You are on page 1of 14

PANDANGAN ISLAM TENTANG MARAKNYA KASUS

BUNUH DIRI DI KALANGAN MAHASISWA DAN FAKTOR-


FAKTOR PENYEBABNYA SERTA SOLUSINYA: DITINJAU
DARI HADIS, PSIKOLOGI, SOSIAL DAN KESEHATAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester

Mata Kuliah:

Bahasa Indonesia

Oleh:

Rizki Oktavian (23105050051)

Dosen Pengampu:

Hasna Safarina Rasyidah, M.PHIL

PROGRAM STUDI ILMU HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

BAB I. PENDAHULUAN

Fenomena bunuh diri adalah suatu kasus yang cukup kompleks karena
melibatkan banyak hal serta aspek-aspek kesehatan, moral, sosoial dan agama.
Permasalahan ini juga terjadi di seluruh dunia dan menjadi tantangan besar
dalam bidang kesehatan, yang pengaruhnya tidak hanya berdampak pada
pelaku secara langsung, namun juga berdampak pada orang-orang yang ada
disekitarny, seperti keluarga, teman, kerabat dan masyarakat sekitar. Hal
tersebutlah yang menjadikan fenomena ini menjadi permasalahan dan
tantangan yang serius di kalangan lembaga kesehatan di seluruh dunia
sekarang. Menurut data yang dilansir dari World Health Organizasion (WHO),
ada jutaan orang yang kehilangan nyawanya karena kasus bunuh diri seiap
tahunnya.1 Mereka juga memprediksikan di tahun 2020, bahwasannya depresi
dimungkinkan akan menjadi kasus pernyakit tertinggi kedua di dunia setelah
pernyakit jantung.

Ternyata kasus bunuh diri di Indonesia cukup marak terjadi. Berdasarkan


data survey yang dilakukan Berdasarkan data survey yang dilakukan oleh
Lembaga Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) milik Kepolisian
Republik Indonesia (Polri), terdapat kasus bunuh diri di Indonesia sebanyak
971 kasus selama kurun waktu Jabuari hingga 18 Oktober 2023, dan kasus
terbanyak terdapat di provinsi Jawa Tengah, yaitu sebanyak 356 kasus. Jumlah
tersebut sudah melampaui kasus yang terjadi di sepanjang tahun 2022, yang
mencapai 900 kasus.2 Perbuatan tersebut pastinya tidak luput dari faktor-faktor
pendorong seseorang untuk mengakhiri hidup, diantaranya seperti akibat
masalah mental, stress, depresi, masalah ekonomi, kegagalan, merasa putus
asa dengan banyaknya cobaan yang menimpa, dan memiliki pemikiran yang
salah, yaitu ketika berpikiran mengakhiri hidup akan menyelesaikan semua
masalah yang ada.

Membahas mengenai fenomena bunuh diri yang akhir-akhir ini marak


terjadi di kalangan mahasiswa memanglah menjadi fakta yang miris.
Bagaimana tidak, pasalnya generasi yang kebanyakann adalah mahasiswa
yang notabenenya adalah generasi yang diharapkan mampu menjadi generasi
penerus perjuangan para pahlawan dan para pendiri bangsa terdahulu, serta
diharapkan mampu melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini,

1
Hasmar Husein Nasution dkk,"ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG BUNUH DIRI DAN FAKTOR-
FAKTORPEMICUNYA: DITINJAU DARI PSIKOLOGIS, SOSIAL DAN KESEHATAN MENTAL SERTA
KAITANNYA DALAM PASAL 345 KUHP", Triwikarma: Jurnal Multidisiplin Ilmu Sosial, Vol.2, No.3,
2023, Hal. 2
2
Nabilah Muhammad, “10 Provinsi Dengan Kasus Bunuh Diri Terbanyak di Indonesia (Januari-
Oktober 2022)”, https://pusiknas.polri.go.id/gangguan, Diakses pada 15 Desember 2023
malahan tidak sedikit dari mereka yang lebih memilih untuk mengakhiri hidup
di usia muda. Hal ini dapat dimungkinkan terjadi karena banyak faktor, seperti
beban hidup yang begitu berat yang dialami yang juga bersamaan mereka
menjalani perkuliahan yang cukup menguras pikiran dan tenaga ditambah
masalah hidup yang lain, yang mengakibatkan mereka stres lalu depresi
sampai akhirnya berani memutuskan untuk mengakhiri hidup mereka.

Tidak dapat dipungkiri bahwasanya masa remaja merupakan masa yang


rawan untuk mengalami depresi, dan sangat memungkinkan memicu
keinginan seseorang untuk melakukan aksi bunuh diri. Beragam pola
percobaan bunuh diri yang terjadi pada mahasiswa,salah satu faktor utamanya
adalah beban tugas akhir atau skripsi, ditambah dengan kondisi mental yang
tertekan akibat dari beban tanggung jawab serta kerumitan dalam
menyelesaikan tugas. Faktor lain pemicu keinginan bunuh diri adalah masalah
seperti, kesepian, pengalaman traumatis pelecehan seksual, depresi, masalah
ekonomi, dan banayk faktor sosial lainnya.3

Maraknya aksi bunuh diri di kalangan mahasiswa dewasa ini telah menjadi
fenomena yang sedang jadi perhatian serius. Ini tentunya menjadi perhatian
yang sangat memprihatinkan bagibanyak pihak. Menurut Ratna yunita
Setiyani Subarjo, seorang psikolog dari Universitas Aisyiyah (Unisa)
Yogyakarta, bahwa bunuh diri yang di lakukan seseorang cenderung meniru
modeling dari kasus-kasus yang sudah terjadi sebelumnya, dan berpotensi
memberikan contoh bagi mereka yang bermasalah. Ia menambahkan
bahwasannya informasi dari sosial media juga menjadi faktor penyebab bunuh
diri seseorang, yaitu pengaruh informasi-informasi yang diambil sebelum
mengambil keputusan untuk mengakhiri hidup.4

Contoh kasus bunuh diri mahasiswa yang sempat buming waktu beberapa
bulan terakhir. seperti kasus mahasiswa UGM ditemukan tewas meninggal
didalam kostnya di Sleman. Kasus serupa juga dialami oleh mahasiswi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) di awal bulan Oktober
kemaren, yang ditemukan meninggal dunia setelah loncat dari lantai empat
asrama yang ia tempati, penyebabnya diduga karena depresi. Tak berselang
lama, kasus serupa terjadi di Mall Paragon Semarang pada tanggal 10 pada
bulan yang sama.(Rejogja) Sehari kemudian terjadi kasus yang sama, yaitu

3
Hasmar Husein Nasution dkk,”ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG BUNUH DIRI DAN FAKTOR-
FAKTORPEMICUNYA: DITINJAU DARI PSIKOLOGIS, SOSIAL DAN KESEHATAN MENTAL SERTA
KAITANNYA DALAM PASAL 345 KUHP”, Triwikarma: Jurnal Multidisiplin Ilmu Sosial, Vol.2, No.3,
2023, Hal. 6.
4
Mutilaras Febiena dkk, Skripsi: ”POLA PERCOBAAN BUNUH DIRI PADA MAHASISWA
UNIVERSITAS GADJAH MADA YANG MELAKUKAN KONSELING DI GADJAH MADA MEDICAL
CENTER TAHUN 2019”, (Yogyakarta,Universitas Gadjah Mada, 2021), Hal. 3.
mahasiswa perguruan tingi swasta yang ditemukan tak bernyawa di dalam
kostnya. Di bulan berikutnya kasus tidak jauh berbeda terjadi pada mahasiswa
Universitas Airlangga Surabaya yang ditmikan di dalam mobilnya, dan
Universitas Andalas Padang yang ditemukan gantung diri di kostnya, dan
mahasiswa Universitas Sebelas Maret yang bunuh diri dengan sengaja
menabrakkan diri ke kereta di Tulungagung. Dan masih banyak lagi kasus-
kasus bunuh diri hingga esai ini di buat.5

Saya mencoba untuk menganalisis fenomena diatas melalui perspektif Agama


Islam yang ditinjau dari sumber Al-Qur’an dan Hadis, namun saya lebih
menekankan hadis sebagai sumber rujukan utamanya, dan juga melalui
tinjauan literatur untuk mema factor-faktor akar masalah dari berbagai
perspektif, seperti kesehatan, ilmu sosial, dan ilmu psikologi. Hal ini bertujuan
merealisasikan ajaran syariat Islam dalam menyelesaikan persoalan-persoalan-
persoalan yang terjadi di tengah masayakat. Kemudian juga bertujuan untuk
mengetahui bagaimana persfektif Islam dalam menyikapi hal tersebu, serta
untuk mengetahui akar masalah seorang mahasiswa bisa sampai memiliki
keinginan untuk bunuh diri, sehingga kita dapat memberikan solusi yang
konkrit yang dapat di ambil sebagai langkah preventif terhadap kasus bunuh
diri di kalangan mahasiswa di Indonesia.

BAB II. PEMBAHASAN


I. Bunuh Diri di Kalangan Mahasiswa
Bunuh diri adalah suatu tindakan mengakhiri hidup diri sendiri yang dilakukan
oleh seseorang secara sadar dan sengaja. Faktor penyebab orang untuk
mengakhiri hidupnya karena keinginan yang tidak tercapai, merasa dirinya
tidak berguna, ketika dihadapkan dengan masalah yang bertubi-tubi, sikap
ikhlas dalam menerima nasib, pemikiran yang salah bahwa menghadiri hidup
dapat menyelesaikan masalah yang ada. Pada dewasa seperti sekarang sedang
marak di kalangan masyarakat baik itu orang tua maupun para remaja., para
remaja pada saat inilah yang paling banyak melakukan aksi bunuh diri
terutama di kalangan mahasiswa. Cari banyaknya sumber informasi bahwa
kasus bunuh diri semakin meningkat pada tahun 2023, dan mungkin akan
meningkat pada tahun yang akan datang. Berdasarkan data penelitian pusat
informasi kriminal nasional (Pusiknas) ada sekitar 970 lebih kasus bunuh diri
yang terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2023. Ada faktor-faktor yang
seorang untuk melakukan perbuatan keji ini. Negara dan juga agama
khususnya Agama Islam, perbuatan seperti ini sangatlah dilarang.6
5
Yosep Awaludin, “Maraknya Kasus Bunuh Diri di Kalangan Mahasiswa, ini Penyebabnya “.
(Radar Bogor, 2023), Diakses pada 15 Desember 2023.
6
Nabilah Muhammad, “10 Provinsi Dengan Kasus Bunuh Diri Terbanyak di Indonesia (Januari-
Oktober 2022)”, https://pusiknas.polri.go.id/gangguan, Diakses pada 15 Desember 2023.
Di dalam Islam aksi bunuh diri adalah suatu perbuatan yang sangat dilarang
walaupun disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat memicu aksi bunuh diri.
Maka dalam ajaran Islam dianjurkan kepada setiap seorang mukmin untuk
selalu menjaga ketenangan hati dan jiwa supaya terhindar dari godaan setan
yang dapat menjerumuskan manusia kepada hal-hal yang di larang yang
dilarang oleh agama, terutama hal yang bersifat melawan takdir Allah SWT.
Yang merupakan ketetapan atas kekuasaannya. Hal ini bertujuan juga agar
seseorang tidak terjerumus ke dalam jurang kesengsaraan di dunia maupun di
akhirat.7

II. Faktor Terjadinya Tindakan Bunuh Diri


Sudah menjadi barang pasti dalam aksi bunuh diri tentunya tidak akan terjadi
tanpa adanya suatu faktor-faktor yang memicu seseorang untuk melakukan
tindakan mengakhiri hidupnya. Di awal sudah sempat di singgung beberapa
contoh singkat tentang faktor-faktor pemicu seseorang melakukan bunuh diri.
Berikut ini adalah beberapa faktor yang kami uraikan berdasarkan beberapa
perspektif seperti psikologi, sosial, dan kesehatan mental:

1. Psikologis
Salah satu faktor pemicu tindakan seorang untuk melakukan bunuh diri adalah
faktor psikologi, yang di mana faktor ini memiliki beberapa macam,
diantaranya:
a. Konflik Bantin
Tidak dapat kita pungkiri bahwasanya kita sebagai manusia memiliki
kelemahan dalam batin kita. Hal ini disebabkan karena adanya perasaan
hati dan pikiran tidak sejalan, sehingga menimbulkan pikiran yang
berkecamuk. Bermula dari hal itulah mengapa penderitanya tidak bisa
berpikir jernih dalam berpikir dan menentukan keputusan sehingga
menyebabkan depresi yang mengarahkan untuk melakukan tindakan
bunuh diri. Yang biasanya terjadi pada mahasiswa mereka mengalami
depresi karena banyaknya tugas yang dibebankan oleh kampus, atau tugas
akhir yang tidak kunjung selesai, atau beban ekonomi, masalah asmara,
dan juga masalah keluarga. (Triwikarma hal 8 )
b. Terputusnya Komunikasi Sosial
Terputusnya komunikasi berpelukan besar pemicu terjadinya upaya
tindakan bunuh diri. Karena pelakunya biasanya merasa tidak memiliki
teman yang dapat menemaninya dan memberikan solusi dalam
menghadapi persoalan-persoalan dalam hidupnya, khususnya mahasiswa
7
Hasmar Husein Nasution dkk,”ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG BUNUH DIRI DAN FAKTOR-
FAKTORPEMICUNYA: DITINJAU DARI PSIKOLOGIS, SOSIAL DAN KESEHATAN MENTAL SERTA
KAITANNYA DALAM PASAL 345 KUHP”, Triwikarma: Jurnal Multidisiplin Ilmu Sosial, Vol.2, No.3,
2023, Hal. 9-10
ya notabenenya memiliki banyak beban dan tanggung jawab yang perlu
dihadapi. Dalam hal ini Komunikasi hal yang sangat penting dalam
membangun interaksi antar sesama, baik kepada keluarga, lingkungan dan
sosial. Dengan kita melakukan komunikasi kita menjadi merasa tidak
sendiri, inilah hal yang penting agar dapat mencurahkan segala
permasalahan yang ada di hati juga

2. Kesehatan Mental
Faktor ini tentunya sangat erat kaitanya dengan pemicu seseorang untuk
memiliki pikiran untuk bunuh diri. Hal ini dikarenakan jika kesehatan mental
sudah terganggu maka, kemungkinan besar kemungkinan akan memunculnya
masalah mental yang lebih berat lain, seperti depresi, kekecewaan, kecemasan
berlebihan, dan gangguan bipolar. Selain itu, gangguan mental juga
disebabkan karena rasa trauma alamat berat, sehingga ketika kejadian itu ingat
atau terulang kembali sehingga akan memunculnya rasa khawatir takut dan
kecemasan yang begitu dahsyat, sehingga mempengaruhi pikiran untuk
melakukan aksi bunuh diri.8

III. Pandangan Islam Terhadap Fenomena Bunuh di Kalangan


Mahasiswa.
Menurut para ulama ahli fiqih, mereka sepakat bahwa tindakan bunuh diri
adalah haram dan termasuk ke dalam golongan dosa yang besar. Hal ini
menyebabkan seseorang dimasukkan ke dalam api neraka. Dan perlu diketahui
dalam aksi bunuh diri tidak hanya diharamkan karena telah menghilangkan
nyawa diri sendiri, namun namun juga Sama halnya menghilangkan nyawa
orang lain. Hal ini sejalan dengan firman Allah yang terdapat dalam Alquran
surah an-nisa ayat, 29-30. Artinya; “Dan janganlah kamu membunuh dirimu ;
Sesungguhnya Allah adalah Maha penyayang kepadamu. Dan Barangsiapa
berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan
memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi
Allah”(QS an-nisa (4): 29-30. Dalam ayat yang lain juga disebutkan: "Dan
janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan’ (QS: Al-
Baqarah:195).
Jika kita merujuk pada ayat yang di atas maka dapat disimpulkan dengan jelas
bahwa Allah SWT melarang manusia untuk melakukan bunuh diri, karena
hanya Allah lah yang menghidupkan manusia maka Allah juga yang mencabut
nyawa seseorang manusia. Karena demikianlah bunuh diri menjadi hal yang
sangat diharamkan dalam ajaran Islam karena melanggar hak dan ketentuan
8
Hasmar Husein Nasution dkk,"ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG BUNUH DIRI DAN FAKTOR-
FAKTORPEMICUNYA: DITINJAU DARI PSIKOLOGIS, SOSIAL DAN KESEHATAN MENTAL SERTA
KAITANNYA DALAM PASAL 345 KUHP", Triwikarma: Jurnal Multidisiplin Ilmu Sosial, Vol.2, No.3,
2023, Hal. 10.
Allah SWT, dan termasuk perbuatan syirik karena menghilangkan nyawa
sendiri yang sudah tentu tidak sesuai dengan qadar Allah dan melawan
kuasanya.9

IV. Peran Hadis Dalam Menyikapi Banyaknya Kasus Bunuh Diri


Selain dari ayat Al-Qur’an di atas, hadis juga yang menjadi sumber hukum
setelah Al-Qur’an terdapat cukup banyak redaksi yang menegaskan serta
menguatkan firman Allah tentang bagaimana hukum melihat tindakan bunuh
diri, terutama terhadap persoalan yang sedang marak-maraknya terjadi di
kalangan mahasiswa Indonesia.
Di dalam suatu riwayat hadis yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah
r.a. yang membahas tentang hukumnya tindakan bunuh diri, isinya sebagai
berikut: Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab; telah
menceritakan kepada kami Khalid bin al-Hâris; telah menceritakan kepada
kami Syu’bah dari Sulaiman; aku mendengar Zakwan menceritakan dari Abu
Hurairah dari Nabi saw. Beliau bersabda: “Siapa yang menjatuhkan diri dari
gunung, lalu meninggal dunia, ia akan jatuh ke neraka jahannam, ia kekal serta
abadi di dalamnya selama-lamanya. Barangsiapa yang meneguk racun, lalu
meninggal dunia, racunnya ada di tangannya, ia akan meneguknya di neraka
jahannam, ia kekal serta abadi di dalamnya selama-lamanya. Dan barang siapa
yang bunuh diri dengan besi, besi itu akan ada di tangannya, dengannya ia
akan menghujamkan ke perutnya di neraka jahannam, ia kekal dan abadi di
dalamnya selama-lamanya”. 10
Hadis di atas sejalan serta memperjelas lagi ayat Al-Qur’an di atas tadi. Dan
dari pemaparan hadis di atas, dapat diambil pelajarannya sebagai berikut:
Tindakan bunuh diri bukanlah suatu perbuatan yang baru, namun sudah
ada sejak zaman nabi yang dapat kita lihat pada redaksi di atas, dan bahkan
sudah ada sejak sebelum zaman nabi.
Orang yang meninggal karena oerbuabunuh diri, sudah dapat dipastikan
mendapatkan balasan yang pedih, yaitu masuk ke dalam neraka jahannam,
kecuali ada beberapa dari pelaku bunuh diri yang melakukannya karena unsur
jihad di Medan pertempuran.

Pada zaman nabi juga terdapat seseorang terdapat seseorang yang


selam hidupnya selalu membersamai nabi selama berjihad, namun sahabat itu
ternyata tergolong kedalam orang yang ahli neraka. Hal ni dikarenakan orang
itu melakukan tindakan bunuh diri karena tidak tahannya dia menahan rasa
sakit setelah mengalami luka yang parah didalam pertempurannya. Berikut
redaksi hadist aslinya:
9
Nisa Hidiyani, 2023, “Bunuh Diri Dalam Perspektif Hadis”, (UIN Sultan, Maulana Hasanuddin
Banten) hal. 6
10
Nisa Hidiyani, 2023, “Bunuh Diri Dalam Perspektif Hadis”, (UIN Sultan, Maulana Hasanuddin
Banten) hal. 4
Artinya : Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah
menceritakan kepada kami Ya'qub, yaitu Ibnu Abdurrahman al-Qari- (nama
sebuah desa dari Abu Hazim dari Sahal bin Sa'id as-Saidi bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bertemu dengan orang-orang musyrik, maka
terjadilah peperangan. Semasa Rasulullah pasukan muslimin, dan orang kafir
kembali ke pasukan mereka terdapat seorang lelaki dari kalangan Sahabat
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang tidak membiarkan musuh
berlalu begitu saja. Dia mengejar dan menyerang musuh dengan pedangnya.
Sahabat Rasulullah yang lain berkata, 'Pada hari ini tiada di kalangan kita
yang benar-benar berpuas hati seperti yang dilakukan oleh fulan.' Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam terus bersabda: "Ketahuilah! Dia tergolong
dalam golongan ahli Neraka'. Seorang lelaki dari kaum muslimin berkata,
'Aku akan mengikutnya sepanjang masa.' Sahl bin Sa'ad berkata lagi, 'Lelaki
itu telah keluar bersama-sama dengan fulan, jika Si fulan berhenti ketika
berperang maka dia turut berhenti, ketika fulan bergerak cepat, maka dia pun
sama bergerak cepat. Lelaki itu berkata, 'Fulan mengalami luka parah.
Karena tidak tahan dengan sakit yang dialami, maka dia ingin segera mati,
lalu dia meletakkan gagang pedangnya ke tanah lalu menikam dirinya
sendiri. Lelaki itu keluar bertemu Rasulullah lalu berkata, 'Aku bersaksi
bahwa kamu Muhammad, adalah utusan Allah'. Rasulullah bertanya, 'Ada
apa dengan kamu ini? ' Lelaki itu berkata, 'Lelaki yang kamu sebut-sebut
sebagai ahli Neraka sedangkan kebanyakan manusia merasa keberatan
dengan hal ini, maka aku bersaksi kepadamu, wahai Rasulullah tentang fulan,
aku telah keluar mengikutnya sepanjang peperangan sehingga aku dapati dia
telah luka parah, dia ingin cepat mati, lalu dia telah meletakkan gagang
pedangnya ke tanah dan mata pedang di antara dua dadanya kemudian dia
menekankanya pada dirinya sehingga membunuh dirinya sendiri.' Maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya ada lelaki
yang beramal seperti amalan ahli surga dalam pandangan manusia, padahal
dia adalah ahli neraka. Dan ada juga lelaki yang beramal dengan amalan
ahli Neraka dalam pandangan manusia, padahal dia adalah ahli Surga”. 11

Dari sini kita dapat mengetahui balasan bagi orang yang melakukan
aksi bunuh diri. Orang yang melakukan aksi bunuh diri dengan menggunakan
berbagai cara, maka dengan cara itulah dia akan disiksa selamanya dalam
neraka jahannam. Hadis diatas juga memberikan penjelasan bahwa, seseorang
yang semasa hidupnya berbuat baik tidak menjamin bisa masuk surga apabila
melakukan perbuatan bunuh diri di akhir hidupnya dan dapat disimpulkan
bahwa seseorang yang melakukan bunuh diri adalah orang yang termasuk
kategori kufur nikmat dan orang yang berputus asa dari rahmat Allah. Bahkan

11
Nisa Hidiyani, 2023, “Bunuh Diri Dalam Perspektif Hadis”, (UIN Sultan, Maulana Hasanuddin
Banten) hal. 8.
orang yang melakukan bunuh diri jenzahnyan tidak layat untuk dishalatkan.
Hal ini karena dulu pernah rasulullah SAW menemui orang yang
mengabarkan, bahwasannya tetangganya yang sakit itu telah melakukan bunuh
diri dengan menyembelih dirinya sendiri, akibat dari tidak tahannya iya dalam
menahan sakit yang dideritannya.

Orang yang meklakukan kegiatan bunuh diri termasuk kedalam orang-


orag yang kufur nikmat. Orang yang kufur nikmat adalah orang yang menyia-
nyiakan anugerah terindah, yaitu hidup. Hidup adalah anugerah terindah yang
Allah berikan untuk bisa melakukan banyak amal saleh. Yang kedua,
termasuk ke dalam orang yang berputus asa. Seharusnya seberat apapun
cobaan yang menimpa kita, janganlah kita merasa sudah tidak ada harapan
dalam menyelamatkan masalah yang ada, Sebesar apapun beban berat hidup
ini, sebesar apapun dosa yang kita lakukan pasti ajda jalan keluarnya selagi
kita mempunyai keyakinan,dan Allah sebagai sebaik-baiknya tempat berharap.
Lantas apa solusi yang tepat dalam agama islam terutama hadis dalam hal ini?

V. Solusi terhadap kasus ini dari persfektif mahasiswa


Seseorang yang tidak memiliki mental dan spiritual yang tangguh maka dia
akan mudah mengalami masalah gangguan kesehatan mental.
Sehat dalam pandangan agama islam adalah ketika seseorang mempunyai
kesesehata, baik secara fiksik maupun batin. Yang diaksud dengan sehat
secara batin adalah ketika tubuh seseorang tidak mengalami kendala dalam
menjalankan fungsinya. Sedangkan sehat secara batin adalah bersihnya jiwa,
hati, dan pikiran dari pernyakit. Pernyakit yang dikamsud disini seperti stress,
cemas, depresi, gangguan sosial dan sebagainnya.
Berikut adalah beberapa faktor yang sangat berpengaruh dalam upaya
menjaga kesehatan mental, dan sebagai solusi yang berguna dalam
meminimalisir aksi bunuh diri di kalagan generasi muda, yang ditinjau dari
sisi ajaran agama islam, yaitu:
1. keimanan
Keimanan atau kepercayaan, adalah hal yang sama pentingnya
dengan kesehatan jasmani dan rohani seseorang. Secara sederhana orang
yang memiliki pedoman keyakinan agama, itu lebih sehat dibandingkan
dengan orang yang tidak memiliki agama. Karena orang yang memiliki
ikatan atau keyakinan terhadap tuhannya, maka kemungkinan besar
orang itu memiliki kesehatan mental yang baik.
Dengan mengenal allah dengan baik, serta senantiasa berusaha
menjadi hamba yang beriman tentunya akn melahirkan rasaketenanga
dan kedamaian dalam jiwa kita, sehingga merasa lebih bahagia dan
damai dalm menjalankan kehidupan. Rasa inilah yang seharusnya
tertanamkan pada diri mahasiswa, sehingga mereka tidak memiliki rasa
kesepian, keterpurukan, serta kuat dalam menjalankan perkuliahan.
2. Berpikir Positif atau Khusnudhon
Khusnudhon berarti berprasangka baik kepada allah
Merdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukkn bahwa
pemikiran yang positif atau poistif thinking dapat menurunkan tekanan
psikologis dan perasaan stres. Bagi seorang mahasiswa ini penting untuk
di jadikan sebagai pedoman dalam menghadapi masalah yang ada. Dari
berpikir positif kita bisa menjadi lebih optimis dalam menghadapi setiap
permasalahan, karena kita takin dalam setiap masalah yang dihadapi pasti
akan ada jalan keluarnya. Bagi mahasiswa, pemikiran ini akan selalu
memberikan keyakinan yang kuat dan selalu optimis dalam
menyelesaikan tugas-tugas dan berbagai permasalahan lainnya.(jurnal
mantiq)
3. beribadah
Ketaata dalam beribadah adalah hal yang sangat penting bagi
mahasiswa, hal ini dikaitkan dengan banyaknya penelian terhadap
kesehatan dengan kekuatan spririual. Keimanan dan ketakwaan
seseorang dalam menjalankan menjalankan ibadahnya akan sejalan
dengan Kesehatan mental. Hal ini terjadi karena agama adalah
kebutuhan psikis manusia yang harus terpenuhi bagi seseorang yang
ingin merasaka ketenangan dan kenyamanan.12
4. Ikhlas 13
Dalam agama islam sikap ikhlas mengajarkan seseorang dalam
menjalani kehidupannya untuk tulus, rela, menerima, dan ridha.
Seseorang memiliki rasa ikhlas dalam yang menjalankan kehidupannya
maka akan merasa bahagia. Menurut pakar konseling islam, sikap ikhlas
memiliki pengaruh yang sangat penting dalam menciptakan kesejukan
dan ketenangan hati, serta berperan penting dalm menjaga kesehtan
mental.
Pada tahap kecemasan yang di alami mahasiswa hingga
mengganggu Kesehatan mentalnya, maka sangat diperlukanlah usaha
untuk ikhlas, yaitu usaha yang dapat membantu seseorang untuk bisa
lebih menerima keadaan dan mencoba menjalankan kehidupan dengan
lebih baik. Terutama para mahasiswa yang pastinya banayaknya
persoalan dirasa sangat berat, namun dengan ikhlas dan mengharap
ridha Allah, maka akan hadir pada dirinya rasa aman karena sudah
menyerahkan semua urusannya kepada allah.
5. Syukur

12
Dawan Maghfud dkk, “PENGARUH KETAATAN BERIBADAH TERHADAP KESEHATAN MENTAL
MAHASISWA UIN WALISONGO SEMARANG” Pengurus Wilayah IPNU Jateng, Vol 35 No. 1 Januari
2023, hal. 48
13
Safira Daisani Sutra dkk, “Faktor Ikhsan sebagai Salah Satu Pendukung Kesehatan Mental “.
Jurnal Psikologi Islam, Vol.9 No.1 (2022). Hal. 38
Rasa syukur menjadi satu factor yang penting dalam
menghindarkan seseorang kepada masalah mental. Karena didalam
syukur, seseorang akan merasa menerima dengan hati yang lapang
tntang apa yang sudah menjadi nasibnya, dan tentunya hal ini tidaklah
mudah. Pada suatu penelitian, ditemukan bahwa orang yang bersyukur
akan merasa lebih optimis, lebih baik, dan lebih semangat dalam
menjalani kehidupan.
Dari suatu penelitian, dengan bersyukur dapat memberikan banyak
manfaat yang berguna Kesehatan mental. Manfaatnya antara lain:
menghindari stress, menghidari gangguan cemas, tidak mudah iri hati,
meningkatkan rasa empati, dan menghindari stress. Allah juga berfirman
dalam al-qur’an yang artinya: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku sanagatlh pedih”.
Nabi SAW juga pernah bersabda yang diriwayatkan oleh sahabat Ibnu
Abbas, bahwasannya “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu
pada keduannya, yaitu kesehatan dan waktu luang.14

Bab III. Kesimpulan

Bunuh diri adalah suatu tindakan mengakhiri hidupnya dilakukan oleh


seseorang secara sadar dan disengaja. Di dalam ajaran islam bunuh diri
adalah suatu perbuatan yang sangat dilarang oleh Allah SWT dan
rasulnya. Karena pada perbuatan bunuh diri terdapat tindakan yang secara
jelas melawan takdir dan ketetapan Allah SWT, cerita menyia-nyiakan
kesempatan hidup yang telah diberikan oleh Allah serta tidak mensyukuri
apa yang sudah menjadi pemberiannya.

Dalam hal ini Allah berfirman “Dan janganlah kamu membunuh dirimu,
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang padamu. Dan barangsiapa
yang berbuat demikian dengan melanggar haknya, dengan menganiaya
maka kami akan akan memasukkan yang ke dalam neraka. Yang demikian
itu adalah mudah bagi Allah.”

Berdasarkan di atas maka jelaslah bunuh diri adalah hukumnya haram dan
orang yang melakukan aksi bunuh diri kelak akan mendapatkan balasan
yang pedih dia sehat kelak.

Ada beberapa faktor yang telur ikan berdasarkan data dan fakta yang
pernah ada, pertama faktor psikologis, itu faktor yang memicu seseorang
untuk melakukan tindakan pondok diri yang dapat ditinjau melalui dua
14
Amelia Riskita Putri, “10+ Hadis dan Ayat Al-Qur’an tentang Bersyukur, Masya Allah!”, (Orani,
2023), https://www.orami.co.id/magazine/ayat-tentang-bersyukur?page=all Diakses pada
tanggal 17 Desember 2023.
macam fakto, yaitu: banyaknya konflik batin yang diderita oleh lagu dan
tidak adanya komunikasi antara pelaku dengan keluarga teman maupun
lingkungan sekitar yang dapat memberikan ketenangan dan kenyamanan
sehingga kesepian dan kekhawatiran yang berlebih dapat memicu al buruk
tersebut. Faktor yang kedua adalah faktor sosial yang di mana faktor
tersebut merupakan sangat erat hubungannya antara interaksi sosial.
Faktor yang ketiga adalah faktor gangguan kesehatan mental. Dan inilah
faktor yang sering memicu aksi tidak akan bunuh diri. Faktor ini juga
harus kaitanya dengan kesehatan mental serius seperti depresi, kecemasan
berlebihan, putus asa, stres, tell pikiran yang salah dalam mengambil
keputusan.

Dalam ajaran islam, ada beberapa hal yang bisa mencegah terjadinya aksi
bunuh diri ini, diantaranya adalah menjaga keimanan dan keyakinan
kepada Allah SWT, memiliki pikiran yang positif dan senantiasa optimis,
ikhlas dalam menghadapi cobaan serta bersyukur atas semua ketetapan
yang terang allah berikan. Cari faktor-faktor itulah besok orang akan lebih
merasa tenang dan tidak merasa putus asa karena masih ada rahmat allah
yang akan selalu membantu menyelesaikan semua permasalahan yang
tengah dihadapi.

Semoga dengan kita mengetahui hukum dan juga pandangan islam tentang
bahayanya maraknya semena-mena bunuh diri jika mahasiswa, kita dapat
mengambil hikmah serta pacaran yang sekiranya bermanfaat bagi kita.
Dengan mengetahui faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya aksi
buruh diri, kita dapat lebih waspada serta berhati-hati dalam menjaga
kesehatan mental kita sendiri dan orang di sekitar kita, khususnya di
kalangan mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Hasmar Husein Nasution, Fauzan Habibi Lubis, Bagus


Ramadi,”ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG BUNUH
DIRI DAN FAKTOR-FAKTORPEMICUNYA: DITINJAU
DARI PSIKOLOGIS, SOSIAL DAN KESEHATAN MENTAL
SERTA KAITANNYA DALAM PASAL 345 KUHP”,
Triwikarma: Jurnal Multidisiplin Ilmu Sosial, Vol.2, No.3, 2023,
Hal. 2

Nabilah Muhammad, “10 Provinsi Dengan Kasus Bunuh Diri Terbanyak


di Indonesia (Januari-Oktober 2023)”,
https://pusiknas.polri.go.id/gangguan, Diakses pada 15 Desember
2023.

Mutilaras Febiena dkk, Skripsi: ”POLA PERCOBAAN BUNUH DIRI PADA


MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA YANG MELAKUKAN
KONSELING DI GADJAH MADA MEDICAL CENTER TAHUN 2019”,
(Yogyakarta,Universitas Gadjah Mada, 2021), Hal. 3.

Yosep Awaludin, “Maraknya Kasus Bunuh Diri di Kalangan Mahasiswa, ini


Penyebabnya “. (Radar Bogor, 2023), Diakses pada 15 Desember 2023.

Nabilah Muhammad, “10 Provinsi Dengan Kasus Bunuh Diri Terbanyak di


Indonesia (Januari-Oktober 2022)”,
https://pusiknas.polri.go.id/gangguan, Diakses pada 15 Desember
2023.

Nisa Hidiyani, 2023, “Bunuh Diri Dalam Perspektif Hadis”, (UIN Sultan, Maulana
Hasanuddin Banten) hal. 6

Dawan Maghfud dkk, “PENGARUH KETAATAN BERIBADAH TERHADAP


KESEHATAN MENTAL MAHASISWA UIN WALISONGO SEMARANG”
Pengurus Wilayah IPNU Jateng, Vol 35 No. 1 Januari 2023, hal. 48

Safira Daisani Sutra dkk, “Faktor Ikhsan sebagai Salah Satu Pendukung
Kesehatan Mental “. Jurnal Psikologi Islam, Vol.9 No.1 (2022).
Hal. 38

Amelia Riskita Putri, “10+- Hadis dan Ayat Al-Qur’an tentang


Bersyukur, Masya Allah!”, (Orani, 2023),
https://www.orami.co.id/magazine/ayat-tentang-bersyukur?
page=all Diakses pada tanggal 17 Desember 2023.

You might also like