Professional Documents
Culture Documents
K3 - Pengelolaan Perubahan Psikososial Dewasa
K3 - Pengelolaan Perubahan Psikososial Dewasa
PSIKOSOSIAL KEBIDANAN
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Pengelolaan Perubahan Psikososial Dewasa”. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Psikososial Kebidanan.
Proses penyusunan makalah ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada dosen pengampu dalam mata kuliah Psikososial Kebidanan, atas
bimbingan dan arahan yang beliau berikan serta teman-teman S2 Kebidanan
Unand angkatan 2022 yang telah dalam memberikan masukan dan dukungan
dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik
dari materi maupun teknik penyajian, mengingat keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata,
penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................3
1.3. Tujuan
.................................................................................................................
3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Konsep Dewasa Awal...........................................................4
2.2. Perkembangan Fisik................................................................................6
2.3. Perkembangan Kognitif...........................................................................7
2.4. Perkembangan Psikososial Dewasa Muda..............................................9
2.5. Tugas Perkembangan Dewasa Awal.......................................................10
2.6. Perkembangan Psikososial Dewasa Pertengahan....................................11
2.7. Perkembangan Psikososial Dewasa Akhir..............................................18
BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan..............................................................................................26
3.2. Saran........................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pengertian konsep dewasa awal
2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan fisik pada masa dewasa
3. Untuk mengetahui apa itu perkembangan kognitif
4. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan psikososial dewasa muda
5. Untuk mengetahui apa saja tugas perkembangan dewasa awal
6. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan psikososial dewasa
pertengahan
7. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan psikososial dewasa akhir
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan. Masa dewasa awal atau early
adultood terbentang sejak tercapainya kematangan
secara hukum sampai kira-kita usia empat puluh tahun (dialami seseorang
sekitar dua puluh tahun).
Masa dewasa awal adalah masa kelanjutan dari masa remaja sehingga
ciri-ciri masa remaja tidak jauh berbeda dengan perkembangan remaja. Ciri-
ciri kematangan dewasa awal menurut pendapat Anderson adalah sebagai
berikut.
1. Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego minat orang matang
berorientasi pada tugas-tugas yang dikerjakannya, dan tidak condong pada
perasaan-perasaan diri sendiri atau untuk kepentingan pribadi.
2. Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efisien:
seseorang yang matang melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara
jelas dan tujuan-tujuan itu dapat didefinisikan secara cermat dan tahu
mana yang pantas dan tidak serta bekerja secara terbimbing menuju
arahnya.
3. Mengendalikan perasaan pribadi: seseorang yang matang dapat menyetir
perasaan-perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh perasaan-perasaannya
dalam mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain. Dia tidak
mementingkan dirinya sendiri, tetapi mempertimbangkan pula perasaan
orang lain.
4. Keobjektifan orang matang memiliki sikap objektif, yaitu berusaha
mencapai keputusan dalam keadaan yang bersesuaian dengan kenyataan.
5. Menerima kritik dan saran: orang matang memiliki kemauan yang
realistis, paham bahwa dirinya tidak selalu benar sehingga terbuka
terhadap kritik dan saran orang lain demi peningkatan dirinya.
6. Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi: orang yang matang
mau memberi kesempatan pada orang lain dalam membantu usaha-
usahanya untuk mencapai tujuan. Secara realistis diakuinya bahwa
beberapa hal tentang usahanya tidak selalu dapat dinilainya secara
sungguh-sungguh sehingga untuk itu dia menerima bantuan orang lain.
5
4. Pragmatism
5. Multiple solutions
6. Awareness of paradox
7. Self-referential thought
2.3.3 Tujuh tahapan rentang kehidupan perkembangan kognitif menurut
K. Warner Schaie
1. Tahap pemerolehan (acquisitive stage)
2. Tahap pencapaian (achievement stage)
3. Tahap tanggung jawab (responsible stage)
4. Tahap eksekutif (executive stage)
5. Tahap reorganisasional (reorganizational stage)
6. Tahap reintegrasi (reintegrative stage)
7. Tahap penciptaan warisan (legacy-creating stage)
2.3.4 Steinberg: Wawasan dan Tahu-Bagaimana
Teori Kecerdasan Triarhic
1. Unsur pengalaman (experiential element). Istilah Steinberg untuk
aspek perspektif atau kreatif dari kecerdasan.
2. Unsur kontekstual (contextual element). Istilah Steinberg untuk aspek
praktis dari kecerdasan.
3. Unsur componential (componential element). Istilah Steinberg untuk
aspek analisis dari kecerdasan.
4. Pengetahuan tacit (tacit knowledge). Istilah Steinberg untuk informasi
yang tidak diajarkan secara formal atau diungkapkan secara terbuka,
tetapi perlu untuk berfungsi dengan berhasil
2.3.5 Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence)
Istilah Salovey dan Mayer untuk kemampuan memahami dan
meregulasi emosi; suatu komponen penting dari tingkah laku yang efektif
dan inteligen. Kompetensi dari kecerdasan emosional (Goleman):
kesadaran diri (kesadaran emosional, asesmen diri yang akurat dan
kepercayaan diri), manajemen diri (kontrol diri, dapat dipercaya,
kecermatan, kemampuan beradaptasi, dorongan prestasi, dan inisiatif),
8
dengan hidup mereka, dan tidak ada periode tertentu dalam hidup yang
mengandung kepuasan lebih banyak dibandingkan periode lainnya.
Periode dewasa pertengahan bukan hanya mencakup multiplisitas
jalur kehidupan yang lebih basar dibandingkan sebelumnya. Seseorang di
usia 45 bisa jadi merupakan orang yang bahagia dalam pernikahannya dan
membesarkan anak, yang lain bisa jadi merenungkan perkawinan atau
berada di tepi perceraian. Seseorang yang berusia 60 tahun mungkin
memiliki jaringan teman, keluarga, dan kolega yang luas; di sisi lain ada
yang tidak memiliki keluarga yang masih hidup dan hanya memiliki
beberapa orang teman. Walaupun demikian, bagi orang-orang paruh baya
hubungan dengan orang lain sangat penting, mungkin dalam cara yang
berbeda dari masa kehidupan yang lebih awal
2.6.6 Teori Kontak Sosial
Merujuk kepada teori konvoi (persahabatan) sosial, orang-orang
menjalani kehidupan dengan dikelilingi oleh social convoy (pertemanan
sosial): lingkaran teman dekat dan anggota keluarga dengan berbagai
tingkat kedekatan, yang kepada merekalah dia dapat menggantungkan
pertolongan, kesejahteraan, dan dukungan sosial yang sebagai imbalannya
mereka menawarkan perhatian, kasih sayang, dan dukungan Karakteristik
orang tersebut (gender, ras, agama, usia, pendidikan, dan status
perkawinan), bersama dengan karakteristik situasi seseorang (harapan
peran, peristiwa kehidupan, stres kehidupan, dll.) memengaruhi ukuran
dan komposisi persahabatan, serta kepuasan yang bersumber dari
dukungan ini.
Semua faktor ini memberikan kontribusi kepada kesehatan dan
kesejahteraan. Interaksi sosial memiliki 3 tujuan utama:
1. Sumber informasi
2. Interaksi sosial membantu orang-orang mengembangkan dan
mempertahankan rasa akan keberadaan diri
3. Interaksi sosial merupakan sumber kenikmatan dan kenyamanan atau
kesejahteraan emosional.
13
ibu, memiliki masalah pada saat ini, jumlah mereka dikalahkan oleh
para wanita yang menemukan kemerdekaannya.
c. Parenting Anak yang Sudah Dewasa
Bahkan bertahun-tahun aktif, lalu berakhir dengan anak
meninggalkan rumah untuk selamanya, orang tua tetap orang tua.
Peran orang tua pada masa paruh baya terhadap anak muda
menimbulkan masalah baru dan menuntut sikap dan perilaku bagi
kedua belah pihak. Pada keluarga kelas menengah paling tidak orang
tua paruh baya biasanya memberikan dukungan yang lebih banyak
kepada anak mereka dibandingkan dengan apa yang mereka dapat
ketika anak membangun karier dan keluarga.
d. Parenting yang Berkepanjangan
Di sebagian besar negara barat semakin banyak anak yang sudah
dewasa menunda untuk meninggalkan rumah. Lebih jauh lagi
revolving door syndrome (sindrom pintu berputar) terkadang disebut
fenomena bumerang menjadi semakin umum seiring dengan
meningkatkan jumlah dewasa awal terutama pria yang kembali ke
rumah orang tua mereka, terkadang lebih dari sekali dan kadang kala
kembali bersama keluarganya.
e. Ikatan Kekeluargaan Lain
Pada masa paruh baya, ikatan kekeluargaan paling awal ini bisa
jadi muncul lagi dalam cara yang baru, seiring dengan bergesernya
tanggung jawab terhadap orang tua yang sudah manula kepada anak-
anak mereka yang sudah paruh baya
f. Hubungan dengan Orang Tua yang Sudah Uzur
Kontak dan bantuan mutual adalah antara anak yang telah berusia
paruh baya dengan orang tua mereka yang sudah cukup kuat. Ikatan ini
tumbuh dari keterikatan sebelumnya dan terus berlangsung sepanjang
keduanya hidup. Menjadi pengasuh bagi orang tua yang sudah sepuh:
banyak orang tua yang sudah sepuh menerima perawatan di rumahnya
sendiri atau di rumah yang merawat. Kesempatan untuk menjadi
17
aktif. Teori kontinuitas: teori penuaan yang disodorkan oleh Atchley yang
menyatakan bahwa untuk menua dengan sukses seseorang harus
mempertahankan keseimbangan kontinuitas dan perubahan dalam struktur
internal dan eksternal kehidupan mereka. Peran produktivitas: sebagian
ahli riset berfokus pada aktivitas produktif, berbayar, atau sukarela sebagai
kunci untuk menjalani penuaan dengan baik. Optimasi selektif dengan
kompensasi. Penuaan yang sukses tergantung kepada kepemilikan tujuan
yang memandu perkembangan dan sumber daya untuk menjadikan tujuan
tersebut berpotensi untuk diraih pada masa tua bahkan sepanjang usia.
Menurut peneliti, hal ini terjadi melalui optimasi selektif dengan
kompensasi.
2.7.2 Gaya Hidup dan Isu Sosial yang Berkaitan dengan Usia
a. Kerja, Pensiun, dan Bersantai
Tren dalam pekerjaan di usia lanjut dan pensiun: sebagian besar
orang dewasa yang dapat pensiun melakukannya dan seiring dengan
semakin panjang usianya, mereka lebih banyak menghabiskan waktu
dalam masa pensiun. Di semua negara, para lansia merupakan bagian
kecil dari tenaga kerja dan persentasenya terus menurun sejalan dengan
peningkatan usia. Orang-orang yang terus bekerja setelah usia 65
sampai 70 tahun menyukai pekerjaan mereka dan tidak
menemukannya sebagai sesuatu yang membosankan dan menekan.
Mereka cenderung lebih aktif sepanjang periode santai mereka
dibandingkan para pensiunan. Bagaimana usia memengaruhi performa
pekerjaan dan sikap terhadap kerja? Pekerja lansia sering kali lebih
produktif dibandingkan yang lebih muda. Walaupun mereka bekerja
lebih lamban dari orang muda, akan tetapi mereka lebih akurat. Para
lansia cenderung lebih puas dengan pekerjaan mereka ketimbang yang
lebih muda. Mereka terlibat, lebih berkomitmen, digaji lebih baik, dan
memiliki kecenderungan lebih kecil untuk beralih pekerjaan
dibandingkan yang muda. Hidup setelah pensiun. Orang-orang yang
pensiun bisa jadi merasakan kehilangan peran sentral bagi identitas
21
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Makhluk hidup mempunyai fase dimana manusia yang paling besar
adalah fase manusia dewasa awal merupakan masa dewasa atau satu tahap
yang dianggap kritikal selepas alam remaja yang berumur dua puluhan (20-
an) sampai tiga Puluhan puluhan (30 an). la dianggap kritikal karena
disebabkan pada masa ini manusia berada pada tahap awal pembentukan
karir dan keluarga. Pada peringkat ini, seseorang perlu membuat pilihan
yang tepat demi menjamin masa depannya terhadap pekerjaan dan keluarga.
Pada masa ini juga seseorang akan menghadapi dilema antara pekerjaan dan
keluarga.
Berbagai masalah mulai timbul terutama dalam perkembangan karir
dan juga hubungan dalam keluarga. Sebagai akhir dari masa remaja adalah
masa dewasa, atau biasa disebut dengan masa auoise masa adolesen. Ketika
manusia menginjak masa dewasanya sudah terlihat adanya kematangan
hlam dalam dlirinya dirinya. Kematangan jiwa tersebut menggambarkan
bahwa manusia tersebut sudah menyadari makna hidupnya. Dengan kata
lain manusia dewasa sudah mulai memilih nilai nilai atau norma yang telah
dianggap mereka aik untuk dirinya serta mereka berusaha untuk
mempertahankan nilai - nilai atau norma - norma yang telah dipilihnya
tersebut.
3.2. Saran
1. Faktor lingkungan perkembangan orang dewasa sangat berpengaruh
terhadap perkembangan orang dewasa. Jadi kita harus memperhatikan
lingkungan disekitar kita supaya faktor lingkungan yang mempengaruhi
baik juga.
2. Seseorang untuk berkembang apabila remaja telah mencapai usia
dewasa secara hukum, mereka berkeinginan kuat untuk dianggap
27
Masykuroh, K., Dewi, C., Heriyani, E., Widiastuti, H.T. 2021. Modul psikologi
perkembangan. Jakarta: Uhamka.