Professional Documents
Culture Documents
Artikel Najwa Khairannisa 23036090 Kimia NK A
Artikel Najwa Khairannisa 23036090 Kimia NK A
Kakao (Theobroma cacao L.) di Desa Kolok Mudiak Kecamatan Barangin Kota
Sawahlunto
ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab timbulnya berbagai hama
pada tanaman kakao (Theobroma cacao L.) di Desa Kolok Mudiak, Kecamatan Barangin, Kota
Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat. Peningkatan luas perkebunan kakao ini juga membawa
dampak lain yang merugikan petani kakao. Dengan kata lain, serangan hama menjadi salah satu
penyebab rendahnya produksi tanaman kakao. Setiap tahunnya, kerugian bisa mencapai jutaan
rupiah per hektar tanaman. Jamur adalah hama yang paling umum pada pohon kakao, namun
bakteri dan virus jarang terjadi dan tidak menyebabkan kerusakan serius. Gejala berbagai hama
tanaman kakao dapat muncul pada berbagai umur pada buah, daun, ranting dan batang.
Penelitian ini meliputi eksplorasi dengan melakukan orientasi langsung di lapangan dan
pengambilan sampel tanaman yaitu bagian tanaman kakao yang terkena berbagai jenis gejala
hama yang muncul pada umur berbeda pada buah, daun, ranting dan batang. Setelah diamati
dan diamati, kulit buah menjadi lebih terang warnanya, kemudian muncul garis-garis hijau dan
kuning. Pada buah yang sudah tua, bijinya saling menempel dan tidak mengeluarkan suara bila
dikocok. Kepik penghisap buah di perkebunan kakao termasuk dalam Helopeltis spp. Family
Miridae: Ordo Hemiptera). Spesies ini merupakan hama utama tanaman kakao dan terdapat
hampir di seluruh provinsi di Indonesia. Ada beberapa spesies Helopeltis yang menyerang
tanaman kakao, antara lain H. Claviver dan H. antonii, serta Kutu putih (Planococus citri) yang
temasuk ke dalam family pseudococeae dan ordo homoptera ini menjadi hama jika menyerang
bunga, calon buah, tunas, dan daun-daun muda tanaman kakao.
Kata kunci : Hama Tanaman Kakao, Identifikasi
Usaha budidaya tanaman kakao
I. PENDAHULUAN
memiliki prospek yang cukup baik karena
Kakao (Theobroma cacao. L) adalah
kebutuhan biji kakao baik dalam dan luar
salah satu komoditi strategis pada
negeri yang terus bertambah dan belum
subsektor perkebunan di Indonesia.
bisa terpenuhi serta harga jual yang
Berdasarkan data Direktorat Jendral
cenderung tinggi pada setahun terakhir
Perkebunan, luas perkebunan rakyat pada
(Republika, 2014). Salah satu
tahun 2013-2017 berturut turut 1.660.767
permasalahan yang terdapat pada usaha
ha; 1.686.178 ha; 1.667.337 ha;
budidaya tanaman ini adalah serangan
1.659.598 ha dan 1.649.827 ha.
hama dan penyakit. Hama dan penyakit
Walaupun luas perkebunan kakao rakyat
tanaman kakao ini dapat mengakibatkan
berkurang dari tahun 2015 akan tetapi
turunnya hasil panen atau bahkan
produksi tetap meningkat. Pada tahun
kematian pada tanaman. Mengingat skala
2014-2017 yakni 11.438 ton; 11.616 ton;
usaha budidaya tanaman ini masih kecil
12.859 ton; 13.477 ton (Direktorat
dan sederhana jika serangan hama dan
Jendral Perkebunan, 2017)
penyakit tidak cepat dikendalikan. Hal ini
akan memperparah akibat serangan hama
Produktivitas kakao di Indonesia
dan penyakit pada tanaman kakao.
sampai saat ini tergolong rendah yaitu
146.16-122.41 ton/ha/tahun. Sumatera
Organisme pengganggu tanaman
Barat merupakan salah satu sentra
yang menyebabkan penurunan hasil
produksi kakao di kawasan Barat
produksi perkebunan kakao adalah
Indonesia. Perkembangan luas areal
serangga. Hama yang banyak ditemukan
pertanaman kakao di Sumatera Barat
pada tanaman kakao, diantaranya hama
cukup pesat yaitu dari 13.197 ha pada
penggerek buah kakao (Conopomopha
2004 menjadi 46.627 ha pada 2007
cramerella), kepik pengisap buah
(Dinas Perkebunan Sumatera Barat,
(Helopeltis spp.) dan juga kutu dompolan
2007). Selanjutnya, tahun 2009 luas areal
(Planococus sp). Hama ini merupakan
pertanaman kakao mencapai 84.254 ha
hama utama pada tanaman kakao
dan meningkat 117.014 ha pada akhir
(Siswanto dan Karmawati, 2012). Salah
tahun 2011. Pada tahun 2014 luas
satu spesies Helopeltis spp yang berperan
pertanaman kakao mencapai 150.319 ha
dalam penurunan hasil produksi pada
yang tersebar di 19 kabupaten/kota.
perkebunan kakao adalah Helopeltis
theivora.
Helopeltis theivora termasuk ke daun-daun muda tanaman kakao. Sedangkan
dalam ordo Hemiptera, sub ordo jika menempel pada buah, kutu putih justru
Cimicomorpha, famili Miridae, genus dapat mengundang semut hitam yang
Helopeltis (Borror, 1992). Helopeltis merupakan predator beberapa hama.
theivora merupakan salah satu hama
utama kakao yang banyak dijumpai II. METODE PENELITIAN
hampir di seluruh provinsi di Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan di
Jenis Helopeltis yang menyerang perkebunan tanaman kakao rakyat Desa
tanaman kakao diketahui lebih dari satu Kolok Mudiak Kecamatan Barangin Kota
spesies, yaitu H. antonii, H. theivora dan Sawahhlunto Provinsi Sumatera Barat.
H. Claviver (Karmawati dkk., 2010). Penelitian ini telah dilakukan pada
Oktober-Desember 2023. Penelitian
Helopeltis theivora merupakan menggunakan metode eksploratif dengan
serangga hama yang bentuknya mirip melakukan orientasi langsung ke
dengan walang sengit. Serangga muda lapangan, dengan melakukan observasi
(nimfa) dan dewasa (imago) Helopeltis bagian tanaman kakao yang terserang
theivora menyerang tanaman kakao berbagai macam gejala hama yang timbul
dengan cara menusukkan stiletnya pada berbagai umur buah, daun, ranting
kedalam jaringan tanaman dengan dan batang. Bagian tanaman kakao yang
menghisap cairan sel-sel didalamnya. terserang berbagai macam gejala hama
Bersamaan dengan menusukkan stilet yang ditemukan di lokasi, di
tersebut, hama ini akan mengeluarkan dokumentasikan lalu diidentifikasi hama
cairan yang bersifat racun dari dalam pada tanaman tersebut berdasarkan gejala
mulutnya yang dapat mematikan jaringan yang ditimbulkan tanaman.
tanaman disekitar tusukan (Sulistiowati,
2009 dalam Syafitri, 2013) 2.1 ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan
Kutu putih (Planococus citri) adalah dalam kajian ini adalah; Alat yang
kutu yang dapat menjadi hama dan sekaligus digunakan dalam penelitian ini adalah
juga dapat menjadi alternatif pengendalian alat tulis, botol sprayer, gunting, kamera,
hama lainnya seperti penggerek buah kakao dan pisau. Sedangkan bahan yang
dan penghisap buah kakao. Kutu yang digunakan adalah isolatip, karton, kertas,
temasuk ke dalam family pseudococeae dan koran, dan label.
ordo homoptera ini menjadi hama jika
menyerang bunga, calon buah, tunas, dan
Hemiptera). Helopeltis spp. Genus
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Helopeltis Hama ini merupakan salah satu
Hasil pengamatan secara hama utama tanaman kakao dan terdapat
makroskopis terhadap hama yang hampir di seluruh provinsi di Indonesia.
menyerang tanaman kakao di
Untuk memberantas Helopeltis spp. Hal ini
perkebunan tanaman kakao rakyat Desa
Kolok Mudiak Kecamatan Barangin dapat dilakukan dengan beberapa cara,
Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera antara lain dengan menggunakan semut
Barat adalah sebagai berikut : (Tabel 1)
hitam Dolichoderus thoracicus
(Dolichoderus bituberculatus).
Tabel 1. Hasil Identifikasi Hama Pada
Tanaman Kakao
1 1 Semut Hitam
2 Semut Hitam
2 -
3 Semut Hitam
Total 9