You are on page 1of 12

MODUL PERKULIAHAN

Pendidikan
Kewarganegaraa
n
Demokrasi, Demokratisasi, dan
Demokrasi di Indonesia

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Semua Fakultas Semua Prodi


07 190001016
Team Teaching
Pendidikan Kewarganegaraan

Abstract Kompetensi

Dalam setiap komunitas masyarakat Mahasiswa diharapkan mampu


tentu terdapat berbagai faktor sosial, mengenali kehidupan demokrasi dan
politik, ekonomi, dan budaya yang konsep rule of law/Negara hukum di
menjadikan masyarakat satu dengan NKRI yang berlandaskan ideology
lainnya saling berbeda. Perbedaan Pancasila dan UUD 1945. Dalam
yang dimaksud itu tentunya ialah kaitannya dengan hal itu tentunya
perbedaan yang pada faktanya perkembangan dinamika masyarakat
menggambarkan ciri khas Indonesia itu sendiri menjadi faktor
masyarakat itu masing-masing penting dalam menentukan proses
sehingga antara satu dengan lainnya demokratisasi dan arah kehidupan
saling bekerjasama sesuai pola demokrasi ke depannya.
interaksi sosial yang terjalin di
antara mereka yang tentunya pola
interaksi tersebut juga memiliki
perbedaannya sendiri.

MODUL 7
Demokrasi dan Demokratisasi

7.1 . Definisi dan Ruang Lingkup Demokrasi

Demokrasi secara istilah dapat dijabarkan melalui sekama sebagai berikut :


a. Demos : Rakyat (People)
b. Cratos : Pemerintahan/Kekuasaan
Secara Istilah Demokrasi ialah pemerintahan atau kekuasaan yang didasarkan dari
rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat. Hal senada juga dipertegas oleh Pernyataan Abraham
Lincoln Ketika Menjabat Presiden USA.
Bentuk Demokrasi terbagi menjadi 2, yaitu
1. Demokrasi Langsung :
Dalam hal ini, Setiap Warga Diikutsertakan Dalam Pengambilan Kebijakan dan Musyawarah.
Kemudian Adanya Diskusi Langsung Antara Pejabat Pemerintah dan Rakyat Dalam
Pengambilan Putusan
2. Demokrasi Tak Langsung :
Dalam hal ini, Pengambilan Kebijakan dan Musyawarah Dilakukan Melalui Badan
Perwakilan Rakyat. Kemudian juga Adanya Pemilihan Umum Melalui Sistem Partai Politik.
Ciri Negara demokrasi ialah sebagai berikut :
1. Setiap Warga Diikutsertakan Dalam Pengambilan Kebijakan dan Musyawarah
2. Masyarakat Demokratis Dalam Perwujudan Budaya Demokrasi

Demokratisasi merupakan proses menuju ke arah demokrasi atau pendemokrasian


seluruh elemen istitusi beserta masyarakat menuju ke arah demokrasi.

7.2. Hubungan Demokrasi dan HAM Dalam Konteks Pancasila

Dalam prakteknya secara umum, konsep demokrasi dan HAM harus berjalan
beriringan dan tak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Artinya ketika kita berbicara aspek
‘20 Team Teaching
1 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
demokrasi di satu sisi, maka sudah tentu di sisi lainnya kita juga secara tak langsung harus
merujuk kepada aspek HAM. Begitu juga sebaliknya. Untuk mendapatkan penjelasan yang
lebih utuh terkait hal itu, maka di bawah ini akan coba digambarkan dalam bentuk bagan
sebagai berikut :

HAM Sebagai Asas


Universal Yang
Memiliki Batasan
Tertentu

Perlindungan
Right of Self
dan Penegakkan Determination
HAM

Demokrasi Demokratisasi

‘20 Team Teaching


2 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Bagan di atas, membuktikan bahwa hubungan antara konsep demokrasi dan HAM
dapat diibaratkan layaknya suatu proses atau siklus yang senantiasa berkembang seiring
dengan dinamika masyarakat itu sendiri. Satu sama lain akan saling mendukung dalam
rangka mewujudkan tatanan sosial masyarakat yang lebih baik. HAM dan demokrasi
memiiliki hubungan sangat erat yang tak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Hal terpenting
yang harus menjadi perhatian di sini ialah bahwa antara kedua aspek ini terdapat sinergitas
sehingga keduanya berjalan berdampingan sekaligus layaknya sebagai suatu proses dalam
siklus yang tak pernah berhenti sesuai perkembangan masyarakat serta juga saling megisi
satu sama lain dalam upaya membentuk tatanan masyarakat yang ideal demi terciptanya
kesejahteraan dan keadilan sosial secara menyeluruh. HAM tidak mungkin dapat terlaksana
secara optimis dalam suatu negara tanpa adanya sistem demokrasi yang baik dan efektif.
Begitu juga sebaliknya. Dalam kaitannya dnegan hal tersebut, maka impementasi terkait
hubungan demokrasi dan HAM dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Hak dan Kewajiban Yang Sama Sebagai Mahluk Sosial
2. Kesempatan Yang Sama Bagi Warga Negara
3. Pencerahan Yang Sama Bagi Warga Negara
4. Agenda Pemerintahan Yang Sama Bagi Warga Negara
5. Warga Negara Harus Diupayakan Dewasa dan Sehat
Dalam kaitannya dengan penjelasan di atas, maka upaya menuju negara demokratis
tidak mungkin terwujud tanpa adanya perlindungan dan penegakkan terhadap HAM itu
sendiri sebagai hak yang secara kodrat dan alamih bersifat esensial bagi manusia dalam
melangsungkan hidupnya. Lebih lanjut seecara garis besar hubungan antara HAM dan
demokrasi secara lebih lanjut ialah :
a. Dalam implementasi HAM dan demokrasi terdapat hak dan kewajiban sama
sebagai mahluk sosial
b. Dalam implementasi HAM dan demokrasi terdapat kesempatan yang sama bagi
warga negara
c. Dalam implementasi HAM dan demokrasi terdapat pencerahan yang sama bagi
warga negara
d. Dalam implementasi HAM dan demokrasi terdapat agenda pemerintahan yang
sama bagi warga negara

‘20 Team Teaching


3 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
e. Dalam implementasi HAM dan demokrasi terdapat upaya di mana setiap warga
negara harus ditingkatkan kualitasnya sebagai sumber daya dalam membantu
pelaksanaan pembangunan nasional

Dalam prakteknya, implementasi HAM sudah tentu secara normative, sosial, dan
budaya memerlukan landasan dan penjelasan yang objektif agar idealisme, cita-cita, serta
tujuan nasional dari suatu negara, khususnya NKRI, dapat terwujud secara optimal. Hal
tersebut dapat dijelaskan secara teoritis sebagai berikut :
“Jadi hak-hak asasi merupakan usaha untuk menerjemahkan kayakinan-keyakinan
tentang martabat manusia ke dalam bahasa hukum yang kongkret dengan tujuan agar hak-
hak itu seperlunya dapat dipaksakan pelaksanaannya di depan pengadilan. Maka agar
sesuatu diakui sebagai hak asasi perlu disepakati perlakuan macam apa yang tidak sesuai
dengan martabat manusia dan bagaimana keyakinan itu dapat dirumuskan sebagai hak.”1
Dari penjelasan diatas dapat terlihat bahwa, khususnya dalam konteks Indonesia,
penegakkan HAM harus dilakukan sedemikian rupa sesuai konteks Pancasila dan UUD 1945
sehingga penegakkan HAM bagi suatu individu atau golongan tidak menganggu jalannya
pelaksanaan HAM yang sudah dimiliki sebelumnya oleh masyarakat umum lainnya,
khususnya golongan mayoritas. Hal ini demi tercipta keadilan dan kesejahteraan sosial yang
merata bagi seluruh rakyat.

7.3. Sistem Politik Demokrasi

Sistem Politik Demokrasi merujuk pada tatanan/struktur baik dalam konteks


pemerintah maupun masyarakat untuk menjalankan proses politik dalam suatu negara dengan
saling menjunjung tinggi HAM, Hukum, Serta Keadilan sehingga terbentuklah suasana dan
budaya demokrasi dalam pelaksanaan kehidupan politik berbangsa dan bernegara
Contoh :
a. Pembagian Kekuasaan
b. Pemilu Jujur, Bersih, dan Adil
c. Transparansi dan Efektifitas Pemerintahan

1
Franz Magnis-Suseno, Etika Politik : Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, PT GRAMEDIA,
Jakarta, 1987, hlm., 135

‘20 Team Teaching


4 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
7.4. Legitimasi

Demokrasi berkaitan erat dengan kekuasaan politik. Kekuasaan politik juga berkaitan
serta dengan apa yang kita sebut dengan istilah’ legitimasi’. Legitimasi pada dasarnya dapat
didefinisikan sebagai berikut :
“Legitimacy is a generalized perception or assumption that the actions of an
entity are desirable, proper, or appropriate within some socially constructed system
of norms, values, beliefs, and definitions”2
Dari pernyataan di atas berarti secara garis besar, legitimasi jika dikaitkan dengan
kekuasaan berarti sejauhmana kekuasaan yang dikendalikan oleh pemerintah dapat diterima
eksistensi dan keabsahannya oleh masyarakat sesuai nilai, pandangan hidup, serta budaya
yang berlaku di dalam suatu negara.

Secara garis besar, ada beberapa jenis kriteria legitimasi :3


1). Legitimasi Etis :
Legitmasi ini merujuk pada keabsahan wewenang kekuasaan politik dari segi norma-
norma moral. Setiap tindakan negara misalnya eksekutif atau legislative harus
dipertanggungjawabkan dari segi norma-norma moral.
2). Legitimasi Sosiologis :
Legitimasi ini merujuk pada mekanisme motivatif mana yang nyata-nyata membuat
masyarakat mau menerima wewenang penguasa. Dengan kata lain hal tersebut juga
merujuk pada keabsahan wewenang kekuasaan politik dari segi dukungan yang
diberikan oleh masyarakat dalam suatu negara.
3). Legalitas :
Dalam kaitannya dengan legitimasi, legalitas merujuk pada tuntutan agar wewenang
dijalankan sesuai hukum yang berlaku. Sah tidaknya suatu perbuatan harus dilihat
berdasarkan kacamata hukum yang berlaku dalam suatu negara.

7.5. Ruang Lingkup Demokrasi

2
Mark C. Suchman, Managing Legitimacy : Strategic and Institutional Approaches, The Academy of
Management Review, Voulme 20, No. 3, July 1995, hlm., 574
3
Supra Note 1, hlm., 58-60
‘20 Team Teaching
5 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Demokratisasi pada intinya ialah proses perkebangan suatu masyarakat menuju
kehidupan yang lebih demokratis atau bernuansakan aspek-aspek maupun prinsip
berdemokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tahapan demokratisasi ialah
sebagai berikut :
1. Pergantian Dari Penguasa Otoriter ke Penguasa Demokrasi
2. Pembentukan Lembaga Politik Negara Yang Demokratis
3. Konsolidasi Demokrasi
4. Praktek Demokrasi Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Ciri Demokratisasi dapat digambarkan melalui siklus atau skema seperti berikut :
1. Political and Socio Cultural Change :
Dalam hal ini maka, Perubahan Sosial Budaya Senantiasa Terjadi Dalam Masyarakat
Dinamis.
2. Never Ending Process :
Demokratisasi Tidak akan Pernah Selesai. Idealisme Akan Terus Tumbuh.
3. Berlangsung Secara Evolusioner :
Demokratisasi Berlangsung Secara Bertahap, Perlahan, dan Sistematis
4. Proses Perubahan Secara Persuasif :
Demokratisasi Berlangsung Melalui Musyawarah Mufakat

7.6. Rule of Law atau Negara Hukum dalam Konteks Implementasi Sistem
Ketatanegaraan, HAM dan Demokrasi NKRI
Rule of Law dalam bahasa umumnya sering diistilahkan sebagai negara hukum.
Negara hukum yang ialah negara yang mendasarkan segala bentuk tindakan dalam proses
kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan hukum yang berlaku. Namun Dalam
pengertiannya yang luas, istilah itu berarti merujuk pada pengawasan atau pengaturan hukum
terhadap kekuasaan publik/negara dalam hubungannya dengan masyarakat demi menciptakan
keadilan yang seutuhnya bagi seluruh lapisan masyarakat dalam negara bersangkutan
Ciri negara hukum ialah sebagai berikut :
a. Kekuasaan Berdasarkan Hukum
b. Kegiatan Negara Di Bawah Pengawasan Kekuasaan Kehakiman
c. Jaminan dan Perlindungan HAM Dalam Konstitusi
d. Adanya Pembagian Kekuasaan

‘20 Team Teaching


6 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Dari penjelasan di atas, terlihat dengan jelas bahwa dalam pelaksanaan sistem
ketatanegaraan dan bermasyarakat, yang khususnya mencakup perlindungan dan penegakkan
HAM serta demokrasi akan mustahil terlaksana secara efektif dan adil jika di saat yang
bersamaan hal tersebut tidak disertai dengan pemahaman serta pelaksanaan konsep negara
hukum atau rule of law secara optimal. Oleh karenanya, khususnya dalam konteks NKRI,
konsep-konsep ini, baik rule of law, sistem ketatanegaraan, demokrasi, maupun HAM harus
berjalan beriringan sesuai landasan Konstitusi UUD 1945 dan Pancasila sebagai ideologi
negara dalam setiap proses pertumbuhan dan perkembangan kehidupan berbangsa dan
bernegara di NKRI. Sehingga nantinya akan terbentuk tatanan masyarakat yang ideal sesuai
dengan cita-cita dan tujuan nasional sebagaimana termaktub dalam UUD 1945.
Secara umum ruang lingkup rule of law intinya merujuk pada konsep Kekuasaan
Negara Dijalankan Berdasarkan Penegakkan Hukum Yang Baik dan Adil. Dalam kaitannya
dengan hal tersebut, maka konsep rule of law dapat dijabarkan secara lebih lanjut sebagai
berikut :
1. Hubungan Antara Pemerintah dan Rakyat Berdasarkan Hukum (Norma Obyektif)
2. Hukum Memenuhi Syarat Secara Formal dan Filosofis
3. Transparency and Equality Before The Law
Ruang lingkup negara hukum (rule of law) untuk lebih jelasnya dapat digambarkan
melalui gambar sebagai berikut :

Transparency

Due Process Predictability

Rule of
Law

‘20 Team Teaching


7 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id

Enforceability/
Stability
Dalam kaitannya dengan penjelasan di atas, maka ada sejumlah syarat agar suatu
pemerintahan demokratis dapat terselenggara dengan baik, yaitu :
1. Perlindungan dan Penegakkan Konstitusional Secara Adil, Transparan, dan
Menyeluruh
2. Independent and Impartial Tribunals
3. PEMILU Yang Bersih, Jujur, dan Adil
4. Freedom of Expression
5. Kebebasan Berserikat
6. Civic Education

7.7 Sistem Demokrasi dan Kekuasaan Politik NKRI

Demokrasi tentu memiliki kaitan yang sangat erat dengan masalah kekuasaan politik.
Kedua hal itu vtak bisa dilepaskan dalam penyelenggaraankehidupan berbangsa dan
bernegara, khususnya di NKRI. Dalam kaitannya dengan hal itu, masalah kekuasaan politik,
dapat dijabarkan sebagai berikut :
“Political power is a psychological relation between those who exercise it and those
over whom its is exercised. It gives the former control over certain actions of the latter
through the influence which the former exert over the latter’s minds. That influence derives
from three sources : the expectation of benefits, the fear of disadvantages, the respect or
love for men or institutions. It may be exerted through orders, threats, persuasion, the
authority or charisma of a man or of an office, or a combination of any of these.”4

4
Hans J. Morgenthau, Politics Among Nations : The Struggle For Power and Peace, Third Edition, Alfred A.
Knopf, New York, 1961, hlm., 29

‘20 Team Teaching


8 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Dari penjelasan di atas, jelas bahwa kekuasaan politik memiliki aspek yang cukup luas dan
kompleks dalam perkembangannya hingga saat ini. Oleh karenanya dalam rangka untuk
menilai suatu fenomena sosial politik secara mendalam, diperlukan juga pemahaman yang
kuat terkait persoalan kekuasaan politik yang melekat di dalamnya.
Kekuasaan Politik di NKRI jelas dilandasi oleh ideology Pancasila dan UUD 1945. Dalam
kaitannya dengan hal itu, tentu secara structural, Indonesia secara normative sudah
mempunyai sistem kelembagaan yang cukup kuat khususnya pasca era reformasi. Struktur
kelembagaan NKRI pasca reformasi dapat digambarkan sebagai berikut :

NKRI

Pancasila

UUD 1945

Eksekutif Legislatif Yudikatif

Wakil
Presiden DPR MPR DPD MA MK KY
Presiden

‘20 Team Teaching


9 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Indonesia sebagai negara berbentuk kesatuan tentu juga memiliki sistem
kekuasaannya sendiri yang jelas berbeda dnegan negara lain. Negara Indonesia memiliki
bentuk pemerintahan republik di mana menganut sistem pemerintahan presidensial di mana
presiden merupakan pejabat tertinggi negara. Sesuai dengan asas trias politica, Indonesia juga
mengenal adanya pembagian kekuasaan yang terbagi dalam eksekutif, legislative, dan
yudikatif.

7.8 KESIMPULAN

Berdasarkan keseluruhan penjelasan di atas, maka ada sejumlah kesimpulan penting


yang dapat disampaikan sebagai berikut :
1. Secara garis besar, Demokrasi ialah pemerintahan atau kekuasaan yang didasarkan
atas aspirasi, suara, serta kepentingan masyarakat.
2. Sistem Politik Demokrasi merujuk pada tatanan/struktur baik dalam konteks
pemerintah maupun masyarakat untuk menjalankan proses politik dalam suatu negara
dengan saling menjunjung tinggi HAM, Hukum, Serta Keadilan sehingga
terbentuklah suasana dan budaya demokrasi dalam pelaksanaan kehidupan politik
berbangsa dan bernegara
Contoh :
a. Pembagian Kekuasaan
b. Pemilu Jujur, Bersih, dan Adil
c. Transparansi dan Efektifitas Pemerintahan
‘20 Team Teaching
10 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Sistem politik demokrasi tentu memiliki kaitan dengan sitilah apa zang kita sebut
dengan proses demokratisasi . Tahapan demokratisasi ialah sebagai berikut secara berurutan :
a. Pergantian Dari Penguasa Otoriter ke Penguasa Demokrasi
b. Pembentukan Lembaga Politik Negara Yang Demokratis
c. Konsolidasi Demokrasi
d. Praktek Demokrasi Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

3. Negara hukum yang ialah negara yang mendasarkan segala bentuk tindakan dalam
proses kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan hukum yang berlaku.
Ciri negara hukum ialah sebagai berikut :
a. Kekuasaan Berdasarkan Hukum
b. Kegiatan Negara Di Bawah Pengawasan Kekuasaan Kehakiman
c. Jaminan dan Perlindungan HAM Dalam Konstitusi
d. Adanya Pembagian Kekuasaan

4. Pasca Era reformasi, melalui proses demokratisasi yang bertahap, Indonesia secara
normatif sudah memiliki landasan yang cukup kuat dalam membangun kehidupan
demokrasi kondusif dalam mencapai tujuan dan cita-cita nasional. Hal yang perlu
diperhatikan saat ini ialah meningkatkan efektifitas implementasi sistem demokrasi
tersebut melalui kebijakan pemerintah serta dukungan atau tindakan dari elemen
masyarakat terkait lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Franz Magnis-Suseno, Etika Politik : Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, PT


GRAMEDIA, Jakarta, 1987

Hans J. Morgenthau, Politics Among Nations : The Struggle For Power and Peace, Third
Edition, Alfred A. Knopf, New York, 1961,

Mark C. Suchman, Managing Legitimacy : Strategic and Institutional Approaches, The


Academy of Management Review, Voulme 20, No. 3, July 1995,

‘20 Team Teaching


11 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id

You might also like