You are on page 1of 8

JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)

Volume 6, Nomor 7, Juli 2023 (5224-5231)

Pembelajaran Berdiferensiasi Berbasis Rancangan


Understanding by Design (UbD) terhadap Minat
Belajar Siswa Sekolah Dasar
Wahyu Naldi1, Suryadi2, Gunawan Anggia R3, Tatang Herman4, Rika Dwiana5
1,2,4Universitas Pendidikan Indonesia, 3,5SDN 037 Sabang Bandung, Indonesia

E-mail: wahyunaldi@upi.edu, suryadi@upi.edu, gunawan.ar2020@gmail.com, tatangherman@upi.edu,


rikadwia2602@gmail.com

Article Info Abstract


Article History Low student interest in learning is caused by learning that is not focused on students
Received: 2023-05-22 and learning needs that are not in accordance with the characteristics of students.
Revised: 2023-06-15
Published: 2023-07-06 Therefore, teachers must realize that each learner has different needs, interests,
learning styles, and skill levels. This study aims to increase students' interest in
learning through the implementation of differentiated learning using understanding by
Keywords: design (UbD). This study used a classroom action research approach (PTK) which was
Differentiated Learning;
carried out in 2 cycles. Each cycle consists of planning, implementation and
Understanding by Design
(UbD); observation stages, reflection. The place of research implementation at SDN 037
Interest In Learning. Sabang with the research subject of class III students totaling 30 students. The data
collection techniques used in this research are interviews and observations. The
results showed that there was an increase from pre-cycle, to cycle I then cycle II. The
percentage of student interest in learning in the pre-cycle was 49.91%. In cycle I it was
81.40%, and in cycle II it reached 96.79%. Thus it can be stated that the application of
differentiated learning using understanding by design (UbD) can increase the learning
interest of third grade elementary school students.
Artikel Info Abstrak
Sejarah Artikel Rendahnya minat belajar siswa disebabkan pembelajaran yang tidak terfokus kepada
Diterima: 2023-05-22 peserta didik dan kebutuhan pembelajaran yang tidak sesuai dengan karakteristik
Direvisi: 2023-06-15
Dipublikasi: 2023-07-06 peserta didik. Oleh karena itu, guru harus menyadari bahwa setiap peserta didik
memiliki kebutuhan, minat, gaya belajar, dan tingkat keterampilan yang berbeda-beda.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa melalui penerapan
Kata kunci: pembelajaran berdiferensiasi menggunakan rancangan understanding by design (UbD).
Pembelajaran
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK) yang
Berdiferensiasi;
Understanding by Design dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan
(UbD); dan pengamatan, refleksi. Tempat pelaksanaan penelitian di SDN 037 Sabang dengan
Minat Belajar. subjek penelitian siswa kelas III yang berjumlah 30 siswa. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan dari pra siklus, ke siklus I lalu siklus II.
Persentase minat belajar siswa pada pra siklus sebesar 49,91%. Pada siklus I sebesar
81,40%, dan pada siklus II mencapai 96,79%. Dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa penerapan pembelajaran berdiferensiasi menggunakan rancangan
understanding by design (UbD) dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas III
Sekolah Dasar.
I. PENDAHULUAN selaras dengan alam (kodratnya) dan masya-
Pendidikan merupakan proses yang dirancang rakatnya (Hidayat 2019:26).
untuk memfasilitasi perkembangan pengetahuan, Dalam konteks pendidikan, pembelajaran
keterampilan, sikap, dan nilai dalam diri individu, adalah salah satu komponen penting dalam
biasanya melalui pengajaran dan pembelajaran. proses pendidikan. Pentingnya pembelajaran
Tujuan utama pendidikan adalah untuk dapat diharapkan dapat memunuhi kebutuhan peserta
membantu individu menjadi lebih terampil dan didik yang memiliki berbagai ragam karakteristik
kompeten dalam berbagai bidang, serta mem- sehingga tercapainya tujuan pembelajaran.
persiapkan mereka untuk masa depan yang lebih Ketercapaian tujuan pembelajaran salah satunya
baik. Menurut Ki Hajar Dewantoro tujuan dipengaruhi keinginan atau minat siswa dalam
pendidikan adalah untuk mendidik anak agar mempelajari suatu materi yang diberikan oleh
menjadi manusia yang sempurna hidupnya, yaitu guru (Imawati 2021:88). Minat belajar mem-
kehidupan dan penghidupan manusia yang punyai pengaruh yang besar terhadap proses
belajar siswa, jika materi yang dipelajari tidak

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 5224
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 7, Juli 2023 (5224-5231)
sesuai dengan minat seorang siswa, maka ia tidak atau minat dalam suatu hal yang berbeda antara
mempunyai rasa keinginan yang besar untuk satu dengan yang lain dalam memahami
memahami bahkan mendalami bahan pelajaran pelajaran. Hal tersebut bisa dilihat dari tingkat
itu. Minat belajar juga dapat diartikan sebagai ketertarikan siswa terhadap penyampaian materi
daya tarik yang dimiliki seseorang terhadap seperti siswa yang lebih cepat untuk memahami
suatu aktivitas belajar atau pembelajaran. materi melalui telinga atau auditorinya dan lain
Menurut Sabri (dalam, Nurhaeda 2022:10) minat sebagainya.
belajar adalah kecenderungan untuk selalu Pada proses pembelajaran, sebaiknya guru
memperhatikan dan mengingat informasi secara harus memperhatikan karakteristik dan kebutu-
terus menerus. Minat belajar sangat erat kaitan- han pembelajaran peserta didik yang berbeda-
nya dengan perasaan senang, karena hal tersebut beda. Oleh karena itu dibutuhkan suatu
menunjukkan bahwa individu merasa senang pembelajaran yang dapat memperhatikan per-
terhadap topik yang sedang dipelajari. Oleh bedaan individu dikelas dan menempatkan minat
karena itu, ketika siswa yang memiliki minat siswa sebagai fokus utama pembelajaran
belajar pada suatu topik, berarti akan merasa sehingga membantu siswa dalam menemukan
senang dan tertarik terhadap topik tersebut. kepentingan dan motivasi mereka dalam belajar
Minat belajar sangat penting dalam proses (Hanaunnadiya 2023:678). Salah satu pendeka-
pembelajaran dan memiliki dampak yang besar tan pembelajaran yang dapat digunakan adalah
terhadap sikap dan prilaku. Jika siswa berminat pembelajaran berdiferensiasi. Menurut Breaux
dalam belajar, maka siswa akan belajar dengan (dalam Purba 2021:26) pembelajaran berdife-
sepenuh hati, bersungguh-sungguh, rajin, serta rensiasi adalah proses belajar untuk memenuhi
merasa senang mengikuti pembelajaran karena kebutuhan setiap peserta didik, dimana peserta
adanya daya tarik yang dirasakan oleh siswa saat didik dapat mempelajari materi pelajaran yang
belajar. Namun apabila pembelajaran tidak diberikan oleh guru sesuai dengan kemampuan,
sesuai dengan minat, siswa akan sulit mencapai apa yang disukai dan kebutuhannya masing-
tujuan pembelajaran, sehingga proses belajar masing sehingga peserta didik mengalami penga-
mengajar tidak akan berjalan dengan lancar. Hal laman belajar yang bermakna.
ini sejalan dengan pendapat Sardiman (dalam Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pen-
Susanto 2015:66) menyatakan bahwa proses dekatan pengajaran yang dirancang untuk
belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai memenuhi kebutuhan belajar yang berbeda-beda
dengan minat. Dalam kegiatan belajar, minat dari setiap siswa di kelas. Menurut Tomlison dan
belajar dimungkinkan akan berpengaruh ter- Eidson (dalam, Bayumi 2021:15) menyatakan
hadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu penting bahwa pembelajaran berdiferensiasi pada
bagi guru untuk menciptakan pembelajaran yang jenjang sekolah dasar dapat diartikan sebagai
sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta pembelajaran yang aktif melibatkan peserta
didik. didik selama proses pembelajaran dan juga
Guru dalam proses pembelajaran memiliki memandang bahwa peserta didik dalam kelas
peran penting untuk meningkatkan minat belajar memiliki berbagai kesiapan, minat, dan bakat
peserta didik. Pada kenyataanya masih banyak belajar yang beragam. Tujuan pembelajaran
guru yang tidak dapat memotivasi dan mem- berdiferensiasi adalah untuk dapat memenuhi
bangkitkan minat peserta didik dalam belajar. kebutuhan belajar siswa secara individu dan
Berdasarkan hasil observasi serta wawancara memungkinkan mereka untuk mencapai tujuan
guru dan siswa yang peneliti lakukan disalah satu pembelajaran yang ditentukan dengan cara yang
sekolah Kota Bandung pada Kelas 3 SD minat paling efektif dan juga efisien sesuai dengan
belajar peserta didik masih tergolong rendah. kebutuhan mereka (Aprima 2022:97).
Faktor penyebabnya adalah pertama, kurangnya Menurut Tomlinson dalam pembelajaran
motivasi. Siswa yang tidak memiliki motivasi berdiferensiasi, pendidik dapat menyajikan
yang cukup, cenderung kurang bersemangat materi dengan menekankan pada kemauan,
dalam belajar; Kedua, materi pelajaran yang minat dan belajar siswa. Selain itu, guru memiliki
tidak menarik. banyak siswa yang merasa bosan kemampuan untuk dapat memodifikasi tujuan
dan tidak tertarik dengan materi pelajaran yang pembelajaran, proses, hasil atau produk dan
disajikan di sekolah karena kebutuha belajar lingkungan belajar siswa. Sehingga, memungkin-
yang diinginkan tidak terpenuhi; Ketiga, ke- kan guru untuk mengajarkan siswa sesuai
butuhan belajar yang tidak terpenuhi. Setiap dengan karakter dan kebutuhan masing-masing
individu siswa pasti mempunyai ketertarikan (Gusteti 2022:637).

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 5225
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 7, Juli 2023 (5224-5231)
Tomlinson mengklasifikasikan kebutuhan tindakan kelas (PTK) merupakan sebuah metode
belajar peserta didik menjadi tiga aspek yaitu: 1) penelitian yang dilakukan oleh seorang guru
Kesiapan Belajar: Kesiapan belajar mencakup untuk memperbaiki praktik pengajaran dan
kemampuan fisik, kognitif, emosional, dan sosial pembelajaran di kelasnya, dengan hasil yang
seseorang untuk belajar. Beberapa faktor yang dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengem-
memengaruhi kesiapan belajar adalah kesehatan, bangan kurikulum, pengembangan sekolah, dan
kematangan, pengalaman belajar sebelumnya, keahlian mengajar (Winarni 2021:201). Peneli-
dan lingkungan belajar. 2) Minat: Minat adalah tian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)
kecenderungan seseorang untuk tertarik pada dilakukan secara kolaboratif dengan guru SDN
topik atau aktivitas tertentu. Minat yang kuat 037 Sabang Kota Bandung.
pada topik atau subjek tertentu dapat memoti- Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III
vasi seseorang untuk belajar dan meningkatkan SDN 037 Sabang yang berjumlah 30 siswa, terdiri
keterlibatan mereka dalam pembelajaran. 3) dari 15 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.
Profil Belajar: Profil belajar mencakup preferensi Prosedur dalam PTK ini menggunakan prosedur
belajar seseorang, seperti preferensi belajar yang dikemukakan oleh Kemmis dan MC Taggrat
visual, auditif, atau kinestetik. Seseorang yang (dalam, Payadnya 2022:18) yang memiliki tiga
memiliki profil belajar yang berbeda dapat komponen atau tahap utama yaitu: perencanaan
memproses dan memahami informasi dengan (planning), pelaksanaan dan pengamatan (acting
cara yang berbeda-beda (Sopianti 2022:2). & observe), dan refleksi (reflect). Komponen
Pembelajaran berdiferensiasi memiliki karak- tindakan dan pengamatan disatukan dengan
teristik yaitu pembelajaran yang hendaknya alasan kedua kegiatan ini tidak dapat dipisahkan
dilaksanakan sesuai kondisi awal peserta didik, dan harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu.
bukan berdasarkan apa yang harus dicapai Jadi, ketika tindakan dilaksanakan maka obser-
peserta didik sehingga dalam pelaksanaannya vasi juga harus dilaksanakan. Selain itu pada
guru memerlukan asesmen awal untuk menge- model ini terdapat adanya penekanan aktivitas
tahui kesiapan, minat dan profil pembelajaran perencanaan ulang (revisend plan) karena
peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendapat menurut Kemmis dan Taggrat mustahil dalam
Bayumi (2021:16) menyatakan bahwa dalam satu kali siklus penelitian akar permasalahan
merencanakan pembelajaran berdiferensiasi, bisa terselesaikan dengan sempurna (Jalaludin
guru harus memahami secara mendalam peserta 2021:13). Keempat tahap model Kemmis dan
didiknya, baik dalam hal kesiapan belajar, minat, Taggart diatas, jika digambarkan dapat dilihat
maupun gaya atau profil belajar. Jadi, dengan pada gambar berikut:
memperhatikan kebutuhan belajar individu,
siswa dapat merasa lebih terlibat dan tertarik
dalam pembelajaran karena materi yang
disajikan sesuai dengan minat dan kemampuan
mereka. Hal ini dapat membantu meningkatkan
minat belajar siswa sehingga tujuan pembelaja-
rannya tercapai.
Berdasarkan pernyataan diatas, bahwa pem-
belajaran berdiferensiasi dapat meningkatkan
minat belajar siswa. Hal ini diperkuat dengan
sebuah penelitian oleh Tomlinson dan Moon
(2013) menunjukkan bahwa siswa yang terlibat
dalam pembelajaran berdiferensiasi merasa lebih
termotivasi dan antusias dalam pembelajaran Gambar 1. PTK Model Kemmis & MC Taggrat
dibandingkan dengan siswa yang tidak terlibat (Jalaludin 2021:13)
dalam pendekatan ini. Selain itu, siswa yang
terlibat dalam pembelajaran berdiferensiasi juga Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
lebih mungkin untuk terus belajar di luar kelas adalah wawancara terhadap wali kelas yang
dan mencari tahu lebih banyak tentang topik digunakan untuk mengetahui minat belajar siswa
yang dipelajari. dalam kegiatan belajar mengajar. sedangkan
lembar observasi dilakukan pada setiap pelak-
II. METODE PENELITIAN sanaan siklus pembelajaran yang digunakan
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan
Kelas (Classroom Action Research). Penelitian

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 5226
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 7, Juli 2023 (5224-5231)
dengan aktivitas atau proses pembelajaran yang indikator yang dinilai, dimana dalam satu
dilakukan oleh siswa. Adapun teknik analisis data indikator terdapat beberapa pernyataan yang
hasil observasi dilakukan dengan cara meng- peneliti buat. Rata-rata 3 indikator yaitu: rata-
hitung skor rata-rata pada masing-masing rata indikator perhatian dalam KBM adalah
indikator yang kemudian dikategorikan ke dalam 52,50%, rata-rata indikator partisipasi dalam
kriteria seperti di bawah ini: KBM adalah 51,48%, dan rata-rata indikator
perasaan senang terhadap KBM adalah 45,76%.
Tabel 1. Kriteria Persentase Minat Belajar
Tiga indikator ini dikategorikan sangat kurang
Persentase Kriteria dari kriteria yang ditentukan. Setelah dilakukan-
< 54% Sangat Kurang nya observasi awal atau pra siklus, peneliti
55% - 59 % Kurang
melakukan tindakan sebanyak 2 siklus. Dalam 1
60% - 75% Cukup
76% - 85% Baik siklus dilakukan 1 kali pertemuan. Berikut
86% - 100% Sangat Baik penjelasan 2 siklus yang peneliti lakukan:
Sumber: Purwanto 2013 A. Siklus I
Pada siklus I dilakukan 1 kali pertemuan,
III. HASIL DAN PEMBAHASAN terdiri dari 4 tahap sesuai prosedur PTK yang
Peneliti melakukan observasi awal pada dikemukakan oleh Kemmis dan MC Taggrat
tanggal 27 Februari 2023. peneliti melakukan yaitu: perencanaan, pelaksanaan dan penga-
wawancara gura dan observasi pada pembela- matan, refleksi dan perencanaan ulang. Tahap
jaran matematika, dimana pembelajaran yang pertama yaitu perencanaan: Pada tahap ini,
dilaksanakan hanya terfokus pada guru (teacher peneliti membuat rancangan tindakan yang
centered approach) yaitu dengan menggunakan akan dilakukan pada siklus I. Rancana
metode ceramah. Siswa belum berpartisipasi pelaksanaan pembelajaran yang akan dibuat
aktif dalam pembelajaran karena kebutuhan menggunakan rancangan understanding by
belajar siswa belum terpenuhi dengan baik. Guru design (UbD) dengan pendekatan pembelaja-
masih belum memandang keberagaman karak- ran berdiferensiasi. Rancangan understanding
teristik dan juga cara belajar siswa sehingga by design (UbD) adalah sebuah kerangka kerja
pembelajaran yang dilaksanakan kurang mem- yang digunakan oleh para pengajar dan
berikan pengalaman yang bermakna. Setelah pengembang kurikulum untuk merancang
mendapatkan permasalahan. Kegiatan observasi pembelajaran yang terstruktur dan berfokus
dilakukan untuk mengamati minat belajar siswa pada pemahaman siswa, alur yang digunakan
kelas III SDN 037 Sabang dengan menggunakan dimulai dengan mengidentifikasi hasil yang
lembar observasi yang telah dirancang. Berikut ingin dicapai, kemudian menentukan bukti
adalah hasil observasi terhadap minat belajar asesmen, dan barulah melakukan rancangan
siswa pada pra siklus: instruksi dan pengalaman belajar (McTighe &
Wiggins, 2005). Sebelum membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), peneliti
melakukan asesmen diagnostik untuk dapat
memetakan peserta didik menurut profil
belajar yaitu gaya belajarnya.
Hal ini dilakukan karena peneliti mene-
rapkan pembelajaran berdiferensiasi dalam
proses pembelajaran, sehingga hasil yang
didapat yaitu dari 30 siswa dikelompokkan
menjadi 6 kelompok, dimana terdapat 1
kelompok memiliki gaya belajar visual, 2
kelompok memiliki gaya belajar audiovisual
dan 3 kelompok memiliki gaya belajar
kinsetetik. Setelah pemetaan peserta didik
Gambar 2. Rata-rata Persentase Minat Belajar menurut gaya belajarnya, barulah peneliti
Siswa Pra Siklus membuat perangkat pembelajaran (rencana
rancangan pembelajaran, LKPD, bahan ajar,
Berdasarkan data hasil minat belajar siswa media pembelajaran dan juga instrument
diatas, minat belajar siswa masih tergolong evaluasi), yang dibimbing oleh para praktis
rendah. Observasi minat belajar dibagi menjadi 3 pendidikan (guru pamong dan dosen).

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 5227
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 7, Juli 2023 (5224-5231)
Tahap kedua yaitu tindakan dan juga
pengamatan: Pada tahap ini tidakan dan
pengamatan dilaksanakan secara bersamaan,
dimana peneliti melakukan tindakan dengan
bertindak lansung sebagai guru dan penga-
matan dilakukan oleh dua orang yaitu satu
orang praktisi pendidikan dan satu orang
rekan sejawat dengan menggunakan lembar
observasi yang telah dibuat. Dalam tindakan
yang peneliti lakukan kegiatan pembelajaran
dibagi menjadi tiga yaitu kegiatan penda- Gambar 3. Rata-rata Persentase Minat Belajar
huluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Siswa Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan
panduan RPP yang menerapkan pendekatan Tahap ketiga yaitu refleksi: pada tahap ini
pembelajaran berdiferensiasi. Mata pelajaran peneliti melakukan refleksi bersama dua
yang diajarkan adalah matematika tentang orang pengamat untuk dapat mengevaluasi
bangun datar (luas persegi). Penerapan pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasar-
pembelajaran berdiferensiasi dalam proses kan hasil pengamatan atau observasi selama
pembelajaran dilakukan pada kegiatan inti, tindakan siklus I, dapat diambil kesimpulan
dimana kelompok yang sudah dibagi sebelum- bahwa secara keseluruhan pembelajaran
nya akan diberikan materi pembelajaran yang sudah berjalan dengan baik dan dapat
merujuk pada strategi membedakan proses meningkatkan minat belajar siswa. Namun
yang harus dijalani oleh peserta didik sesuai ada beberapa hal penting yang perlu diper-
dengan gaya belajar yaitu 2 kelompok dengan hatikan untuk tindakan selanjutnya yaitu: a)
gaya belajar audiovisual: menyimak video, 1 pengelolaan kelas seperti penempatan posisi
kelompok dengan gaya belajar visual: melihat duduk peserta didik masih ada yang kurang
gambar bergerak, 3 kelompok dengan gaya tepat sehingga ada beberapa peserta didik
belajar kinestetik: menyusun persegi satuan. membelakangi guru yang menyebabkan
Berdasarkan hasil pengamatan atau kurangnya kenyamanan yang dialami peserta
observasi yang telah dilakukan menunjukkan didik. b) peneliti belum optimal dalam
bahwa aktivitas pembelajaran yang dilakukan memanfaatkan waktu, c) masih ada beberapa
peserta didik berjalan dengan baik dan siswa yang kurang aktif dalam bertanya,
adanya peningkatan minat belajar siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan kurang
dalam setiap indikatornya dibandingkan dari fokus terhadap pembelajaran. d) masih ada
sebelum siklus atau tindakan. Peningkatan indikator minat belajar siswa belum mencapai
rata-rata 3 indikator yaitu: rata-rata indikator target yaitu > 75,00%.
perhatian dalam KBM adalah 82,42% dengan Tahap keempat yaitu perencanaan ulang:
kategori baik, rata-rata indikator partisipasi Berdasarkan hasil refleksi diatas, maka
dalam KBM adalah 73,11% dengan kategori peneliti akan melakukan perencanaan ulang
cukup, dan rata-rata indikator perasaan pada siklus ke 2 karena menurut Kemmis dan
senang terhadap KBM adalah 88,68% di- Taggrat mustahil dalam satu kali siklus
kategorikan sangat baik. Berikut adalah hasil penelitian akar permasalahan bisa terselesai-
observasi terhadap minat belajar siswa pada kan dengan sempurna (Jalaludin 2021:13).
siklus I: Maka perencanaan ulang yang peneliti
lakukan yaitu: selain penerapan pembelajaran
berdiferensiasi agar lebih paham terhadap
materi khusunya pada pembelajaran matema-
tika, peneliti mengajak lansung peserta didik
untuk mempraktikkan konsep yang telah
dipelajari didalam kelas, serta membuat timer
pada saat kegiatan-kegiatan pembelajaran
yang dilakukan peserta didik agar waktu lebih
efesien dan efektif, dan mengelola atau
mengatur tempat duduk peserta didik lebih
awal sebelum pembelajaran dimulai.

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 5228
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 7, Juli 2023 (5224-5231)
B. Siklus II
Berdasarkan dari penelitian yang telah
dilakukan pada siklus I dalam pembelajaran
matematika dikelas III SDN 037 Sabang,
terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki untuk
mengatasi permasalahan rendahnya minat
belajar siswa terhadap proses pembelajaran.
Pada siklus II prosedur penelitian sama
dengan siklus I yaitu: perencanaan (planning),
pelaksanaan dan pengamatan (acting & Gambar 4. Rata-rata Persentase Minat Belajar
observe), dan refleksi (reflect). Tahap peran- Siswa Siklus II
canaan dan pelaksanaan pada siklus II hampir
sama dengan siklus I, hanya ada beberapa Tahap refleksi, setelah melakukan per-
upaya perbaikan yang peneliti lakukan dari baikan pada siklus II, hampir seluruh siswa
hasil refleksi yaitu: a) menambahkan peng- berpartisipasi aktif juga dalam bertanya,
gunaan media yang dapat mengakomodasi 3 berdiskusi, fokus terhadap pembelajaran dan
macam gaya belajar (audiovisual, visual dan merasa senang dalam aktivitas pembelajaran.
kinestetik) sehingga memenuhi kebutuhan Hal ini dikarenakan pembelajaran yang
belajar siswa; b) mengajak siswa memprak- diberikan sesuai dengan kebutuhan peserta
tikkan lansung konsep yang telah diajarkan. didik yang beragam seperti penggunaan
Pada siklus II peneliti mengajarkan tentang media pembelajaran dan materi pembelajaran
bangun datar (keliling persegi dan persegi yang merujuk pada strategi membedakan
Panjang). Jadi, siswa lansung melakukan proses yang harus dijalani oleh peserta didik
pengukuran dilapangan sekolah untuk dapat sesuai dengan gaya belajarnya. Selain itu, hasil
mencari keliling. rata-rata setiap indikator minat belajar siswa
Tahap pengamatan, pada tahap ini penga- telah mencapai target, yakni diatas 75%. Oleh
matan atau observasi dilaksanakan sama sebab itu, penelitian pada siklus II ini
dengan siklus I. Berdasarkan hasil pengama- dikatakan berhasil sehingga penelitian tin-
tan atau observasi yang telah dilakukan dakan dihentikan dan tidak dilanjutkan pada
menunjukkan bahwa aktivitas pembelajaran siklus selanjutnya.
yang dilakukan peserta didik berjalan dengan Peningkatan minat belajar siswa secara
baik dan adanya peningkatan minat belajar keseluruhan pada siklus I dan II setelah
siswa dibandingkan dari siklus I. Peningkatan diterapkannya pendekatan pembelajaran ber-
minat belajar siswa dapat dilihat dari pen- diferensiasi dengan menggunakan rancangan
capaian 3 indikator yang dinilai. Peningkatan Undestanding by Design (UbD) dapat dilihat
rata-rata 3 indikator yaitu: rata-rata indikator hasil dalam bentuk grafik berikut ini:
perhatian dalam KBM adalah 98,31% dengan
kategori sangat baik, rata-rata indikator
partisipasi dalam KBM adalah 92,06% dengan
kategori sangat baik, dan rata-rata indikator
perasaan senang terhadap KBM adalah 100%
dikategorikan sangat baik. Berikut adalah
hasil observasi terhadap minat belajar siswa
pada siklus II:

Gambar 5. Rata-rata Persentase Minat Belajar


Siswa

Berdasarkan data hasil minat belajar siswa


yang dilaksanakan pada siklus I dan II
mengalami peningkatan yaitu: pada pra siklus

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 5229
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 7, Juli 2023 (5224-5231)
rata-rata hasil minat belajar sebesar 49,91%, Bayumi, dkk. (2021). Penerapan Model
pada siklus I rata-rata hasil minat belajar Pembelajaran Berdiferensiasi. Sleman:
sebesar 81,40%, dan pada siklus II rata-rata Deepublish.
hasil minat belajar mencapai 96,79%. Hal ini Gusteti, Meria Ultra & Neviyarni. (2022).
menunjukkan bahwa pembelajaran berdife- Pembelajaran Berdiferensiasi Pada
rensiasi mampu untuk memenuhi kebutuhan Pembelajaran Matematika Di Kurikulum
peserta didik dan minat, sehingga dapat Merdeka. Jurnal Ilmiah Pendidikan
meransang peserta didik untuk belajar lebih Matematika dan Statistik, 3(3). 636-646.
focus dan aktif baik secara perorangan Doi:
maupun kelompok serta membuat peserta http://lebesgue.lppmbinabangsa.id/index.
didik juga merasa senang dalam proses php/home.
pembelajaran. Hanaunnadiya, Fiky, dkk. (2023). Implementasi
Pembelajaran Berdiferensiasi Pada Siswa
IV. SIMPULAN DAN SARAN Kelas IV SD Negeri Pedurungan Kidul 01
A. Simpulan Kota Semarang. Jurnal Pendidikan dan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Konseling, 5(2). 678-685.
Kelas (PTK) yang dilaksanakan, dapat Hidayat, Rahmat & Abdillah. (2019). Ilmu
disimpulkan bahwa pembelajaran berdiferen- Pendidikan Konsep, Materi dan Aplikasinya.
siasi menggunakan rancangan Undestanding Medan: Lembaga Peduli Pengembangan
by Design (UbD) dapat meningkatkan minat Pendidikan Indonesia (LPPPI).
belajar siswa kelas 3 SDN 037 Sabang. Hal Imawati, Veni & Maulana, Achmad. (2021). Minat
tersebut, dibuktikan dengan meningkatnya Belajar Siswa dalam Mengikuti Proses
persentase minat belajar siswa mulai dari Pembelajaran PJOK. Patria Educational
kondisi awal atau pra siklus ke siklus I hingga Journal, 1(1). 87-93. Doi:
siklus II. Pada pra siklus rata-rata persentase https://doi.org/10.28926/pej.v1i2.
hasil minat belajar siswa adalah 49,91% Jalaludin. (2021). Penelitian Tindakan Kelas
dengan kategori sangat kurang. Pada siklus I (Prinsip dan Praktik Instrumen
rata-rata persentase hasil minat belajar siswa Pengumpulan Data). Surabaya: Pustaka
sebesar 81,40% dengan kategori baik, dan Media Guru.
pada siklus II rata-rata persentase hasil minat Nurhaeda, Amaliyah, Nurhadifah & Cayati.
belajar siswa mencapai 96,49% dengan (2022). Peningkatan Minat Belajar Siswa
kategori sangat baik. Oleh karena itu peneliti Melalui Media Kartu Kata Bergambar
juga menyimpulkan bahwa penelitian dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri Pada
menggunakan pembelajaran berdiferensiasi Siswa Kelas II SD Inpres Lappatemmu
menggunakan rancangan Undestanding by Kabupaten Barru. Jurnal Pendidikan, Sosial
Design (UbD) dinyatakan berhasil. dan Humaniora, 2(1). 9-14. Doi:
https://doi.org/10.37289/kapasa.v2i1.113
B. Saran
Payadnya, I Putu Ade Andre, dkk. (2022).
Pembahasan terkait penelitian ini masih
Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas
sangat terbatas dan membutuhkan banyak
(PTK). Sleman: Deepublish.
masukan, saran untuk penulis selanjutnya
Purba, Mariati, dkk. (2021). Naskah Akademik
adalah mengkaji lebih dalam dan secara
Prinsip Pengembangan Pembelajaran
komprehensif tentang Strategi Brand Image
Berdiferensiasi (Diferentiated Instruction)
Prodi PGMI dalam Meningkatkan Daya Saing
Pada Kurikulum Fleksibel Sebagai Wujud
Lulusan Perguruan Tinggi Sekolah Tinggi
Merdeka Belajar. Jakarta: Pusat Kurikulum
Agama Islam Sangatta Kutai Timur.
dan Pembelajaran, Badan Standar,
Kurikulum dan Asesmen Pendidikan,
DAFTAR RUJUKAN
Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset
Aprima, Desy & Sari, Sasmita. (2022). Analisis
dan Teknologi Republik Indonesia.
Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi
Purwanto. (2013). Prinsip-Prinsip dan Teknik
dalam Implementasi Kurikulum Merdeka
Evaliasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja
Pada Pelajaran Matematika SD. Cendikia:
Rosdaya.
Media Jurnal Ilmiah Pendidikan, 13(1), 95-
Sopianti, Dewi. (2022). Implementasi
101. Doi:
Pembelajaran Berdiferensiasi Pada Mata
http://www.iocscience.org/ejournal/index.
php/Cendikia

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 5230
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 6, Nomor 7, Juli 2023 (5224-5231)
Pelajaran Seni Budaya Kelas XI Di SMAN 5 Wiggins, G., & McTighe, J. (2005). Understanding
Garut. Journal of Music Education, 1(1), 1-8. by Design Expanded 2nd Edition. Pearson
Susanto, Ahmad. (2015). Teori Belajar Education: New Jersey
Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Winarni, Endang Widi. (2018). Teori dan Praktik
Prenadamedia Group. Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R&D.
Tomlinson, C. A., & Moon, T. R. (2013). Jakarta: Bumi Aksara.
Assessment and student success in a
differentiated classroom. ASCD.

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 5231

You might also like