Professional Documents
Culture Documents
Draf RKT 2024 - MARENA
Draf RKT 2024 - MARENA
TENTANG
KEMITRAAN KONSERVASI DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT MELALUI PEMBERIAN AKSES PEMUNGUTAN HASIL HUTAN
BUKAN KAYU (HHBK) DAN BUDIDAYA TRADISIONAL
DI ZONA TRADISIONAL TAMAN NASIONAL LORE LINDU
i
LEMBAR PENGESAHAN
RENCANA KERJA TAHUN 2024
TENTANG
KEMITRAAN KONSERVASI DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT MELALUI PEMBERIAN AKSES PEMUNGUTAN HASIL
HUTAN BUKAN KAYU (HHBK) DAN BUDIDAYA TRADISIONAL
DI ZONA TRADISIONAL TAMAN NASIONAL LORE LINDU
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelibatan masyarakat khususnya masyarakat sekitar kawasan hutan dalam
pelestarian dan pengelolaan kawasan konservasi merupakan bentuk
pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan hutan. Pelibatan masyarakat
dalam skema kemitraan konservasi yang dijalankan oleh Balai Besar Taman
Nasional Lore Lindu merupakan komitmen pengelola untuk mewujudkan
kolaborasi dalam pengelolaan taman nasional lore lindu. Skema kemitraan
konservasi merupakan salah satu pendekatan untuk memberdayakan masyarakat
melalui pemberian akses pemanfaatan potensi Taman Nasional secara
berkelanjutan khususnya pada zona tradisional.
pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya pada
kawasan taman nasional dilakukan secara bijaksana untuk menjamin
kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan
kualitas keanekaragaman dan nilainya. Kegiatan ini dilakukan berdasarkan asas
pelestarian kemampuan dan pemanfaatan sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya secara serasi dan seimbang, serta memiliki tujuan mengusahakan
terwujudnya kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan
ekosistemnya, sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia.
Kawasan Taman Nasional Lore Lindu terletak di Provinsi Sulawesi Tengah
pada ketinggian bervariasi antara 200 – 2.610 m dpl dengan luas 215,733,70 Ha
yang dtetapkan melalui SK. Menteri Kehutanan Nomor: SK.869/Menhut-II/2014
tentang Kawasan Hutan dan Konservasi Perairan Provinsi Sulawesi Tengah.
Adapun dasar pertimbangan penetapan Lore Lindu sebagai Taman Nasional
adalah dikarenakan adanya potensi yang menonjol seperti tumbuhan langka
yang endemik, merupakan habitat satwa migran, ekosistem yang khas
berpotensi wisata berupa gejala alam atau keunikan alam serta budaya dan adat
istiadat masyarakat, juga sebagai daerah tangkapan air bagi sumber air di
sekitarnya.
1
Pengelolaan kawasan konservasi pada zona tradisional melalui skema
kemitraan memerlukan kesepahaman bersama dan rencana kegiatan yang
dituangkan dalam dokumen dokumen Rencana Pelaksanaan Program (RPP)
sebagai implementasi dari Perjajian Kerjasama Kemitraan Konservasi. RPP
disusun untuk jangka waktu pelaksanaan program selama 5 tahun. RPP tersebut
perlu dijabarkan secara terperinci mempertimbangkan kapasitas sumberdaya dan
permasalahan yang dihadapi dalam bentuk Rencana Kerja Tahunan (RKT).
B. Tujuan
Dokumen Rencana Kerja Tahunan (RKT) bertujuan sebagai pedoman
pelaksanaan bersama bagi Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu dan
pemerintah Desa Marena dalam melaksanakan kegiatan dalam Kemitraan
Konservasi di zona tradisional Taman Nasional Lore Lindu yang masuk di wilayah
administrasi Desa Marena tahun 2022, berupa:
1. Peningkatan fungsi dan tata kelola kawasan;
2. Peningkatan kesejahteraan masyarakat;
3. Memberikan akses pemungutan HHBK dan budidaya tradisional di zona
tradisional Taman Nasional Lore Lindu.
C. Sasaran
Terkelolanya potensi sumberdaya alam secara lestari di Zona Tradisional
Taman Nasional Lore Lindu yang menunjang kesejahteraan masyarakat di Desa
Marena Kecamatan Kulawi Kabupaten Sigi.
2
2. Budidaya Tradisional untuk jenis tanaman obat
3. Pengkayaan jenis tanaman dalam kawasan Taman Nasional Lore Lindu
dengan jenis tanaman lokal atau tanaman asli setempat
4. Pemantauan dan Pengamanan/Pengawasan kawasan Taman Nasional Lore
Lindu
3
BAB II MITRA KERJASAMA
4
A.2. Ekosistem
Kawasan hutan ini memiliki beberapa tipe ekosistem hutan yang
berbeda-beda. Ada ekosistem hutan tropis, hutan pegunungan, dan
ekosistem dengan komposisi jenis yang berbeda.
B. Desa Marena
B.1. Letak dan Luas
Desa Marena adalah salah satu desa yang yang berbatasan langsung
dengan kawasan Taman Nasional Lore Lindu. Luas wilayah administrasi Desa
Marena adalah 9,72 Km2. Secara administratif desa ini merupakan bagian dari
Kecamatan Kulawi. Batas wilayah administrasi Desa Marena adalah sebagai
berikut:
5
- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Poleroa Makuhi dan
Desa Toro
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Oo
- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Winatu
- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Lawua
B.2. Kependudukan
Jumlah penduduk di Desa Marena adalah 699 jiwa dengan jumlah
kepala keluarga sebanyak 100. Jumlah laki laki sebanyak 351 orang dan
perempuan sebanyak 348 orang. Masyarakat Desa Marena masih
memegang teguh adat istiadat dalam kehidupan bermasyarakat. Aturan
adat yang mengatur interaksi masyarakat terhadap sumberdaya hutan
masih tetap dijalankan dan ditegakkan.
No System Deskripsi
Pandan Hutan, Rotan, Bambu, Aren, Pinang,
1 Hasil Hutan Bukan Kayu
Wanga
Rangkong, Jalak Tungkir Merah, Ayam Hutan,
2 Satwa liar
Babi Hutan, Kuskus, Tarsius
6
3 Air Air Terjun dan Air Panas
Tanaman Obat, Walopore, Hinduru, Pohon
4 Budidaya tradisional
Kalebo, Pakuleru
7
Berdasarkan grafik tersebut diatas, beberapa potensi di Zona Tradisional
Desa Marena cenderung mengalami penurunan diakibatkan :
1. Tidak ada perawatan
2. Pengambilan secara komersial/besar-besaran
3. Pengambilan oleh pihak luar yang tidak terkendali
4. Kayu Tumbang
5. Bencana Alam
Kebutuhan tradisional (bahan makanan dan tumbuhan obat) tersedia
melimpah di kawasan TNLL zona tradisional. Potensi sekarang, sepuluh tahun
yang lalu dan proyeksi untuk sepuluh tahun kedepan masih dalam kategori
sangat tinggi.
Untuk Kajian air bersih di Desa Marena, sepuluh tahun yang lalu saat ini
dan sepuluh tahun yang akan datang berada dalam kondisi masih baik.
C.3. Strategi Konservasi
Berdasarkan potensi dan permasalahan terkait dengan zona tradisional
TNLL Desa Marena, maka rumusan strategi konservasi yang akan diterapkan
adalah sebagai berikut.
Sumberdaya Kecenderunga Masalah/harapan Strategi Konservasi
n
HHBK Potensi rotan, 1. Modal 1. Pemanfaatan rotan, pandan
1. Rotan pandan hutan, 2. Peralatan hutan, bambu dan aren
2. Pandan Hutan aren dan terbatas secara tradisional
3. Aren 3. Keterampilan 2. Pelatihan peningkatan
bambu masih
pengrajin masih keterampilan kerajinan
tinggi kurang rotan, padan hutan, bambu
4. Pemasaran dan aren
5. Produksi masih 3. Pengadaan peralatan
dalam skala kecil 4. Promosi
8
BAB III RENCANA KERJA TAHUN 2024
9
ekonomi. Kegiatan pemungutan rotan di dalam wilayah kemitraan merujuk pada
peraturan Desa dan rencana kerja tahunan (RKT)
10
E.1 Monitoring Evaluasi
Untuk memastikan rencana pelaksanaan program ini berjalan dengan baik
dan terukur, maka akan dilaksanakan monitoring dan evaluasi secara berkala
oleh para pihak. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan sekurang kurangnya satu
kali dalam satu tahun.
E.2 Pelaporan
Perkembangan kegiatan secara periodik baik triwulan, semester, tahunan,
sampai laporan di akhir kerjasama wajib dilaporkan kepada para pihak yang
berkepentingan secara simultan sebagaimana yang tertera dalam Naskah
Perjanjian Kerja Sama dengan melakukan koordinasi dan konsultasi berkala.
11
Tabel 1: Tabel 1: Matriks Rencana Kerja Tahun 2024
19
TATA WAKTU (BULAN KE -)
No Kegiatan OUTPUT VOL. Pendanaan Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Terlaksananya kegiatan
penanaman bibit pohon
di kawasan Zona
C.3 Penanaman 1 kegiatan Swadaya
Tradisional dan APL
berupa bibit alpokat,
kemiri, durian, nantu
Tersedianya bibit
berkualitas siap tanam
C.4 Pemeliharaan 2710 bibit Swadaya
dan tanaman yang
tumbuh subur
20
BAB V PENUTUP
19