You are on page 1of 16

Istiqomah

A. Mukadimah

Sebelum berbicara tentang tips istiqoma, lebih dulu kita harus pelajari, apa itu
istiqomah sebenarnya, karena tidak mungkin kita bisa bikin tips pada hal apapun kalau
belum betul-betul tahu hakekatnya. Misalkan, bagaimana tips menjaga handphone agar
awet. Tentu harus tahu dulu apa itu handphone, bagaimana cara kerjanya, rentan
terhadap apa, dst.

Sama seperti istiqomah, tidak mungkin kita tertarik dengan istiqomah, berikut
mengamalkannya, ataupun dengan tips-tipsnya. Kalau sudah tau tentang tips istiqomah,
tapi tidak tau kenapa kita harus istiqomah, apa jadinya? Apakah ada semangat untuk
istiqomah?

PENGERTIAN ISTIQOMAH LUGHATAN & ISTILAHAN:

Istiqomah lughatan berasal dari kata:

‫ قوم‬atau ‫ قام‬yang berarti lurus, seimbang, sesuai, tepat.

Mendapat imbuhan ‫ ا س ت‬jadi ‫ استقام‬yang berarti mengusahakan untuk lurus, seimbang,


sesuai, benar, tepat, seperti ‫ سمع‬mendengar dan ‫ استمع‬mendengarkan. Yang pertama itu
mengandung unsur ketidak sengajaan, tapi yang kedua ada niat.

Jadi beda lurus dengan mengusahakan lurus. ‫ استقامة‬adalah gerund dari ‫ استقام‬yang berarti
sikap seseorang yang senantiasa berusaha untuk lurus. Jika terasa sudah bengkok, dia
balikan kembali agar lurus, tidak dibiarkan, itulah istiqomah secara Bahasa.

Sesuatu atau orang/objek yang disebut lurus atau sebagaimana mestinya disebut ‫مستقيم‬.
Misalkan ‫رجل مستقيم‬, pria normal, sebagaimana mestinya, bukan LGBT.

Adapun Istiqomah dalam istilah islam menurut syekh Ratib Nabulsi:

Syekh ratib an nabulsi mengatakan:

:‫االصطاليح لالستقامة أن تسلك املنهج اذلي رسمه لك خالقكم‬


ْ ََ َ َ َ َ ْ ْ َ َ َ
﴾ ‫اذلي خلقكم‬ َ
ِ ‫﴿ يا أيها الاس اعبدوا ربكم‬

Istiqomah adalah suluk atau semua perilaku yang sesuai dengan ketentuan Allah.
Perilaku yang mengikut manhaj (pedoman) yang sudah Allah tetapkan.
‫اعبدوه ۚ َ َٰه َذا ِ َ‬
‫ِصاط ُّم ْستَ ِقيم‬
‫َ َّ َّ َ َ ي َ َ ُّ ْ َ ْ‬
‫و ِإن اَّلل رِّب وربكم ف‬
‫]‪[Surat Maryam: 36‬‬

‫‪B. Pendapat-pendapat Ulama Tentang Istiqomah‬‬


‫سئل الصديق ريض اهلل عنه عن االستقامة فقال‪ :‬أال ترشك باهلل شيئًا‪ .‬قال ابن القيم‪ :‬يريد‬
‫االستقامة ىلع حمض اتلوحيد )‪(madarijus salikin‬‬

‫قال عمر ريض اهلل عنه استقاموا هلل بطاعته‪ ،‬ولم يروغوا رواغن اثلعالب‪.‬‬

‫وقال عثمان بن عفان ريض اهلل عنه استقاموا‪ :‬أخلصوا العمل هلل‪.‬‬
‫وقال يلع بن أيب طالب ريض اهلل عنه استقاموا‪ :‬أدوا الفرائض‪.‬‬
‫وبمثل ذلك َ‬
‫فَسها ابن عباس ريض اهلل عنه‪.‬‬
‫وقال شيخ اإلسالم ابن تيمية‪ :‬استقاموا ىلع حمبته وعبوديَته‪ ،‬فلم يلتفتوا عنه يمنة وال‬
‫يَسة‪.‬‬
‫ومن أقوال العلماء يف االستقامة‪:‬‬
‫وقال شيخ اإلسالم ابن تيمية‪ :‬أعظم الكرامة لزوم االستقامة (‪.)٣‬‬
‫وروى الرتمذي عن أنس بن مالك ريض اهلل عنه «أن رسول اهلل‪ ،‬صىل اهلل عليه وسلم قرأ‪:‬‬
‫َ َ َ َ ْ َ‬ ‫َ َ َ َ‬
‫استَقاموا} قال‪" :‬قد قاهلا الَاس‪ ،‬ثم كفر أكرثهم‪ ،‬فمن مات‬ ‫ين قالوا ربنا اَّلل ثم‬ ‫اذل‬
‫{ ِإن ِ‬
‫عليها فهو ممن استقام» (‪.)١‬‬
‫(‪ - )١‬أخرجه الرتمذي (‪ )٣٥١ / ٥‬رقم (‪ . )٣٢٥٠‬قال الرتمذي‪ :‬هذا حديث حسن غريب‪.‬‬
‫وضعفه األبلاين كما يف ضعيف اجلامع رقم (‪.)٤٠٧٩‬‬
‫وعن ثوبان ريض اهلل عنه عن اليب‪ ،‬صىل اهلل عليه وسلم قال‪« :‬استقيموا ولن حتصوا‪،‬‬
‫واعلموا أن خري أعمالكم الصالة‪ ،‬ولن حيافظ ىلع الوضوء إال مؤمن» (‪)٢‬‬
‫أخرجه ابن ماجه (‪ )١٠٢ ،١٠١ / ١‬رقم (‪ . )٢٧٧‬ومالك يف املوطأ (‪ )٣٤ / ١‬رقم (‪ . )٣٦‬وأمحد‬
‫(‪)٢٨٢ ،٢٨٠ ،٢٧٧ / ٥‬‬
‫ويف صحيح مسلم عن أيب هريرة ريض اهلل عنه قال‪ :‬قال رسول اهلل‪ ،‬صىل اهلل عليه وسلم‬
‫َ‬
‫«سددوا وقاربوا‪ ،‬واعلموا أنه لن ينجو أحد منكم بعمله‪ ،‬قالوا‪ :‬وال أنت يا رسول اهلل؟‬
‫قال‪ :‬وال أنا‪ ،‬إال أن َ‬
‫يتغمدين اهلل برمحة منه وفضل»‬
‫(‪ - )٣‬أخرجه ابلخاري (‪ . )١٨٢ / ٧‬ومسلم (‪ )٢١٧٠ / ٤‬رقم (‪.)١٨١٦‬‬
‫ويف مسند اإلمام أمحد عن أنس بن مالك ريض اهلل عنه عن اليب‪ ،‬صىل اهلل عليه وسلم‬
‫قال‪« :‬ال يستقيم إيمان عبد حىت يستقيم قلبه‪ ،‬وال يستقيم قلبه َ‬
‫حىت يستقيم لسانه» (‪)٤‬‬
‫(‪ - )٤‬أخرجه أمحد (‪ . )١٩٨ / ٣‬قال اهليثيم يف املجمع (‪ : )٥٨ / ١‬ويف إسناده يلع بن مسعدة‪،‬‬
‫وثقه مجاعة‪ ،‬وضعفه آخرون‪ .‬اه‪ .‬قال احلافظ يف اتلقريب ص (‪ : )٤٠٥‬صدوق هل أوهام‪.‬‬
‫ً‬ ‫ً‬
‫مرفوًع وموقوفا‪:‬‬ ‫ويف رواية الرتمذي عن أيب سعيد‬
‫وقال ابن القيم ‪ً -‬‬
‫أيضا ‪ :-‬فأمر باالستقامة ويه السداد‪ ،‬واإلصابة يف ا ِليَات واألقوال‬
‫واألعمال‪.‬‬
‫ثم قال‪ :‬فاالستقامة‪ :‬لكمة جامعة‪ ،‬آخذة بمجامع ادلين‪ ،‬ويه القيام بني يدي اهلل ىلع حقيقة‬
‫الصدق‪ ،‬والوفاء بالعهد (‪)٥‬‬
‫انظر‪ :‬مدارج السالكني (‪.)١٠٥ / ٢‬‬

‫‪Jadi bisa dismpulkan, bahwa istiqomah itu mengandung beberapa makna:‬‬

‫‪Makna-makna istiqomah secara istilah:‬‬


‫‪MAKNA PERTAMA: Taat Allah dan Rasul-Nya, semua tingkah laku terutama ibadah‬‬
‫‪harus sesuai dengan perintah Allah dan contoh dari Rasul saw.‬‬

‫)‪Sirotol mustaqim, sirotol ladzina an'amta alaihim.. (yang diberi nikmat‬‬

‫الص يديق َ‬
‫ني‬ ‫ني َو ي‬
‫البيي َ‬
‫َّ‬ ‫ين أَ ْن َع َم اَّلل َعلَيْهم يم َ‬
‫ن‬ ‫اذل َ‬
‫ِ‬
‫َ َ َّ َ َ ْ َ َ َ َ َّ‬
‫َو َمن ي ِط ِع اَّلل والرسول فأولـ ِئك مع‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ً‬ ‫َ َ‬ ‫َ ُّ‬
‫الش َه َداء َو َّ‬
‫ني َو َحس َن أولـئِك َر ِفيقا‬
‫الصاحل َ‬
‫ِِ‬ ‫و‬
“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-
sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para
shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah
teman yang sebaik-baiknya.” (Qs An Nisa’ : 69)

Bentuk istiqamah yang pertama ini menuntut kita untuk senantiasa mencari ilmu, agar
amalan kita sesuai dengan tuntutan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

MAKNA KEDUA, Istiqomah berarti kontinue dan terus menerus serta


berkesinambungan. Kalau kita mengatakan kepada seseorang bahwa dia adalah orang
yang istiqamah melakukan sholat lima waktu berjama’ah di masjid, artinya bahwa fulan
tersebut secara terus menerus, dan berkesinambungan melakukan sholat lima waktu
sepanjang hidupnya di masjid secara berjama’ah hingga akhir hayatnya.

Makna istiqamah seperti ini pernah diisyaratkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dalam beberapa hadistnya, diantaranya adalah hadist Aisyah radhiyallahu 'anha,
bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ْ َ َ ْ ْ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َّ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ َّ َ َ ْ َ ْ ُّ َ َ
‫ت ال َع َمل ل ِز َمته‬‫اَّلل تعاَل أدومها وإِن قل قال وَكنت ًعئِشة ِإذا ع ِمل‬
ِ ‫ال ِإَل‬
ِ ‫أحب األعم‬

"Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang terus-menerus (dilakukan) meskipun
sedikit." Al Qasim berkata; Dan Aisyah, bila ia mengerjakan suatu amalan, maka ia
akan menekuninya.” (HR Muslim, no : 1306)

Di dalam riwayat lain disebutkan :

َ َ ْ ‫ َو َال أَن‬:‫ قَالوا‬،‫ فَإنَّه لَ ْن ي ْدخ َل اجل َ َّن َة أَ َح ًدا َع َمله‬،‫َس يددوا َوقَاربوا َوأَبْرشوا‬
‫ت يَا َرسول اهلل!؟‬ ِ ِ ِ ِ
َ‫ور ْمحة‬
َ ‫ين اهلل ِمنْه ب َم ْغف َرة‬ َ َ‫ َو َال أَنَا؛ إ َّال أ ْن َيتَ َغ َّمد‬:‫قَ َال‬
َ
ٍ ٍ ِ ِ ِ ِ

“Bersikaplah kalian sesuai dengan (sunah) dan mendekatilah, serta bergembiralah,


karena sesungguhnya amal seseorang tidaklah memasukkan dirinya kedalam surga”.
Para sahabat bertanya: “Tidak pula Anda wahai Rasulullah?”, beliau menjawab: “Tidak
pula saya, hanya saja Allah melimpahkan kepadaku ampunan dan rahmat dari-Nya”.
(HR Bukhari, no : 5983 )

Dari dua hadist di atas, kita mengetahui bahwa amalan yang terus menerus dilakukan
oleh seorang muslim walaupun sedikit, jauh lebih baik dari pada amalan yang banyak,
tapi hanya dilaksanakan sekali dan terputus.
Seseorang yang membaca Al Qur’an setiap hari dengan satu juz serta terus menerus
sepanjang hidupnya, jauh lebih baik daripada seorang muslim yang mengkhatamkan al
Qur’an sepuluh kali pada bulan Ramadhan, tetapi setelah bulan Ramadhan pergi, dia
tidak pernah lagi membaca Al Qur’an.

Istiqomah itu bukan mengamalkan amalan yang berat, bukan harus sekaligus khatam
Al-Quran seminggu sekali, istiqomah lebih pada agar bagaimana amal-amal itu dijaga
kesinambungannya, jangan sekali-sekali, apalagi cuma sekali seumur hidup (selain
haji).

Dan hati-hati, jangan sampai ketika kita sudah merasa istiqomah, lantas kepedean
dengan amal, tawakalnya pada amal.

Sekali lagi Yang harus dicatat disini, jangan orientasi atau tujuan kita "Banyak amal"
plus menganggap kalau amal banyak, pasti masuk surga, ini harus clear dulu, bahwa
kita masuk surga bukan karena amal, melainkan karena rahmat Allah, sekali lagi bukan
karena amal-amal kita, sehingga amalan itu jangan asal kuantitas/jumlahnya, melainkan
juga kualitasnya dan kelanjutannya!

Rasul bersabda:
"Jangan seperti si fulan, pernah qiyamullail, tapi kemudian putus"

Klo zaman sekarang orang berlomba ngafal quran, setelah hafal 30 juz, setelah di
WISUDA, ya WIS... udah... jadi mantan penghafal quran, hilang semua 30 juznya!

MAKNA KETIGA : Istiqamah berarti sesuatu yang bisa mengantarkan sampai tujuan.
seumpama jalan yang lurus, kalau kita konsisten, lurus terus, gak belok kanan, atau kiri,
in syaa Allah sampai pada ujungnya, tapi kalau belok kanan atau kiri, ya tersesat.
Seperti ketika seseorang bertanya "Dimana rumah pak RT, lurus aja terus..." eh dia
malah belok, tersesat lah akhirnya!

Seseorang yang beramal ikhlas karena Allah dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta terus menerus melakukan hal itu pada seluruh
aktifitas hidupnya, maka tidak diragukan lagi dia akan sampai pada tujuan yang selama
ini dicita-citakannya, yaitu husnul khatimah, mati dalam keadaan muslim.

Hal ini pernah diwasiatkan oleh para nabi kepada anak-anaknya, sebagaimana yang
dilakukan oleh nabi Ibrahim dan Ya’qub ‘alaihima as-salam, sebagaimana firman Allah
subhanahu wa ta’ala:
َ َ َّ َ َّ َ َ َ َ ‫ي‬ َ َ ْ َ َّ َّ َ َ ْ َّ
‫اص َطَف لكم ادلين فال تموتن إال وأنتم‬ ‫َو َوَّص بِ َها ِإب ْ َرا ِهيم بَنِي ِه َويَعقوب يا ب ِِن ِإن اَّلل‬
َ
‫ُّم ْس ِلمون‬

“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula
Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih
agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".
( Qs Al Baqarah : 132 )

Selalu istiqamah di dalam memegang teguh ajaran Islam sampai akhir hayat ini
merupakan bentuk dari ketaqwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang sebenarnya,
sebagaimana firman-Nya :

َ َ َّ َ َ َ َ ْ ‫آمنوا ْ َّاتقوا‬ َّ َ ُّ َ َ
‫اَّلل َح َّق تقاتِ ِه َوال تموت َّن ِإال َوأنتم ُّم ْس ِلمون‬ َ ‫ين‬
َ ‫اذل‬
ِ ‫يا أيها‬

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa


kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama
Islam.” ( Qs Ali Imran : 102 )

sJadi Istiqomah itu kata kuncinya adalah:


1). Lurus tidak kekanan (berlebihan), pun tidak ke kiri (kurang)
2) Sesuai/sebagaimana mestinya (sesuai dengan yang Allah tentukan dan rancang untuk
hamba2nya).
3) Usaha untuk terus lurus (klo belok, balikin lagi ke semula), belok lagi, balikin lagi,
terus seperti itu.

DENGAN APA SAJA ISTIQOMAH BERKAITAN


Berkaitan dengan banyak hal pada riri manusia:
1. qoul (perkataan) -- nanti ada kaitan dengan lisan.  Lisan contohnya
(nabulis)

Istiqamah Khusus (Lisan)


ْ ‫ «إذا‬:‫عن أيب سعيد اخلدري ريض اهلل عنه عن اليب صىل اهلل عليه وسلم قال‬
‫أصبَح ابن‬
ْ ‫ فإنَّما حنن بك؛ فإن‬،‫ اتَّق اهلل فينَا‬:‫ تقول‬،‫كفر الليسان‬
َ ‫استَ َق ْم‬ ْ َ َّ َ
‫ت‬ ِ ِ ِ ‫ت‬ ‫ها‬ ‫لك‬ ‫األعضاء‬ ‫فإن‬ ،‫م‬ ‫آد‬
ْ ْ ْ ْ َ ْ
». ‫ وإن اع َو َججت اع َو َججنَا‬،‫استَق ْمنَا‬
Dari Abu Sa'īd Al-Khudri -raḍiyallāhu 'anhu- dari Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi
wa sallam-, beliau bersabda, "Apabila anak Adam berada di pagi hari, maka seluruh
anggota tubuhnya mewanti-wanti lisannya seraya berkata, 'Bertakwalah kepada Allah,
karena kami hanya bergantung kepadamu! Jika engkau istiqamah, kami pasti istiqamah.
Jika engkau menyimpang, maka kami pun akan menyimpang " '.
Hadis sahih - Diriwayatkan oleh Tirmiżi
َّ َ َ َ َ َ ْ َ ْ َّ َ َ َ ْ َ َّ َ َ َ َ ْ َ َ ْ َ
‫ي‬ َّ
‫عن أ ِِب هريرة ر ِيض اَّلل عنه ع ِن ال ِِب – صىل اهلل عليه وسلم – قال « ِإن العبد لتَّم‬
َ ْ َّ َ َ ْ َّ َّ َ ْ َ ً َ َ َ ْ َ َّ
َ ‫اَّلل ب َها َد َر‬ ْ ْ َ َْ
‫ َوإِن ال َعبْ َد لَتََّم بِالَِّ َم ِة‬، ‫ات‬
ٍ ‫ج‬ ِ ‫ع‬ ‫ف‬‫ر‬‫ي‬ ، ‫اال‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫ ى‬
ِ ‫ل‬ ‫ي‬ ‫ال‬ ‫اَّلل‬
ِ ِ ‫ان‬‫و‬َ‫ض‬ ‫َّم ِة ِمن ِر‬
ِ ‫بِال‬
َّ َْ ً َ ْ َ َّ َ َ ْ
» .‫اَّلل ال يل ِ ى ل َها بَاال يه ِوى بِ َها ِِف َج َهن َم‬ِ ‫ِمن سخ ِط‬
Artinya: “Abu “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu pernah mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan
ucapan (yang mengandung) keridhaan Allah, ia tidak memperdulikannya, maka niscya
Allah akan mengangkat derajatnya disebabkannya, dan Sesungguhnya seorang hamba
mengucapkan ucapan (yang mengandung) kemurkaan Allah, yang ia tidak perdulikan,
niscaya akan menceburkannya ke dalam neraka Jahannam.” HR. Bukhari.

ْ َْ َ ْ َْ َ َْ َ َ َ َْ َ َ ‫إ َن الْ َعبْ َد َلَتَ َََّم بالْ ََّ َمة َما يَتَبَ َني َما ف‬
َ ‫يها َي ْهوى ب‬
‫رش ِق والمغ ِر ِب‬
ِ ‫م‬ ‫ال‬ ‫ني‬‫ب‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫د‬ ‫ع‬‫ب‬ ‫أ‬ ‫ار‬
ِ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ِف‬ ‫ا‬ ‫ه‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ

“Sesungguhnya ada seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang tidak
dipikirkan bahayanya terlebih dahulu, sehingga membuatnya dilempar ke neraka
dengan jarak yang lebih jauh dari pada jarak antara timur dan barat.” (HR. Muslim no.
2988)

Istiqamah tidak Ghibah


َ ً َ ْ ْ ََ َ َ َ ًَْ َ ْ ْ َ َ َ َْ َ َ َ َ َ َ َ ََ َ ْ َ ْ َ
‫لك َمة ل ْو‬
ِ ‫ت‬ِ ‫ لقد قل‬: ‫ فقال‬.‫ قال غري مسد ٍد تع ِِن ق ِصرية‬.‫حسبك ِمن ص ِفية كذا و كذا‬
ْ َ ْ َْ َ ْ َ
.‫ابلح ِر ل َم َز َجته‬ ‫م ِزجت بِما ِء‬
“Wahai Rasulullah, cukuplah menjadi bukti bagimu kalau ternyata Shafiyah itu memiliki sifat
demikian dan demikian.” Salah seorang periwayat hadits menjelaskan maksud ucapan ‘Aisyah,
yaitu bahwa Shafiyah itu orangnya pendek. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Sungguh engkau telah mengucapkan sebuah kalimat yang seandainya dicelupkan
ke dalam lautan maka niscaya akan merubahnya”. Hadits ini dishahihkan Al Albani dalam
Shahih Abu Dawud.

2. fi'il (perbuatan) -- nanti ada kaitan dengan amal perbuatan, baik ibadah
mahdhah maupun ghair mahdhah.  jangan meremehkan dosa (nabulsi), pun
jangan remehkan kebaikan!
Istiqomah dalam dosa?

‫غ َر ِار‬
ْ ِ‫ا‬ َ َ‫الَ َك ِبي َْرة َ َم َع االِ ْتْسغِ ْفا َِِر َ ال‬
ِ ‫غ ِفي َْرة َ َم َع‬
“Tidak ada dosa besar jika dihapus dengan istighfar (meminta ampun pada Allah) dan tidak
ada dosa kecil jika dilakukan terus menerus”. ([1] Dhoiful Jaami’ no. 6308. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini diriwayatkan pula oleh Al Baihaqi dalam Asy Syu’ab dengan
sanad lainnya dari Ibnu ‘Abbas namun mauquf (perkataan Ibnu ‘Abbas), periwayatnya
tsiqoh (terpercaya).

Seumpama orang yang sedang megang stir mobil, dia melintas di jalan yang kanan kirinya
jurang, kalau dia banting stir 90 derajat, pasti langsung jatuh dia ke jurang, inilah dosa besar,
pun begitu pula kalau dia istiqomah hanya memutar stir ke kiri saja atau ke kanan saja
sebanyak 3 centimeter, perlahan tapi pasti, dia akan jatuh juga ke jurang, inilah dosa kecil.

Atau bisa juga dosa kecil ini diumpamakan dengan peralatan elektronik yang ada di
rumah, kalau sumber listriknya, kabelnya misalkan kita potong, mau 1 meter kek, atau
hanya beberapa centi meter, maka mati lah semuanya listrik itu. Dosa sekecil apapun,
bisa menghijab antara diri kita dan Allah.

KAIDAH:

Sekecil apapun sebuah usaha, atau amal, entah itu


kebaikan atau keburukan, namun jika sesuai jalurnya,
maka lama-lama ia akan membesar, atau menampakan
hasil.

Mulai dari menanam, kemudian memberinya pupuk, dan menyirami, tiap hari
menyiram walau hanya sebentar, maka secara logika hasilnya pasti, tanaman tersebut
tumbuh dan berbuah, arahnya pasti ke situ, tidak mungkin ke yang lain, sekali lagi,
secara logika, terlepas dari faktor lain, seperti takdir, dan yg semcamnya.

Saat haji wada rasul pernah berkhotbah tentang Meremehkan dosa jalan masuk setan:

‫ إني قد‬، ‫ع فيمِ ِتْس ى ذلك ممِ غُحِ ِقر ن من أعمِ ِلكم فِحْ ذَر ا‬ َ ِ‫ي أن يُط‬
َ ‫رض‬
ِ ‫ لكن‬، ‫بأرضكم‬
ِ ‫س أن يُعبَ َد‬ َّ
َ ‫إن الشيطِنَ قد يَ ِئ‬
َ
‫تْسنَّة نبيِه‬
ُ ِ ‫كغِب‬
، ‫هللا‬ َ ُّ
، ‫َضل ا أبدًا‬ِ ‫غركتُ فيكم مِ إن اعغغمغُم به فلن غ‬
"Setan mungkin merasa putus asa untuk disembah di tanahmu, tetapi dia senang ditaati dalam
hal-hal selain itu dari perbuatan yang diremehkan oleh kalian."

"Jadi, berhati-hatilah. Aku telah meninggalkan di antara kalian dua hal. Selama kalian
berpegang teguh pada keduanya, kalian tidak akan pernah sesat. Dua hal tersebut adalah
Kitabullah (Al-Quran) dan Sunnah Rasul-Nya." (Riwayat sahabat, abu hurairah, kesimpulan
hukum hadits: shahih)

َ ‫ض َمِ غَحْ غَ ِق ُر نَ ِم ْن أ َ ْع َمِ ِل ُك ْم فَيَ ْر‬


ِ‫ضى ِب َه‬ ِ ‫عةٌ ِفي بَ ْع‬ َ ُ‫س أ َ ْن يُ ْعبَ َد ِفي َبلَ ِد ُك ْم َهذَا أَبَدًا َ لَ ِك ْن َتْسيَ ُك نُ لَه‬
َ ِ‫ط‬ َ ‫طِنَ قَ ْد أ َ ِي‬
َ ‫ش ْي‬
َّ ‫ِإ َّن ال‬

Sesungguhnya syaitan telah berputus asa untuk disembah di negeri kalian ini selamanya.
Tetapi ia akan mendapatkan ketaatan pada sebagian amal perbuatan yang kalian hinakan,
sehingga ia (setan) ridla dengannya. (HR. Ibnu Majah: 3046)

3. hal (kondisi) -- kondisi zahir dan batin... Zahir seperti fisik.. batin seperti hati,
baik hati dan fisik keduanya ada perintah dan ada larangan. (idza akhta
khotiatan.. suqilat qolbuhu... hadits)

Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan dalam kitabnya Madarijus salikin:

َّ ‫ي‬ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ ْ َّ َ َ َ َ َ ْ ْ َ
‫ات‬
ِ ‫ال والي‬ ِ ‫ال واألحو‬ ِ ‫ال واألفع‬
ِ ‫اإلس ِتقامة تتعلق بِاألقو‬
ِ ‫و‬

“Keistiqamahan itu memiliki hubungan yang sangat erat dengan perkataan, perbuatan,
keadaan dan niat.”1

Jadi istiqomah itu PAKETAN... gak satuan! Terkait dengan banyak hal,... dan saling
mempengaruhi! (MAN ‘AASYA ALA SYAIIN)

Juga dalam Almusnad Imam Ahmad dari hadits Anas radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

َ ‫يم قَلْبه َو َال ي َ ْستَقيم قَلْبه َح َّىت ي َ ْستَق‬


‫يم ل ِ َسانه‬ َ ‫َال ي َ ْستَقيم إ‬
َ ‫يمان َعبْ ٍد َح َّىت ي َ ْستَق‬
ِ ِ ِ ِ ِ

“Iman seorang hamba tidak akan lurus sehingga lurus hatinya dan hati tidak akan lurus
sehingga lurus pula lisannya.”2

Ibnu Rajab rahimahulah berkata:


“Anggota tubuh terpenting yang harus dijaga keistiqamahannya setelah hati adalah
lisan. Karena sesunguhnya lisan itu adalah penerjemah isi hati dan pengungkap apa saja
yang ada didalamnya.”

Yang perlu diperhatikan disini adalah betapa pentingnya hati dan lisan bagi seorang
hamba didalam keistiqamahannya atau pelanggarannya.

Yang senada dengan makna perkataan ini adalah perkataan sebagian ulama:

َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ ْ ََْ
‫المرأ بِأصغري ِه قل ِب ِه ولِسانِ ِه‬

“Keadaan seseorang itu terlihat pada dua bagian kecil tubuhnya, yaitu hati dan
lisannya.”

Hati dan lisan keduanya merupakan bagian tubuh yang sangat kecil, akan tetapi uniknya
semua anggota tubuh semuanya tunduk patuh kepada keduanya, maka apabila keadaan
hati istiqamah maka akan ikut pulalah lisan dan anggota badan yang lainnya dalam
keistiqamahan.

Dalil yang pertama yaitu masalah hati, sebuah hadits dari sahabat An-Nu’man bin
Basyir radhiyallahu ‘anhu yang telah lalu,

َ َ ُّ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ ُّ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ ً َ ْ َ َ ْ َّ َ َ َ
‫أال و ِإن ِيف اجلس ِد مضغة ِإذا صلحت صلح اجلسد لكه و ِإذا فسدت فسد اجلسد لكه أال‬
ْ َْ َ َ
‫يه القلب‬ ِ‫و‬

“Ketahuilah pada setiap tubuh ada segumpal darah yang apabila baik maka baiklah
tubuh tersebut dan apabila rusak maka rusaklah tubuh tersebut. Ketahuilah, ia adalah
hati.”

Dalil yang kedua yaitu masalah lisan, yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi3 dari
hadits Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallah ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:

ْ َ َ ْ َ َ َّ َ َ َ َّ َّ َ َ َ َ ‫َ ي ي‬ َ َّ َ َ ْ َ ْ َّ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ
‫إِذا أصبح ابن آدم ف ِإن األعضاء لكها تكفر اللسان فتقول ات ِق اَّلل ِفينا ف ِإنما حنن بِك ف ِإن‬
ْ ْ َ ْ َ َْ ْ َ َْ ََ ْ َ ْ ََ ْ
‫ت اع َو َججنَا‬ ‫استقمت استقمنا وإِن اعوجج‬

“Bila manusia berada di waktu pagi, seluruh anggota badan menutupi (kesalahan) lisan
lalu berkata: Takutlah kepada Allah tentang kami, kami bergantung padamu, bila kau
lurus kami lurus dan bila kamu bengkok kami bengkok.”
Apabila hati istiqamah maka akan istiqamah pulalah semua anggota badan, dan begitu
pula dengan lisan ketika istiqamah maka akan istiqamah pula lah semua anggota badan.
Sedangkan kedudukan lisan didalam tubuh adalah sebagai penerjemah hati dan khalifah
bagi fisik secara dzahir.

Apabila hati mengembankan perintah kepada lisan, maka lisan akan mengerjakannya
karena lisan itu akan mengikuti hati, sedangkan anggota badan mengikuti keduanya
yaitu hati dan lisan.

Oleh karena itu wajib atas setiap muslim untuk memperhatikan kondisi kebaikan
hatinya, dan hendaknya berdoa meminta kepada Allah tabaroka wata’ala agar
senantiasa memperbaiki kondisi hatinya, dan meminta kepada-Nya agar dijauhkan dari
penyakit-penyakit hati. Lalu hendaknya dia beramal untuk kebaikan lisannya dengan
cara mengucapkan perkataan-perkataan yang baik dan memperbaiki anggota tubuhnya
dengan melakukan amal shalih.

------------------------------------------------ PART 1 ---------------- sampai sini

BUAH DARI MENJAGA ISTIQOMAH


TIPS ISTIQOMAH

(ini masuk ke kategori istiqomah dalam af’al)


Istiqomah itu seumpama nyopir mobil di jalan yang 30 meter ke kanan dan ke kirinya
jurang. Apa yang terjadi ketika kita banting stir 90 derajat? Instan masuk jurangnya!

Klo cuma 3 senti belokin ke kanan misalkan? tapi terus, pasti, gak dibelokin lagi. Apa
yg terjadi, ya masuk jurang juga, wlopun gak instan.

{ ‫ط ٱ ۡل ُم ۡست َ ِقي َم‬ ِ ‫} ٱ ۡه ِدنَا ٱ‬


َ ⁠ٰ ‫لص َر‬
[Surat Al-Fatihah: 6]

َ ‫فَا ْست َ ِق ْم َك َما أ ُ ِم ْر‬


َ ‫ت َو َم ْن ت‬
‫َاب َم َع َك‬
[ 112 : ‫] سورة هود اآلية‬

- Tetap ditempatnya tidak bergeser. (On the track, klo kereta di atas rel, bukan di
bawahnya)

{ ‫اس ٱ ۡل ُم ۡست َ ِقي ِم‬ َ ‫وا بِٱ ۡل ِق ۡس‬


ِ ‫ط‬ ۟ ُ‫} َو ِزن‬
[Surat Asy-Syu'ara: 182]
Istiqomah ini kata imam ibnul qayyim:

‫ وعلى‬،‫ وباهلل‬،‫ وقوعها هلل‬:‫ فاالستقامة فيها‬،‫ والنِيَّات‬،‫ واألحوال‬،‫ واألفعال‬،‫ االستقامة تتعلق باألقوال‬:‫قال ابن القيم‬
‫أمر هللا‬

ADAPUN HADITS DULJAH, nanti dimasukan ke dalam TIPS istiqomah:


-----

Apakah pekataan kita sudah ON THE TRACK? sudah ada di jalur yang benar? Klo
masih ghibah, berarti belum istiqomah, belum Mustaqim.

Apakah amalan kita, ibadah contohnya sudah sesuai? Atau masih banyak ngarangnya?
Seperti yahudi dan nasrani...

- penjelasan tentang bagaimana rasul beramal

- penjelasan kalau agama jangan dipersulit, jika kita ingin mendawamkan sesuatu,
janganlah sekaligus... Istainu bi ghadwati, war rauhati wa syaiun minad duljah.

Ghadwah adalah berjalan di pagi hari, rauhah, berjalan di penghujung siang (sore), dan
duljah, berjalan di akhir malam.

Seumpama safar atau berpergian pada zaman dahulu yang pake unta, kuda atau jalan
kaki, tidak bisa seperti saat ini, disekaliguslan, mereka butuh istirahat, sehingga waktu
dibagi 3 untuk berpergian atau melanjutkan perjalanan.

Yaitu saat2 yang memang lagi semangat semangatnya, klo pagi hari saat masih seger,
sore hari waktu udah lengang, gak banyak kesibukan, penghujung malam, fresh baru
bangun tdur.

Ini seumpama ketika seseorang ingin mendWamkan atau mebiasakan amal, jsngan
sekaligus, karna dalam hadits:

َ‫اَل أَ ْد َومها‬
َ َ َ َّ َ َ ْ َ ْ ُّ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ َّ َّ َ َّ
‫اَّلل تع‬ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ
ِ ‫ال إَِل‬
ِ ‫اَّلل صىل اَّلل علي ِه وسلم أحب األعم‬ ِ ‫عن ًعئِشة قالت قال رسول‬
ْ َ َ ْ ْ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َّ َ ْ َ
‫ت ال َع َمل ل ِز َمته‬‫و ِإن قل قال وَكنت ًعئِشة ِإذا ع ِمل‬
Artinya :

“Dari Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Amalan yang
paling dicintai Allah adalah yang terus-menerus (dilakukan) meskipun sedikit.’ Ia
berkata; Dan Aisyah, bila ia mengerjakan suatu amalan, maka ia kan menekuninya.”
(HR: Muslim)
Nah istiqomah batin yang paling sulit, hasil akhirnya nanti sebelum mati kata Allah:

Tatanazalul malaikat... Ada malaikat yg menghibur

Di akherat:

Dapat manfaat dari hasil yang kita usahakan... Yauma laa yan fau maalu wa laa banun,
illa man atallaha bi QALBIN SALIM

Kenapa istiqomah, kenapa harus berjalan pada rel?

Karena kebenaran hanya 1, kebatilan itu banyak, seperti jalan, jalan yg benar hanya 1,
sisanya ada belokan yang menyesatkan.

Orang yg istiqomah adalah mreka yang mengikuti map, dan sampai sesuai dengan yang
map arahkan. Orang yg tidak Istiqomah adalah mreka yang mengambil jalan selain dari
yang diarahkan dan kemudian tersesat.

Maka perhatikan di dalam Al-Quran:


Minaz zhulumati ilan nuur.....

Atau dalam ayat lain yng lebih jelas:

َ ‫اطي ُم ْست َ ِقيما ً فَاتَّبِعُوهُ َو َال تَتَّبِعُوا ال ُّسبُ َل فَتَف ََّرقَ ِب ُك ْم َع ْن‬
﴾ ‫س ِبي ِل ِه‬ ِ ‫﴿ َوأ َ َّن َهذَا‬
ِ ‫ص َر‬

[ 153 : ‫] سورة األنعام اآلية‬

Bagaimana tips agar beristiqomah, saya gak akan ngasih tips, tapi ngasih prinsip, kalau
tau prinsip, in syaa Allah bisa bikin tips sendiri.

ً‫اإل ْسالَ ِم قَ ْوال‬


ِ ‫ول هللاِ قُ ْل ِل ْي فِ ْي‬
َ ‫س‬ُ ‫ يَا َر‬: ُ‫ قُ ْلت‬:‫ع ْب ِد هللاِ رضي هللا عنه قَا َل‬ َ ‫س ْفيَانَ ب ِْن‬ ُ -َ ‫َع ْن أ َ ِب ْي َع ْم ٍرو – َو قِي َْل أ َ ِبي َع ْم َرة‬
‫ رواه مسلم‬.‫ قُ ْل أ َ َم ْنتُ بِاهللِ ث ُ َّم ا ْست َ ِق ْم‬:‫ قَا َل‬.‫الَ أ َ ْسأ َ ُل َع ْنهُ أ َ َحدًا َغي َْر َك‬

Dari Abu ‘Amr –ada yang mengatakan Abu ‘Amrah- Sufyan bin Abdillah radhiyallahu
‘anhuma dia berkata: Aku berkata: ”Ya Rasulullah, beritahukan kepadaku satu
perkataan dalam Islam, yang aku tidak akan bertanya lagi kepada kepada seorangpun
selain engkau.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Katakanlah: “Aku
beriman kepada Allah”, kemudian istiqamahlah.”(HR. Muslim) ]1[

]1[Diriwayatkan oleh Muslim (38), dan ada pula riwayat dengan lafadz” ‫ فا ْست َ ِق ْم‬:maka
istiqamahlah”

Tips itu bisa beda-beda tiap orang, tapi klo prinsip, itu sama.

Seperti bola, prinsipnya, bola itu pasti bulat, bagaimana tips nya agar bola kelihatan
indah, ya gampang, dikasih motif menarik, klo buat anak, bsa mungkin dikasih gambar
marsha and t bear atau Doraemon, dst.. itu tips.. tapi prinsipnya harus inget, klo bola
itu bulat, jangan dibikin jadi kotak, buka bola namanya.

Syekh ratib mengatakan:

‫ قبل أن تعرف هللا ال يمكن‬،‫ قبل أن تؤمن باآلمر ال تبحث عن األمر‬،‫قبل أن تؤمن باآلمر ال تبحث عن االستقامة‬
‫ والحسنى هي الجنة‬،‫ ألن اإلنسان حينما يكذب بالحسنى‬،‫أن يهمك قضية طاعته أو عدم طاعته‬:

Sebelum kalian beriman pada yang memberi perintah ibadah, jangan bahas tentang
istiqomah (gak akan nyambung), sebelum kalian iman pada yang memberi perintah
ibadah, jangan bahas ibadahnya bagaimana, jangan bahas caranya, gak akan nyambung.
Sebelum mengenal Allah, siapa dia, bagaimana asma dan sifatnya, bagaimana
keagungann-Nya, gak mungkin masalah taat apalagi Istiqomah jadi hal yang penting
bagi dirimu. Karena kalo orang sudah gak percaya kebenaran, gak percaya surga neraka
misalkan, maka gak mungkin mau taat apalagi Istiqomah, nanaonan?

﴾ َ‫اط لَنَا ِكبُون‬ ِ ‫﴿ َو ِإ َّن الَّذِينَ َال يُؤْ ِمنُونَ ِب ْاآل ِخ َر ِة َع ِن‬
ِ ‫الص َر‬

[ 74 : ‫]سورة المؤمنون اآلية‬

Jadi apa yang bisa mendorong kuat seseorang untuk istiqomah bagaimana pun tipsnya?

- IMAN dulu

Istiqamah adalah “faktor pendukung” paling utama yang menguatkan keimanan


seseorang, kalau mau iman kuat, kalau mau merasakan kenikmatan beribadah, kalau
mau sampai kepada Allah, kalau mau hidup bahagia, mau tidak mau, walaupun berat,
ini caranya, yakni istiqomah!

Seumpama ada dokter ahli, spesialis, dengan keilmuannya yang luar biasa dia
mengatakan, klo kamu pengen sembuh, caranya Cuma satu! Si orang bertanya “apa
dok”, “diet!”, banyakin shaum. Trus si orang bertanya lagi “ada yang lebih ringan gak
dok?” si dokter sambil senyum-senyum menjawab “Ada..”, “Apa dok?” “Operasi
besar!”. Ya itu aja pilihannya, klo gak mau diet, ya dioperasi! Dan itu menyakitkan!

Kalau tidak istiqomah, siap-siap dapat musibah bertubi-tubi, dapat masalah tak henti-
henti. Jika tidak bisa beribadah kepada Allah saat luang, maka jangan sampai Allah
paksa seorang hamba, untuk kembali padanya dengan masalah-masalah, musibah-
musibah, baru mau bermunajat! Baru bangun malam, baru mau solat, ini keterlaluan.

Catatan istiqomah:
Walaupun istiqomah terkesan berat, sebetulnya tidak berat, yang memberatkan
terkadang adalah tertib, tahapan dan jenis amal yang kita mau jadikan kebiasaan, atau
mau dijadikan amal-amal yang dikerjakan secara istiqomah, mangkannya rasul
bersabda:

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan dalam hadits Tsauban, yaitu:

‫صالة‬ َّ ‫ وا ْعلَ ُموا‬،‫صوا‬


َّ ‫أن َخي َْر أ ْع َما ِل ُكم ال‬ ُ ‫ولن ت ُ ْح‬
ْ ‫است َ ِقي ُموا‬

“Istiqomahlah dan kalian tidaklah akan mampu (untuk istiqomah dalam semua ketaatan
dengan sebenar-benar istiqomah), dan ketahuilah bahwa sebaik-baik amal kalian adalah
shalat” (HR. Imama Malik dalam Al-Muwaththa` dan Ibnu Majah, dinilai sahih oleh
Al-Albani).

‫ َو َال أَنَا؛ ِإ َّال أ َ ْن َيتَغَ َّمدَنِ َي‬:‫ال‬


َ َ‫ول هللا!؟ ق‬
َ ‫س‬ َ ‫ َو َال أ َ ْن‬:‫ قَالُوا‬،ُ‫ فَإِنَّهُ لَ ْن يُد ِْخ َل ال َجنَّةَ أ َ َحدًا َع َملُه‬،‫اربُوا َوأ َ ْبش ُِروا‬
ُ ‫ت َيا َر‬ ِ َ‫َس ِدد ُوا َوق‬
َ ‫هللا ِمنْهُ ِب َم ْغ ِف َر ٍة‬
‫ور ْح َم ٍة‬

“Bersikaplah kalian sesuai dengan (sunah) dan mendekatilah, serta bergembiralah,


karena sesungguhnya amal seseorang tidaklah memasukkan dirinya kedalam surga”.
Para sahabat bertanya: “Tidak pula Anda wahai Rasulullah?”, beliau menjawab: “Tidak
pula saya, hanya saja Allah melimpahkan kepadaku ampunan dan rahmat dari-Nya”.
(HR. Bukhari Muslim)

Juga catatan lainnya, bertahap, jangan memaksakan diri di luar kemampuan, beramalah
dengan amalan yang sekiranya bisa kita kontinyu (berkesinambungan), jangan
mempersulit diri dalam beragama. Kata Rasul:

‫ ولن يَشادَّ الدينَ أحد إال‬،‫ (إن الدين يُسْر‬:‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬:‫عن أبي هريرة رضي هللا عنه قال‬
َ‫ وفي لفظ (والقصد‬.‫ وشيء من الدُّلَجة) متفق عليه‬،‫ واستعينوا بالغُدْوة والروحة‬،‫ ف َسدِدوا وقاربوا وأبشروا‬،‫غلبه‬
.)‫القصدَ ت َ ْبلُغوا‬

Dari Abū Hurairah radhiyallāhu ta’āla ‘anhu beliau mengatakan, Rasūlullāh shallallāhu
‘alayhi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya agama ini mudah dan tidaklah ada seorang memaksa dirinya di dalam
agama ini kecuali agama itu akan mempersulitnya, maka berusahalah semaksimal
mungkin untuk mendekati kebenaran itu sendiri. Jikalau tidak bisa sampai pada yang
sebenarnya dan bergembiralah. Dan manfaatkanlah waktu pagi dan waktu sore serta
beberapa waktu di tengah malam.” (Hadīts ini riwayat Imām Bukhāri dan Muslim)

A. Dalil A-Quran Tentang Istiqomah


B. Dalil As Sunnah Tentang Istiqomah

C. Pengertian Istiqomah lughatan wa isthilahan


D. ……………….
E. ………………

TIPS MENJAGA ISTIQOMAH: ..............


BUAH DARI ISTIQOMAH: .............
(Muslim.or.id)

You might also like