You are on page 1of 18
Kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang di sempurnakan Dikerjakan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia Dosen Pemangku : H. Kafrawi, S.Pd., M.Pd Kelompok 4 Armadila Sari : 12092023020011 Lusiana Safitri : 12092023020066 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AULIAURRASYIDIN 2023 Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Allah SWT. Berkat Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang Kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan ini tanpa halangan suatu kesulitan yang berarti. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia di program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah tinggi Agama Islam Auliurrasyidin. Kami menyadari bahwa Makalah ini tidak dapat tersusun dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini Penulis dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada: A. H. Kafrawi, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia, B. Teman-teman Penulis mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang telah mendukung selama proses pengerjaan makalah ini, C. Dan Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah ini Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bisa menjadi referensi bagi para pembacaKarena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, tentu masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang benar-benar membangun dari para pembaca untuk menyempurnakan makalah ini. ‘Tembilahan, Oktober 2023 Penyusun Kelompok 4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan. BAB II PEMBAHASAN. ingkatan dan Akronim. Angka dan Lambang Bilangan. A. Pemal in Huruf. B, Pemakaian Huruf Kapital C. Pemakaian Huruf Miring D. Penulisan Kata. E. Partikel. F. G. BAB II PENUTUP. A. Kesimpulan. DAFTAR PUSTAKA. Soman BL 14 14 BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidak dipungkiri bahwa penggunaan Bahasa Indonesia di setiap daerah di Nusantara seringkali terpengaruh oleh bahasa daerah setempat. Masuknya unsur- unsur bahasa daerah ke dalam Bahasa Indonesia, baik berupa kosakata maupun unsur-unsur bahasa lainnya, sulit dihindarkan. Akibatnya, penduduk suatu daerah sering kesulitan memahami tuturan Bahasa Indonesia oleh penduduk daerah lain. Meski kadang dipandang dapat memperkaya Bahasa Indonesia, namun hal tersebut sering mengganggu kelancaran komunikasi antarwarga bangsa dan bahkan bisa menimbulkan kesalahpahaman. Inilah perlunya ejaan baku Bahasa Indonesia yang bisa dijadikan pedoman oleh seluruh bangsa Indonesia di berbagai penjuru Nusantara agar dapat menggunakan Bahasa Indonesia secara benar dan baik. Untuk kepentingan tersebut, Pemerintah Republik indonesia telah menyusun dan memberlakukan ejaan Bahasa Indonesia baku yaitu Ejaan Yang Disempurnakan yang biasa disingkat EYD. B, Rumusan Masalah Bagiamana Pemakaian Huruf menurut EYD? Bagaimana Pemakaian Huruf Kapital menurut EYD? Bagaimana Pemakaian Huruf Miring menurut EYD? Bagaimana Penulisan Kata menurut EYD? Bagaimana Penulisan Partikel menurut EYD? Bagaimana Penulisan Singkatan dan Akronim menurut EYD? Bagaimana Penulisan Angka dan Lambang bilangan menurut EYD? Nouaons B, Tujuan Penulisan Untuk mengetahui tentang Huruf menurut EYD Untuk mengetahui tentang Pemakaian Huruf Kapital menurut EYD Untuk mengetahui tentang Pemakaian Huruf Miring menurut EYD Untuk mengetahui tentang Penulisan Kata menurut EYD Untuk mengetahui tentang Penulisan Partikel menurut EYD Untuk mengetahui tentang Penulisan Singkatan dan Akronim menurut EYD. Untuk mengetahui tentang Penulisan Angka dan Lambang bilangan menurut EYD Nogaons BABII PEMBAHASAN A. Pemakaian Huruf 1. Huruf Abjad Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf yang berikut. Nama tiap huruf disertakan disebelahnya Hurut Nama Huruf Nama Hurat Nama A a a T 7 ie Ss $ es B b be K k ka T t te c c ce E \ el u u uw D d de M m em v v e 5 e e N n en w w we F f ef ° ° ° x x ks G g ge E Pp pe x ¥ ye H ha Q q ki z z zet \ i i R r er 2. Huruf Vokal Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, , 0 dan u Contoh pemakaian dalam kata Huruf Vokal Di depan Di tengah Di akhir a Api Padi Lusa . Enak Petak Sore : Emas Kena Tipe i tte Murai e ‘Oleh Radio ° Ulang Bumi Tbu Dalam pengajaran lafal kata, dapat digunakan tanda aksen jika ejaan kata menimbulkan keraguan. Misalnya: Anak-anak bermain di teras (téras) Upacara itu dihadiri pejabat teras pemerintah, Kami menonton film seri (séri). Pertandingan itu berakhir seri. 3. Huruf Konsonan Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-hurut b, ¢, d, f, 9 by jk, im, n, By qe FS, t, YW, XY, dan 2. Contoh pemakaian dalam kata Huruf Konsonan Di depan Di tengah Di akhir b Bahasa Sebut ‘Abad € Cakap Kaca d Dua ‘Ada ‘Adab f Fakir Kafan Maaf g Guna Tiga Gudeg h Hari Saham Tuah i Jalan Manja Mikraj kK Kami Paksa/rakyat™ Politik/bapak™ 1 Lekas Alas: Kesal ™ Maka Kami Diam n Nama ‘Anak Daun) P Pasang ‘Apa Siap a Quran Furgan - r Rasa Bara Putar s ‘Sehat Asli Temas t Timah Mata Rapat Vv Varia Tava w Wanita Hawa z Xenon y Yakin Payung 7 Lazim Juz. Huruf k disini melambangkan bunyi hamzah. * Khusus untuk nama dan keperiuan ilmu. 4, Huruf Diftong Di dalam bahasa Idonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, oi Contoh pemakaian dalam kata Huruf Diftong Di depan Di tengah Di akhir Ai Ain Syaitan Pandai Au Aula Saudara Harimau Oi . Boikot Amboi 5. Gabungan Huruf Konsonan Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan Gabungan Hurst | Contoh pemakaian dalam kata Diftong Di depan Di tengah Di akhir Kh Khusus Akhir Tarikh Ng Ngitw Bangun Senang Ny Nyata Hanyut 7 xy Syarat Tsyarat 6. Pemenggalan Kata ‘a. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut 1) Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan diantara kedua huruf vokal itu. Misalnya: ma-in, sa-at, bu-ah, Huruf diftong ai, au, dan oi tidak pernah diceraikan sehingga pemenggalan kata tidak dilakukan diantara kedua huruf itu. Misalnya: aula bukan a-u-la sau-da-ra bukan sa-u-da-ra am-boi bukan am-bo-i 2) Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan, termasuk gabungan-huruf konsonan, diantara dua buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan. Misalnya: ba-pak, ba-rang, sulit, Jawan, mu-ta-khir. 3) _Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan tidak pernah diceraikan. Misalnya: som-bong, cap-lok, bang-sa, makh-luk, 4) Jika ditengah kata ada tiga huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua. Misalnya: in-stru-men, ul-tra, bang-krut, ikh-las. b. Imbuhan akhiran dan ibuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada penggantian baris. Misalnya: makan-an, me-rasa-kan, mem-bantu, per-gilah Catatan: 1) Bentuk dasar pada kata turunan sedapat-dapatnya tidak dipenggal. 2) Akhiran tidak dipenggal. 3) Pada kata yang berimbuhan sisipan, pemenggalan kata dilakukan sebagai berikut. Misalnya: te-lun-juk, si-nam-bung, ge-li-gi . Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung dengan tunsur lain, pemenggalan dapat dilakukan (1) di antara unsur-unsur itu atau (2) pada unsure gabungan itu sesuai kaidah 1a, 1b, tc, dan 1d diatas. Misalnya: bio-grafi, bi-o-gra-fi toto-grafi, fo-to-gra-fi pasca-panen, pas-ca-pa-nen Keterangan: Nama orang, badan hokum, dan nama diri yang lain disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan kecuali jika ada pertimbangan khusus B. Pemakaian Huruf Kapital 1. Huruf Kapital atau Huruf Besar a. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Misalnya: Dia mengantuk, b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya: Adik bertanya, “Kapan kita pulang?” Bapak menasihatkan, “Berhati-hatilah, Nak!” ¢. Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan rama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan. Misalnya: Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Quran, Weda, Islam, Kristen. d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya: Mahaputra Yamin, Sultan Hasanuddin . Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang. Misalnya Dia baru saja diangkat menjadi sultan. Tahun ini ia pergi naik haji 4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau ai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Misalnya: Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Menteri Nehru g. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat. Misalnya: Siapakah gubernur yang baru dilantik itu? h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. Misalnya: ‘Amir Hamzah, Dewi Sartika i. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran. Misalnya: Mesin diesel, 10 volt, 5 ampere j. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Misalnya: bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa inggris, k. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan. Misalnya: Mengindonesiakan kata asing |. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya: tahun Hijriah, tarikh Masehi, bulan Agustus im, Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama. Misalnya: Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya. n. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Misalnya: AsiaTenggara, Banyuwangi, Bukit Barisan ©. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri. Misalnya: beriayar ke teluk, mandi di kali, menyeberangi selat. . Huruf Kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis. Misalnya: garam inggris.gula jawa, kacang bogor, pisang ambon q. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan. Misalnya: Republik Indonesia; Majelis Permusyawaratan Rakyat . Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi. Misalnya: menjadi sebuah republik, beberapa badan hukum. s. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi Misalnya: Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Iimu-llmu Sosial al dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal. Misalnya: Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma u. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan. Misalnya: Dr. (Doktor) M.A. (Master of Arts), S.E. (Sarjana Ekonomi) v. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatanseperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan. Misalnya: “Kapan Bapak berangkat?” tanya Harto. Adik bertanya, “Itu apa, Bu?” w. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan. Misalnya: Kita harus menghormati bapak dan iu kita x. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda. Misalnya: Sudahkah Anda tahu? Surat Anda telah kami terima. C. Pemakaian Huruf Miring 1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Misalnya: majalah Bahasa dan Kesusastraan, buku Negarakertagama karangan Prapanca, surat kabar Suara Karya 2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhusukan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata. Misalnya: Huruf pertama kata abad ialah a. Dia bukan menipu, tetapi ditipu 3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya Misalnya: Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana... D. Penulisan Kata 1. Kata Dasar Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya: Ibu percaya bahwa engkau tahu Kantor pajak penuh sesak. 2. Kata Turunan Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya: bergeletar, dikelola, penetapan, menengok. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan, atau akhiran ditulis dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya Misalnya: bertepuk tangan, garis bawahi, menganak sungai. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya: menggarisbawahi, menyebarluaskan. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya serangakai. kai dalam kombinasi gabungan kata itu ditulis Misainya: adipati, aerodinamika, antarkota, anumerta. 3. Bentuk Ulang Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Misalnya: anak-anak, buku-buku, kuda-kuda, mata-mata, 4. Gabungan Kata ‘a. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah. Misalnya: duta besar, kambing hitam. b. Gabungan kata, termasuk istilah Khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk —menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan. Misainya: alat pandang-dengar, anak-istri saya. ¢ Gabungan kata berikut ditulis serangkai. Misalnya: acapkali, adakalanya, akhirulkalam 5. Kata Ganti -ku, -mu, dan nya Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: Apa yang kumiliki boleh kauambil, 6. Kata Depan di-, ke-, dan dari Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali, didalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada. Misalnya: Kain itu terletak di dalam lemari Bermalam sajalah di sini. 7. Kata si dan sang Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya: Harimau itu marah sekali kepada sang kancil. E. Partikel 1. Partikel ~iah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: Bacalah buku itu baik-baik. Jakarta adalah ibu kota Republik Indanesia. 2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misainya: ‘Apa pun yang dimakannya, ia tetep kurus. Hendak pulang pun sudah tak ada kendaraan. 3. Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian kalimatyang mendahului atau mengikutinya. Misalnya: Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April F. Singkatan dan Akronim 1. Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. 2. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik Misalnya: AS. Kramawijaya SE. sarjana 3. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis denagan huruf capital dan tidak diikuti dengan tanda titi. 10 Misalnya: DPR Dewan Perwakilan Rakyat PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia. 4. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih satu tanda titik. Misalnya: dll. dan lain-lain dsb. dan sebagainya 5. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tanda titik Misalnya: Cu kuprum TNT trinitro toluena 6. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlukan sebagai kata. 1) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital Misalnya: ABR! Angkatan Bersenjata Republik Indonesia LAN Lembaga Administrasi Negara 2) Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Misalnya: Akabri Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Sespa Sekolah Staf Pimpinan Administrasi 3) Akronim yang bukan nama diri ybungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Misalnya: Pemilu (pemilihan umum) Rapim (rapat pimpinan) G. Angka dan Lambang Bilangan 1, Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi Misalnya: cry Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4,5, 6, 7,8,9 2. Angka digunakan untuk menyatakann (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi, (ii) satuan waktu, (ji) nilai vang, dan (iv) kuantitas. Misalnya: OS sentimeter 1 jam 20 menit 5 kilogram pukul 05.00 3. Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat. Misalnya: Jalan Tanah Abang | No. 15 Hotel Indonesia, Kamar 169 4. Angka digunakan juga menomori bagian karangan dan ayat kitab suci. Misalnya: Bab X, Pasal 5, halaman 252 Surah Yasin: 9 5. Penulisan lambang bilangan yang dengan huruf dilakukan sebagai berikut. a. Bilangan utuh Misalnya: dua belas 12 dua puluh dua 22 b. Bilangan pecahan Misalnya: setengah Ye tiga perempat % 6. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut. Misalnya: a. Paku Buwono X ; pada awal abad XX; dalam kehidupan pada abad ke-20 b. ini; ihat Bab Il, Pasal 5; dalam bab ke-2 buku itu; di daerah tingkat Il itu; ©. di tingkat kedua gedung itu; di tingkat ke-2 itu; kantornya di tingkat Il itu; 7. Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran -an mengikuti cara yang berikut. Misalnya: 2 Tahun '50-an atau tahun lima puluhan Uang 5000-an atau uang lima ribuan 8. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan. Misalnya: Amir menonton drama itu sampai tiga kali. Ayah memesan tiga ratus ekor ayam 9. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat. Misalnya: Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu. Pak Darmo mengundang 250 orang tamu. 10. Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca. Misalnya: Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 250 juta rupiah. 11. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi. Misalnya: Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai. 12. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat. Misalnya: Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp 999,75 (sembilan ratus sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah) BABII PENUTUP 3B A. Kesimpulan Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa indonesia yang berlaku sejak tahun 1972, Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya, Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luasdari sekedar masalah pelafalan, Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa Semenjak di buat nya Ejaan yang di sempurnakan memudahkan orang dengan berbagai bahasa berbeda boda mempelajari dan menggunakan bahasa Indonesia sesuai kaidah yang benar,baik itu kaidah kebahasaan bahasa Indonesia atau pun kaidah penulisan bahasa Indonesia yang benar, semuanya sudah di terdapat pada Ejaan yang di sempurnakan DAFTAR ISI 4 EYD (EJAAN YANG DI SEMPURNAKAN) KEP MENDIKBUD NO, 0543A TH.1987, PENERBIT BUMI AKSARA 15

You might also like