You are on page 1of 9

MAKALAH

PERAN MEDIA BARU TERHADAP AGAMA

(Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Agama dan Media)

Dosen Pengampu:

Dra. Suraiya IT, M.A, Ph.D.

Disusun Oleh:

Nabila Balqhis (220302002)

PRODI STUDI AGAMA AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

BANDA ACEH

2023
KATA PENGANTAR

Pujian dan Syukur kita panjatkan ke atas kehadirah Allah SWT, Sang penguasa alam
semesta, dan shalawat berangkaikan salam ke atas junjungan besar Nabi Muhammad SAW,
serta ahli-ahli keluarga baginda dan para-para sahabat baginda sekalian. Sykur kepada Allah
SWT karena atas berkah limpahan Rahmat, taufiq, hidayah, serta inayah-Nya, dapat juga
penulis menyelesaikan makalah yang berkaitan dengan judul nya “peran media terhadap
agama”.

Dalam kesempatan ini, penulis juga ingin mnegucapkan jutaan terima kasih kepada
dosen yang membimbing, Ibu Dra. Suraiya IT, M.A, Ph.D., serta tidak ketinggalan semua
pihak yng terlibat Bersama secara langsung maupun tidak langsung dalam membantu dan
menyokong penyiapan makalah ini dalam waktu saya menuntut ilmu Agama dan Media.

Demikian pengantar bagi makalah ini, penulis dapat menulis sebaik mungkin untuk
memberi keahaman mudag kepada pembaca, namun manusia juga tidak lari dari kelakuan
kesilapan, yang mana terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan dalam teks yang
berkaitan. Penulis berharap makalah ini sedikit banyaknya dapat memberikan maklumat yang
berharga kepada pembaca. Semoga ilmu kita diberkahi dan di ridhai Allah SWT agar
memberi manfaat kepada sekalian manusia, InsyaAllah.

Banda Aceh, 04 Desember 2023

Wassalam

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
A. Media Sebagai Agama.................................................................................................2
B. Peran Media Massa......................................................................................................3
BAB III PENUTUP..................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................6

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Media massa memiliki peranan penting dalam menggiring opini publik atau memiliki
pengaruh secara signifikan dalam mengubah pola pikir masyarakat. Media adalah pembentuk
stigma pada masyarakat yang paling kuat. Media massa juga dapat mempengaruhi dimana
pengaruhnya bersifat pengetahuan, perasaan, maupun tingkah laku. Media massa menjadi
sangat penting untuk membuat booming suatu produk dan jasa yang disuguhkan kepada
konsumen.

Media baru seperti internet sangat digandrungi oleh masyarakat luas sekarang.
Internet merupakan media andalan masyarakat dari berbagai macam kelas untuk
menggantungkan pengetahuan. Berita atau informasi yang diakses oleh audience lebih cepat
dan mudah dibandingkan media massa lainnya.

Informasi yang disajikan oleh redaksional media, dapat diakses melalui website yang
telah disediakan. Model komunikasi media online berbeda dengan model komunikasi tatap
muka. Pada komunikasi interpersonal langsung, seseorang tidak hanya berkomunikasi
melalui kata per kata, tetapi juga melalui penampilan kita. Pada dunia nyata, mungkin
pembicaraan kita tidak begitu dihiraukan hanya karena kita masih kecil atau belum cukup
usia. Atau mungkin komunikasi yang berjalan terhambat disebabkan adanya perbedaan status
sosial1.

B. Rumusan Masalah

A. Media Sebagai Agama


B. Peran Media Massa

C. Tujuan Penulisan

A. Untuk Mengetahui Media sebagai Agama


B. Untuk Mengetahui Peran Media Massa

1
Muchammad Nasucha, “Studi Media Dan Agama: Tinjauan Awal” (1996): 81–152.

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Media Sebagai Agama

Media dalam perkembangannya merupakan entitas yang menghasilkan berbagai


produk budaya. Sebagai contoh budaya yang dihasilkan oleh media adalah cara-cara
berkomunikasi antar masyarakat. Cara berkomunikasi ketika internet belum muncul pasti
berbeda dengan cara berkomunikasi ketika internet sudah muncul. Bahkan, ketika era media
siber muncul, budaya yang dihasilkan mengalami perubahan. Artinya, budaya yang ada di
masyarakat akan selalu dinamis seiring dengan perkembangan media. Ada hubungan timbal
balik antara perkembangan media dengan budaya.

Fungsi media sebagai agama muncul ketika ditemukannya mesin cetak pertama kali.
Saat ini kitab suci semisal injil kemudian di bukukan melalui kertas. Sebelumnya media
penulisan injil hanya melalui tulang, batu, kulit hewan, papirus dan lain-lain. Media tersebut
sejatinya dapat dikategorikan bahwa media sebagai agama. Sejarah telah membuktikan
bahwa agama diajarkan melalui berbagai media. Sejak era sebelum Masehi, media yang
digunakan memang masih dalam kategori sangat sederhana. Artinya, sepanjang sejarah media
memiliki hubungan timbal balik dengan agama.

Kondisi tersebut hampir sama dengan yang terjadi dengan agama Islam. Pada
awalnya, Al-Qur’an diturunkan melalui perantara malaikat Jibril pada Muhammad SAW. Al-
Qur’an dibacakan pada Muhammad kemudian harus dihafal. Setelah beberapa lama,
kemudian Al-Qur’an ditulis oleh beberapa sahabat. Penulisan Al-Qur’an juga masih
menggunakan media yang sangat sederhana semisal tulang hewan, batu, kulit hewan, pelepah
kurma. Meskipun, Al- Qur’an tetap dihafal oleh para hufadz (penghafal Al-Qur’an) untuk
tetap menjaga keasliannya.

Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana relasi antara media dan agama? Apakah
media dalam masyarakat dapat berubah menjadi agama? Pertanyaan ini muncul karena
sebagian masyarakat menggunakan media sebagai rujukan praktik keagamaan. Agama
merupakan praktik penyembahan pada Tuhan Yang Esa, artinya agama bukan produk budaya.
Makna agama ini yang harus dipahami oleh pengguna media. Jika sudah memahami makna
agama maka akan lebih mudah memberikan penjelasan manfaat media untuk praktik
keagamaan. Media merupakan entitas yang dipergunakan untuk menyebarkan informasi.
Sehingga informasi tentang praktik keagamaan merupakan ragam informasi bisa menjadi

2
bagian informasi media. Namun, media bukan entitas yang berada dalam ruang bebas. Ketika
informasi dibuat oleh media, di sana ada faktor sosial yang mendukung. Informasi atau
wacana yang diproduksi oleh media tidak selalu sesuai dengan fakta yang sebenarnya.
Informasi diproduki kemudian disalurkan melalui perantara (wasilah). Sehingga, sering
terjadi distorsi fakta ketika informasi dikonsumi oleh khalayak.

Media baru yang hadir dengan media sosial sebagai turunannya menghasilkan ragam
informasi yang lebih komplek. Muncul berbagai situs online yang menggunakan nama
agama. Bahkan, Media sosial juga banyak menghadirkan praktik serupa. Banyak konten-
konten keagamaan yang muncul lewat media sosial. Kondisi ini dimanfaatkan oleh khalayak
dalam mencari informasi keagamaan. Ketika internet belum muncul, khalayak mencari
rujukan lewat pemuka agama para da’I dan rujukan kitab suci. Hal ini sangat berbeda dengan
praktik ketika internet sudah berkembang.

Ada perubahan secara radikal dalam praktik keagamaan pada beberapa masyarakat.
Khalayak lebih suka mencari informasi keagamaan melalui media sosial yang ada. Ada
semacam hubungan timbal balik antar media dan masyarakat agama. Artinya, media dalam
beberapa kasus yang terjadi memang telah dijadikan agama oleh masyarakat. Media
menghasilkan teologi baru bagi sebagian masyarakat. Kondisi tersebut akan terus berubah
mengikuti perubahan media itu sendiri. Media menghasilkan produk budaya yang justru
dipahami sebagai agama oleh khalayak.2

B. Peran Media Massa

Media massa memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi, pendidikan,


dan hiburan kepada masyarakat. Mereka berfungsi sebagai penyalur berita, membentuk opini
publik, dan memainkan peran kritis dalam mempromosikan transparansi dan akuntabilitas.
Selain itu, media massa juga dapat memengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat melalui
konten yang disajikan.

Sebagian besar orang menghabiskan Sebagian waktunya sehari-hari dengan


memanfaatkan media massa, seperti membaca surat kabar dan menonton televisi.
Kebanyakan orang mengkonsumsi waktunya selama tujuh jam dengan media massa ditengah
kesibukannya pekerjaannya. Hal ini menunjukkan bahwa media massa secar sadar maupun
tidak, memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari, karena selain sebagai penyalur
2
Dewi Immaniar Desrianti et al., “Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku Keagamaan Siswa
Melalui Pendidikan Agama Islam,” Alfabet Jurnal Wawasan Agama Risalah Islamiah, Teknologi dan Sosial 1,
no. 1 (2021): 46–54, https://journal.pandawan.id/al-waarits/article/view/27.

3
informasi, media massa juga dapat berfungsi sebagai penghibur, bahkan pelarian dari beban
pekerjaan yang menumpuk. Selain itu, media massa juga berpengaruh dalam pembentukan
nasionalisme masyarakat atas suatu agenda maupun kejadian yang terjadi pada skala nasional
maupun global di dalam suatu masyarakat.

Media massa mempunyai fungsi ideal yaitu memberikan informasi dari realitas yang
terjadi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Tetapi pada kenyataannya media massa dipengaruhi
faktor-faktor eksternal dalam melaksanakan fungsi idealnya. Sehingga media massa tersebut
harus dapat memposisikan diri sebagai pihak yang netral dan obyektif dalam memberikan
informasi dyang dibutuhkan oleh masyarakat. Selain faktor- faktor ekternal media juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor internal yang mengakibatkan media massa tidak leluasa dalam
memberikan informasi kepada masyarakat.

Dalam menyajikan berita, media cetak atau surat kabar tidak terlepas dari visi dan
misinya. Dalam teori sosial keberadaan media cetak tidak terlepas dari interaksi sosial. Hal
ini berarti bahwa kebebasan media massa yang bertanggung jawab, menghendaki tingkat
kehati-hatian, kecerdasan pengelola media massa dalam mensiasati pasar, sehingga pasar
mendukungnya. Kondisi ini mengakibatkan media massa berlomba-lomba menampilkan
berita yang aktual dan terpercaya dan sekaligus tidak mengenyampingkan visi dan misinya.

Komunikasi massa meliputi semua lapisan masyarakat atau khalayak ramai dalam
berbagai perbedaan, perbedaan tersebut terdapat pada usia, agama atau keyakinan,
pendidikan, status sosial dan semua yang terjangkau oleh saluran media massa. Ada
hubungan timbal balik antara media dengan khalayak, khalayak dapat mempengaruhi media
dan sebaliknya media juga dapat mempengaruhi khalayak. Media dapat menyampaikan hal
penting untuk diketahui masyarakat sehingga masyarakat mengerti dan mengetahui kejadian
yang sedang terjadi, begitu pula sebaliknya masyarakat dapat menghubungi media untuk
menyampaikan informasi yang ada disekitar mereka melalui nomor – nomor yang dapat
dihubungi pada suatu media.3

3
Oktaviani.J, “Persaingan Cetak Media Lokal Dalam Memperebutkan Iklan Di Yogyakarta,” Sereal
Untuk 51, no. 1 (2018): 51.

4
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Agama adalah sistem kepercayaan, praktik, dan nilai-nilai spiritual yang mengatur
kehidupan individu dan kelompok dalam konteks kehidupan mereka. Agama dapat mencakup
keyakinan tentang tuhan atau dewa-dewi, kode etik, ritual ibadah, dan berbagai aspek lainnya
yang berhubungan dengan spiritualitas dan moral.

Media baru merujuk pada berbagai teknologi dan platform media yang muncul dalam
era digital dan internet. Ini termasuk media sosial, situs web, platform streaming video,
podcast, dan banyak bentuk lainnya. Media baru telah mengubah cara informasi disebarkan,
komunikasi dilakukan, dan budaya dipengaruhi.

Ketika agama bertemu dengan media baru, ada sejumlah perkembangan dan
perubahan yang dapat terjadi. Misalnya, agama dapat menggunakan media baru untuk
mencapai jangkauan yang lebih luas dalam mengkomunikasikan pesan-pesan keagamaan,
menggalang komunitas yang lebih besar, dan berbagi ajaran. Di sisi lain, media baru juga
dapat memunculkan tantangan seperti perdebatan etika tentang penggunaan media sosial
dalam konteks keagamaan atau penyebaran informasi palsu dan radikalisasi online.

Kombinasi agama dan media baru menciptakan dinamika kompleks dalam budaya
dan komunikasi modern, dan hal ini telah menjadi fokus perdebatan dan penelitian di banyak
bidang.

B. Saran

Media massa dapat menjalankan peranannya sebagai media yang dapat memberikan
informasi, hiburan dan pendidikan bagi pembacanya. Media massa khususnya Majalah
Dinamis agar dapat lebih meningkatkan kualitas isi informasi yang dan terus memberikan
kesempatan kepada masyarakat untuk menerima dan mendapatkan informasi yang benar-
benar dibutuhkan dan aktual penyebarannya. Media massa masih dapat terus berkembang dan
tidak tertinggal dari media elektronik dengan terus memperbaiki kualitas peran dari fungsi
media itu sendiri.

5
DAFTAR PUSTAKA

Desrianti, Dewi Immaniar, Fitra Putri Oganda, Desy Apriani, Lutfia Arba’ani, and
Amanattullah Budiman. “Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku Keagamaan Siswa
Melalui Pendidikan Agama Islam.” Alfabet Jurnal Wawasan Agama Risalah Islamiah,
Teknologi dan Sosial 1, no. 1 (2021): 46–54.
https://journal.pandawan.id/al-waarits/article/view/27.
Muchammad Nasucha. “Studi Media Dan Agama: Tinjauan Awal” (1996): 81–152.
Oktaviani.J. “Persaingan Cetak Media Lokal Dalam Memperebutkan Iklan Di Yogyakarta.”
Sereal Untuk 51, no. 1 (2018): 51.

You might also like