You are on page 1of 4

Website: semnasppm.undip.ac.

id

Manajemen Pengelolaan Bank Sampah sebagai Wujud Semangat Konservasi


Masyarakat Kepulauan Karimunjawa
Indah Fajarini1, Muhammad Ihlashul’amal2, Indah Anisykurlillah3
Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Semarang
1i_fajarini@yahoo.com
2amal@mail.unnes.ac.id
3indah_anis@yahoo.com

Abstrak — Sampah merupakan masalah bersama yang perlu mendapat perhatian berbagai pihak. Meskipun sampah
berdampak buruk bagi lingkungan pada umumnya, sampah dapat memiliki nilai ekonomis jika masyarakat dapat
mengelola dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran dan semangat konservasi dari dalam diri masing-masing
pribadi masyarakat di Kepulauan Karimunjawa untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang terintegrasi sehingga
mampu memperbaiki kondisi lingkungan terutama lingkungan di sekitar Kepulauan Karimunjawa yang merupakan lokasi
pariwisata andalan di Indonesia. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan
semangat konservasi dalam pengelolaan bank sampah di lingkungan masyarakat. Adanya peningkatan kesadaran ini
diharapkan mampu meningkatkan nilai ekonomis dari sampah itu sendiri. Metode pelatihan menggunakan metode
ceramah, praktik dan pendampingan itensif.

Kata kunci — Kesadaran, Pengelolaan Bank Sampah, Peningkatan Ekonomi

I. PENDAHULUAN sampah setiap harinya, sedangkan lahan


pembuangan sampah menjadi semakin sempit
Perilaku membuang sampah pada tempatnya, akibat tergusur untuk penggunaan lainnya. Hal
tampaknya belum menjadi kebiasaan bagi inilah yang mendorong Pemerintah untuk
sebagian besar masyarakat. Hal ini dapat dilihat membuat regulasi tentang pengelolaan sampah,
dari masih banyak ditemukan sampah di tempat yaitu Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 dan
yang tidak seharusnya, seperti di jalan, sungai, dan Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012.
tempat-tempat umum lainnya. Pulau Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang
Karimunjawa adalah salah satu contohnya. Lokasi Pengelolaan Sampah beserta Peraturan
wisata andalan Kabupaten Jepara itu sampai Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012
dengan saat ini masih mengalami masalah sampah mengamanatkan perlunya perubahan paradigma
yang belum terselesaikan. Sebab, Pulau yang mendasar dalam pengelolaan sampah yaitu
Karimunjawa belum memiliki tempat dari paradigma kumpul – angkut – buang menjadi
pembuangan akhir (TPA) yang memadai sehingga pengolahan yang bertumpu pada pengurangan
berdampak pada penumpukan sampah yang hanya sampah dan penanganan sampah. Kegiatan
ditumpuk di lahan milik warga. Bahkan, di pengurangan sampah bermakna agar seluruh
sejumlah titik pantai juga dicemari dengan sampah lapisan masyarakat, baik pemerintah, dunia usaha
yang terbawa arus. maupun masyarakat luas melaksanakan kegiatan
Sampah di Pulau Karimunjawa tidak hanya pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang
berasal dari sampah rumah tangga dan aktivitas dan pemanfaatan kembali sampah atau yang
pariwisata tetapi juga sampah yang berasal dari lebih dikenal dengan sebutan Reduce, Reuse
kiriman daerah-daerah lain. Bahkan berdasarkan dan Recycle (3R) melalui upaya-upaya cerdas,
data, disebutkan bahwa jumlah sampah telah efisien dan terprogram (Kementerian Lingkungan
menumpuk mencapai 10 ton. Hidup, 2012). Dengan kata lain, pengelolaan
Secara umum, permasalahan sampah di sampah dapat bernilai ekonomis dan dapat
Indonesia merupakan hal klasik yang dari tahun ke dioptimalkan dengan baik jika ditangani oleh
tahun belum ditemukan solusi jitu untuk orang-orang yang tekun di dalamnya.
mengatasinya. Permasalahan ini menjadi semakin Pulau Karimunjawa, memiliki 4 desa yang
parah dengan makin bertambahnya volume jumlah penduduknya relatif padat antara lain Desa

Seminar Nasional Kolaborasi Pengabdian Kepada Masyarakat UNDIP-UNNES 2019 6


Website: semnasppm.undip.ac.id

Karimunjawa, Kemojan, Nyamuk dan Parang. Indonesia (Kementerian Lingkungan Hidup,


Sebagian besar penduduk di keempat desa tersebut 2012).
bermata pencaharian nelayan tangkap dan nelayan
budidaya. II. METODE PELAKSANAAN
Terdapat hal yang menarik perhatian di Pulau
Karimunjawa yaitu adanya kelompok masyarakat Pelaksanaan program pengabdian ini berbasis
yang berinisiatif untuk membersihkan tumpukan pada pendekatan personal kepada beberapa tokoh
sampah paling tidak sebulan sekali di sekitar yang berpotensi untuk menjadi penggerak
pantai Pulau Karimunjawa. Kelompok masyarakat sehingga dapat membantu untuk
ini tergabung dalam organisasi yang bernama mensosialisasikan kepada masyarakat lain. Objek
Yayasan Pitulikur Pulo Karimunjawa. Selain itu, pengabdian ini adalah seluruh rumah tangga di
di keempat desa tersebut, terdapat pula kelompok Desa Karimunjawa dengan melibatkan ibu-ibu
masyarakat seperti Karang Taruna, Ibu-Ibu PKK, PKK dan rumah tangga sebagai aktor utama yang
dan Remaja Masjid. Seluruh komponen secara aktif berpartisipasi dalam pengelolaan
masyarakat tersebut merupakan potensi yang sampah yang integratif.
dapat mendukung pengelolaan bank sampah yang Pelaksanaan pengabdian ini dapat digambarkan
perlu dilibatkan secara aktif. pada gambar berikut ini:
Gambaran singkat dari potensi yang dimiliki
Pulau Karimunjawa untuk dijadikan objek Identifikasi masalah :
pangabdian antara lain sebagai berikut: 1. Pemberian Materi
 Semakin Penguatan kesadaran
1. Yayasan Pitulikur banyaknya masyarakat untuk
2. Ibu-Ibu PKK sampah tidak mengelola sampah dengan
diimbangi dengan memisahkan sampah
3. Karang Taruna ketersediaan lahan organik dan non organik
4. Remaja Masjid/Keagamaan Lain sampah 2. Praktek
 Belum Praktek pengelolaan
Harapannya, dengan segala potensi yang dimilikinya sampah organik (pupuk)
keterampilan dan non organik (pernak
dimiliki, program pengabdian yang telah dirintis pengelolaan pernik bernilai ekonomis)
oleh tim Pengabdi dapat dilanjutkan dan sampah oleh Praktek pengelolaan bank
masyarakat sampah bagi pengurus
membawa manfaat kelestarian lingkungan serta
peningkatan perekonomian masyarakat.
Sampah dari kegiatan pribadi warga belum
Hasil yang diperoleh :
dikelola dengan baik. Sementara inisampah yang
ada hanya dibuang ke lahan milik pribadi masing-  Meningtatnya
kesadaran
masing yang memang dikhususkan untuk dibakar masyarakat untuk
ketika sampah tersebut kering dan bisa untuk mengelola sampah
Kegiatan
dibakar. Para ibu rumah tangga belum terbiasa  Meningkatnya pelatihan dil-
keterampilan akukan oleh
untuk memisahkan sampah organik dan non masyarakat
Monitorin
instruktur
g dan
organik. Nampaknya, kegiatan 3R seperti yang dalam evaluasi didampingi
diamanahkan dalam Undang-Undang dan pengelolaan oleh tim
sampah organik pengabdian
Peraturan Pemerintah masih menghadapi kendala (pupuk) dan kepada
utama, yaitu rendahnya kesadaran masyarakat non organik masyarakat
(pernak-pernik)
untuk memilah sampah. Salah satu solusi untuk yang bernilai
mengatasi masalah tersebut yaitu melalui ekonomis
pengembangan Bank Sampah yang merupakan  Terbentuknya
kegiatan bersifat social engineering yang pengurus bank
sampah untuk
mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah menjamin
serta menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam keberlangsungan
pengolahan sampah secara bijak dan pada bank sampah
gilirannya akan mengurangi sampah yang
diangkut ke TPA. Pembangunan bank sampah ini Gambar 1 Bagan Alir Kegiatan Pengabdian Kepada
harus menjadi momentum awal membina Masyarakat
kesadaran kolektif masyarakat untuk memulai
memilah, mendaur-ulang, dan memanfaatkan
sampah,karena sampah mempunyai nilai jual yang
cukup baik, sehingga pengelolaan sampah yang
berwawasan lingkungan menjadi budaya baru

Seminar Nasional Kolaborasi Pengabdian Kepada Masyarakat UNDIP-UNNES 2019 7


Website: semnasppm.undip.ac.id

III. HASIL DAN PEMBAHASAN B. Evaluasi Program


Program pengabdian masyarakat ini telah
A. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga berjalan dengan lancar. Hal ini karena didukung
Tahap pertama adalah identifikasi masalah, penuh oleh mitra dari masyarakat Desa
keberadaan sampah yang semakin menumpuk Karimunjawa yang peduli untuk turut serta dalam
setiap harinya, membuat warga resah. Pihak mensukseskan program ini. Adapun beberapa
pengabdi telah berkoordinasi dengan tokoh perbedaan sebelum dan setelah pelaksanaan
masyarakat sebagi objek kunci yang diharapkan program ini antara lain sebagai berikut:
menjadi kader dan motor pengelolaan sampah ini.
Bersama-sama melakukan perubahan untuk Pembeda Sebelum Setelah
menjadikan lingkungan lebih nyaman untuk Pengabdian Pengabdian
ditinggali memerlukan komitmen yang kuat dan Kondisi Beberapa Pekarangan warga
integritas yang tinggi. Lingkungan pekarangan terlihat lebih rapi
warga dengan semakin
Selanjutnya, pihak pengabdi melakukan
Masih berkurangnya
sosialisasi dan paparan tentang dampak yang dipenuhi jumlah onggokan
terjadi akibat semakin banyaknya timbunan dengan sampah
sampah yang ada di lingkungan sekitar. Hal ini onggokan
bertujuan untuk membangun kesadaran sampah yang
masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah menunggu
berbasis rumah tangga yang nantinya akan untuk dibakar
memberikan dampak signifikan kepada sampah di Perilaku Warga terbiasa Warga (terutama
lingkungan tempat tinggal. Sosialisasi dan Warga membuang anak-anak) lebih
paparan berjalan lancar dengan dihadiri oleh sampah disiplin dengan
peserta terutama ibu-ibu PKK desa Karimunjawa. kemasan air semangat
minum, megumpulkan
Para peserta diharapkan dapat menjadi pioneer kertas dan bekas air minum
dalam implementasi pengelolaan sampah di sebagainya di kemasannya di
Indonesia khususnya Pulau Karimunjawa. sembarang kantong sampah
Setelah sosialisasi dan pemberian materi, tempat. yang sudah
selanjutnya pihak pengabdi memberikan motivasi disediakan di
tentang pentingnya kesadaran dan komitmen dari masing-masing
dalam diri para peserta dalam rangka menjamin rumah
keberhasilan pengelolaan bank sampah terutama Pernak- Ageda Hiasan Hiasan untuk
untuk sampah an-organik. Pendampingan untuk pernik peringatan memeriahkan
sampah non organik bekerja sama dengan para acara Desa Kegiatan
biasanya Seremonial Desa
anggota pengabdian dengan pembuatan pernak
membeli memanfaatkan
pernik dari kertas dan botol bekas. barang baru barang bekas
Guna menjamin praktik pengelolaan sampah (sampah) dari
tetap berjalan usai program pengabdian berakhir, bank sampah
maka dibentuk pengurus bank sampah ceria dari
perwakilan masing-masing pihak yang dengan
Kondisi Masyarakat Masyarakat
suka rela mendedikasikan diri untuk mewujudkan
udara biasa terbiasa untuk
lingkungan yang lebih asri. membuang memanfaatkan
Setelah sosialisasi dan pemberian motivasi sisa makanan bahan-bahan
pengelolaan sampah oleh tim pengabdi, dan sisa bahan limbah organik
masyarakat di sekitar mulai membiasakan diri makanan ke utnuk pupuk
untuk mengelola sampah yang ada dengan tempat sampah tanaman dan
memilah sampah organik dan an-orgamik. di dekat bunga yang
Sampah an-organik dikumpulkan ke bank sampah rumah, dimiliki, sehingga
setiap satu minggu sekali, melalui sosialisasi oleh sehingga ada pengurangan
kepala desa sebelumnya. Masing-masing rumah menimbulkan polusi udara
bau tidak
tangga diberi karung untuk menempatkan sampah
sedap (polusi
an-organisk seperti kertas dan plastik yang dapat udara)
disetorkan ke bank sampah. Sampah an- Sampah an- Sampah an-
organik organik belum organik
dikumpulkan

Seminar Nasional Kolaborasi Pengabdian Kepada Masyarakat UNDIP-UNNES 2019 8


Website: semnasppm.undip.ac.id

dimanfaatkan secara berkala, yang diakibatkan sampah. Bagi warga, bank


dengan baik untuk diberikan di sampah dapat dijadikan sebagai penghasilan
bank sampah tambahan atas pemberian reward untuk
sebagai tabungan pengumpulan sampah yang telah dilakukan.
sampah
Kondisi Sampah tidak Tabungan sampah
B. Saran
Ekonomi memberikan atas sampah yang
income bagi dikumpulkan di Bagi masyarakat agar dapat senantiasa
masyarakat bank sampah menjalankan program pengelolaan sampah secara
akan menjadi berlanjut. Masyarakat juga hendaknya menambah
tabungan hari keterampilan pengolahan sampah an-organik yang
raya, menambah dapat memberikan nilai tambah sehingga lebih
income bagi bernilai ekonomis. Masyarakat juga dapat ikut
masyarakat. secara aktif memasarkan hasil kreativitasnya agar
lebih dikenal masyarakat luas sehingga
IV. PENUTUP meningkatkan nilai jual dari barang tersebut.
Bagi pemerintah diharapkan dapat memberikan
A. Simpulan akomodasi untuk memasarkan hasil kreatifitas
Kesimpulan dari pengabdian ini adalah warga dalam mengolah sampah organik menjadi
meningkatnya kesadaran masyarakat tentang sebuah produk yang bernilai jual sehingga
manfaat pengelolaan sampah berbasis rumah menambah penghasilan masyarakat.
tangga. Pengelolaan sampah an-organik melalui
bank sampah yang sudah dibentuk dan integratif REFERENSI
dapat memberikan dampak positif bagi [1] Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang
lingkungan dan ekonomi masyarakat. Bagi Pengelolaan Sampah Peraturan Pemerintah
lingkungan, lingkungan tempat tinggal dan wisata Nomor 81 Tahun 2012
semakin tertatanya tanpa pencemaran lingkungan

Seminar Nasional Kolaborasi Pengabdian Kepada Masyarakat UNDIP-UNNES 2019 9

You might also like