You are on page 1of 8

Identifikasi dan Observasi Hama pada Tanaman

Kakao (Theobroma cacao L.) di Desa Kolok Mudiak Kecamatan Barangin Kota
Sawahlunto

Najwa Khairannisa*¹, Dr.Zulyusri,M.P²


*¹Program Studi Kimia NK Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
²Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat, Indonesia
*najwakhairann@gmail.com

ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab timbulnya berbagai hama
pada tanaman kakao (Theobroma cacao L.) di Desa Kolok Mudiak, Kecamatan Barangin, Kota
Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat. Peningkatan luas perkebunan kakao ini juga membawa
dampak lain yang merugikan petani kakao. Dengan kata lain, serangan hama menjadi salah satu
penyebab rendahnya produksi tanaman kakao. Setiap tahunnya, kerugian bisa mencapai jutaan
rupiah per hektar tanaman. Jamur adalah hama yang paling umum pada pohon kakao, namun
bakteri dan virus jarang terjadi dan tidak menyebabkan kerusakan serius. Gejala berbagai hama
tanaman kakao dapat muncul pada berbagai umur pada buah, daun, ranting dan batang.
Penelitian ini meliputi eksplorasi dengan melakukan orientasi langsung di lapangan dan
pengambilan sampel tanaman yaitu bagian tanaman kakao yang terkena berbagai jenis gejala
hama yang muncul pada umur berbeda pada buah, daun, ranting dan batang. Setelah diamati
dan diamati, kulit buah menjadi lebih terang warnanya, kemudian muncul garis-garis hijau dan
kuning. Pada buah yang sudah tua, bijinya saling menempel dan tidak mengeluarkan suara bila
dikocok. Kepik penghisap buah di perkebunan kakao termasuk dalam Helopeltis spp. Family
Miridae: Ordo Hemiptera). Spesies ini merupakan hama utama tanaman kakao dan terdapat
hampir di seluruh provinsi di Indonesia. Ada beberapa spesies Helopeltis yang menyerang
tanaman kakao, antara lain H. Claviver dan H. antonii, serta Kutu putih (Planococus citri) yang
temasuk ke dalam family pseudococeae dan ordo homoptera ini menjadi hama jika menyerang
bunga, calon buah, tunas, dan daun-daun muda tanaman kakao.
Kata kunci : Hama Tanaman Kakao, Identifikasi
Usaha budidaya tanaman kakao
I. PENDAHULUAN
memiliki prospek yang cukup baik karena
Kakao (Theobroma cacao. L) adalah
kebutuhan biji kakao baik dalam dan luar
salah satu komoditi strategis pada
negeri yang terus bertambah dan belum
subsektor perkebunan di Indonesia.
bisa terpenuhi serta harga jual yang
Berdasarkan data Direktorat Jendral
cenderung tinggi pada setahun terakhir
Perkebunan, luas perkebunan rakyat pada
(Republika, 2014). Salah satu
tahun 2013-2017 berturut turut 1.660.767
permasalahan yang terdapat pada usaha
ha; 1.686.178 ha; 1.667.337 ha;
budidaya tanaman ini adalah serangan
1.659.598 ha dan 1.649.827 ha.
hama dan penyakit. Hama dan penyakit
Walaupun luas perkebunan kakao rakyat
tanaman kakao ini dapat mengakibatkan
berkurang dari tahun 2015 akan tetapi
turunnya hasil panen atau bahkan
produksi tetap meningkat. Pada tahun
kematian pada tanaman. Mengingat skala
2014-2017 yakni 11.438 ton; 11.616 ton;
usaha budidaya tanaman ini masih kecil
12.859 ton; 13.477 ton (Direktorat
dan sederhana jika serangan hama dan
Jendral Perkebunan, 2017)
penyakit tidak cepat dikendalikan. Hal ini
akan memperparah akibat serangan hama
Produktivitas kakao di Indonesia
dan penyakit pada tanaman kakao.
sampai saat ini tergolong rendah yaitu
146.16-122.41 ton/ha/tahun. Sumatera
Organisme pengganggu tanaman
Barat merupakan salah satu sentra
yang menyebabkan penurunan hasil
produksi kakao di kawasan Barat
produksi perkebunan kakao adalah
Indonesia. Perkembangan luas areal
serangga. Hama yang banyak ditemukan
pertanaman kakao di Sumatera Barat
pada tanaman kakao, diantaranya hama
cukup pesat yaitu dari 13.197 ha pada
penggerek buah kakao (Conopomopha
2004 menjadi 46.627 ha pada 2007
cramerella), kepik pengisap buah
(Dinas Perkebunan Sumatera Barat,
(Helopeltis spp.) dan juga kutu dompolan
2007). Selanjutnya, tahun 2009 luas areal
(Planococus sp). Hama ini merupakan
pertanaman kakao mencapai 84.254 ha
hama utama pada tanaman kakao
dan meningkat 117.014 ha pada akhir
(Siswanto dan Karmawati, 2012). Salah
tahun 2011. Pada tahun 2014 luas
satu spesies Helopeltis spp yang berperan
pertanaman kakao mencapai 150.319 ha
dalam penurunan hasil produksi pada
yang tersebar di 19 kabupaten/kota.
perkebunan kakao adalah Helopeltis
theivora.
Helopeltis theivora termasuk ke daun-daun muda tanaman kakao. Sedangkan
dalam ordo Hemiptera, sub ordo jika menempel pada buah, kutu putih justru
Cimicomorpha, famili Miridae, genus dapat mengundang semut hitam yang
Helopeltis (Borror, 1992). Helopeltis merupakan predator beberapa hama.
theivora merupakan salah satu hama
utama kakao yang banyak dijumpai II. METODE PENELITIAN
hampir di seluruh provinsi di Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan di
Jenis Helopeltis yang menyerang perkebunan tanaman kakao rakyat Desa
tanaman kakao diketahui lebih dari satu Kolok Mudiak Kecamatan Barangin Kota
spesies, yaitu H. antonii, H. theivora dan Sawahhlunto Provinsi Sumatera Barat.
H. Claviver (Karmawati dkk., 2010). Penelitian ini telah dilakukan pada
Oktober-Desember 2023. Penelitian
Helopeltis theivora merupakan menggunakan metode eksploratif dengan
serangga hama yang bentuknya mirip melakukan orientasi langsung ke
dengan walang sengit. Serangga muda lapangan, dengan melakukan observasi
(nimfa) dan dewasa (imago) Helopeltis bagian tanaman kakao yang terserang
theivora menyerang tanaman kakao berbagai macam gejala hama yang timbul
dengan cara menusukkan stiletnya pada berbagai umur buah, daun, ranting
kedalam jaringan tanaman dengan dan batang. Bagian tanaman kakao yang
menghisap cairan sel-sel didalamnya. terserang berbagai macam gejala hama
Bersamaan dengan menusukkan stilet yang ditemukan di lokasi, di
tersebut, hama ini akan mengeluarkan dokumentasikan lalu diidentifikasi hama
cairan yang bersifat racun dari dalam pada tanaman tersebut berdasarkan gejala
mulutnya yang dapat mematikan jaringan yang ditimbulkan tanaman.
tanaman disekitar tusukan (Sulistiowati,
2009 dalam Syafitri, 2013) 2.1 ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan
Kutu putih (Planococus citri) adalah dalam kajian ini adalah; Alat yang
kutu yang dapat menjadi hama dan sekaligus digunakan dalam penelitian ini adalah
juga dapat menjadi alternatif pengendalian alat tulis, botol sprayer, gunting, kamera,
hama lainnya seperti penggerek buah kakao dan pisau. Sedangkan bahan yang
dan penghisap buah kakao. Kutu yang digunakan adalah isolatip, karton, kertas,
temasuk ke dalam family pseudococeae dan koran, dan label.
ordo homoptera ini menjadi hama jika
menyerang bunga, calon buah, tunas, dan
Hemiptera). Helopeltis spp. Genus
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Helopeltis Hama ini merupakan salah satu
Hasil pengamatan secara hama utama tanaman kakao dan terdapat
makroskopis terhadap hama yang hampir di seluruh provinsi di Indonesia.
menyerang tanaman kakao di
Untuk memberantas Helopeltis spp. Hal ini
perkebunan tanaman kakao rakyat Desa
Kolok Mudiak Kecamatan Barangin dapat dilakukan dengan beberapa cara,
Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera antara lain dengan menggunakan semut
Barat adalah sebagai berikut : (Tabel 1)
hitam Dolichoderus thoracicus
(Dolichoderus bituberculatus).
Tabel 1. Hasil Identifikasi Hama Pada
Tanaman Kakao

Plot Tanaman Hama

1 1 Semut Hitam

2 Semut Hitam

3 Kutu Putih Planococus citri

2 1 Kepik Penghisap Buah Helopeltis spp.

2 -

3 Semut Hitam

3 1 Kutu Putih Planococus citri

2 Kepik Penghisap Buah Helopeltis spp.

3 Kepik Penghisap Buah Helopeltis spp.

Total 9

Buah yang terinfeksi ditandai Semut hitam mengganggu


dengan warna kulit buah memudar dan Helopeltis spp. Semut yang berada di
muncul garis-garis hijau, kuning atau permukaan buah ini tidak akan bisa bertelur
merah, oranye. Buah yang sudah tua atau menghisap buah karena Helopeltis
mempunyai biji yang saling menempel akan diserang oleh semut tersebut. Kita
sehingga tidak mengeluarkan suara jika dapat memperbanyak jumlah semut dengan
dikocok. Kepik penghisap buah di meletakkan lipatan daun kelapa kering
perkebunan kakao termasuk dalam yang berfungsi sebagai sarang semut.
Helopeltis spp. Family Miridae: Ordo Selain semut hitam, hama ini juga dapat
dikendalikan oleh semut rangrang merah dapat mengundang semut hitam yang
dan coklat (Oecophylla smaragdina). merupakan predator beberapa hama. Semut
Untuk menarik perhatian semut memerlukan cairan manis yang dikeluarkan
rangrang, tempatkan atau pindahkan koloni kutu putih sebagai sumber makanannya
semut rangrang ke lokasi lain atau letakkan sedangkan kutu putih memerlukan semut
hewan mati di pohon untuk menarik untuk penyebaran dan perlindungan kakao.
perhatian semut rangrang. Pengendalian untuk kutu putih dapat
Pemanfaatan semut hitam dan semut dikendalikan dengan mengembangbiakan
rangrang untuk mengendalikan Helopeltis semut hitam yang dapat mempredasi telur
diterapkan pada pohon jambu mete dengan dan memakan selaput atau lapisan lilin pada
hasil yang sangat memuaskan. Buah yang tubuh kutu putih. Lapisan lilin pada tubuh
terserang ditandai dengan memudarnya kutu putih ini diketahui memiliki
warna kulit buah, muncul warna belang kandungan zat tepung (karbohidrat) yang
hijau kuning atau merah jingga. Buah yang sangat disukai oleh semut hitam. Namun,
sudah tua apabila diguncang tidak berbunyi pada intensitas serangan yang terlalu tinggi,
karena bijinya saling melekat. Kepik populasi kutu putih juga dapat dikendalikan
Pengisap Buah pertanaman kakao adalah dengan aplikasi insektisida berbahan aktif
Helopeltis spp. Family Miridae: Ordo fosfamidon, karbaril, dan monokrotofos.
Hemiptera). Helopeltis spp. merupakan
salah satu hama utama kakao yang banyak IV. KESIMPULAN DAN SARAN
dijumpai hampir di seluruh provinsi di
Indonesia. 4.1 KESIMPULAN
Kutu putih (Planococus citri) 1. Jenis hama tanaman kakao (Theobroma
belum pernah dilaporkan secara eksplosif cacao L.) di Desa Kolok Mudiak,
menimbulkan kerusakan yang serius pada Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto,
tanaman kakao, namun keberadaannya Provinsi Sumatera Barat merupakan jenis
paling sering ditemukan. Bahkan hama yang menyerang tanaman kakao,
keberadaannya sangat diharapkan karena diketahui mempunyai banyak jenis yaitu
bersimbiosis dengan semut hitam dan semut Helopeltis yaitu Helopeltis antonii dan
rangrang (semut merah). Helopeltis claviver serta Kutu putih
Kutu putih (Planococus citri) dapat (Planococus citri).
menjadi alternatif pengendalian hama
lainnya seperti penggerek buah kakao dan 2. Agen hayati yang efektif
penghisap buah kakao, karena jika mengendalikan Helopeltis spp. dan Kutu
menempel pada buah, kutu putih justru putih (Planococus citri) yaitu Basidium
bassiana dan Spicaria sp., semut hitam
(Dolichoderus thoracicus) dan semut Depperin. 2007. Gambaran Sekilas Industri
rangrang (Oecophylla smaragdina) di Desa Kakao. Departemen Perindustrian.
Kolok Mudiak, Kecamatan Barangin, Kota Jakarta Selatan Diretorat Jendral
Sawahlunto, Sumatera Barat. Perkebunan. 2015.

4.2 SARAN Purwoko, T. 2009. Fisiologi Mikroba.


Diharapkan untuk peneliti Bumi Aksara. Jakarta
selanjutnya berupaya melakukan mutasi
hama tanaman kakao guna menjaga / Rahmadani, S. Y. 2011. Keberadaan dan
meningkatkan keanekaragaman agen Karakteristik Mikroflora
hayati dan pengendalian hayati lainnya
sehingga tanaman kakao dapat Indigenus Pulp Tiga Varietas Kakao
menghasilkan benih berkualitas tinggi (Theobroma cacao L.) di Sumatera
tanpa hama. Disarankan agar penelitian Barat. Skripsi Sarjana Biologi
diperluas untuk mengetahui hal tersebut. FMIPA Universitas Andalas.
Padang

Sinaga, M. 2004. Dasar-dasar Ilmu Hama


DAFTAR PUSTAKA Tumbuhan. Penebaran Swadaya
Jakarta.
Abadi, A. 2005. Ilmu Hama Tumbuhan.
Ilmu Hama Tumbuhan. Bayu Media Susanto, F.X., 2010 . Tanaman Kakao
Jakarta. Budidaya Pengolahan Hasil.
Kanisius, Yogyakarta.
Agrios (2007). Plant Pathology 5th ed. 1.
Academic Press. New York. Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum.
UMP Press. Malang.
Defitri, Y. 2017. Hama Busuk Buah
Tanaman Kakao (Theobroma cacao Borror, DJ., Triplehorn, CA., dan Johnson,
L. ) Serta Persentase Serangannya di NF. 1992. Pengenalan Pelajaran
Desa Betung Kecamatan Kumpeh Serangga Edisi ke-6. Diterjemahkan
Ilir Kabupaten Muaro Jambi. Jurnal oleh Partosoedjono, S. Gadjah
Media Pertanian. Vol.2 No.2 Tahun Mada University Press: Yogyakarta.
2017. Hal. 98-103.
Karmawati, E. 2010. Pengendalian Hama
Helopeltis spp. Pada Jambu Mete LAMPIRAN
Berdasarkan Ekologi: Strategi Dan
Implementasi. Bogor: Pusat
Penelitian Dan Pengembangan
Perkebunan. Jurnal litbang
pertanian 3(2) Hal 102-119.

Karmawati, E., dkk. 2010. Budidaya Dan


Pasca Panen Kakao. Bogor: Pusat
Penelitian Dan Pengembangan
Perkebunan Bogor. Gambar 1. Gejala serangan imago
Helopeltis theivora
Dinas Perkebunan Sumatera Barat. 2007. (Khairannisa, 2023)
Laporan Situasi Tanaman
Perkebunan Provinsi Sumatera
Barat Tahun 2006. Dinas
Perkebunan. Padang.

Direktorat Jendral Perkebunan. 2017.


Statistik Perkebunan Indonesia
Kakao. Kementrian Pertanian.
Jakarta.
Gambar 2. Gejala serangan Helopeltis
spp.
(Distan Pangan Bali, 2020)
Gambar 3. Gejala serangan Kutu putih
(Planococus citri).
(Khairannisa, 2023)

Gambar 4. Gejala serangan Semut Hitam


(Khairannisa, 2023)

You might also like