You are on page 1of 5

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SECARA ETIS

Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Dalam Pengambilan Keputusan Etis

Ø Tingkat Pendidikan

Rhodes (1985) berependapat bahwa semakin tinggi latar belakang pendidikan perawat
akan membantu perawat untuk membuat suatu keputusan etis. Salah satu tujuan dan
program pendidikan tinggi bagi perawat adalah meningkatkan keahlian kognitif dan
kemampuan membuat keputusan. (Pardue,1987).
Penelitian oleh Hoffman, Donoghue dan Duffield (2004) menunjukkan bahwa taraf
pendidikan dan pengalaman tidak terkait secara signifikan dengan pembuatan keputusan
etis dalam keperawatan klinis. Faktor yang bertanggung jawab terhadap variabilitas yang
besar dalam pembuatan keputusan etis dalam keperawatan klinis adalah nilai peran.

Ø Pengalaman

Pengalaman sering kali disebut sebagai faktor penting yang mempengaruhi pembuatan
keputusan dan hal ini perlu diperhatikan secara lebih jauh. Yung (1997) mengusulkan
pengalaman yang lalu dalam menangani dilema etik mempengaruhi mahasiswa
keperawatan dalam mengembangkan pembuatan keputusan etis. Hasil temuan dari
sebuah penelitian yang yang dilaksanakan Cassels dan Redman ( 1989) tentang perawat
yang sedang menjalani studi tingkat sarjana menunjukkan bahwa pengalaman yang lalu
dalam menangani masalah-masalah etika atau dilema etik dalam asuhan keperawatan
dapat membantu proses pembuatan keputusan yang beretika. Oleh karena itu, penggalian
pengalaman lalu yang lain dari pengalaman keperawatan secara umum memungkinkan
pendekatan yang lebih relevan.
Ø Faktor Agama Dan Adat Istiadat
Agama serta latar belakang adat istiadat merupakan faktor utama dalam membuat
keputusan etis. Setiap perawat disarankan memahami nilai yang diyakini maupun kaidah
agama yang dianutnya. Untuk memahami ini dibutuhkan proses. Semakin tua seseorang
akan semakin banyak pengalaman dan belajar, mereka akan lebih mengennal siapa
dirinya dan nilai yang dimilikinya. (Suhaemi, 2003)
Selain faktor agama, faktor adat istiadat juga berpengaruh pada seseorang dalam
pembuatan keputusan etik. Kaitan adat istiadat dan implikasi dalam keperawatan sampai
saat ini belum tergali jelas di Indonesia.Faktor adat istiadat yang dimiliki perawat atau
pasien sangat berpengaruh terhadap pembuatan keputusan etik. Misalnya, setiap rumah
sakit di mempunyai aturan menunggu dan persyaratan pasien yang boleh ditunggu,
namun hal ini sering tidak dihiraukan oleh keluarga pasien dengan alasan rumah jauh
atau pasien tidak tenang bila tidak ditunggu keluargannya, dan lain-lain. Ini sering
menimbulkan masalah etik bagi perawat antara membolehkan dan tidak membolehkan
keluarga menemani pasien di Rumah sakit. (Suhaemi, 2003)
Ø Komisi Etik

Komisi etik merupakan suatu faktor yang mempengaruhi pembuatan keputusan etis yang
dibuat oleh perawat dalam praktiknya (Ellis dan Hartley, 2001). Sedangkan Ramsey
(1999) menjelaskan bahwa Komisi Etik Keperawatan memberi forum bagi perawat untuk
berbagi perhatian dan mencari solusi pada saat mereka mengalami dilema etik yang tidak
dijelaskan oleh dewan etik kelembagaan. Komisi etik tidak hanya memberi pendidikan
dan menawarkan nasehat melainkan pula mendukung rekan-rekan perawat dalam
mengatasi dilema etik yang ditemukkan dalam praktik sehari-hari. Dengan adanya komisi
etik, perawat mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk semakin terlibat secara
formal dalam pengambilan keputusan yang etis dalam organisasi perawat kesehatan.
(Haddad,1998)

Ø Faktor Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi

Pada abad ke-20 ini, manusia telah berhasil mencapai tingkatan pengetahuan dan
teknologi yang meliputi berbagai bidang. Manusia telah menjelajahi ruang angkasa dan
mendarat di beberapa planet selain bumi. Sistem komunikasi anatara negara dapat
dilaksanakan secara langsung dan tempat yang jaraknya ribuan kilometer. (Suhaemi,
2003)
Kemajuan di bidang kesehatan telah mampu meningkatkan kualitas hidup serta mampu
memperpanjang usia manusia dengan ditemukkannya berbagai mesin mekanik kesehatan,
cara prosedur baru, dan bahan/obat baru. Misalnya klien dengan gangguan ginjal yang
dapat diperpanjang usiannya berkat adanya mesin hemodialisis. Wanita yang mengalami
kesulitan hamil dapat dibantu dengan inseminasi. Kemajuan ini menimbulkan pertanyaan
yang berhubungan dengan etika. (Suhaemi, 2003)

Ø Faktor Legislasi Dan Keputusan Yuridis

Saat ini, aspek legislasi dan bentuk keputusan yuridis tentang masalah etik kesehatan
sedang menjadi topik yang banyak dibicarakan. Hukum kesehatan telah menjadi suatu
bidang ilmu dan perundang-undangan baru yang banyak disusun untuk menyempurnakan
perundang-undangan lama atau untuk mengantisipasi perkembangan masalah hukum
kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan undang-undang praktik keperawatan dan
keputusan menteri kesehatan yang mengatur registrasi dan praktik perawat. (Suhaemi,
2003)
Perubahan sosial dan legislasi secara konstan saling berkaitan. Setiap perubahan sosial
atau legislasi menyebabkan timbulnya suatu tindakan yang merupakan reaksi perubahan
tersebut. Legislasi merupakan jaminan tindakan menuntut hukum sehingga orang yang
bertindak tidak sesuai hukum dapat menimbulkan suatu konflik. (Ellis, Hartley, 1990
dalam Suhaemi, 2003).
TEORI DASAR PEMBUATAN KEPUTUSAN ETIS

• Prinsip etika merupkan penuntun untuk membuat keputusasn etik praktek professional
(Fry, 1991)
• Teori etik digunakan dalam pembuatan keputusan bila terjadi konflik antara perinsip dan
aturan
• Pendekatan pada teori teleologi dan teori deontologi

Ò TELEOLOGI:
o Merupakan suatu doktrin yang menjelaskan fonomena berdasarkan akibat yang
dihasilkan atau konsekuensi yang dapat terjadi.
o Teori ini menekankan pada pencapaian hasil akhir yang terjadi
o Pencapaian hasil dengan kebaikan maksimal dan ketidakbaiakan sekecil mungkin bagi
manusia

Ò DEONTOLOGI
o Perinsip toeri ini pada suatu aksi atau tindakan
o Dan menekan pada nilai moralnya serta tindakan secara moral benar atau salah
o Perinsip moral atau yang terkait dengan tugasnya harus bersifat univesal dan tidak
kondisional.

o Terori ini dikembangkan menjadi 5 perinsip.

LIMA PRINSIP DEONTOLOGI


Ø Kemurahan hati
Adalah tangggung jawab untuk melakukan sesuatu kebaikan yang menguntungkan
klien dan menghindari perbuatan yang merugikan dan membahayakan klien.
Ø Keadilan
Ø Otonomi
Ø Kejujuran
Ø Ketaatan

KERANGKA PEMBUATAN KEPUTUSAN ETIS

Unsur-unsur utama yang terlibat dalam pembuatan keputusan dan tindakan moral
dalam praktek keperawatan (Fry,1991)

• Nilai dan kepercayaan pribadi


• Kode etik perawat Indonesia
• Kerangka pembuatan keputusan
• Konsep moral keperawatan
• Teori perinsip etika
STRATEGI PENYELESAIAN PERMASALAHAN ETIS

1. MENENTUKAN apakah ada masalah etis atau / dan dilema. Apakah ada konflik
nilai, atau hak-hak, atau tanggung jawab profesional? (Misalnya, mungkin ada masalah
penentuan nasib sendiri dari remaja versus kesejahteraan keluarga.)

2. Mengidentifikasi nilai-nilai dan prinsip-prinsip kunci yang terlibat makna apa. Dan
keterbatasan biasanya melekat pada nilai-nilai bersaing? (Sebagai contoh, jarang adalah
informasi rahasia yang diadakan di kerahasiaan mutlak, namun biasanya keputusan
tentang akses oleh pihak ketiga untuk konten sensitif harus kontrak dengan klien.)

3. RANK nilai-nilai etis atau prinsip-prinsip yang - profesional Anda dalam penilaian -
yang paling relevan dengan masalah atau dilemma.Apa alasan yang dapat Anda
berikan untuk memprioritaskan bersaing satu nilai / prinsip yang lainnya? (Sebagai
contoh, Klien hak Anda untuk memilih program menguntungkan tindakan bisa membawa
penderitaan atau menyakiti orang lain yang akan terpengaruh.)

4 MENGEMBANGKAN rencana tindakan yang konsisten dengan etika prioritas yang


telah ditetapkan sebagai pusat untuk. Apakah Anda berunding dengan klien dan kolega,
yang sesuai, tentang potensi risiko dan konsekuensi dari program alternatif tindakan?
Dapatkah Anda mendukung atau membenarkan rencana aksi Anda dengan nilai-nilai /
prinsip-prinsip yang didasarkan rencana? (Sebagai contoh, Anda berunding dengan
semua orang yang diperlukan mengenai dimensi etika merencanakan belur istri pencarian
untuk mengamankan tempat penampungan rahasianya dan implikasi untuk remaja-usia
anak-anaknya?)

5.Rencana MELAKSANAKAN, memanfaatkan praktek keterampilan dan kompetensi


yang paling sesuai. Bagaimana Anda akan menggunakan keterampilan inti pekerjaan
sosial seperti komunikasi sensitif, negosiasi terampil, dan kompetensi budaya?(Misalnya,
rekan kerja terampil atau komunikasi pengawasan dan negosiasi memungkinkan seorang
rekan gangguan untuk melihat / dampak nya pada klien dan mengambil tindakan yang
tepat.)

6.Merefleksikan hasil etis ini proses pengambilan keputusan.Bagaimana Anda


mengevaluasi konsekuensi dari proses ini untuk mereka yang terlibat: Klien , profesional,
dan agen?(Semakin, profesional telah mulai mencari dukungan, pelatihan profesional
lebih lanjut, dan konsultasi melalui pengembangan Komite Etik atau Etika meninjau
proses Konsultasi.)

Referensi:
Purba M Jenny, Pujiastuti. 2010. Dilema Etik Dan Pengambilan Keputusan Etis.Jakarta.
Penerbit:EGC.
Marylin Fischer. Ethical fund raising : Deciding what is right. Advancing philanthropy.
1994
Plato. Ion. The dialogues of Plato. Vol 4. Translation by Benjamin Jowett

You might also like