You are on page 1of 15

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMULIAAN DAN INDUSTRI PERBENIHAN


“UJI MUTU FISIK DAN KADAR AIR BENIH”
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Pemuliaan dan Industri Perbenihan

YULIA NUR DIAH

5009200151

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Benih merupakan biji yang digunakan sebagai sumber perbanyakan


tanaman, atau berkaitan dengan perbanyakan tanaman. Batasan tentang pengertian
benih dapat dibedakan secara biologi, secara agronomi, dan secara fisiologis.
Secara agronomis benih didefinisikan sebagai biji tanaman yang diperlukan untuk
keperluan dan pengembangan usaha tani, memiliki fungi agronomis atau
merupakan komponen agronomis. Komponen agronomis in lebih berorientasi pada
penerapan norma-norma ilmiah, sehingga lebih bersifat teknologis untuk mencapai
produksi secara maksimal (Kartasapoetra, 2003). Secara biologi benih merupakan
biji tumbuhan yang digunakan untuk alat perkembangbiakan tanaman (Sutopo,
2004).

Dalam pengujian kemurnian contoh kerja kemurnian dipisahkan menjadi


benih murni, biji tanaman lain dan kotoron. Tujuan utama dari analisa kemurnian
benih adalah untuk menentukan komposisi berdasarkan berat dari contoh benih
yang akan diuji atau dengan kata lain komposisi dari kelompok benih dan untuk
mengidentifikasi dari berbagai species benih dan partikel-partikel lain yang terdapat
dalam suatu benih. Untuk analisa kemurnian benih, maka contoh uji dipisahkan
menjadi 4 komponen yaitu benih murni, benih species lain, benih gulma dan bahan
lain atau kotoran.

1.2 Tujuan

1) Untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh
benih.

2) Mengetahui berat benih pada metode bobot 1000 benih, 200 benih dan benih
dalam genggaman.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kemurnian Benih

Kemurnian benih adalah merupakan persentase berdasarkan berat benih


murni yang terdapat dalam suatu contoh benih. (Sutopo, 1984) dengan
memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain dan kotoran benih
yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut.

2.2 Definisi Kadar Air

Kadar air adalah salah satu metode uji laboratorium kimia yang sangat
penting dalam industri pangan untuk menentukan kualitas dan ketahanan pangan
terhadap kerusakan yangmungkin terjadi. Kadar air dapat diartikan banyaknya
kandungan air yang terdapat dalam suatu bahan. Nilai kadar air dapat ditentukan
dari pengurangan berat suatu bahan yang dipanaskan pada suhu pengujian
(Winarno, 2002).

2.3 Kategori Benih Dalam Kemurnian

1) Benih murni, adalah segala macam biji-bijian yang merupakan jenis/ spesies
yang sedang diuji. Yang termasuk benih murni diantaranya adalah :

a. Benih masak utuh

b. Benih yang berukuran kecil, mengkerut, tidak masak

c. Benih yang telah berkecambah sebelum diuji

d. Pecahan/ potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih yang
sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih tersebut
termasuk kedalam spesies yang dimaksud

e. Biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali

2) Benih tanaman lain, adalah jenis/ spesies lain yang ikut tercampur dalam
contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji.

3) Kotoran benih, adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam
contoh. Yang termasuk kedalam kotoran benih adalah:

a. Benih dan bagian benih

b. Benih tanpa kulit benih

c. Benih yang terlihat bukan benih sejati

d. Biji hampa tanpa lembaga pecahan benih ≤ 0,5 ukuran normal

e. Cangkang benih

f. Kulit benih

2.4 Metode Penentuan Bobot 1000 Benih

Tiap varietas tanaman menpunyai ukuran berat 1000 biji yang khusus,
dengan demikian perhitungan berat 1000 biji ini hanya berlaku untuk biji-biji satu
tanaman. Meskipun demikian variabilitas biji yang ada disebabkan oleh beberapa
faktor luar antara lain sebagai berikut.

a. Keadaan cuaca

b. Intensitas sinar matahari

c. Masa kering yang terlalu panjang

d. Pemupukan
e. Letak biji pada tanaman

Untuk menyediakan benih perlu diperhatikan daya tumbuhnya, semakin


rendah daya tumbuhnya maka semakin bayak biji yang diperlukan sebagai
benih. Kebutuhab biji persatuan luas harus mempertimbangkan jarak tanam, isi
tiap lubang, daya kecambah, berat 1000 biji dan kebutuhan benih untuk
sulaman.Bobot 1.000 biji merupakan berat nisbah dari 1.000 butir benih yang
dihasilkan oleh suatu jenis tanaman atau varietas. Salah satu aplikasi
penggunaan bobot 1.000 biji adalah untuk menentukan kebutuhan benih dalam
satu hektar. Penentuan benih dapat dilakukan dengan menetukan bobot 1000
biji. Dengan mengetahui biji yang besar atau berat berarti menandakan biji
tersebut pada saat dipanen sudah dalam keadaan yang benar-benar masak,
karena biji yang baik untuk ditanam atau dijadikan benih adalah biji yang
benar-benar masak.

Penggunaan bobot 1000 biji adalah untuk mencari bobot rata-rata yang
dapat menyebabkan ukuran benih yang konstan dalam beberapa spesies karena
penggunaan contohnya terlalu banyak, hal ini dapat menutupi variasi dalam
tiap individu tumbuhan. Pada banyak spesies bobot benih merupakan salah satu
ciri fenotip yang paling kurang fleksibel. Bobot 1000 biji padi dibedakan
menjadi 3 kategori oleh Badan Pengendali Bimas yaitu bobot 1000 biji
berukuran kecil apabila kurang dari 20 gr, ukuran sedang antara 20-25 gr, dan
untuk ukuran besar lebih dari 25 gr.

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Kadar Air

Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air,antara lain:

a. Daya simpan bahan

b. Air terikat dan air bebas


c. Kadar air basis basah dan kadar air basis kering

d. Aktivitas air

e. Kelembaban mutlak dan kelembaban relatif

f. Sifat fisik dari bahan.


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

A. Kemurnian Benih
Tabel.1 Hasil Uji Kemurniaan Benih Padi
Komponen Benih Berat (gr) Persentase
Padi
Benih Murni (BM) 35 0,972
Benih Tanaman Lain - -
(BTL)
Kotoran Benih (Kb) 1 0,25
Total (CK) 0 0

Persentase Kemurnian Benih Padi

% Benih Murni = 35
x 100%
35+𝑩𝑻𝑳+𝟏

= 0,972%

% Benih Tanaman lain = 𝟎 x 100%


33+𝑩𝑻𝑳+𝟏

=0%

% Kotoran Benih = 𝟏
x 100%
33+𝑩𝑻𝑳+𝟏

= 0,25 %

Faktor Kehilangan = 0− (33+𝑩𝑻𝑳+𝟏) x 100%


0

= 0%

Tabel.2 Hasil Uji Kemurniaan Benih Kacang Hijau


Komponen Benih Berat (gr) Persentase
Kacang Hijau
Benih Murni (BM) 40 0,975
Benih Tanaman Lain - -
(BTL)
Kotoran Benih (Kb) 2 0,048
Total (CK) 0 0

Persentase Kemurnian Benih Kacang Hijau

% Benih Murni = 𝟒0 x 100%


𝟒0+𝑩𝑻𝑳+𝟏

= 0,975%

% Benih Tanaman lain = 𝟎


x 100%
𝟒0+𝑩𝑻𝑳+𝟏

=0%

% Kotoran Benih = 2
x 100%
𝟒0+𝑩𝑻𝑳+𝟏

= 0,048%

Faktor Kehilangan = 0 − (𝟒0+𝑩𝑻𝑳+𝟏) x 100%


0

= 0%

B. Bobot 1000 Butir


Tabel.3 Hasil Berat 1000 butir benih Padi
Komponen Metode bobot Padi (gr)
Ulangan 3x 1000 gr 200 gr Segenggam
Timbangan timbangan
Ulangan 1 20 4 44
Ulangan 2 15 3 48
Ulangan 3 18 3 45

1. Metode 1 dengan cara benih dihitung 1.000 benih lalu ditimbang


X = 1.000 benih padi
Tabel. 3.1 Bobot 1.000 benih
Bobot Padi (gr) V= M-Y V²
20 17,66 – 20 = -2,34 5,4756
15 17,66 – 15 = 2,66 7,0756
18 17,66 – 18 = -0,34 0,1156
Σ = 53 Σ Y = -0,02 Σ V² = 12,6668

M = 𝛴𝑌 = 53= 17,66
𝑛 3

SM = Σ 𝐕² =
12,6668 = 2,11 gram
𝑛 (𝑛−1)
3 ( 3−1)

2. Metode 2 dengan cara benih dihitung 200 benih lalu ditimbang


X = 200 benih padi
Tabel. 3.2 Bobot 200 benih
Bobot Bobot V= M-Y V²
benih 200 benih 1000
Padi (gr) Padi (gr)
4 25 23,33 – 25 = -1,67 2,7889
3 22 23,33 – 22 = 1,33 1,7689
3 23 23,33 – 23 = 0,33 0,1089
Σ = 10 Σ = 70 Σ Y = -0,01 Σ V² = 4,6667

M = 𝛴𝑌 = 70 = 23,33
𝑛 3

SM = Σ 𝐕² = 4,6667= 0,77 gram


𝑛 (𝑛−1) 3 ( 3−1)

3. Metode 3 dengan cara benih segenggam lalu ditimbang


X = benih padi segenggam
Tabel. 3.3 Bobot segenggam benih
Bobot Bobot 1000 V= M-Y V²
benih padi benih
(gr) padi (gr)
44 26 29,66 – 26 = 3,66 13,3956
48 29 29,66 – 29 = 0,66 0,4356
45 24 29,66 – 24 = 5,66 32,0356
Σ = 137 Σ = 89 Σ Y = 9,98 Σ V² = 45,8668
M = 𝛴𝑌 = 89 = 29,66
𝑛 3

SM = Σ 𝐕² = 45,8668= 7,64gram
𝑛 (𝑛−1) 3 ( 3−1)

Tabel.4 Hasil Berat 1000 butir benih Jagung


Komponen Metode bobot Jagung (gr)
Ulangan 3x 1000 gr 200 gr Segenggam
Timbangan timbangan
Ulangan 1 190 38 59
Ulangan 2 192 42 55
Ulangan 3 194 39 58

1. Metode 1 dengan cara benih dihitung 1.000 benih lalu ditimbang


X = 1.000 benih jagung
Tabel. 4.1 Bobot 1.000 benih
Bobot V= M-Y V²
Jagung (gr)
190 192 – 190 = 2 4
192 192 – 192 = 0 0
194 192 – 194 = -2 4
Σ = 576 ΣY=0 Σ V² = 8

M = 𝛴𝑌 = 576 = 192
𝑛 3

SM = Σ 𝐕² 8
= = 1,33 gram
𝑛 (𝑛−1) 3 ( 3−1)

2. Metode 2 dengan cara benih dihitung 200 benih lalu ditimbang


X = 200 benih jagung
Tabel. 4.2 Bobot 200 benih
Bobot Bobot V= M-Y V²
benih 200 benih 1000
Jagung Jagung (gr)
(gr)
38 130 142,33 – 130 = 12,33 152,0289
42 156 142,33 – 156 = -13,67 186,869
39 141 142,33 – 141 = 1,33 1,7689
Σ = 119 Σ = 427 Σ Y = 0,01 Σ V² =
340,6668

M = 𝛴𝑌 = 427 = 142,33
𝑛 3

SM = Σ 𝐕² = 340,6668= 56,77 gram


𝑛 (𝑛−1) 3 ( 3−1)

3. Metode 3 dengan cara benih segenggam lalu ditimbang


X = benih jagung segenggam
Tabel. 4.3 Bobot segenggam benih
Bobot Bobot 1000 V= M-Y V²
benih benih
jagung (gr) jagung (gr)
59 190 193,66 – 190 = 3,66 13,3956
55 194 193,66 – 194 = -0,34 0,1156
58 197 193,66 – 197 = -3,34 11,1556
Σ = 172 Σ = 581 Σ Y = -0,02 Σ V² =
24,6668

M = 𝛴𝑌 = 581 = 193,66
𝑛 3

SM = Σ 𝐕² =
24,6668 = 4,11 gram
𝑛 (𝑛−1)
3 ( 3−1)
C. Kadar Air
Table.5 Uji Kadar Air Menngunakan Metode GMT Pada Benih Padi
Metode Hasil
Ulangan 1 10,7
Ulangan 2 10,8

3.2 Pembahasan

3.2.1 Kemurnian Benih

Dalam hal ini didapatkan hasil uji kemurnian benih pada benih padi
dengan komponen benih murni sebesar 35 gr dengan persentase 0,972%, benih
tanaman lain sebanyak 0 dan menghasilkan komponen kotoran benih sebanyak 1
gr dengan persentase 0,25%, Sedangkan komponen uji kemurnian pada benih

kacang hijau yaitu komponen benih murni sebesar 40 gr persentase


0,975%, komponen benih tanaman lain yaitu 0 dan menghasilkan komponen
kotoran benih sebanyak 2 gr dengan persentase 0,048%, pada perhitungan
persentase faktor kehilangan benih 0%

3.2.2 Bobot 1000 Benih

Pada uji bobot 1.000 benih yang dilakukan pada praktikum terhadap benih
padi dan jagung maka dapat ditarik kesimpulan terhadap hasil penimbangan
mengunakan 3 metode tersebut, sehingga dihasilkanya bobot 1.000 benih pada
benih padi pada metode 1 bobot benih padi sebenarnya adalah 29,66 ± 7,64
gram, pada metode 2 bobot benih padi yang sebenarnya adalah 23,33 ± 0,77
gram dan pada metode 3 bobot benih padi yang sebenarnya adalah 29,66 ± 7,64
gram.
Sedangkan pada benih jagung komponen menggunakan metode 1
yaitu dengan bobot benih jagung yang sebenarnya adalah 192 ± 1,33 gram,
menggunakan metode 2 bobot benih jagung yang sebenarnya adalah 142,3
± 56,77 gram dan pada metode 3 bobot benih jagung yang sebenarnya
adalah 193,66 ± 4,11 gram.

3.2.3 Kadar Air

Pelaksanaan praktikum terhadap kadar air dilakukan dengan


mengggunakan metode GMT pada benih padi, Berikut adalah hasil
pengukuran kadar air menggunakan metode GMT :

Metode Hasil
Ulangan 1 10,7
Ulangan 2 10,8
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1) Kemurnian benih adalah persentase berdasarkan berat murni yang terdapat dalam
suatu contoh benih.

2) Komponen dalam pengujian kemurnian benih adalah benih murni, benih tanaman lain
dan kotoran.

3) Menggunakan benih dengan nilai kemurnian yang rendah, akan mempengaruhi


keseragaman tumbuh tumbuh dilapangan karena memungkinkan benih yang
digunakan tercampur oleh benih tanaman lain dan kotoran sehingga akan berpengaruh
pada waktu panen tidak serempak, dan produk panen yang dihasilkan tidak sesuai
dengan yang diharapkan.

4) Kadar air adalah berat air yang dikandung dan yang kemudian hilang karena
pemanasan sesuai dengan aturan yang ditetapkan, yang dinyatakan dalam prosentase
terhadap berat awal contoh benih.

5) Tujuan penetapan kadar air yaitu untuk mengetahui kadar air benih sebelum disimpan
dan untuk menetapkan kadar air yang tepat selama penyimpanan dalam rangka
mempertahankan viabilitas benih tersebut.

6) Pada pengujian kadar air benih, diperoleh angka rata-rata 10,2% Kadar air benih
tersebut menunjukkan bahwa benih belum siap disimpan.

7) Kadar air yang terlalu rendah akan menyebabkan kerusakan pada embrio

4.2 Saran

Semua hal yang mendukung kelancaran praktikum sudah sangat bagus, baik dari segi
kelengkapan alat maupun tenaga pengajar (Dosen pengampu). Semoga dapat terus
ditingkatkan sehingga praktikan dapat mengikuti praktikum dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Heddy, G. (n.d.). Biologi Pertanian. Jakarta: Rajawali Press.

Hidayat. (1995). Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB Bandung.

justice, O. (n.d.). Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih. Raja Grafindo Persada.

Suryandari, L. (n.d.). Studi AAnalisis Pengujian Standar Pada Komoditi Padi di UPT Dinas
Pertanian Dan Ketahanan Pangan Jawa Timur. Seminar Nasional Biologi, 269.

Yandiant. (2003). Bercocok Tanaman Padi. Bandung: M2S.

You might also like