Professional Documents
Culture Documents
Karya Tulis Ilmiah Agama
Karya Tulis Ilmiah Agama
PENDAHULUAN
1
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin mengetahui
“Efektivitas Pembelajaran Al Quran Secara Daring di Kelas XII SMAIT
Ukhuwah Banjarmasin”.
Rumusan masalah pada karya tulis ilmiah ini ialah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Al Quran secara daring di kelas
XII SMAIT Ukhuwah Banjarmasin?
2. Apa saja kendala yang dihadapi dalam pembelajaran Al Quran secara
daring?
3. Apa saja strategi yang digunakan guru dan siswa dalam pembelajaran
Al Quran secara daring?
4. Bagaimana efektivitas dari pembelajaran Al Quran secara daring
dibandingkan dengan luring?
2
1.4 Manfaat Penelitian
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembelajaran
4
(Kemendikbud) yang menyebutkan bahwa penyelenggaraan pembelajaran
harus dilakukan secara daring dari rumah masing-masing.
1. Metode Ceramah
5
masalah dengan membentuk kelompok diskusi untuk membahas suatu
masalah.
3. Metode Demonstrasi
6. Metode Eksperimen
8. Metode Latihan
6
9. Metode Perancangan
7
Metode pembalajaran dengan cara berbagi peran (role playing)
dilakukan dengan melibatkan siswa untuk memerankan suatu karakter
atau situasi tertentu (maxmanroe).
8
Teknik dasar pada strategi ini adalah dengan membaca satu ayat atau
lebih kemudian ditirukan oleh seluruh murid sampai sesuai dengan
bacaan gurunya. Untuk menyelesaikan strategi ini harus
menyelesaikan dua tahap pembelajaran, yaitu tahqiq dan tartil.
3. Strategi Iqro
Strategi Iqro disusun oleh KH. Asad Humam dari Kota gede
Yogyakarta dan dikembangkan oleh AMM (Angkatan Muda Masjid dan
Musholla) Yogyakarta. Strategi yang diterapkan di antaranya adalah:
1) CBSA (Cara Belajar Santri Aktif) yaitu guru sebagai penyimak saja
jangan sampai menuntun, kecuali hanya memberikan contoh pokok
pelajaran.
4. Strategi Qiroati
9
3) Siswa membaca tanpa mengeja.
4) Sejak awal belajar, siswa ditekankan untuk membaca dengan tepat dan
cepat.
5. Strategi Al Barqy
6. Strategi Tilawati
Strategi Tilawati disusun pada tahun 2002 oleh Tim terdiri dari
Drs.H. Hasan Sadzili, Drs H. Ali Muaffa dkk, kemudian dikembangkan
oleh Pesantren Virtual Nurul Falah Surabaya. Prinsip-prinsip
pembelajaran Tilawati, yaitu sebagai berikut:
10
Dirosa merupakan sistem pembinaan islam berkelanjutan yang
diawali dengan belajar baca Al Quran. Secara garis besar strategi
pengajarannya adalah baca-tunjuk-simak-ulang, yaitu pembina
membacakan, peserta menunjuk tulisan, mendengarkan dengan seksama
kemudian mengulangi bacaan tadi. Semakin banyak mendengar dan
mengulang, semakin besar kemungkinan untuk bisa baca Al Quran
lebih cepat.
8. Strategi Yanbua
11
seperti memanjangkan mad, menegaskan hamzah, menyempurnakan
harakat, serta melepaskan hurūf secara tartīl, pelan-pelan,
memperhatikan panjang, pendek, waqaf, ibtida dan merampas hurūf.
3) Kemampuan Tadwīr
2.5 Efektivitas
2.6 Al Quran
Al Quran adalah kitab suci umat Islam, berupa kalam Allah yang
menjadi petunjuk dan pedoman hidup manusia. Menurut KBBI, Al Quran
adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad dengan perantara malaikat Jibril untuk dibaca,
12
dipahami, dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat
manusia (Liputan 6, 2021).
BAB III
METODE PENELITIAN
Subjek Penelitian dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah guru Al Quran
di SMAIT Ukhuwah Banjarmasin.
13
Penelitian ini dilaksanakan di SMAIT Ukhuwah Banjarmasin yang
beralamatkan di Jl. Bumi Mas Raya Komplek Bumi Handayani XII A
Kelurahan Pemurus Baru, Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kalimantan
Selatan. Alasan memilih SMAIT Ukhuwah Banjarmasin sebagai lokasi
penelitian adalah:
1. SMAIT Ukhuwah Banjarmasin adalah sekolah swasta yang memiliki
akreditasi A. Artinya, sekolah ini memiliki mutu yang baik, baik dari
segi kurikulum, proses belajar dan mengajar, administrasi, sarana dan
prasarana, ketenagaan, dan memiliki kualitas yang sesuai dengan
harapan masyarakat.
2. SMAIT Ukhuwah memiliki visi menjadi lembaga dakwah berbasis
pendidikan dan memiliki misi, yakni meluluskan siswa yang
berakhlak, berprestasi, mandiri serta berwawasan lingkungan. Salah
satu cara untuk mewujudkan visi misi tersebut adalah dengan
mengimplemntasikan nilai-nilai Islam dalam setiap melaksanakan
proses pembelajaran.
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2022 yakni bulan Agustus, kegiatan
tersebut dimulai dengan pengusulan judul, dilanjutkan penyusunan
proposal Karya Tulis, penyusunan instrument, uji coba instrument,
pengambilan data, pembahasan dan analisa data hasil penelitian serta
penyusunan laporan penelitian.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam karya tulis ini adalah
data primer dan data sekunder. Data primer yaitu dengan cara wawancara,
sedangkan data sekunder yaitu data yang dikumpulkan dari beberapa
dokumen yang relevan dengan judul hasil penelitian dan hasil studi
14
kepustakaan juga pengumpulan data yang dilakukan sendiri oleh peneliti
hasil penelitian.
Teknik analisis data yang digunakan dalam karya tulis ini adalah
analisis deskriptif dengan data kualitatif. Analisis ini berupa penyajian data
berupa gambaran umum yang dilakukan melalui penelitian non-
eksperimental secara wawancara dan angket, yang diperoleh melalui data
kualitatif yang mana data tersebut diambil melalui hasil penelitian langsung
terhadap objek yang diteliti, serta informasi dari pihak pihak yang berkaitan
dengan kajian yang diteliti.
15
BAB IV
16
Berdasarkan hasil diagram 1 diketahui bahwa saat pembelajaran Al
Quran secara daring yang menggunakan aplikasi whatsapp sebanyak 64,3%
atau sebanyak 18 murid. Yang menggunakan aplikasi zoom sebanyak 75%
atau sebanyak 21 murid. Dan yang menggunakan aplikasi google meeting
sebanyak 28,6% atau sebanyak 8 murid. Jadi mayoritas siswa kelas XII lebih
banyak menggunakan aplikasi zoom dalam pembelajaran Al Quran secara
daring.
17
Diagram 3 guru melaksanakan kegiatan apersepsi seperti
mengaitkan materi pembelajaran terdahulu
18
sebanyak 3,6% guru yang tidak melaksanakan nya di 1 murid, dan
sebanyak 14,3% atau sebanyak 4 murid yang menjawab ragu-ragu. Jadi
mayoritas guru Al Quran kelas XII telah melaksanakan kegiatan penanaman
konsep di 23 orang.
19
Berdasarkan hasil diagram 6 diketahui bahwa guru telah melaksanakan
75% kegiatan latihan seperti memberikan soal lisan pada ulangan di 21
murid, sebanyak 14,3% guru yang tidak melaksanakan nya di 4 murid, dan
sebanyak 10,7% atau sebanyak 3 murid yang menjawab ragu-ragu. Jadi
mayoritas guru Al Quran kelas XII telah melaksanakan kegiatan
pemahaman konsep di 28 orang.
20
Diagram 8 guru melaksanakan kegiatan penutup seperti memberi
salam penutup dan berdoa
21
guru yang tidak melaksanakan nya di 1 murid, dan sebanyak 17,9% atau
sebanyak 5 murid yang menjawab ragu-ragu. Jadi mayoritas guru Al Quran
kelas XII telah melaksanakan kegiatan yang memuat aktivitas penyampaian
tujuan pembelajaran di 22 murid.
22
Berdasarkan hasil diagram 11 diketahui bahwa materi ilmu tajwid yang
sering dipelajari saat pembelajaran Al Quran secara daring sebanyak 82,1%
atau sebanyak 23 murid. Yang sering mempelajari materi ghorib sebanyak
64,3% atau sebanyak 18 murid. Dan yang langsung setoran hafalan sebanyak
75% atau sebanyak 21 murid. Jadi mayoritas siswa kelas XII lebih sering
mempelajari materi ilmu tajwid selama pembelajaran Al Quran secara
daring.
23
10,7% atau sebanyak 3 orang. Guru yang menggunakan metode strategi
tilawati sebanyak 39,3% atau sebanyak 11 orang. Dan sisanya guru yang
menggunakan metode strategi iqro sebanyak 42,9% atau sebanyak 12 orang.
Jadi mayoritas guru Al Quran kelas XII lebih banyak menggunakan metode
strategi qiraati dalam pembelajaran Al Quran secara daring.
24
mayoritas murid kelas XII lebih banyak menyukai metode strategi tilawati
dalam pembelajaran Al Quran secara daring.
25
Berdasarkan hasil diagram 15 diketahui bahwa pelaksanaan setoran
hafalan Al Quran secara daring yang mengirimkan voice note masing-masing
melalui chat pribadi atau grup sebanyak 50% atau sebanyak 14 murid. Yang
melalui absen nama yang siap setoran kemudian setoran hafalan lewat video
call atau telpon biasa sebanyak 60,7% atau sebanyak 17 murid. Dan sisanya
melalui penyebutan nama yang sudah siap setoran kemudian langsung nyetor
di zoom atau google meeting sebanyak 67,9% atau sebanyak 19 murid. Jadi
mayoritas murid kelas XII lebih banyak yang melalui penyebutan nama yang
sudah siap setoran kemudian langsung nyetor di zoom atau google meeting
dalam pelaksanaan setoran hafalan Al Quran secara daring.
26
Berdasarkan hasil diagram 16 diketahui bahwa kendala kurang fouks
yang dialami oleh murid saat pembelajaran Al Quran secara daring sebanyak
46,4% atau sebanyak 13 orang. Yang memiliki kendala jaringan yang
bermasalah sebanyak 64,3% atau sebanyak 18 orang. Yang memiliki
aktivitas lain yang mengganggu sebanyak 39,3% atau sebanyak 11 orang.
Dan sisanya yang memiliki kendala perangkat yang tidak mendukung
sebanyak 10,7% atau sebanyak 3 orang. Jadi mayoritas murid kelas XII lebih
banyak memiliki kendala jaringan yang bermasalah saat pembelajaran Al
Quran secara daring.
27
Diagram 18 antusias saat guru mulai menjelaskan kegiatan
belajar Al Quran
28
Berdasarkan hasil diagram 19 diketahui murid berpendapat sangat setuju
bahwa merasa lebih mengerti karena guru mengingatkan materi belajar
sebelum memulai pembelajaran Al Quran ada sebanyak 21,4% atau sebanyak
6 orang. Yang berpendapat setuju sebanyak 67,9% atau sebanyak 19 orang.
Yang berpendapat ragu-ragu sebanyak 7,1% atau sebanyak 2 orang. Dan
sisanya yang berpendapat tidak setuju sebanyak 3,6% atau sebanyak 1 orang.
Jadi mayoritas murid kelas XII lebih banyak berpendapat setuju bahwa
merasa lebih mengerti karena guru mengingatkan materi belajar sebelum
memulai pembelajaran Al Quran.
29
Diagram 21 antusias ketika guru bertanya tentang materi
pelajaran Al Quran yang telah dipelajari
30
Berdasarkan hasil diagram 22 diketahui murid berpendapat sangat setuju
bahwa selalu ingat materi pembelajaran Al Quran yang disampaikan oleh
guru ada sebanyak 14,3% atau sebanyak 4 orang. Yang berpendapat setuju
sebanyak 50% atau sebanyak 14 orang. Yang berpendapat ragu-ragu
sebanyak 28,6 % atau sebanyak 8 orang. Dan sisanya yang berpendapat tidak
setuju sebanyak 7,1% atau sebanyak 2 orang. Jadi mayoritas murid kelas XII
lebih banyak berpendapat setuju bahwa selalu ingat materi pembelajaran Al
Quran yang disampaikan oleh guru.
No Nama Pekerjaan
Guru Mata Pelajaran Al Quran SMA Islam
1. Faisal Makkawi Ukhuwah Banjarmasin
Guru Mata Pelajaran Al Quran SMA Islam
2. Saprudin Terpadu Ukhuwah Banjarmasin
31
Tabel 1
Wawancara terhadap guru di SMA Islam Terpadu Ukhuwah
Banjarmasin dengan pertanyaan berapa jam pembelajaran satu guru Al
Quran dalam mengajar
No Responden Jawaban
1. Faisal Makkawi Diberikan 2 jam pembelajaran, 1 jam
pembelajaran ada 30 menit jadi dilaksanakan
selama 1 jam.
2. Saprudin Diberikan 2 jam pembelajaran, 1 jam
pembelajaran nya 30 menit jadi total 60 menit
setiap kali pembelajaran Al Quran.
3. Junaidi Diberikan 2 jam pembelajaran, 1 jam
pembelajaran nya 30 menit jadi total 60 menit
setiap kali pembelajaran Al Quran.
Tabel 2
Wawancara terhadap guru di SMA Islam terpadu Ukhuwah
Banjarmasin dengan pertanyaan berapa kelompok yang dipegang dalam
satu guru Al Quran
No
Responden Jawaban
1. Faisal Makkawi Maksimal ada 15 dan minimal ada 10.
2. Saprudin Jumlah kelompok dalam pembelajaran Al Quran minimal 10
dan maksimal 15 kelompok perorangnya.
3. Junaidi Jumlah kelompok dalam pembelajaran Al Quran minimal 10
dan maksimal 15 kelompok perorangnya.
32
satu guru pembelajaran Al Quran minimal ada 10 dan maksimal ada 15 orang
dalam satu kelompok.
Tabel 3
Wawancara terhadap guru di SMA Islam Terpadu Ukhuwah
Banjarmasin dengan pertanyaan bagaimana pembelajaran Al Quran
secara daring
No Responden Jawaban
Tabel 4
33
Wawancara terhadap guru di SMA Islam Terpadu Ukhuwah
Banjarmasin dengan pertanyaan bagaimana proses pendahuluan,
kegiatan inti dan penutup dalam pembelajaran Al Quran
No Responden Jawaban
1. Faisal Makkawi Al Quran pagi ada tiga sesi yakni jilid, Al Quran,
dan tahfidz.
Tahapan: 5 menit doa pembukaan, 5 menit
murojaah klasikal, jilid menggunakan program
metode ummi selama 15 menit, Al Quran dengan
penyampaian tajwid serta tilawah selama 15 menit,
30 menit proses tasmi hafalan siswa ke guru, dan 5
menit doa penutup.
2. Saprudin - Pendahuluan diawali dengan pembukaan, tanya
kabar sekaligus salam.
- Murajaah hafalan yang terdahulu.
- Kegiatan inti tahsin dan setoran hafalan baru.
- Penutup dengan evaluasi sekaligus doa senandung
Al Quran.
3. Junaidi - Pendahuluan diawali dengan pembukaan, tanya
kabar sekaligus salam.
- Murajaah hafalan yang terdahulu.
- Kegiatan inti tahsin dan setoran hafalan baru.
- Penutup dengan evaluasi sekaligus doa senandung
Al Quran.
34
Tabel 5
Wawancara terhadap guru di SMA Islam Terpadu Ukhuwah
Banjarmasin dengan pertanyaan apa saja kendala selama pembelajaran
daring dan cara mengatasinya
No Responden Jawaban
35
Tabel 6
Wawancara terhadap guru di SMA Islam Terpadu Ukhuwah
Banjarmasin dengan pertanyaan apa strategi yang dilakukan agar
pembelajaran Al Quran secara daring berjalan secara efektif dan efesien
No Responden Jawaban
36
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka didapatkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan pembelajaran Al Quran secara
daring di kelas XII SMAIT Ukhuwah Banjarmasin ditemukan adanya
ketidakefektifan dalam pembelajaran karena adanya siswa yang kurang
aktif dalam pembelajaran serta banyaknya siswa yang terlambat masuk
zoom.
2. Berdasarkan hasil penelitian, kendala yang dihadapi dalam pembelajaran
Al Quran secara daring yaitu koneksi internet yang tidak stabil (jaringan
yang bermasalah), ada siswa yang sering terlambat masuk zoom, kurang
fokus, adanya aktivitas yang dikerjakan sehingga mengganggu
pembelajaran, dan perangkat yang tidak mendukung (spek laptop dan hp
tidak memadai).
3. Berdasarkan hasil penelitian, strategi yang digunakan guru dalam
pembelajaran Al Quran secara daring adalah pemberitahuan waktu jadwal
KBM saat penutupan pembelajaran via zoom/mengirimkan VN di
Whatsapp grup, memberitahukan tugas hafalan yang harus disetorkan,
dan ada beberapa guru yang mengirimkan rekam suara hafalan yang akan
disetorkan di grup agar memudahkan muridnya dalam menghafal,
terdapat lebih banyak guru yang menggunakan metode strategi qiraati
dalam pembelajaran.
4. Berdasarkan hasil penelitian, efektivitas dari pembelajaran Al Quran
secara daring dibandingkan dengan luring secara umum dalam
pembelajaran yang dilaksanakan cukup efektif, tetapi dalam data
kehadiran kurang efektif karena adanya siswa yang mengalami
keterlambatan masuk zoom.
37
5.2 Saran
1. Sekolah
2. Peneliti Selanjutnya
38