You are on page 1of 18

LAPORAN PRAKTIKUM

BUDIDAYA TANAMAN PADI

Dosen Pengampu:
Ir. Aep Wawan Irwan, M.P
Prof. Dr. Ir. Hj. Yuyun Yuwariah, MS.

Kelompok 4:

Dinda Merlyanti Putri 150610220035


Gusti Pangestu 150610220042
Keisha Kamiliya Salsabila 150610220067
Eyden Eben Ezer Barus 150610220072
Jessica Amanda 150610220090
Baldi Maulana Fadhilah 150610220108
Rafi Munadhil Haq 150610220121

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan
segala karunia dan nikmat-Nya kepada kita semua sehingga laporan praktikum dengan judul
”Budidaya Tanaman Padi” dapat terselesaikan dengan baik. Dalam penyusunannya kami
mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, terutama dosen kami Ir. Aep Wawan Irwan, M.P
dan Prof. Dr. Ir. Hj. Yuyun Yuwariah, MS. Karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang terlibat.
Laporan ini kami susun dengan berbagai pertimbangan, sehingga besar harapan kami agar
laporan ini dapat memberi wawasan dan pengetahuan bagi kami dan semua yang membaca
laporan ini. Kami menyadari bahwa laporan yang kami susun masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharap segala kritik dan saran yang dapat membangun dan dapat
menjadikan laporan ini menjadi lebih baik lagi. Kami memohon maaf sebesar-besarnya atas
kesalahan maupun kekurangan dari penyusunan laporan ini.

Jatinangor, 18 Mei 2023

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................... 4
1.2 Tujuan dan manfaat.............................................................................................................. 4
BAB II METODE PRAKTIKUM.................................................................................................5
2.1 Waktu dan Tempat................................................................................................................5
2.2 Alat dan Bahan..................................................................................................................... 5
2.3 Metode..................................................................................................................................7
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................................... 8
3.1 Pemilihan varietas dan penggunaan benih bermutu............................................................. 8
3.2 Pengolahan Lahan................................................................................................................ 8
3.2.1 Pelumpuran..................................................................................................................8
3.2.2 Pembajakan................................................................................................................. 8
3.2.3 Penggaruan.................................................................................................................. 9
3.2.4 Pembenaman Jerami....................................................................................................9
3.2.5 Aplikasi Bahan Organik Lain......................................................................................9
3.3 Persemaian........................................................................................................................... 9
3.4 Penanaman......................................................................................................................... 10
3.5 Pemupukan......................................................................................................................... 10
3.6 Penyiangan......................................................................................................................... 10
3.7 Pertanyaan Panduan........................................................................................................... 11
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................................17
4.1 Kesimpulan.........................................................................................................................17
4.2 Saran...................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................18
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman padi merupakan komoditas tanaman pangan yang memiliki peran
penting bagi kehidupan ekonomi masyarakat Indonesia. Padi merupakan tanaman pangan
penghasil beras yang berguna untuk menjadi makanan pokok sebagian besar penduduk di
dunia. Beras berfungsi sebagai sumber energi dan karbohidrat bagi manusia. Di Indonesia
beras adalah makanan pokok utama yang sulit untuk digantikan oleh makanan pokok
lainnya. Dengan pertumbuhan populasi dunia yang terus meningkat, penting untuk
mengembangkan praktik pertanian yang berkelanjutan dan efisien untuk memenuhi
kebutuhan pangan masyarakat. Padi tetap menjadi tanaman yang strategis dalam upaya
memastikan keamanan pangan dan kesejahteraan manusia di masa depan.
Produktivitas padi merupakan produksi padi yang dihitung per satuan luas lahan.
Produktivitas padi menjadi hal yang penting untuk mewujudkan keberhasilan peningkatan
pendapatan petani. Terdapat dua aspek penting yang dibutuhkan pada produktivitas padi,
yaitu efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah suatu kegiatan penggunaan sumberdaya
yang minimum untuk mendapatkan hasil yang optimal, sedangkan efektivitas adalah
suatu pengukuran keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) produktivitas padi di Indonesia pada
tahun 2022 sebesar 52,38 kuintal per hektar, mengalami kenaikan dari 2021 yang sebesar
52,26 kuintal per hektar. Peningkatan produksi padi dapat dipengaruhi oleh luas lahan,
dosis pupuk, dosis pestisida, jumlah tenaga kerja, jenis benih, sistem irigasi, dan
pengalaman dari petani tersebut.

1.2 Tujuan dan manfaat


Praktikum budidaya petani ini diadakan dengan tujuan agar mahasiswa dapat:
1. Mengamati secara langsung mengenai budidaya tanaman padi.
2. Mengetahui cara budidaya tanaman padi dengan benar.
3. Mahasiswa mampu memberikan wawasan praktis dan keterampilan dalam
mengembangkan pertanian padi yang produktif dan berkelanjutan.

Manfaat yang didapat mahasiswa dengan diadakannya praktikum budidaya petani adalah
menambah pengetahuan tentang budidaya padi dan mengembangkan pertanian padi yang
lebih produktif dan berkelanjutan.
BAB II METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Mata Kuliah Teknologi Produksi Tanaman Pangan tentang Budidaya
Tanaman Padi dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 28 September 2023, pukul 07.30
WIB - selesai. Berlokasi di SPLPP Faperta Unpad, Jalan Raya Laswi, Jelekong,
Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

2.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan, yaitu:
- Traktor QuickG1000BOXER

- Bajak

- Garu

- Caplak
- Cangkul

- Ember

Bahan yang digunakan, yaitu:


- Benih bermutu UPBS BB Padi, varietas Inpari 48

- Jerami 1 ton

- Pupuk organik 2 ton

- Urea 120 kg
- Herbisida

- Insektisida

2.3 Metode
1. Praktikum dilakukan dengan metode mengamati dan bertanya saat di sawah SPLPP
Faperta Unpad. Peserta dibagi menjadi 6 kelompok dalam setiap kelas untuk
pelaksanaan praktikum.
2. Setelah itu, praktikum dilaksanakan dengan langsung turun ke sawah untuk
mengamati gulma dan pemberian pupuk.
3. Mahasiswa juga mengamati sistem pola tanam, mengenal alat-alat yang digunakan
dan cara penggunaanya.
4. Setelah mengamati dan bertanya kepada petani tentang variabel pengamatan,
Mahasiswa mencatat data tersebut dan membuat laporan praktikum.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembahasan terhadap hasil praktikum yang dilakukan berdasarkan analisis dan penemuan
di lapangan.

3.1 Pemilihan varietas dan penggunaan benih bermutu


Berdasarkan data hasil praktikum, nama varietas yang ditanam pada sawah di
SPLPP Ciparay adalah Inpari 48 yang berasal dari merk UPBS BB Padi. Inpari 48
merupakan varietas yang memiliki ciri varietas unggul. Ciri dari varietas unggul adalah
memiliki daya hasil yang tinggi, pertumbuhan seragam, tahan terhadap hama dan
penyakit, dan lainnya. Petani mendapatkan keuntungan bila menggunakan varietas
unggul. Keuntungannya adalah pendapatan petani terpengaruh dengan adanya
peningkatan produksi. Pendapatan petani yang tinggi akan berdampak pada peningkatan
kesejahteraan bagi keluarganya.

Varietas Inpari 48 merupakan benih bermutu yang bersertifikat dengan ciri daya
tumbuh lebih dari 80%, kemurnian benih diatas 98%, dan benih ini tidak boleh bercampur
dengan benih lain. Dengan menggunakan benih bermutu petani mendapatkan keuntungan,
yaitu dapat mengurangi resiko kegagalan karena benih tumbuh dengan baik pada lahan
yang kurang menguntungkan, produksi tinggi, serta tahan serangan hama dan penyakit.

3.2 Pengolahan Lahan

3.2.1 Pelumpuran
Pelumpuran adalah sebuah proses pengolahan tanah yang mengakibatkan
hancurnya agregat-agregat tanah saat tanah hampir mencapai tingkat kejenuhan.
Berdasarkan hasil tanya jawab yang kami berikan kepada pak agus selaku
penanggung jawab mengatakan bahwa pelumpuran pada tanah sudah dilakukan.

3.2.2 Pembajakan
Pembajakan merujuk pada kegiatan menggemburkan tanah yang bertujuan
untuk pemberantasan gulma serta mengurangi hama penyakit. Tanah yang datar
membuat pembajakan yang dilakukan pada sawah di SPLPP Ciparay adalah
dengan menggunakan traktor. Sehingga lebih mudah pembajakan pada sawah
mengefisiensikan waktu.
3.2.3 Penggaruan
Penggaruan merupakan langkah yang dilakukan setelah pembajakan,
dengan tujuan untuk meremukkan tanah yang keras atau menggumpal agar lebih
mudah untuk ditanami. Setelah penggaruan dilakukan, tanah yang telah
diremukkan kemudian diratakan menggunakan alat seperti garpu, cangkul, atau
mesin traktor.

3.2.4 Pembenaman Jerami

Jerami memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan kesuburan


tanah karena ketika jerami ditanamkan ke dalam tanah, itu akan merangsang
aktivitas bakteri pengikat nitrogen. Selain itu, jerami juga dapat membantu
mengurangi serangan hama dan penyakit pada tanaman karena mengandung
kandungan kalium yang dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap
serangan hama dan penyakit. Total pembenaman jerami yang dilakukan pada
SPLPP Ciparay adalah 1 ton/ha.

3.2.5 Aplikasi Bahan Organik Lain


Pemberian bahan organik lainnya adalah memberikan pupuk organik pada
lahan sawah sebanyak 2 ton/ha.

3.3 Persemaian
Jenis persemaian : persemaian umum di sawah

Media persemaian : Langsung di lumpur sawah

Umur bibit di persemaian : 18-25

Perlakuan pada persemaian (ceklis) :


☑ Seleksi (Proses seleksi dilakukan dengan memisahkan bibit yang memiliki kualitas
rendah dan tidak cocok untuk ditanam, dari bibit yang memiliki kualitas unggul dan
sesuai untuk ditanam, dengan tujuan mencapai hasil tanaman yang optimal.)

☑ Penyiraman/irigasi (Pada waktu sepuluh hari setelah penanaman, dilakukan


penyiraman dengan cara menggenangi area tanam dengan kedalaman 2-5 cm.
Selanjutnya, dilakukan irigasi secara berkelompok dengan pola yang tidak terus menerus,
yaitu dengan membuat kondisi tanah basah dan kering secara bergantian 7 dengan
interval 7-10 hari. Penggunaan air dihentikan ketika mendekati waktu panen, sekitar
10-14 hari sebelumnya.)
☒ Pemupukan nitrogen gram/m2 (tidak dilakukan karena sudah ada pembenaman jerami)

3.4 Penanaman
Penanaman menggunakan : tandur
Jumlah bibit per lubang : 2/3 bibit
Jarak tanam : ☒ sistem tegel dengan jarak tanam .... cm x ... cm

☒ sistem larikan dengan jarak larikan ... cm

☑ sistem jajar legowo 2 : 1


dengan jarak 28 cm x 15 cm x 45 cm

3.5 Pemupukan

Status hara tanaman : optimal

Pupuk yang digunakan : ☑ urea, dosis 120 kg/ha

☒ SP-18, dosis ......... kg/ha

☒ KCl, dosis ............ kg/ha

☑ NPK ....... - ........ - .........., dosis 60 kg/ha

Cara pemupukan : disebar

Waktu pemupukan : 30 hari setelah tanam

3.6 Penyiangan

Populasi gulma : dibawah 20%

Cara pengendalian : mekanik menggunakan grendel. Jika populasi


gulma dibawah 20%, maka menggunakan cara
manual dengan tangan.
3.7 Pertanyaan Panduan

1. Apakah varietas yang ditanam merupakan varietas unggul ? Bila ya, sebutkan
sifat-sifat varietas tersebut berdasarkan deskripsinya.

Jawab : Iya, varietas padi yang ditanam merupakan varietas unggul. Beberapa sifat
dari varietas unggul tersebut yaitu :

- Karena Memiliki daya tumbuh > 80%


- Tahan terhadap hama penyakit → Varietas padi inpari 48 merupakan varietas padi
yang tahan dengan penyakit blas, agak tahan hawar daun bakteri (HDB) patotipe
III dan IV serta agak tahan hama wereng coklat.
- Bersih, tidak tercampur dengan biji gulma atau biji tanaman lain
- Kondisinya sehat, tidak terinfeksi jamur maupun serangan hama

2. Sebutkan keuntungan bila petani menggunakan varietas unggul!

Jawab : Bila petani menggunakan varietas unggul maka keuntungan yang didapatkan
,yaitu:

- Daya hasil panen akan tinggi


- Padi yang dihasilkan akan bermutu tinggi dan meningkatkan keuntungan petani

3. Apakah benih dari semua varietas unggul merupakan benih bermutu? Jelaskan!

Jawab : Tidak semua varietas unggul merupakan benih bermutu karena varietas
unggul merupakan varietas tanaman dengan karakteristik yang diinginkan, misalnya
hasil yang tinggi, tahan terhadap penyakit, atau bisa beradaptasi dengan baik.
Benih harus memiliki tingkat kebenihan yang tinggi yaitu memiliki daya
berkecambah yang baik dan menghasilkan tanaman yang sehat dan kuat. Kemurnian
varietas mengacu pada tingkat keragaman genetik dalam benih, sehingga
menghasilkan tanaman yang konsisten dalam sifat-sifat yang diharapkan. Kesehatan
tanaman melibatkan pengujian benih untuk memastikan tidak ada penyakit yang
ditularkan melalui benih tersebut. Maka dari itu, produsen benih biasanya akan
mengikuti pedoman dan regulasi yang ditetapkan oleh lembaga atau badan pengawas
yang berwenang untuk memastikan benih yang mereka punya adalah benih bermutu,
selanjutnya mereka juga akan melakukan pengujian dan pemantauan secara berkala
agar memastikan kualitas benih tetap terjaga.
Dengan demikian, meskipun varietas unggul memiliki potensi untuk menjadi
benih bermutu, namun hal tersebut tidak dapat dianggap sebagai jaminan, karena
benih bermutu bergantung pada proses produksi serta membutuhkan pengujian yang
ketat agar dapat menyesuaikan standar kualitas yang ditetapkan.

4. Sebutkan keuntungan dalam penggunaan benih bermutu!

Jawab :

- Kebutuhan benih akan lebih hemat karena daya berkecambah yang tinggi
- Benih tumbuh dengan tepat dan serempak
- Bila disemaikan, mampu menghasilkan bibit yang tegar dan sehat
- Ketika ditanam, bibit dapat tumbuh lebih cepat
- Pertanaman lebih serempak dan populasi tanaman optimum, sehingga
mendapatkan hasil yang tinggi.

5. Komponen pengolahan lahan apa yang tidak dilakukan oleh petani? Bila komponen
tersebut tidak dilakukan, apakah akan mengganggu pertumbuhan tanaman padi?
Jelaskan!

Jawab : Pemberian bahan organik lain, karena budidaya tanaman padi di SLPP Ciparay
menerapkan sistem ratun yaitu menebang batang padi 15-20 cm dari tanah, sehingga
10 pemberian bahan organik tidak terlalu dibutuhkan dan bisa langsung diberikan
pupuk urea. Namun, jika pengolahan lahan di awal jika tidak diberikan bahan organik
maka berkemungkinan untuk mengganggu pertumbuhan padi karena penambahan
bahan organik diperlukan untuk memperbaiki struktur tanah dan kapasitas tanah
menahan air.
6. Apakah umur bibit di persemaian sudah tepat untuk pindah tanam? Jelaskan!

Jawab : Umur bibit yang ideal untuk dipindah tanam dari persemaian berumur sekitar
18-25 hari. Di budidaya padi SPLPP Ciparay proses pemindahan tanam padi sudah
tepat dengan umur bibit yang tepat untuk pindah tanam, tetapi terdapat juga
persemaian bibit yang ditunjukan di budidaya padi SPLPP Ciparay, bibit tersebut
sudah melewati batas umur yang tepat untuk dipindah tanam, sehingga dibiarkan dan
tidak dipindahkan.

7. Apakah pemupukan nitrogen diperlukan pada pembibitan? Jelaskan!

Jawab : Pemupukan nitrogen pada pembibitan memiliki manfaat yang cukup


berpengaruh terhadap kelangsungan pertumbuhan padi. Ketersediaan nitrogen akan
mempengaruhi respon tanaman padi terhadap genangan dan untuk mendapatkan bibit
yang kuat, bibit padi digenangi dengan larutan nitrogen 2.300 ppm selama 24 jam
sebelum dipindahkan.
Pemberian nitrogen dan silikat pada persemaian memiliki manfaat untuk
meningkatkan vigoritas bibit padi, vigoritas sendiri adalah kemampuan benih untuk
tumbuh normal ketika lingkungan dalam keadaan sub optimal. Toleransi tanaman padi
terhadap kondisi terendam dapat ditingkatkan dengan vigor awal yang tinggi sebelum
terjadinya genangan. Melalui metode ini, tanaman akan mengalami kerusakan yang
lebih kecil selama terjadinya genangan.

8. Apakah jarak tanam dan populasi tanaman yang digunakan sudah tepat dan sesuai
dengan Pedoman Operasional Baku dari Kementan? Jelaskan!
Jawab : Jarak tanam menggunakan pencaplakan agar populasi tanaman yang
digunakan juga tepat. Menurut buku Prosedur Operasional Standar (POS) Budidaya
Padi Sawah tentang pencaplakan adalah sebagai berikut :
CAPLAK
● Pencaplakan untuk membuat "tanda" jarak tanam bibit secara seragam dan teratur.
Ukuran caplak menentukan jarak tanam dan populasi rumpun tanaman per satuan
luas.
● Jumlah rumpun per meter pada berbagai jarak tanam yang dapat dipilih adalah:
11 25 rumpun/m² = jarak tanam 20 cm x 20 cm
16 rumpun/m² = jarak tanam 25 cm x 25 cm
33 rumpun/m² jajar legowo 2:1-40 cm x (20x10) cm
21 rumpun/m² jajar legowo 2:1-50 cm x (25x12,5) cm
40 rumpun/m² jajar legowo 4:1-40 cm x (20x10) cm
26 rumpun/m² = jajar legowo 4:1-50 cm x (25 x 12,5) cm

Pemilihan jarak tanam tergantung kesuburan tanah, varietas, dan dosis pupuk
yang digunakan. Jarak tanam yang digunakan di SPLPP Ciparay sudah sesuai yaitu
jajar legowo 2:1 untuk memaksimalkan hasil panen dengan jarak 28 cm x 15 cm x 45
cm yang termasuk ke 33 rumpun/m².

9. Apakah dosis, cara, dan waktu pemupukan sudah tepat dan sesuai dengan POB
Kementan? Jelaskan!
Jawab : Menurut buku Prosedur Operasional Standar (POS) Budi Daya Padi Sawah
tentang pemupukan adalah sebagai berikut :
Pemupukan Dasar
● Pupuk kompos, manure atau bahan organik lainnya yang sudah lapuk diberikan
pada waktu menjelang pengolahan tanah atau menjelang tanam.
● Pupuk dasar diberikan pada tanaman berumur 7-14 hari setelah tanam (HST),
berupa pupuk N (Urea), pupuk P, pupuk K (KCI), atau pupuk majemuk, sesuai
dosis anjuran.
● Pada tanah yang subur, pupuk urea diberikan dengan dosis sedang (50 kg/ha),
pupuk P dan atau K diberikan seluruhnya. Jika dosis pupuk KCI ≥100 kg/ha,
sebagai pupuk dasar K diberikan separuhnya.
● Bila digunakan pupuk majemuk, dosis pupuk 200-300 kg/ha diaplikasikan pada
14 hari setelah tanam setengahnya, dan sisanya pada 35 hari setelah tanam.
Pemupukan Susulan
● Diberikan pada fase kritis pertumbuhan tanaman, pada stadia pembentukan
anakan aktif (21-28 HST) dan stadia primordia bunga (35-50 HST), tergantung
varietas yang ditanam.
● Dosis dan waktu pemberian pupuk N susulan didasarkan pada hasil pembacaan
Bagan Warna Daun (BWD). Untuk pupuk P dan K didasarkan pada hasil analisis
tanah menggunakan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS).

Ketentuan dosis dan waktu secara ringkas dari pemupukan seperti pada gambar di bawah
ini :

Untuk pelaksanaan pemupukan di SPLPP Ciparay, waktu pemupukan yang


dilakukan sudah sesuai dengan ketentuan, yaitu 3 kali dalam satu kali tanam dengan
ketentuan POS di mana ada pemupukan dasar dan 2 kali pemupukan susulan. Untuk
pemberian nitrogen dan KCL pada pertumbuhan awal tidak dilakukan karena
memanfaatkan jerami untuk mengurangi dana input yang dikeluarkan. Dosis penggunaan
pupuk urea, SP-18, KCL, dan NPK sesuai dengan ketentuan.
10. Apakah cara dan waktu pengendalian gulma sudah tepat? Jelaskan!
Jawab : Sudah tepat, pengendalian gulma di SPLPP Ciparay dilakukan secara
mekanik dengan mencabut gulma menggunakan tangan, kemudian gulma yang telah
dicabut dilemparkan di atas tanah dan kemudian diinjak ke dalam tanah. Jika sawah
sudah bersih dari gulma baru bisa dilakukan pemupukan. Selain itu, untuk
pengendalian gulma juga dilakukan pengolahan tanah dan penggunaan mulsa.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
SPLPP Ciparay sudah menerapkan sistem budidaya penanaman padi yang modern, mulai
dari penggunaan varietas padi yang unggul, pengolahan lahan, penyemaian, penanaman,
pemupukan, sampai penyiangan. Penggunaan dana pun diminimalisir sebaik mungkin dengan
memakai jerami yang dibenamkan untuk menggantikan pupuk nitrogen. Selain itu, jarak tanam
juga dihitung dengan cermat, pemberian pupuk sudah mengikuti prinsip 4 t.

4.2 Saran

1. Berdasarkan hasil praktikum penanaman padi ini, disarankan untuk melakukan analisis lebih lanjut
terkait kondisi tanah sebelum proses penanaman dilakukan.

2. Dalam praktikum penanaman padi selanjutnya, disarankan untuk mengimplementasikan metode irigasi
yang lebih efisien dan terkontrol.

3. Untuk meningkatkan efisiensi nutrisi dan pengelolaan hama, disarankan untuk menggunakan pupuk
organik dan metode pengendalian hayati.

4. Untuk praktikum penanaman padi selanjutnya, disarankan untuk melibatkan lebih banyak variabel yang
relevan.
DAFTAR PUSTAKA

Candra, Iskandar dan Usman. (2017). Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L)
Pada Berbagai Pola Jajar Legowo Dan Jarak Tanam.
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/AGROLAND/article/viewFile/8569/6801

BPS. (2022). Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Padi Menurut Provinsi 2020-2022.
Retrieved from bps.go.id:
https://www.bps.go.id/indicator/53/1498/1/luas-panen-produksi-dan-produktivitas-padi-menurut-
provinsi.html

Erliadi. (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Petani menggunakan Benih Varietas
Unggul Pada Usahatani Padi Sawah (Oryza sativa, L) Di Kecamatan Manyak Payed Kabupaten
Aceh Tamiang.
file:///C:/Users/de2mu/Downloads/239-Article%20Text-960-1-10-20171027.pdf

Juliani. (2019, September 10). Penyiangan Tanaman Padi Sawah. Retrieved from
cybex.pertanian.go.id:
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/71969/Penyiangan-Tanaman-Padi-Sawah/

Tangdirapak, E. (2019, November 29). Pemupukan Dan Fungsinya Bagi Tanaman. Retrieved
from cybex.pertanian.go.id:
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/84812/Pemupukan-Dan-Fungsinya-Bagi-Tanaman/

Tawalapi, A. S. (2018, September 3). Penanaman. Retrieved from sayurankita.com:


https://sayurankita.com/2018/10/29/penanaman/

You might also like