Professional Documents
Culture Documents
Kti Siti Choirunnisa
Kti Siti Choirunnisa
KTI
Oleh :
Siti Choirunissa
NIM.P.17420513076
JURUSAN KEPERAWATAN
2016
LAPORAN KASUS
KTI
Oleh :
Siti Choirunissa
NIM.P.17420513076
JURUSAN KEPERAWATAN
2016
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
judul “Asuhan Keperawatan Post Partum pada Ny. S dengan Post Sectio
Caesarea atas indikasi Riwayat Sectio Caesarea Di Ruang Lili RSUD TIDAR
Pembimbing
NIP. 195312061983032001
LEMBAR PENGESAHAN
judul “Asuhan Keperawatan Post Partum pada Ny. S dengan Post Sectio
Caesarea atas indikasi Riwayat Sectio Caesarea Di Ruang Lili RSUD TIDAR
April 2016.
Dewan Penguji
NIP. 195312061983032001
NIP. 197504041998032001
NIP. 197111061998032001
Mengetahui,
NIP. 196902221988032001
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P. 17420513076
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Laporan Kasus yang saya tulis ini adalah
alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau
kasus ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas
Siti Choirunissa
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Dzat yang Maha
Agung, atas limpahan rahmat, taufiq dan hidayahNya sehingga penulis dapat
Post Partum pada Ny. S dengan Post Sectio Caesarea atas indikasi Riwayat
dan hambatan, tetapi berkat bantuan dan arahan dari berbagai pihak maka laporan
ini dapat diselesaikan. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Laporan Kasus.
Ilmiah.
5. Tim penguji ujian Laporan Kasus peminatan maternitas.
6. Bapak dan Ibu dosen beserta para staf Program Studi DIII Keperawatan
Magelang.
8. Ella, Seli, Kiki, Sheilla, Reni, Dian, Lina yang selalu memberi dukungan,
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
Penulis menyadari bahwa Laporan Kasus ini masih jauh dari sempurna,
masih terdapat banyak kekurangan yang penulis belum atau tidak mengetahuinya.
Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat
Akhirnya hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis memohon agar
Laporan Kasus ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pembaca, amin.
Magelang,
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan insisi melalui abdomen dan uterus (David, 2008). Dewasa ini cara
ini jauh lebih aman daripada dahulu berhubung dengan adanya antibiotika,
tranfusi darah, teknik operasi yang lebih sempurna, dan anastesia yang
lebih baik. Seorang ibu yang telah mengalami pembedahan itu merupakan
seorang yang memiliki parut dalam uterus, tiap kehamilan serta persalinan
rupture uteri, walaupun bahaya ini dengan teknik yang sempurna tidak
Indonesia memiliki target Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2015
adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup, akan tetapi berdasarkan
nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup
meningkat. Laporan pada tahun 2014 angka kematian ibu adalah 711 kasus
dibandingkan dengan angka kematian ibu pada tahun 2013 sebesar 675
pada tahun 2013 yaitu 10,41/1000 kelahiran hidup (profil kesehatan jateng
dengan operasi Caesar. Dari 562 orang, 157 orang (27,9%) tanpa indikasi,
108 orang (19,21%) dengan indikasi PEB, 3 orang (0,5%) dengan APH, 73
medis tertentu, yang terbagi atas indikasi untuk ibu dan indikasi untuk
rahim, ketuban pecah dini, rasa takut kesakitan. Sedangkan indikasi dari
bayi : bayi terlalu besar, kelainan letak bayi, ancaman gawat janin, janin
dilakukan persalinan secara normal tidak bisa lagi (Patricia, 2005; Irwan,
dengan menginspeksi luka insisi tiap hari, dan jahitan atau klip pada kulit
atau dari vulva menuju anus. Kesembuhan luka dapat ditunjang dengan
pemberian diit tinggi kalori tinggi protein. Pada hari ke-3 atau ke -4 ibu
dibatasi pada perawatan diri dan perawatan bayinya dengan bantuan. Oleh
menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan judul: “Laporan Kasus Post Partum
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Penulis mampu :
Sectio Caesarea.
Sectio Caesarea.
Sectio Caesarea.
f. Menggambarkan kemampuan penulis dalam melakukan evaluasi
telah dilakukan.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis
2. Institusi pendidikan
Hasil laporan kasus ini dapat menjadikan bahan masukan bagi tenaga
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sectio Caesaria
1. Pengertian
berat di atas 500 gram, melalui sayatan pada dinding uterus yang
abdomen dan uterus yang masih utuh dengan berat janin > 1000 gr
sayatan dinding uterus melalui dinding depan perut yang masih utuh
2. Klarifikasi
jenis:
2) Kekurangan
1) Kelebihan
2) Kekurangan
spontan.
a. Faktor ibu
1) Usia
Ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada usia sekitar 35 tahun,
2) Tulang Panggul
ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat
sempit, atau jalan lahir yang tidak mau membuka, operasi bisa saja
dilakukan.
dan kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek, dan ibu sulit
bernafas.
7) Pre-Eklamsi Berat
eklamsi.
8) Partus lama
Persalinan dengan tidak ada penurunan kepala > 1 jam untuk
(Kasdu, 2006)
b. Indikasi Janin
menyelamatkan janin.
Wiknjosastro 2007 ).
3) Letak Sungsang
dengan arah jalan lahir. Pada keadaan ini, letak kepala pada posisi
4) Faktor Plasenta
a) Plasenta previa
Posisi plasenta terletak dibawah rahim dan menutupi sebagian
c) Plasenta accreta
kali, ibu berusia rawan untuk hamil (di atas 35 tahun), dan ibu
keadaan ini, tali pusat berada di depan atau di samping atau tali
tali pusat tidak terjepit atau terpelintir maka aliran oksigen dan
6) Bayi kembar
Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara Caesar. Hal ini
lebih daripada kelahiran satu bayi. Selain itu, bayi kembar pun dapat
4. Komplikasi
1) Infeksi puerperal
2) Perdarahan
5. Patofisiologi
ibu dan janin. Faktor yang berasal dari ibu yaitu pada primigravida
Caesar, faktor hambatan jalan lahir, kelainan kontraksi rahim, KPD, dan
rasa takut kesakitan. Sedangkan faktor dari janin antara lain bayi terlalu
post operasi yang menimbulkan rasa nyeri. Rangsangan saraf nyeri dapat
resiko tinggi masuknya kuman atau bakteri dari luar tubuh yang akan
kehilangan darah lebih dari 1000ml. Dalam hal ini perdarahan terjadi
pada placentak bed akibat atoni uteri. Komplikasi pada bayi dapat
Indikasi bayi
Indikasi ibu
Sectio Caesarea
Nifas
Menurun Destensi
Jaringan terputus MK: Resiko
Jaringan terbuka
Kekurangan
Peristaltic kandung kemih Volume Cairan Anemia
Merangsang area Proteksi kurang
Menurun
sensorik MK: Invasi bakteri
MK:
Perubahan Hambatan
MK: Eliminasi Urin mobilitas MK: Nyeri
fisik
Konstipasi
MK:
Hambatan
mobilitas
fisik
Adaptasi post partum Nifas
Taking hold
Kekurangan vol.
&elektrolit Kurang
Informasi tentang Bengkak
perawatan payudara
MK: Defisiensi
pengetahuan
a. Perawatan Pascaoperasi
15 mg. bebat tebal dengan plester erat yang banyak pada abdomen
keruangannya.
1) Analgesia
“lock-out”.
2) Tanda vital
adalah salah satu resiko yang diketahui (chai dkk., 2008). Karena
tersebut antara lain usia >35 tahun; IMT >30; paritas >3; Caesar
6) Perawatan luka
Insisi di inspeksi setiap hari, dan jahitan atau klip pada kulit
7) Laboratorium
8) Perawatan payudara
ketidaknyamanan pasien.
(Cuningham, 2012)
1. Definisi
a. Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang
a. Adaptasi Psikologis
meliputi:
merawat bayi.
3) Fase Letting Go
b. Adaptasi Fisiologi
a) Involusi Uterus
Table 2.1
involusi
Involusi TFU Berat Uterus
simfisis
simfisis
6 minggu Normal 50 gr
hamil
c) Lochea
Lochea adalah cairan secret yang berasal dari kavum
hari postpartum.
pasca persalinan.
d) Perubahan Ligamen
(Marmi, 2014).
2) Rasa nyeri
a) Nafsu Makan
(Cunningham,2012).
b) Motilitas
c) Usus
6) Produksi ASI
produksi ASI.
7) Sistem Endokrin
a) Oksitosin
Selama tahap ketiga persalinan, hormone
b) Prolaktin
a) Suhu
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari
(Saleha,2009).
(Saleha,2009).
c) Tekanan darah
10) Mobilisasi
berjalan.
C. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Fokus
b. Sirkulasi
600-800 ml.
c. Integritas ego
d. Eliminasi
dan resistensi.
f. Neurosensori
pergerakan sendi.
g. Nyeri/ketidaknyamanan
h. Pernapasan
i. Keamanan
j. Seksualitas
Fundus kontraksi kuat dan terletak diumbilikus. Aliran
k. Pembelajaran/penyuluhan
prosedur.
l. Pemeriksaan diagnostik
individual.
2. Diagnosa Keperawatan
1) Subjektif
dengan isyarat.
2) Objektif
1) Subjektif
Haus
2) Objektif
kelemahan.
6) Pergerakan menentak
motorik halus
mobilitas fisik
cerna
1) Subjektif
2) Objektif
2015).
1) Subjektif
Dysuria, urgensi
2) Objektif
1) Subjektif
diungkapkan ibu)
2) Objektif
Ketidak puasan suplai ASI, menangis dipayudara ibu,
informasi
1) Subjektif
2) Objektif
3. Intervensi Keperawatan
mengurangi nyeri)
NIC:
presipitasinya.
ketidaknyamanan
5) Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri,
cairan aktif
Tujuan/kriteria evaluasi(NOC):
NIC:
tinggi elektrolit
3) Pantau perdarahan
keseimbangan cairan
haus
NIC :
sesuai kebutuhan
Tujuan/kriteria evaluasi(NOC):
NIC:
terhadap infeksi
menyebabkan infeksi
mobilitas fisik
NIC:
pasien
cerna
NIC:
adanya impaksi.
3) Tekankan pentingnya menghindari mengejan selama
perdarahan.
pasien
NIC:
kemih
5) Rujuk kedokter bila terdapat tanda dan gejala infeksi
saluran kemih
NIC:
secara efektif
pemberian ASI
informasi
NIC:
4. Evaluasi Keperawatan
diberikan.
diharapkan.
BAB III
LAPORAN KASUS
WIB, pada klien post sectio caesarea(SC) atas indikasi Riwayat Sectio Secarea di
Bangsal Nifas Budi Rahayu RSU TIDAR KOTA MAGELANG. Sumber data
diperoleh dari wawancara dengan klien dan keluarga, observasi secara langsung
A. Biodata Klien
Penanggung jawab klien yaitu suami klien yang bernama Tn.A , berusia
43 tahun. Suami klien beragama islam dan saat ini bekerja sebagai buruh, Tn.
MAGELANG pada tanggal 10 Januari 2016, jam 17.10 WIB atas rujukan dari
puskesmas. Klien terdaftar dengan Nomor Rekam Medis : dan diagnosa medis
B. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan
Keluhan utama yang dirasakan oleh klien pada saat dilakukan
pengkajian pada tanggal 11 Januari 2016 adalah nyeri pada luka jahitan
RSU Tidar Kota Magelang pada tanggal 10 Januari 2016 jam 17.10 WIB
dengan DJJ 138 kali per menit kemudian bidan merujuk klien untuk ke
Budi Rahayu RSU Tidar Kota Magelang. Pada tanggal 11 Januari 2016
10.00 WIB dan lahir bayi laki-laki dengan berat badan 3750 gram dan
rumah sakit dengan riwayat yang sama yaitu dilakukannya operasi sectio
tahun. Ny. S menikah untuk yang kedua kalinya dan ketika menikah status
ibu janda.
Riwayat Obstetri, klien menarche pada usia 13 tahun dengan lama
kadang nyeri saat haid dan tidak ada keputihan dengan status HPHT pada
2016 pukul 09.20 WIB dengan BB 3750 gram, panjang badan 48 cm, dan
sebagai berikut :
per menit. Makanan dan cairan : A :berat badan sebelum hamil 54 kg,
sesudah hamil hamil 70kg, tinggi badan 158 cm, B : Hb 11,3 g/dl, C :
rambut hitam, mukosa bibir lembab berwarna merah muda, D : diit TKTP,
klien makan habis ¾ porsi karena sudah terasa kenyang, minum air putih
kurang lebih 8 gelas per hari, anak klien mendapatkan ASI pada sore hari
2016 belum BAB, BAK melalui kateter, warna urin kuning jernih kurang
anak ketiganya, saat ini pada fase taking hold dimana ibu berusaha mandiri
untuk beraktivitas.
masih nyeri.
Pengkajian seksualitas : Vulva tidak ada oedem, pengeluaran
700cc/8jam.
KB steril/MOW.
tanda vital TD : 120/80 mmHg, suhu 36,5oC, nadi 80 kali per menit.
kedua mata simetris, tidak ada gangguan penglihatan, sclera tidak ikterik,
bersih, tidak ada polip.Mulut tidak stomatitis, mukosa bibir lembab, gigi
bersih dan tidak ada karies. Telinga terlihat bersih, tidak ada serumen,
fungsi normal, akral hangat, homan sign negative dan terpasang infuse RL
pada tangan kanan, sedangkan ekstremitas bawah tidak ada udem maupun
sianosis, tidak ada varises, fungsi normal, reflek patella +/+, homan sign
iktus cordis teraba di IC 4 dan IC 5 mid clavikula kiri, terlihat redup dan
bunyi jantung normal. Paru-paru, ekspansi paru kanan dan kiri simetris,
secara horizontal ± 14 cm, balutan luka bersih, tidak ada pus, tidak ada
kemerahan dan tdak bengkak. Palpasi terdapat nyeri tekan disekitar luka
operasi. Auskultasi bising usus 11 kali per menit. Perkusi perut timpani.
Eritrosit: 4,4 106/mm, Trombosit : 307 103/mm, MCV : 81,9 mm3, MCH :
ceftriaxone 2x1 gram, ketorolac 3x30 mg, kalnex 3x500 mg dan infus RL
C. Perumusan Masalah
berikut :
1. Nyeri akut berhubugan dengan insisi pembedahan ditandai dengan DS :
nyeri, tampak menahan nyeri, tampak adanya luka operasi, dan berhati-
balutan luka bersih, balutan tak ada pus, daerah sekitar luka tidak bengkak,
mmHg, N : 80 x/menit.
D. Perencanaan
masalah nyeri teratasi dengan kriteria hasil klien mampu mengenali awitan
nyeri, klien melaporkan secara verbal nyeri berkurang, skala nyeri turun
menjadi 1-2 atau bahkan 0, klien tampak rileks, TTV dalam batas normal.
Intervensi yang disusun yaitu Observasi TTV klien, kaji nyeri yang
terjadi dengan kriteria hasil : luka bersih, luka kering, tak ada tanda-tanda
yang disusun adalah Observasi tanda dan gejala infeksi (suhu tubuh,
suhu kulit, lesi kulit, keletihan dan malaise), lakukan inspeksi daerah
balutan luka dan perawatan luka dengan prinsip steril, anjurkan klien
aktifitas fisik secara mandiri. Intervensi yang tersusun adalah kaji tingkat
tingkat 3 : membutuhkan bantuan dari orang lain dan alat bantu, tingkat 4 :
klien (tahapan mobilisasi pada klien post sectio caesarea), beri informasi
E. Implementasi
14.00 WIB mengobservasi TTV klien. Jam 14.15 WIB mengkaji nyeri
Jam 15.30 WIB mengajarkan teknik distraksi dengan klien tetap rileks
08.00 WIB mengobservasi TTV klien, jam 09.00 WIB mengkaji nyeri
hal-hal yang disukai klien, dan pada jam 12.00 WIB kolaborasi dalam
08.00 WIB mengobservasi TTV klien. Jam 08.15 WIB mengkaji nyeri
secara oral.
14.00 WIB adalah mengobservasi tanda dan gejala infeksi. Jam 14.15
hygiene personal. Jam 21.00 WIB kolaborasi dengan tim medis dalam
b. Tindakan yang dilakukan pada tanggal 12 Januari 2016 pada jam 08.00
WIB adalah mengobservasi tanda dan gejala infeksi. Jam 09.00 WIB
c. Tindakan yang dilakukan pada tanggal 13 Januari 2016 pada jam 08.00
betis serta menekuk dan menggeser kaki). Jam 15.00 WIB memberi
melatih mobilitas pada klien (melatih klien untuk berdiri dan berjalan)
F. Evaluasi
a. Evaluasi yang diambil pada tanggal 11 Januari 2016 jam 14.00 WIB
adalah Subjektif : klien mengatakan nyeri pada luka post operasi, nyeri
b. Evaluasi yang diambil pada tanggal 12 Januari 2016 jam 08.00 WIB
hentikan intervensi.
a. Evaluasi yang diambil pada tanggal 11 Januari 2016 jam 14.00 WIb
tidak ada pus, tidak ada kemerahan dan tidak bengkak, suhu 36,70C.
antibiotik.
b. Evaluasi yang diambil pada tanggal 12 Januari 2016 jam 08.00 WIb
tidak ada pus, tidak ada kemerahan dan tidak bengkak, suhu 36,50C.
antibiotik.
c. Evaluasi yang diambil pada tanggal 13 Januari 2016 jam 08.00 WIb
tidak ada pus, tidak ada kemerahan dan tidak bengkak, jahitan luka
tergantung dengan orang lain, klien masih takut bergerak, sudah bisa
menggerakkan kedua kaki dan akan berlatih miring kanan dan kiri.
Data obyektif klien tampak masih lemah, klien paham dengan tujuan
lanjutkan intervensi.
miring kanan kiri dan sudah mampu duduk, klien akan berlatih berdiri
intervensi.
BAB IV
A. Pembahasan
post sectio caesarea atas indikasi riwayat sectio caesarea pada Ny. S di
bangsal nifas Budi Rahayu RSU TIDAR Kota Magelang dimulai dari
akibatnya jika masalah itu tidak ditangani, dasar ilmiah untuk mengatasi
1. Pengkajian
atau perlahan dengan intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang
enam bulan.
secara verbal, klien mengatakan nyeri pada luka post operasi SC, luka
bergerak.
malas untuk beraktifitas, sulit tidur, tidak nafsu makan, tidak mau mera
wat bayi sehingga perlu adanya cara untuk mengontrol nyeri pada ibu
2013).
penurunan kerja silia, statis cairan tubuh, penurunan pH, dan gangguan
pergerakan fisik tubuh atau satu lebih ekstremitas secara mandiri dan
terarah.
Diagnosa tersebut ditegakkan karena pengkajian yang ditemukan
Penulis pada BAB ini membahas diagnosa yang tidak muncul pada
klien, dari teori yang telah di bahas di BAB II terdapat 9 diagnosa yang
aktif
fisik ditemukan data mukosa bibir lembab, turgor kulit klien baik
capillary refill time (CRT) kembali dalam <2 detik. Pengkajian fokus
di dapatkan data klien minum 8 gejala per hari, klien biasanya minum
air putih dan teh, BAK klien menggunakan kateter dengan produk
dan kelemahan.
feses, distensi abdomen, feses yang kering, dan padat, bising usus
hiperaktif atau hipoaktif, rembesan feses cair, massa abdomen dapat
kandung kemih
inkontinensia, nokturia.
sedangkan data yang didapat pada pemeriksaan fisik yaitu pada palpasi
ASI, menangis dipayudara ibu, menangis dalam waktu satu jam setelah
untuk latch-on pada payudara ibu secara cepat, menolak latching on,
masing diagnosa yaitu masalah nyeri akut sudah teratasi karena klien
mandiri.
tekanan darah baik, dan aliran urin sedikitnya 30 mL/jam, pasien dapat
adalah pada perawatan payudara menyusui dapat dimulai pada hari operasi
tetapi bayi tidak diberikan pada ibunya di hari operasi akibatnya kolostrum
B. Simpulan
pengkajian klien dan keluarga sangat kooperatif, klien ditemani oleh suami
teknik yang baik bahaya ini tidak besar, sebelum keputusan untuk
dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak
tidaknya proses persalinan. Normal dari tulang panggul itu sendiri adalah
> 23 cm.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Irene M. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Terjemahan oleh
Maria A. Wijayarini, S.Kp, MSN. Jakarta : EGC
Cunningham, F.G, dkk. (2012). Obstetric William. Terjemahan oleh dr. brahm U.
Pendit, dkk. Edisi 23. Volume 1&2. Jakarta : EGC
Mauaba, Ide Bagus. 2007. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Saleha, Siti. (2009). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba
Medika
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Telepon : 085643066493
Status : Lajang
Berat Badan : 48
Pendidikan Formal