You are on page 1of 6

Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 9 No 2 Desember 2018 ISSN (P) : 208 8-2246

PERSEPSI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN SEKS PADA ANAK


DI DESA SITIMULYO PIYUNGAN BANTUL
Falihah1, Ery Fatmawati2, Atik Nur Istiqomah3
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta
Email: fatmaery@ymail.com

INTISARI

Pendidikan seks merupakan cara pengajaran dan pendidikan dengan menolong atau
mengatasi masalah yang bersumber pada dorongan seksual baik di kalangan anak-anak maupun
remaja. Di Indonesia pada tahun 2015 terdapat 1.033 kasus perkosaan, 834 kasus pencabulan, 184
kasus pelecehan seksual, 74 kasus kekerasan seksual lain, 46 kasus melarikan anak perempuan dan
12 kasus percobaan perkosaan. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang pendidikan seks
di kalangan masyarakat. Mengetahui dan menafsirkan persepsi orang tua dalam pendidikan seks
pada anak. Jenis penelitian berupa kualitatif dengan teknik wawancara, informan sejumlah 5 orang
tua Desa Sitimulyo. Hasil penelitian diketahui persepsi orang tua sebagian besar mengatakan
pendidikan seks adalah hubungan antara suami istri. Persepsi mengenai pendidikan seks masih
membingungkan bagi orang tua, tetapi dalam memberikan pengajaran pendidikan seks sudah
sebagian orang tua mulai mendidik sesuai dengan pengajaran yang baik dan sesuai dengan teori.
Kesimpulan penelitian terhadap persepsi orang tua dalam pendidikan seks pada anak, telah
terdeskripsikan persepsi yang sama pada sebagian besar orang tua dalam menafsirkan pendidikan
seks yaitu hubungan antara suami dan istri.

Kata Kunci : Persepsi orang tua, pendidikan seks, anak, pengajaran


ABSTRACT

Sex education is a way of teaching and education that can help or deal with problems that
are good for both children and adolescents. In indonesia in 2015 there are 1.033 cases of rape, 834
cases of abuse, 184 cases of sexual harassment, 74 other cases of sexual violence, 46 cases of
fleeing girls and 12 cases of attempted rape. This is due to the lack of knowledge about sex
education among the community. To know and interpret the perceptions of parents in sex education
in children. The type of research is qualitative with interview techniques, informants of 5 parents
Sitimulyo Village. After the research is done, it is known the parents perception of says sex
education is the relationship between husband and wife. Perceptions about sex education are still
confusing for parents, but in providing teaching sex education has been parenting parents began to
educate in accordance with good teaching and in accordance with the the theory.
After a study of parents perception of sex aducation in children, has been described the same
perception in most parents in interpreting sex education is the relationship between husband and
wife.

Keywords : Parent perception, Sex education, Children, Bleaching.

Kebanyakan orangtua beranggapan seks (Lestari dan Prasetyo, 2014). Kesim-


bahwa pendidikan seks hanya berisi tentang pangsiuran tentang arti pendidikan seks
pemberian informasi alat kelamin dan yang sebenarnya, menjadikan masyarakat
berbagai macam posisi dalam hubungan memiliki persepsi bahwa pendidikan seks

45
Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 9 No 2 Desember 2018 ISSN (P) : 208 8-2246

terlalu vulgar apabila diberikan pada anak- dewasa dan berasal dari broken homes
anak (Justicia, 2016). Masyarakat awam (Irianto, 2014).
cenderung memiliki anggapan bahwa pe- Hasil penelitian Hasiani (2013)
ngetahuan tentang seks adalah ranah untuk menyebutkan mengajarkan pendidikan seks
orang dewasa dan anak-anak akan mengerti pada anak harus diberikan agar anak tidak
dengan sendirinya saat mereka dewasa. salah melangkah dalam hidup, dan
Rahmawati (2012) menjelaskan bahwa anak keterbatasan pengetahuan tentang pentingnya
yang tidak menerima pendidikan seks pendidikan seks terhadap anak dikarenakan
memiliki risiko untuk melakukan perilaku orang tua memanglah masih menganggap
seks yang negatif di masa mendatang bahwa pendidikan seks itu adalah suatu hal
(remaja). yang tabu untuk dibicarakan pada anak-anak
Berdasarkan data Catatan Akhir mereka, dan rasa ketakutan mengajarkan
Tahun Komnas Perempuan 2015, di Indonesia maupun memberikan pengetahuan terhadap
terdapat 1.033 kasus perkosaan, 834 kasus anak membuat orang tua berfikir bahwa anak
pencabulan, 184 kasus pelecehan seksual, 74 akan salah pergaulan, sehingga hal tersebut
kasus kekerasan seksual lain, 46 kasus dibutuhkan komunikasi antar anak dan orang
melarikan anak perempuan dan 12 kasus tua.
percobaan perkosaan (Wijaya, 2016). Berdasarkan studi pendahuluan yang
Sedangkan dalam ranah personal atau pelaku dilakukan di Desa Sitimulyo, kondisi dari 5
yang memiliki hubungan darah, kerabat, (100%) orang yang di tanya ada 3 (60%)
maupun pacaran, kekerasan seksual di tahun orang yang mereka ragu ataupun bingung
ini meningkat menjadi peringkat kedua bagaimana cara memberikan pendidikan seks
setelah tahun lalu menempati peringkat yang baik bagi anak dan mereka merasa tabu
ketiga, bentuk kekerasan seksual tertinggi untuk membicarakan seks kepada anak.
adalah perkosaan 72% (2.399 kasus), Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik
pencabulan 18% (601 kasus), pelecehan dalam melakukan penelitian tentang “Persepsi
seksual 5 % (166 kasus) (KomNas Orang Tua dalam Pendidikan Seks Pada Anak
perempuan, 2016). di Desa Sitimulyo”.
Survei oleh WHO tentang pendidikan
seks membuktikan, pendidikan seks bisa METODE
mengurangi atau mencegah perilaku Penelitian ini merupakan jenis
hubungan seks sembarangan yang berarti pula kualitatif dengan pendekatan metode
mengurangi tertularnya penyakit akibat fenomenologi untuk memperoleh pemahaman
hubungan seks bebas. Pendidikan seks yang tentang pandang-an orangtua dalam
benar harus memasukkan unsur-unsur hak memberikan pendidikan seks kepada anak.
azazi manusia, nilai-nilai kultur dan agama Partisipan dalam penelitian ini adalah orang
diikutsertakan di dalamnya menjadikan tua yang memiliki anak usia remaja yang
pendidikan akhlak dan juga moral. Salah satu sesuai kriteria dan pemilihannya dibantu oleh
kejadian yang sedang banyak terjadi adalah key person. Pengambilan sampel dalam
pemerkosaan. Hal ini terjadi karena adanya penelitian ini menggunakan metode purposive
dorongan seksual pada individu yang sampling. Dalam hal ini, partisipan yang
disebabkan oleh tontonan adegan seks diambil dapat memberikan informasi yang
sehingga hal ini mempengaruhi pembentukan berharga bagi peneliti (Saryono, 2013).
sikap, nilai, dan perilaku individu. Orang Jumlah partisipan dalam penelitian ini
yang memperkosa biasanya emosional, tidak sejumlah 5 ibu, Instrumen dalam penelitian
46
Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 9 No 2 Desember 2018 ISSN (P) : 208 8-2246

kualitatif adalah panduan wawancara ketika sudah dewasa dan bahkan membiarkan
mendalam, alat perekam. Wawancara dalam mereka mencari tahu sendiri apa itu
penelitian ini dilakukan 30-45 menit yang pendidikan seks karena pendapat Ny. M
bertujuan untuk mengeksplorasi persepsi pendidikan seks itu akan mereka pahami
orang tua tentang memberikan pendidikan dengan seiring waktu, sebagaimana
seks pada remaja di desa Sitimulyo Piyungan dikatakan: ““nek saya tu ndak kasih tau, biar
Bantul. Analisis data melalui berbagai tau sendiri gitu lo,,,nanti saya gak enak gitu
tahapan yaitu reduksi data, penyajian data dan lo mau ngatakan tu lo, biar tau sendiri aja
penarikan kesimpulan, sedangkan teknik nanti kan kalo sudah dewasa itu kan
keabsahan data menggunakan triangulasi dipelajari di sekolah to”. Sedangkan subyek
sumber. W,R,N, E mengatakan dalam kehidupan
sehari-hari pendidikan seks penting diberikan
HASIL DAN PEMBAHASAN kepada anak karena dalam menjalani
kehidupan yang saat ini berkembang sesuai
Persepsi Orangtua terhadap dengan adanya teknologi membuat orang tua
Pendidikan Seks Pendidikan seks merupakan harus memantau aktifitas anak apabila anak
istilah yang jarang ditemui di kalangan mulai mengikuti efek negatif dari
masyarakat, khususnya masyarakat desa. perkembangan teknologi.
Kurangnya akses informasi menjadi salah Persepsi orangtua tentang metode
satu faktor yang membuat pendidikan seks memberikan pendidikan sek pada anak
tidak dikenal oleh masyarakat. Hal tersebut remaja. Hal sebagimana yang diungkap
sebagaimana yang diungkapkan subjek subyek M bahwa metode memberikan
S,W,M bahwa merasa malu apabila ingin pendidikan anak dengan membiasakan tidur
membahas masalah pendidikan seks, juga terpsah antara anak laki dengan perempuan,
hanya mengetahui bahwa pendidikan seks itu yang dikatan bahwa: ““sama ayahnya
sebatas hubungan suami istri dan mendengar tidurnya, saya sendiri,,, kan lakinya tiga
hal tersebut pun hanya melalui televisi, perempuannya satu, jadi masih kecil tu si E
sebagaimana dikatakan: ““saya itu ndak bilang kalo wong wedak yo dewe wong
paham, cuma ya kita nonton tv aja, itukan lanang yo dewe gitu, hahahha gak papa kalo
yang hubungan sama suami istri to, cuma tidur aja gak masalah sama saya
hehehe...malu gitu lo mau bilang tu kan ndak mbak”. Sedangkan subyek N memulai dengan
enak hehehe”. Definisi tersebut bagaimana cara membersihkan alat
memunculkan anggapan saru bagi kemaluan dilakukan di kamar mandi.
kebanyakan orang, oleh karenanya topik Sedangkan subyek R, E dan W mengatakan
yang berkaitan dengan seks jarang jarang membahas tentang pendidikan seks,
dibicarakan di kalangan masyarakat. Hal ““saya jarang ngomong-ngomong gitu mbak,
tersebut sesuai dengan fakta di lapangan ya paling bapaknya yang sering ngomong ke
yang disampaikan subjek, bahwa masyarakat anak-anak itupun kalau ada waktu kosong”.
cenderung tertutup dan menghindari Persepsi orangtua tentang kendala
pembahasan tentang hal-hal yang komunikasi antara orangtua dan anak.
berhubungan dengan seks. Sebagian besar subyek merasa bingung
Persepsi orangtua tentang tujuan bahasa yang akan digunakan, Faktor yang
pendidikan seks pada anak remaja. Hal ini mempengaruhi dalam persepsi ini
sebagaimana yang diungkap subyek M bahwa berdasarkan temuan di lapangan, para subjek
pendidikan seks baiknya diajarkan pada anak diketahui tidak pernah mendapatkan
47
Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 9 No 2 Desember 2018 ISSN (P) : 208 8-2246

pengajaran tentang hal-hal yang berkaitan malah aku hahhaha. Yang SD Cuma suka
dengan seks dari orangtua-nya dan masih kartun”.
merasa kurang dengan informasi yang Pengalaman orangtua juga menjadi
dimiliki. faktor yang mempengaruhi persepsinya
Subyek E berkomunikasi dan bergaul terhadap pendidikan seks. Hal tersebut
dengan teman-temannya belum pernah disebabkan setiap orangtua memiliki latar
mendengar percakapan E dan teman- belakang dan pengalaman tentang seks
temannya menjurus kearah percakapan yang yang berbeda. Herjanti (2015)
belum pantas untuk anak seusia mereka, mengemukakan bahwa salah satu cara
seperti kutipan berikut: “bebas, nek kalo main memperoleh pengetahuan adalah berdasarkan
itu ya dibatasi, nek saya itu ya dibilangin, pengalaman yang pernah dialami di masa lalu.
katanya sudah punya pacar lah saya bilang Data penelitian ini menunjukkan bawa
eeh masih SD cilik iki ora pacar- pendidikan seks masih dianggap sebagai
pacaran...konco, saya cuma bilang gitu,ra hal yang tabu oleh orangtua khususnya ibu.
isin ora diolok-olok kulo ngeten niku”. Kurangnya informasi tentang pendidikan
Menurut subyek W anaknya memiliki seks menimbulkan kesimpangsiuran makna
sifat yang berbeda-beda, jadi dalam dari istilah tersebut. Menurut Justicia
berkomunikasi dengan mereka, hanya akan (2016) kesimpangsiuran tentang arti
memberi penjelasan yang mereka butuhkan. pendidikan seks yang sebenarnya
Subyek N mengatakan “dalam keseharian menjadikan masyarakat memiliki persepsi
anak-anaknya sering membawa temannya ke negatif tentang pendidikan seks.
rumah untuk bermain, beberapa temannya Masyarakat cenderung menyamakan makna
ada yang berkata tidak baik” sehingga pendidikan seks dengan istilah seks itu
subyek N harus selalu memantau anak- sendiri. Nyarko dkk. (2014) mengatakan
anaknya agar tidak terpengaruh dengan bahwa terdapat beberapa faktor yang
teman-temannya, terkadang lingkungan mempengaruhi persepsi orangtua terhadap
menjadi kendala apabila anak memiliki pendidikan seks, salah satu di antaranya
teman-teman yang bersikap buruk, sehingga yaitu persepsi umum masyarakat. Eko,
anak menjadi terpengaruh. Sedangkan subyek Osuchukwu, Osonwa dan Offiong (2013)
R untuk mendiskusikan dan memberi juga mengatakan bahwa di beberapa
pengajaran pendidikan seks tidak ada waktu masyarakat pendidikan seks terlihat tabu
khusus, pengajaran pada anak hanya diberikan dan tidak pantas untuk diperbincangkan.
ketika ingat dan saat anak bertanya. Oleh karenanya sikap masyarakat
“mulainya ya sebelum tidur itu pun kalau cenderung tertutup pada topik pembahasan
sempat, dan gak ada waktu untuk komunikasi tentang seks. Anggapan tabu yang
khususnya mbak, kalau ingat ya saya berkembang di kalangan masyarakat
bilangin”. menjadikan orangtua merasa malu dan
Sedangkan subyek E Keseharian enggan mendiskusikan hal-hal yang berkaitan
dalam membatasi waktu untuk menonton dengan seks kepada anaknya (Odek, 2006).
pada anak tidak begitu diperhatikan, bahkan Anggapan tersebut juga membuat orangtua
lebih menyukai sinetron dibandingkan anak- merasa ragu untuk memberikan pendidikan
anaknya. “Dia itu tau waktunya nonton, tapi seks kepada anak (Coleman dan Charles,
nak anak-anak ku,,aku yo terus terang 2009). Pengalaman orangtua juga menjadi
yo,,,kalo sinetron ndakk suka, yang suka faktor yang mempengaruhi persepsinya
terhadap pendidikan seks. Hal tersebut
48
Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 9 No 2 Desember 2018 ISSN (P) : 208 8-2246

disebabkan setiap orangtua memiliki latar kesehatan tentang pendidikan seks dan
belakang dan pengalaman tentang seks diharapkan mampu membantu orang tua
yang berbeda. Herjanti (2015) dalam menerapkan pemberian pendidikan
mengemukakan bahwa salah satu cara seks sejak usia dini.
memperoleh pengetahuan adalah berdasarkan 2. Bagi orangtua perlu meningkatkan
pengalaman yang pernah dialami di masa lalu. pengetahuan tentang pendidikan sek pada
Alasan lain pendidikan seks tidak sesuai anak remaja yang memadai sehingga
bila diberikan kepada anak, karena anak memungkinkan orangtua dapat
belum memahami tentang topik yang berkomunikasi secara kompeten, percaya
berkaitan dengan seksualitas, sehingga anak diri, dan nyaman.
tidak membutuhkan penjelasan tentang 3. Bagi Peneliti selanjutnya di harapkan
topik tersebut. Orangtua memiliki anggapan menggali lebih dalam lagi mengenai
bahwa anak akan mengetahui dengan masalah-masalah pengetahuan orang tua
sendirinya ketika mereka tumbuh dewasa. dalam pendidikan seks.

DAFTAR RUJUKAN

SIMPULAN DAN SARAN Aji, A.D., 2014, „Pendidikan Seks Oleh


SIMPULAN Orang Tua Pada Remaja Akhir‟,
1. Persepsi orang tua dalam hal pendidikan Skripsi, S.Psi, Universitas Islam Negeri
seks masih mencakupi tentang hubungan Sunan Kalijaga Yogyakarta.
seks antara suami istri, dan masih ragu Dwi, W.A., 2014, Strategi Optimalisasi
dan bingung apa saja yang harus Peran Pendidikan Seks Usia Dini di
diberitahu sejak dini kepada anak. Paud dalam Menanggulangi Pelecehan
2. Persepsi orang tua pendidikan seks itu Seks Terhadap Anak di Pekalongan,
merupakan hal yang tabu untuk diunduh tanggal 3 februari 2017 dari
dibicarakan merasa belum penting untuk http://jurnal.pekalongankota.go.id/index
dibicarakan. .php/JP014/index.
3. Persepsi orangtua pendidikan seks akan Edi, A., 2015, Menjawab Problematika
diberikan nantinya oleh guru di sekolah Orang Tua ABG dan Remaja, noura
pada anak, jadi orang tua di rumah books, Jakarta Selatan, Indonesia.
tinggal memantau dan memberitahu yang Hasiani, 2013, „Pengetahuan Orang Tua
masih dipertanyakan anak. Tentang Pendidikan Seksual Remaja
4. Persepsi orang tua masih memberikan Autis‟, Skripsi, S.Psi, Institusi Agama
kebebasan terhadap anak sejak usia dini, Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
tidak terbiasa berkomunikasi sejak kecil, Helmawati, 2014, Pendidikan Keluarga, PT
sehingga hal ini mempersulit saat Remaja Rosdakarya, Bandung,
memberi pendidikan sewaktu remaja. Indonesia.
5. Subyek dalam kehidupan sehari-hari Ibrahim. 2015, Metode Penelitian Kualitatif,
bahkan tidak pernah mendapat Alfabeta, Bandung, Indonesia.
pendidikan seks baik itu dari penyuluhan, Irianto, K., 2014, Ilmu Kesehatan Anak,
posyandu ataupun dari tenaga kesehatan. Alfabeta, Bandung, Indonesia.
Saran Jannah, T, Z., 2012, „Hubungan Persepsi
1. Bagi para profesi kebidanan disarankan Siswa Tentang Komunikasi
untuk lebih meningkatkan promosi Interpersonal Guru-Siswa dengan
49
Jurnal Kesehatan Madani Medika, Vol 9 No 2 Desember 2018 ISSN (P) : 208 8-2246

Motivasi Belajar Siswa‟, Skripsis, S.Pd, Nyarko, K., Adentwi, K.I., Asumeng, M., &
Universitas Negeri Yogyakarta. Ahulu, L.D. (2014). Parental Attitude
Justicia, 2016, Program Underwear Rules towards Sex Education at the Lower
untuk Mencegah Kekerasan Seksual Primary in Ghana, International
Pada Anak Usia Dini, Jurnal Journal of Elementary Education, 3
Pendidikan Anak Usia Dini. 9. Odek, T. (2006). Cultural Challenges and
KBBI, 2015, diunduh pada tanggal 6 Mei Sex Education in Mageta Island,
2017 dari www.kbbi.co.id Kenya, Kenya: Afrika Regional
Kementerian kesehatan, 2014, Kondisi Sexuality Resource Centre.
Pencapaian Program Kesehatan Anak Pardana, S. Y., (2015), „Pengaruh
Indonesia, infodatin, 23 juli 2014,hal 3, Komunikasi Pendidikan Seks Orang
diunduh pada tanggal 2 februari 2017 Tua Terhadap Perilaku Remaja‟,
dari www.depkes.go.id. Skripsi, S.I.Kom., Universitas Sunan
Kementerian kesehatan, 2014, Situasi Kalijaga.
Kesehatan Reproduksi Remaja, Prasetyo. W., 2015, „Persepsi Siswa Terhadap
infodatin, 29 juni 2014, diunduh pada Pelaksanaan Pendidikan Seksual di
tanggal 31 januari 2017 dari SMA Ibu Kartini Semarang‟, Skripsi,
www.depkes.go.id. S.Pd, Universitas Negeri Semarang
Komisi nasional perempuan, 2016, diunduh Rokhana, N., 2014, „Persepsi Orang Tua
pada tanggal 15 februari 2017 dari Terhadap Pendidikan Seks Pada Anak
www.komnasperempuan.go.id. Usia Dini di Desa Tawang Kecamatan
Kusumaningtyas, A.D., Nurcholis, A., Djafar, Weru‟, Skripsi, S.Pd, Universitas
AM., Muayati, A., S.R, Fathuri., Muhammadiyah Surakarta.
Wenehen, L., 2015, Seksualitas dan Safita, R., (2013), Peranan Orang Tua dalam
Agama, Gramedia, Jakarta, Indonesia Memberikan Pendidikan Seksual pada
Listiyana, A., (2010), Peranan Ibu dalam Anak, diunduh pada tanggal 10 februari
Mengenalkan Pendidikan Seks pada 2017 dari http://e-
Anak Usia Dini, diunduh pada tanggal journal.iainjambi.ac.id/index.php/edubi
12 februari 2017 dari o/search/authors.
http://ejournal.uin- Septiyaningsih, I., 2016, „Penelitian Survei
malang.ac.id/index.php/egalita/search/a Tentang Permasalahan-Permasalahan
uthors. Orang Tua dalam Memberikan
Meilani, N., 2012 ,Perilaku Ibu dalam Pendidikan Seks di Kecamatan Pedan
Memberikan Pendidikan Seksualitas Kabupaten Bantul‟, Skripsi, S.Psi,
pada Remaja Awal, diunduh pada Universitas Santa Dharma.
tanggal 2 februari 2017 dari Setiawati, D., (2010), „Persepsi Remaja
http://dx.doi.org/10.21109/kesmas.v8i8. Mengenai Pendidikan Seks‟, tesis,
413. S.Pd., Universitas Sebelas Maret.
Muhadi, Y., 2016, Sudah Benarkah Cara Kita Sitimulyo.bantulkab, 2016 , diunduh pada
Mendidik Anak, DIVA Press, tanggal 6 Mei 2017 dari
yogyakarta, Indonesia. http://sitimulyo.bantulkab.go.id/index.p
Nuryadin, 2016, Pendidikan Reproduksi hp/first/artikel/106
(Seks) Pada Remaja Perspektif Soyomukti, N., 2015, Teori-Teori Pendidikan,
Pendidikan Islam, Jurnal Studi Agama Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, Indonesia.
dan Masyarakat.
50

You might also like