Professional Documents
Culture Documents
Modul 7 - Demokrasi, Demokratisasi, Dan Demokrasi Di Indonesia
Modul 7 - Demokrasi, Demokratisasi, Dan Demokrasi Di Indonesia
Pendidikan
Kewarganegaraa
n
Demokrasi, Demokratisasi, dan
Demokrasi di Indonesia
Abstract Kompetensi
MODUL 7
Demokrasi dan Demokratisasi
Dalam prakteknya secara umum, konsep demokrasi dan HAM harus berjalan
beriringan dan tak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Artinya ketika kita berbicara aspek
‘20 Team Teaching
1 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
demokrasi di satu sisi, maka sudah tentu di sisi lainnya kita juga secara tak langsung harus
merujuk kepada aspek HAM. Begitu juga sebaliknya. Untuk mendapatkan penjelasan yang
lebih utuh terkait hal itu, maka di bawah ini akan coba digambarkan dalam bentuk bagan
sebagai berikut :
Perlindungan
Right of Self
dan Penegakkan Determination
HAM
Demokrasi Demokratisasi
Dalam prakteknya, implementasi HAM sudah tentu secara normative, sosial, dan
budaya memerlukan landasan dan penjelasan yang objektif agar idealisme, cita-cita, serta
tujuan nasional dari suatu negara, khususnya NKRI, dapat terwujud secara optimal. Hal
tersebut dapat dijelaskan secara teoritis sebagai berikut :
“Jadi hak-hak asasi merupakan usaha untuk menerjemahkan kayakinan-keyakinan
tentang martabat manusia ke dalam bahasa hukum yang kongkret dengan tujuan agar hak-
hak itu seperlunya dapat dipaksakan pelaksanaannya di depan pengadilan. Maka agar
sesuatu diakui sebagai hak asasi perlu disepakati perlakuan macam apa yang tidak sesuai
dengan martabat manusia dan bagaimana keyakinan itu dapat dirumuskan sebagai hak.”1
Dari penjelasan diatas dapat terlihat bahwa, khususnya dalam konteks Indonesia,
penegakkan HAM harus dilakukan sedemikian rupa sesuai konteks Pancasila dan UUD 1945
sehingga penegakkan HAM bagi suatu individu atau golongan tidak menganggu jalannya
pelaksanaan HAM yang sudah dimiliki sebelumnya oleh masyarakat umum lainnya,
khususnya golongan mayoritas. Hal ini demi tercipta keadilan dan kesejahteraan sosial yang
merata bagi seluruh rakyat.
1
Franz Magnis-Suseno, Etika Politik : Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, PT GRAMEDIA,
Jakarta, 1987, hlm., 135
Demokrasi berkaitan erat dengan kekuasaan politik. Kekuasaan politik juga berkaitan
serta dengan apa yang kita sebut dengan istilah’ legitimasi’. Legitimasi pada dasarnya dapat
didefinisikan sebagai berikut :
“Legitimacy is a generalized perception or assumption that the actions of an
entity are desirable, proper, or appropriate within some socially constructed system
of norms, values, beliefs, and definitions”2
Dari pernyataan di atas berarti secara garis besar, legitimasi jika dikaitkan dengan
kekuasaan berarti sejauhmana kekuasaan yang dikendalikan oleh pemerintah dapat diterima
eksistensi dan keabsahannya oleh masyarakat sesuai nilai, pandangan hidup, serta budaya
yang berlaku di dalam suatu negara.
2
Mark C. Suchman, Managing Legitimacy : Strategic and Institutional Approaches, The Academy of
Management Review, Voulme 20, No. 3, July 1995, hlm., 574
3
Supra Note 1, hlm., 58-60
‘20 Team Teaching
5 Pendidikan Kewarganegaraan Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Demokratisasi pada intinya ialah proses perkebangan suatu masyarakat menuju
kehidupan yang lebih demokratis atau bernuansakan aspek-aspek maupun prinsip
berdemokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tahapan demokratisasi ialah
sebagai berikut :
1. Pergantian Dari Penguasa Otoriter ke Penguasa Demokrasi
2. Pembentukan Lembaga Politik Negara Yang Demokratis
3. Konsolidasi Demokrasi
4. Praktek Demokrasi Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Ciri Demokratisasi dapat digambarkan melalui siklus atau skema seperti berikut :
1. Political and Socio Cultural Change :
Dalam hal ini maka, Perubahan Sosial Budaya Senantiasa Terjadi Dalam Masyarakat
Dinamis.
2. Never Ending Process :
Demokratisasi Tidak akan Pernah Selesai. Idealisme Akan Terus Tumbuh.
3. Berlangsung Secara Evolusioner :
Demokratisasi Berlangsung Secara Bertahap, Perlahan, dan Sistematis
4. Proses Perubahan Secara Persuasif :
Demokratisasi Berlangsung Melalui Musyawarah Mufakat
7.6. Rule of Law atau Negara Hukum dalam Konteks Implementasi Sistem
Ketatanegaraan, HAM dan Demokrasi NKRI
Rule of Law dalam bahasa umumnya sering diistilahkan sebagai negara hukum.
Negara hukum yang ialah negara yang mendasarkan segala bentuk tindakan dalam proses
kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan hukum yang berlaku. Namun Dalam
pengertiannya yang luas, istilah itu berarti merujuk pada pengawasan atau pengaturan hukum
terhadap kekuasaan publik/negara dalam hubungannya dengan masyarakat demi menciptakan
keadilan yang seutuhnya bagi seluruh lapisan masyarakat dalam negara bersangkutan
Ciri negara hukum ialah sebagai berikut :
a. Kekuasaan Berdasarkan Hukum
b. Kegiatan Negara Di Bawah Pengawasan Kekuasaan Kehakiman
c. Jaminan dan Perlindungan HAM Dalam Konstitusi
d. Adanya Pembagian Kekuasaan
Transparency
Rule of
Law
Enforceability/
Stability
Dalam kaitannya dengan penjelasan di atas, maka ada sejumlah syarat agar suatu
pemerintahan demokratis dapat terselenggara dengan baik, yaitu :
1. Perlindungan dan Penegakkan Konstitusional Secara Adil, Transparan, dan
Menyeluruh
2. Independent and Impartial Tribunals
3. PEMILU Yang Bersih, Jujur, dan Adil
4. Freedom of Expression
5. Kebebasan Berserikat
6. Civic Education
Demokrasi tentu memiliki kaitan yang sangat erat dengan masalah kekuasaan politik.
Kedua hal itu vtak bisa dilepaskan dalam penyelenggaraankehidupan berbangsa dan
bernegara, khususnya di NKRI. Dalam kaitannya dengan hal itu, masalah kekuasaan politik,
dapat dijabarkan sebagai berikut :
“Political power is a psychological relation between those who exercise it and those
over whom its is exercised. It gives the former control over certain actions of the latter
through the influence which the former exert over the latter’s minds. That influence derives
from three sources : the expectation of benefits, the fear of disadvantages, the respect or
love for men or institutions. It may be exerted through orders, threats, persuasion, the
authority or charisma of a man or of an office, or a combination of any of these.”4
4
Hans J. Morgenthau, Politics Among Nations : The Struggle For Power and Peace, Third Edition, Alfred A.
Knopf, New York, 1961, hlm., 29
NKRI
Pancasila
UUD 1945
Wakil
Presiden DPR MPR DPD MA MK KY
Presiden
7.8 KESIMPULAN
3. Negara hukum yang ialah negara yang mendasarkan segala bentuk tindakan dalam
proses kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan hukum yang berlaku.
Ciri negara hukum ialah sebagai berikut :
a. Kekuasaan Berdasarkan Hukum
b. Kegiatan Negara Di Bawah Pengawasan Kekuasaan Kehakiman
c. Jaminan dan Perlindungan HAM Dalam Konstitusi
d. Adanya Pembagian Kekuasaan
4. Pasca Era reformasi, melalui proses demokratisasi yang bertahap, Indonesia secara
normatif sudah memiliki landasan yang cukup kuat dalam membangun kehidupan
demokrasi kondusif dalam mencapai tujuan dan cita-cita nasional. Hal yang perlu
diperhatikan saat ini ialah meningkatkan efektifitas implementasi sistem demokrasi
tersebut melalui kebijakan pemerintah serta dukungan atau tindakan dari elemen
masyarakat terkait lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Hans J. Morgenthau, Politics Among Nations : The Struggle For Power and Peace, Third
Edition, Alfred A. Knopf, New York, 1961,