You are on page 1of 11

Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 17, No. 2, Oktober 2023, 90─100 doi: https://doi.org/10.9744/pemasaran.17.2.

90-100
p-ISSN 1907-235X / e-ISSN 2597-615X

ANALISIS PERAN EMOTIONAL BRANDING STRATEGY DALAM


MENINGKATKAN LOYALITAS PENGUNJUNG PUSAT PERBELANJAAN

Fatchur Rohman1*, Alfalasifatul Azizah2


1,2
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya
Jl. MT. Haryono No.165, Ketawanggede, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65300, Indonesia
*Penulis korespondensi; E-mail: fatchur@ub.ac.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh langsung brand experience terhadap brand image, brand
satisfaction, dan brand loyalty dalam konteks pengunjung pusat perbelanjaan. Populasi penelitian terdiri dari pengunjung pusat
perbelanjaan atau mal dengan usia 18 tahun ke atas. Sampel penelitian sebanyak 218 responden dengan teknik penarikan
sampel purposive. PLS-SEM digunakan untuk menguji validitas, reliabilitas instrumen, dan hipotesis penelitian. Hasil
pengujian hipotesis menunjukkan bahwa brand satisfaction memediasi hubungan antara brand experience dan brand loyalty.
Selain itu, brand trust juga memediasi hubungan antara brand experience dan brand loyalty. Secara teoritis, penelitian ini
memberikan kontribusi dalam pemahaman tentang bagaimana faktor-faktor ini saling berhubungan dalam membentuk brand
loyalty. Secara praktis, temuan penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk merumuskan strategi dalam meningkatkan
loyalitas pengunjung pusat perbelanjaan atau mal.

Kata kunci: brand loyalty, brand relationship quality, customer experience management.

Abstract: This research aims to examine the direct influence of brand experience on brand image, brand satisfaction, and
brand loyalty in the context of shopping center visitors. The study population consists of shopping center or mall visitors aged
18 and above. A sample of 218 respondents was selected purposive sampling technique. PLS-SEM was used to test the validity,
instrument reliability, and research hypotheses. The results of hypothesis testing indicate that brand satisfaction mediates the
relationship between brand experience and brand loyalty. Additionally, brand trust also mediates the relationship between
brand experience and brand loyalty. Theoretically, this research contributes to understanding how these factors are
interconnected in shaping brand loyalty. Practically, the findings of this research can be used as a basis for formulating
strategies to enhance the loyalty of shopping center or mall visitors.

Keywords: brand loyalty, brand relationship quality, customer experience management.

PENDAHULUAN perusahaan, menciptakan diferensiasi. Citra merek


yang kuat juga menciptakan hambatan masuk bagi
Merek (brand) tidak hanya merupakan sebuah pesaing baru dan mendukung pengembangan produk
logo, nama, atau identitas yang melekat pada sebuah melalui strategi brand extension. (Deng & Messinger,
produk atau jasa layanan. Merek juga dapat menjadi 2022).
sebuah persepsi dari pelanggan atau pemangku Pentingnya peran dari manajemen merek,
kepentingan (stakeholder) lain dari sebuah perusahaan menarik minat berbagai penelitian terdahulu untuk
(Dwivedi et al., 2018). Sebagai sebuah identitas, merek menjelaskan secara teoritis bagaimana proses penge-
dapat mengembangkan sebuah citra yang memuat lolaan dan pengembangan merek oleh perusahaan.
nilai, kepribadian, atau janji yang ditawarkan oleh Salah satu konsep yang menjelaskan pentingnya
produk atau jasa layanan yang dihasilkan oleh manajemen merek yang baik dalam menciptakan
perusahaan. Citra merek (brand image) yang baik loyalitas terhadap merek (brand loyalty) adalah Brand
dapat dibentuk melalui manajemen merek (brand Relationship Quality (BRQ). Salah satu pengembang
management) yang tepat (Essamri et al., 2019; konsep BRQ adalah Susan Fournier, dalam artikel
Kapferer, 2012). Untuk mencapai tujuan tersebut, jurnal yang berjudul “Consumers and Their Brands:
perusahaan atau secara khusus manajemen pemasaran Developing Relationship Theory in Consumer
(marketing management) memiliki tanggung jawab Research” di tahun 1998. Pada konsep BRQ, Susan
untuk memastikan elemen-elemen pembentuk citra Fournier memperkenalkan tiga konstruk yang saling
merek dikelola dan dikembangkan dengan baik. berkaitan untuk menjelaskan hubungan di antara
Pengelolaan citra merek yang baik memiliki merek dan pelanggan. Tiga konstruk tersebut antara
manfaat strategis penting bagi perusahaan. Di tengah lain: kepercayaan (trust), kepuasan (satisfaction), dan
persaingan bisnis yang ketat, citra merek dapat menjadi komitmen (commitment).
keunggulan kompetitif utama. Citra merek yang unik Komitmen merupakan bentuk keterikatan pe-
mempermudah identifikasi produk dan layanan langgan terhadap sebuah pruduk, dimana komitmen

90
Rohman: Analisis Peran Emotional Branding Strategy 91

terhadap merek yang tinggi dicerminkan oleh ke- memprediksi tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan
inginan pelanggan untuk mempertahankan hubungan akan meningkat di tahun 2022. Sehingga, observasi di
jangka panjang dengan merek tersebut. Hubungan ini awal tahun 2023 merupakan periode yang tepat untuk
dapat ditunjukkan oleh perilaku loyal terhadap merek menguji apakah strategi brand experience yang pusat
(brand loyalty). Adopsi beberapa penelitian terdahulu perbelanjaan hadirkan dapat menciptakan brand
membuktikan bahwa kepercayaan terhadap merek loyalty pada pengunjungnya.
(brand trust) dan kepuasan terhadap merek (brand Brand experience juga merupakan salah satu
satisfaction) merupakan dua determinan utama dari upaya yang potensial sebagai solusi atas tantangan dari
loyalitas merek (Hwang et al., 2021; Atulkar, 2020; pertumbuhan online marketplace yang meningkat di
Song et al., 2019; Menidjel et al., 2017; Molinillo et al., sepanjang masa pandemi. Tantangan ini mewajibkan
2017; Sahin et al., 2011; Rust and Zahorik, 1993; pengelola mal menerapkan langkah strategis yang
Thomas, 2013; Beerli et al, 2004). tepat untuk menarik minat pengunjung kembali
Berdasarkan perspektif Customer Experience berbelanja secara fisik. Berdasarkan perspektif CEM,
Management (CEM), salah satu faktor yang menjadi pusat perbelanjaan yang dapat menciptakan pengalaman
bagian penting dari terbentuknya kepuasan terhadap berbelanja yang unik dan menarik dapat memberikan
produk atau jasa layanan. CEM merupakan salah satu kesan positif terhadap pusat perbelanjaan tersebut.
pendekatan strategis yang memiliki fokus untuk Untuk menciptakan pengalaman berbelanja tersebut,
menciptakan dan meningkatkan pengalaman positif pusat perbelanjaan dapat menyediakan lingkungan
pada diri pelanggan melalui interaksi di antara belanja yang nyaman dengan tata letak yang unik dan
pelanggan dengan perusahaan (Wetzels et al., 2023; menarik, menyediakan layanan pelanggan yang baik,
Homburg et al., 2017;). Terdapat beberapa aspek hingga menyelenggarakan aktivitas atau event
penting dalam pendekatan CEM, dua di antaranya berkesan kepada pengunjung. Berdasarkan kondisi
adalah touchpoint optimization dan personalization tersebut, peneliti merasa masa pemulihan pasca
and customization. pandemi merupakan waktu yang tepat untuk mem-
Pada penelitian ini, peneliti mengadopsi konsep peroleh informasi terkait kualitas penciptaan pengalaman
BRQ untuk membentuk dasar kerangka model terhadap merek (brand experience) yang pengelola
konseptual yang dapat digunakan untuk menganalisis pusat perbelanjaan atau mal lakukan.
hubungan di antara kepercayaan (trust), kepuasan Penelitian ini adalah penelitian konklusif dengan
(satisfaction), serta komitmen dalam bentuk loyalitas pendekatan kuantitatif. Peneliti menguji bagaimana-
pelanggan terhadap sebuah merek. Untuk melengkapi kah peran dari brand experience dalam membentuk
model dasar BRQ yang diadopsi, peneliti menam- brand trust dan brand loyalty pada pengunjung pusat
bahkan sebuah variabel determinan yaitu brand perbelanjaan berupa mall. Selain itu, peneliti juga
experience yang diduga memiliki peran dalam men- menguji brand trust sebagai variabel mediasi untuk
ciptakan kepercayaan dan kepuasan terhadap sebuah hubungan di antara brand experience dan brand
merek. Kerangka model konseptual yang dibentuk, loyalty. Data hasil survei penelitian kemudian peneliti
akan diuji kesesuaiannya dalam mendeskripsikan analisis menggunakan Structural Equation Modelling
hubungan di antara konstruk-konstruk tersebut pada (SEM) dengan pendekatan Partial Least Square atau
objek pelanggan pusat perbelanjaan. PLS-SEM.
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di awal Objek penelitian adalah pengunjung dari pusat
tahun 2023, untuk menguji bagaimana improvisasi perbelanjaan yang berada di wilayah Jawa Timur,
brand experience di pusat perbelanjaan mungkin dapat dengan prioritas utama Kota Surabaya dan Kota
meningkatkan brand loyalty terhadap pusat perbe- Malang. Pemilihan lokasi penelitian adalah karena dua
lanjaan tersebut. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kota tersebut memiliki kepadatan penduduk tertinggi
kebijakan terkait social distancing yang ditetapkan untuk wilayah Jawa Timur. Metode purposive random
oleh Pemerintah selama masa Pandemi yang di- sampling digunakan untuk pemilihan responden
sebabkan oleh Corona Virus Disease (Covid-19) di penelitian, dengan kriteria berusia lebih dari 18 tahun
periode tahun 2019 s.d 2021, mempengaruhi secara dan pernah mengunjungi pusat perbelanjaan yang
signifikan kegiatan operasional dari mal yang ber- sama minimal 2 kali. Jumlah responden yang di-
gantung pada interaksi sosial yang terjadi pada saat tetapkan adalah minimal 200 orang sesuai dengan
pengunjung berbelanja di pusat perbelanjaan tersebut. saran minimum sampel penelitian untuk analisis SEM-
Pasca berakhirnya pandemi dan kebijakan social PLS yang disampaikan oleh (Hair Jr et al., 2021).
distancing kunjungan di pusat perbelanjaan diprediksi Seluruh hipotesis penelitian diterima karena memiliki
akan kembali ke kondisi sebelum masa pandemi. nilai t-statistics yang lebih tinggi dari nilai t-table pada
Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) data sampel. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
92 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 17, NO. 2, OKTOBER 2023: 90─100

bahwa brand satisfaction memediasi hubungan antara di setiap tahap proses pembelian, serta kualitas dari
brand experience dan brand loyalty. Selain itu, brand interaksi pada masing-masing dimensi pengukuran.
trust juga memediasi hubungan antara brand experience Kualitas pengalaman yang baik telah ditemukan
dan brand loyalty. sebagai salah satu determinan penting dari loyalitas
pelanggan (Hwang & Seo, 2016; Prebensen &
Brand Relationship Quality (BRQ) Rosengren, 2016; Ismail et al., 2011; Schouten et al.,
2007; Mascarenhas et al., 2006). Berdasarkan perspektif
Konsep BRQ menjelaskan bahwa komitmen CEM dan hasil dari penelitian terdahulu, maka
pelanggan terhadap merek dihasilkan oleh keper- hipotesis keempat yang dapat dibentuk untuk pene-
cayaan (trust) dan kepuasan (satisfaction) dari pe- litian ini adalah:
langgan terhadap merek. Apabila nilai (value) yang H4 : Brand experience memiliki pengaruh signifikan
diberikan oleh merek dalam bentuk produk atau jasa terhadap brand loyalty.
layanan dapat melebihi ekspektasi yang diharapkan
oleh pelanggan sebelum mengkonsumsi atau ber- Integrasi Brand Relationship Quality dan Customer
interaksi dengan merek tersebut, maka akan tercipta Experience Management (CEM)
kepuasan terhadap merek. Pada berbagai jenis produk
atau jasa layanan, kepuasan pelanggan telah menjadi Melalui perspektif Brand Relationship Quality
salah satu faktor determinan utama dari loyalitas (BRQ) tingkat komitmen yang ditunjukkan oleh
pelanggan (Hwang et al., 2021; El-Adly, 2019; Sahin pelanggan terhadap suatu merek, dapat dibentuk dari
et al., 2011; Rust & Zahorik, 1993; Thomas, 2013; kepuasan (satisfaction) dan kepercayaan (trust) ter-
Beerli et al, 2004. Berdasarkan pemaparan konsep hadap merek tersebut. Kepuasan dibentuk dari hasil
serta hasil dari penelitian terdahulu terkait hubungan di evaluasi positif dari pelanggan terhadap kemampuan
antara kepuasan dan loyalitas, hipotesis pertama yang dari merek dalam memberikan nilai (value) dalam
dapat dibentuk pada penelitian ini adalah: bentuk produk atau jasa layanan yang melebihi
H1 : Brand satisfaction memiliki pengaruh signi- ekspektasi pelanggan. Sementara itu, kepercayaan
fikan terhadap brand loyalty. pelanggan terhadap sebuah merek dibentuk dari
Berdasarkan konsep BRQ kepercayaan dapat konsistensi dalam memberikan nilai yang sesuai
dibentuk apabila merek dapat memberikan nilai dengan janji atau promosi yang dilakukan oleh merek.
produk atau jasa layanan yang dapat memenuhi Berdasarkan perspektif tersebut, kepuasan yang ter-
ekspektasi pelanggan, dengan demikian terdapat bentuk dari kemampuan merek untuk memberikan
dugaan bahwa terdapat hubungan di antara brand nilai (value) yang sesuai dengan ekspektasi pelanggan
satisfaction dengan brand trust. Dugaan tersebut diduga memiliki pengaruh positif terhadap tingkat
diperkuat dengan hasil penelitian terdahulu yang kepercayaan pelanggan terhadap merek.
menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan Berdasarkan konsep Customer Experience
dari konstruk kepuasan pelanggan dengan keper- Management (CEM), hasil interaksi di antara pe-
cayaan pelanggan (Al-Ansi & Han, 2019; Chen & langgan dan perusahaan dapat membentuk kualitas
Phou, 2013). Merek yang dapat memberikan nilai pengalaman pada diri pelanggan. Interaksi di antara
produk atau jasa layanan yang memenuhi ekspektasi pelanggan dan perusahaan yang membentuk kualitas
pelanggan secara konsisten juga diduga memiliki pengalaman tidak hanya terjadi pada saat transaksi,
peran penting dalam membentuk komitmen pelanggan namun dapat ditemukan pada seluruh proses pem-
terhadap sebuah merek dalam bentuk loyalitas. Ber- belian oleh pelanggan. Konsistensi dalam menciptakan
dasarkan pemaparan konsep serta hasil penelitian interaksi yang baik pada setiap tahap dari proses pem-
terdahulu, hipotesis kedua dan ketiga yang dapat belian pelanggan, dapat meningkatkan kualitas
dibentuk pada penelitian ini adalah: pengalaman pada diri pelanggan. Dalam konteks
H2 : Brand satisfaction memiliki pengaruh signifi- merek, kualitas pengalaman dikembangkan menjadi
kan terhadap brand trust. konstruk kualitas pengalaman merek (brand experience).
H3 : Brand trust memiliki pengaruh signifikan terhadap Pada konstruk tersebut, interaksi yang terjadi di antara
brand loyalty. merek dan pelanggan diukur menggunakan empat
Berdasarkan dimensi-dimensi pengukuran dimensi, yaitu sensory, affective, intellectual, dan
tersebut, maka setiap interaksi yang terjadi pada setiap behavioral.
tahap proses pembelian oleh pelanggan akan mem- Brand experience telah ditemukan menjadi salah
bentuk kualitas pengalaman yang berbeda-beda. Hal satu determinan penting yang dapat mempengaruhi
ini terkait dengan konsistensi dari merek untuk men- kepuasan pelanggan terhadap merek (Pabla & Soch,
ciptakan interaksi yang berkualitas dengan pelanggan 2023; Lin, 2015; Yao et al., 2013; Chinomona, 2013;
Rohman: Analisis Peran Emotional Branding Strategy 93

Nysveen et al,. 2013; Iglesias et al., 2011, Şahin et al., Metode Pengumpulan Data
2011; Brakus et al., 2009). Selain itu, konsistensi dalam
menghasilkan pengalaman positif juga ditemukan Dalam penelitian ini, data dikumpulkan melalui
memiliki pengaruh terhadap kepercayaan pelanggan kuesioner self-administered yang diberikan secara fisik
(Moraga & Barra, 2023; Moraga et al., 2021; Brun et dan online kepada responden target. Kuesioner fisik
al., 2020; Kumar & Kaushik, 2018). Berdasarkan hasil disebarkan kepada pengunjung pusat perbelanjaan di
temuan penelitian terdahulu, peneliti menduga terdapat pintu keluar pusat perbelanjaan setelah mereka ber-
peran penting dari konstruk brand experience terhadap kunjung. Untuk memastikan bahwa responden meme-
manajemen hubungan pelanggan dengan merek pada nuhi kriteria yang ditetapkan, ada pertanyaan awal
konsep BRQ. Dengan demikian, integrasi di antara dua untuk skrining dan eliminasi. Data diukur menggu-
konsep ini dapat diwujudkan ke dalam sebuah nakan skala Likert 7 poin, dengan nilai 1 untuk "sangat
kerangka konseptual baru yang diharapkan dapat men- tidak setuju" dan nilai 7 untuk "sangat setuju" terhadap
jelaskan dengan komprehensif hubungan-hubungan di pernyataan dalam kuesioner.
antara konstruk yang telah diidentifikasi. Hipotesis
keenam dan ketujuh yang dapat dibentuk dari integrasi Metode Analisis Data
dua konsep dalam kerangka model konseptual yang
diajukan antara lain: Analisis Partial Least Square (PLS) digunakan
H5 : Brand experience memiliki pengaruh signifikan untuk proses analisis data yang telah dikumpulkan
terhadap brand satisfaction. melalui instrumen penelitian. Terdapat tiga tahap
H6 : Brand experience memiliki pengaruh signifikan analisis untuk data yang telah dikumpulkan pada
terhadap brand trust. penelitian ini yaitu: analisis outer model, analisis inner
H7 : Brand satisfaction memiliki peran mediasi untuk model, dan analisis hipotesis. Seluruh analisis data di-
hubungan brand experience dan brand loyalty. lakukan menggunakan perangkat lunak SmartPLS 3.6.
H8 : Brand trust memiliki peran mediasi untuk
hubungan brand experience dan brand loyalty. ANALISA DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN Deskriptif Responden Penelitian

Desain Penelitian Jangka waktu penyebaran kuesioner penelitian


adalah dua bulan, dimulai dari bulan Juni sampai
Desain penelitian ini adalah desain explanatory. dengan Juli 2023. Sejumlah total 218 kuesioner yang
Tujuan utama dari penelitian ini adalah menjelaskan dikembalikan memiliki data lengkap untuk analisis
proses terbentuknya brand loyalty oleh konstruk- pada kegiatan penelitian ini. Tidak terdapat perbedaan
konstruk eksogen di dalam kerangka model konseptual signifikan dari jumlah pengunjung dengan jenis
yang telah dibangun. Konstruk eksogen yang dimaksud kelamin laki-laki atau perempuan yang berpartisipasi
antara lain: brand experience, brand satisfaction, dan pada kegiatan penelitian ini. Perbandingannya antara
brand trust. laki-laki 45.87%, dan perempuan 51.39%. Responden
berusia 18-24 tahun (24.31%), 25-34 tahun (21.10%),
Populasi Sampel 35-44 tahun (16.06%), lebih dari 44 tahun (38.53%),
dimana apabila berdasarkan persebaran demografi
Pada kegiatan penelitian ini, populasi penelitian dapat terlihat bahwa pusat perbelanjaan atau mal dapat
yang ditetapkan adalah individu berusia 18 tahun atau menarik minat seluruh kelompok usia secara merata.
lebih yang telah mengunjungi pusat perbelanjaan atau Berdasarkan kategori pendidikan terakhir, dapat di-
mal lebih dari dua kali. Jumlah populasi tidak terbatas indikasi bahwa pengunjung pusat perbelanjaan hampir
sehingga metode penetapan sampel yang sesuai adalah sebagian besar telah menyelesaikan pendidikan di
non-probability sampling. Jumlah sampel yang dibu- jenjang sarjana (47.25%). Terakhir, distribusi frekuensi
tuhkan untuk analisis PLS ditetapkan menggunakan responden menunjukkan bahwa pengunjung pusat per-
teknik estimasi Maximum Likelihood Estimation belanjaan atau mal hampir sebagian besar memiliki
(MLE), yaitu minimal sebesar 200 responden (Hair, et pendapatan di rentang Rp 1.500.000,- s.d Rp 4.500.000,-
al. 2014). (40.37%).
94 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 17, NO. 2, OKTOBER 2023: 90─100

Tabel 1. Informasi demografis responden yaitu mengobservasi dan menjelaskan proses terbentuk-
Persentase nya brand loyalty pada pengunjung pusat perbelanjaan
Kategori Kelompok
(N=218) dari kualitas pengalaman berbelanja di pusat perbe-
Jenis Laki-laki 45.87% lanjaan. Nilai rata-rata (mean) masing-masing item
Kelamin Perempuan 54.13% pengukuran berada di kuadran 5 yang menunjukkan
18 s.d 24 tahun 24.31% respon setuju terhadap pernyataan-pernyataan yang
25 s.d 34 tahun 21.10% terdapat di kuesioner. Standar deviasi dari data yang
Usia
35 s.d 44 tahun 16.06% dikumpulkan melalui kuesioner masih berada di bawah
> 44 tahun 38.53%
nilai 1.58 yang menunjukkan bahwa distribusi poin
SMA/SMK 15.60%
jawaban masih berada di kriteria normal (Iaobucci, 2010).
Diploma 5.05%
Pendidikan
Sarjana 47.25%
Terakhir Analisis Outer Model
Magister 29.36%
Doktor 2.75%
Rp 1.500.000,- s.d 40.37% Pada langkah ini, analisis outer model dilakukan
Rp 3.000.000,- untuk mengevaluasi kecocokan antara item pengu-
Rp 3.000.000,- s.d 16.97% kuran dengan konstruk dalam kerangka model pe-
Pendapatan/
Rp 4.500.000,- nelitian. Langkah ini memastikan bahwa data yang
Bulan
Rp 4.500.000,- s.d 23.85% digunakan mencerminkan pengukuran yang benar
Rp 6.000.000,- terhadap konstruk yang diobservasi dalam model
> Rp 6.000.000,- 18.81% penelitian kami. Kriteria yang harus dipenuhi adalah
nilai outer loading dari masing-masing item pengukuran
Hasil Analisis Data melebihi 0.7, atau jika nilai Average Variance
Extracted (AVE) dari konstruk yang diwakili oleh item
Pada tahap ini, data yang telah dikumpulkan dari tersebut lebih dari 0,6 (Hair, et al. 2014).
218 responden kami analisis menggunakan metode Hasil analisis menunjukkan bahwa semua nilai
Partial Least Square (PLS). Proses analisis data me- outer loading melebihi ambang batas validitas konver-
libatkan tiga tahap, yaitu analisis outer model, analisis gen yang ditetapkan (di atas 0.7) sebagaimana ditun-
inner model, dan pengujian hipotesis. jukkan pada Tabel 3. Hasil ini menunjukkan bahwa
Tabel 2 menampilkan definisi operasional dari semua item pengukuran sesuai untuk mengukur konstruk
variabel-variabel yang diobservasi pada penelitian ini. yang mereka wakili, dan data yang digunakan men-
Seluruh variabel diukur sebagai uni-dimensional cerminkan dengan baik pengukuran terhadap konstruk
construct sesuai dengan tujuan dan desain penelitian dalam model konseptual.

Tabel 2. Definisi operasional variabel


Variabel Definisi Operasional Item Mean ST. Dev
BE1 5.75 1.18
BE2 5.83 1.07
Respon subjektif dari pelanggan yang muncul dari pengalaman BE3 5.78 1.16
Brand Experience yang diperoleh ketika berinteraksi dengan sebuah merek. (Brakus
et al, 2009). BE4 5.25 1.50
BE5 5.44 1.28
BE6 5.62 1.22
Hasil evaluasi pelanggan terhadap performa dari sebuah merek BS1 5.43 1.27
Brand
dalam memenuhi ekspektasi pelanggan terhadap merek tersebut BS2 5.50 1.23
Satisfaction
(Kesari & Atulkar, 2016). BS3 5.67 1.17
Pengukuran terhadap tingkat kepercayaan pelanggan terhadap BT1 5.82 1.05
kehandalan, kredibilitas, dan kemampuan dari sebuah merek dalam BT2 5.79 1.11
Brand Trust
memberikan nilaiyang ditawarkan dari sebuah produk atau jasa
layanan (Sohaib & Han, 2023). BT3 5.52 1.25
BL1 5.61 1.20
Tingkat komitmen pelanggan terhadap sebuah merek yang dapat
Brand Loyalty BL2 5.70 1.16
ditunjukkan dalam bentuk afeksi dan perilaku (Edelman, 2010).
BL3 5.52 1.28
Rohman: Analisis Peran Emotional Branding Strategy 95

Selanjutnya, pengujian validitas diskriminan untuk setiap konstruk melebihi ambang batas ideal
dilakukan dengan melihat hasil uji fornell-larcker sebesar 0,6. Temuan ini menunjukkan bahwa setiap
criterion (Tabel 4). Hasilnya menunjukkan bahwa nilai item pengukuran memiliki reliabilitas yang baik dalam
fornell larcker dari masing-masing konstruk lebih membentuk konstruk yang mereka wakili.
besar ketika dipasangkan dengan konstruknya sendiri. Temuan analisis outer ini memberikan keyakinan
Hasil ini menandakan bahwa validitas diskriminan bahwa konstruk yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh, yang berarti bahwa item pengukuran dari memiliki validitas dan reliabilitas yang kuat. Dengan
konstruk yang berbeda tidak saling tumpang tindih dan kata lain, item-item pengukuran dari konstruk Brand
mengukur konstruk yang berbeda-beda sesuai dengan Experience, Brand Loyalty, Brand Satisfaction, dan
kerangka model konseptual. Brand Trust telah terbukti dapat mengukur konstruk
Selanjutnya, uji keandalan komposit (composite yang mereka wakili dengan baik. Selain itu, tidak ada
reliability) dilakukan dengan memeriksa nilai Average masalah validitas diskriminan, sehingga tidak ada
Variance Extracted (AVE) dari masing-masing tumpang tindih dalam pengukuran antara konstruk
konstruk. Hasilnya menunjukkan bahwa nilai AVE yang berbeda.

Tabel 3. Nilai validitas dan reliabilitas konstruk


Loadings AVE Cronbach
Brand Experience (BE) 0.718
Pusat perbelanjaan ini menciptakan kesan yang menyenangkan untuk
BE1 0.848
saya
Saya merasa pusat perbelanjaan ini memiliki daya tarik sensori yang
BE2 menarik (contoh: penataan ruang visual, pemilihan musik di dalam 0.816
ruangan, dsb.)
Berbelanja di pusat perbelanjaan ini menciptakan perasaan senang
BE3 0.879
untuk saya
Saya merasa memiliki ikatan emosional yang positif dengan pusat
BE4 0.841
perbelanjaan ini
BE5 Saya dapat melakukan berbagai jenis aktivitas di pusat perbelanjaan ini 0.812
Saya memperoleh pengalaman berbelanja yang menyenangkan di
BE6 0.886
pusat perbelanjaan ini
Brand Satisfaction (BS) 0.859 0.674
BS1 Saya merasa puas terhadap kunjungan saya pada pusat perbelanjaan ini 0.923
Kunjungan saya pada pusat perbelanjaan ini memenuhi ekspektasi dan
BS2 0.960
harapan saya
Saya merasa keputusan saya mengunjungi pusat perbelanjaan ini
BS3 0.896
adalah keputusan yang tepat
Brand Trust (BT) 0.804 0.682
BT1 Saya memiliki kepercayaan terhadap pusat perbelanjaan ini 0.927
BT2 Saya yakin pusat perbelanjaan ini dapat memenuhi kebutuhan saya 0.884
Saya percaya terhadap keamanan dalam berbelanja di pusat
BT3 0.878
perbelanjaan ini
Brand Loyalty (BL) 0.836 0.718
BL1 Saya akan menceritakan hal-hal positif tentang pusat perbelanjaan ini 0.908
BL2 Saya akan mengunjungi pusat perbelanjaan ini lagi di kemudian hari 0.917
Saya akan merekomendasikan pusat perbelanjaan ini ke kerabat
BL3 0.922
terdekat saya
AVE = Average Variance Extracted

Tabel 4. Hasil fornell-larcker criterion


BE BL BS BT
Brand Experience 0.847
Brand Loyalty 0.787 0.916
Brand Satisfaction 0.822 0.814 0.927
Brand Trust 0.782 0.767 0.797 0.897
96 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 17, NO. 2, OKTOBER 2023: 90─100

Analisis Inner Model tinggi dari nilai t-table pada data sampel dengan jumlah
di atas 200.
Analisis inner model dilakukan untuk meng- Hubungan brand satisfaction dengan brand
evaluasi sejauh mana kerangka penelitian yang telah loyalty dirumuskan dalam hipotesis pertama, yaitu
dibentuk mampu menjelaskan hubungan antara brand satisfaction memiliki pengaruh signifikan terhadap
konstruk-konstruk yang ada. Analisis inner model brand loyalty. Hasil pengujian hipotesis penelitian
mengevaluasi dua indikator penting, yaitu nilai koefisien terbukti berpengaruh terhadap brand loyalty. Dengan
determinant (R2) dan nilai predictive relevance (Q2). demikian, temuan ini sesuai dengan hasil penelitian
Nilai koefisien determinan (R2) mengukur sejauh terdahulu (Hwang et al., 2021). Temuan ini me-
mana konstruk independen mempengaruhi konstruk nunjukkan bahwa ketika pelanggan puas dengan penga-
dependen. Semakin tinggi nilai R2, semakin besar laman mereka menggunakan merek, mereka cenderung
kemampuan konstruk independen dalam menjelaskan lebih setia dan terikat pada merek tersebut. Keper-
variasi pada konstruk dependen yang dipengaruhinya. cayaan terhadap merek tumbuh karena pengalaman
Pada Tabel 1 ditunjukkan bahwa semua konstruk positif yang menghasilkan kepuasan. Dengan me-
endogen, memiliki nilai cronbach alpha (R2) yang mastikan pelanggan merasa puas dengan produk atau
cukup tinggi, mencapai di atas 0,67. Temuan ini me- layanan yang mereka terima, merek dapat membangun
nunjukkan bahwa model hubungan yang dibentuk hubungan jangka panjang dengan pelanggan, yang
untuk setiap konstruk memiliki kekuatan yang kuat pada gilirannya meningkatkan loyalitas dan dukungan
dalam menjelaskan hubungan antar variabel. terhadap merek tersebut.
Selanjutnya, nilai predictive relevance (Q2) meng- Hubungan brand satisfaction dengan brand trust
indikasikan sejauh mana konstruk eksogen mampu dirumuskan dalam hipotesis kedua, yaitu brand satis-
memprediksi konstruk endogen dengan baik. Nilai Q2 faction memiliki pengaruh signifikan terhadap brand
yang mendekati 1 menunjukkan kemampuan prediktif trust. Hasil pengujian hipotesis penelitian terbukti ber-
yang tinggi. Hasil analisis menunjukkan bahwa semua pengaruh terhadap brand trust. Dengan demikian, temu-
konstruk endogen dapat diprediksi dengan baik oleh an ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu (Al-Ansi
konstruk eksogen mereka, dengan nilai predictive & Han, 2019; Chen & Phou, 2013. Temuan ini menun-
relevance di atas 0.5. jukkan bahwa ketika pelanggan merasa puas dengan
pengalaman mereka menggunakan merek, hal ini cen-
Hasil Pengujian Hipotesis derung meningkatkan kepercayaan mereka terhadap
merek tersebut. Merek yang mampu secara konsisten
Seluruh hipotesis yang diajukan pada penelitian memberikan produk yang memenuhi ekspektasi pe-
ini diterima karena memiliki nilai t-statistics yang lebih langgan akan membangun kepercayaan yang kuat.

Average R2 = 0.691; Overall GoF = 0.738


** p-val. < 0.01; * p-val. < 0.05
Gambar 1. Standard path coefficients of inner-model PLS-SEM
Rohman: Analisis Peran Emotional Branding Strategy 97

Hasil pengujian hipotesis ketiga penelitian ini signifikan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
menunjukkan bahwa brand trust terbukti berpengaruh yang dilakukan oleh Moraga et al. (2021) yang
terhadap brand loyalty. Temuan ini menunjukkan menjelaskan bahwa konsistensi dalam menghasilkan
brand trust menjadi faktor kunci membentuk komit- pengalaman positif juga ditemukan memiliki pengaruh
men pelanggan terhadap merek, yang berbentuk loyalitas terhadap kepercayaan pelanggan.
pelanggan. Ketika pelanggan mempercayai merek, Hipotesis ketujuh, hipotesis ini mengemukakan
mereka cenderung lebih setia dan komitmen terhadap bahwa brand satisfaction, atau kepuasan terhadap
merek tersebut. Mereka merasa yakin bahwa merek merek, memainkan peran mediasi dalam hubungan
akan terus memberikan nilai yang dijanjikan, yang mem- antara brand experience (pengalaman merek) dan
buat mereka lebih cenderung untuk mempertahankan brand loyalty (loyalitas terhadap merek). Dalam
hubungan jangka panjang dengan merek tersebut. konteks ini, brand experience yang positif cenderung
Hipotesis keempat, yaitu brand experience me- meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap merek.
miliki pengaruh signifikan terhadap brand loyalty, Ketika pelanggan merasa puas dengan pengalaman
terbukti positif dan signifikan. Hasil temuan ini sejalan yang mereka alami saat berinteraksi dengan merek, ini
dengan penelitian terdahulu (Hwang & Seo, 2016; dapat memperkuat ikatan mereka dengan merek
Prebensen & Rosengren, 2016; Ismail et al., 2011; tersebut, yang pada gilirannya meningkatkan loyalitas
Schouten et al., 2007; Mascarenhas et al., 2006). Temuan mereka. Dengan kata lain, kepuasan pelanggan ber-
ini menjelaskan bahwa kemampuan merek untuk peran sebagai penghubung antara pengalaman merek
memberikan kualitas pengalaman yang positif dalam yang positif dan loyalitas pelanggan.
berbagai dimensi (sensory, affective, intellectual, dan Hipotesis terakhir menunjukkan bahwa brand
behavioral) merupakan salah satu faktor penting dari
trust memiliki peran mediasi untuk hubungan brand
loyalitas pelanggan. Ketika pelanggan mengalami
experience dan brand loyalty. Hipotesis ini menyata-
pengalaman positif dan memuaskan dengan merek
kan bahwa brand trust, atau kepercayaan terhadap
selama seluruh perjalanan pembelian mereka, mereka
cenderung menjadi pelanggan yang setia dan ber- merek, berfungsi sebagai perantara dalam hubungan
komitmen. Ini tercermin dalam perilaku seperti pem- antara brand experience dan brand loyalty. Ketika
belian ulang, rekomendasi merek kepada orang lain, pelanggan memiliki pengalaman positif dengan merek
dan resistensi untuk beralih ke merek pesaing. yang menciptakan tingkat kepercayaan yang tinggi
Brand experience terbukti berpengaruh positif terhadap merek tersebut, ini akan mendorong mereka
terhadap brand satisfaction. Menunjukkan bahwa untuk menjadi lebih setia terhadap merek tersebut.
pengaruh brand experience terhadap brand trust adalah Kepercayaan ini memainkan peran penting dalam
signifikan. Temuan ini sesuai dengan penelitian Pabla membangun hubungan jangka panjang antara pe-
& Soch (2023). Ketika merek yang memberikan langgan dan merek, yang merupakan ciri khas dari
kualitias pengalaman positif dan memuaskan pelanggan, loyalitas pelanggan.
pelanggan cenderung merasa puas dengan merek
tersebut. Hal tersebut kemudian membentuk fondasi KESIMPULAN
yang kuat untuk meningkatkan kepuasan pelanggan
terhadap merek, yang merupakan faktor penting dalam Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa
mempertahankan dan memperkuat hubungan pe- brand satisfaction memiliki pengaruh signifikan ter-
langgan dengan merek. hadap brand loyalty. Temuan ini sesuai dengan hasil
Brand experience terbukti berpengaruh positif penelitian terdahulu Hwang et al. (2021). Hasil pene-
terhadap brand trust. Temuan ini menunjukkan bahwa litian ini juga membuktikan bahwa brand satisfaction
pengaruh brand experience terhadap brand trust adalah memiliki pengaruh signifikan terhadap brand trust.

Tabel 5. Hasil pengujian hipotesis


H Path Coefficient T Statistics P Values Keputusan
H1 BS → BL 0.408 3.202 0.001 Diterima
H2 BS → BT 0.475 3.442 0.001 Diterima
H3 BT → BL 0.228 2.090 0.037 Diterima
H4 BE → BL 0.274 3.552 0.000 Diterima
H5 BE → BS 0.822 28.660 0.000 Diterima
H6 BE → BT 0.392 3.452 0.001 Diterima
H7 BE → BS → BL 0.335 3.277 0.001 Diterima
H8 BE → BT → BL 0.089 2.151 0.032 Diterima
98 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 17, NO. 2, OKTOBER 2023: 90─100

Dengan demikian, temuan ini sesuai dengan hasil shoppers. Marketing Intelligence & Planning, 38
penelitian terdahulu (Al-Ansi & Han, 2019; Chen & (5), 559–572.
Phou, 2013. Temuan ini menunjukkan bahwa ketika Beerli, A., Martin, J. D., & Quintana, A. (2004). A
pelanggan merasa puas dengan pengalaman mereka model of customer loyalty in the retail banking
menggunakan merek, hal ini cenderung meningkatkan market. European journal of marketing, 38 (1/2),
kepercayaan mereka terhadap merek tersebut. 253-275.
Kemudian, penelitian ini menunjukkan bahwa brand Brakus, J. J., Schmitt, B. H., & Zarantonello, L. (2009).
trust terbukti berpengaruh terhadap brand loyalty. Brand experience: what is it? How is it measured?
Temuan ini menunjukkan brand trust menjadi faktor Does it affect loyalty?. Journal of marketing, 73
kunci dalam membentuk komitmen pelanggan ter- (3), 52-68.
hadap merek, yang berbentuk loyalitas pelanggan. Brun, I., Rajaobelina, L., Ricard, L., & Amiot, T.
Hasil penelitian menunjukkan brand experience (2020). Examining the influence of the social
memiliki pengaruh signifikan terhadap brand loyalty. dimension of customer experience on trust
Hasil temuan ini sejalan dengan penelitian terdahulu towards travel agencies: The role of experiential
(Hwang & Seo, 2016; Prebensen & Rosengren, 2016; predisposition in a multichannel context. Tourism
Ismail et al., 2011; Schouten et al., 2007; Mascarenhas Management Perspectives, 34, 100668.
et al., 2006) yang menjelaskan kualitas pengalaman Chen, C. F., & Phou, S. (2013). A closer look at desti-
yang baik telah ditemukan sebagai salah satu deter- nation: Image, personality, relationship and loyal-
minan penting dari loyalitas pelanggan. ty. Tourism management, 36, 269-278.
Brand experience terbukti berpengaruh positif Chinomona, R. (2013). The influence of brand experience
terhadap brand satisfaction. Menunjukkan bahwa on brand satisfaction, trust and attachment in
pengaruh brand experience terhadap brand trust South Africa. International Business & Economics
adalah signifikan. Temuan ini sesuai dengan penelitian Research Journal (IBER), 12(10), 1303-1316.
Pabla & Soch (2023) yang mengemukakan brand Deng, Q. C., & Messinger, P. R. (2022). Dimensions of
experience telah ditemukan menjadi salah satu deter- brand-extension fit. International journal of
minan penting yang dapat mempengaruhi kepuasan research in marketing, 39(3), 764-787.
pelanggan terhadap merek. Brand experience terbukti Dwivedi, A., Nayeem, T., & Murshed, F. (2018).
berpengaruh positif terhadap brand trust. Hasil pene- Brand experience and consumers’ willingness-to-
litian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh pay (WTP) a price premium: Mediating role of
Moraga et al. (2021) yang menjelaskan bahwa konsis- brand credibility and perceived uniqueness.
tensi dalam menghasilkan pengalaman positif juga Journal of Retailing and Consumer Services, 44,
ditemukan memiliki pengaruh terhadap kepercayaan 100-107.
pelanggan. El-Adly, M. I. (2019). Modelling the relationship between
Selain itu, penelitian ini mengemukakan bahwa hotel perceived value, customer satisfaction, and
brand satisfaction, atau kepuasan terhadap merek, customer loyalty. Journal of Retailing and
memainkan peran mediasi dalam hubungan antara Consumer Services, 50, 322-332.
brand experience (pengalaman merek) dan brand Edelman, D. C. (2010). Branding in the digital age.
loyalty (loyalitas terhadap merek). Pada hipotesis Harvard Business Review, 88(12), 62-69.
terakhir menunjukkan bahwa brand trust memiliki Essamri, A., McKechnie, S., & Winklhofer, H. (2019).
peran mediasi untuk hubungan brand experience dan Co-creating corporate brand identity with online
brand loyalty. Hipotesis ini menyatakan bahwa brand brand communities: A managerial perspective.
trust, atau kepercayaan terhadap merek, berfungsi Journal of Business Research, 96, 366-375.
sebagai perantara dalam hubungan antara brand Fournier, S. (1998). Consumers and their brands:
experience dan brand loyalty. Developing relationship theory in consumer
research. Journal of consumer research, 24(4),
DAFTAR PUSTAKA 343-373.
Hair Jr, J. F., Hult, G. T. M., Ringle, C. M., & Sarstedt,
Al-Ansi, A., & Han, H. (2019). Role of halal-friendly M. (2021). A primer on partial least squares
destination performances, value, satisfaction, and structural equation modeling (PLS-SEM). Sage
trust in generating destination image and loyalty. Publications.
Journal of destination marketing & management, Homburg, C., Jozić, D., & Kuehnl, C. (2017). Customer
13, 51-60. experience management: toward implementing
Atulkar, S. (2020). Brand trust and brand loyalty in mall an evolving marketing concept. Journal of the
Rohman: Analisis Peran Emotional Branding Strategy 99

Academy of Marketing Science, 45, 377-401. Nysveen, H., Pedersen, P. E., & Skard, S. (2013). Brand
Hwang, S., Lee, M., Park, E., & del Pobil, A. P. (2021). experiences in service organizations: Exploring
Determinants of customer brand loyalty in the the individual effects of brand experience
retail industry: A comparison between national dimensions. Journal of brand management, 20,
and private brands in South Korea. Journal of 404-423.
Retailing and Consumer Services, 63, 102684. Pabla, H., & Soch, H. (2023). Up in the air! Airline
Iacobucci, D. (2010). Marketing research: Methodo- passenger's brand experience and its impact on
logical foundations. South-Western Cengage brand satisfaction mediated by brand love.
Learning. Journal of Air Transport Management, 107,
Iglesias, O., Singh, J. J., & Batista-Foguet, J. M. (2011). 102345.
The role of brand experience and affective Prebensen, N.K., & Rosengren, S. (2016). Experience
commitment in determining brand loyalty. value as a function of hedonic and utilitarian
Journal of brand Management, 18, 570-582. dominant services, International Journal of
Ismail, A.R., Melewar, T.C., Lim, L. and Woodside, A. Contemporary Hospitality Management, 28(1),
(2011). Customer experiences with brands: 113-135.
literature review and research directions, The Rust, R. T., & Zahorik, A. J. (1993). Customer
Marketing Review, 11(3), 205-225. satisfaction, customer retention, and market
Ismail, A.R. (2011). Experience marketing: An share. Journal of retailing, 69(2), 193-215.
empirical investigation, Journal of Relationship Sahin, A., Zehir, C., & Kitapçı, H. (2011). The effects
Marketing, 10(3), 167-201. of brand experiences, trust and satisfaction on
Johye Hwang, & Soobin Seo, (2016). A critical review building brand loyalty; an empirical research on
of research on customer experience management: global brands. Procedia-Social and Behavioral
Theoretical, methodological and cultural perspec- Sciences, 24, 1288-1301.
tives, International Journal of Contemporary Schouten, J.W., McAlexander, J.H., & Koenig, H.F.
Hospitality. (2007). “Transcendent customer experience and
Kapferer, J. N. (2012). The new strategic brand brand community, Journal of the Academy of
management: Advanced insights and strategic Marketing Science, 35(3), 357-368.
thinking. Kogan Page Publishers. Song, H., Wang, J., & Han, H. (2019). Effect of image,
Kumar, V., & Kaushik, A. K. (2018). Destination brand satisfaction, trust, love, and respect on loyalty
experience and visitor behavior: The mediating formation for name-brand coffee shops. Inter-
role of destination brand identification. Journal of national Journal of Hospitality Management, 79,
Travel & Tourism Marketing, 35(5), 649-663. 50-59.
Kesari, B., & Atulkar, S. (2016). Satisfaction of mall Sohaib, M., & Han, H. (2023). Building value co-
shoppers: A study on perceived utilitarian and creation with social media marketing, brand trust,
hedonic shopping values. Journal of Retailing and brand loyalty. Journal of Retailing and
and Consumer services, 31, 22-31. Consumer Services, 74, 103442.
Lin, Y. H. (2015). Innovative brand experience's Thomas, S. (2013). Linking customer loyalty to
influence on brand equity and brand satisfaction. customer satisfaction and store image: A structural
Journal of business research, 68(11), 2254-2259. model for retail stores. Decision, 40(1-2), 15-25.
Mascarenhas, O.A., Kesavan, R. and Bernacchi, M. Torres-Moraga, E., Rodriguez-Sanchez, C., & Sancho-
(2006). Lasting customer loyalty: a total customer Esper, F. (2021). Understanding tourist citizenship
experience approach, Journal of Consumer behavior at the destination level. Journal of
Marketing, 23(7), 397-405. Hospitality and Tourism Management, 49, 592-
Menidjel, C., Benhabib, A., & Bilgihan, A. (2017). 600.
Examining the moderating role of personality Torres-Moraga, E., & Barra, C. (2023). Does
traits in the relationship between brand trust and destination brand experience help build trust?
brand loyalty. Journal of Product & Brand Disentangling the effects on trust and trust-
Management, 26(6), 631-649. worthiness. Journal of Destination Marketing &
Molinillo, S., Japutra, A., Nguyen, B., & Chen, C. H. S. Management, 27, 100767.
(2017). Responsible brands vs active brands? An Wetzels, R. W., & Wetzels, M. (2023). There is a secret
examination of brand personality on brand aware- to success: Linking customer experience manage-
ness, brand trust, and brand loyalty. Marketing ment practices to profitability. Journal of
Intelligence & Planning, 35(2), 166-179. Retailing and Consumer Services, 73, 103338.
100 JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 17, NO. 2, OKTOBER 2023: 90─100

Yao, J., Wang, X., & Liu, Z. (2013). Brand manage- experience identification system. Journal of
ment innovation: A construction of brand Applied Sciences, 13(21), 4477-4482.

You might also like