You are on page 1of 6
Bul. Agron. (32) (1) 26—31 (2004) Media Campuran Tanah-Pasir dan Pupuk Anorganik untuk Memprodukst Inokulan Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) Soil-Sand Mixture Growth Medium and Inorganic Fertilizers for Arbuscula Mycorrhizal Fungus (AME) Inoculant Production Iswandi Anas! dan J. L. ©, Tampubolon* Diterima 4 Desember 2003 / disetujui 23 Maret 2004 ABSTRACT AMF fungi ave obligate biotroph, they can not be multiplied on artificial growth medium. The growih of AMF Jfeugi depends on photosynthaies of the host plant. The AMF inoculant production so far i done on special growth ‘media such us vermicullite or seolite and using a certain composition of fertilizer such as Hsponex (N:P:K = 25:5:20). The aims of this experiment were (1) 10 stady the possibility of using soit-sand mixture for growth medium in AMF inoculant production, and (2) 40 study the possibiliyy of using Urea, SP-36 and KCI as fertilizers in AMF Inoculant production. The results of the experiment showed that sotl-sand mixture way a better growth mediums for AMF inoculant production than zeolite. The number of AMF fungi spore, the root infection rate and the root biomass Of the host plant (shorgum) were higher on soil-sand mixture growth medium compared (o zeolite. Urea, SP-36 and KCI can be used! as subsitute 10 Hyponex fertilizer in. AMF inoculant production, Key words: CMA, Produksi inokulum, Entophospora colombiana, Glomus manihotts PENDAHULUAN ddan harganys rclatif mahal. Media tanam_ yang banyak digunaken adalah zeolit. Zeolitpun sukar diperoleh ata Tnokulan Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) kalaupun dapat diperoleh petani, harganya, juga rclatif tidak dapat diperbanyak dengan menggunakan media mab bbuatan, Produksi inokulan CMA umumnya dilaicukan Penelitian ini dertujuan untuk: (1) mencliti di cumah kaca dengan menggunakan tansman inang seperti sorgum, krotalaria (Crotalaria juncea), jagung dan mentimun (Dehne dan Backhaus, 1986). Dalam rcemproduksi inokulum CMA digunakan media tonam yang khusus seperti vermikulit, zeolit atau gambut (Barea, 1988) dan pupuk yang juga mempunyai Komposisi khusus seperti Hyponex. Dengan cara ini, petani tidak muagkin memprodussi inokulan CMA, sendiri, Pilla inokulan CMA bisa diperbanyak oleh petani, maks penggunaan inokulen CMA akan lebih ‘meluas dan manfast CMA akan lebih dirasakan oleh ‘banyak petani, Untuk itu, dalam memprocuks! inokalan rmikoriza, diperlukan bahan-bahan yang muda diperoleh dan harganya mursh, Hambatan urama dalam memproduksi mokulan CMA oleh petani adalah pupuk dan media tsnam yang digasakan. Pupuk yang biasa digunakan adalah Hyponex, yaitu papuk majemok dengan komposisi N:P: = 25:5:20. Pupuk ini dipasarkan secara terbatas " Depareres Torah, Fakullas Penanin 178, 1h Meranti, Kary FB. Boor 16680, Telepon:Q251-422047, Fax: 0251 ssandi@indonstig, (penicontekkovesponders) Oepartenen Tanah, Fakuhas Foran 1 pengguman cempuran tanah dengan pasir sebagei rmedia tumbuk sorgum dalam memproduksi inokulan CMA, dan (2) meneliti penggunaan pupule Urea, S?-36 ddan KCI untuk memproduksiinokulan CMA. BAHAN DAN METODE Tanaman nang yang digumakan untuk memproduksi inokulan CMA adalah sorgum (Sorgen bicolor) varictas UPCA-S1 yang diperoleh dari Biotrop, Bogor. Sebagat media tambun digunakan zeolit dan ‘campuran taal dengan pasir bangunan. Zoolit berasel ari Bayah, Sukabum Selatan yang berakuran sekitar 2 mm sedangkan tanah Latosol (Ultisol) dismbil dari Desa Cimakpar, Keeamstan Kedung Halang, Kabupaten Bogor Pasir bangunan _berasal_ dari Cimuangkok, Sukebumi, Inolaulan CMA adalah Entrophaspora colombiana (41-3) dan Glomus manthons (78-1) yang, Bul Agron. (22) (1) 26 ~ 31 (2004) merupakan koleksi Laboratorium Biologi Tanah, Departemen Tanah, Fakultas Pertanian IPB. Pupuk yang digunakan adalah larutan bara Hyponex (25:5:20), dan Janitan hara yang mempunyai homposisi sama dengan Hyponex, dibuat dari Urea, SP-36 dan KC. Dalam —penctitian "ini, safuan —_percabaan ditempatkan menurut Rancangan Acak Leagksp (RAL) dlengan tiga fakior dan enam ulangan. Fakior pertama adalah jenis media yaits zeolit (M1), dan. camparan tanah dengan pasir dengan perbandingan 1: 1 (volume) (M2); faktor Kedua adalah jenis CMA yaitu & colombiana (41-2) dan 6. manihoris (78-1); sedangkan faktor ketiga adalah jenis pupuk (anutan hara) yaitu ‘anpa lorutan bara (PO), larutan Hypouex. (F) dan larutan hara Urea, SP-36 dan KCI (P2). Kandungaa N, P dan K di dalam larwan Hyponex sama dengan kkandungan N, P dan K di dalam Jarotan ara pupuk yoita 250 mg N, 50 mg POs dan 200 me KO dali stu iter lerwian. Lanwan bara diberikan melahsi penyiraman ke dalam medit dengan takaran yang ifisesuaikan dengan umur tanaman, Data yang diperoteh ilanalisis dengan menggunakan wi F dan uji lanjut Duncan's Multiple Range Test (DMRT), Permukasn berih sorgum disierilkan dengan menigzunakan_lerutan khlorox (3% NaOCl) selama lima menit, kemadian dibilas dengan akuades sterl sebanyak liga kali. Rerih sorgum yang sudah sterl pemukaannys iirendam dalam air hangat selama 2 menit, kermudian dicenéam dalam air dingin telama 24 jam sebelum diam, Tanah disaring dengan saringan 2 mm, dicempur dengan pasir dengan perbandingan 1:1. Zeolit dengan ukuran sektar 2 nim diewci sebingga bersih dari partike! yang halus Sebanysk 2 kg campuran media tanam imasukkan ke kentorg plastik tahan panas. Kedua ‘media tanam ini disteritkan dengan aufoklaf pada suhu 120°C selama 2 jam Sterlisasi dilakukan sehanyak dua ali, selang wekiw satu hari. Sebanyak 550 spora E. colombiana (41-3) dan 340 spor G, manihotis (78-1) dalam setisp 50 g inokutan dimasukkan ke dalam media tanam. Sepuluh benih sorgum yang sudah disterilisesi permuksannya ditebor-merata di permakasn media tanam dan dituep ‘dengan medi tanam setzbal 1.0 em. Laruten hare diberikan setclah tanaman berumar satu mingga, Lerutan_hara disemprotkan selang sehr dengan taksran 1.0 ml. pada bulan pertama, 2.0 ml pada bulan kedus, 20 ml pada bulan ke tiga dan 4 ml pada bulan selenjutnya, Kadar atr media dipertahankan setiap hei melalui penimbangan, Pestisida tidak digunakan, Pengarmitan dilaicukan molsi bulan kedua sammpai bulan ke tujub. Totok ukur yang diamati adalah jumlah spora, derajat infeksi akar dan bokot akar. Untuk: engambilan contoh destruktf digunakan satu ulangén setinp bulan. Jumiah spora, derajat infeksi akar dan bobot akar ianaman diteiapkan. ‘Media Campuran Tanah-Pasir dan Pupak Jumlah spora dan derajat inteksi CMA ditetapkan dengan menggunakan metode Giovannewi' dan Mosse (1980) dan Brundrett of al, (1982). Akar tanaman dibersihkan dan ditimbang. |ASIL DAN PEMBAHASAN Dari fast analists statistik ternyata bata inierakst antara perlakuan media tanam, jenis inokaslam CMA ddan jenis larutan hats tidak nyata terhadap jurlah spora EMA, derajat infeksi akar dan bebot akar ranoman sorgum. Dengan demikian, faktor tunggal digunakan untuk menganalisis pengarub masing-«nasing perlakuan, Jurtah Spora CMA Jumiah spars CMA yang dibasilkan pada media tenah yang dicampur dengan pasir lebih banyak dibandingkan dengan jumlah spora peda media 2colit (CTabel 1). Ini berarti bahwa. media tanah yang dicampur dengan pasir merupakan media yang lebih bak uatuk petbanyakan spora £. colombiana (41-3) dan G ‘manihoris (78-1) dibandingkan dengan media zeott Hal ini agjalan dengan apa yang dilaporkan oleh Wood (1987), Lebif lanjut Wood (1987) melaporkan balwa dengan menggunakan tanch sebagai media tana, sebanyak | 000 sampai 2 000 spora Glomus spp pet gram dapat diasikan. Walgupun berfuktuasi dengan Uumur tanamn, jamlah spora di dalam media tanak yang dlicampur dengan pasir bangunan lebih banyak 1.08 kal, (uur 3 bulan) sampai 3.40 kali (umur 5 bulan) ibandingkan dengan jumlah spora di dalam media zeolit, Jurmlah spora CMA muksimum pada media zeolit Isbih Kurang dieapai pada umur 4 bolan dengan Jumlah spore sebanyak 1 937 spora per 50 g. Walaupun ada peaingkatan jumlah spora CMA, namin peningkatan jumilah spora hanya sedikit’ Pada media fanzh yang dicampue pasir jumdah spora maksimum dicspai paca umur 5 bulan deagan jumlah spora sebanyek 6 465 spora per 50g media, Pada bulan ke exam, jumlzh spora CMA pada media tanah yang dlicampor pasir berkurang. Dengan menggunakan tanab gambut sebagai media dan umput Braciaria decumbens sebagai taraman inang, Sieverding (1991) rmelaporkan behwa jundah spore @. renthous yang diperoleh mencapai 260 spora per 100 g tanah setelah 5 balan dan 7 722 spora setelah 7 bulan, Dengan demikian, produksi spors G. manihotis yang dihasilkan dlalam peneliian inj lebih banyak ditandingkan dengan yang dilaporkan oleh Sieverding (1991) Pertumbuhan sorgum yang lebih baik pada media ‘anah yang dicampur pasit”dibandingkaa dengan pada media tanam 2colit dapat dilthat dari perbaadingan bobot akar sorgum. Bobot akar sorgum pads media tanah yang dicampur pasir berkisar antare 1.99 kali sampai 4.13 kali lebih berat dibandingkan dengan bbot n Bul, Apron. (32) (1) 26—31 (2004) akar sorgum pada media tanam zeotit (Tabel 3). Dengen demikian, suplai bahan orgonik yang diperlukan oleh CMA untuk pertimbuhannya termasuk juga untuk ‘memproduksi spora Iebih banyak, sehingea memung- kkinkan pertumbuban CMA yang lebih baik dan produksi spora yang Iebih banyak. Tanah yang dicampur pasir juga memungkinkan gerasi yang lebih beik. Same dengan cendawan lain pada umemnyz, CMA ‘memeriukan aerasi tanah yang lebih baik untuk pertumbuhannya. Pencampuran tanch dengan pasir akan memperbaiki aerasi tanab. ‘Tabel 1, Pengaruh jeris merlia tanam, spesies CMA dan jenis pupuk terhadap jumlah spora CMA Peclakuan Unmur (bulan) 4 5 6 7 Jenis media tanam jumlah spora/50 g media... Zeotit (M1) 7m 1677" 1957 1900" 1976" 1.983" "Tanah + Pasir (M2) 1733" 2796 3664" 6455" 4039" 3.916" MMI 2.23 1.68 137 3.40 2.08 197 Spesies CMA E. colombiana (41-3)(A) 486 to63® 1444” sa naga 1 197" G. manitotis (78-1) (B) 202s" 3410" 4.178" = 430" = 4831" 4.702" BIA 4.16 3.21 2.89 4.08 4.08 393 Jenis pupuk Kontrol (P-0} Vist 1897" 2ar2* 2499" 242" — 2a Hyponex (P-1) 1307" 2163 3083* 3084" 3095" 3.053! NDK (P-2) 1214s 2649 2918" 3 164* 34364 3.380" Keterangan : Angka pada setiap Kolom untuk setiap jenis perlakuan yang diikuti oleh huruf yang erbeca-menunjukkan perbedasn yang ayata menurut uji DMRT pada tara’ $% Jumlah spore G. manihoris (78-1) 2.89. sampai 4.16 kal lebih banyak dibandingkan dengan & colembiana (41-3) (Tabel 1). Jumlah spore. colombiana (41-3) maksimum dicapai pads amur 4 bulen yaitu sebanyak 1 444 spore per 50 g media, sedangkan jumlah spora ©. manihoris (78-1) maksiraum dicepai pada umur_enam balan yatta sebanyak 4 831 spora per 50g media. Hasil penclition yang scbaliknys dilaporkan oleh Sieverding dan Toro (1988). Pada tanah Tembab, jumiah spora yang diasikan oleh E colombiana scbanyak 31 265 spora per 100 g tanak yang jah melebihi spora yang dihasilkan oleh |G manihotis yaitu sebanysk 2 714 spora. Pada tenah yang keering, jumleh spora yang dihasilkan lebih sedikit yaitu 5 600 spor (E. colombiana) dan 350 spora (G. ‘manihots) per 100 g tansh, Produksi spora CMA yang lain seperti Acaulospora longue, 4. myriocarpa dan G-fascicutanen jouk lebih sedikit dibandingken dengan eda CMA ini 28 Pemberian pupuk baik Hyponex maupun cam- ppuran Urea, S?-36 dan KCI nyata meningkackan jumlah spore yang dihasilkan CMA (Tabel 1). Pada umemnya, pemupukan Hyponex menghasilkan jumlah spora CMA yang tidak berbeda jumlahnya dengan permpakan ‘menggunakan Urea, SP-36 dan XC, Namun pada balan ke tujub, jumlah spora CMA pada perlakuen yang ‘mendapat perupukan Urea, SP-36 dan KCI nyata lebih ‘banyak ( 380 spora) dibandingkan dengan permupakan dengan Hyponex (3 053 spora) Derajat tnfekst Akar Derajat infos akar sorgum oleh CMA pada media tanah dicampur pasir nyata lebih tinggi dibandingkan dengan derjatinfesi akar pada media 2eolt (Tabel 2). Pace media zeolit, derajat infeks: akar berkiser dati 41.53% sampsi meksimum 65.519, Pada media tanah dicampur pasir, derajat infeksi akar sudah meneapai 65.16% pada bulan ke dua dan mencepai nila smaksirnim: pada bulan ke tujuh yaitu 96.03% sand Anas dan JL. 0, Tampuboion Bul. Agron. (32) (1) 2531 (2004) Kemarpuan & eolombiema (41-3) dalam meng- inteksi akar sorgum nyata lebih rendah dani G. manihotis (18-1) (Tebe} 2). Derajat infeksi akar £ ccolombiana (41-3) berkisar dari $1.81% sampai paling ingg! 65.88% sedangkan derajat infeksi G. manihoris (78-1) berkisar dari 5.16% sampai 71.49%. Pemupakan dapat_mennrunkan atau menailckan deiajat infeksi akar (Tabel 2), Perupukan meng- gunakan compuran Urea, SP-36 dan KCI, scjek bulen eda mempunyai derajatinfeksi akar yang ayaa lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan pemupukan menggunakan Hyponex maupun tanpa_puptik, Pemupukan Hyponex, dapat menurunkan derajet infos akar dibandingkan dengan perlakuan tanga pemapuksn, ‘Tabel 2, Pengaruh jenis media tanam, spesies CMA dan jenis pupak tethadap derajat infeksi akar CMA Perlakuan Gave fein) 2 3 4 3 6 7 1 derajatinfksiakar (%) Jenis media tanam Zeolit (M1) 5959* 4067" 63.73" a1 S3* 65.51 63.04" Tanah + Pasir (M2) 65.16" 630" 68.88" 72.64" 70.304 96,03" Spesies CMA, E.colombiana(A1-3)(A) $3.26" SL81® 65.04" 5752 65.88" 6.13 G. manihotis (78-1) (B) 71.49% 55.16" 67.36" 56.65" 69.95" 68,92" Jeais pupuk : Kontrol (?-0) 58.70% 53.79" 65.78" s1.22® 69.49" 66,47" Hyponex (P-1) 60.30" 440° 59.30" 53.61 6098S 60.18 NPK (P-2) 681 62i6* 73.43" 65.82" as" Tad Keterangan : Angka pada setiep kolom untuk setip jenis perlakuan yang dilkusi oleh huruf yang berbeda menunjukken perbedaan yang ayste ienurut uli MRT. pada tarsf 5% Robot Akar Sorguen: Selgin dari spors, hif CMA merupakan surber inokuiun. Akar tansmman inang yang banyak dengan dergjetinfeksi ker oleh CMA yng tinggi merupakan indiketor sumber inokulom CMA yang bak. Sorgum Media Camporan Tanah-Pasit dan Pupak tumbuh baik pada media naman campuran tanah dengan pasir. Bobot akar sorgum pada media tanam pas berkisar sekitar 2 sampai 4 kali bobot akar sorgum pada media zeolit (Tabel 3) | Bul, Agron. (32) (1) 26 31 (2004) ‘Tabel 3. Pengarch jenis media tanam, species CMA dan jenis pupuk tertadap bobot akar sorgum, ‘Umar (bulan) Perlakuan 2 3 4 5 6 7 bobot akar sorgum (e/pot) Jenis media tanam : Zeolit (M1) o2s* 20" oan oa® ot 08 ‘Tana + Pasir (M2) yn 2M 376 399 3.85 43 2.65 1.99 Spesies CMA, Ecolombiana (81-3) (A) os7* 079" 0.89" 1.00" ait 163" 6. manihotis (78-1) (BY oi o64* = ogi gat nar na Jenis pupnk | Kontrol (P-0) ast —s6® —061* 0.66" 02 1.08 Hyponex (P-1) 0764 92% Alt aT# h6s4 1.958 NPK(P-2) 052” 067 ors" kos 20" 1.83 Keterangan: Angka pada setiap kolom untuk setiap jenis perlakuan yang diikuti oleh huruf yang berbeda : ap jenis pe ‘menunjukkan perbedaan yang nyata menurut wi DMRT pada teraf 5% Kecuali pada bulan ke tiga, bobot skar sorgum sang diinokulisi dengan & colembiana (41-3) tidak terbeda dengan bobot akar sorgam yang diinokulasi dengan G. manitotis (78-1). Pemupukan berpengarah riyata terhadap bobot akar sorgum (Tabel 3). Bobot akar sorgum yang tidak dipupuk lebih rendah sitaadingkan dengan bobot skar sorgum yang dipupale Hyponex mmupan Urea, SP-36 dan KCL Pada bulan edua sampsi bulan ke lima, pemupukan sorgum dengan mengguaakan Hyponcx, menghasillan akar yang. lebih berst dibandingkar’ dengan pemupaian ‘menggunakan Urea; SP-26 dan KCl. Pada bulan ke fenam dan ketujub, Kedaa jenis pupuk tersebut rmenghasilkan bobot akar sorgum yang tidak berbeda Media tanam campuran tana dengn asic ‘memberikan Kondisi untuk pertumbuhan yang lebih balk ‘eagi sorgumn dibandingkan dengan media tanam zeolit. Hal ini dapat dithat dari bebot skar sorgum yang ditaram pada media tanah yang dicampur dengan pasir yang 1.99 kali sama’ 4.13 kali lebih beret dibancing dengan bobot akar sorgam yang citsnam pada zeolit (Tatel 3). Pertumsbuhsn songum yang lebih baik pada fanah yang dicampur pasir ini disebabkan antara iam leh perbedaan jenis dan kandungan hara yang tersedia pads media tamah bercampur pasir yang lebih balk dibandingkan dengan peda zeolit Unsur yang diberikan ddari pupuk Hyponex maupun Urea, SP-36 maupun KCL hanyalah N, P dan K sedangkan unsurcunsur hara Jninnya tidak dibenkan. Unsur hara makro lain dan juga uunsur hara mikro seperti Cu, Zn, Fe jelas lebih banyak pada media campuran tanah dengan pasir dibandingkan dengan di dalam zeolit. Selain dari itu, campuran tanah dengan pasir juga memberiken sifat fisik media yang lebih sik. Kandungan air cukup don aerasi tanh bail, sehingga pertukeran dara tanah dengan udara atmesfir lebih lancar, Kondisi yang demikian akzn merangsang, pertumbuhan CMA dan pembentukkan spora yang lebih bai. Kemampuan £. colombiana (41-3) untuk meng- hasilkan spor dan menginfeksi akar sorgum lebih yendah ditandingkan dengan G. manihotis (78-1). Jumlah spora E colombiasa (41-3) maupun G. manihotis (78-1) yang disupuk Hyponex tidak berbeda dengan jumlzh spora CMA yang dipupuk Urea, SP-36 dan KCl, nanuan kemampuan CMA menginfeksi akar sorgum lebih tinggi pada songum yang diberi pupuk ‘Urea, SP-36 dan KCI dibandingken dengan tanaman ‘yang dipupuk dengen Hyponex. Iswand} Anas dan J. LO, Tampubaton + Bul. Agron. (32) (1) 26~ 31 (2008) KESIMPULAN Berdasarkan hasil_penclitian, kesimpulan yeng dapat diambil adalah: (1) dalam memproduksi inokulan CMA, campucan tapah dengan pasir bangunan dapat digunakan sebagai pengganti zeokit, (2) lanatan hara Hyponex (20:5:20) capat diganti dengan larutan Urea, $P-36 dan KCI, (3) jenis media dan spesies CMA ‘menentukan jumlah spora CMA yang dibasilkan, (4) jumilah spore E, colombiana lebih banyak pada media zeolit. sedangkan jumlah spora G manthoris. lebi banyak pada media tanah dicampur pasir, (5) derajat infeksiakar oleh F:colombiana maypun C. maniketis Jebih (inggi pada media tanah dicampur pasir diban- dingkan dengan media zeolit UCAPAN TERIMA KASIH. Peneltian ini dibiayat oleh SEAMEO-BIOTROP: mehnlui SEAMEO-BIOTROP Competitive Research Grant tahun 2601-2002, DAFTAR PUSTAKA Bares, J. M. 1988, Endomycorrbyza Biotechnology to Improve Plant Productivity in Intercropping Systems, Paper presented at the 2™ European Symposium on Mycorthizae, August 14-20, 1988, Prague. Media Campuran Tanah-Pasir dan Pupuk Brundvett, M., N. Bougher, B. Dell, T. Grove, Malajecuk. 1982. Working with Mycorthizas in Forestry and Agriculture. ACIAR’ Monograph. ‘Austealia 373 p Dehne, HW. G. F. Backhaus, 1986. The use of vesicular-arbuscular mycorrhizal fungi in plant production. I. Inoculum production, J, Plant Dis Protect. 93:415-424 Giovannetti, M., _B. Mosse. 1980, An evaluation of Techniques for measuring vesicular arbuscular mycorthizal infection in roots. New Phytol. 184:489.500. Sieverding, E., T. S Toro. 1988. Influence of soil ‘walct regimes on VA mycorrhiza. ¥, Performance of different VAM fungal species with cassava; J, ‘Agron, Crop Sei, 161:322-332, Sieverding, E. 1991, Vesicular-Arouscular Mycorthiza Management in Tropical Agrosyiems, Deuische Gesellschaft flir Technische Zusammenarbeit (GTZ) Grbit, Esctbom Gemmany, 372 p. Wood, T. 1987, Commercial production of VA ‘mycortiza inoculum: axenic versus nonaxeaic techniques. /e: Sylvia, D.M., L. Hung, J. H Graham (eds), Mycomthizae in the Next Decade, Practical Applications and Research Priorities, Proceedings of the 7" NACOM IFAS, University of Florida, Gainesville. 274 p. aM

You might also like