Professional Documents
Culture Documents
Asuransi Kel 6 Hukum Bisnis
Asuransi Kel 6 Hukum Bisnis
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Bisnis
KELOMPOK 6
Akuntansi Syariah 5E
Akhirul kalam, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Besar harapan kami agar pembaca berkenan memberikan umpan balik
berupa kritik dan saran. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai
pihak. Aamiin.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Medan, 30 Oktober 2023
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
1. Latar Belakang........................................................................................................1
3. Tujuan Penulisan....................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
1. Pengertian Asuransi................................................................................................3
2. Tujuan dan Manfaat Asuransi.................................................................................3
3. Fungsi Asuransi......................................................................................................4
4. Manfaat Asuransi....................................................................................................5
5. Asas - Asas Asuransi..............................................................................................6
6. Unsur – Unsur Asuransi..........................................................................................8
7. Jenis dan Pengelolaan Asuransi..............................................................................9
8. Peran dan Fungsi Asuransi...................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam kehidupan manusia, sadar atau tidak pasti menghadapi risiko. Bisa jadi
beberapa diantara risiko tersebut penyebabnya sudaj dapat diduga. Untuk itu, bagaiana
mencegah terjadinya risiko tersebut sedapat mungkin sudah dipersiapkan dengan baik.
Akan tetapi ada pula diantara risiko tersebut penyebanya tidak terduga sebelumnya, tiba
– tiba muncul begitu saja. Akibat dari terjadinya peristiwa tersebut dapat menimbulkan
kerugian, baik materil maupun ommateril, misalnya kehilangan orang yang dicintai atau
seseorang yang menjadi tulang punggung keluarga dalam mencari nafkah, kehilangan
harta benda. Timbulnya kerugian inilah yang acapkali menimbulkan masalah baru bagi
pihak yang mendapatkan musibah.
Ada beberapa cara yang dilakukan oleh manusia atas risiko yang tidak pasti tersebut.
Cara yang pertama adalah dengan cara menghindari resiko dengan mengusahakan
supaya kehilangan atau kerugian itu tidak terjadi. Yang kedua adalah menghadapi resiko
agar risiko yang terjadi tidak semakin besar. Dan yang ketiga adalah mengalihkan resiko
kepada orang lain, hal inilah yang disebut perjanjian pengalihan resiko atau asuransi.
Sebagai suatu perjanjian, kegiatan usaha perasuransian diataur dalam Kitab
UndangUndang Hukum Perdata dan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang), meskipun ada beberapa asuransi yang tidak diatur di
dalam KUHD, seperti Asuransi Kendaraan Bermotor dan Asuransi Kredit. Serta
Undang-Undang No. 40 Tahun 2014 sebagai aturan perundang-undangan Perasuransian
yang baru.
2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari asuransi?
2. Apa tujuan, fungsi dan manfaat adanya asuransi?
3. Bagaimana asas – asas asuransi?
4. Apa saja unsur- unsur asuransi?
5. Apakah jenis dan bagaimana pengelolaan asuransi?
6. Seberapa penting peran dan fungsi asuransi?
3. Tujuan Penulisan
1. Sebagai bahan baca dan informasi pengetahuan bagi para pembaca.
2. Sebagai syarat penyelesaian tugas yang telah diberikan pada mata kuliah Hukum
Bisnis.
4
3. Memberikan penjelasan dan juga pemahaman kepada para pembaca mengenai
Asuransi.
4. Menjelaskan pengertian asuransi.
5. Memaparkan tujuan, fungsi dan manfaat adanya asuransi.
6. Menjelaskan fungsi -fungsi asuransi.
7. Menuliskan asas – asas dan unsur – unsur dari asuransi.
8. Serta memberikan penjelasan mengenai jenis dan bagaimanna pengelolaan
asuransi beserta peran penting dan juga fungsi asuransi.
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Asuransi
Asuransi atau Insurance merupakan persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang yang
masing-masing menghadapi kerugian kecil sebagai suatu yang tidak dapat diduga.
Apabila kerugian itu menimpa salah seorang dari mereka yang menjadi anggota
perkumpulan itu maka kerugian itu akan ditanggung bersama oleh mereka.
Pasal 246 KUHD menyatakan bahwa Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian,
dimana penanggung mengikat diri terhadap tertanggung dengan memperoleh premi,
untuk memberikan kepadanya ganti rugi karena suatu kehilangan, kerusakan, atau tidak
mendapat keuntungan yang diharapkan yang mungkin dapat diderita karean suatu
peristiwa yang tidak pasti.
Undang-Undang No. 40 Tahun 2014 Pasal 1.1. menyatakan bahwa Asuransi adalah
perjanjian antara dua pihak yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang
menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk:
a. Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena
kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau
pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti atau
b. Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau
pembayaran yang di dasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang
besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.1
6
Dengan demikian, tertanggung mengadakan asuransi bertujuan untuk memperoleh
pembayaran ganti kerugian yang sungguh–sungguh diderita. Dalam pembayaran ganti
kerugian oleh perusahaan asuransi berlaku prinsip subrogasi (diatur dalam pasal 1400
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata) dimana penggantian hak si berpiutang
(tertanggung) oleh seorang pihak ketiga (penanggung/pihak asuransi) – yang membayar
kepada si berpiutang (nilai klaim asuransi) – terjadi baik karena persetujuan maupun
karena undang-undang.2
3. Fungsi Asuransi
Sebagai akibat pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka semakin
banyak pula kemajuan yang dicapai oleh bangsa Indonesia. Kemajuan tersebut antara
lain berdirinya gedung-gedung yang megah, industri pesawat terbang, peningkatan
dunia usaha perbankan, asuransi dan lain-lain.
Akan tetapi selain segi positif dari adanya perkembangan tersebut, juga banyak segi
negatif yang tidak jarang menimbulkan kerugian yang cukup besar. Kerugian itu antara
lain terbakamya gedung-gedung, jatuhnya pesawat terbang, hilangnya dana deposan,
dan lain-lain. Dengan adanya risikorisiko kerugian tersebut, maka melalui lembaga
asuransi dapat dialihkan untuk mengatasinya yaitu dengan memberikan ganti kerugian
apabila risiko itu benar-benar terjadi.
Dalam membicarakan asuransi terkandung di dalamnya sifat-sifat asuransi yaitu:
a. Dapat bersifat selaku gejala hukum
Bahwa asuransi adalah suatu perjanjian yang dengan tegas dicantumkan dalam
pasal 246 KUHD.
b. Dapat bersifat selaku gejala ekonomi.
Yaitu jalan untuk memperkecil risiko yang berfungsi sebagai pembagian risiko
dan pemindahan risiko.
Akan tetapi terlepas dari semua masalah-masalahnya, asuransi selaku lembaga
keuangan bukan bank, mempunyai peranan dan fungsi yang cukup besar sekali baik
bagi masyarakat maupun bagi pembangunan. Adapun peranan tersebut berupa antara
lain:
1. Asuransi dapat memberikan rasa terjamin atau rasa aman dalam menjalankan
usaha. Hal ini karena seorang akan terlepas dari kekhawatiran akan tertimpa
kerugian akibat suatu peristiwa yang tidak diharapkan, sebab walaupun tertimpa
kerugian akan mendapat ganti rugi dri perusahaan asuransi.
2
Deny Guntara, “Asuransi Dan Ketentuan-Ketentuan Hukum Yang Mengaturnya,” Justisi Jurnal
Ilmu Hukum 1, no. 1 (2016) hal: 29–46.
7
2. Asuransi dapat menaikkan efesiensi dari kegiatan perusahaan, sebab dengan
memperalihkan risiko yang lebih besar kepada perusahaan asuransi, perusahaan
itu akan mencurahkan perhatian dan pikirannya pada peningkatan usahanya.
3. Asuransi cenderung kearah pemikiran penilaian biaya yang layak. Dengan
adanya perkiraan akan suatu risiko yang jumlahnya dapat dikira-kira
sebelumnya. maka suatu perusahaan akan memuerhitungkan adanya ganti rugi
dari asuransi di dalam menilai biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.
4. Asuransi merupakan dasar pertimbangan dari pemberian suatu kredit. Apabila
seorang meminjam kredit bank maka bank biasanya meminta kepada debitur
untuk menutup asuransi benda jaminan.
5. Asuransi dapat mengurangi timbulnya kerugian-kerugian. Dengan ditutupnya
perjanjian asuransi, maka risiko yang mungkin dialami seseorang dapat ditutup
oleh perusahaan asuransi.
6. Asuransi merupakan alat untuk membentuk modal pendapatan atau untuk
harapan masa depan. Dalam hal ini fungsi menabung dari asuransi terutama
dalam asuransi jiwa.
7. Asuransi merupakan alat pembangunan. Dalam hal ini premi yang terkumpul
oleh perusahaan asuransi dapat dipakai sebagai dana investasi dalam
pembangunan, bantuan kredit jangka pendek, menengah, maupun jangka
panjang, bagi usaha-usaha pembangunan. Pada akhimya dapat memperluas
kesempatan dan lapangan pekerjaan bagi masyarakat banyak.3
4. Manfaat Asuransi
Usaha asuransi memiliki banyak manfaat untuk masyarakat, pembangunan negara dan
pihak perusahaan itu sendiri. Manfaat-manfaat asuransi diantaranya:
a. Asuransi melindungi risiko investasi;
b. Asuransi sebagai sumber dana investasi;
c. Asuransi untuk melengkapi syarat kredit;
d. Asuransi dapat mengurangi kekhawatiran;
e. Asuransi mengurangi biaya modal;
f. Asuransi menjamin kestabilan perusahaan;
g. Asuransi dapat meratakan keuntungan;
h. Asuransi dapat menyediakan layanan profesional;
i. Asuransi mendorong usaha pencegahan kerugian;
j. Asuransi membantu pemeliharaan kesehatan.4
3
Zainuddin Ali, Hukum Asuransi Syariah, Jakarta: Sinar Grafika, 2008.
4
Sindu Nurfadila, R.R Hidayat, dan Sri Sulasmiyati, “Analisis Rasio Keuangan dan Risk Based
Capitakl untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi (Studi pada PT. Asei Reasuransi
Indonesia (Persero) Periode 2011-2013),” Jurnal Administrasi Bisnis 22, no. 1 (2015): 1–9.
8
5. Asas - Asas Asuransi
Asas merupakan norma yang bersifat statis yang menjadi pedoman dalam pembentukan
hukum positif, artinya setiap perjanjian asuransi dan perundang-undangan asuransi
selayaknya tidak boleh bertentangan dengan asas-asas perjanjian asuransi, sehingga
dalam praktik bisnis asuransi harus sesuai dengan asas dalam asuransi.
9
merupakan satu dasar utama dan kepercayaan yang melandasi setiap perjanjian
dan hukum pada dasarnya juga tidak melindungi pihak yang beritikad buruk.
Pasal 250 KUHD menyebutkan:
“Apabila seseorang yang telah mengadakan suatu pertanggungan untuk
sendiri atau seseorang telah diadakannya pertanggungan itu tidak mempunyai
suatu kepentingan terhadap barang yang dipertanggungkan itu, maka si
penanggung tidak diwajibkan memberi ganti rugi.“
Mengenai kepentingan pembentuk undang-undang tidak memberikan
rumusan secara otentik tetapi hanya menyebutkan mengenai syarat kepentingan
yang dapat diasuransikan yang diatur dalam pasal 268 KUHD, yaitu:
“Suatu p ertanggungan dapat mengenai segala kepentingan yang dapat
dinilai dengan uang, dapat diancam oleh suatu bahaya dan tidak dikecualikan
oleh undang-undang.”
Kepentingan juga berhubungan juga dengan masalah risiko yang dihadapi
oleh seseorang dimana dikatakan bahwa seseorang menghadapi risiko apabila
mempunyai kepentingan terhadap benda yang terkena risiko. Oleh karena itu
dapat dimengerti, disyaratkan kepentingan sebagai syarat mutlak dalam
perjanjian pertanggungan. Menurut pembentuk undang-undang, kepentingan itu
harus sudah ada pada saat perjanjian pertanggungan itu diadakan. Kepentingan
yang dapat diasuransikan/kepentingan finansial dalam asuransi jiwa dapat timbul
karena: hubungan darah, hubungan perkawinan dan hubungan bisnis.
Asas Itikad Baik/Azas Kejujuran yang Sempurna
Dalam perjanjian asuransi, unsur saling percaya antara pihak itu sangat penting.
Dasar dari saling percaya itu adalah itikad baik. Azas itikad baik harus dilaksanakan
pada setiap perjanjian, ketentuan Pasal 1338 (3) KURPerdata menyebutkan: “Perjanjian
itu harus dilaksanakan dengan itikad baik.”
Itikad baik dapat dibedakan menjadi 2 macam:
1. Itikad baik pada waktu akan mengadakan hubungan hukum atau perjanjian.
itikad baik ini merupakan perkiraan dalam hati sanubari para pihak, bahwa
persyaratan yang diperlukan untuk mengadakan hubungan hukum secara sah
menurut hukum sudah terpenuhi semuanya.
2. Itikad baik pada waktu melaksanakan hak dan kewajiban yang timbul dari
hubungan hukum.
Asas subrogasi
Bagi penanggung meskipun tidak mempengaruhi sah atau tidaknya perjanjian
asuransi, perlu dibahas, karena merupakan salah satu asas perjanjian asuransi
yang selalu ditegakkan pada saat-saat dan keadaan tertentu dalam rangka
menerapkan asas pertama perjanjian asuransi ialah dalam rangka tujuan
10
pemberian ganti rugi ialah asas indemnitas. Di dalam KUH Dagang, asas ini
secara tegas diatur pada Pasal 284: “Seorang penanggung yang telah membayar
kerugian sesuatu barang yang dipertanggungkan, mengantungkan dalam segala
hak yang diperolehnya terhadap orangorang kettiga berhubungan dengan
menerbitkan kerugian tersebut, dan sitertanggung itu adalah bertanggung jawab
untuk setiap perbuatan yang dapat merugikan hak sipenanggung terhadap orang-
orang ketiga itu”. Subrogasi dalam asuransi adalah subrogasi berdasarkan
undang-undang, oleh karena itu asas subrogasi hanya dapat ditegakan apabila
memenuhi dua syarat berikut:
1. Apabila tertanggung di samping mempunyai hak terhadap penanggung
masih mempunyai hak-hak terhadap pihak ketiga.
2. Hak tersebut timbul, karena terjadinya suatu kerugian.
Pada umumnya asas subrogasi ini secara tegas diatur pula sebagai syarat
polis, dengan perumusan sebagai berikut:
1. Sesuai dengan Pasal 284 KUHD, setelah pembayaran ganti rugi atas harta
benda yang dipertanggungkan dalam polis ini, maka penanggung
menggantikan tertanngung dalam segala hak yang diperolehnya terhadap
pihak ketiga sehubungan dengan ganti kerugian tersebut. Subrogasi pada
ayat tersebut diatas berlaku dengan sendirinya tanpa memerlukan sesuatu
surat kuasa khusus dari tertanggung.
2. Tertanggung tetap bertanggung jawab merugikan hak penanggung
terhadap pihak ketiga. Jadi pada perjanjian asuransi, asas subrogasi
dilaksanakan baik berdasarkan undang-undang maupun berdasarkan
perjanjian.
3. Polis sebagai dokumen perjanjian asuransi.5
11
7. Jenis dan Pengelolaan Asuransi
Asuransi adalah suatu mekanisme keuangan yang dirancang untuk melindungi
individu atau entitas dari risiko finansial yang tak terduga. Jenis-jenis asuransi
umumnya dapat dibagi menjadi beberapa kategori, antara lain:
12
Penting untuk memahami jenis asuransi yang Anda butuhkan, membandingkan
penawaran, dan mengelola polis asuransi Anda dengan baik untuk memastikan
perlindungan yang efektif.
13
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zainuddin. Hukum Asuransi Syariah. Jakarta: Sinar Grafika, 2008.
Fauzi, Wetria. Hukum Asuransi, 2019.
Guntara, Deny. “Asuransi Dan Ketentuan-Ketentuan Hukum Yang Mengaturnya.”
Justisi Jurnal Ilmu Hukum 1, no. 1 (2016): 29–46.
Nurfadila, Sindu, R.R Hidayat, dan Sri Sulasmiyati. “Analis Rasio Keuangan dan Risk
Capital Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi (Studi pada PT.
Asei Reasuransi Indonesia (Persero) Periode 2011-2013).” Jurnal Administrasi
Bisnis 22, no. 1 (2015): 1–9.
Subagiyo, Dwi Tatak, dan Freis Melia Salviana. Hukum asuransi. Surabaya: PT Revika
Petra Media, 2016.
14