You are on page 1of 5

DESKRIPSI MASALAH

PRAKTIK LAYANAN KONSELING PERORANGAN

Identitas Pribadi
 Kode Konseli :
 Jenis Kelamin :
 Umur
 Pekerjaan :
 Status :
 Waktu pelaksanaan :

Masalah:

Konseli mengalami kebingungan untuk melanjutkan studi di SMK jurusan x,


karenadari awal Konseli bercita-cita menjadi seorang perawat

Gambaran masalah:
Diketahui Konseli merasa bingung dan takut, dengan impian yang Konseli miliki saat
ini serta pendidikan yang tidak sesuai dengan keinginan. Diketahui Konseli memiliki
keinginan untuk menjadi seorang perawat namun saat ini pendidikan yang ia tempuh
adalah jurusan x di sekolahnya hal ini tidak sesuai dengan cita-citanya.

Teknik Yang Digunakan:

Terapi Berpusat pada Konseli (Carl


Rogers)Terapi Realitas (William Glasser)
Psikoterapi Manusiawi (Humanistic Psychotherapy) (Maslow)

Hubungan awal :
1. Konseli adalah seorang siswa di sekolah yang diberikan layanan oleh praktikan
2. Konseli memulai komunikasi awal konseling saat praktikan memberikan hasil
assesment Alat Ungkap Masalah.
3. Konseli mulai menjelaskan bahwa memiliki permasalahannya saat
kebingungandengan cita-cita dan pendidikan yang ia tempuh saat ini.
4. Menerima Konseli dengan sukarela
5. Praktikan mulai membuka sesi konseling
6. Konseli bersuka cita mulai share feeling
7. Appreciated terhadap Konseli yang ingin berubah dan menjelaskan dasar
masalahnya
8. Praktikan mulai merasakan perasaan Konseli dan memahami bagaimana
kesulitannya.

Pengkajian Keadaan Awal


1. Dikaji tentang keadaan klien, terungkap bahwa klien merasa takut dan bingung
dengan keadaan saat ini.
2. Dikaji tentang penyebabnya, terungkap bahwa klien saat ini menjalani
Pendidikan di jurusan x Sekolah Menengah Kejuruan hal ini berbeda dengan cita-
citanya dan harapan masa depannya untuk menjadi seorang perawat.
3. Dikaji tentang pikiran klien, terungkap bahwa klien takut, cemas, khawatir saat
ini menjalani pendidikannya karena tidak sesuai dengan.
4. Dikaji tentang penyebabnya, terungkap bahwa klien merasa korban dari zonasi,
tidak bisa ke sekolah x, dan justru berada di sekolah y, yang mana sekolah y tidak
ada jurusan yang sesuai dengan cita-citanya.
5. Dikaji tentang respon klien, terungkap bahwa klien selalu berusaha menerima
ditengah kebingungannya saat ini
6. Dikaji tentang perasaan klien, terungkap bahwa klien benar-benar sedih saat apa
yang diinginkannya tidak berjalan sesuai dengan rencananya karena system
zonasi.
7. Dikaji tentang sikap klien, terungkap bahwa klien berusaha untuk tetap tenang
dan selalu mempelajari jurusannya saat ini, menerima dan mengerjakan tugas
sekolahnya, apabila lulus klien akan tetap mengejar cita-citanya, namun saat
Konseli berusaha menerima, tugas -tugas tidak terselesaikan karena Konseli
tidakmemahaminya dan motivasinya menurun.

PENETAPAN APA YANG KAN DIUBAH:


1. Kemampuan menerima sistem zonasi dan menerima pilihan jurusan saat ini
2. Keterampilan Konseli untuk memperbaiki dan mengubah persepsi
mengenaijurusan saat ini
3. Kemampuan dalam membantu dirinya dalam menemukan pilihan-pilihan bebas
yang mungkin dapat dijangkau, menurut kondisi dirinya.
4. Kemampuan dalam mengembangkan perencanaan yang nyata dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, rencana dibuat yang realistik dalam arti dapat
diwujudkan dan merupakan harapan yang dapat dicapai, atas kemampuan yang
ada pada Konseli.

Tujuan Perubahan:
1. Konseli mampu menerima sistem zonasi dan menerima keadaan jurusan yang
saatini Konseli tempuh.
2. Konseli mampu memperbaiki dan mengubah persepsi mengenai jurusan yang
ditempuh saat ini.
3. Konseli mampu membantu dirinya dalam menemukan pilihan bebas yang
mungkindapat dijangkau, menurut kondisi dirinya.
4. Konseli mampu mengembangkan perencanaan yang nyata dalam mencapai
tujuanyang telah Konseli tetapkan.

RENCANA USAHA MENCAPAI TUJUAN


1. Praktikan membangun Psychological contact; membangun Minimum state of
anxiety (MSA): Konseli yang merasa tidak enak dengan keadaannya sekarang
makaKonseli cenderung berkehendak untuk mengubah dirinya;
2. Praktikan memberikan arahan klien untuk mempu mengenal potensi dan
menerima keadaannya saat mengambil jurusan saat ini, klien diarahkan untuk
mengambil keputusan yang tepat.
3. Praktikan mengarahkan klien untuk mengungkapan hal-hal yang dia inginkan
dan butuhkan pada kondisi sekarang (Want), Klien mengungkapkan bahwa
dirinya ingin saat ini fokus di pelajarannya walaupun dalam kesulitan memahami.
4. Kemudian praktikan mengarahkan dan menanyakan klien yang sudah klien
lakukan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya (Doing), klien
mengungkapan bahwa dirinya sudah sering mempelajari ilmu keperawatan di
beberapa moment sekaligus belajar di jurusannya saat ini agar tidak tertinggal.
5. Mengarahkan klien untuk mengevaluasi apakah hal-hal yang sudah dilakukannya
sudah tepat dan bagaimana pengaruhnya di kehidupannya (evaluation), klien
mengemukakan bahwa saat ini ditengah kesulitan memahami beberapa
pelajaran yang tidak ia sukai klien tetap berpegang teguh untuk menamatkan
sekolahnya dan saat lulus klien ingin tetap fokus di jurusan keperawatan.
6. Mengarahkan kilien untuk merumuskan rencana untuk mencapai tujuannya
(Planning), konselor membantu klien untuk membuat perencanaan di masa
depannya. Beberapa hal yang direncanakan adalah untuk kedepannya klien akan
mencoba untuk fokus belajar, dan seiring berjalannya waktu klien juga
mengemukakan akan belajar mengenai jurusan keperawatan.

PELAKSANAAN USAHA
1. Konseli mulai menerima keadaan dirinya di dalam system zonasi.
2. Konseli mampu mengubah persepsi
3. Konseli mampu menemukan pilihannya.
4. Konseli ampu membuat keputusan dan merencanakan masa depannya.

PENILAIAN :
A. Acuan
Klien memodifikasi perasaannya dan persepsi tentang kekhawatirnannya
tentang masa depan, klien menerima keadaannya di jurusan, klien menentukan
pilihan dan merencanakan masa depan.

B. Kompetensi
Klien mampu menerima kondisi di jurusannya dan bangkit focus pada
perencanaan masa depan.

C. Usaha
Klien berusaha untuk mengubah persepsi tentang keadaan zonasi, mampu
menerima dan membuat keputusan serta merencanakan masa depan.

D. Rasa
Merasa lost (lega) atas pemberian layanan konseling, mulai bisa mengendalikan
pikiran dan perasaan, memahami dan menerima kondisi kemudian
mengarahkan diri.
Merasa mendapatkan insigt baru.

E. Kesungguhan
Klien aktif dalam mengutarakan permasalahannya,
Klien memiliki keterbukaan
Klien berkomitmen untuk mengelola pikiran dan perasaan, membuka cara
pandang baru, menerima dan memahami situasi dan kondisi.
TINDAK LANJUT
Pertemuan konseling selesai

Calon Konselor,

You might also like