You are on page 1of 9

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415

Vol. 13 No. 1 Agustus 2020 E-ISSN: 2714-8025

ANALISIS JARAK JANGKAUAN LORA DENGAN PARAMETER RSSI DAN


PACKET LOSS PADA AREA URBAN

Asma Yanziah1, Sopian Soim2, Martinus Mujur Rose3


1,2,3
Program Studi Teknik Telekomunikasi, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Sriwijaya
1 2 3
Email: asmayanziah123@gmail.com, sopiansoim@gmail.com, mujurrose@yahoo.com

Masuk: 22 Juli 2020, Revisi masuk: 14 Agustus 2020, Diterima: 16 Agustus 2020

ABSTRACT
Low Power Wide Area Networks (LPWAN) is a wireless communication technology that
supports the development of the Internet of Things (IoT). LPWAN offers a wider coverage area
and low energy consumption. LoRa is one of the most popular LPWAN technologies. LoRa
technology is suitable for IoT application scenarios that only need to send small amounts of data
over long distances and low-power transmission data. This research focuses on testing the
range of the LoRa Rfm 95/96 chip at 920 MHz and SF7 frequencies for urban areas. The
parameters used are Received Signal Strength Indicator (RSSI) and Packet loss. RSSI test
results will be compared with RSSI calculation results using the log normal shadowing model.
The RSSI value of the test results is closer to the calculation of the RSSI value for the free
space area with the addition of a shadowing effect. When viewed from the range of RSSI values
at each test point, RSSI is relatively stable. However, based on RSSI average testing and
calculation, RSSI has decreased while packet loss has increased with each additional distance.
From this study, the maximum LoRa range is 2 km. This is in line with LoRa specifications for
urban areas.

Keywords: LoRa, LoRaWAN, LPWAN, Packet Loss, RSSI.

INTISARI
Low Power Wide Area Networks (LPWAN) merupakan salah satu teknologi komunikasi
nirkabel yang mendukung perkembangan Internet of Things (IoT). LPWAN menawarkan
coverage area yang lebih luas dan konsumsi energi rendah. LoRa adalah salah satu teknologi
LPWAN yang yang sedang populer. Teknologi LoRa cocok untuk skenario aplikasi IoT yang
hanya perlu mengirimkan sejumlah kecil data dalam jarak jauh dan data transmisi yang berdaya
rendah. Penelitian ini berfokus pada pengujian jarak jangkauan Chip LoRa Rfm 95/96 pada
frekuensi 920 MHz dan SF7 untuk area urban. Parameter yang digunakan yaitu Received
Signal Strength Indicator (RSSI) dan Packet loss. RSSI hasil pengujian akan dibandingkan
dengan RSSI hasil perhitungan yang menggunakan log normal shadowing model. Nilai RSSI
hasil pengujian lebih mendekati nilai RSSI perhitungan untuk area free space dengan
penambahan efek shadowing. Jika dilihat dari rentang nilai RSSI pada setiap titik pengujian,
RSSI relatif stabil. Namun berdasarkan RSSI rata-rata pengujian dan perhitungan, RSSI
mengalami penurunan sedangkan packet loss meningkat setiap penambahan jarak. Dari
penelitian ini, jangkauan LoRa maksimum yaitu 2 km. Hal ini selaras dengan spesifikasi LoRa
untuk area urban.

Kata-kata kunci: LoRa, LoRaWAN, LPWAN, Packet Loss, RSSI.

PENDAHULUAN mana. Dengan evolusi IoT sebagian besar


Di era digitalisasi dan otomatisasi ini, perangkat listrik dan elektronik dapat
kehidupan manusia semakin dipermudah dikontrol secara otomatis.
karena hampir semuanya bisa dilakukan Berbagai layanan dan aplikasi berbasis
secara otomatis menggantikan sistem IoT telah banyak dikembangkan, seperti
manual yang ada. Kehadiran Internet of Smart Homes, Smart Cities, Smart Grid, dan
Things (IoT) memungkinkan otomatisasi lainnya (Arlin dkk., 2018). Perkembangan
terjadi di kehidupan sehari-hari. Secara tersebut mengakibatkan meningkatnya
umum, IoT mengacu pada interkoneksi kebutuhan aplikasi IoT karena memiliki
jaringan benda sehari-hari, yang sering jangkauan jarak yang jauh, data rate rendah,
dilengkapi dengan kecerdasan di mana- konsumsi energi rendah, dan efisiensi biaya.
59
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 13 No. 1 Agustus 2020 E-ISSN: 2714-8025

Teknologi Low Power Wide Area Network jaringan sementara lapisan fisik LoRa yang
(LPWAN) dianggap dapat mengatasi memungkinkan jangkauan komunikasi jarak
kebutuhan IoT tersebut. jauh. Protokol dan arsitektur jaringan
LPWAN semakin mendapatkan memiliki pengaruh paling besar dalam
popularitas di industri dan komunitas menentukan masa pakai baterai dari sebuah
penelitian. LPWAN merupakan teknologi node, kapasitas jaringan, kualitas layanan,
komunikasi nirkabel yang memiliki bit rate keamanan, dan beragam aplikasi yang
rendah untuk jarak yang jauh dan biaya dilayani oleh jaringan (Workgroup, 2015).
rendah untuk karakteristik konsumsi daya Jaringan LoRa bertopologi star dengan
yang lebih baik (Mekki dkk., 2019). LPWAN gateway sebagai jembatan penghubung
mewakili tren baru dalam evolusi teknologi (Gambar 1). Gateway dihubungkan dengan
IoT. Tidak seperti 3G/4G atau WiFi, sistem banyak node disatu sisi dan network server
ini tidak fokus untuk mengaktifkan disisi lainnya. Jaringan LoRa secara garis
kecepatan data tinggi perangkat atau besar terdiri dari empat bagian: perangkat,
meminimalkan latensi. Sebaliknya, kinerja gateway, network server dan aplikasi
utama yang ditentukan untuk LPWAN penguna (Murdyantoro dkk., 2019).
adalah efisiensi energi, kemampuan skala
dan jangkauan (Song dkk., 2017). LPWAN
menyediakan komunikasi jarak jauh hingga
10-40 km di zona pedesaan dan 1-5 km di
zona perkotaan. Salah satu teknologi
LPWAN adalah LoRa yang dikembangkan
oleh Semtech.
LoRa merupakan teknologi nirkabel
berdaya rendah dengan rentang komunikasi
jauh. LoRa menggunakan modulasi Chirp-
Spread-Spectrum (CSS) untuk Gambar 1. Arsitektur LoRaWAN
mempertahankan karakteristik daya rendah
untuk kepentingan meningkatkan jangkauan Entitas yang didefinisikan dalam LoRaWAN
komunikasi. CSS telah digunakan dalam meliputi (Magrin dkk., 2017):
komunikasi jarak jauh oleh militer dan badan 1. End-device (atau end-node), yaitu node
antariksa karena kemampuannya untuk yang melakukan uplink (UL) atau
menahan gangguan (Khutsoane dkk., 2017). menerima lalu lintas downlink (DL).
Teknologi ini memiliki kelebihan 2. Gateway, yaitu perangkat yang
dibandingkan dengan jenis komunikasi mengumpulkan paket yang datang dari
lainnya seperti seluler, bluetooth, maupun end-device dan dapat meneruskannya.
WIFI. LoRa memiliki keuntungan yaitu Gateway juga dapat mengirimkan paket
jangkauan komunikasi yang jauh seperti ke end-device.
seluler namun berdaya rendah seperti 3. Network Server (NS), yang memainkan
bluetooth, sehingga penggunaanya sangat peran sentral koordinator dan pengontrol
cocok untuk perangkat sensor yang jaringan LoRa.
dioperasikan tahunan dengan sumber daya Singkatnya, teknologi LoRa cocok untuk
baterai dan pada cakupan area yang luas. skenario aplikasi IoT yang hanya perlu
(Istianti dkk., 2019) mengirimkan sejumlah kecil data dalam
LoRa beroperasi pada pita frekuensi jarak jauh dan data transmisi yang berdaya
Industrial, Scientific, and Medical (ISM) tidak rendah (Sun dkk., 2017).
berlisensi seperti pada frekuensi 2,4GHz, Beberapa penelitian taraf internasional
868MHz, 915MHz, dan 433MHz tergantung mengenai performansi LoRa menyimpulkan
pada regulasi masing-masing wilayah bahwa jangkauan LoRa sangat dipengaruhi
(Widianto dkk., 2019). Teknologi LoRa oleh kondisi area. Area urban, suburban,
menggunakan protokol komunikasi dan rural memiliki jangkauan LoRa yang
LoRaWAN yang dikembangkan oleh LoRa berbeda, sehingga hal ini juga
Alliance untuk melayani tantangan mempengaruhi Received Signal Strength
komunikasi jarak jauh yang dihadapi IoT Indicator (RSSI) (Tan dkk., 2019). Salah
(Khutsoane dkk., 2017) satu penelitian mengenai studi performansi
LoRaWAN mendefinisikan protokol jarak jangkauan LoRa dalam mendukung
komunikasi dan arsitektur sistem untuk infrastruktur konektivitas nirkabel IoT
60
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 13 No. 1 Agustus 2020 E-ISSN: 2714-8025

berhasil melakukan pengukuran jangkauan Sekalipun demikian, perlu diperhitungkan


LoRa hingga radius 400 m. Namun jarak tentang efek shadowing yang kemungkinan
jangkauan ini masih belum sesuai dengan besar terjadi di lapangan. Karena itu PL(d)
spesifikasi yang diharapkan, yaitu sampai dihitung dengan log-normal distribution
dengan radius 5 km (Murdyantoro et al., berikut:
2019). 𝑃𝐿(𝑑)[dB] = ̅̅̅̅ 𝑃𝐿 (𝑑) + Xσ (3)
Aspek menjanjikan dari teknologi LoRa 𝑑
̅̅̅̅
𝑃𝐿(𝑑)[dB] = 𝑃𝐿 (𝑑0) + 10n log ( ) + Xσ (4)
𝑑0
mendorong dilakukannya penelitian ini untuk
Pr(𝑑) = 𝑃𝑡(𝑑) − 𝑃𝐿(𝑑) (5)
pengujian performansi jarak jangkauan
Berdasarkan persamaan di atas, maka
LoRa di Kawasan Indonesia. Pengujian
perhitungan path loss pada jarak d
dilakukan pada frekuensi 920 MHz
ditambahkan dengan efek shadowing acak
menggunakan LoRa Antares untuk area
Xσ. Xσ adalah variabel acak yang
urban. Analisis dilakukan untuk mengetahui
terdistribusi gaussian dengan zero mean
pengaruh jarak transmisi terhadap
dan standar deviasi σ (dalam dB). Variable n
persentase paket tak diterima (packet loss)
dan standar deviasi σ akan disesuaikan
dan nilai RSSI yang berperan sebagai
kondisi lingkungan pengujian. Sehingga,
indikator kekuatan sinyal terima. Khusus
RSSI menjadi sebagai berikut:
parameter RSSI akan dilakukan ̅̅̅̅ (𝑑0) + 10n log ( 𝑑 ) + Xσ)
𝑅𝑆𝑆𝐼 = 𝑃𝑡(𝑑) − (𝑃𝐿 (6)
perbandingan antara perhitungan RSSI 𝑑0

dengan log-normal shadowing model


dengan RSSI hasil pengujian. METODE
Log-normal shadowing model adalah Proses pengujian dalam penelitian ini
model propagasi yang lebih umum dan bertujuan untuk melihat seberapa jauh
cocok untuk lingkungan indoor dan outdoor. jangkauan LoRa. Tahapan pengujian yang
Model ini menyediakan sejumlah parameter dilakukan adalah sebagai berikut:
yang dapat dikonfigurasi sesuai dengan 1. Sensor dihubungkan pada
lingkungan yang berbeda (Xu dkk., 2010). mikrokontroller yang telah tertanam chip
log-normal shadowing model berguna ketika LoRa Rfm95/96
berhadapan dengan situasi yang lebih 2. End-node mengirimkan data ke gateway
realistis (Cho dkk., 2010). Perhitungan RSSI menggunakan komunikasi LoRa.
menggunakan log normal shadowing model Pengiriman data dari end-node dilakukan
diperoleh dengan mempertimbangkan nilai sebanyak 30 kali pada setiap jarak
path loss yang terjadi untuk jarak antara Tx pengujian.
dan Rx. Path loss rata-rata untuk skala 3. Melihat dan mencatat RSSI pada LoRa
besar (𝑃𝐿̅̅̅̅ (d)) dapat dihitung menggunakan server untuk setiap pengiriman data
fungsi path loss exponent: (Gambar 2).
𝑃𝐿(d0)[dB] = 3,44 + 10𝑛 log 𝑓(𝑀𝐻𝑧) + 4. Melakukan perhitungan persentase paket
10𝑛 log 𝑑0(𝐾𝑚) (1) tak diterima (packet loss) pada setiap titik
𝑑 pengujian.
̅̅̅̅
𝑃𝐿 (d)[dB] = ̅̅̅̅ 𝑃𝐿 (d0) + 10n log( ) (2)
𝑑0 5. Analisis perubahan nilai RSSI dan packet
Dimana, PL(d0) merupakan path loss loss pada setiap titik pengujian.
referensi pada jarak d0 dengan kondisi free Pengujian ini dilakukan secara langsung
space, dan n adalah path loss exponent di lapangan dengan cara mengubah jarak
(Tabel 1) yang disesuaikan dengan kondisi end-node terhadap gateway LoRa untuk
lingkungan pengujian. mendapatkan data yang akurat. Pemilihan
lokasi pengujian dilakukan menggunakan
Tabel 1. Path loss Exponents metode purposive sampling. Lokasi
(Rappaport, 1996) pengujian dipilih secara sengaja atau
Path Loss pemilihan lokasi dilakukan hanya atas dasar
Lingkungan
Exponent, n pertimbangan subjektif peneliti dengan
Free space 2 asumsi unsur-unsur yang dikehendaki telah
Urban area cellular radio 2,7 – 3,55 ada pada lokasi pengujian. Pengujian
Shadowed urban cellular radio 3–5 dilakukan pada area urban atau area
In building LOS 1,6 – 1,8 perkotaan, sehingga pentransmisian terjadi
Obstructed in building 4–6 pada area dengan Line of Sight (LoS)
Obstructed in factories 2-3 hingga Non Line of Sight (NLoS).

61
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 13 No. 1 Agustus 2020 E-ISSN: 2714-8025

PEMBAHASAN
Pengujian dilakukan sebanyak 30 kali
pengiriman data pada beberapa lokasi
berbeda di Bandung dengan titik-titik
pengujian sebagai beriut:
1. Titik pusat pengujian berada di Lab IoT
Platform Telkom DDS Gegerkalong.
2. Jl. Sukahaji No.123, Sukarasa, Kec.
Sukasari.
3. Telkom Coorporate University.
4. Universitas Kristen Maranatha.
5. Jl. Babakan Jeruk IV No.54B Sukagalih.
6. Jl. Surya Sumantri No.23, Sukawarna,
Kecamatan Sukajadi.
Lokasi titik-titik pengujian pada penelitian ini
ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 2. Data pada LoRa Server

Proses lengkap pengujian jarak jangkauan


LoRa ditampilkan pada Gambar 3.

Gambar 4. Titik pengujian

Perubahan RSSI
RSSI merupakan parameter yang
menunjukkan daya terima dari seluruh sinyal
pada band frekuensi saluran yang
digunakan (Mazloum dkk., 2014). Untuk
Chip LoRa Rfm95/96 rentang nilai RSSI
mulai dari 0 hingga -127 dBm. Semakin
mendekati 0, maka sinyal lebih baik.
Perhitungan estimasi RSSI dengan log
normal shadowing model dilakukan
menggunakan persamaan (5), dengan path
loss referensi sebagai berikut:
𝑃𝐿(d0)[dB] = 3,44 + 10𝑛 log 920 +
10𝑛 log 0,001
𝑃𝐿(d0)[dB] = 3,44 + 10(2)(2,963) +
10(2)(−3)
𝑃𝐿(d0)[dB] = 31,71 𝑑𝐵
Dari hasil perhitungan, RSSI maksimum
didapatkan untuk area free space (n=2)
pada jarak 10 m sebesar -74,81 dBm dan
nilai RSSI minimum saat perhitungan
sebesar -115,05 dBm pada jarak 2 km.
Gambar 3. Blok Diagram Skenario Sedangkan untuk area urban (n=2,7) RSSI
Pengujian maksimum sebesar -81,81 dBm dan RSSI
minimum -138,15 dBm. Grafik perubahan

62
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 13 No. 1 Agustus 2020 E-ISSN: 2714-8025

RSSI hasil perhitungan ditunjukkan pada -114 dBm. Dari nilai-nilai yang didapatkan,
Gambar 5. kemudian dilakukan perhitungan nilai RSSI
-60
RSSI untuk jarak 10 m hingga 2000 m rata-rata untuk melihat perubahan nilai RSSI
pada setiap titik pengujian (Tabel 2). Nilai
-70
RSSI rata-rata ini akan dibandingkan
-80 dengan RSSI hasil perhitungan.
-90
Tabel 2. RSSI Hasil Pengujian
RSSI (dBm)

RSSI (dBm)
-100

Jarak
-110 Min Rata-Rata Max
-120 0,01 km -107 -98 -93
0,4 km -113 -104 -99
0,5 km -112 -106 -101
-130
Free Space n = 2
Urban area n = 2.7
-140
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 1,6 km -114 -112 -106
Jarak (meter)
1,8 km -114 -112 -110
Gambar 5. RSSI Hasil Perhitungan 2 km -114 -114 -114

Grafik nilai RSSI yang didapatkan saat Dari Tabel 2 diketahui bahwa nilai RSSI
pengujian ditampilkan pada Gambar 6. berkisar pada -93 dBm hingga -114 dBm.
Nilai RSSI tertinggi yaitu -93 dBm diperoleh
RSSI Hasil Pengujian
pada jarak minimum 10 m. Sedangkan nilai
-70
terendah -114 dBm diperoleh pada jarak
-80 maksimum pengujian yaitu 2 km.
-90
Berdasarkan nilai RSSI rata-rata terlihat
bahwa terjadi penurunan nilai RSSI saat
RSSI (dBm)

-100
jarak end-node terhadap gateway semakin
-110
jauh. Namun penurunan ini tidak terlalu
-120 signifikan. Sedangkan jika dilihat dari
Jarak 10 m
-130
Jarak 400 m rentang nilai RSSI pada setiap titik
Jarak 500 m
Jarak 1,6 km pengujian, RSSI relatif stabil.
-140 Jarak 1,8 km
Jarak 2 km Gambar 7 menunjukkan perbandingan
-150
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 nilai RSSI hasil perhitungan dan pengujian.
Data
Nilai RSSI hasil pengujian lebih mendekati
Gambar 6. RSSI Hasil Pengujian nilai RSSI perhitungan untuk area free
space dengan penambahan efek shadowing
Gambar 6 menampilkan nilai RSSI pada (Xσ) dan n = 2. Artinya LoRa dapat
setiap titik pengujian. Dari 30 data yang mengontrol RSSI agar tetap stabil.
dikirim end-node dan kemudian data Berdasarkan data yang diperoleh nampak
diterima oleh gateway, tidak terjadi bahwa hasil perhitungan (secara teoritis)
perubahan signifikan pada nilai RSSI. maupun hasil pengujian, daya sinyal yang
Terlihat pada grafik tersebut, nilai tertinggi diterima rata-rata berkurang secara
pada jarak 10 m adalah -93 dBm dan nilai logaritmik terhadap jarak.
terendah pada -107 dBm. Untuk jarak 400
m, nilai tertinggi diperoleh -99 dBm dan nilai RSSI untuk jarak 10 m hingga 2000 m
-60
terendah sebesar -113 dBm. Untuk jarak
500 m, nilai tertinggi sebesar -101 dBm dan -70

terendah pada -112 dBm. Pada jarak 1,6 -80

km, nilai tertinggi sebesar -106 dBm dan -90


RSSI (dBm)

terendah pada -114 dBm. Sedangkan untuk


-100
jarak 1,8 km, nilai tertinggi sebesar -110
dBm dan terendah pada -114 dBm. Dalam -110

pengujian, jarak yang semakin jauh akan -120

menyebabkan obstacle yang dihadapi -130


Free Space n = 2
Urban area n = 2.7
semakin banyak, sehingga variasi nilai RSSI pengukuran
-140
semakin sedikit. Bahkan untuk jarak 2 km 0 200 400 600 800 1000 1200
Jarak (meter)
1400 1600 1800 2000

dari 30 kali pengiriman data, hanya satu


Gambar 7. Perbandingan RSSI Pehitungan
data yang masuk dengan nilai RSSI sebesar
dan Pengujian
63
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 13 No. 1 Agustus 2020 E-ISSN: 2714-8025

Dari semua pengujian yang dilakukan, komunikasi tetap dapat menghadapi


nilai RSSI yang didapatkan masih dalam permasalahan packet loss, sedangkan untuk
rentang 0 hingga -127 dBm yang artinya jarak yang jauh komunikasi yang baik dapat
memenuhi regulasi yang disebutkan dalam terjadi jika Line of Sight. Dalam hal ini
datasheet LoRa Rfm95/96. Dengan kalimat bangunan tinggi dan besar akan
lain, RSSI yang didapatkan dinilai baik mempengaruhi jalur komunikasi yang
karena lebih besar dari nilai minimum. Dapat melewatinya, yang secara substansi akan
disimpulkan bahwa nilai RSSI LoRa relatif memperpendek jarak komunikasi antar
stabil pada setiap titik pengujian. Hal ini node. Hal ini akan menyebabkan
dikarenakan perubahan pada nilai RSSI meningkatnya packet loss atau bahkan
sangat kecil. Bahkan dalam jarak jauh dan dapat meniadakan komunikasi. Di waktu
banyaknya obstacle yang mengakibatkan yang sama, jika pada jalur komunikasi tidak
hilangnya jalur dalam proses transmisi data, terdapat halangan, maka memungkinkan
LoRa tetap menunjukkan konsistensinya adanya komunikasi yang sangat baik untuk
terhadap kestabilan nilai RSSI. jarak yang jauh.
Hal tersebut disebabkan karena jarak
Pengaruh Jarak Terhadap Packet Loss yang jauh mengakibatkan terjadinya
Salah satu cara untuk melihat kualitas peningkatan obstacle. Banyaknya obstacle
link komunikasi adalah dengan melakukan tersebut akan mempengaruhi perambatan
perhitungan packet loss rates. Packet Loss sinyal dan menyebabkan path loss sehingga
merupakan banyaknya paket yang gagal paket tidak bisa dikirimkan. Selain itu,
mencapai tempat tujuan saat pengiriman banyaknya data end-node yang masuk
paket. Jika paket gagal dikirim, maka paket maka akan semakin sibuk pula saluran yang
tersebut tidak akan dikirim kembali, atau ada, sehingga akan menyebabkan paket
dengan alimat lain paket tersebut hilang bertabrakan maupun didrop.
(Istianti, 2019). Dari 30 kali pengiriman data
saat pengujian akan dilihat seberapa banyak
[VALUE]%
packet loss yang terjadi pada setiap jarak 100

pengujian. Perhitungan persentase packet 90


86,6%

loss adalah menggunakan rumus berikut: 80


𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑑𝑖𝑘𝑖𝑟𝑖𝑚−𝑝𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 66,6%
𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑠 =
𝑝𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑖𝑟𝑖𝑚
𝑥100% (6) 70
Packet loss (%)

60
Packet loss untuk jarak 10m hingga 2 km 50
adalah sebagai berikut:
40
30−30
𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑠1 = 𝑥 100% = 0% 30
30
30−30 20
𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑠2 = 𝑥 100% = 0%
30
30−30 10
𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑠3 = 𝑥 100% = 0% [VALUE]%[VALUE]%[VALUE]%
30 0
30−10 0m 400 m 500 m 1,6 Km 1,8 Km 2 Km
𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑠4 = 𝑥 100% = 66,6%
30 Jarak Pengujian
30−4
𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑠5 = 𝑥 100% = 86,6%
30
30−1 Gambar 8. Packet loss
𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑠6 = 𝑥 100% = 96,6%
30

Data packet loss yang diperoleh ditampilkan Jangkauan LoRa Berdasarkan Pengujian
pada Gambar 8. Pada grafik di Gambar 8 Jarak jangkauan LoRa akan analisis
terlihat bahwa semakin jauh jarak end-node berdasarkan pengujian yang telah dilakukan
terhadap gateway, maka semakin besar di beberapa titik pada area urban. Hasil
kemungkinan gagal dalam pengiriman pengujian keseluruhan akan dijadikan
paket. Pada daerah yang efektif dalam sebagai acuan untuk melihat jarak
penerimaan data, gateway dapat menerima jangkauan LoRa tersebut. Penentuan
data secara konstan lebih dari 90% paket kualitas transmisi data dilakukan dengan
yang dikirimkan. Namun untuk daerah melihat persentase packet loss (Tabel 3).
lainnya packet loss dapat mencapai angka
86,6% bahkan lebih.
Jarak akan sangat mempengaruhi packet
loss. Dalam jarak yang dekat sekalipun
64
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 13 No. 1 Agustus 2020 E-ISSN: 2714-8025

Tabel 3. Hasil Pengujian Keseluruhan


RSSI (dBm) Packet
Jarak Kualitas
Min Rata-rata Max Loss
0,01 km -107 -98 -93 0% Sangat Baik
0,4 km -113 -104 -99 0% Sangat Baik
0,5 km -112 -106 -101 0% Sangat Baik
1,6 km -114 -112 -106 66,6 % Buruk
1,8 km -114 -112 -110 86,6 % Buruk
2 km -114 -114 -114 96,6 % Buruk

Selanjutnya, pada Tabel 4 ditampilkan 3. Adanya kemungkinan paket bertabrakan


pengkategorian packet loss berdasarkan atau didrop, karena banyaknya data end-
standar TIPHON (Telcommunications and node yang masuk sehingga saluran
Internet Protocol Harmonization Over menjadi sibuk
Network) (ETSI, 1999).
KESIMPULAN
Tabel 4. Kategori Packet Loss Jarak sangat mempengaruhi RSSI
Kategori Packet maupun packet loss. Model propagasi
Index teoritis dengan log normal-shadowing dan
Degradasi Loss
berbasis pengujian menunjukkan bahwa
Sangat Bagus 0% 4 daya sinyal yang diterima rata-rata
Bagus 3 - 14 % 3 mengalami penurunan terhadap
Sedang 15 - 24 % 2 penambahan jarak. Namun jika dilihat dari
Buruk > 25 % 1 sebaran nilai RSSI pada setiap titik
pengujian, nilai RSSI LoRa dapat
Kualitas transmisi dinilai sangat baik dikategorikan stabil. Semakin dekat end-
untuk jarak 0 km hingga 0,5 km. Sedangkan node dengan gateway, maka semakin
untuk titik pengujian lainnya packet loss bagus sinyal pada proses transmisi. Hal
mencapai lebih dari 25% dan dinilai sangat tersebut ditunjukkan dengan besarnya nilai
buruk. Pada jarak 2 km packet loss 96,6% RSSI dan tidak terjadinya packet loss pada
yang artinya dari 30 kali pengiriman data jarak terdekat pengujian. Peningkatan jarak
yang dilakukan, hanya 1 data yang masuk antara end-node dan gateway di luar nilai
ke gateway. Saat jarak ditingkatkan dan tertentu dapat mengakibatkan hilangnya
dilakukan pengiriman data, data tidak dapat data dan kinerja yang buruk.
diterima oleh gateway. Tidak ada satu pun Jarak jangkauan maksimum LoRa pada
data yang masuk ke gateway. Oleh karena area urban yang didapatkan dari penelitian
itu jarak jangkauan maksimum pada adalah 2 km. Hal ini selaras dengan
pengujian LoRa ini adalah 2 km. Hal ini jangkauan LoRa pada datasheet untuk area
selaras dengan jangkauan LoRa pada urban (perkotaan) yaitu berkisar 1-5 km.
datasheet untuk area urban (perkotaan) Untuk penelitian selanjutnya, perhitungan
yaitu berkisar 1-5 km. daya sinyal yang diterima dapat dilakukan
Banyak faktor yang mempengaruhi tidak dengan pemodelan atau metode lain untuk
tercapainya jarak maksimum yang memperoleh data yang lebih akurat.
ditetapkan LoRa, diantaranya: Penambahan parameter pengujian dan
1. Kondisi lokasi pengujian. Pengujian mencari solusi untuk meningkatkan jarak
dilakukan pada area urban dengan jangkauan LoRa juga perlu diteliti agar
rentang jarak yang jauh sehingga sesuai dengan spesifikasi LoRa.
mengakibatkan peningkatan obstacle
yang dapat mempengaruh proses DAFTAR PUSTAKA
transmisi. Arlin, M.R.E., Niswar, M., Adnan, A., Fall, D.,
2. Ketinggian gateway. Jika gateway & Kashihara, S., 2019, LouPe: LoRa
rendah, maka kondisi area akan menjadi Performance Measurement Tool,
nd
NloS, sehingga pengiriman paket akan Proceedings-2 East Indonesia
terganggu. Conference on Computer and
Information Technology: Internet of

65
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 13 No. 1 Agustus 2020 E-ISSN: 2714-8025

Things for Industry, EIConCIT, 6-7 Nov. 2017, An Internet of Energy Things
2018, 168-171. Based on Wireless LPWAN.
Cho, Y.S., Kim, J., Yang, W.Y., & Kang, ScienceDirect, August 2017, 3(4): 460-
C.G., 2010, MIMO-OFDM Wireless 466.
Communications with MATLAB®, John Sun, Y., Hu, J., Liu, Y., & Tian, Z.,
Wiley & Sons (Asia) Ltd, Singapore. Theoretical Analysis and Performance
ETSI, 1999, Telecommunications and Testing of LoRa Technology,
Internet Protocol Harmonization Over Proceedings-2017 Int'l Conference on
Networks (TIPHON); General aspects of Computer Technology, Electronics and
Quality of Service (QoS), Etsi Tr 101 329 Communication, ICCTEC 2017, 19-21
V2.1.1, 1, 1-37. Dec 2017, 686 - 690
Istianti, P.D.D., 2019, Perancangan dan Tan, Z. A., Rahman, M. T. A., Rahman, A.,
Implementasi Perangkat Pemantauan Air Hamid, A. F. A., Amin, N. A. M., Munir, H.
Sungai Citarum Menggunakan Teknologi A., & Zabidi, M. M. M., Analysis on LoRa
Akses LPWAN LoRa, Universitas RSSI in Urban, Suburban, and Rural
Telkom. Area for Handover Signal Strength-
Istianti, P.D.D., Prawiro, S. Y., Karna, B.A. Based Algorithm, IOP Conference
K., & Nursafa, I.A., 2019, Analisis Series: Materials Science and
performansi Teknologi Akses LPWAN Engineering. Vol 705, 26-27 August
LoRa Antares Untuk komunikasi Data 2019.
End Node, Departemen Teknik Elektro Widianto, E. D., Pakpahan, M. S. M., Faizal,
dan Teknologi Informasi FT UGM (CITEE A. A., & Septiana, R., LoRa QoS
2019), 24-25 Juli 2019, 22-26. Performance Analysis on Various
Khutsoane, O., Isong, B., & Abu-Mahfouz, A. Spreading Factor in Indonesia, ISESD
M. (2017). IoT devices and applications 2018 - In'l Symposium on Electronics and
based on LoRa/LoRaWAN. Proceedings Smart Devices: Smart Devices for Big
IECON 2017 - 43rd Annual Conference Data Analytic and Machine Learning, 23-
of the IEEE Industrial Electronics Society. 24 Oct. 2019, 1-5.
29 Oct.-1 Nov. 2017, 6107-6112. Workgroup, T.M., 2015, What Is It ? A
Magrin, D., Centenaro, M., & Vangelista, L., Technical Overview Of, In LoRa Alliance,
Performance Evaluation of LoRa https://doi.org/https://www.tuv.com/media
Networks In A Smart City Scenario, IEEE /corporate/products_1/electronic_compon
Int'l Conference on Communications. 21- ents_and_lasers/TUeV_Rheinland_Over
25 May 2017, 1-7. view_LoRa_and_LoRaWANtmp.pdf.
Mazloum, N.S. & Edfors,O., 2014, Xu, J., Liu, W., Lang, F., Zhang, Y., & Wang,
Performance Analysis and Energy C., 2010, Distance Measurement Model
Optimization of Wake-up Receiver Based on RSSI in WSN, Wireless Sensor
Schemes for Wireless Low-power Network, August 2010, 2:606-611.
Applications, IEEE Trans. Wireless
Commun, 13(12): 7050-7061. BIODATA PENULIS
Mekki, K., Bajic, E., Chaxel, F., & Meyer, F. Asma Yanziah, lahir di Tanjung Batu
(2019). A Comparative Study of LPWAN Kabupaten Ogan Ilir pada tanggal 7
Technologies for Large-scale IoT November 1998. Saat ini tercatat sebagai
Deployment, ICT Express, Vol. 5, March Mahasiswa di Politeknik Negeri Sriwijaya
2019, 1-7. bidang minat Teknik Telekomunikasi
Murdyantoro, E., Rosyadi, I., & Septian, H., Jurusan Teknik Elektro.
2019, Studi Performansi Jarak Sopian Soim, S.T., M.T., lahir di Palembang
Jangkauan Lora-Dragino Sebagai pada tanggal 14 Maret 1971,
Infrastruktur Konektifitas Nirkabel pada menyelesaikan Pendidikan S1 bidang
WP-LAN, Dinamika Rekayasa, April ilmu Teknik Elektro dari Universitas
2019, 15(1):47. Sriwijaya tahun 1997, dan S2 bidang ilmu
Rappaport, T.S., 1996, Wireless Teknik Elektro dari Institut Teknologi
Communication Principle and Practice, Surabaya tahun 2005. Saat ini tercatat
Prentice Hall Communications sebagai Dosen di Politeknik Negeri
Engineering and Emerging Technologies Sriwijaya pada bidang minat Teknik
Series, United States of America. Elektro.
Song, Y., Lin, J., Tang, M., & Dong, S.,

66
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 13 No. 1 Agustus 2020 E-ISSN: 2714-8025

Martinus Mujur Rose, S.T., M.T., lahir di


Deri pada tanggal 2 Desember 1974,
menyelesaikan Pendidikan S1 bidang
ilmu Teknik Elektro dari Universitas Atma
Jaya Makassar tahun 2001, dan S2
bidang ilmu Teknik Elektro dari Institut
Teknologi Bandung tahun 2007. Saat ini
tercatat sebagai Dosen di Politeknik
Negeri Sriwijaya pada bidang minat
Teknik Elektro.

67

You might also like