muyiri, menjadikan tafsir sebagai kitab kajian setiap hari dan beliua sangat
memikirkan masa depan santrinya akan ketidaktahuan tentang hukum hukum al quran.
Interaksi santri putra pondok pesantren nurul qadim dengan tafsir al-Qur;an memang
sudah mentradisi sampai bisa dikatakan sudah bertaraf mendaging, namun masih ada santri
yang belum betul-betul memahami secara mendalam makna tafsir al-Qur‘an sekaligus
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hariya. Diharapkan hasil penelitian ini mampu
melengkapi hasil penelitian sebelumnya. Dengan demikian, Berdasarkan dari latar belakang
masalah yang telah dipaparkan, penelitian ini dijadikan bahan skripsi dengan judul “Interaksi
Santri dengan pembelajaran Tafsir pdf ulya”
1. Fokus penelitian
Berdasarkan latar belakang, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana interaksi santri dengan tafsir al-Qur’an ?
b. Bagaimana dampak interaksi dengan tafsir al-Qur’an terhadap PDF ULYA ?
2. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ketika memfonis konteks diatas maka
dapat dicermati diantaraya :
a. Megupas tentang interaksi santri dengan tafsir al-qur’an.
b. Menjelaskan dampak interaksi dengan tafsir al-qur’an terhadaf pdf ulya.

2
3. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
a. Secara Teoritis : Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi penelitian sebelumnya
dan lembaga yang mempunyai pembelajaran tafsir al-Qur’an, mengingat bahwa
penelitian ini berfokus pada interaksi santri dengan tafsir al-Qur’an.
b. Secara Praktis
1. Bagi Guru : Sebagai pertimbangan untuk memperhatikan dan mengembangkan
pembelajaran tafsir guna meningkatkan interaksi santri dengan tafsir al-Qur’an.
2. Bagi Siswa : Sebagai sarana informasi untuk mengetahui bentuk dan dampak
interaksi dengan tafsir al-Qur’an.
3. Bagi Penulis : Menambah pengalaman dan pengetahuan, salah satunya dapat
mengetahui berbagai bentuk dan dampak interaksi dengan tafsir al-Qur’an
B. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif tentang orang melalui tulisan atau kata-kata yang
diucapkan dan perilaku yang dapat diamati. 1Penelitian ini menggambarkan tentang
interaksi santri dengan tafsir al-Qur’an. Berhubungan dengan penelitian ini, Peneliti
memakai jenis penelitian lapaangan (fleld research) yaitu jenis penelitia yang melibatkan
orang lain sehigga mendapatkan data secara langsng terhadap objek yang mau diteliti.
2. Lokasi Penelitian
Tempat penelitian ini adalah Pondok Pesantren Nurul Qodim, Desa Kalikajar
Wetan, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Sedangkan objek dari
penelitian ini adalah santri purta yang berada di Pondok Pesantren Nurul Qodim
khususnya siswa PDF ULYA.
3. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data primer adalah sumber
data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.2 Data primer dalam
penelitian ini adalah santri Pondok Pesantren Nurul Qodim khususnya siswa PDF
ULYA. Sedangkan data sekunder adalah sumber data yang mendorong untuk bisa
mempermudah didalam menganalisis pembahasan didalam penelitian ini, seperti buku-
buku, kitab-kitab, internet dan karya ilmiah yang relevan dengan penelitian ini.
4. Teknik Pengumpulan Data
1
Salim dan Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. 5 (Bandung: Citapustaka Media, 2012), 46.
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, cet. 19 (Bandung: Alfabeta, 2013), 137.

3
a. Observasi (Pengamatan)
Observasi yaitu teknik pengumpulan yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan
mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, waktu,
peristiwa, tujuan dan perasaan. Teknik ini digunakan untuk melihat atau mengamati
secara langsung interaksi santri dengan al-Qur’an di Pondok Pesantren.
b. Wawancara (Interview)
Wawancara yaitu pertemuan langsung atau percakapan antara pewawancara dan yang
diwawancarai untuk memberikan atau menerima informasi tertentu. Dalam
wawancara ini penulis melakukan pertemuan langsung dengan responden.
c. Penelitian Dokumen
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang- barang tertulis. Di
dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis
seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan
harian, dan sebagainya. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh informasi
dan gambar terkait dengan lokasi penelitian, seperti sejarah pendirian pondok, data
guru, data santri dan hal-hal yang terkait dengan penelitian ini.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri
maupun orang lain.3
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki
lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Sebelum peneliti
memasuki lapangan analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau
data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun
demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah
peneliti masuk dan selama di lapangan.4

6. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima bab dan masing-masing bab terdiri dari sub-sub bab.
3
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, 244.
4
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, 245.

4
Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut:

Bab pertama adalah pendahuluan yang bertujuan menjelaskan mengenai latar


belakang penelitian, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

Bab kedua bertujuan untuk menjelaskan gambaran umum mengenai interaksi


dengan tafsir al-Qur’an beserta dampaknya yang berisi pemahaman interaksi dengan
tafsir al-Qur’an, kemampuan memahami secara mendalam akan tafsir al- Qur’an.

Bab ketiga adalah penutup yang berisi kesimpulan, kritik dan saran yang bertujuan
membangun dan perbaikan terhadap penelitian ini. Dan juga daftar pustaka

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Istilah
Interaksi secara bahasa adalah berhubungan, jadi interaksi dengan al-Qur’an adalah
berhubusngan dengan al-Qur’an. Berinteraksi dengan al-Qur’an inilah yang disebut
dengan living Qur’an di tengah kehidupan masyarakat. Setiap muslim meyakini bahwa
ketika dirinya berinteraksi dengan al-Qur’an, maka hidupnya akan mendapatkan
kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Menurut Yusuf al-Qarḍawi berinteraksi dengan al-
Qur’an adalah meliputi pemahaman dan penafsiran.1 Sedangkan menurut Muhammad al-
Gazali berinteraksi dengan al-Qur’an yaitu proses untuk memahami dan merenungkannya
secara mendalam.5

Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Muhammad saw, yang
dibaca secara mutawatir dan bernilai ibadah dengan membacanya. Al-Qur’an adalah
kalam Allah yang mengandung mukjizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
melalui perantaraan malaikat Jibril, diriwayatkan secara tawatur, dibukukan dalam
mushaf, membacanya dihitung sebagai ibadah, dimulai dari surah al-Fatiḥah dan diakhiri
dengan surah al-Nas.6

Al-Qur’an telah diturunkan dengan membawa kebenaran yang hakiki yang memiliki
beberapa fungsi dan tujuan bagi kehidupan umat manusia terutama umat Islam. Orang
yang menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman dalam hidupnya selalu mempelajari al-
Qur’an. Dengan al-Qur’an, hati akan lembut dan terhindar dari penyakit-penyakit hati.
Dada akan senantiasa lapang dan luas dalam menerima petunjuk-petunjuk dan titah-titah
ketuhanan. Akal pikiran menjadi cerdas dan terbebas dari kesesatan berpikir picik dan
dangkal.
B. Profil Pesantren
PP Nurul Qadim adalah Pesantren yang cukup terkenal di jawa timur khususnya di
Kabupaten Probolinggo .Di lihat dari letak geografisnya Pondok pesantren nurul qadim
tersebut berada di Desa kalikajar kulon, Kecamatan Paiton, Kabpaten Probolinggo, Jawa
Timur. Pondok pesantren ini mempunyai luas tanah kurang lebih 5 hektar. Pondok
pesantren NQ merupakan peninggalan yang berharga dan tidak ternilai dari Kyai H.

5
Muhammad al-Gazālī, Kaifa Nata‘āmalu ma‘a al-Qur’ān, cet. 7 (Mesir: Nahḍah al-Miṣr, 2005), 25.
6
Sedek Arifin dkk, Tadabbur al-Qur’an: Isu dan Cabaran Semasa, cet. 1 (Kuala Lumpur: Jabatan
al-Qur’an dan al-Hadith, 2016), 2.

6
Hasyim dimana masyarakat lebih mengenal dengan sebutan Pondok Kyai Mino, pondok
pesantren ini awal mulanya hanya sebuah Langgar Angkring yang sangat terlihat
sederhana, kyai H. Nuruddin Musyiri menyebutkan bahwa pada tahun 1947 juga ada
sebuah asrama yang sangat sederhana.

Pada tahun 1963 Kyai H. Nuruddin musyiri diambil menantu oleh kyaii Hasyim
mino. Kemudian tgl 6 september 1963 pendidikan madrasah ibtidaiyah nurul hasan
dibuka kembali dan kegiatan belajar nya dilaksanakan pada pagi hari. Di tahun itu pula
juga dibuka kembali Madin putri, asrama yang telah lama tidak digunakan kini juga telah
difungsikan kembali. Seiring dengan berjalannya pondok santri mulai bertambah dan
terus berdatangan dari berbagai daerah terutama daerah sekitar. Pada waktu itu nama
pondok pesantren ini bernama pondok pesantren darus salam yang kemudian pada tahun
1975 ini menjadi pondok pesantren nurul qodim. Dengan berkembangnya zaman dan
seiring berjalannya waktu ponpes selalu mengalami perubahan dan terus berkembang
yang signifikan dan bagus. Alhamdulillah sampai sekarang ini santri pondok pesantren
Nurul qadim sudah mencapai lebih dari 1037 santri yang terdiri dari santri putra dan santri
putri yang berada didalam asrama maupun komplek pondok.

Sejak pertama berdirinya,pondok pesantren ini fokus pada pendidikan non-formal


atau biasa disebut salaf dimana mengacu dan lebih berkonsentrasi pada ilmu-ilmu agama
dan tidak terdapat pelajaran umum.

Dengan seiring berjalannya waktu berdirilah madrasah tsanawiyah pada tahun 2008.
Kemudian terus mengalami perkembangan hingga berdirilah madrasah ibtidaiyah pada
tahun 2009. Tahun ke tahun terus berkembang dan pada tahun 2012 berdirilah madrasah
aliyah. Kemudian pada tahun 2013 juga telah berdiri perguruan tinggi bahasa arab atau
dikenal dengan sebutan ma'had ali.
a. Berdirinya PDF ULYA
Nama : PDF ULYA NURUL QADIM
NPSN : 69937226
Alamat :Jl. KH Hasyim/Kyai Mino
Desa/Kelurahan :KALIKAJAR KULON
Kecamatan :KEC. PAITON
Kabupaten/Kota :KAB. PROBOLINGGO
Propinsi :PROV. JAWA TIMUR

7
Status Sekolah :SWASTA
Bentuk Pendidikan : Pondok Pesantren
Kepala Sekolah : Ust. ABDUL WAHID, S.E
C. Interaksi Santri dengan Alquran
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk berinteraksi dengan al-
Qur’an, sebagaimana dikemukakan oleh Yusuf al-Qarḍawi yaitu:
1. Mendengarkan al-Qur’an
Ketika mendengar orang yang sedang membaca al-Qur’an maka wajib bagi kita untuk
mendengarkannya dengan penuh kekhusyuan, karena dengan mendengarkannya kita
akan memperoleh rahmat dan pahala dari Allah swt.
2. Membaca al-Qur’an
Perintah membaca merupakan sesuatu yang paling berharga yang pernah dan dapat
diberikan kepada umat manusia. Membaca dalam aneka maknanya adalah syarat
pertama dan utama pengembangan ilmu dan teknologi, serta syarat utama membangun
peradaban. Perintah untuk membaca al-Qur’an tentunya mempunyai dasar yang kuat.
Adapun dasar tersebut berasal dari al-Qur’an dan ḥadiṡ. Di antara dasar tersebut yaitu:
a. Surah al-‘Alaq/ 96: 1-5
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia
apa yang tidak diketahuinya.” (Qs. al-‘Alaq/ 96: 1- 5).
b. Surah al-Ankabut/ 29: 45
“Bacalah Kitab(al-Quran) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan
laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji
dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu lebih besar
(keutamaannya dari ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (Qs. al- Ankabut/ 29: 45).
c. Surah al-Baqarah/ 2: 121
“Orang-orang yang telah Kami berikan al-Kitab kepadanya, mereka
membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya.
Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang
rugi.” (Qs. al-Baqarah/ 2: 121).
Dengan membaca al-Qur’an, pahala akan diperoleh. Akan tetapi, besarnya pahala

8
akan bertambah apabila al-Qur’an dibaca dengan bacaan yang benar dan sesuai
dengan kaidah tajwid. Karena pengucapan yang benar akan menambah pemahaman
dan menyempurnakan pengetahuan. Selain itu, hendaknya memperhatikan adab dalam
membacanya.
3. Menulis al-Qur’an
Berikut ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang perintah menulis al-Qur’an yaitu:
a. Surah al-Qalam/ 68: 1
“Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis.” (Qs. Al- Qalam/ 68: 1).
Imam al-Mawardi menyebutkan bahwa kata al-qalam dalam ayat ini bermakna
sesuatu yang dipergunakan untuk menulis al-żikr (al-Qur’an) pada lempengan
yang terjaga (lauḥ mahfuẓ).
4. Memahami al-Qur’an
Di antara ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang perintah memahami atau tadabbur
al-Qur’an yaitu:
a. Surah Ṣad/ 38: 29
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah
supaya mereka memperhatikan ayat- ayatnya dan supaya mendapat pelajaran
orang-orang yang mempunyai fikiran.” (Qs. Ṣad/ 38: 29).
b. Surah Muḥammad/ 47: 24
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Quran ataukah hati mereka
terkunci?” (Qs. Muhammad/ 47: 24).
c. Surah al-Nisa’/ 4: 82
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Quran? Kalau kiranya al-Quran
itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di
dalamnya.” (Qs. al-Nisa’/4: 82).
Berinteraksi dengan al-Qur'an merupakan suatu kewajiban bagi kaum muslim. Bentuk
interaksi itu dapat berupa membaca, mendengar, menghafal, memahami dan menafsirkan.
Berkaitan dengan itu maka diperlukan rambu-rambu, agar dalam setiap bentuk interaksi itu
tidak terjadi kesalahan dan kekeliruan. Rambu-rambu ini berpedoman pada kaidah-kaidah
yang telah disepakati oleh jumhur ulama, sehingga diharapkan apa yang ingin dicapai dari
setiap interaksi itu dapat terwujud. Berinteraksi dengan al-Qur'an secara benar akan
mendekatkan diri kepada Allah dan sebaliknya, kesalahan dan kekeliruan dalam berinteraksi
akan menjauhkan dari Allah.

9
D. Dampak Interaksi Santri Terhadap Pembelajaran Tafsir Al Quran Pdf Ulya
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa santri di Pondok Pesantren Nurul
Qodim bahwa dengan seringnya mereka berinteraksi dengan al-Qur’an, khususnya kelas 1
yang melakukan praktik membaca tafsir al-Qur’an setiap harinya memberikan pengaruh
terhadap meningkatnya kemampuan mereka dalam membaca tafsir al-Qur’an dan juga
meningkatnya kemampuan mereka dalam metulis tafsir al-Qur’an. Para santri mengakui
bahwa dahulu tulisan tafsir al-Qur’an mereka kurang baik tetapi setelah sering berinteraksi
dengan tafsir al-Qur’an, selain meningkatkan kemampuan baca tafsir al-Qur’an,
kemampuan menulis tafsir al Qur’an pun ikut baik bahkan ingin menulis tafsir al-Qur’an
setiap hari. Peningkatan kemampuan santri dalam membaca dan menulis tafsir al-Qur’an.
Selain itu santri yang sudah lulus tahsin tafsir al-Qur’an pada tingkat sebelumnya sudah
mampu membaca kitab dan berbahasa arab yang baik, hal ini dibuktikan dengan keseharian
mereka selalu berbahasa arab dan mampu menghafal kitab naḥhwu dan ṣaraf .
Berdasarkan tujuan dan motivasi pesantren, guru dan santri terhadap pembelajaran
tafsir al-Qur’an maka dampak yang santri rasakan saat berinteraksi dengan al-Qur’an.
1. Tilawah al-Qur’an jama‘i, tilawah al-Qur’an fardi, dan tahsin yang dilakukan dengan
tujuan untuk meningkatkan kemampuan santri dan guru dalam membaca al-Qur’an,
memahami tajwid, memahami al-Qur’an, agar lancar dan menjadi amal ibadah yaitu
meningkatnya kemampuan mereka dalam membaca al-Qur’an baik dari segi tajwid,
makhraj dan sifat huruf, meredakan amarah atau emosi ketika membacanya,
menenangkan hati, merasa sedih ketika membaca dengan maknanya, dan teringat orang
tua ketika membacanya.
2. Taḥfiiẓ al-Qur’an yang dilakukan dengan motivasi ingin menjadi penghafal al-Qur’an
yaitu merasa senang ketika menghafal al-Qur’an dan menenangkan hati serta
termotivasi untuk tidak ingin berhenti membaca al-Qur’an. Melalui kegiatan ini, santri
telah menghafal juz 30 berdasarkan target yang ditetapkan, bahkan ada santri yang
sudah menghafal 2-3 juz al- Qur’an.
3. Membaca al-Qur’an dengan lagu yang dilakukan dengan tujuan untuk mengasah
kemampuan santri dalam melantunkan ayat al-Qur’an dengan berbagai variasi lagu yaitu
menumbuhkan rasa kompetisi santri untuk mampu membaca al-Qur’an dengan berbagai
variasi lagu bahkan sampai ada yang sudah mewakili di ajang MTQ dalam bidang
tilawah.

10
4. Kaligrafi al-Qur’an dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan santri dalam
menulis al-Qur’an yaitu meningkatnya kemampuan santri dalam menulis al-Qur’an
bahkan sampai ada yang mewakili di bidang khat al-Qur’an (dekorasi, mushaf, dan
kontemporer) pada ajang MTQ dan mereka merasa senang sampai ingin menulis al-
Qur’an setiap hari.
5. Mengajar al- Qur’an dengan tujuan untuk melatih santri agar mampu untuk
mengajarkan al-Qur’an di TPQ atau mengajarkan santri yang belum bisa membaca al-
Qur’an atau belum baik bacaanya dan motivasi santri yang ingin mengajarkan al-Qur’an
yaitu santri merasa senang karena bisa mengajarkan al-Qur’an dan santri mulai mengerti
atau paham cara mengajarkan al-Qur’an dengan baik serta melalui mengajarkan al-
Qur’an semakin meningkatkan kemampuan mereka dalam membaca atau memahami al-
Qur’an baik dari segi tajwid, makhraj dan sifat huruf.
Tujuan pembelajaran al-Qur’an di PDF ULYA dapat dibagi menjadi dua.
1. Tujuan pendidikan (aspek kognitif) yaitu untuk meningkatkan kemampuan guru dan
santri dalam membaca al- Qur’an agar lancar dan memahami tajwid, untuk mengasah
kemampuan santri dalam melantunkan al-Qur’an dengan berbagai variasi lagu, untuk
meningkatkan kemampuan santri dalam menulis al- Qur’an dan untuk melatih santri
mengajarkan al-Qur’an.
2. Tujuan untuk mengingat dan mendekatkan diri pada Allah seperti membaca al- Qur’an
agar menjadi amal ibadah, memahami makna al-Qur’an, dan menghafal al-Qur’an serta
mengamalkan isi al-Qur’an.
Sedangkan dampak dari pembelajaran al-Qur’an di PDF ULYA sebagai berikut :
1. Dampak kognitif (pengembangan diri) yaitu meningkatnya kemampuan santri dalam
membaca al-Qur’an sesuai dengan tajwid, makhraj dan sifat huruf, meningkatnya
kemampuan santri dalam menulis al-Qur’an bahkan sampai ada yang mewakili di
bidang khat dekorasi dan kontemporer pada ajang MTQ, santri mampu melantunkan
al-Qur’an dengan berbagai variasi lagu bahkan sampai ada yang mewakili di cabang
tilawah pada ajang MTQ, dan santri mampu mengajarkan al-Qur’an dengan baik.
2. Dampak afektif (emosional) yaitu membaca al-Qur’an dapat meredakan amarah atau
emosi, merasa senang, menenangkan hati, membuat sedih dan menangis ketika
membaca al-Qur’an dengan maknanya dan teringat orang tua saat membaca al-Qur’an

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran dan interaksi
dengan al-Qur’an yang dilakukan santri di Pondok Pesantren Nurul Qodim efektif
untuk meningkatkan kemampuan santri dalam membaca dan menulis al-Qur’an.
Selain itu para santri sudah mampu membaca dan menghafal kitab dan berbahasa
dengan baik. Hal ini juga didukung oleh motivasi santri dalam belajar al-Qur’an.
Sedangkan yang menjadi kendala dalam pembelajaran al-Qur’an yaitu waktu dan
sumber daya manusia yang terbatas serta kurangnya kesadaran dan keinginan santri
untuk mengulangi atau belajar di luar kelas sehingga banyak santri yang tidak
mencapai target
B. Kritik dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka penulis ingin
mengajukan saran bagi peneliti yang akan meneliti lebih lanjut mengenai interaksi
santri dengan al-Qur’an, diantaranya melakukan penelitian lebih luas lagi mengenai
program-program pesantren yang dapat meningkatkan kemampuan membaca dan
menulis al-Qur’an.
Bagi pihak pesantren dan guru untuk terus mempertahankan dan
meningkatkan kualitas pembelajaran al-Qur’an, khususnya mengenai bacaan al-
Qur’an santri sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung efektif.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kumar, R. (2008) “Research Methodology” APH Publishing Corporation


Salim dan Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. 5 (Bandung: Citapustaka
Media, 2012), 46.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, cet. 19 (Bandung:
Alfabeta, 2013), 137.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, 244.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, 245.
Muhammad al-Gazali, Kaifa Nata‘amalu ma‘a al-Qur’an, cet. 7 (Mesir: Nahḍah al-
Miṣr, 2005), 25.
Sedek Arifin dkk, Tadabbur al-Qur’an: Isu dan Cabaran Semasa, cet. 1 (Kuala
Lumpur: Jabatan al-Qur’an dan al-Hadith, 2016), 2.

13

You might also like