You are on page 1of 28

LAPORAN AKHIR PRAKTIK KEBIDANAN FISIOLOGIS

HOLISTIK NEONATUS PADA NEONATUS ATERM USIA 6


JAM DENGAN VIGOROUS BABY DALAM MASA ADAPTASI
DI PUSKESMAS PEMBANTU DAUH PURI

OLEH :
NI MADE KARTIKA APSARI
NIM. P07124322039

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN PRODI ALIH JENJANG SARJANA
TERAPAN KEBIDANAN
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIK KEBIDANAN FISIOLOGIS


HOLISTIK NEONATUS PADA NEONATUS ATERM USIA 6
JAM DENGAN VIGOROUS BABY DALAM MASA ADAPTASI
DI PUSKESMAS PEMBANTU DAUH PURI

OLEH
NI MADE KARTIKA APSARI

Telah disahkan,
Denpasar, November 2022
Mengetahui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Lapangan

I Gusti Agung Ayu Novya Dewi, M.Kes Ni Wayan Sumiarni, A.Md,.Keb


NIP. 198011062002122002 NIP. 198002052010012018

Mengetahui,
Ketua Prodi Profesi Bidan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar

Ni Wayan Armini, SST., M.Keb


NIP. 198101302002122001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan
Yang Maha Esa, karena berkat rahmat yang telah beliau berikan kepada penulis,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir “Laporan Akhir Praktik
Kebidanan Fisiologis Holistik Neonatus Pada Neonatus Aterm Usia 6 Jam
Dengan Vigorous Baby Dalam Masa Adaptasi Di Puskesmas Pembantu Dauh
Puri” tepat pada waktunya.
Dengan selesainya penulisan laporan ini, penulis mengucapkan terimakasih
kepada pihak-pihak yang membantu kelancaran penulisan laporan pendahuluan
ini, yakni:
1. Ibu Dr. Ni Nyoman Budiani, S. Si.T., M.Biomed selaku Ketua Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar.
2. Ibu Ni Wayan Armini, SST.,M.Keb selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan
Kebidanan.
3. Ibu Ni Made Dwi Mahayanti, M.Keb selaku Penanggung Jawab Mata Kuliah
Praktik Kebidanan Fisiologis Nifas dan menyusui..
4. Ibu I Gusti Agung Ayu Novya Dewi, M.Kes. selaku Pembimbing dalam
Praktik Kebidanan Fisiologis.
5. Ibu Ni Wayan Sumiarni, A.Md.,Keb selaku pembimbing lapangan Praktik
Kebidanan Fisiologis.
6. Semua staf dan pegawai di Puskesmas Pembantu Dauh Puri yang telah
bersedia membimbing saya selama melakukan praktik.
7. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu, yang telah
membantu dalam penyusunan laporan akhir ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki berbagai
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan
ini bermanfaat bagi semua pihak.
Denpasar, 30 November 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................................................i

Lembar Pengesahan.............................................................................................................

Kata Pengantar....................................................................................................................

Daftar Isi.............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................................

B. Tujuan Praktik.................................................................................................................

C. Waktu dan tempat............................................................................................................

D. Manfaat penulisan...........................................................................................................

BAB II KAJIAN TEORI

A. Asuhan Kebidanan Neonatus..........................................................................................

BAB III TINJAUAN KASUS...........................................................................................

BAB IV PEMBAHASAN……………………………………………………… 19

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ……………………………………………………………………...21

B. Saran…………………………………………………………………………..21

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800
perempuan meninggal setiap hari akibat komplikasi kehamilan dan kelahiran
anak. Pada tahun 2013 lebih dari 289.000 perempuan meninggal selama dan
setelah kehamilan dan persalinan (WHO, 2014). Masalah Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Hal ini dikarenakan
masih tingginya AKI dan angka kematian bayi (AKB) yang ada di Indonesia.
(Profil Kesehatan Indonesia, 2010). Salah satu upaya untuk menurunkan AKI dan
AKB yaitu dengan melakukan pelayanan kesehatan berupa asuhan kebidanan.
Dalam ruang lingkup kebidanan, seperti permasalahan bayi sangat
diperlukan seorang bidan yang berkompeten untuk menangani masalah tersebut.
Maka dari itu, diperlukan pelayanan yang bersifat khusus berupa asuhan
kebidanan. Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan, dan
tanggungjawab bidan dalam pelayanan yang di berikan kepada klien yang
memiliki butuhan dan atau masalah kebidanan.
Periode neonatal merupakan suatu periode yang kritis karena akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi, balita, anak prasekolah
sampai dewasa.Untuk mencegah hal tersebut, bayi perlu diberikan kebutuhan
dasar asah, asih dan asuh sedini mungkin oleh orangtua maupun tenaga kesehatan
yang bertugas agar petumbuhan dan perkembangan bayi menjadi lebih baik.
Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang sehat juga akan menyebabkan
kelainan- kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup bahkan
menyebabkan kematiaan. Maka perlu dilakukan asuhan neonatus mulai dari
anamnesa, pemeriksaan fisik, sampai penatalaksanaan demi menghindari hal
tersebut.
Mengingat masa neonatus adalah masa penentu. Perkembangan dan
pertumbuhan bayi, anak diperlukan perhatian dan penanganan
yang terpadu dan berkesinambungan. Mulai dari anamnesa, pemeriksaan vital
sign, pemeriksaan fisik, pencegahan infeksi, dan pemenuhan kebutuhan dasar

1
bayi (asah, asih, dan asuh).

Melalui praktik terintegrasi di wahana praktik Puskesmas Pembantu Dauh


Puri laporan akhir ini akan mengkaji asuhan kebidanan neonatus, bayi, balita dan
anak prasekolah fisiologis berdasarkan hasil observasi di wahana praktik.

B. Tujuan Praktik
Setelah mengikuti praktik, mahasiswa semester VII Prodi Afiliasi Sarjana
Terapan Kebidanan memiliki kemampuan:
1. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memberikan asuhan
kebidanan kepada neonatus yang normal di bawah bimbingan institusi dan
lapangan.
2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa dalam melakukan
pendokumentasian asuhan kehamilan melalui langkah-langkah SOAP
(Subjektif (S), data Objektif (O), Analisa (A) dan Penatalaksanaan (P)).

C. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus


Pengambilan kasus dilaksanakan pada bulan November 2022 di Puskesmas
Pembantu Dauh Puri.

D. Manfaat Penulisan
a. Manfaat Praktik
Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori dan praktik yang telah dibahas
dan dipelajari dalam laporan pendahuluan ini, terkait keterampilan asuhan
kebidanan neonatus fisiologis, sehingga dapat mengembangkan sikap kritis dalam
mengevalusi kekurangan saat melaksanakan praktik, serta jika terdapat perbedaan
terkait teknik asuhan yang telah dipelajari di kampus dengan yang diamati,
sehingga mahasiswa dapat memperkaya diri dengan pengalaman praktik dan
mengasah keterampilan menjadi lebih baik

2
b. Manfaat Teoritis
Manfaat teroritis dari penyusunan laporan ini yaitu sebagai pedoman yang
menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa terkait keterampilan asuhan
kebidanan neonatus fisiologis, sebagai bekal dalam melaksanakan praktik
kebidanan fisiologi.

3
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Neonatus
Neonatus adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari)
sesudah kelahiran. Bayi merupakan individu yang berusia 0-12 bulan yang
ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan yang cepat disertai dengan
perubahan dalam kebutuhan zat gizi.Balita adalah masa anak mulai berjalan dan
merupakan masa yang paling hebat dalam tumbuh kembang, yaitu pada usia 1
sampai 5 tahun. Anak prasekolah adalah anak yang berusia 3 sampai 6 tahun yang
mempunyai berbagai macam potensi. Potensi-potensi itu di rangsang dan
dikembangkan agar pribadi anak tesebut berkembang secara optimal (Deslidel
dkk, 2011).
Neonatus perlu menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterin. Tiga faktor yang memengaruhi perubahan fungsi ini yaitu maturasi,
adaptasi dan toleransi. Maturasi mempersiapkan fetus untuk transisi dari
kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin dan ini berhubungan lebih erat
dengan masa gestasi dibandingkan dengan berat badan lahir. Adaptasi diperlukan
oleh neonatus untuk dapat tetap hidup dalam lingkungan baru yang dibandingkan
dengan lingkungan selama menjadi fetus, kurang menyenangkan. Toleransi yakni
kemampuan tubuh bertahan terhadap kondisi-kondisi abnormal seperti hipoksia,
hipoglikemia, dan perubahan pH yang dramatis dimana fatal bagi orang dewasa
tetapi tidak bagi bayi. Toleransi dan adaptasi berbanding terbalik bila
dibandingkan dengan maturasi. Makin matur neonatus, makin baik adaptasinya
tetapi makin kurang toleransinya (Hassan R, 2005).

B. Tanda-Tanda Neonatus Normal


Tanda-tanda neonatus normal adalah appearance color (warna kulit) seluruh
tubuh kemerahan, pulse (denyut jantung) >100 x/menit, grimace (reaksi terhadap
rangsangan) menangis/batuk/bersin, activity (tonus otot) gerakan aktif,
respiration (usaha nafas) bayi menangis kuat. (Mochtar 1998 dalam Rukiyah
2012). Kehangatan tidak terlalu panas (lebih dari 380C) atau terlalu dingin

4
(kurang dari 360C), warna kuning pada kulit (tidak pada konjungtiva), terjadi
pada hari ke-2 sampai ke-3 tidak biru, pucat, memar. Pada saat diberi makan,
hisapan kuat, tidak mengantuk berlebihan, tidak muntah. Tidak juga terlihat
tanda-tanda infeksi seperti tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk,
berdarah. Dapat berkemih selama 24 jam, tinja lembek, sering hijau tua, tidak ada
lendir atau darah pada tinja, bayi tidak menggigil atau tangisan kuat, dan tidak
terdapat tanda: lemas, mengantuk, lunglai, kejang- kejang halus tidak bisa tenang,
menangis terus-menerus (Prawirohardjo 2002 dalam Rukiyah 2012).

C. Asuhan Kebidanan Neonatus


1. Penilaian neonatus
Pengkajian pertama pada seorang bayi dilakukan pada saat lahir dengan
menggunakan nilai Apgar dan melalui pemeriksaan fisik singkat. Bidan atau
penolong persalinan menetapkan nilai Apgar. Pengkajian usia gestasi dapat
dilakukan dua jam pertama setelah lahir. Pengkajian fisik yang lebih lengkap
diselesaikan dalam 24 jam (Bobak, dkk 1995 dalam Wijayarini, dkk 2005).
Cara mengkaji nilai Apgar adalah sebagai berikut (Sondakh, Jenny J.S 2013) :
a. Observasi tampilan bayi, misalnya apakah seluruh ubuh bayi berwarna merah
muda (2), apakah tubuhnya merah muda, tetapi ekstremitasnya biru (1), atau
seluruh tubuh bayi pucat atau biru (0).
b. Hitung frekuensi jantung dengan memalpasi umbilicus atau meraba bagian
atas dada bayi di bagian apeks 2 jari. Hitung denyutan selama 6 detik,
kemudian dikalikan 10. Tentukan apakah frekuensi jantung >100 (10 denyut
atau lebih pada periode 6 detik kedua) (2), <100 , (<10 denyut dalam 6 detik)
(1), atau tidak ada denyut (0). Bayi yang berwarna merah muda, aktif, dan
bernapas cenderung memiliki frekuensi jantung >100.
c. Respons bayi terhadap stimulus juga harus diperiksa, yaitu respons terhadap
rasa haus atau sentuhan. Pada bayi yang sedang diresusitasi, dapat berupa
respons terhadap penggunaan kateter oksigen atau pengisapan. Tentukan
apakah bayi menangis sebagai respons terhadap stimulus (2), apakah bayi
mencoba untuk menangis tetapi hanya dapat merintih (1), atau tidak ada
respons sama sekali (0).

5
d. Observasi tonus otot bayi dengan mengobservasi jumlah aktivitas dan tingkat
fleksi ekstremitas. Adakah gerakan aktif yang menggunakan fleksi
ekstremitas yang baik (2), adakah fleksi ekstremitas (1), atau apakah bayi
lemas (0).
e. Observasi upaya bernapas yang dilakukan bayi. Apakah baik dan kuat,
biasanya dilihat dari tangisan bayi (2), apakah pernapasan bayi lambat dan
tidak teratur (1), atau tidak ada pernapasan sama sekali (0).
2. Membersihkan jalan nafas (Prawirohardjo, 2009)
Bayi normal menangis spontan segera setelah lahir. Apabila bayi tidak
langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan napas dengan cara
sebagai berikut:
a. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
b. Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih
lurus dan kepala tidak menengkuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah
ke belakang.
c. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan
yang dibungkus kasa teril.
d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi
dengan kain kering dan kasar. Dengan rangsangan ini biasanya bayi segera
menangis.
3. Mempertahankan suhu tubuh bayi (Prawirohardjo, 2009)
Pada waktu baru lahir, bayi belum mau mengatur tetap suhu badannya,
dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi
baru lahir harus dibungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolak ukur
kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil.

4. Memotong dan merawat tali pusat (Prawirohardjo, 2009).

Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu
menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan.
Apabila bayi lahir tidak menagis, maka tali pusat segera dipotong untuk
memudahkan melakukan tindakan resusitasi pada bayi.
5. Inisiasi menyusu dini (IMD) (Kemenkes, 2010).

6
Untuk mempererat ikatan batin antara ibu-anak, setelah dilahirkan
sebaiknya bayi langsung diletakkan di dada ibunya sebelum bayi itu dibersihkan.
Sentuhan kulit dengan kulit mampu menghadirkan efek psikologis yang dalam
antara ibu dan anak. IMD dilanjutkan dengan pemberian ASI eksklusif selama
enam bulan dan diteruskan hingga dua tahun dengan pemberian makanan tambahan
(PMT).
6. Posisi menyusui dan metode menyendawakan bayi (Kelly, Paula 2003
dalam Wahyuningtyas, Esty dan Tiar, Estu 2010).
Posisi menyusui bayi ada tiga macam yaitu digendong, berbaring dan
football hold. Metode menyendawakan bayi ada tiga metode yakni disandarkan
di bahu ibu, bayi duduk di pangkuan ibu dan bayi berbaring dengan kepala
miring.
7. Pemberian salep antibiotik (Prawirohardjo, 2009).
Dibeberapa negara perawatan mata bayi baru lahir secara hukum di
haruskan untuk mencegah terjadinya oftalmia neonatorum. Di daerah dimana
prevalensi gonorea tinggi, setiap bayi baru lahir perlu di beri salep mata sesudah 5
jam bayi lahir. Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1%
dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular
seksual).
8. Pemberian vitamin K
Kejadian perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir
dilaporkan cukup tinggi berkisar 0,25-0,5 %. Untuk mencegah terjadinya
perdarahan tersebut semua neonatus fisiologis dan cukup bulan perlu vitamin K
peroral 1mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi risiko tinggi diberi vitamin K
parenteral dengan dosis 0,5-1 mg I.M. (Prawirohardjo, 2009). Semua neonatus
yang lahir harus diberi penyuntikan vitamin K1 (Phytomenadione) 1 mg
intramuskuler di paha kiri. (Kemenkes, 2010)
9. Pemberian imunisasi bayi baru lahir (Depkes RI, 2010).
Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah
penyuntikan Vitamin K1 yang bertujuan untuk mencegah penularan Hepatitis B
melalui jalur ibu ke bayi yang dapat menimbulkan kerusakan hati. Selanjutnya
Hepatitis B dan DPT diberikan pada umur 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.

7
Dianjurkan BCG dan OPV diberikan pada saat bayi berumur 24 jam (pada saat
bayi pulang dari klinik) atau pada usia 1 bulan. Selanjutnya IPV diberikan
sebanyak 3 kali pada umur 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.
10. Pemantauan bayi baru lahir (Prawirohardjo, 2009).
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi
normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang
mememerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut
petugas kesehatan.
1) Dua jam pertama sesudah lahir
Hal-hal yang dinilai waktu pemantaun bayi pada jam pertama sesudah
lahir meliputi:
a. Kemampuan mengisap kuat atau lemah.
b. Bayi tampak aktif atau lunglai.
c. Bayi kemerahan atau biru
2) Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya.
Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada
tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan tindak lanjut seperti:
a. Bayi kecil untuk masa kehamilan atau bayi kurang bulan.
b. Gangguan pernapasan.
c. Hipotermia.
d. Infeksi.
e. Cacat bawaan dan trauma lahir
f. Pemeriksaan fisik dan refleks bayi (Kemenkes, 2010).
3) Pemeriksaan fisik bayi baru lahir dilakukan pada saat bayi berada dalam
klinik (dalam 24 jam) dan dalam kunjungan neonatus sebanyak tiga kali
kunjungan.
4) Kunjungan neonatus (KN)
Standar kunjungan neonatus dilakukan minimal 3 kali yakni sebagai
berikut (Kemenkes, 2010) :
a. Kunjungan neonatus (KN 1) pada 6 jam sampai 48 jam bayi lahir.
b. Kunjungan neonatus kedua (KN 2) pada 3-7 hari bayi lahir
c. Kunjungan neonatus ketiga (KN 3) pada 8-28 hari bayi lahir.

8
5) Memandikan
Mandi merupakan kesempatan untuk membersihkan seluruh tubuh bayi,
mengobservasi keadaan, memberi rasa nyaman, dan mensosialisasikan orangtua-
anak-keluarga. Saat merawat bayi, petugas harus mampu mengenakan sarung
sampai kegiatan memandikan bayi yang pertama selesai. Dalam waktu empat hari,
pH permukaan kulit bayi baru lahir menurun ke angka bakteriostatik (pH <5).
Akibatnya, hanya air hangat yang digunakan untuk mandi. Sabun alkali, minyak,
bedak, dan lotion tidak dipakai karena akan mengubah keasaman dan membuat
kulit mudah ditempati bakteri (Bobak, dkk 1995 dalam Wijayarini, dkk 2005).
6) Praktik memandikan bayi yang dianjurkan (Depkes, RI 2010) :
a. Tunggu minimal enam jam setelah lahir untuk memandikan bayi (lebih lama
jika bayi mengalami asfiksia atau hipotermia).
b. Sebelum memandikan bayi, pastikan suhu tubuh bayi stabil (suhu aksila 36,5-

37,50C). Jika suhu tubuh bayi masih di bawah 36,5 0C, selimuti kembali tubuh
bayi secara longgar, tutupi bagian kepala dan tempatkan bersama ibunya di
tempat tidur atau lakukan kontak kulit ibu-bayi dan selimuti keduanya. Tunda
memandikan bayi hingga suhu tubuh bayi tetap stabil dalam waktu (paling
sedikit) satu jam.
c. Tunda untuk memandikan bayi yang sedang mengalami masalah pernafasan.

D. Asuhan Kebidanan Neonatus dengan Masalah yang Lazim Terjadi


(Nanny Lia, 2013).

a. Ikterus Fisiologis
Ikterus fisiologis adalah ikterus normal yang dialami bayi baru lahir yang
tidak berpotensi menjadi kern ikterus.
Tanda dan gejala
a) Timbul pada hari kedua dan ketiga setelah bayi lahir.
b) Kadar bilirubin indirect tidak lebih dari 10 mg% pada neonatus cukup bulan
dan 12,5 mg% pada neonatus kurang bulan.
c) Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak lebih dari 5 mg% per hari.
d) Kadar bilirubin direct tidak lebih dari 1 mg%.

9
e) Ikterus menghilang pada 10 hari pertama.
f) Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologis.
Penatalaksanaan
a) Rutin menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi kurang lebih 30 menit
yakni 15 menit dalam posisi telentang dan 15 menit sisanya dalam posisi
tengkurap.
b) Memberikan ASI sesering mungkin.
c) Memberikan informasi tentang makanan bergizi ibu nifas.
d) Apabila ada tanda ikterus yang lebih parah seperti feses berwarna putih
keabu-abuan segeralah ke petugas kesehatan.
e) Informasikan untuk control 2 hari lagi.
b. Gumoh
Gumoh adalah keluarnya kembali sebagian kecil isi lambung setelah beberapa
saat setelah makanan masuk ke dalam lambung. Gumoh susu adalah hal yang
biasa terjadi, terutama pada bayi yang mendapatkan ASI. Hal ini tidak akan
mengganggu pertambahan berat badan secara signifikan. Gumoh biasanya terjadi
karena bayi menelan udara pada saat menyusu.
Etiologi :
a) Bayi sudah merasa kenyang
b) Posisi menyusui salah.
c) Posisi botol dot yang salah.
d) Tergesa-gesa saat pemberian susu.
e) Kegagalan dalam mengeluarkan udara yang tertelan
Penatalaksanaan :
a) Perbaiki posisi menyusui.
b) Perhatikan posisi botol saat pemberian susu.
c) Sendawakan bayi setelah disusui.
d) Posisi mulut bayi harus mencakup rapat seluruh areola.
c. Infeksi
Infeksi perinatal adalah infeksi pada neonatus yang terjadi pada masa antenatal,
intranatal, dan postnatal. Infeksi perinatal dapat disebabkan oleh berbagai bakteri
seperti Escherichia coli, pseudomonas pyocyaneus, kiebsielia, staphylococcus

10
aureus, dan Coccus gonococcus.
Tanda dan gejala :
Gejala infeksi yang umunya terjadi pada bayi yang mengalami infeksi perinatal
adalah sebagai berikut.
a) Bayi malas minum.
b) Gelisah dan mungkin juga terjadi alergi.
c) Frekuensi pernapasan meningkat.
d) Berat badan menurun.
e) Pergerakan kurang.
f) Muntah
g) Diare
h) Perdarahan, ikterus, dan kejang.
i) Suhu tubuh dapat normal, hipotermi, atau hipetermi.
Penatalaksanaan :
a) Berikan posisi semifowler agar sesak berkurang.
b) Apabila suhu tinggi, lakukan kompres dingin.
c) Berikan ASI perlahan-lahan, sedikit demi sedikit..
d) Apabila bayi muntah, lakukan perawatan muntah yaitu posisi tidur miring ke
kiri tau ke kanan.
e) Apabila ada diare, perhatikan personal higiene dan keadaan lingkungan.
f) Rujuk segera ke rumah sakit. Lakukan informed consent pada keluarga.

E. Standar Pelayanan Kebidanan Pada Neonatus


Standar pelayanan kebidanan pada bayi baru lahir (neonatus) yaitu:
(Sondakh, 2013)
a. Tujuan
Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu dimulainya pernafasan serta
mencegah hipotermi , hipoglikimia, dan infeksi.
b. Pernyataan standar
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan
spontan mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan, dan melakukan
tindakan atau merujuk sesuai dengan kebutuhan.Bidan juga harus mencegah

11
dan menangani hipotermia
c. Hasil
1) Bayi baru lahir dengan kelainan atau kecacatan dapat segera menerima
perawatan yang tepat.
2) Bayi baru lahir mendapatkan perawatan yang tepat dan dapat bernafas dengan
baik.
3) Penurunan angka kejadian hipotermi.

F. Melaksanakan Asuhan Memenuhi Kebutuhan Asah, Asih, Asuh


a. Asah
Merupakan stimulasi mental yang akan menjadi cikal bakal proses
pendidikan di mana bertujuan untuk mengembangkan mental, kecerdasan,
ketrampilan, kemandirian, kreativitas, agama, moral, produktifitas, dan lain-lain.
Stimulasi yang diberikan adalah musik klasik dan spiritual, sentuhan, serta benda-
benda atau mainan yang berwarna cerah (Rahayu, 2009).
b. Asih
Kebutuhan dasar asih pada bayi meliputi bonding attachment, kontak
mata, sentuhan. Jika kebutuhan asih tidak tercukupi maka terjadi sibling rivalry
pada bayi yaitu bentuk prilaku anak yang memiliki adik baru.Anak cenderung
bersikap lebih nakal karena merasa cemburu dan tersaingi atas kehadiran adiknya.
Prilaku ini biasanya ditunjukkan untuk menarik perhatian ibu dan biasa muncul
pada anak-anak usia 12-18 bulan (Salihatun, 2012).
c. Asuh
1) Pemenuhan nutrisi pada bayi
Jumlah rata-rata makanan seorang bayi cukup bulan selama 2 minggu
pertama sebanyak 30-60 ml setiap 2-3 jam (Salihatun, 2012).
2) Imunisasi pada bayi
Pada umur 2-6 hari, bayi hanya diberi imunisasi Hb0. Vaksin berisi HbsAg
murni diberikan sedini mungkin setelah lahir. Suntikan secara Intra Muskular di
daerah deltoid, dosis 0,5 ml.
3) Kebutuhan Dasar Bayi dalam Perawatan Sehari-Hari

12
a) Memandikan Bayi : Memandikan bayi dengan air hangat yang suhunya 37 oC
(Rahayu, 2009).
b) Perawatan Tali Pusat : Merawat tali pusat dengan membersihkan tali dengan
gass steril (Jika tali pusat belum terlepas). Jika sudah, pantau keadaan dan
bersihkan pusat bayi (Salihatun, 2012).
c) Perawatan mata : Membersihkan mata bayi menggunakan kapas DTT yang
dimulai dari pangkal mata ke ujung mata atau dari dalam ke luar.

13
BAB III
TINJAUAN KASUS

Waktu pelayanan :29/11/2022 Pukul: 10.00 wita

Tempat pelayanan : Puskesmas Pembantu Dauh Puri

A. SUBYEKTIF
1. Identitas

Anak
Nama : by ibu ‘LI”
Umur/tanggal lahir :6 jam -29/10/2021 Jenis
kelamin : Laki- Laki
Agama :Hindu
Anak ke- :I

Ibu Ayah
Nama : Ibu “SD” Bapak “ CD”
Umur : 27 th 29 th
Agama : Hindu Hindu
Status perkawinan : Sah Sah
Pendidikan : D III Akutansi S1 Ekonomi
Pekerjaan : IRT Swasta
Penghasilan : - Rp. 5.000.000
No Telp/HP : 085238501xxx
Alamat Rumah : Jl. Nusa Kambangan Denpasar
Jaminan kesehatan : BPJS

14
2. Keluhan utama adalah ibu mengatakan bayi tidak ada keluhan, dirawat untuk
dilakukan observasi.

3. Riwayat prenatal
Pemeriksaan ANC ibu telah memeriksakan kehamilannya sebanyak 5 kali di
BPM. Terapi yang diberikan adalah Sf, Vit C, dan KALK. Ibu mengatakan telah
diberikan imunisasi TT sebanyak 4 kali, yaitu 2 kali saat hamil dan 2 kali saat
SD, ibu hanya minum suplemen yang diberikan bidan seperti Tablet Besi,Asam
Folat,Vitamin C dan Kalsium dan minum suplemen sesuai anjuran. Tidak ada
kebiasaan buruk yang berpengaruh terhadap kondisi kehamilan, tidak ada
penyulit atau komplikasi yang dialami, tidak ada tindakan pengobatan atau
perawatan untuk mengatasi penyulit/komplikasi.
4. Riwayat intranatal
Masa gestasi saat dilahirkan 38 mgg, Lama kala 1 8 jam tidak ada
penyulit dan komplikasi yang dialami, denyut jantung janin : normal, selaput
ketuban : utuh, moulase tidak ada, tidak ada penyulit / komplikasi lain. Lama
kala II - jam 5 menit Tidak ada Penyulit dan komplikasi yang dialami, denyut
jantung janin : normal, selaput ketuban pecah warna jernih konsistensi encer, bau
air ketuban amis jumlah 600 ml, tidak ada molase dan tidak ada penyulit atau
komplikasi lain. Penolong persalinan bidan dengan cara bersalin spontan.
Kondisi anak saat dilahirkan bernafas spontan, Menangis, Tonus otot tungkai,
gerak aktif APGAR skor 1 menit 8-9 , V menit 9-10. Inisiasi menyusu dini
dilakukan, ibu dan bayi di rawat gabung.

5. Riwayat imunisasi
Umur Jenis Imunisasi Efek samping
Tanggal Pemberian
Anak yang didapat yang dialami
0 hari 29/11/2022 HB 0 Tidak ada

6. Data bio-psiko-sosial-spiritual
Tidak ada kesulitan saat bernafas, Nutrisi yang diberikan yaitu minuman
ASI frekuensi minum on demand 2-3 kali dalam 2 jam dengan jumlah minum asi
sampai puas dan ondemand, tidak ada makanan lain yang diberikan. Pada

15
eliminasi bayi buang air besar frekuensi baru 2 x saat ini, dengan konsistensi
kental berwarna hitam (mekonium), tidak ada masalah. Buang air kecil frekuensi
baru 3 x saat ini dengan konsistensi cair, jumlah cukup, tidak ada masalah.
Istirahat bayi dengan lama waktu 2 jam, tidak ada masalah. Pada psikologi,
penerimaan orang tua terhadap anak diterima dengan baik, pengasuhan anak
dominan dilakukan oleh ibu, pola asuh anak yang dominan yaitu digendong.
Pada sosial hubungan intern keluarga harmonis, pengambilan keputusan dalam
keluarga yaitu bapak dan ibu, tidak ada sibling, tidak ada kebiasaan orang tua
yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak, tidak ada kepercayaan yang
berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Pengetahuan orang
tua kurang tentang tanda bahaya neonatus, cara asuhan dasar neonatus, tumbuh
kembang neonatus dan stimulasi perkembangan neonatus.

B. OBJEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK (29/11/2022 Pk: 10.05 wita)

7. Pemeriksaan fisik umum


a. Keadaan umum : Baik
b. Warna kulit : Merah Muda
c. Tanda vital : Suhu 36.8 0C, RR 40 kali per menit, HR
128 kali per menit.

8. Pengukuran Antropometri
a. Berat badan : 3000 gram
b. Panjang badan : 51 cm
c. Lingkar kepala : 34 cm
d. Lingkar Dada : 33 cm

9. Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan leher
Muka bayi normal, rambut bersih kondisi baik, ubun-ubun datar, sutura :
normal, tidak ada kelainan kongenital pada . Mata normal, konjungtiva merah

16
muda, sklera putih , tidak ada kelainan kongenital. Pada hidung tidak ada nafas
cuping hidung, tidak ada pengeluaran pada hidung, tidak ada kelainan kongenital.
Mukosa mulut lembab, lidah bersih , tidak ada gigi neonatal, tidak ada kelainan
kongenital. Telinga simetris , bersih tidak ada kelainan kongenital. Leher tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada
bendungan vena jugularis, tidak ada kelainan kongenital. Terdapat reflex morrow,
reflex glabella, rooting reflex, sucking reflex, swallowing reflex.
b. Dada dan aksila
Tidak ada tarikan intercostal, suara nafas normal, payudara simetris, tidak
ada pengeluaran payudara , tidak ada pembesaran kelenjar limfe, aksila tidak ada
kelainan lain yang ditemukan.
c. Abdomen
Bentuk perut simetris, ada peristaltik usus, tidak ada distensi, tali pusat
kering kelainan yang ditemukan : tidak ada
d. Anogenetalia :
Bayi laki-laki: Testis sudah turun ke skrotum, warna skrotum sudah ada
pigmentasi, lipatan pada skrotum sudah ada , tidak ada kelainan pada genetalia,
ada lubang anus.
e. Ekstremitas

Tidak ada oedema, kuku merah muda, tidak teraba dingin tidak ada kelainan
pada bentuk kaki normal tidak ada kelainan pada jari.
f. Punggung
Terdapat bercak mongol, tidak ada kelainan
Pemeriksaan Penunjang (Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium )
USG/RONTGEN : Tidak dilakukan

C. ANALISIS
Diagnosis :
Neonatus Aterm Usia 6 Jam Dengan Vigorous Baby Dalam Masa Adaptasi.
Masalah :
1) Kurangnya Pengetahuan Ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir
2) Kurangnya pengetahuan Ibu tentang Asuhan dasar Neonatus

17
D. PENATALAKSANAAN (29/11/2022 Pk.10.10 wita)

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan bayi kepada ibu dan suami. Ibu dan
keluarga mengetahui hasil pemeriksaan.

2. Melakukan asuhan memandikan bayi, dengan suhu air 36,5 - 37,0 0C, dan
merawat talli pusat bayi dengan kassaa steril tanpa menggunakan alkohol
dan betadine, dan setelah itu mengenakan bayi pakaian lengkap untuk tetap
menjaga kehangatan suhu tubuh bayi, bayi sudah dimandikan dan sudah
dikenakan pakaian lengkap.
3. Beri KIE mengenai :

a. Tanda bahaya bayi pada orang tua. Memberi KIE mengenai tanda bahaya
neonatus seperti demam/hipotermia, hisapan lemah, bayi terus menerus tidur,
dan warna kulit bayi kebiruan/sianosis). Orang tua mengerti tanda bahaya
bayi
b. Pencegahan hipotermi pada bayi. Memberi KIE mengenai pencegahan
hipotermi pada bayi yaitu bayi selalu digunakan topi dan, selalu bedong bayi
dengan selimut bayi, jaga ruangan agar tetap hangat, bila bayi tidur berikan
lampu kecil di tempat tidur bayi. Ibu dan keluarga mengerti dan mau
melakukan pencegahan hipotermi pada bayinya.
c. Perawatan tali pusat. Memberi KIE mengenai perawatan tali pusat dengan
memebersihkan tali pusat dengan menggunakan air bersih, tidak
membubuhkan apapun pada tali pusat bayi dan membungkusnya dengan kasa
steril. Tali pusat bayi dalam keadaan bersih dan tidak menunjukkan tanda-
tanda infeksi, ibu dan keluarga mengerti dan mau melakukan perawatan tali
pusat pada bayinya.

d. Memberi KIE mengenai cara stimulasi perkembangan anak yaitu dengan


sering memeluk bayi dengan penuh kasih sayang,tatap mata bayi dan ajak
tersenyum ,bicara ,dan bernyanyi .Lakukan rangsangan /stimulasi setiap saat
dalam suasana yang menyenangkan .Ibu dan suami memahami tentang
stimulasi tumbuh kembang bayi.

e. Pemberian ASI secara ondemand sesuai kebutuhan bayi. Memberi KIE

18
mengenai pemberian ASI ondemand sesuai kebutuhan bayi yaitu minimal 2
jam sekali atau saat bayi menangis. Ibu mengerti dan mau memberikan ASI
secara ondemand sesuai kebutuhan bayi.

f. Membantu ibu melakukan teknik menyusui yang benar, dari cara


menggendong bayi, mendekatkan putting ke sudut bibir bayi, tanda bayi
menyusu dengan benar yaitu tidak berdecap, pipi membulat. Bayi dapat
menyusu dengan benar.

g. Membantu ibu cara menyendawakan bayi setelah menyusui, ibu memahami


dan dapat melakukannya dengan baik.

19
BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan observasi keluhan dan pengamatan pengkajian data subjektif


dan objektif yang dilakukan pada By Ibu “SD” umur 6 jam di Puskesmas
Pembantu Dauh Puri, bayi yang lahir pada tanggal 29/10/2021 pukul: 04.00 wita
yang di rawat untuk diobservasi dan tidak ada keluhan.
Dikaji dari riwayat kelahirannya, By Ibu “SD” lahir ditolong bidan
dengan spontan belakang kepala, jenis kelamin laki-laki, berat badan 2820 gram,
panjang badan 49 cm, LK 34cm, LD 32cm tanpa penyulit atau komplikasi.
Riwayat imunisasi By Ibu “SD” pada usia 0 hari sudah dibeikan imunisasi Hb0
(29/11/2022). Dilihat dari data, By Ibu “SD” sudah diberikan imunisasi sesuai
dengan jadwal pemberian imunisasi dasar yang telah di programkan. By Ibu
“SD” hanya mengonsumsi ASI saja secara eksklusif tanpa memberikan MPASI,
2-3 kali dalam 2 jam dengan jumlah minum asi hingga puas secara ondemand.
Ditinjau dari tinjauan pustaka, nutrisi By Ibu “SD” untuk saat ini sudah
tercukupi karena bayi tampak tenang dan tidak rewel, dimana kebutuhan minum
bayi baru lahir sebanyak 15 ml. By Ibu “SD” buang air besar sebanyak 2 kali
hingga saat ini, dengan konsistensi kental dan warna hitam (mekonium)
sedangkan buang air kecilnya 3 kali hingga saat ini dengan warnanya kuning
jernih. Sesuai dengan tinjauan pustaka, dilihat dari BAB dan BAK nya
kebutuhan nutrisi By Ibu “SD” telah tercukupi (Puspitorini, 2007). Kebutuhan
istirahat By Ibu “SD” juga sudah tercukupi sesuai dengan tinjauan teori bahwa
bayi 0-28 hari membutuhkan istirahat 15-16,5 jam sehari (Hidayat 2008).
Pada pengkajian data objektif By Ibu “SD” didapatkan hasil, keadaan
umum baik, kesadaran compos mentis, tanda vital dalam batas normal, yaitu
nadi 128 kali permenit, suhu 36,80C, respirasi 40 kali permenit (Tarwoto, 2006).
Pengukuran antropometri diperoleh berat badan 2820 gram, panjang badan 49
cm, LK 34cm dan LD 32 cm, sedangkan pemeriksaan sebelumnya 34cm. Dilihat
dari pengukuran antropometri By Ibu “SD” sudah sesuai dengan batas normal

20
antopometri bayi baru lahir (Hidayat, 2008). Pada pemeriksaan fisik By Ibu
“SD” dari ujung kepala sampai ujung kakai dalam batas normal (Hidayat,2008).
Penatalaksanaan yang diberikan yaitu menginformasikan hasil
pemeriksaan, informed consent, melakukan asuhan memandikan bayi dengan air
hangat 36,5-37,0 0C, merawat tali pusat bayi dengan kassa steril tanpa
membubuhkan betadine atau alkohol, setelah itu mengenakan bayi pakaian
lengkan untuk tetap menjaga kehangatan suhu tubuh bayi. Memberi KIE
mengenai pencegahan hipotermi pada bayi yaitu bayi selalu digunakan topi dan,
selalu bedong bayi dengan selimut bayi yang tebal, jaga ruangan agar tetap
hangat, bila bayi tidur berikan lampu kecil di tempat tidur bayi, perawatan tali
pusat dengan memebersihkan tali pusat dengan menggunakan air bersih, tidak
membubuhkan apapun pada tali pusat bayi dan membungkusnya dengan kasa
steril. Tali pusat bayi dalam keadaan bersih dan tidak menunjukkan tanda- tanda
infeksi, Ibu dan keluarga mengerti dan mau melakukan perawatan tali pusat pada
bayinya. Memberi KIE mengenai cara stimulasi perkembangan anak yaitu
dengan sering memeluk bayi dengan penuh kasih sayang, tatap mata bayi dan
ajak tersenyum ,bicara ,dan bernyanyi .Lakukan rangsangan /stimulasi setiap
saat dalam suasana yang menyenangkan .Ibu dan suami memahami tentang
stimulasi tumbuh kembang bayi. Memberi KIE mengenai pemberian ASI
ondemand sesuai kebutuhan bayi yaitu minimal 2 jam sekali atau saat bayi
menangis. Ibu mengerti dan mau memberikan ASI secara oendemand sesuai
kebutuhan bayi. Membantu ibu melakukan teknik menyusui yang benar dari cara
menggendong bayi, mendekatkan puting ke sudut bibir bayi, tanda bayi menyusu
dengan benar yaitu tidak berdecap, pipi membulat. Ibu dapat melakukan teknik
menyusui yang benar.

21
BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN
Neonatus adalah bayi yang baru lahir 28 hari pertama kehidupan (Rudolph,
2015). Neonatus adalah usia bayi sejak lahir hingga akhir bulan pertama.
Neonatus adalah bulan pertama kelahiran. Neonatus normal memiliki berat 2.700
sampai 4.000 gram, panjang 48-53 cm, lingkar kepala 33-35cm (Potter & Perry,
2009). Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan neonatus adalah bayi yang
lahir 28 hari pertama. Setiap bayi yang baru lahir sudah membawa antibody yang
dibawa sejak lahir yang didapat dari ibunya. Namun semakin bertambahnya usia
bayi tersebut, maka antibody yang ia dapat dari lahir tidak akan mampu untuk
memproteksi tubuh bayidari serangan kuman, virus dan bakteri. Mengingat hal
tersebut, maka sangatlah perlu bayi mendapatkan imunisasi setiap tahap tumbuh
kembangnya sesuai dengan program pemerintah. Pada kasus By Ibu “SD” umur 6
jam di Puskesmas Pembantu Dauh Puri, By Ibu “SD” sudah mendapat imunisasi
Hb0 pada usia < 7 hari, dan mendapatkan asuhan dasar pada bayi baru lahir.

B. SARAN
1. Bagi Mahasiswa
Dengan adanya praktik kebidanan fisiologis ini, mahasiswa diharapkan
dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya dalam memberikan asuhan
kebidanan pada bayi dalam batas fisiologis.
2. Bagi Dosen
Dengan adanya praktik kebidanan fisiologis, diharapkan dosen dapat
mengukur pemahaman dan keterampilan mahasiswa dalam memberikan asuhan
kebidanan secara langsung dengan pasien.
3. Bagi Lingkungan Tempat Praktik
Dengan adanya praktik kebidanan fisiologis, para pembimbing lapangan
diharapkan dapat membimbing mahasiswa agar dapat memberikan asuhan yang
tepat terhadap pasien.

22
DAFTAR PUSTAKA

Astuti Sri, Tina Dewi Judistiani, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Nifas dan
Menyusui.Bandung : Erlangga.

Departemen Kesehatan R.I. (2005). Rencana Strategi Departemen Kesehatan.


Jakarta: Depkes RI

Deslidel, Zuchrah Hasan, Rully Hevrialni dan Yan Sartika.2011. Asuhan


Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta.

Fraser DM, Cooper MA.2011. Buku Ajar Bidan Myles. Edisi XIV. Jakarta : EGC.

Hidayat, A. Alimul. 2008. Asuhan neonatus, bayi dan balita. Jakarta : EGC.

Maryanti, Dwi, dkk. 2011. Buku Ajar Neonatus, Bayi, dan Balita. Jakarta : TIM.
Medika.

Salihatun, Wafi Nur. 2012. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Yogyakarta : Fitramaya.

Sukamti, Sri, dkk. 2009. Bahan Ajar Pemeriksaan Fisik Pada Bayi dan Anak.
Jakarta: TIM.

Yeyeh,Rukiyah Ai danLia Yulianti. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Anak


Balita.
Jakarta. Perpustakaan Nasional: KatalogDalam Terbitan.
LAMPIRAN

You might also like