You are on page 1of 14

PROPOSAL SKRIPSI

KOMUNIKASI ORGANISASI KARANG TARUNA


DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS
KEANGGOTAAN
(Studi Pada Karang Taruna Dusun Durung Desa Jiyu Kecamatan
Kutorejo)

Oleh :
RIZKY AMANDA
NIM: 20171700411015

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN USHULUDDIN
INSTITUT PESANTREN KH. ABDUL CHALIM
MOJOKERTO
2023
PROPOSAL SKRIPSI
KOMUNIKASI ORGANISASI KARANG TARUNA
DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS
KEANGGOTAAN
(Studi Pada Karang Taruna Dusun Durung Desa Jiyu Kecamatan
Kutorejo)

Oleh :
RIZKY AMANDA
NIM: 20171700411015

Pembimbing :
Imam Syafi’I, M.Kom.I

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN USHULUDDIN
INSTITUT PESANTREN KH. ABDUL CHALIM
MOJOKERTO
2023
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : Rizky Amanda


NIM : 20171700411015
Jenjang : Sarjana (S1)
Program Studi : Komunikasi dan Penyiaran Islam
Judul Proposal Skripsi : Komunikasi Organisasi Karang Taruna Dalam
Meningkatkan Solidaritas Keanggotaan (Studi Pada
Karang Taruna Dusun Durung Desa Jiyu
Kecamatan Kutorejo)

Proposal Skripsi mahasiswa dengan judul diatas telah dikoreksi dan


disetujui oleh pembimbing. Serta layak dipertanggungjawabkan dihadapan dewan
penguji dalam ujian proposal skripsi.

Mojokerto, 20 Mei 2023


Disetujui oleh

Imam Syafi’I, M.Kom.I


NIP :2015.01.026

Mengetahui
Ketua Program Studi KPI Fakultas
Dakwah dan Ushuluddin Institut
Pesantren KH. Abdul Chalim

Muhammad Alfin Fatikh, M. I. Kom.


NIP: 2017.01.0
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Penulisan Proposal skripsi ini untuk mengajukan juduk skripsi di Institut Pesantren
KH. Abdul Chalim Pacet, Mojokerto. Adapun dalam penyusunan Proposal Skripsi ini,
diambil judul “Analisis Interaksi Sosial Dalam Komunikasi Suporter Sepak Bola (Studi Pada
Komunitas Bonek Suporter Persebaya Di Mojokerto)”.

Terselesaikannya penulisan Proposal Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karna itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Mauhibur Rokhman, Lc., MA. Selaku Rektor Institut Pesantren KH.
Abdul Chalim.
2. Bapak Dr. Hasyim Asy’ari. M.Pd selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ushuluddin
Institut Pesantren KH. Abdul Chalim.
3. Bapak M. Chabibi, Lc., M. Hum., M.IP. selaku Ketua Program Studi Komunikasi
dan Penyiaran Islam Institut Pesantren KH. Abdul Chalim.
4. Bapak M. Chabibi, Lc., M. Hum., M.IP.. Selaku Dosen Pembimbing yang selalu
sabar meluangkan waktu dan membimbing penulis sampai dengan
terselesaikannya Proposal Skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Institut Pesantren KH. Abdul Chalim yang telah
memberikan bekal ilmu pegetahuan kepada penulis selama menjalankan studi
dibangku kuliah sehingga dapat dipergunakan sebagai dasar pertimbangan dalam
penyusunan Skripsi ini.
6. Teman-teman se-perjuangan KPI 2017
7. Seluruh keluargaku, Ayah, Ibu, Adik tercinta yang telah memberikan perhatian
serta kasih sayang, dorongan fasilitas dan semangat serta doa sehingga penulis
dapat menyelesaikan Proposal Skripsi ini.
8. Senior dan Kawan-kawan satu perjuangan yang selalu membantu dalam
pembelajaran dan pencarian ilmu di bangku perkuliahan.

3
9. Semua pihak yang telah membantu penulis dan tidak penulis sebutkan.

Penulis menyadari bahwa Proposal Skripsi yang dibuat masih jauh dari sempurna,
oleh karna itu dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak, baik yang berhubungan langsung dengan Proposal Skripsi ini
maupun secara tidak langsung.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih atas segala perhatian dari pembaca,
penulis berharap semoga Proposal Skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu
pengetahuan bagi kita semua.

Wallahul muwaffieq ilaa aqwamith tharieq


Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Mojokerto, 20 Mei 2023

RIZKY AMANDA

4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan sebuah aktivitas dasar yang dilakukan dalam kegiatan


sehari-hari baik di lingkungan sekitar maupun di lingkungan luar. Manusia merupakan
makhluk sosial, yang artinya saling membutuhkan satu sama lain dan membutuhkan
kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Pentingnya komunikasi sangat
bermanfaat bagi diri sendiri dan bagi orang lain. Pemuda memainkan peran
penting dalam perkembangan dan transformasi masyarakat. Organisasi pemuda menjadi
wadah bagi pemuda untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial, pembangunan, dan
pemberdayaan. Pola komunikasi yang terjadi di dalam organisasi pemuda memegang
peranan penting dalam menggerakkan aksi kolektif dan mencapai tujuan organisasi.
Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang pola komunikasi organisasi
pemuda dalam konteks masyarakat sangat relevan untuk memperkuat peran dan
kontribusi pemuda dalam pembangunan.
Dengan adanya komunikasi yang baik di dalam organisasi, dapat berjalan baik
dalam melakukan suatu kegiatan yang akan diadakan dalam organisasi tersebut. Dalam
komunikasi pasti tidak lepas dengan suatu hubungan, ketika dua individu atau lebih
bertemu dan terdapat prosesKomunikasi di dalamnya bisa dikatakan sebagai proses
sebuah hubungan. Pada komunikasi organisasi terdapat dua dimensi komunikasi yaitu,
komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal
merupakan komunikasi yang berlangsung di dalam organisasi, seperti komunikasi
antara ketua dan anggota demi kepentingan dan berlangsunya organisasi. Sedangkan
komunikasi eksternal meliputi komunikasi yang terjalin di luar organisasi seperti
berinteraksi dengan khalayak luar .
Komunikasi merupakan suatu transaksi, proses simbolik yang menghendak
orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antar sesama
manusia melalui pertukaran informasi untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang
lain serta berusaha merubah sikap dan tingkah laku.1
Sebagaimana menurut Wahjono (2010) yang mengatakan bahwa dalam suatu
organisasi, komunikasi berfungsi sebagai penggerak organisasi. Karena tujuan

1
Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), Hlm.19.

5
organisasi mustahil atau akan sulit dicapai tanpa adanya komunikasi. Komunikasi
menjadi titik yang penting karena segala proses perencanaan dan pengorganisasian
tidak akan dapat dijalankan dengan baik tanpa komunikasi yang baik.
“Salah satu tantangan besar dalam komunikasi organisasi adalah bagaimana
menyampaikan informasi ke seluruh bagian organisasi dan bagaimana menerima
informasi dari seluruh bagian organisasi. Proses ini berhubungan dengan aliran
informasi. Apa yang dikemukakan dalam struktur dapat saja bukan yang sebenarnya
terjadi. Efisiensi dapat bergantung pada aliran informasi, tetapi ini bukan pertimbangan
satu-satunya. Organisasi mengandalkan inovasi dan harus mampu menghasilkan
informasi dari para anggotanya. Aliran informasi dapat membantu menentukan iklim
dan moral organisasi, yang pada gilirannya berpengaruh pada aliran informasi.2
Tentu saja tantangan tersebut juga berlaku untuk semua organisasi, termasuk
organisasi formal seperti Karang Taruna. Karang Taruna adalah organisasi sosial
kemasyarakatan sebagai wadah dan sarana pengembangan setiap anggota masyarakat
yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari,
oleh, dan untuk masyarakat terutama generasi muda.3
Dalam Peraturan Menteri Sosial RI Tahun 2010 Pasal 1 Ayat 1 menyebutkan
mengenai organisasi kepemudaan atau karang taruna adalah organisasi sosial
kemasyarakatan sebagai wadah dan sarana pengembangan setiap anggota masyarakat
yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari,
oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/kelurahan terutama
bergerak di bidang usaha kesejahteraan social.4
Karang Taruna sebagai lembaga sosial memiliki peran vital dalam melakukan
motivasi kepada para pemuda agar memiliki kesadaran hidup bermasyarakat yang
tinggi, seperti yang telah dilakukan Karang Taruna AKATARU Dusun Durung, Desa
Jiyu, Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto. Yang ikut serta dan memberikan
dukungan penuh atasterselenggaranya program-program yang ada di pemerintah.
Sebagai wadah aspirasi para pemuda, Karang Taruna AKATARU mampu
menunjukkan eksistensi perannya dalam memperhatikan dan mempedulikan masalah
sosial yang sedang dihadapi para pemuda di lingkungannya.

2
I. R.Wayne Pace; II. Don F. Faules,
Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan.(Telkom University: Remaja Rosdakarya,
2007), Hlm 170
3
http://ejournal.uinsuka.ac.id/dakwah/JPMI/ article/downloadSuppFile/011-01/24
4
Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 77 “Pedoman Karang Taruna”. 2010

6
Dalam hal ini, peneliti memiliki pandangan terhadap permasalahan yang terjadi
dikarenakan masih kurangnya dorongan dari pemimpin ataupun kurangnya kesadaran
dari para anggota karang taruna. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengambil
judul “Komunikasi Organisasi Karang Taruna AKATARU Dalam Meningkatkan
Solidaritas Keanggotaan Studi Pada Karang Taruna Dusun Durung Desa Jiyu
Kecamatan Kutorejo”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dari fokus penelitian, maka dapat dirumuskan
masalah yaitu
1) Bagaimana peranan komunikasi organisasi Karang Taruna AKATARU dalam
meningkatkan solidaritas keanggotaan ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin diraih dari rumusan masalah diatas sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui peranan komunikasi organisasi Karang Taruna AKATARU
dalam meningkatkan solidaritas keanggotaan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan ilmu
pengetahuan yang baru berkaitan dengan komunikasi organisasi karang taruna.
Dengan adanya penelitian tentang komunikasi organisasi pada Karang Taruna
AKATARU dapat menjadi pedoman untuk penelitian-penelitian yang akan
datang. Selain itu, peneliti juga berharap agar dapat menjadi bahan rujukan
atau referensi bagi studi komunikasi yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi kajian literatur khususnya
untuk kajian penelitian kualitatif. Selain itu, hasil penelitian mengenai
komunikasi organisasi pada Karang Taruna AKATARU mampu menjadi
referensi untuk penelitian selanjutnya.

7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Konsep
1. Komunikasi Organisasi
a. Pengertian Komunikasi
Kata komunikasi menurut Onong Uchjana Effendi, yaitu berasal dari
perkataan bahasa latin: comuunicatio yang berarti “pemberitahuan” atau
“pertukaran pikiran”. Dengan demikian mkaa sacara garis besar dalam suatu proses
komunikasi harus terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu
pertukaran pikiran atau pengertian, antara komunikator (penyebar pesan) dan
komunikan (penerima pesan).5 Menurut Berelson dan Steiner, komunikasi
adalah proses penyampaian. Hal yang disampaikan adalah informasi, gagasan,
emosi keahlian dan lain-lain, sedangkan cara penyampaian melalui penggunaan
simbol-simbol. Simbol yang dimaksud dapat berbentuk kata-kata, gambar, angka,
dan lain-lain.6 Hovland, Janis dan Kelley seperti yang dikemukakan oleh Forsdale
(1981) adalah ahli sosiologi Amerika, mengatakan bahwa komunikasi adalah
proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk
mengubah tingkah laku orang lain. Pada definisi ini mereka menganggap
komunujasi sebagai suatu proses, bukan sebagai suatu hal.7
b. Pengertian Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi merupakan pengiriman dan penerimaan berbagai
pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi.
Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri
dan sifatnya berorientasi terhadap kepentingan organisasi yang berisi cara kerja di
dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus di lakukan
dalam organisasi. Misalnya : Memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-
surat resmi.8 Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujuisecara
sosial, dimana orientasinya bukan pada organisasi tetapi lebih kepada anggotanya

5
Rosady Ruslan, Mananjemen Public Relation & Media Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasi), (Jakarta;
Rajawali Pers, 2014), 81.
6
Suryanto, Pengantar Ilmu Komuikasi, (Bandung; CV Pustaka Setia, 2015), 54
7
. 25 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta; Bumi Aksara, 2015), 2.
8
Khomsahrial Romli, Komunikasi Organisasi (PT. Grasindo ; Jakarta 2011), 2

8
secara individual. Goldhaber dalam buku Komunikasi Organisasi Lengkap,
memberikan definisi komunikasi organisasi sebagai Organizational
communications is the process of creating and exchanging messages within a
network of interdependent relationship to cope with environmental uncertainty.
Terjemahannya: komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling
menukar pesan dalam rangkaian hubungan yang saling tergantung satu sama lain
untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah ubah.9
2. Peranan Komunikasi Organisasi
Setiap manusia senantiasa berinteraksi dengan manusia lainnya, bahkan
cenderung hidup berkelompok atau berorganisasi untuk mencapai tujuan bersama
yang tidak mungkin dicapai bila ia hidup sendiri. Interaksi dan kerja sama ini akan
terus berkembang dengan teratur sehingga membentuk wadah yang disebut dengan
organisasi. Interaksi atau hubungan antar individuindividu dan kelompok atau tim
dalam setiap organisasi akan memunculkan harapan-harapan.
Harapan ini kemudian akan menimbulkan peranan-peranan tertentu yang harus
diemban oleh masing-masing individu untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan
organisasi/kelompok. Sebuah organisasi memang dibentuk sebagai wadah yang
didalamnya berkumpul sejumlah orang yang menjalankan serangkaian aktivitas
tertentu secara teratur guna tercapainya tujuan yang telah disepakati bersama.
Terlebih dalam kehidupan masyarakat modern, manusia merasa bahwa selain
mengatur dirinya sendiri, ia juga perlu mengatur lingkungannya, memelihara
ketertiban, mengelola dan mengontrolnya lewat serangkaian aktifitas yang kita kenal
dengan manajemen dan organisasi. Dalam setiap organisasi yang diisi oleh sumber
daya manusia, ada yang berperan sebagai pemimpin, dan sebagian besar lainnya
berperan sebagai anggota. Semua orang yang terlibat dalam organisasi tersebut akan
melakukan komunikasi. Tidak ada organisasi tanpa komunikasi, karena komunikasi
merupakan bagian integral dari organisasi.
Komunikasi ibarat sistem yang menghubungkan antar orang, antar bagian
dalam organisasi, atau sebagai aliran yang mampu membangkitkan kinerja orang-
orang yang terlibat di dalam organisasi tersebut. Efektivitas organisasi terletak pada
efektivitas komunikasi, sebab komunikasi itu penting untuk menghasilkan
pemahaman yang sama antara pengirim informasi dengan penerima informasi pada
semua tingkatan/level dalam organisasi. Selain itu komunikasi juga berperan untuk
9
ibid,13

9
membangun iklim organisasi yang pada akhirnya dapat mempengaruhi efisiensi dan
produktivitas organisasi. Adapun peranan dalam membangun organisasi adalah
adanya seorang pemimpin yang mampu sebagai penentu kebijaksanaan,
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dan penilaian.
Untuk melaksanakan kepemimpinannya secara efektif, maka pemimpim harus
mampu melaksanakan komunikasi secara efektif. Dalam konteks kepemimpinan,
seorang ketua organisasi berkomunikasi efektif bila ia mampu membuat para
anggota melakukan kegiatan tertentu dengan kesadaran, kegairahan, dan
kegembiraan.
Untuk mengetahui peranan komunikasi organisasi dalam meningkatkan
solidaritas Karang Taruna AKATARU adalah dengan menggunakan pendekatan
terori kepemimpinan situasional menurut Hersey dan Blanchard. Penekanan teori
kepemimpinan situasional menurut Hersey dan Blanchard memusatkan perhatian
dan analisisnya pada pihak bawahan, dan tingkat kematangan mereka.
Para pemimpin harus harus menilai secara benar atau intuitif mengetahui
tingkat kematangan (kedewasaan) bawahannya dan kemudian menggunakan gaya
kepemimpinan yang sesuai dengan situasi atau tingkatan tersebut. Pendekatan
kepemimpinan situasional menekankan bahwa kepemimpinan terdiri atas dimensi
arahan dan dimensi dukungan. Setiap dimensi harus diterapkan secara tepat dengan
meperhatikan situasi yang berkembang. Guna menetukan apa yang dibutuhkan oleh
situasi khusus, pemimpin harus mengevaluasi pekerja mereka dan menilai seberapa
kompeten dan besar komitmen pekerja atas pekerjaan yang diberikan.
Kepemimpinan situsional menyediakan empat pilihan gaya kepemimpinan.
Keempat gaya tersebut melibatkan aneka kombinasi dari perilaku kerja dengan
perilaku hubungan. Perilaku kerja meliputi penggunaan komunikasi satu arah,
pendiktean tugas, dan pembeitahuan pada pekerja seputar hal apa saja yang harus
mereka lakukan, kapan, dan bagaimana melakukannya.
Pemimpin yang efektif menggunakan tingkat perilaku yang tinggi di sejumlah
situasi dan hanya sekadarnya di situasi lain. Perilaku hubungan meliputi penggunaan
komunikasi dua arah, mendengar, memotivasi, melibatkan pengikut dalam proses
pengambilan keputusan, serta memberikan dukungan emosional pada mereka.
Perilaku hubungan juga diberlakukan secara berbeda di aneka situasi10

10
Poppy Ruliana, Komunikasi Organisasi Teori dan Studi Kasus, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014),
131-132.

1
0
Penekanan teori kepemimpinan situasional menurut Hersey dan Blanchard
memusatkan perhatian dan analisanya pada seorang pemimpin. Tergantung pada
orientasi tugas kepemimpinan dan sifat hubungan atasan dan bahawahan yang
digunakan, gaya kepemimpinan yang timbul dapat mengambil empat bentuk sebagai
berikut:
1. Memberitahukan (Telling,) Seorang pimpinan berperilaku
memberitahukan, hal itu berarti bahwa orientasi tugasnya dapat
dikatakan tinggi dan digabung dengan hubungan atasan bawahan yang
tidak dapat digolongkan sebagai akrab, meskipun tidak pula
digolongkan dengan sebagai hubungan yang tidak bersahabat. Dalam
praktek apa yang terjadi ialah bahwa seorang pimpinan merumuskan
peranan apa yang diharapkan oleh para bawahan dengan
memberitahukan kepada mereka apa, bagaimana, bilamana, dan
dimana kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. Dengan perkataan lain
perilaku pimpinan terwujud dalam gaya yang bersifat direktif.
2. Menjual (selling) Jika seorang pimpinan berperilaku menjual berarti ia
bertitik tolak dari orientasi perumusan tugasnya secara tegas digabung
dengan hubungan atasan- bawahan yang bersifat intensif. Dalam
situasi demikian pimpinan harus menampilkan perilaku direktif dan
suportif.
3. Partisipatif (participations) Perwujudan paling nyata dari perilaku
demikian ialah pimpinan mengajak para bawahannya untuk berperan
serta secara aktif dalam proses pengambilan keputusan. Artinya,
pimpinan hanya memainkan peranan sebagai fasilator untuk
memperlancar tugas para bawahan yang antara lain dilakukan dengan
menggunakan saluran komunikasi yang ada secara efektif.
4. Pendelegasian (Delegating) Seorang pimpinan dalam menghadapi
situasi tertentu dapat pula menggunakan perilaku berdasarkan
orientasi tugas yang rendah digabung dengan intensitas hubungan
atasan-bawahan yang rendah pula. Dalam praktek, dengan perilaku
demikian seorang pejabat pimpinan membatasi diri pada pemberian
pengarahan kepada para bawahannya dan menyerahkan pelaksanaan
pada bawahan tersebut tanpa banyak campur tangan lagi.

1
1
Model kepemimpinan ini juga menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang
paling efektif bervariasi dengan kesiapan bawahan yang mendefinisikan sebagai
keinginan bawahan untuk berprestasi, kemauan untuk bertanggung jawab, kemauan
yang berhubungan dengan tugas, keterampilan dan pengalaman. Sasaran dan
pengetahuan dari pengikut merupakan variabel penting dalam menentukan gaya
kepemimpinan yang efektif11.
3 Solidaritas
Perkembangan manusia terasa semakin cepat, dari terbentuknya manusia
dalam rahim hingga membuka mata di dunia. Awal bayi yang pertama membukakan
mata memberikan sinyal interaksi dengan cara menangis, memberikan maksud
terhadap orang yang di sekitar melakukan tindakan.
Tindakan orang terhadap kepedulian kepada sesama manusia merupakan ciri-
ciri manusia memiliki rasa solidaritas sosial. Istilah solidaritas dalam kehidupan
sehari-hari dapat diartikan sebagai kesetiawakanan dan perasaan sepenanggungan.
Rasa simpati terhadap sesama mahluk sosial membuktikan kepedulian untuk saling
membantu.
Solidaritas merupakan suatu yang sangat dibutuhkan oleh kelompok sosial,
karena pada dasarnya setiap masyarakat membutuhkan solidaritas. Kelompok-
kelompok sosial sebagai tempat berlangsungnya kehidupan bersama masyarakat
akan tetap ada dan bertahan ketika dalam kelompok sosial tersebut terdapat rasa
solidaritas diantara anggota-anggotanya. Solidaritas menekankan pada keadaan
hubungan antar individu dan kelompok yang mendasari keterikatan bersama dalam
kehidupann dengan didukung nilai-nilai moral serta kepercayaan yang hidup dalam
masyarakat.12
Secara sederhana, solidaritas menunjukan pada suatu situasi keadaan
hubungan antar individu atau kelompok yang didasari pada perasaan moral dan
kepercayaan yang dianut bersama dengan diperkuat pengalaman emosional
bersama13
Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa solidaritas sosial adalah
adanya saling percaya, cita-cita bersama, kesetiakawan, dan rasa sepenanggungan
11
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Edisi Ketiga, (Cet. X; Jakarta: Rajawali Pers, 2012),
15.
12
Doyle paul jhonson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, terj. Robert. M. Z. Lawang, (Jakarta: PT. Gramedia,
1998), hlm. 81
13
Taufik Abdullah, Durkheim dan Pengantar Sosiologi Moralitas, (Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 1986), hlm.
81-125.

1
2
diantara individu sebagai anggota kelompok. Solidaritas sosial sesunggunhnya
mengarah pada keakraban atau kekompokan (kohesi) dalam kelompok. Dalam
perspektif Sosiologi, keakraban hubungan antara kelompok masyarakat itu tidak
hanya merupakan alat dalam rangka usaha mencapai atau mewujudkan cita-citanya,
akan tetapi justru keakraban hubungan sosial tersebut sekaligus merupakan salah
satu tujuan utama dari kehidupan kelompok masyarakat.
Solidaritas juga merupakan kesetiakawanan antar anggota kelompok sosial.
Terdapatnya solidaritas yang tinggi dalam kelompok tergantung pada kepercayaan
setiap anggota akan kemampuan anggota lain untuk melaksanakan tugas dengan
baik. Pembagian tugas dalam kelompok sesui dengan kecakapan masing-masing
memberikan hasil kerja yang baik. Kontak sosial dan komunikasi yang baik antara
individu dengan individu yang lain atau kelompok akan menciptakan solidaritas
sosial yang baik pula.14
Wujud nyata dalam kehidupan bersama akan melahirkan pengalaman
emosional sehingga memperkuat hubungan antar mereka. Menurut Durkheim,
solidaritas masyarakat terdiri dari dua bentuk yakni solidaritas sosial mekanik dan
solidaritas sosial organik.

14
David Berry, Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 4-5.

1
3

You might also like