You are on page 1of 13

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kami Panjatkan Kepada Allah Swt Atas Limpahan Rahmat Dan
Karunia-Nya, Sehingga Kami Dapat Menyelesaikan Makalah Ini Dengan Baik.
Makalah Ini Berjudul "Pakaian Adat Minangkabau".

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata pelajaran Budaya


Minangkabau. Dalam Makalah Ini, Kami Membahas Tentang Pengertian,
Sejarah, Jenis-Jenis, Dan Makna Pakaian Adat Minangkabau.

Kami Menyadari Bahwa Makalah Ini Masih Jauh Dari Sempurna. Oleh Karena
Itu, Kami Mengharapkan Kritik Dan Saran Dari Pembaca Untuk Perbaikan
Makalah Ini Di Masa Mendatang.

Akhir Kata, Kami Berharap Semoga Makalah Ini Dapat Bermanfaat Bagi
Pembaca.

Pariaman, november 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar .............................................................................................i


Daftar Isi .......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1

A. Latar Belakang ....................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...............................................................................1

C. Tujuan Penulisan ................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................2

A. Pengertian Pakaian Adat .....................................................................2

B. Sejarah Pakaian Adat Minangkabau ....................................................2

C. Jenis-Jenis Pakaian Adat Minangkabau...............................................2

D. Makna Pakaian Adat Minangkabau .....................................................8

BAB III PENUTUP ......................................................................................9

A. Kesimpulan .........................................................................................9

B. Saran ...................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pakaian adat merupakan salah satu identitas budaya suatu daerah. Pakaian adat
biasanya digunakan pada acara-acara adat atau upacara-upacara penting.
Pakaian adat juga dapat menjadi simbol kebanggaan dan kecintaan terhadap
budaya daerah tersebut.

Minangkabau merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia yang memiliki


kekayaan budaya yang tinggi. Salah satu kekayaan budaya Minangkabau yang
terkenal adalah pakaian adatnya. Pakaian adat Minangkabau memiliki ciri khas
yang unik dan berbeda dari pakaian adat daerah lain di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, maka dapat dirumuskan


beberapa masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian pakaian adat?

2. Bagaimana sejarah pakaian adat Minangkabau?

3. Apa saja jenis-jenis pakaian adat Minangkabau?

4. Apa makna pakaian adat Minangkabau?

C. Tujuan Penulisan:

1. Menjelaskan pengertian pakaian adat

2. Menjelaskan sejarah pakaian adat Minangkabau

3. Menjelaskan jenis-jenis pakaian adat Minangkabau

4. Menjelaskan makna pakaian adat Minangkabau


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pakaian Adat

Pakaian adat adalah pakaian yang digunakan pada acara-acara adat atau
upacara-upacara penting. Pakaian adat biasanya memiliki ciri khas yang unik
dan berbeda dari pakaian adat daerah lain. Pakaian adat dapat menjadi simbol
kebanggaan dan kecintaan terhadap budaya daerah tersebut.

B. Sejarah Pakaian Adat Minangkabau

Pakaian adat Minangkabau telah ada sejak zaman dahulu kala. Pakaian adat
Minangkabau dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor budaya, agama,
dan lingkungan.

Pada awalnya, pakaian adat Minangkabau hanya digunakan oleh para


bangsawan. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, pakaian adat
Minangkabau juga digunakan oleh masyarakat umum.

C. Jenis-Jenis Pakaian Adat Minangkabau


1. PAKAIAN PENGANTIN

Sesuai dengan namanya, pakaian adat pengantin Sumatera Barat ini ditujukan untuk
digunakan oleh pengantin baik pria maupun wanita. Pakaian ini biasanya berwarna merah
menyala baik untuk mempelai pria atau perempuan wanita. Pakaian ini dilengkapi dengan
hiasan serta penutup kepala agar pengantin memiliki aura yang megah, elegan, dan mewah.
Tak heran, pakaian ini terinspirasi dari pakaian-pakaian Eropa dan Tiongkok di jamannya.

2. PAKAIAN LIMPAPEH RUMAH NAN GADANG ATAU BUNDO


KANDUANG

Orang Minang Memberikan Penghargaan Yang Tinggi Kepada Wanita. Tingginya Rasa
Hormat Tersebut Tidak Hanya Diucapkan Dalam Bentuk Kata, Namun Juga Diaplikasikan
Dalam Bentuk Budaya, Salah Satunya Melalui Pakaian Adat. Pakaian Adat Untuk Wanita
Juga Bisa Disebut Dengan Pakaian Adat Bundo Kanduang.
Limpapeh Rumah Nan Gadang Merupakan Lambang Kebesaran Wanita. Dalam Bahasa
Minang, Limpapeh Berarti Tiang Besar Yang Digunakan Untuk Menopang Bangunan.
Sebuah Bangunan Dapat Berdiri Kokoh Karena Ada Tiang Tengah Yang Menopang
Sekaligus Menyangga Semua Kekuatan Bangunan Tersebut Dan Menjadi Pusat Kekuatan
Tiang-Tiang Lain. Jika Tiang Tersebut Patah/ Rusak/ Hancur, Maka Bangunan Tersebut
Akan Runtuh Karena Tidak Ada Yang Menyangga..

Makna Dari Pakaian Ini Adalah Menggambarkan Pentingnya Peran Wanita Dalam
Kehidupan Rumah Tangga. Wanita Yang Dimaksud Di Sini Adalah Wanita Yang Sudah
Menikah Dan Berkeluarga.

Pakaian Adat Ini Digunakan Oleh Wanita Sumatera Barat Dan Memiliki Banyak Macam
Karena Banyaknya Adat Yang Terdapat Di Sumatera Barat. Di Bawah Ini Akan Bicarakan
Lebih Mendalam Jenis-Jenis Pakaian Ini. Yang Perlu Menjadi Catatan Adalah Dari Berbagai
Macam Baju Di Bawah Ini, Semuanya Berfungsi Untuk Menunjukkan Kebesaran Dan Peran
Penting Wanita.

a. BAJU BATABUE

Baju Batabue Memiliki Arti Baju Bertabur. Sesuai Dengan Artinya, Baju Ini Ditaburi Oleh
Benang Emas Yang Menjadi Simbolik Kekayaan Alam. Banyaknya Taburan Emas Di
Sekujur Baju Mengisyaratkan Banyaknya Kekayaan Alam Yang Dimiliki Oleh Sumatera
Barat.

Memang Sumber Daya Alam Di Sumatera Barat Sangat Melimpah. Mulai Dari Batu Besi,
Batubara, Batu Galena, Seng, Timah Hitam, Batu Kapur (Semen), Mangan, Emas, Kakao,
Kelapa Sawit, Hasil Perikanan, Dan Gambir.

Baju Batabue Memiliki Empat Macam Corak Yang Familiar, Yakni Merah, Lembayung,
Hitam, Dan Biru. Namun Demikian, Jika Grameds Memilih Warna Gelap, Hal Ini Akan
Menambah Kesan Kilauan Emas Karena Paduan Warna Yang Kontras Namun Elegan Dan
Berkelas. Walaupun, Selera Setiap Orang Pasti Berbeda-Beda.

Bentuk Baju Batabue Menyerupai Baju Kurung Yang Dilengkapi Dengan Pernak-Pernik
Agar Semakin Tampak Indah Dan Mempesona. Modelnya Berlengan Panjang Dan Terkesan
Longgar Sehingga Tidak Menampakkan Lekuk Tubuh Wanita.

Pada Tepi Leher Dan Lengan Terdapat Hiasan Yang Disebut Dengan Minsie. Pengertian Dari
Minsie Adalah Sulaman Yang Menjadi Simbol Seorang Wanita Minang Memiliki Kewajiban
Untuk Taat Pada Batas-Batas Adat Yang Telah Ditetapkan.

Sekilas Baju Ini Memiliki Model Yang Hampir Mirip Dengan Baju Kurung Aceh. Hal Ini
Tidak Mengherankan Karena Minang Dan Aceh Masih Satu Rumpun, Yakni Rumpun
Melayu. Pakaian Ini Biasa Digunakan Saat Pernikahan Dan Acara-Acara Adat Lainnya.
b. LAMBAK ATAU SARUNG

Lambak Atau Sarung Merupakan Bawahan Dari Baju Batabue Sehingga Menampilkan
Pemakainya Menjunjung Tinggi Kesopanan, Tertib, Dan Sedap Dipandang Mata. Bawahan
Ini Merupakan Kain Songket Atau Berikat Yang Dihiasi Dengan Minsie. Warna Kain Yang
Digunakan Untuk Lambak Ini Adalah Jenis Warna Pastel, Gelap, Atau Cerah.

Lambak Memiliki Cara Yang Berbeda-Beda Dalam Memasangkannya Karena Disesuaikan


Dengan Kebiasaan Masing-Masing Daerah Di Minang. Ada Yang Menampilkan Belahan Di
Depan, Samping, Belakang, Bahkan Ada Juga Yang Digunakan Dengan Cara Disusun Ke
Belakang.

c. MINSIE

Jika Perhatikan Dengan Seksama, Pada Pakaian-Pakaian Adat Sumatera Barat Banyak
Ditemukan Sulaman-Sulaman Berwarna Emas Pada Tepi-Tepi. Sulaman Tersebut Ada Bukan
Tanpa Maksud Lho, Grameds.

Sulaman-Sulaman Tersebut Disebut Minsie Yang Mengisyaratkan Bahwa Budaya Sumatera


Barat Sangat Demokratis. Meskipun Demikian, Ada Batasan-Batasan Adat Minang Yang
Harus Dibatasi Dalam Kehidupan Sehari-Hari.

d. SALEMPANG

Salempang Merupakan Selendang Pelengkap Yang Diperuntukkan Untuk Wanita Yang Telah
Menikah Atau Berkeluarga. Maksud Dari Salempang Ini Adalah Agar Wanita Minang Yang
Mengenakannya Dapat Melanjutkan Keturunan Berupa Anak Cucu.

Tidak Cukup Sampai Di Situ, Wanita Yang Mengenakan Selempang Diharapkan Dapat
Menjadi Suri Tauladan Yang Baik Untuk Anak-Cucunya Dan Selalu Bersikap Waspada
Terhadap Segala Hal, Baik Untuk Saat Ini Maupun Masa Depan.

e. BALAPAK

Bentuk Dari Balapak Hampir Sama Dengan Salempang. Bedanya, Bapalak Digunakan Oleh
Wanita Yang Siap Menikah Dan Siap Melanjutkan Keturunan. Dengan Kata Lain, Pengguna
Bapak Adalah Para Wanita Yang Belum Menikah Namun Siap Untuk Menikah. Jaman Dulu,
Penggunaan Balapak Diwajibkan Kepada Wanita Minang Yang Telah Siap Untuk
Berkeluarga.

f. TINGKULUAK

Tingkuluak Merupakan Penutup Kepala Yang Digunakan Oleh Wanita Minang. Karena
Banyak Macam Acara Adat Di Sumatera Barat, Maka Tingkuluak Memiliki Beberapa Jenis
Berdasarkan Kegunaannya. Setidaknya Ada Enam Jenis Tingkuluak Yang Banyak Dikenal.
1) TINGKULUAK TANDUAK

Tingkuluak Ini Dinamakan Tingkuluak Tanduak Karena Memiliki Bentuk Yang Menyerupai
Tanduk Kerbau. Penutup Kepala Jenis Ini Seringkali Digunakan Untuk Upacara Adat, Tari
Adat, Pengiring Pengantin, Dan Penyambutan Tamu.

Pada Umumnya, Tingkuluak Tanduak Ini Terbuat Dari Bahan Kain Songket Hasil Tenun
Yang Tebal Dan Dipadukan Dengan Benang Emas Ciri Khas Minangkabau. Bagian Belakang
Tingkuluak Tanduak Terdapat Hiasan Berupa Kain Yang Terurai Ke Belakang. Bentuk
Tingkuluak Ini Ada Yang Satu Tingkat Hingga Tiga Tingkat Dan Bergantung Pada Daerah
Asal.

Agar Anda Dapat Mengenakannya, Anda Dapat Membentuk Kain Seperti Selendang
Panjang. Kemudian Selendang Tersebut Anda Kreasikan Hingga Menyerupai Tanduk Yang
Lancip Di Sisi Kanan Dan Kiri Sebagaimana Tanduk Kerbau.

Pemilihan Tanduk Kerbau Sebagai Kiblat Bentuk Tingkuluak Ini Bukan Tanpa Alasan.
Tanduk Kerbau Merupakan Salah Satu Ikon Dalam Budaya Masyarakat Minang. Filosofi
Dari Bentuk Tanduk Kerbau Untuk Melambangkan Kekuatan Hati, Gigih, Tidak Pernah
Putus Asa, Dan Mempunyai Kemauan Yang Tinggi Dalam Mencapai Cita-Cita Yang Baik.

Ujungnya Dibuat Agak Tumpul Untuk Menggambarkan Sifat Ramah Tamah, Berani, Dan
Tidak Ingin Melukai Orang Lain. Panjang Tanduk Kedua Sisi Haru Sama Dan Seimbang
Karena Dimaksudkan Sebagai Simbol Bahwa Hidup Harus Seimbang Dan Adil.

2) TINGKULUAK BALAPAK

Tingkuluak Balapak Digunakan Oleh Wanita Minang Saat Acara Upacara Pernikahan,
Batagak Penghulu, Atau Sunatan. Tingkuluak Ini Memiliki Bentuk Yang Menyerupai
Gonjong Atap Rumah Gadang Yang Berbentuk Persegi Panjang Pada Bagian Atas. Begitu
Melihatnya, Anda Pasti Bisa Menebak Penggunanya Berasal Dari Daerah Mana.

Cara Mengenakan Tingkuluak Jenis Ini Adalah Anda Harus Membentuk Tingkuluak
Tanduak Terlebih Dahulu. Setelah Itu, Ujung Kiri Selendang Dilipat Dengan Cara
Dikelilingkan Di Bagian Luar Tanduk Kanan Dan Kiri, Sementara Bagian Ujung Kanan
Kain, Dikreasikan Untuk Menutupi Rambut Bagian Atas Kemudian Dibiarkan Terurai.
Jadilah Tingkuluak Yang Bentuknya Menyerupai Gonjong Atap Rumah Gadang. Tingkuluak
Balapak Juga Dihiasi Dengan Minsie.

Tingkuluak Ini Bukan Hanya Pakaian Semata. Penutup Kepala Jenis Ini Mengisyaratkan
Bahwa Wanita Minang Tidak Boleh Membawa Beban Yang Berat. Tidak Jarang Tingkuluak
Ini Digunakan Untuk Menunjukkan Kebangsawanan Seorang Wanita.
3) TINGKULUAK BALENGGEK

Tingkuluak Ini Terdiri Dua Tingkat Tingkuluak. Bahan Pembuatannya Adalah Kain Balapak.

Pada Jaman Dahulu, Di Daerah Lintau Buo, Tanah Datar, Tingkuluak Ini Hanya Boleh
Dipergunakan Oleh Wanita Keturunan Penghulu Atau Kaum Bangsawan Saat Bersanding Di
Pelaminan.

Wanita Yang Bukan Kaum Bangsawan Ataupun Keturunan Penghulu Diharuskan Meminta
Izin Atau Membayar Uang Adat Kepada Penghulu Agar Dapat Mengenakan Tingkuluak
Balenggek.

Agar Dapat Mengenakannya, Anda Perlu Membuat Tingkuluak Tanduak Terlebih Dahulu
Pada Lapisan Bawah. Kemudian Pada Bagian Atas, Dipasang Kayu Ringan Yang Kemudian
Dililit Dengan Kain. Lilitan Kain Ini Sebelumnya Sudah Diberi Hiasan Berbagai Ukiran Dan
Warna Keemasan.

4) TINGKULUAK SAPIK UDANG

Tingkuluak Ini Berasal Dari Daerah Kabupaten Tanah Datar. Bahan Tingkalauk Ini Adalah
Kain Sarung Sapik Udang Dengan Warna Hitam Bermotif Kotak-Kotak Kecil. Kain Sarung
Ini Kemudian Dipadukan Dengan Kain Mukena.

Agar Dapat Mengenakannya, Anda Perlu Melipat Kain Sarung Menjadi Dua Dengan Posisi
Memanjang. Sementara Mukena Dilipat Menjadi Empat. Sisi Kain Dan Mukena Diletakkan
Di Kepala Agar Membentuk Tanduk Di Sebelah Kanan Dengan Cara Memutarkan Ujungnya
Ke Bagian Belakang Sehingga Bagian Kiri Terlilit. Di Ujung Kiri, Kain Dikreasikan Agar
Berbentuk Menyerupai Bunga Kecubung.

Tingkuluak Ini Tidak Hanya Berfungsi Sebagai Penutup Kepala Saja, Melainkan Juga
Sebaagi Alat Perlengkapan Shalat Umat Muslim.

5) TINGKULUAK TALAKUANG

Umumnya, Tingkuluak Ini Dikenakan Dalam Kegiatan Sehari-Hari. Namun Tidak Jarang
Juga Tingkuluak Ini Dikenakan Untuk Mengundang Orang Agar Menghadiri Hajatan Dan
Kegiatan Mamanggai.

6) TINGKULUAK KOTO GADANG

Tingkuluak Ini Digunakan Oleh Pengantin Wanita Di Koto Gadang Saat Mereka Menikah.
Penutup Kepala Ini Terbuat Dari Bahan Beludru Berwarna Ungu Tua Atau Merah Dan
Berbentuk Persegi Panjang.
G. DUKUH (KALUNG)

Dukuh mengisyaratkan bahwa wanita Minang selalu berada dalam lingkaran kebenaran
sebagaimana kalung yang melingkari lehernya. Tidak hanya itu, dukuh juga memberikan
isyarat tentang pendirian yang kok dan sulit untuk goyah jika sudah berada di atas kebenaran.

H. GALANG (GELANG)

Galang yang melingkar di pergelangan tangan memberikan isyarat bahwa semua hal ada
batasnya. Lebih jelasnya, dalam melakukan sesuatu, seseorang harus mengerti batas
kemampuanya.

3. PAKAIAN PENGHULU

Pakaian penghulu merupakan pakaian adat Minang yang digunakan oleh kaum pria. Baju ini
juga disebut sebagai Baju Pemangku Adat. Baju ini tidak dapat digunakan oleh sembarang
orang dan ada tata cara tertentu agar dapat mengenakannya. Jaman dulu, pakaian ini hanya
boleh digunakan oleh kepala suku.

Baju Penghulu memiliki warna hitam yang melambangkan ketegasan dan kepemimpinan.
Kaum pria merupakan pemimpin wanita. Di samping itu, karena baju ini hanya boleh
digunakan oleh kepala suku, maka baju ini juga melambangkan kepemimpinan suku.

Namun di jaman sekarang pakaian ini bisa juga digunakan oleh mempelai pria saat menikah.
Ada beberapa pelengkap baju penghulu, sebagaimana penjelasan yang akan kita bahas di
bawah ini.

A. DETA ATAU DESTAR

Deta atau Destar merupakan penutup kepala yang digunakan oleh laki-laki Minang saat
mereka mengenakan pakaian tradisional Minang. Penutup kepala ini memiliki keunikan yang
disesuaikan berdasarkan status sosial seseorang. Warnanya beragam namun yang paling
sering dipilih adalah kain warna hitam.

Deta dipakai dengan cara melilitkan kain di kepala pria. Deta raja merupakan Deta yang
memiliki tingkatan paling tinggi karena terbuat dari bahan dengan kualitas yang lebih baik
dari Deta lainnya. Kerutan pada Deta memberikan nasehat agar kepala adat hendaknya
berfikir mendalam sampai mengerutkan kening sebelum berbicara.

Deta yang sering digunakan bersama baju penghulu oleh pemangku adat adalah Deta Saluak
Batimbo. Sementara untuk rakyat biasa biasanya menggunakan Deta Ameh dan Deta Cilien
Manurun yang bentuknya sangat sederhana dan sering digunakan untuk melakukan kegiatan
sehari-hari.
B. SASAMPIANG

Merupakan kain songket yang berupa selendang yang dikenakan di bahu oleh pria dengan
cara menyilang. Sasampiang memiliki makna seorang pria hendaknya memiliki ilmu
pengetahuan dan keberanian sehingga mereka dapat memimpin dengan baik.

C. SANDANG

Sandang merupakan ikat pinggang yang juga digunakan oleh pria Minang yang mengartikan
ikatan persaudaraan sesama orang Minang di manapun berada. Sandang berupa kain
berwarna merah yang diikatkan pada Cawek (celana longgar). Berwarna merah untuk
melambangkan ketaatan pada adat Minang yang berlaku.

D. CAWEK

Cawek merupakan celana longgar yang dipakai oleh kaum pria. Agar dapat digunakan
dengan baik, cawek selalu dipasangkan dengan sandang.

E. TUNGKEK

Tungkek merupakan tongkat yang digenggam dengan tangan kanan dan memiliki makna
bahwa yang membawanya adalah orang yang harus bertanggung jawab dan amanah.

F. KERIS

Senjata tradisional yang digunakan dalam menggunakan baju penghulu adalah keris yang
memiliki makna kesabaran, tidak mudah terbakar emosi, rasional, dan memikirkan segalanya
demi kebaikan. Keris digunakan oleh pria Minang dengan cara disematkan di pinggang.

D. MAKNA PAKIAN ADAT

Pakaian Adat Minangkabau Memiliki Makna Yang Mendalam. Pakaian Adat Minangkabau
Melambangkan Kesederhanaan, Kesopanan, Dan Keanggunan.

Pakaian Adat Minangkabau Juga Melambangkan Kebanggaan Dan Kecintaan Terhadap


Budaya Minangkabau.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pakaian Adat Minangkabau Merupakan Salah Satu Kekayaan Budaya Minangkabau Yang
Perlu Dilestarikan. Pakaian Adat Minangkabau Memiliki Ciri Khas Yang Unik Dan Berbeda
Dari Pakaian Adat Daerah Lain Di Indonesia. Pakaian Adat Minangkabau Melambangkan
Kesederhanaan, Kesopanan, Dan Keanggunan. Pakaian Adat Minangkabau Juga
Melambangkan Kebanggaan Dan Kecintaan Terhadap Budaya Minangkabau.

B. SARAN

Untuk Melestarikan Pakaian Adat Minangkabau, Perlu Dilakukan Berbagai Upaya, Antara
Lain:

Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Minangkabau Akan Pentingnya Melestarikan Budaya


Minangkabau, Termasuk Pakaian Adatnya.

Memberikan Pendidikan Tentang Budaya Minangkabau, Termasuk Pakaian Adatnya, Kepada


Generasi Muda.

Mengadakan Berbagai Kegiatan Yang Dapat Memperkenalkan Pakaian Adat Minangkabau


Kepada Masyarakat Luas.

Dengan Upaya-Upaya Tersebut, Diharapkan Pakaian Adat Minangkabau Dapat Terus Lestari
Dan Menjadi Kebanggaan Masyarakat Minangkabau.
DAFTAR PUSTAKA

 Agustina, Candra dan Tri Wahyudi. 2015. “Aplikasi Game Pendidikan Berbasis
Android Untuk Memperkenalkan Pakaian Adat Minangkabau”. Jurnal Ekspresi Seni.

 Febrina. 2013. “Studi Busana Pengantin Tradisional Di Alam Surambi Sungai Pagu
Kabupaten Solok Selatan”. Skripsi. Universitas Negeri Padang.

 Imelda, Desra. 2016. “Revitalisasi Baju Kuruang Basiba Minangkabau”. Jurnal


Ekspresi Seni.

 Muhsin Ilhaq. 2018. “Keris Dalam Budaya Minangkabau : „Visualisasi Nilai


Kepemimpinan Pangulu”. Besaung Seni Desain Dan Budaya.

 Jandra, M. n.d. “Pakaian Adat Minangkabau”.

 Https://Www.Gramedia.Com/Literasi/Pakaian-Adat-Sumatera-Barat/

You might also like