Professional Documents
Culture Documents
Referat Episkleritis Fix
Referat Episkleritis Fix
EPISKLERITIS
Oleh :
Preseptor :
dr.Hondrizal, Sp.M
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat Allah swt karena kehendak-Nya penulis dapat
salah satu tugas dalam kepaniteraan klinik ilmu mata. Mengingat pengetahuan
dan pengalaman penulis serta waktu yang tersedia untuk menyusun referat ini
sangat terbatas, penulis sadar masih banyak kekurangan baik dari segi isi, susunan
bahasa, maupun sistematika penulisannya. Untuk itu kritik dan saran pembaca
Rumah Sakit Umum Daerah M. Natsir Solok, yang telah memberikan masukan
Akhir kata penulis berharap kiranya referat ini dapat menjadi masukan yang
berguna dan bisa menjadi informasi bagi tenaga medis dan profesi lain terkait
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................................2
Daftar Isi............................................................................................................................3
Daftar Gambar.......................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................5
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................5
3
DAFTAR GAMBAR
4
BAB 1
PENDAHULUAN
Episkleritis merupakan reaksi radang jaringan ikat vaskuler yang terletak antara
konjungtiva dan permukaan sklera. Episkleritis umumnya mengenai satu mata dan
dapat menimbulkan berbagai macam gejala seperti mata teras kering yang disertai
dengan rasa sakit yang ringan, konjungtiva yang kemotik serta adanya rasa yang
Episkleritis memiliki gambaran bentuk radang yang khusus yaitu berupa benjolan
setempat dengan batas tegas dan warna merah ungu dibawah konjungtiva dan jika
benjolan tersebut ditekan dengan kapas atau ditekan pada kelopak diatas benjolan, akan
memberikan rasa sakit dimana rasa sakit tersebut menjalar kesekitar mata. 1
vasokonstriktor, kemudian pada keadaan yang berat diberikan kortikosteroid tetes mata
sistemik atau salisilat. Episkleritis dapat sembuh secara sempurna atau bersifat residif
yang dapat menyerang tempat yang sama atau pun berbeda beda dengan lama sakit
Komplikasi yang dapat timbul pada penyakit episkleritis ini adalah terjadinya
peradangan yang lebih dalam pada sklera yang disebut sebagai skleritis. Untuk itu perlu
dilakukan pengobatan secara cepat dan tepat pada pasien episkleritis agar tidak timbul
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sklera adalah pembungkus fibrosa pelindung mata di bagian luar yang hampir
seluruhnya terdiri atas kolagen. Jaringan ini padat dan berwarna putih serta berbatasan
dengan kornea disebelah anterior dan duramater nervus optikus di posterior. Pita-pita
membentuk lamina kribrosa, yang diantaranya dilalui oleh berkas akson nervus optikus.
Permukaan luar sklera anterior dibungkus oleh sebuah lapisan tipis jaringan elastis
halus, episklera, yang mengandung banyak pembuluh darah yang mendarahi sklera.
Lapisan berpigmen coklat pada permukaan dalam sklera adalah lamina fusca, yang
Pada tempat insersi muskuli rekti, tebal sklera sekitar 0,3 mm. Ditempat lain
tebalnya sekitar 0,6. Disekitar nervus opticus, sklera ditembus oleh arteria ciliaris
posterior longus dan brevis, dan nerves ciliaris longus dan brevis. Arteria ciliaris
posterior longus dan nervus ciliaris longus melintas dari nervus optikus ciliare di sebuah
lekukan dangkal pada permukaan dalam sklera di meridian jam 3 dan jam 9. Sedikit
posterior dari ekuator, empat vena vorticosa mengalirkan darah keluar dari koroid
limbus, sedikit anterior dari insersi tiap-tiap muskulus rektus, empat arteria dan vena
siliaris anterior menembus sklera. Persarafan sklera berasal dari saraf-saraf siliaris. 1,2
Secara histologi, sklera terdiri atas banyak pita padat yang sejajar dan berkas-
berkas jaringan kolagen teranyam, yang masing-masing mempunyai tebal 10-16 πm dan
6
lebar 100- 140 µm. Struktur histologis sklera sangat mirip dengan struktur kornea.
Alasan transparannya kornea dan opaknya sklera adalah deturgesensi relatif kornea.2
2.2.Episkleritis
2.2.1 Definisi
jaringan ikat vaskular yang terletak antara konjungtiva dan permukaan sklera.1
2.2.2 Klasifikasi
Terdapat dua tipe episkleritis yakni simpel episkleritis dan nodular episkleritis :
1. Episkleritis Simpel
inflamasi moderate hingga severe yang sering berulang dengan interval 1-3 bulan,
terdapat kemerahan yang bersifat sektoral atau dapat bersifat diffuse dan edema
episklera. Tiap serangan berlangsung 7-10 hari dan paling banyak sembuh spontan
dalam 1-2 atau 2-3 minggu. Dapat lebih lama terjadi pada pasien dengan penyakit
sistemik.3
7
Gambar 2.2.episkleritis simpel
2. Episkleritis Nodular
Pada pasien dengan nodular episkleritis mengalami serangan yang lebih lama
serta berhubungan dengan penyakit sistemik dan episkleritis noduler lebih nyeri
khusus, yaitu berupa benjolan setempat dengan batas tegas dan warna putih di bawah
konjungtiva. Bila benjolan itu ditekan dengan kapas atau ditekan pada kelopak diatas
benkolan, akan memberikan rasa sakit, rasa sakit akan menjalar ke sekitar mata. Pada
8
2.2.3 Etiologi
rosacea okuler, atopi, gout, infeksi, tuberculosis atau penyakit kolagen vaskuler yakni :
1. Rheumatic Arthritis
2. Crohn’s disease
3. Ulcerative colitis
menyerang orang usia muda dari pada orang usia tua terutama pada dekade ketiga atau
2.2.5 Gejala
2. Mata kering
3. lakrimasi
9
6. injeksi episklera.7
dan konjungtiva
yang melebar
2.2.6 Diagnosa
A. Anamnesis
10
3. Keluhan penyerta lain, misalnya: rasa kering, nyeri, mengganjal, atau berair.
hari. Bila keluhan dirasakan amat parah, maka perlu dipikirkan diagnosis lain
4. Keluhan biasanya mengenai satu mata dan dapat berulang pada mata yang sama
atau bergantian
5. Keluhan biasanya bersifat akut, namun dapat pula berlangsung beberapa minggu
reumatoid artritis, SLE, alergi (misal: eritema nodosum), atau dermatitis kontak.9
B. Pemeriksaan fisik
Episkleritis terbagi menjadi dua tipe, yaitu nodular dan simpel. Secara umum,
1. Kemerahan hanya melibatkan satu bagian dari area episklera. Pada penyinaran
dengan senter, tampak warna pink seperti daging salmon, sedangkan pada
superfisial dan konjungtival, yang letaknya di atas dan terpisah dari lapisan
konjungtiva. Nodul dapat digerakkan. Bila nodul ditekan dengan kapas atau
melalui kelopak mata yang dipejamkan di atasnya, akan timbul rasa sakit yang
11
5. Dapat ditemukan mata yang berair, dengan sekret yang jernih dan encer. Bila
daripada simpel.9
C. Pemeriksaan penunjang
1. Konjungtivitis
Disingkirkan dengan sifat episkleritis yang lokal dan tidak adanya keterlibatan
konjungtiva palpebra. Pada konjungtivitis ditandai dengan adanya sekret dan tampak
2. Skleritis
Dalam hal ini misalnya noduler episklerits dengan sklerits noduler. Untuk
konjungtiva.4
12
3. Iritis
Pada iritis ditemukan adanya sel dan “flare” pada kamera okuli anterior. 2
2.2.8 Tatalaksana
Episkleritis merupakan penyakit yang self limiting atau dapat sembuh sendiri
dalam waktu 1-2 minggu. Episkleritis tidak menyebabkan kerusakan yang permanent
pada mata, oleh sebab itu pasien dengan episkleritis tidak memerlukan pengobatan
apapun. namun pasien akan menuntut untuk dilakukan terapi. Prinsip pengobatan pada
artificial tears untuk mengurangi gejala mata kering yang digunakan selama 1-2
minggu. Namun apabila gejala tidak berkurang dapat digunakan kortikosteroid topical
selama 24-48 jam, seperti Prednisolon 0,5 %, 1-2 tetes, 2-4 kali sehari, atau
menggunakan Dexamethasone 0,1 %, 1-2 tetes setiap 1 jam pada siang hari dan setiap 2
Jika episkleritis tidak responsif terhadap terapi topikal dapat digunakan terapi
sistemik golongan NSAID seperti flurbiprofen 100 mg diberikan 3 kali sehari atau
Pengobatan tipikal.
13
Pengobatan sistemik
2.2.9 Komplikasi
Sebuah komplikasi episkleritis yang mungkin terjadi adalah iritis. Sekitar satu
dari 10 orang dengan episkleritis akan berkembang ke arah iritis ringan. Selain iritis,
2.2.10 Prognosis
1. Ad Vitam : Bonam
2. Ad Functionam : Bonam
3. Ad Sanationam : Bonam. 9
2.2.11 Edukasi
limited dan hal hal yang pasien dapat lakukan untuk menyembuhkan
penyakitnya.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Episkleritis merupakan reaksi radang jaringan ikat vaskuler yang terletak antara
konjungtiva dan permukaan sklera. Episkleritis umumnya mengenai satu mata dan
episkleritis hingga sat ini belum diketahui secara pasti. Adapun gejala dari episkleritis
adalah sakit mata dengan rasa nyeri ringan, mata kering, lakrimasi, mata merah pada
bagian putih mata, tidak mempengaruhi visus dan injeksi episklera. Untuk menegakkan
diagnosa dari episkleritis yakni ditegakan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Episkleritis dapat sembuh sendiri dalam waktu 1-2 minggu. Episkleritis tidak
artificial tears untuk mengurangi gejala mata kering yang digunakan selama 1-2
minggu. Namun apabila gejala tidak berkurang dapat digunakan pengobatan topikal jika
pengobatan topikal tidak responsif maka dapat dilakukan pengobatan sistemik pada
pasien yang mengalami episkleritis dan komplikasi yang dapat timbul dari episkleritis
yakni iritis apabila peradangan lebih dalam pada sklera dapat menimbulkan komplikasi
berupa skleritis.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas S. 2005. Penuntun Ilmu Penyakit Mata edisi ke-3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
2. PERDAMI. 2006. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter Umum dan Mahasiswa
Kedokteran, PERDAMI.
3. Jogi Renu. 2009. Basic Ophthalmology 4th Edition. New Delhi : Medical Publishers.
4. Eva, Riordan Paul. 2000.Episkleritis dalam Oftalmologi Umum Edisi 14. Jakarta :
5. Khurana AK. 2019. Review of ofthalmology 7th edition.New delhi: medical publisher.
7. Rhee Douglas and Pyfer Mark. 1999. Episcleritis in The Wills Eye Manual 3 rd Edition.
8. Jack KJ. 1999. Disorders of the Cornea and sclera in Clinical Ophthalmology 4 th
9. PB IDI. 2017. Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
10. Novitasari A. 2015. Buku ajar: Sistim Indera Mata. Semarang : FK UMS
16