Professional Documents
Culture Documents
Nayara Salsabila
Nayara Salsabila
Dosen pembimbing :
Zulfan, SH. MH
Di Susun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
BANDA ACEH
2023/2024
KATA PENGANTAR
Saya mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya selaku kelompok ini mampu menyelesaikan
Makalah Pengantar Hukum Dan Etika Bisnis ini yang berjudul “ Rahasia Perusahaan” sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
Selanjutnya, semoga makalah ini memberikan wawasan yang luas kepada kita selaku
mahasiswa. Saya menyadari masih banyak kekurangan yang mendasar. Oleh karena itu, Saya
mohon saran dan kritik yang membangun untuk kesempatan makalah ini.
Akhir kata, Saya selaku penyusun makalah memohon maaf yang sebesar-besarnya bila
ada kata-kata yang salah, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita. Aamiin
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
BAB II ....................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2
BAB III.................................................................................................................................... 17
PENUTUP............................................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai Negara berkembang, Indonesia perlu mengupayakan adanya persaingan yang
tangguh dikalangan dunia usaha. Hal ini sejalan dengan kondisi global di bidang perdagangan
dan investasi. Daya saing yang semacam itu telah lama dikenal dalam sistem Hak Atas
Kekayaan Intelektual (HAKI).
Era globalisasi, inilah yang bisa dibilang menjadi salah satu penyebab palanggaran Hak
Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Globalisasi di samping membawa dampak positif berupa
kemajuan di berbagai sektor, juga membawa beberapa dampak negatif yang cukup bervariasi.
Arus industrialisasi yang semakin tinggi dan arus perdagangan yang dituntut ketepatan dan
kecepatan dalam bertransaksi adalah salah satunya. Dan tentu saja banyak permasalahan yang
timbul di dalamnya. Sebagai contoh adalah dalam hal “Industri Musik” (Music Industry)
khususnya dalam perdagangan kaset / DVD / VCD terkadang masyarakat yang posisinya
sebagai konsumen lebih memilih harga yang relatif murah ketimbang yang mahal. Meski tentu
saja yang mahal lebih punya kualitas tinggi.
Dewasa ini, kasus pelanggaran hak atas kekayaan inteletual (HAKI) menjadi kasus
yang sering terjadi di sektor Industri di Indonesia. Kasus tersebut terkait dengan domain HAKI,
yakni kasus pelanggaran hak cipta, paten, merek, desain industri, dan Rahasia Dagang. Padahal
sangat diharapkan sektor industri di Indonesia mampu memenuhi bisnis etis yang sesuai
dengan aturan main. Sehingga baik pelaku industri maupun masyarakat dapat menikmati hasil
dari sektor industri tersebut dengan baik dan benar.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2. Penerapan Teknologi Keamanan:
Apakah terdapat proses untuk memantau dan mengelola hak akses secara
berkala?
Bagaimana respon perusahaan terhadap hasil audit keamanan, dan sejauh mana
perbaikan dilakukan?
3
7. Manajemen Insiden Keamanan:
3. Manajemen Akses:
4
Tindakan: Membatasi akses hanya kepada individu yang membutuhkan
informasi tersebut untuk menjalankan tugas pekerjaan mereka.
5
Tindakan: Ikut serta dalam simulasi keamanan, latihan keamanan, dan
program pelatihan terkait keamanan informasi.
4. Klausa Non-Konkurensi:
6
5. Undang-Undang Persaingan Tidak Sehat:
Jika rahasia perusahaan terkait dengan inovasi atau teknologi tertentu, hak cipta
atau paten dapat memberikan perlindungan hukum terhadap penggunaan yang
tidak sah oleh pihak lain.
Penting untuk memahami hukum yang berlaku di yurisdiksi tertentu dan untuk
mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk melindungi rahasia perusahaan. Konsultasi
dengan ahli hukum yang berpengalaman dalam hukum kekayaan intelektual dan rahasia
perusahaan dapat membantu perusahaan membangun strategi perlindungan yang efektif.
7
hak Rahasia Dagang adalah hak atas Rahasia Dagang yang timbul berdasarkan
Undang-Undang Rahasia Dagang.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dilihat bahwa Rahasia Dagang
adalah sebuah informasi yang sangat berharga untuk perusahaan, karenannya harus
dijaga kerahasiaannya. Keberhargaan informasi ini timbul karena informasi tersebut
dapat mendatangkan keuntungan ekonomis kepada perusahaan.
8
dan masyarakat. Tindakan yang merugikan pemangku kepentingan dapat
dianggap tidak etis.
5. Keamanan Informasi:
Jika rahasia perusahaan terkait dengan inovasi atau penemuan, etika menuntut
penggunaan informasi tersebut untuk tujuan yang menguntungkan dan tidak
merugikan pihak lain atau masyarakat.
9
mendorong lahirnya temuan atau invensi baru yang meskipun diperlakukan secara
rahasia, tetap mendapat perlindungan hukum, baik dalam rangka kepemilikan,
penguasaan, maupun pemanfaatan oleh penemunya. Untuk mengelola administrasi
Rahasia Dagang, pada saat ini pemerintah menunjuk Departemen Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia, Direktorat Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual untuk melakukan
pelayanan di bidang Hak Atas Kekayaan Intelektual.
Perlindungan atas rahasia dagang diatur dalam Undang-undang Nomor 30
Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang (UURD) dan mulai berlaku sejak tanggal 20
Desember 2000. Undang-Undang Rahasia Dagang No. 30 Tahun 2000 memberikan
lingkup perlindungan Rahasia Dagang yaitu meliputi metode produksi, metode
pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis
yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum.
Suatu Rahasia Dagang akan mendapatkan perlindungan apabila informasi
tersebut bersifat :
Bersifat rahasia, maksudnya bahwa informasi tersebut hanya diketahui oleh
pihak tertentu atau tidak diketahui secara umum oleh masyarakat.
Mempunyai nilai ekonomi, maksudnya bahwa sifat kerahasiaan informasi
tersebut dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha yang bersifat
komersial atau dapat meningkatkan keuntungan secara ekonomi.
Informasi dianggap dijaga kerahasiaannya apabila pemilik atau para pihak
yang menguasainya telah melakukan langkah-langkah yang layak dan patut.
10
Apabila seseorang merasa pihak lain telah melanggar hak Rahasia Dagang yang
dimilikinya, maka ia sebagai pemegang hak Rahasia Dagang atau pihak lain sebagai
penerima lisensi dapat menggugat siapapun yang dengan sengaja dan tanpa hak
Rahasia Dagang. Seseorang dianggap melanggar Rahasia Dagang pihak lain apabila ia
memperoleh atau menguasai Rahasia Dagang tersebut dengan cara yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Rahasia Dagang pihak
lain atau melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 atau Pasal 14
dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
Sebagai contoh, menurut pasal 4 UURD ”pemilik hak Rahasia Dagang memiliki
hak untuk menggunakan sendiri Rahasia Dagang yang dimilikinya, memberikan
lisensi atau melarang pihak lain untuk menggunakan Rahasia Dagang atau
mengungkapkan Rahasia Dagang itu kepada pihak ketiga untuk kepentingan yang
bersifat komersial”. Terhadap pasal tersebut, gugatan yang kita ajukan dapat berupa
gugatan ganti rugi dan / atau penghentian semua perbuatan. Dan berbeda dengan
gugatan HAKI lainnya, gugatan mengenai perkara Rahasia Dagang diajukan ke
Pengadilan Negeri.
Berkaitan dengan hal di atas, harus ditentukan pula kapan sebenarnya suatu
perbuatan dikatakan telah melanggar Rahasia Dagang milik orang atau pihak lain.
Seseorang dianggap melanggar Rahasia Dagang pihak lain apabila ia memperoleh atau
menguasai Rahasia Dagang tersebut dengan cara yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Disamping itu juga ada perbuatan yang tidak dianggap pelanggaran Rahasia
Dagang yakni apabila :
Tindakan pengungkapan Rahasia Dagang atau penggunaan Rahasia Dagang
tersebut didasarkan pada kepentingan pertahanan dan keamanan, kesehatan
atau keselamatan masyarakat
Tindakan rekayasa ulang atas produk yang dihasilkan dari penggunaan
Rahasia Dagang milik orang lain yang dilakukan semata-mata untuk
kepentingan pengembangan lebih lanjut produk yang bersangkutan.
11
Yang dimaksud dengan rekayasa ulang (reverse engineering) dalam hal ini
adalah suatu tindakan analisis dan evaluasi untuk mengetahui informasi tentang
suatu teknologi yang sudah ada.
Sengketa rahasia dagang yang terjadi antara PT. General Food Industries dengan kedua
mantan karyawannya yang berawal dari kedua mantan karyawannya yang berpindah tempat
kerja di perusahaan saingan PT. GFI. Kedua karyawan tersebut menciptakan suatu produk yang
sama dengan apa yang dilakukannya ditempatnya bekerja terdahulu. Setelah mengatahui hal
tersebut maka PT General Food mengajukan gugatan terhadap kedua karyawan tersebut dan
juga PT. GFI.
12
Analisa Kasus :
Rahasia dagang adalah salah satu cabang dari hukum Hak Kekayaan Intelektual.
Hukum rahasia dagang mempunyai peranan yang sangat penting karena setiap pelaku usaha
pasti tidak ingin rahasia dari kegiatan usahanya terbongkar, terutama dari pesaing bisnisnya,
dan yang dilindungi oleh hukum rahasia dagang adalah suatu rahasia dalam dunia usaha yang
bernilai ekonomi dan tidak diketahui oleh umum. Rahasia dagang diatur dalam Undang-
Undang No.30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang. Dalam suatu kegiatan usaha pasti ada hal-
hal yang dapat menimbulkan sengketa. Salah satu sengketa bisa terjadi akibat pelanggaran
rahasia dagang.
Jaksa penuntut umum menuntut kedua karyawan tersebut dengan pelanggaran rahasia
dagang dan hakim telah memvonis kedua karyawan tersebut dengan hukuman pidana dua bulan
penjara. Kedua terpidana tersebut di anggap telah melanggar pasal 17 Undang-Undang No.30
Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang, yaitu bahwa “tanpa hak telah menggunakan rahasia
dagang pihak lain”. Secara fakta, penulis melihat bahwa kedua terpidana tersebut tidak
melanggar rahasia dagang, karena PT. GFI tidak secara jelas menyatakan hal apa sajakah yang
menjadi rahasia dalam perusahaan. Sehingga menurut penulis berkesimpulan bahwa apa yang
dituduhkan bukanlah suatu rahasia sehingga sudah seharusnya kedua terpidana tersebut
mengajukan banding.
Kasus 2 :
Selain PT Hitachi Construction Machinery Indonesia HCMI, pihak lain yang dijadikan
sebagai tergugat dalam kasus itu adalah Shuji Sohma, dalam kapasitas sebagai mantan Dirut
PT HCMI. Tergugat lainnya adalah Gunawan Setiadi Martono tergugat III, Calvin Jonathan
Barus tergugat IV, Faozan tergugat V,Yoshapat Widiastanto tergugat VI, Agus Riyanto
tergugat VII, Aries Sasangka Adi tergugat VIII, Muhammad Syukri tergugat IX, dan Roland
Pakpahan tergugat X.
13
Insan Budi Maulana, kuasa hukum PT Basuki Pratama Engineering BPE, mengatakan
sidang lanjutan dijadwalkan pada 28 November dengan agenda penetapan hakim mediasi.
Menurut Insan, gugatan itu dilakukan sehubungan dengan pelanggaran rahasia dagang
penggunaan metode produksi dan atau metode penjualan mesin boiler secara tanpa hak.
PT BPE bergerak dalam bidang produksi mesin-mesin industri, dengan produksi awal
mesin pengering kayu.
Penggugat, katanya, adalah pemilik dan pemegang hak atas rahasia dagang metode
produksi dan metode penjualan mesin boiler di Indonesia "Metode proses produksi itu sifatnya
rahasia perusahaan," katanya.
Dia menjelaskan bahwa tergugat IV sampai dengan tergugat X adalah bekas karyawan
PT BPE, tetapi ternyata sejak para tergugat tidak bekerja lagi di perusahaan, mereka telah
bekerja di perusahaan tergugat PT HCMI.
Tergugat, katanya, sekitar tiga sampai dengan lima tahun lalu mulai memproduksi
mesin boiler dan menggunakan metode produksi dan metode penjualan milik penggugat yang
selama ini menjadi rahasia dagang PT BPE.
PT BPE, menurutnya, sangat keberatan dengan tindakan tergugat I baik secara sendiri-
sendiri maupun secara bersama-sama memproduksi mesin boiler dengan menggunakan metode
produksi dan metode penjualan mesin boiler penggugat secara tanpa izin dan tanpa hak
"Para tergugat wajib membayar ganti rugi immateriil dan materiil sekitar Rp127 miliar
atas pelanggaran rahasia dagang mesin boiler".
Sementara itu, kuasa hukum PT HCMI, Otto Hasibuan, mengatakan pengajuan gugatan
pelanggaran rahasia dagang oleh PT BPE terhadap mantan-mantan karyawannya dan PT HCMI
pada prinsipnya sama dengan pengaduan ataupun gugatan BPE sebelumnya.
Gugatan itu, menurut Otto Hasibuan, dalam pernyataannya yang diterima Bisnis,
dilandasi oleh tuduhan BPE terhadap mantan karyawannya bahwa mereka telah mencuri
rahasia dagang berupa metode produksi dan metode penjualan mesin boiler.
14
Padahal, ujarnya, mantan karyawan BPE yang memilih untuk pindah kerja hanya
bermaksud untuk mencari dan mendapatkan penghidupan yang layak dan ketenteraman dalam
bekerja, dan sama sekali tidak melakukan pelanggaran rahasia dagang ataupun peraturan
perusahaan BPE.
Bahkan, menurutnya, karyawan itu telah banyak memberikan kontribusi terhadap BPE
dalam mendesain mesin boiler.
HCMI optimistis gugatan BPE tersebut tidak berdasar "HCMI percaya majelis hakim
akan bersikap objektif, sehingga gugatan BPE tersebut akan ditolak," ujarnya.
Analisa Kasus :
Dalam kasus tersebut PT BPE secara jelas menyatakan hal apa sajakah yang menjadi
rahasia dalam perusahaan yang dianggap telah dilanggar oleh HCMI. PT
BPE berasumsi bahwa mantan karyawannya yang sekarang bekerja pada HCMI lah yang telah
mencuri metode produksi dan metode penjualan mesin boiler. Adanya fakta tersebut, semakin
memperkuat gugatan yang dikeluarkan oleh PT BPE. Apabila HCMI terbukti melanggar
rahasia dagang PT BPE, maka konsekuensi hukuman harus diterima HCMI, baik berupa denda
materiil dan immateriil.
Kasus 3 :
B. V. Wavin dan Pipe Liners Incorparated (1992), yang mana B. V. Wavin akan
memperoleh rahasia dagang “U Liners System” dari Pipe Liners Inc dengan perjanjian bahwa
selama 4 tahun kedua belah pihak tidak diperkenankan menyebarluaskan penemuan yang
bersifat komersial tersebut. Selanjutnya jika B.V. Wavin mengembangkan penemuan baru yang
sifatnya komersial dan akan menguntungkan kedua belah pihak karena penemuan tersebut
dipasarkan secara komersial, maka B. V. Wavin bersedia membayar ganti rugi kepada Pipe
Liners Inc.
Ternyata kemudian Pipe Liners Inc. tidak menepati janjinya dan digugat oleh B.V. Wavin.
Akan tetapi pengadilan akhirnya menolak ganti rugi yang diajukan B. V. Wavin dengan
pertimbangan perjanjian rahasia dagang antara B. V. Wavin dan Pipe Liners Inc. tidak sah
15
karena tidak terdaftar pada komisi EEG, Komisi Kerjasama Dagang antara negara-negara
Eropa.
Analisa Kasus :
Terlepas dari pendaftaran yang tidak dilakukan, apabila perjanjian mereka dianggap
sah maka pihak Pipe Liners Inc wajib memberikan ganti rugi karena melakukan wanprestasi.
Selain pembayaran ganti rugi dianggap sebagai sarana hukum untuk mendapatkan
keadilan dan hak-haknya kembali maka masih ada lagi upaya lain, misalnya dengan perintah
pengadilan yang melarang atau menghentikan penggunaan informasi yang diperoleh secara
tidak sah itu.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rahasia perusahaan mengacu pada informasi atau data yang dimiliki oleh suatu
perusahaan dan dijaga dengan cermat untuk menjaga keunggulan kompetitif. Informasi ini
tidak diketahui oleh pihak luar dan dapat mencakup berbagai hal, seperti formula produk,
strategi pemasaran, teknologi, data pelanggan, rencana bisnis, dan lain sebagainya. Rahasia
perusahaan sering kali menjadi aset berharga yang memberikan keunggulan kompetitif kepada
perusahaan yang memilikinya.
Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi
dan/ atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga
kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.
Dalam ranah HAKI pada dasarnya perlindungannya berintikan pengakuan terhadap hak
atas kekayaan dan hak untuk menikmati kekayaan itu dalam waktu tertentu. Artinya selama
waktu tertentu pemilik atau pemegang hak atas HAKI dapat mengijinkan atau melarang untuk
mengetahui atau menyebarluaskan informasi (Rahasia Dagang).
Apabila seseorang merasa pihak lain telah melanggar hak Rahasia Dagang yang
dimilikinya, maka ia sebagai pemegang hak Rahasia Dagang atau pihak lain sebagai penerima
lisensi dapat menggugat siapapun yang dengan sengaja dan tanpa hak Rahasia Dagang maka
kita dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri. Gugatan yang kita ajukan dapat berupa
gugatan ganti rugi dan / atau penghentian semua perbuatan. Disamping itu juga dapat ditempuh
upaya lain yakni melalui penyelesaian sengketa melalui Arbitrase atau Alternatif Penyelesaian
Sengketa.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://sigitbudhiarto.blogspot.com/2013/05/rahasia-dagang-dan-penyelesaian-atas.html
http://119.252.161.174/pelanggaran-dan-sanksi-6/
http://119.252.161.174/dasar-perlindungan-rahasia-dagang/
http://119.252.161.174/rahasia-dagang/
http://achielmuezza.blogspot.com/2013/05/rahasia-dagang-danontoh-kasusnya.html
http://mabuk-hukum.blogspot.com/2013/10/rahasia-dagang.html
http://tentanghki.blogspot.com/2008/10/hitachi-digugat-soal-rahasia-dagang_24.html
http://119.252.161.174/lisensi-rahasia-dagang/
http://119.252.161.174/pengalihan/
http://119.252.161.174/lingkup-rahasia-dagang/
http://119.252.161.174/subjek-pemegang-hak-atas-rahasia-dagang/
http://119.252.161.174/hak-pemilik-pemegang-rahasia-dagang/
http://asirevi.blogspot.com/2011/01/v-behaviorurldefaultvml-o.html
http://farahfitriani.wordpress.com/2011/10/30/rahasia-dagang-dan-analisis-kasus/
http://119.252.161.174/pengertian-rahasia-dagang/
18