You are on page 1of 5

Bedah Pelanggaran Kode Etik Psikologi Pada Film

“The Experiment”

Untuk Memenuhi Tugas Review Film


Mata Kuliah : Psikologi Eksperimen
Dosen Pengampu : Ema Zati Baroroh., S. Psi,. M. Psi,. Psikolog

Disusun Oleh : Khairunnisa Siregar


NIM : 12114067

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI PONTIANAK
2023
1
A. Latar Belakang
Psikologi adalah suatu ilmu sosial yang mempelajari tentang perilaku manusia
dengan berbagai karakteristiknya sebagai pengetahuan yang didapatkan dari penelitian-
penelitian ilmiah. Dari pendekatan ilmiah akan didapatkan kesimpulan yang sama pada
setiap orang karena pendekatan tersebut tidak diwarnai oleh keyakinan, keinginan dan
perasaan pribadi. Disetiap penelitain harus terdapat aturan dan etika. Etika dimaknai sebagai
prinsip moral yang paling mendasar dalam penelitian pada umumnya. Terutama pada
penelitian ilmiah psikologi, yang bersangkutan dengan partisipan sangat memerlukan etika
atau kode etik agar tidak ada pelanggaran yang merugikan.
Menurut HIMPSI ( Himpunan Psikologi Indonesia) kode etik psikologi adalah
seperangkat Nilai-nilai untuk ditaati dan dijalankan dengan Sebaik-baiknya dalam
melaksanakan kegiatan Sebagai psikolog dan ilmuwan psikologi di Indonesia. Psikolog
dan/atau Ilmuwan Psikologi harus menekankan pada hak asasi manusia dalam melaksanakan
layanan psikologi. Selain itu, Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi menghormati martabat
setiap orang serta hak-hak individu akan keleluasaan pribadi, kerahasiaan dan pilihan pribadi
seseorang. Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi menyadari bahwa diperlukan kehati-hatian
khusus untuk melindungi hak dan kesejahteraan individu atau komunitas yang karena
keterbatasan yang ada dapat mempengaruhi otonomi dalam pengambilan keputusan.
Dengan itu adapun dalam tugas ini mereview film “The Experiment” yang
mengisahkan peneliti psikologi melakukan eksperimen melihat perilaku antara sipir dan
ahanan, dimana di film ini terdapat pelanggaran kode etik psikologi di dalamnya. Hal ini,
sebagai pembelajaran dan pengetahuan pentingnya kode etik dalam penelitian eksperimen.

B. Review Film “The Experiment”

Film “The Experiment” adalah film thriller amerika yang dirilis pada1 15 juli 2010.
Sutradara film ini adalah Paul Scheuring. Tokoh utama di film ini adalah Travis dan Barris.
Pada film ini menceritakan seorang ilmuan (Arcaleta) psikolog membutuhkan

2
partisipan dengan menyebarkan iklan di koran dengan imbalan uang. Travis tokoh utama
memilih mengikuti karena membutuhkan uang tersebut. Kemudian, terkumpullah 24
partisipan setelah di simulasi menggunakan film kekejaman, kekerasan, oleh hewan, manusia
secara acak. 24 orang partisipan untuk penelitian tersebut di pindahkan suatu daerah di
dalamnya terdapat penjara. 24 partisipan di bagi dalam 2 kelompok yaitu tahanan dan sipir
penjara. Travis masuk ke kelompok tahanan dan Barris masuk dalam kelompok sipir
penjaga. Mereka dapat berada di sana selama 24 jam kemudian di gaji 1000 dolar namun
penelitian selesai sekitar 14 hari atau 2 minggu.
Pada adegan makan, nampak tahanan tidak menyukai sambal yang berikan sipir
sehingga mereka tidak memakannya. Namun hal tersebut tidak di perbolehkan oleh sipir,
mereka memaksa tahanan memakannya di situlah awal mula konflik terjadi. Tahanan
menolak dan melemparkan makanan tersebut ke sipir. Melihat hal tersebut Barris berpikir
untuk membalas dendam pada tahanan yang tidak patuh dan menjadi kompor bagi teman-
temannya, ialah Travis dengan nama kode tahanan nomor 77. Barris dengan para kelompok
sipir mendatangi sel Travis, kemudian memukulinya dan memborgolnya. Travis nyaris
emosi namun ia menahannya. Kemudian di hari berikutnya, teman sekamar Travis
mengalami sakit dan tidak dapat bangun dari tidurnya, namun Barris mengindahkan dan
memaksanya mengikuti kegiatan seperti tahanan lainnya. Travis mencoba menyelamatkan
teman sekamarnya yang sakit itu dengan mengatakan dia butuh suntik insulin. Namun Baris
tidak memberikan izin. Atas sikap Barris, Travis mengejek dan memberikan kata-kata tajam
kepada Barris.
Dimalam hari Baris dan kelompok sipir membawa Travis kemudian menyiksa
menggunduli, serta mengencinginya. Ke esokan harinya Travis meminta sipir lain
mengambil suntik insulin di tas teman se-selnya yang sakit dan hal tersebut di bantu namun
Barris mengetahuinya. Baris menyeret Travis lagi kemudian menyiksanya memasukkan
kepalanya ke kloset. Travis benar-benar tertekan terhadap kekerasan tersebut. Bariss menjadi
angkuh dan semena-mena. Peneliti yang mengawasi mereka dari CCTV tidak menampakkan
akan bertindak. Mereka membiarkan semua aktivitas sipir dan tahanan. Di hari ke5 sipir
kembali menunjukkan kekuasaan mereka dengan menekan semua tahanan. Di sana terdapat
insiden sipir membunuh tahanan namun mereka tidak memperdulikannya. Sipir makin
menjadi dengan menyiksa tahanan satu persatu. Travis yang marah dan geram memberontak
dan membantu tahanan lain yang ingin di siksa. Akhirnya, tahanan menghabisi sipir namun
di berhentikan oleh suara sirene peringatan bahwa penelitian sudah selesai. mereka di
pulangkan dengan gaji full.

3
C. Pelanggaran Kode Etik menurut HIMPSI dalam film adalah :
1. Kode etik HIMPSI pada Prinsip C : Profesional No. 3 : berbunyi “ Psikolog dan/atau
Ilmuwan Psikologi menjunjung tinggi kode etik, peran dan kewajiban profesional
mengambil tanggung jawab secara tepat atas tindakan mereka, berupaya
untukmengelola berbagai konflik kepentingan yang dapat mengarah pada eksploitasi
dan dampak buruk”. Hal ini terbalik dengan sikap Arcaleta dan peneliti lain yang tidak
menghentikan konflik antara sipir dan tahanan yang kelewatan, hal itu sangat berdampak
buruk di tunjukan pada adegan Barris memukul tahanan hingga meninggal dan saat Baris
melakukan kekerasan fisik pada Travis.
2. Kode etik HIMPSI pada prinsip B: integritas dan sikap ilmiah No. 2 yang isinya
“Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi senantiasa menjaga ketepatan, kejujuran,
kebenaran dalam keilmuan, pengajaran, pengamalan dan praktik”. Di film peneliti tidak
jujur karena Peneliti berbohong mengatakan mereka akan di perlakukan senyaman dan
tempat mereka sangat aman hal ini terbalik dibuktikan di hari ke 4 dan kelima tahanan di
perlakukan semena-mena dan tidak ada pembelaan. Peneliti pun tidak memberikan
peringatan atau semacamnya.
3. Kode etik HIMPSI pada Prinsip E : Manfaat No. 1 : yang berbunyi “Psikolog
dan/atau Ilmuwan Psikologi berusaha maksimal memberikan manfaat pada
kesejahteraan umat manusia, perlindungan hak dan meminimalkan resiko dampak buruk
pengguna layanan psikologi serta pihak-pihak lain yang terkait”. Pada penelitian di film
peneliti memang mengatakan mencabut hak-hak sipil partisipan, namun di akhir
penelitian beberapa partisipan mengalami tekanan mental karena penelitian tersebut. Di
dalam film nampak peneliti tidak memberikan layanan mental setelah partisipan selesai.
4. Pada menit 11 sampai 12 Arcaleta/ peneliti pelopor itu memberikan tes simulasi pada
partisipan yang mendaftar dengan mengatakan tidak akan terjadi apa-apa padahal
cuplikan yang menjadi simulasi terebut sangat mengerikan sehingga partisipan yang
menonton merasa tidak nyaman dan gelisah
5. Ilmuan tidak menyeleksi kelompok sipir penjara dengan benar, tidak memberikan
instruksi dengan jelas sehingga pada adegan di penjara, sipir kerap kali melakukan
kekerasan fisik yang seharusnya tidak diperbolehkan karena melanggar kode etik.
6. Peneliti tidak memeriksa kesehatan partisipan sehingga pada adegan teman sekamar
Travis yang mengidap diabetes kambuh dan ingin suntik insulin.
7. Pada adegan makan, nampak makanan ada yang kurang layak dimakan alias bau yang
menyebabkan tahanan tidak mau memakannya.

4
8.

You might also like