Professional Documents
Culture Documents
Makalah Pajak Bentuk Usaha Tetap
Makalah Pajak Bentuk Usaha Tetap
TIM PENYUSUN
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS PERJUANGAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “ BENTUK USAHA
TETAP ” dapat kami selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang pelanggaran atau kesalahan
apa saja yang biasa terjadi dalam bahasa keseharian yang bisa kita pelajari salah satunya.
Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami
sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian
pustaka maupun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. dan juga
kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami,
informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada
yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu
kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.
Penyusun,
Kelompok 10
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Bersumber pada penjelasan serta uraian pada latar belakang permasalahan diatas ,
makadapat diformulasikan permasalahan yakni : Bagaimana perlakuan perpajakan BUT
di Indonesia?
Bagi PenulisPenulisan makalah ini bisa dijadikan pengetahuan secara teoritis yang
diperoleh selama kuliah serta tugas dalam menempuh mata kuliah seminar
perpajakan.
Bagi Lembaga Selaku suatu karya yang bisa dijadikan selaku bahan rujukan serta
pustaka bagi mahasiswa ataupun pihak lain yang mempunyai ketertarikan menulis
dalam bidang yang relevan.
BAB II
PEMBAHASAN
Bentuk usaha tetap merupakan Bentuk usaha yg digunakan oleh orangpribadi yg tidak
bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada pada Indonesia tidak lebih berasal
183 (seratus delapan puluh 3) hari pada jangkawaktu 12 (2 belas) bulan, dan badan yang tidak
didirikan serta tidakbertempat kedudukan di Indonesia buat menjalankan usaha atau
melakukan aktivitas di Indonesia. tempat usaha tersebut bersifat tetap serta digunakan
untukmenjalankan usaha atau melakukan kegiatan berasal orang pribadi yang tidakbertempat
tinggal atau badan yang tidak didirikan serta tidak bertempatkedudukan pada
Indonesia.Perusahaan iuran pertanggungan yg didirikan dan bertempat kedudukan pada
luarIndonesia disebut memiliki bentuk perjuangan tetap pada Indonesia apabilaperusahaan
premi tersebut mendapatkan pembayaran asuransi iuran pertanggungan ataumenanggung
risiko pada Indonesia melalui pegawai, perwakilan atau agennya diIndonesia. Menanggung
risiko pada Indonesia tidak berarti bahwa peristiwa yangmengakibatkan risiko tersebut terjadi
di Indonesia. yg perlu diperhatikan ialah bahwa pihak tertanggung berdomisili, berada, atau
bertempat kedudukan pada Indonesia.intinya pengenaan pajak terhadap wajib Pajak luar
negeri menganut asas asal, ialah atas setiap penghasilan yang diterima atau diperoleh harus
Pajak luar negeri yg bersumber dari Indonesia dapat dikenakan pajak di Indonesia.
Sebagaimana dijelaskan pada UU PPh, Objek PPh artinya penghasilan pada arti luas.
Bagi bentuk usaha tetap (BUT), yg sebagai objek pajak artinya:
1. penghasilan berasal usaha atau kegiatan BUT tadi berasal harta yg dimiliki atau
dikuasai;
2. penghasilan tempat kerja sentra dari usaha atau kegiatan, penjualan barang, atau
pemberian jasa di Indonesia yang sejenis dengan yg dijalankan atau yg dilakukan oleh
BUT pada Indonesia (force of attraction);
3. penghasilan yg menjadi Objek PPh Pasal 26 yang diterima atau diperoleh kantor
pusat, sepanjang terdapat hubungan efektif antara BUT dengan harta atau kegiatan yg
menyampaikan penghasilan dimaksud (effectively connected income). biaya -porto yg
berkaitan menggunakan ketiga jenis penghasilan tadi dapat dikurangkan berasal
penghasilan BUT. tetapi, buat porto-porto terkait kantor sentra berlaku ketentuan
sebagai berikut.
biaya administrasi kantor pusat yg bisa dibebankan artinya biaya yg berkaitan
dengan usaha atau kegiatan BUT, yang besarnya ditetapkan sang Direktur
Jenderal Pajak;
pembayaran kepada kantor pusat yang tidak bisa dibebankan menjadi biaya
merupakan:
- royalti atau imbalan lainnya sehubungan menggunakan penggunaan harta,
paten, atau hak-hak lainnya;
- imbalan sehubungan menggunakan jasa manajemen serta jasa lainnya;
- bunga, kecuali bunga yg berkenaan menggunakan usaha perbankan.
intinya, BUT adalah satu kesatuan dengan tempat kerja pusatnya. oleh
sebab itu, pembayaran yang diterima oleh BUT dari tempat kerja pusat
berupa:
a. royalti atau imbalan lainnya sehubungan menggunakan penggunaan harta, paten, atau
hak-hak lainnya;
b. imbalan sehubungan dengan jasa manajemen dan jasa lainnya;
c. bunga, kecuali bunga yg berkenaan dengan usaha perbankan,
tidak dianggap menjadi objek pajak.
contoh:
A Inc. artinya subjek pajak luar negeri yg beranjak pada bidang penjualan mesin
cetak. A Inc. menjalankan usaha penjualan mesin cetak mereka di Indonesia melalui BUT A.
pada tahun 2019, diperoleh info menjadi berikut.
1) BUT A berhasil membukukan penjualan mesin cetak sebesar Rp10 miliar;
2) Terdapat penjualan mesin cetak secara langsung oleh A Inc. pada konsumen di
Indonesia sebanyak Rp5 miliar;
3) A Inc jua memperoleh penghasilan dari jasa instalasi dan perawatan mesin
cetak senilai Rp500 juta yang pelaksanaan kegiatannya dilakukan oleh BUT
A. Atas pekerjaan tersebut, BUT A memperoleh imbalan sebanyak Rp100 juta
dari A Inc.;
4) biaya -biaya yang dapat dikurangkan diasumsikan sebanyak Rp10 miliar; serta
5) ada pembebanan biaya jasa manajemen A Inc. kepada BUT A sebanyak Rp1
miliar.
Walaupun BUT termasuk wajib Pajak Luar Negeri, tetapi kewajiban perpajakan
BUT hampir sama menggunakan wajib Pajak Badan pada Negeri. SuatuBUT berkewajiban
untuk ber NPWP. jika memenuhi ketentuan di Undang-undang PPN, BUT jua harus buat
dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP).sesudah ber NPWP dan /atau dikukuhkan
menjadi PKP, BUT berkewajiban menjalankan hak serta kewajiban perpajakan yg sama
dengan wajib Pajak dalam Negeri. BUT harus menyampaikan SPT PPh Badan, SPT PPh
Pasal 21/26,PPh Pasal 23/26, PPh Pasal 22, PPh Pasal 4 ayat (2) serta/atau PPN sinkron
menggunakan ketentuan yg berlaku. perbedaan fundamental dalam perlakuian PPh antara
harus Pajak BadanDalam Negeri serta BUT terletak di :
a. sumber penghasilan BUT yang dikenakan PPh ialah penghasilandari Indonesia saja
sebab BUT termasuk harus Pajak Luar Negeri.
b. Adanya perlakuan khusus tentang penghasilan yg menjadi objekpajak BUT serta
biaya yg boleh dikurangkan bagi BUT yang diaturdalam Pasal lima UU PPh.
c. Adanya kewajiban spesifik pemotongan PPh Pasal 26 atasPenghasilan Kena Pajak
sesudah dikurang pajak pada Indonesiasebagaimana diatur dalam Pasal 26 ayat (4)
UU PPh.
a) BUT Fasilitas Fisik ( assets type ) eksistensi suatu BUT Perusahaan asing di
Indonesia ada apabilaperusahaan asing tersebut mempunyai fasilitas fisik yg artinya
daerah buat menjalankan usaha atau melakukan aktivitas usahanya diIndonesia.
Fasilitas fisik tersebut artinya milik sendiri atau disewadari pihak lain. sesuai pasal 2
ayat (5) huruf a s/d h Undang-UndangNomor 17 Tahun 2000 terdiri berasal :
kawasan kedudukan manajemen
Cabang perusahaan
kantor perwakilan
Pabrik
Bengkel
Perikanan/pertanian/kehutanan/perkebunan
Suatu gudang atau daerah penyimpanan barang sebagai kawasan penjualan
Pertambangan serta penggalian asal daya alam, daerah kerjapengeboran buat
eksplorasi pertambangan
b) BUT kegiatan (activity type) keberadaan suatu BUT perusahaan asing di Indonesia
timbul apabila perusahaan asing tadi menjalankan aktivitas jasa-jasa di Indonesia pada
jangka saat melebihi tes waktu. sesuai pasal 2 ayat (5) huruf idan j Undang-Undang
nomor 17 Tahun 2000, termasuk antaranya :
Proyek konstruksi, proyek perakitan, instalasi atau kegiatanpengawasan yg
terdapat hubungannya dengan proyek tadi, dan;
hadiah jasa termasuk jasa konsultan yang dilakukan oleh suatuperusahaan
melalui karyawan atau orang lain yang dipekerjakanoleh perusahaan itu buat
tujuan tadi, aktivitas itu berlangsungselama lebih dari 60 (enam puluh) hari
dalam jangka saat 12 bulan.
sesuai Uraian Pasal 2 Ayat( 2) UU PPh, pemasukan terutang pajak suatu BUT
industri asing di Indonesia merupakan pemasukan yang diterima ataupun
diperolehnya asal Indonesia. dan sesuai Pasal 5 Ayat( 1) UU Pajak Pemasukan, diatur
menimpa cakupan pemasukan sesuatu BUT industri asing di Indonesia artinya:
a. sesuai Attributiion Rule, pemasukan sesuatu BUT industri asing pada
Indonesia adalah pemasukan yg berasal dari aktivitas usahanya pada
Indonesia. contohnya apabila BUT industri asing tersebut bergerak dibidang
perdagangan, sampai penghasilannya di Indonesia adalah pemasukan yg
berasal dari kegiatan usahanya pada Indonesia.
b. sesuai Force Of Attraction Rule, pemasukan sesuatu BUT industri asing di
Indonesia adalah tercantum pemasukan kantor pusatnya asal Indonesia yang
diperolehnya asal aktivitas usaha yg sejenis dengan aktivitas BUT nya pada
Indonesia. menggunakan demikian, pemasukan yg diterima ataupun diperoleh
kantor pusatnya dikira sebgai pemasukan BUT nya di Indonesia. Cocok
Effectively- Connected Rule pemasukan pasif( contohnya bunga dan royalty)
yg diterima ataupun diperoleh kantor pusatnya dan memiliki ikatan efisien
dengan aktivitas usaha BUTnya pada Indonesia dianggap selaku pemasukan
BUTnya pada Indonesia.
2.3.5 Pajak Peenghasilan Badan dan Branch Provit Tax
tetapi demikian atas laba bersih setelah PPh Badan suatu BUT perusahaan asing pada
Indonesia dikenakan tambahan pajak yang tak jarang dianggap menjadi branch profit tax
menggunakan tarif sebanyak 20% berasal laba bersih setelah pajak. jika perusahaan asing
tersebut dari asal negara treaty partner maka besarnya tarif branch profit tax sinkron
ketentuan tax treaty yg berlaku. Penentuan besarnya tarif branch profit tax tak jarang menjadi
perdebatan dalam perundingan tax treaty Indonesia dengan negara-negara lainnya karena
beberapa hal yaitu :
I. negara treaty partner tidak menerapkan branch profit tax pada negaranya, atau
II. buat melindu.ngi kepentingan Indonesia dibidang industri hulu Minyak Gas
serta Bumi.
pada rangka memilih besarnya PKP suatu BUT perusahaan asing pada Indonesia,
pembayaran ke kantor pusat yang tidak boleh dikurangkan sebagai deductible
expenses artinya:
a) Di Jepang :
1) Pajak Pendapatan (the income tax);
2) Pajak Perseroan (the corporation tax) (Selanjutnya disebut “Pajak Jepang”)
Dan
3) di Pasal 4 (Empat), tertuang tulisan tentang penjelasan istilah “penduduk dari
suatu negara” yang bermaksud bahwa setiap orang atau badan yang menurut
perundang-undangan negara itu dapat dikenakan pajak berdasarkan tempat
tinggal, tempat kediaman, kantor pusat atau kantor besar, tempat
ketatalaksanaan atau patokan lainnya yang serupa.
Berdasarkan ketentuan ayat 1, seseorang atau suatu badan merupakan penduduk dari kedua
Negara, maka untuk persetujuan ini pejabat yang berwenang dari masing-masing negara,
berdasarkan permufakatan kedua belah pihak akan menentukan tempat kedudukan seseorang
atau badan tersebut. Pasal 5 (Lima) yang tertuang di perjanjian adalah tentang Bentuk Usaha
Tetap atau Permanent Establishment yang berarti suatu tempat usaha tertentu dimana seluruh
usaha suatu perusahaan dijalankan. Bentuk Usaha Tetap itu yaitu :
Suatu tempat kedudukam manajemen;
Suatu cabang;
Suatu kantor;
Suatu pabrik;
Suatu bengkel;
Suatu pertambangan, suatu ladang minyak ataupun gas, tempat penggalian / tempat
penambangan sumber alam lainnya termasuk kayu atau hasil hutan lainnya.;
Suatu pertanian / perkebunan;
Suatu lokasi bangunan / proyek kontruksi, instalasi proyek perakitan yang
berlangsung untuk lebih dari 6 bulan;
Pemberian jasa jasa termasuk jasa konsultan yang diberikan oleh perusahaan melalui
para karyawannya atau orang lain.
Orang atau badan disuatu negara selain agen yang be rdiri sendiri yang bertindak untuk
kepentingan suatu perusahaan dari negara lain, maka perusahaan itu akan dianggap
mempunyai pendirian tetap di negara itu sehubungan dengan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan untuk perusahaan tersebut, apabila ;
a. Orang atau badan untuk memiliki kuasa untuk menutup kontrak atas nama
perusahaan dan biasa menjalankan kuasa itu di negara tersebut kecuali bila kegiatan-
kegiatan yang dilakukan terbatas pada yang disebut dalam ayat 4, atau;
b. Orang atau badan itu mengurus di negara tersebut persediaan barang-barang atau
barang kepunyaan perusahaan, dimana ia secara teratur memenuhi pesanan-pesanan atau
nama perusahaan dimaksud.
pada keterangan mengenai dividen yang tertera dalam pasal 10. Sesuai dengan tax treaty
antara Indonesia Jepang pada pasal 10 menyatakan bahwa 10% dari jumlah kotor dividen jika
penerima dividen adalah suatu badan yang selama 12 bulan pada akhir masa pembukuan
dimana pembagian keuntungan dilakukan, apabila memiliki sekurang-kurangnya 25% modal
dari badan yang membayarkan dividen. PT. Toyofuji Shipping Co.Ltd dalam hal ini memiliki
modal sebesar 25% sehingga PT Toyofuji Shipping Co. Ltd dikenakan tarif sebesar 10%.
Tanggapan Google
Google Indonesia sendiri telah membantah tuduhan tersebut. Jason Tedjasukmana
(Head of Corporate Communication, Google Indonesia) mengatakan PT Google Indonesia
telah beroperasi sebagai perusahaan Indonesia sejak tahun 2011 dan Google telah
menunaikan kewajibannya sesuai porsi, dan menyatakan bahwa Google yang berbasis di
California, Amerika Serikat telah menunjuk sebuah kantor perwakilan di Jakarta, yakni
Google Indonesia dan tidak harus punya Bentuk Usaha Tetap (BUT) di Indonesia sehingga
tidak bisa diperiksa ataupun dikenai pajak.
Kantor perwakilan tersebut lalu mendapat fee atau bayaran sebesar 4% dari nilai total
pemasukan iklan di Indonesia. Oleh Google Indonesia, bayaran sebesar 4% itu dijadikan
basis perpajakan. Padahal seharusnya semua penghasilan dari pemasang iklan di Indonesia
yang menjadi basis pajak Google Indonesia. Tapi pihak google mengatakan bahwa
penghasilannya hanya sebesar fee-nya tadi, sebesar yang diterima PT Google.
Otoritas pajak Italia meminta Google membayar 300 juta euro atau setara Rp4,4
triliun pada awal 2016. Angka itu adalah kalkulasi pendapatan rata-rata Google selama enam
tahun berbisnis di Italia Namun, Google melakukan manipulasi pajak dengan mengirimkan
pendapatannya di Italia ke Irlandia. Karena itu, Googe menyetor pajak senilai jadi 2,2 juta
euro atau Rp32 miliar pada 2015 lalu.
Tarif pajak perusahaan di Indonesia adalah sebesar 25% dari laba kena pajak.
Berdasarkan perkiraan Muhammad Haniv, pendapatan iklan Google dapat mencapai Rp5
triliun. Dengan asumsi margin 35% dari total pendapatan, maka laba kena pajak Google
adalah sebesar Rp1,75 triliun. Dengan demikian perkiraan pajak perusahaan Google dapat
mencapai Rp437,5 miliar.
2.7 Perlakuan Perpajakan Atas Penghasilan Kena Pajak Sesudah dikurangi Pajak dari
suatu Bentuk Usaha Tetap yang ditanamkan kembali di Indonesia
Menimbang :
a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 26 ayat (4) Undang-undang Nomor 7 Tahun
1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun
1994, Penghasilan Kena Pajak setelah dikurangi pajak dari suatu bentuk usaha tetap
dikenakan pajak sebesar 20% (dua puluh persen), kecuali penghasilan tersebut
ditanamkan kembali di Indonesia yang ketentuannya ditetapkan lebih lanjut dengan
Keputusan Menteri Keuangan;
b. bahwa penanaman kembali tersebut dapat menunjang kebijaksanaan Pemerintah
dalam peningkatan dan pemerataan penanaman modal;
c. bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, dipandang perlu untuk mengatur
perlakuan perpajakan atas Penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi pajak dari suatu
bentuk usaha tetap di Indonesia yang ditanamkan kembali di Indonesia, dengan
Keputusan Menteri Keuangan;
Mengingat :
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Pasal 1
Atas Penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi Pajak Penghasilan dari suatu bentuk usaha
tetap yang ditanamkan kembali di Indonesia, tidak dikenakan pajak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 26 ayat (4) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994, dengan syarat :
a. Penanaman kembali dilakukan dalam bentuk penyertaan modal pada perusahaan yang
didirikan dan berkedudukan di Indonesia sebagai pendiri atau peserta pendiri; dan
b. Penanaman kembali dilakukan dalam tahun pajak berjalan atau selambat-lambatnya
tahun pajak berikutnya dari tahun pajak diterima atau diperolehnya penghasilan
tersebut; dan
c. Tidak melakukan pengalihan atas penanaman kembali tersebut sekurang-kurangnya
dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sesudah perusahaan tempat penanaman dilakukan
berproduksi komersil.
Pasal 2
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 berlaku pula atas Penghasilan Kena Pajak
tahun pajak 1994 sesudah dikurangi Pajak Penghasilan yang ditanamkan kembali dalam
tahun pajak 1995.
Pasal 3
Bentuk usaha tetap yang melakukan penanaman kembali sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1 dan Pasal 2 wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis mengenai bentuk
penanaman yang dilakukan kepada Direktur Jenderal Pajak sebagai lampiran Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak diterima atau diperolehnya
penghasilan yang bersangkutan.
Pasal 4
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Keputusan ini ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Pajak.
Pasal 5
Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1995.
Dalam menentukan besarnya laba suatu BUT ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan, yaitu:
I. Biaya administrasi kantor pusat yang diperbolehkan dibebankan adalah biaya yang berkaitan dengan
usaha atau kegiatan BUT, yang besarnya ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
II. Pembayaran oleh BUT kepada kantor pusat yang tidak diperbolehkan dibebankann sebagai biaya
adalah:
a. Royalty atau imbalan lain sehubungan dengan penggunaan harta, paten, dan hak-hak
lainnya.
b. Imbalan sehubungan dengan jasa manajemen dan jasa lainnya.
c. Bunga, kecuali yang berkenaan dengan usaha perbankan.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tentang BUT Keagenan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa BUT adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang
tidak bertempattinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus
delapan puluh tiga)hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau badan yang
tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, untuk menjalankan usaha
atau melakukan kegiatan diIndonesia. Dengan kata lain BUT adalah bentuk
kegiatan usaha di Indonesia yang dimilikioleh orang atau badan luar negeri.
Objek Pajak Penghasilan Badan Usaha Tetap menurut pasal 5 undang-undang Nomor 10
Tahun 1994 yaitu penghasilan dari usaha atau kegiatan bentuk usaha tetap dari harta yang
dimiliki atau harta yang dikuasai (Penghasilan BUT sendiri).
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/367497030/Makalah-Perpajakan-Internasional-Bentuk-
Usaha-Tetap
http://www.pajakonline.com/engine/learning/view.php?id=812
http://www.seoblog.id/2016/10/kasus-pajak-google.html