You are on page 1of 14

BAB

3 STATISTIKA
A. Pengertian dalam Statistika
1. Pengertian Statistika
Statistika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari cara mengumpulkan,
menyusun, menganalisa, menyajikan serta menarik kesimpulan dari data yang
diperoleh.
2. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti, Sedangkan sampel adalah
sebagian objek yang diambil dari populasi untuk dijadikan objek pengamatan
langsung.
3. Macam-macam Data
Menurut sifatnya data dapat berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data
kuantitatif merupakan data yang berupa bilangan. Misalnya tinggi badan, berat badan,
hasil belajar siswa, jumlah kelahiran bayi tiap tahun di suatu provinsi, dan lain
sebagainya. Sedangkan data kualitatif, bukan berupa angka atau bilangan. Misalnya,
jenis golongan darah, profesi, agama, dan sebagainya.
4. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan harus akurat dan relevan dengan permasalahan yang
diamati. Diantara cara pengumpulan data yang sering digunakan adalah dengan
wawancara, lembar pertanyaan(quisioner), pengamatan, observasi, mengolah atau
menggunakan data yang sudah ada.
5. Menyajikan Data
Data yang telah dikumpulkan kemudian diurutkan dan dikelompokkan.
Selanjutnya data tersebut dapat disajikan dalam bentuk diagram atau tabel.
a. Daftar baris kolom
Misalnya berikut ini adalah tabel data penjualan sebuah produk di
sebuah toko selama semester pertama tahun 2019.
Bulan Terjual (unit)
Januari 38
Februari 24
Maret 30
April 36
Mei 40
Juni 32
Jumlah 200
b. Diagram Batang
Diagram batang biasanya digunakan untuk melihat perbandingan suatu
data dalam rentang waktu tertentu.
Data penjualan produk A
45 Semester pertama tahun 2019
40
35
30
25
Penjualan produk
20
15
10
5
0
Januari Februari Maret April Mei Juni

c. Diagram Lingkaran
Diagram lingkaran biasanya digunakan untuk melihat perbandingan suatu data
terhadap data lain dan secara keseluruhan. Penyajian data ditunjukkan dalam sektor-
sektor lingkaran. Total nilai data ditransformasikan dalam derajat atau persentase.
Jumlah data Jumlah data
Data x o  .360o dan Data x o o  .100 o o
Jumlah total data Jumlah total data
Contoh: Diketahui data pekerjaan warga sebuah desa sebagai berikut.
Pekerjaan Frekuensi
Nelayan 60
Petani 30
Pedagang 15
Pegawai negeri 15
Pelajar 40
Pengangguran 20
Jumlah 180
Sajikan data tersebut dengan menggunakan diagram lingkaran.
Jawab:
Untuk menggambar diagram lingkaran, harus diketahui terlebih dahulu besar
sudut-sudut setiap juringnya, dengan menggunakan persamaan :
Jumlah data
Data x o  .360o
Jumlah total data
60
 Nelayan   360  120
180
30
 Petani   3600  600
180
15
 Pedagang   3600  300
180
15
 Pegawai negeri   3600  600
180
40
 Pelajar   3600  800
180
20
 Pengangguran   3600  400
180
Setelah diketahui tiap juringnya, gambar dengan menggunakan penggaris
dan busur derajat, seperti gambar berikut.
d. Diagram Garis
Diagram garis digunakan dengan tujuan sama dengan diagram batang. Hanya
saja diagram garis biasanya digunakan untuk data kontinu, seperti pengukuran suhu,
berat badan, dan sejenisnya.
Data penjualan produk A
45 Semester pertama tahun 2019
40
35
30
25
Penjualan produk
20
15
10
5
0
Januari Februari Maret April Mei Juni

B. Statistika Data Tunggal


1. Ukuran Pemusatan Data
Ukuran pemusatan data adalah kecenderungan data terpusat di suatu nilai
tertentu. Yang temasuk ke dalam ukuran pemusatan data adalah rata-rata (mean),
nilai tengah (median), dan modus. Ukuran pemusatan data disebut juga dengan istilah
ukuran gejala pusat. Pengistilahan ini dikarenakan rata-rata, nilai tengah, dan modus
suatu data nilainya cenderung merupakan nilai tengah dari jangkauan data tersebut.
a. Rata-Rata (Mean)
1) Data tidak dikelompokkan
Rata-rata adalah jumlah seluruh data dibagi dengan banyaknya data.
Jika sebuah data terdiri atas x1 , x2 , x3 ,..., xn sebanyak n data, maka rata-rata
atau mean dari data tersebut adalah
x  x  x  ...  xn 1 n
x 1 2 3   xi
n n i 1
Contoh: Berikut nilai hasil ujian matematika bertirut-turut dari 5 orang siswa
SMK. 60, 68, 58, 75, 89. Hitunglah rata-rata nilai ujian matematika kelima siswa
tersebut!
Jawab:
Data dapat dinyatakan sebagai: x1  60, x2  68, x3  58, x4  75, x5  89
Dalam hal ini n  5
60  68  58  75  89 350
x   70
5 5
Jadi, nilai rata-rata ujian matematika kelima siswa tersebut adalah 70.
2) Data dikelompokkan
Data dalam bentuk table distribusi frekuensi dapat dihitung nilai rata-
ratanya dengan menggunakan:
n

x f  x f  x f  ...  xn f n x f i i
x 1 1 2 2 3 3  i 1
f1  f 2  f3  ...  f n n

f
i 1
i

Contoh: Diketahui data nomor sepatu siswa sebagai berikut:


No. Sepatu Frekuensi ( fi )
37 3
38 5
39 7
40 6
41 4
Jumlah 25
Tentukan rata-rata nomor sepatu yang dipakai siswa!
Jawab:
Untuk itu, harus dibuat kolom tambahan sebagai berikut:
No. Sepatu
xi  fi
( xi ) fi
37 3 111
38 5 190
39 7 273
40 6 240
41 4 164
Jumlah 25 978
Rata-rata data tersebut adalah

x
 i i  111  190  273  240  164  978  39,1
x f
 fi 25 25
Jadi rata-rata nomor sepatu yang dipakai siswa adalah 39,1.
3) Rata-rata gabungan data

x
 xi ni
 ni
Contoh: Diketahui 6 orang siswa dan 4 orang siswi dengan nilai rata-rata ujian
matematika berturut-turut adalah 78 dan 83. Tentukan rata-rata gabungan
keseluruhan siswa dan siswi tersebut.
Jawab:

x
 xi ni  x1n1  x2 n2  (78.6)  (83.4)  800  80
 ni n1  n2 64 10

b. Median
Nilai tengah (Median) adalah nilai tengah dari data yang telah diurutkan dari
yang terkecil sampai yang terbesar. Dengan demikian untuk menentukan median
suatu data, lagkah pertama adalah mengurutkan terlebih dahulu data tersebut.
Median membagi data menjadi dua kelompok yang sama banyak. Nilai median
ditentukan sebagai berikut:
 Jika banyak data pada suatu data adalah ganjil, maka median merupakan data
yang tepat berada di tengah-tengah data setelah diurutkan. Jika data tersebut
terdiri atas n buah data, maka median merupakan data ke 12 (n  1) . Ditulis
Me  x 1 ( n 1) .
2

 Jika banyak data pada suatu data adalah genap, maka median data tersebut
merupakan rata-rata dari dua data yang terletak di tengah data setelah
diurutkan. Jika data tersebut terdiri atas n buah data, maka median data
x( 1 n )  x( 1 n 1)
tersebut adalah Me 
2 2
.
2
Contoh: Tentukan median dari data: 6, 7, 4, 5, 8, 9, 3, 4, 4, 5, 6.
Jawab:
Setelah diurutkan, data tersebut menjadi 3, 4, 4, 4, 5, 5, 6, 6, 7, 8, 9.
Karena banyak data adalah 11 (ganjil), maka Me  x 1 (111)  x6 (data ke-enam).
2

Data ke enam setelah data diurutkan adalah 5, sehingga median data tersebut
adalah 5.

c. Modus
Modus adalah data yang paling sering muncul. Dengan kata lain, modus adalah
data yang memiliki frekuensi paling banyak.

2. Ukuran Penyebaran Data


Ukuran penyebaran data digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana data
itu tersebar. Semakin besar ukuran penyebaran data maka artinya data semakin
beragam (heterogen). Berikut ini akan dibahas berbagai macam ukuran penyebaran
data.
a. Jangkauan/Rentang Data
Rentang data adalah selisih antara data terbesar dengan data terkecil setelah
data itu diurutkan.
Jangkauan  Data terbesar  Data terkecil
b. Kuartil, Desil, dan Persentil
Kuartil adalah nilai-nilai yang membagi sekumpulan data menjadi empat bagian
secara sama setelah data diurutkan. Dengan demikian terdapat tiga jenis kuartil, yaitu
kuartil pertama/ kuartil bawah (Q1 ) , kuartil kedua/ kuartil tengah (Q2 ) atau dikenal juga
dengan median, dan kuartil ketiga/ kuartil atas (Q3 ) .
Selanjutnya desil dan persentil masing masing adalah batas jika data dibagi
menjadi 10 bagian dan 100 bagian.
Contoh: Diketahui data: 6, 4, 5, 6, 8, 5, 6, 7, 4, 5, 7, 8, 3, 4, 6. Tentukan nilai
dari Q1 , Q2 , dan Q3 !
Jawab :
Setelah data diurutkan:
c. Jangkauan antar Kuartil dan Simpangan Kuartil
Jangkauan antar Kuartil  Q3  Q1
1
Simpangan Kuartil  (Q3  Q1 )
2
Contoh: Diketahui data 3, 7, 6, 8, 9, 2, 3, 4. Tentukan Jangkauan antar Kuartil
dan Simpangan Kuartil!
Jawab:
Setelah data diurutkan : 2 , 3 , 3 , 4 , 6 , 7 , 8 , 9
33 78
Q1  3 Q3   7,5
2 2
46
Q2  5
2
 Jangkauan antar kuartil = Q3  Q1  7,5  3  4,5
1 1 1
 Simpangan kuartil = (Q3  Q1 )  (7,5  3)  (4,5)  2, 25
2 2 2
d. Simpangan Rata-rata
Simpangan rata-rata adalah nilai penyimpangan tiap data terhadap rata-
ratanya.
n

 x i  x
S 2
 i  1
n
e. Varians dan Simpangan Baku/ Standar deviasi
Semakin besar nilai varians dari sua tu data artinya data tersebut
semakin beragam atau heterogen. Sedangkan jika variansnya kecil, maka data
cenderung homogen.
Varians ( S 2 ) dihitung dengan rumus berikut.
2

  
n
xi  x
S 2
 i1
n
Sedangkan simpangan baku ( S ) adalah akar pangkat dua dari varians, yaitu.
n

 (x i  x)2
SB  S2  i 1
n

Contoh: Diketahu data: 1, 5, 8, 4, 2. Tentukan simpangan rata-rata, varians


dan simpangan baku!
Jawab:
1  5  8  4  2 20
Rata-rata : x    4 , Dengan n =5
5 5
n

 x x i
1 4  5  4  8  4  4  4  2  4 3 1 4  0  2
 SR  i 1
  2
n 5 5
 Varians/ragam
2

 
n
xi  x
1  4    5  4   8  4    4  4    2  4 
2 2 2 2 2
9  1  16  0  4
S 
2 i 1
  6
n 5 5

 Simpangan Baku = S2  6 2, 45

C. Statistika Data Berkelompok


1. Tabel Data Berkelompok
a. Menyusun Tabel Distribusi Frekuensi Data Berkelompok
Bila data pengamatan dalam jumlah yang banyak/ besar, maka perlu dibuat
tabel distribusi frekuesi untuk mempermudah analisa data. Berikut adalah langkah
menyusun tabel distribusi frekuensi data berkelompok dengan menggunakan Aturan
Sturgess.
1) Susun data dari yang terkecil hingga yang terbesar.
2) Menentukan Jangkauan.
Jangkauan  Data terbesar  Data terkecil

3) Menentukan banyak kelas (Aturan Sturgess)


dengan n adalah banyak data. Jika hasil tidak
k  1  3 , 3 lo g n
bulat, lakukan pembulatan ke atas.
4) Menenentukan panjang kelas.
Jangkauan
Panjang kelas 
Banyak kelas
5) Tetapkan data terkecil sebagai batas bawah kelas pertama. Selanjutnya
susun interval tiap-tiap kelas sehingga semua data tercakup pada distribusi
frekuensi tersebut.
6) Susun frekuensi dari setiap kelas.
Contoh: Dari 40 pengunjung sebuah Puskesmas, didapat data tinggi badan
setiap pengunjung adalah sebagai berikut.
157 149 125 144 132 156 164 138 144 152
148 136 147 140 158 146 165 154 119 163
176 138 126 168 135 140 153 135 147 142
173 146 132 145 135 142 150 150 145 128
Buatlah tabel distribusi frekuensi untuk data tersebut.
Jawab:
1) Menyusun data dari yang terkecil sampai yang terbesar. Dengan banyak
data n = 40
119 125 126 128 132 135 135 135 136 138
138 140 140 142 142 144 144 145 145 146
146 147 147 148 149 150 150 152 153 154
156 157 158 162 163 164 165 168 173 176
2) J a n g k a u a n  D a ta te rb e sa r  D a ta te rk e c il  1 7 6  1 1 9  5 7
3) Banyak kelas adalah k  1  3,3 log 40  6, 286 7
4) Panjang kelas  Jangkauan  57  8,143 9
Banyak kelas 7
5) Selanjutnya dengan menyusun frekuensi dari setiap kelas, didapat tabel
berikut:
Tinggi badan fi
(cm)
119 – 127 3
128 – 136 6
137 – 145 10
146 – 154 11
155 – 163 5
164 – 172 3
173 – 181 2
Jumlah 40
b. Istilah-Istilah dalam Tabel Distribusi Frekuensi Data Berkelompok.
Perhatikan tabel berikut.
Tinggi badan (cm) fi
150 – 154 3
155 – 159 9
160 – 164 21
165 – 169 13
170 – 174 4
Jumlah 50
Pada tabel distribusi frekuensi berkelompok, ada beberapa istilah yang perlu
diketahui dan dipahami, yaitu.
1. Banyak kelas. Tabel di atas terdiri dari 5 kelas, yaitu kelas 150 – 154, 155 –
159, 60 – 164, 165 – 169, dan 170 – 174.
2. Batas kelas. Perhatikan kelas 155 – 159. Pada kelas tersebut, 155 disebut
batas bawah sedangkan 159 disebut batas atas.
3. Tepi kelas. Perhatikan kelas 155 – 159. Tepi bawah kelas 155 – 159 adalah
154  155 159  160
 154,5 . Sedangkan tepi atas kelas tersebut adalah  159,5
2 2
. Jika Anda perhatikan, tepi atas kelas 155 – 159 sama dengan tepi bawah
kelas 160 – 164. Begitu pula untuk kelas yang lain.
4. Interval atau panjang kelas, yaitu selisih tepi atas dan tepi bawah kelas
tersebut. Interval kelas 155 – 159 adalah 159,5  154,5  5.
5. Titik tengah kelas ( xi ) , yaitu jumlah batas bawah dan batas atas dibagi dua.
155  159
Titik tengah kelas 155 – 159 adalah  157 .
2
Semua istilah-istilah tersebut disajikan pada tabel berikut.
Tinggi Batas Batas Titik tengah Frekuensi
Tepi Tepi
badan bawah atas ( xi ) Interval ( fi )
bawah atas
(cm)
150 – 154 150 154 149,5 154,5 152 5 3
155 – 159 155 159 154,5 159,5 157 5 9
160 – 164 160 164 159,5 164,5 162 5 21
165 – 169 165 169 164,5 169,5 167 5 13
170 – 174 170 174 169,5 174,5 172 5 4
Jumlah 50
Jika tabel tersebut disajikan dalam diagram batang, hasilnya seperti pada
gambar berikut.

2. Ukuran Pemusatan Data


Untuk data yang disusun dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berkelompok,
ukuran pemusatan data dihitung dengan menggunakan rumus-rumus berikut.
a. Rata-rata ( Mean )

Mean ( x) 
 fi xi
n
Keterangan: xi = Titik tengah kelas ke-i
fi = Frekuensi kelas ke-i
n = Banyak data
b. Median
 12 n    f m 
Median (Me)  TB  
1

  I
 fm 
Keterangan: TB = Tepi bawah kelas yang memuat median
n = Banyak data
  f m = Jumlah frekuensi sebelum kelas yang memuat median
1

f m = Frekuensi kelas yang memuat median


I = Panjang kelas (interval)
c. Modus
 p 
Modus ( Mo)  TB   I
 pq
Keterangan: TB = Tepi bawah kelas yang memuat modus
p = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
q = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya
I = Panjang kelas (interval)
Contoh: Berikut adalah tabel data berat badan 40 orang pengunjung suatu
kebun binatang.
Berat Badan fi
(kg)
35 – 40 2
41 – 46 8
47 – 52 12
53 – 58 9
59 – 64 6
65 – 70 3
Jumlah 40
Tentukan:
a) mean,
b) median,
c) modus
Jawab:
a) Mean
Untuk mencari nilai mean diperlukan titik tengah masing-masing kelas
dan hasil kali titik tengah dengan frekuensinya. Titik tengah dan hasil kalinya
dengan frekuensi disajikan pada tabel berikut.

Berat badan Titik tengah ( xi ) fi f i xi


(kg)
35 – 40 37,5 2 75
41 – 46 43,5 8 348
47 – 52 49,5 12 594
53 – 58 55,5 9 499,5
59 – 64 61,5 6 369
65 – 70 67,5 3 202,5
Jumlah 40 2088

Mean ( x) 
 fi xi  2088  52, 2
n 40

b) Median
Karena n  40 , maka median-nya adalah data di antara data ke-20 dan
ke-21 yang terletak pada kelas 47 – 52. Dengan demikian, kelas yang memuat
median adalah kelas 47 – 52. Perhatikan tabel berikut.
Berat badan (kg) fi Keterangan
35 – 40 2
41 – 46 8
47 – 52 12 Kelas yang memuat
median
53 – 58 9
59 – 64 6
65 – 70 3
Jumlah 40
 Tepi bawah kelas median TB = 46,5.
 Panjang kelas I = 6.
 Jumlah frekuensi sebelum kelas median adalah   f m  2  8  10.
1

Frekuensi kelas yang memuat median adalah f m = 12.


Sedangkan n = 40.
 1 n    f m   40  10  10
Median (Me)  Tb   2    2  6  46,5   6  46,5  5  51,5
1

  I 46,5
 fm   12  12
 
.

c) Modus
Untuk menentukan modus, perhatikan kelas yang frekuensinya paling
tinggi. Ternyata kelas yang frekuensinya paling tinggi adalah kelas 47 – 52.
Kelas inilah yang merupakan kelas modus.
Berat badan (kg) fi Keterangan
35 – 40 2
41 – 46 8
47 – 52 12 Kelas modus
53 – 58 9
59 – 64 6
65 – 70 3
Jumlah 40

 Tepi bawah kelas modus TB = 46,5.


 Panjang kelas I = 6.
 Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya adalah
p  12  8  4 .
 Selisih kelas modus dengan kelas sesudahnya adalah q  12  9  3 .
 p   4  4
Modus ( Mo)  Tb    I  46,5    6  46,5   6  49,93 .
 pq  43 7
Jadi, mean = 52,2; median = 51,5; dan modus = 49,93.

3. Kuartil, Desil, dan Persentil


Jika data disusun dalam tabel distribusi frekuensi berkelompok, kuartil dan desil
dari data tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus-rumus berikut.
a. Kuartil
i 
 4 n    f Qi 
1

Kuartil ke-i (Qi )  TB   I


 f Qi 
 
Keterangan: TB = Tepi bawah kelas yang memuat data kuartil ke-i
i = 1, 2, atau 3
n = Banyak data
  f Qi = Jumlah frekuensi sebelum kelas yang memuat data kuartil ke-
1

i
fi = Frekuensi kelas yang memuat data kuartil ke-i
I = Panjang kelas (interval)
b. Desil
 i 
 10 n    f  Di 
1

Desil ke-i ( Di )  Tb   I
 f Di 
 
Keterangan: TB = Tepi bawah kelas yang memuat data desil ke-i
i = 1, 2, 3, …, 9
n = Banyak data
1   f Di = Jumlah frekuensi sebelum kelas yang memuat data kuartil
ke-i
fi = Frekuensi kelas yang memuat data kuartil ke-i
I = Panjang kelas (interval)
Untuk persentil, rumusnya sama. Hanya pembaginya menjadi 100, dan
i  1, 2, 3,..., 99 .

Contoh: Tentukan kuartil ke-3 dan desil desil ke-2 dari data berikut.
Berat badan (kg) fi
35 – 40 2
41 – 46 8
47 – 52 12
53 – 58 9
59 – 64 6
65 – 70 3
Jumlah 40

Jawab :
i 3
 Kuartil ketiga dari 40 data adalah data ke : .n  .40  30 . Ada di kelas ke-
4 4
4.
Berat badan fi
(kg)
35 – 40 2
41 – 46 8
47 – 52 12
53 – 58 9
59 – 64 6
65 – 70 3
Jumlah 40
 4 n    f Q 3 
3 1  3  40  22  48
(Q3 )  Tb    I  52,5   4  6  52,5   57,83 .
 fQ 3   9  9
   
i 2
 Desil ke-2 dari 40 data adalah data ke .n  .40  8 . Ada di kelas ke-2.
10 10
Berat badan fi
(kg)
35 – 40 2
41 – 46 8
47 – 52 12
53 – 58 9
59 – 64 6
65 – 70 3
Jumlah 40
 10 n    f  D 2 
2  10
2  40  2 
( D2 )  TB    I  40,5    6  40,5  4,5  45 .
1

 fD2 8
   
Jadi kuartil ke-3 dari data tersebut adalah 57,83, sedangkan desil ke-2 nya
adalah 45.

4. Varians dan Simpangan Baku


 Varians ( S 2 ) untuk data dari tabel distribusi frekuensi berkelompok dapat
dihitung dengan rumus:
1
S 2   fi ( xi  x)2
n
Keterangan:
fi = Frekuensi data ke-i (untuk data tunggal) atau frekuensi kelas ke-i (data
berkelompok)
xi = Data ke-i (data tunggal) atau titik tengah kelas ke-i (data berkelompok)
x = Rata-rata
n = Banyaknya data
 Simpangan baku atau standar deiviasi ( S ) dihitung dengan menarik akar

pangkat dua dari nilai varians, yaitu S  S


2

Contoh: Hitunglah varians dan simpangan baku dari data berikut.


Berat badan xi fi
(kg)
35 – 40 37,5 2
41 – 46 43,5 8
47 – 52 49,5 12
53 – 58 55,5 9
59 – 64 61,5 6
65 – 70 67,5 3
Jumlah 40
Jawab :
Untuk menghitung varians, perhatikan tabel berikut.
Berat badan x  2088
xi fi xi f i 40 xi  x ( xi  x)2 fi ( xi  x)2
(kg)
35 – 40 37,5 2 75 52,2 -14,7 216,09 432,18
41 – 46 43,5 8 348 52,2 -8,7 75,69 605,52
47 – 52 49,5 12 594 52,2 -2,7 7,29 87,48
53 – 58 55,5 9 499.5 52,2 3,3 10,89 98,01
59 – 64 61,5 6 369 52,2 9,3 86,49 518,94
65 – 70 67,5 3 202.5 52,2 15,3 234,09 702,27
Jumlah 40 2088 2444,4
1 1
 Varians dari data tersebut adalah S 2 
n
 f i ( xi  x ) 2 
40
 2.444, 4
 61,11 .
 Simpangan baku dari data tersebut adalah S  S 2  61,11  7,817 .

You might also like