Professional Documents
Culture Documents
Esai Kontemporer (1) w2
Esai Kontemporer (1) w2
Mata Kuliah:
Bahasa Indonesia
Oleh:
Dosen Pengampu:
BAB I. PENDAHULUAN
Fenomena bunuh diri adalah suatu kasus yang cukup kompleks karena
melibatkan banyak hal serta aspek-aspek kesehatan, moral, sosoial dan agama.
Permasalahan ini juga terjadi di seluruh dunia dan menjadi tantangan besar
dalam bidang kesehatan, yang pengaruhnya tidak hanya berdampak pada
pelaku secara langsung, namun juga berdampak pada orang-orang yang ada
disekitarny, seperti keluarga, teman, kerabat dan masyarakat sekitar. Hal
tersebutlah yang menjadikan fenomena ini menjadi permasalahan dan
tantangan yang serius di kalangan lembaga kesehatan di seluruh dunia
sekarang. Menurut data yang dilansir dari World Health Organizasion (WHO),
ada jutaan orang yang kehilangan nyawanya karena kasus bunuh diri seiap
tahunnya.1 Mereka juga memprediksikan di tahun 2020, bahwasannya depresi
dimungkinkan akan menjadi kasus pernyakit tertinggi kedua di dunia setelah
pernyakit jantung.
1
Hasmar Husein Nasution dkk,"ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG BUNUH DIRI DAN FAKTOR-
FAKTORPEMICUNYA: DITINJAU DARI PSIKOLOGIS, SOSIAL DAN KESEHATAN MENTAL SERTA
KAITANNYA DALAM PASAL 345 KUHP", Triwikarma: Jurnal Multidisiplin Ilmu Sosial, Vol.2, No.3,
2023, Hal. 2
2
Nabilah Muhammad, “10 Provinsi Dengan Kasus Bunuh Diri Terbanyak di Indonesia (Januari-
Oktober 2022)”, https://pusiknas.polri.go.id/gangguan, Diakses pada 15 Desember 2023
malahan tidak sedikit dari mereka yang lebih memilih untuk mengakhiri hidup
di usia muda. Hal ini dapat dimungkinkan terjadi karena banyak faktor, seperti
beban hidup yang begitu berat yang dialami yang juga bersamaan mereka
menjalani perkuliahan yang cukup menguras pikiran dan tenaga ditambah
masalah hidup yang lain, yang mengakibatkan mereka stres lalu depresi
sampai akhirnya berani memutuskan untuk mengakhiri hidup mereka.
Maraknya aksi bunuh diri di kalangan mahasiswa dewasa ini telah menjadi
fenomena yang sedang jadi perhatian serius. Ini tentunya menjadi perhatian
yang sangat memprihatinkan bagibanyak pihak. Menurut Ratna yunita
Setiyani Subarjo, seorang psikolog dari Universitas Aisyiyah (Unisa)
Yogyakarta, bahwa bunuh diri yang di lakukan seseorang cenderung meniru
modeling dari kasus-kasus yang sudah terjadi sebelumnya, dan berpotensi
memberikan contoh bagi mereka yang bermasalah. Ia menambahkan
bahwasannya informasi dari sosial media juga menjadi faktor penyebab bunuh
diri seseorang, yaitu pengaruh informasi-informasi yang diambil sebelum
mengambil keputusan untuk mengakhiri hidup.4
Contoh kasus bunuh diri mahasiswa yang sempat buming waktu beberapa
bulan terakhir. seperti kasus mahasiswa UGM ditemukan tewas meninggal
didalam kostnya di Sleman. Kasus serupa juga dialami oleh mahasiswi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) di awal bulan Oktober
kemaren, yang ditemukan meninggal dunia setelah loncat dari lantai empat
asrama yang ia tempati, penyebabnya diduga karena depresi. Tak berselang
lama, kasus serupa terjadi di Mall Paragon Semarang pada tanggal 10 pada
bulan yang sama.(Rejogja) Sehari kemudian terjadi kasus yang sama, yaitu
3
Hasmar Husein Nasution dkk,”ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG BUNUH DIRI DAN FAKTOR-
FAKTORPEMICUNYA: DITINJAU DARI PSIKOLOGIS, SOSIAL DAN KESEHATAN MENTAL SERTA
KAITANNYA DALAM PASAL 345 KUHP”, Triwikarma: Jurnal Multidisiplin Ilmu Sosial, Vol.2, No.3,
2023, Hal. 6.
4
Mutilaras Febiena dkk, Skripsi: ”POLA PERCOBAAN BUNUH DIRI PADA MAHASISWA
UNIVERSITAS GADJAH MADA YANG MELAKUKAN KONSELING DI GADJAH MADA MEDICAL
CENTER TAHUN 2019”, (Yogyakarta,Universitas Gadjah Mada, 2021), Hal. 3.
mahasiswa perguruan tingi swasta yang ditemukan tak bernyawa di dalam
kostnya. Di bulan berikutnya kasus tidak jauh berbeda terjadi pada mahasiswa
Universitas Airlangga Surabaya yang ditmikan di dalam mobilnya, dan
Universitas Andalas Padang yang ditemukan gantung diri di kostnya, dan
mahasiswa Universitas Sebelas Maret yang bunuh diri dengan sengaja
menabrakkan diri ke kereta di Tulungagung. Dan masih banyak lagi kasus-
kasus bunuh diri hingga esai ini di buat.5
1. Psikologis
Salah satu faktor pemicu tindakan seorang untuk melakukan bunuh diri adalah
faktor psikologi, yang di mana faktor ini memiliki beberapa macam,
diantaranya:
a. Konflik Bantin
Tidak dapat kita pungkiri bahwasanya kita sebagai manusia memiliki
kelemahan dalam batin kita. Hal ini disebabkan karena adanya perasaan
hati dan pikiran tidak sejalan, sehingga menimbulkan pikiran yang
berkecamuk. Bermula dari hal itulah mengapa penderitanya tidak bisa
berpikir jernih dalam berpikir dan menentukan keputusan sehingga
menyebabkan depresi yang mengarahkan untuk melakukan tindakan
bunuh diri. Yang biasanya terjadi pada mahasiswa mereka mengalami
depresi karena banyaknya tugas yang dibebankan oleh kampus, atau tugas
akhir yang tidak kunjung selesai, atau beban ekonomi, masalah asmara,
dan juga masalah keluarga. (Triwikarma hal 8 )
b. Terputusnya Komunikasi Sosial
Terputusnya komunikasi berpelukan besar pemicu terjadinya upaya
tindakan bunuh diri. Karena pelakunya biasanya merasa tidak memiliki
teman yang dapat menemaninya dan memberikan solusi dalam
menghadapi persoalan-persoalan dalam hidupnya, khususnya mahasiswa
7
Hasmar Husein Nasution dkk,”ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG BUNUH DIRI DAN FAKTOR-
FAKTORPEMICUNYA: DITINJAU DARI PSIKOLOGIS, SOSIAL DAN KESEHATAN MENTAL SERTA
KAITANNYA DALAM PASAL 345 KUHP”, Triwikarma: Jurnal Multidisiplin Ilmu Sosial, Vol.2, No.3,
2023, Hal. 9-10
ya notabenenya memiliki banyak beban dan tanggung jawab yang perlu
dihadapi. Dalam hal ini Komunikasi hal yang sangat penting dalam
membangun interaksi antar sesama, baik kepada keluarga, lingkungan dan
sosial. Dengan kita melakukan komunikasi kita menjadi merasa tidak
sendiri, inilah hal yang penting agar dapat mencurahkan segala
permasalahan yang ada di hati juga
2. Kesehatan Mental
Faktor ini tentunya sangat erat kaitanya dengan pemicu seseorang untuk
memiliki pikiran untuk bunuh diri. Hal ini dikarenakan jika kesehatan mental
sudah terganggu maka, kemungkinan besar kemungkinan akan memunculnya
masalah mental yang lebih berat lain, seperti depresi, kekecewaan, kecemasan
berlebihan, dan gangguan bipolar. Selain itu, gangguan mental juga
disebabkan karena rasa trauma alamat berat, sehingga ketika kejadian itu ingat
atau terulang kembali sehingga akan memunculnya rasa khawatir takut dan
kecemasan yang begitu dahsyat, sehingga mempengaruhi pikiran untuk
melakukan aksi bunuh diri.8
Dari sini kita dapat mengetahui balasan bagi orang yang melakukan
aksi bunuh diri. Orang yang melakukan aksi bunuh diri dengan menggunakan
berbagai cara, maka dengan cara itulah dia akan disiksa selamanya dalam
neraka jahannam. Hadis diatas juga memberikan penjelasan bahwa, seseorang
yang semasa hidupnya berbuat baik tidak menjamin bisa masuk surga apabila
melakukan perbuatan bunuh diri di akhir hidupnya dan dapat disimpulkan
bahwa seseorang yang melakukan bunuh diri adalah orang yang termasuk
kategori kufur nikmat dan orang yang berputus asa dari rahmat Allah. Bahkan
11
Nisa Hidiyani, 2023, “Bunuh Diri Dalam Perspektif Hadis”, (UIN Sultan, Maulana Hasanuddin
Banten) hal. 8.
orang yang melakukan bunuh diri jenzahnyan tidak layat untuk dishalatkan.
Hal ini karena dulu pernah rasulullah SAW menemui orang yang
mengabarkan, bahwasannya tetangganya yang sakit itu telah melakukan bunuh
diri dengan menyembelih dirinya sendiri, akibat dari tidak tahannya iya dalam
menahan sakit yang dideritannya.
12
Dawan Maghfud dkk, “PENGARUH KETAATAN BERIBADAH TERHADAP KESEHATAN MENTAL
MAHASISWA UIN WALISONGO SEMARANG” Pengurus Wilayah IPNU Jateng, Vol 35 No. 1 Januari
2023, hal. 48
13
Safira Daisani Sutra dkk, “Faktor Ikhsan sebagai Salah Satu Pendukung Kesehatan Mental “.
Jurnal Psikologi Islam, Vol.9 No.1 (2022). Hal. 38
Rasa syukur menjadi satu factor yang penting dalam
menghindarkan seseorang kepada masalah mental. Karena didalam
syukur, seseorang akan merasa menerima dengan hati yang lapang
tntang apa yang sudah menjadi nasibnya, dan tentunya hal ini tidaklah
mudah. Pada suatu penelitian, ditemukan bahwa orang yang bersyukur
akan merasa lebih optimis, lebih baik, dan lebih semangat dalam
menjalani kehidupan.
Dari suatu penelitian, dengan bersyukur dapat memberikan banyak
manfaat yang berguna Kesehatan mental. Manfaatnya antara lain:
menghindari stress, menghidari gangguan cemas, tidak mudah iri hati,
meningkatkan rasa empati, dan menghindari stress. Allah juga berfirman
dalam al-qur’an yang artinya: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku sanagatlh pedih”.
Nabi SAW juga pernah bersabda yang diriwayatkan oleh sahabat Ibnu
Abbas, bahwasannya “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu
pada keduannya, yaitu kesehatan dan waktu luang.14
Dalam hal ini Allah berfirman “Dan janganlah kamu membunuh dirimu,
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang padamu. Dan barangsiapa
yang berbuat demikian dengan melanggar haknya, dengan menganiaya
maka kami akan akan memasukkan yang ke dalam neraka. Yang demikian
itu adalah mudah bagi Allah.”
Berdasarkan di atas maka jelaslah bunuh diri adalah hukumnya haram dan
orang yang melakukan aksi bunuh diri kelak akan mendapatkan balasan
yang pedih dia sehat kelak.
Ada beberapa faktor yang telur ikan berdasarkan data dan fakta yang
pernah ada, pertama faktor psikologis, itu faktor yang memicu seseorang
untuk melakukan tindakan pondok diri yang dapat ditinjau melalui dua
14
Amelia Riskita Putri, “10+ Hadis dan Ayat Al-Qur’an tentang Bersyukur, Masya Allah!”, (Orani,
2023), https://www.orami.co.id/magazine/ayat-tentang-bersyukur?page=all Diakses pada
tanggal 17 Desember 2023.
macam fakto, yaitu: banyaknya konflik batin yang diderita oleh lagu dan
tidak adanya komunikasi antara pelaku dengan keluarga teman maupun
lingkungan sekitar yang dapat memberikan ketenangan dan kenyamanan
sehingga kesepian dan kekhawatiran yang berlebih dapat memicu al buruk
tersebut. Faktor yang kedua adalah faktor sosial yang di mana faktor
tersebut merupakan sangat erat hubungannya antara interaksi sosial.
Faktor yang ketiga adalah faktor gangguan kesehatan mental. Dan inilah
faktor yang sering memicu aksi tidak akan bunuh diri. Faktor ini juga
harus kaitanya dengan kesehatan mental serius seperti depresi, kecemasan
berlebihan, putus asa, stres, tell pikiran yang salah dalam mengambil
keputusan.
Dalam ajaran islam, ada beberapa hal yang bisa mencegah terjadinya aksi
bunuh diri ini, diantaranya adalah menjaga keimanan dan keyakinan
kepada Allah SWT, memiliki pikiran yang positif dan senantiasa optimis,
ikhlas dalam menghadapi cobaan serta bersyukur atas semua ketetapan
yang terang allah berikan. Cari faktor-faktor itulah besok orang akan lebih
merasa tenang dan tidak merasa putus asa karena masih ada rahmat allah
yang akan selalu membantu menyelesaikan semua permasalahan yang
tengah dihadapi.
Semoga dengan kita mengetahui hukum dan juga pandangan islam tentang
bahayanya maraknya semena-mena bunuh diri jika mahasiswa, kita dapat
mengambil hikmah serta pacaran yang sekiranya bermanfaat bagi kita.
Dengan mengetahui faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya aksi
buruh diri, kita dapat lebih waspada serta berhati-hati dalam menjaga
kesehatan mental kita sendiri dan orang di sekitar kita, khususnya di
kalangan mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Nisa Hidiyani, 2023, “Bunuh Diri Dalam Perspektif Hadis”, (UIN Sultan, Maulana
Hasanuddin Banten) hal. 6
Safira Daisani Sutra dkk, “Faktor Ikhsan sebagai Salah Satu Pendukung
Kesehatan Mental “. Jurnal Psikologi Islam, Vol.9 No.1 (2022).
Hal. 38