Professional Documents
Culture Documents
Oviria
Oviria
OLEH :
OVIRIA
NIP.198211162022212029
Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat luas cakupannya dan
sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Dalam pembelajaran
matematika dapat membentuk kompetensi peserta didik dalam menyajikan gagasan,
pengetahuan konkret maupun abstrak, berlatih menyelesaikan permasalah nyata serta
berlatih berpikir kritis, kreatif dan inovatif.
Dengan kompetensi dasar ini diharapkan peserta didik dapat memahami materi
yang telah dipelajari. Namun untuk mencapai kompetensi yang diinginkan peserta didik
mengalami kesulitan ini dibuktikan dengan adanya hasil tes peserta didik masih banyak
yang mendapatkan nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dari 29 peserta
didik, yang mendapatkan nilai diatas KKM hanya 13 orang. Jadi persentase ketuntasan
mencapai 44%, dan 16 lainya mendapat nilai dibawah KKM dengan ketuntasan
mencapai 56%. Hal ini di sebabkan oleh kurangnya pemahaman dan motivasi siswa
terhadap proses pembelajaran di kelas. Kondisi ini berakibat pada kurang minat dan
motivasi belajar, dalam mengikuti proses pembelajaran. Rumusan masalah dari PTK ini
yaitu apakah metode Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi
belajar mata pelajaran Matematika kelas 3A MIN 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2022/2023
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui
Pembelajaran Kooperatif tipe STAD kelas 3A MIN 1 Bandar Lampung. Jenis penelitian
ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dianalisis secara kualitatif di mana
penulis menggambarkan gejala-gejala yang terjadi pada objek penelitian dengan
menggunakan catatan lapangan sebagai metode pokok, yang kemudian metode
observasi, tes dan dokumentasi sebagai metode penunjang dalam penelitian.
Hasil penelitian didapatkan bahwa prestasi belajar dengan menerapkan metode
Pembelajaran Kooperatif tipe STAD kelas 3A dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa. Pada siklus I dilihat dari rata-rata hasil tes individu peserta didik adalah 69,
terdapat siswa yang mencapai ketuntasan 20 siswa dengan persentase 67 %, sedangkan
siswa yang hasilnya belum tuntas mencapai 9 siswa dengan persentase 33 %. Pada
siklus II dilihat dari rata-rata hasil tes individu peserta didik adalah 77, terdapat siswa
yang mencapai ketuntasan 26 siswa dengan persentase 89 %, sedangkan siswa yang
hasilnya belum tuntas ada 3 siswa dengan persentase 11 %.
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena hanya
dengan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan PTK yang berjudul : UPAYA
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA
MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA
KELAS IV-C MIN 1 BANDAR LAMPUNG
TP.2023/2024
Penulis juga menyampaikan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu dan menyelesaikan PTK, diantaranya kepada :
1. Kepala MIN 1 Bandar Lampung serta para guru dan staf yang telah memberikan
bantuan hingga terselesainya PTK ini.
2. Rekan-rekan yang telah memberikan bantuan baik petunjuk atau berupa saran-
saran, sehingga penulis senantiasa mendapatkan informasi yang sangat berharga.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan PTK ini.
Semoga bantuan yang ikhlas dari semua pihak tersebut mendapat amal dan
balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Penulis sadari PTK ini masih jauh dari sempurna, karenanya diperlukan kritik
dan saran yang membangun guna perbaikan dimasa yang akan datang. Akhirnya
semoga PTK ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Aamiin....
OVIRIA
NIP.198211162022212029
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Dari data prasurvey diatas ditemukan banyaknya peserta didik yang mendapat
nilai masih rendah, kejadian ini dapat diidentifikasikan sebagai kurangnya pemahaman
dan kurangnya motivasi peserta didik terhadap proses pembelajaran yang menggunakan
1
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2010), h. 9
2
Tim Pengembang Kurikulum, Merdeka MIN 1 Bandar Lampung TP.2022/2023
media benda seadanya yang ada di dalam kelas. Oleh karena itu, guru sebagai pelaksana
pendidikan di madrasah perlu menyusun strategi dengan cara menata fungsi setiap
komponen pengajaran menjadi sistem pengajaran yang efektif dan efesien sehingga
dicapai tujuan yang maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
profesionalisme guru dalam menyiasati materi dengan penerapan media pembelajaran
yang tepat.
Maka dalam hal ini ada media pembelajaran yang tepat digunakan guru di
madrasah yaitu melibatkan peserta didik secara langsung khususnya pelajaran
Matematika, dengan melihat karakter yang sama kemampuan peserta didik dilihat dari
rendahnya hasil belajar maka dapat digunakan metode Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD, dengan metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD menekankan peserta didik
mengkonstruksi pengetahuan mealui sumber Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
tersebut. Pembelajaran menggunakan media barang bekas ini membuat siswa dapat
bekerjasama dan adanya partisiasi aktif dari siswa. Guru sebagai fasilisator dan
pembimbing yang akan mengarahkan setiap peserta didik menuju pengetahuan yang
benar dan tepat. Dengan media barang bekas ini dapat menumbuhkan keaktif dalam
pembelajaran.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah "dugaan sementara yang mungkin benar atau salah akan
ditolak jika salah atau palsu dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkan,
penolakan dan penerimaan hipotesis dengan begitu sangat tergantung pada hasil
penyelidikan terhadap fakta-fakta yang dikumpulkan".5 Pendapat lain menyatakan
bahwa hipotesis tindakan “merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan
3
Sulchan Yasin, Kamus Pintar Bahasa Indonesia dengan EYD dan Kosakata Baru dan
Pengetahuan Umum, (Surabaya : PT. Amanah, 1995), h.81
4
Drs. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2004), h.54
5
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1991), h. 63.
yang dihadapi, sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk
memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui PTK”6.
2. Kegunaan Penelitian
a. Guru
1) Sebagai khasanah ilmu pengetahuan guru dalam penerapan metode
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di tingkat madrasah.
2) Sebagai upaya memperkaya strategi pembelajaran sehingga
mampu meningkatkan prestasi belajar peserta didik Kelas 3A
terhadap pelajaran Matematika.
3) Sebagai bahan pertimbangan melakukan improvisasi penerapan
Metode Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
b. Peserta didik
1) Untuk meningkatkan kompetensi belajar peserta didik terhadap
pelajaran Matematika
2) Sebagai penegasan kepada peserta didik bahwa pelaksanaan
6
Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2009), h.63
pembelajaran tidak selamanya monoton, tetapi juga bisa diterima
melalui pembelajaran yang menyenangkan melalui penggunaan
metode Pembelajaran Kooperatif tipe STAD.
3) Dengan meningkatnya kompetensi belajar, peserta didik menjadi
sadar akan pentingnya belajar materi yang diajarkan untuk
kehidupan mendatang.
c. Peneliti
1) Secara khusus dapat mengetahui hasil yang maksimal dalam
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam
upaya meningkatkan prestasi belajar peserta didik Kelas 3A MIN 1
Bandar Lampung.
2) Untuk mengetahui penggunaan metode yang efektif di MI/SD
sederajat.
d. Lembaga
1) Sebagai acuan media pembelajaran pendidikan terlebih pada materi
yang diajarkan.
2) Mengetahui bahwa metode Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
merupakan metode pembelajaran yang tepat.
3) Menjadi sebuah kesadaran bersama, bahwa pendidikan harus
benar-benar diperhatikan untuk membangun bangsa serta generasi
muda terlebih generasi Islam.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Balajar
Menurut Muhammad Ali, belajar adalah proses perubahan perilaku akibat
interaksi individu dengan lingkungan. Perilaku itu mencakup pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, sikap dan sebagainya. Perilaku yang dapat diamati
disebut keterampilan, sedangkan yang tidak bisa diamati disebut kecenderungan
perilaku.7
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman.8 Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu
kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan
tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami.
Menurut Anni, konsep tentang belajar mengandung 3 unsur utama
yaitu:
a. berkaitan dengan perubahan perilaku. Untuk mengukur apakah seorang telah
belajar, maka diperlukan perbandingan antara perilaku sebelum dan setelah
mengalami kegiatan belajar. Apabila terjadi perbedaan perilaku, maka dapat
disimpulkan bahwa seseorang telah belajar;
b. perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman;
c. Perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen.9
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa
belajar pada hakikatnya adalah suatu proses perubahan yang terjadi dalam diri
seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu. Tetapi tidak semua perubahan
merupakan belajar. Pengalaman belajar yang diperoleh seseorang akan membekas
dan meresap dalam jiwa sehingga akibat apa yang diperolehnya itu dapat
bermanfaat bagi dirinya dan tingkah lakunya akan mengalami perubahan.
7
Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,
2004), h. 14.
8
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet VII,
h. 27.
9
Anni, dkk, Psikologi Belajar, (Semarang: UPT UNNES, 2003), h. 2
Menurut Djamarah prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah
dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok. 10 Sedangkan
menurut Mas’ud Hasan Abdul bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat
diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan
jalan keuletan kerja.11 Dari pengertian yang dikemukakan tersebut di atas, jelas
terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama
yaitu hasil yang dicapai dari suatu kegiatan.
Untuk itu, dapat dipahami bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan
yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan
jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun secara kelompok dalam bidang
kegiatan tertentu.
Nurkencana mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah
dicapai atau diperoleh anak berupa nilai mata pelajaran. 12 Ditambahkan bahwa
prestasi belajar merupakan hasil yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu
sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.
Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa prestasi
belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah
mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan
tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai
yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
a. Faktor dari dalam diri siswa (intern)
1. Faktor Jasmani
- Faktor kesehatan
- Cacat tubuh
2. Faktor psikologis
Faktor psikologi yaitu; Intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi,
kematangan, dan kesiapan.
3. Faktor kelelahan
10
Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya : Usaha Nasional. 1994), h. 19
11
Ibid, h.21
12
Nurkencana,Evaluasi Hasil Belajar Mengajar. (Surabaya: Usaha Nasional,2005), h. 62
Ada beberapa faktor kelelahan yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa antara lain dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.
b. Faktor yang berasal dari luar (faktor ekstern)
- Faktor keluarga
- Faktor sekolah
- Faktor Lingkungan Masyarakat13
Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik itu dari peserta didik itu
sendiri, lingkungan sekolah, lingkungan keluarga ataupun lingkungan
masyarakat.
6
Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Kredit Semester, Bumi Aksara,Jakarta,1995,54
7Sutrisni Andayani,STAD Dalam Matematika, Bumi Aksara, Jakarta,2007
Menurut Robert (2004:143), pembelajaran kooperatif tipe STAD
merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan
model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan
pendekatan kooperatif8. Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri atas lima komponen
yaitu prestasi kelas tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim.
Dalam model pembelajaran ini, masing-masing kelompok beranggotakan
4-5 orang yang dibentuk dari anggota yang heterogen terdiri dari laki-laki dan
perempuan yang berasal dari berbagai suku, yang memiliki kemampuan tinggi, sedang
dan rendah. Jadi model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu model
pembelajaran yang berguna untuk menumbuhkan kemampuan kerjasama, kreatif,
berfikir kritis dan ada kemampuan untuk membantu teman serta merupakan
pembelajaran kooperatif yang sangat sederhana.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen utama, yaitu
1. Penyajian kelas
Guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan penyajian kelas.
Penyajian kelas tersebut mencakup pembukaan, pengembangan, dan
latihan terbimbing.
2. Kegiatan Kelompok
Siswa mendiskusikan lembar kerja yang diberikan dan diharapkan saling
membantu sesama anggota kelompok untuk memahami bahan pelajaran dan
menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
3. Kuis (Quizzes)
Kuis adalah tes yang dikerjakan secara mandiri dengan tujuan untuk
mengetahui keberhasilan siswa setelah belajar kelompok. Hasil tes digunakan
sebagai hasil perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai
perkembangan dan keberhasilam kelompok.
4. Skor kemajuan (perkembangan individu)
Skor kemajuan individu ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa,
tetapi berdasarkan pada beberapa jauh skor kuis terkini yang melampaui rata-
rata skor siswa yang lalu.
5. Penghargaan kelompok
Penghargaan kelompok adalah pemberian predikat kepada masing-
masing kelompok. Predikat ini diperoleh dengan melihat skor kemajuan
kelompok. Skor kemajuan kelompok diperoleh dengan mengumpulkan skor
kemajuan masing-masing kelompok sehingga diperoleh skor rata-rata kelompok.
Di MIN 1 Bandar Lampung, fasilitas atau sarana belajar cukup memadai,
hal ini terlihat pada saat peserta didik melaksanakan kegiatan belajar mengajar
khususnya pada pelajaran matematika.
Pada umumnya, materi pelajaran yang harus dikerjakan secara bersama-
sama dalam kelompok itu diberikan atau disiapkan oleh guru. Kelompok dapat
dibentuk berdasarkan perbedaan individual dalam kemampuan belajar, perbedaan
bakat dan minat belajar, jenis kegiatan, materi pelajaran, dan tujuan yang ingin
dicapai. Berdasarkan tugas yang harus diselesaikan, siswa dapat dibagi atas
kelompok pararel yaitu setiap kelompok menyelesaikan tugas yang sama, dan
kelompok komplementer dimana setiap kelompok berbeda tugas yang harus
dikerjakan.
9
Sukino, Wilson Simanguson, Matematika untuk SMP Kelas VII, Jakarta,
Erlangga,2006, h.272
4. Evaluasi (tes).
5. Menyusun kelompok, cara kerja, saut mulai dan mengakhiri serta tata
tertib lainnya.
. Melakukan apersepsi
● Membentuk kelompok
● Mengemukakan peraturan dan tata tertib yang harus dipatuhi oleh setiap
kelompok
● Meminta siswa untuk merangkum isi pelajaran yang telah dikaji melalui
kerja kelompok
Contoh :
1. 1/2 = …
2. 3/4 = …
Jawaban :
A. Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 02 maret 2023 untuk siklus 1
2. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di kelas IV-C Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Bandar
proses Pembelajaran tentang Pecahan dari hasil ulangan yang diperoleh hanya
mencapai rata-rata 56 ketika ditanyakan pada siswa ternyata hampir 75% siswa
menjawab kesulitan.
a. Teknik Observasi
tindakan.
b. Teknik Tes
tindakan.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini secara umum dianalisis melalui
deskriptif kualitatif. Analisis data dilakukan pada tiap data yang dikumpulkan,
baik data kuantitatif maupun data kualitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan
menggunakan cara kuantitatif sederhana, yakni dengan persentase (%), dan data
a. Reduksi Data
Data yang diperoleh peneliti, guru, peserta didik, dan kepala sekolah disusun
menjadi 4 katagori tertentu untuk memudahkan analisis yaitu tes pemahaman
(konsep, proses, dan aplikasi konsep).
b. Display Data
Data yang diperoleh agar objektif, valid, dan reliable, maka dilakukan teknik
triangulasi dan saturasi yaitu dengan melakukan beberapa tindakan, antara
lain
1) Menggunakan cara yang bervariasi untuk memperoleh data yang sama,
misal untuk menilai hasil belajar dengan tes tertulis dan wawancara.
2) Menggali data dari sumber yang berbeda, dalam penelitian ini ada 4
suber yaitu peneliti, guru, kepala sekolah, dan peserta didik.
3) Melakukan pengcekan ulang dari data yang telah terkumpul untuk
kelengkapannya.
4) Melakukan pengolahan dan analisis ulang dari data yang terkumpul.
5) Mempertimbangkan pendapat ahli, dalam penelitian ini yang menjadi
tenaga ahli adalah kepala sekolah.
c. Verifikasi Dan Interprestasi Data
Data yang telah disusun diinterprestasikan berdasarkan teori atau aturan yang
disepakati atau intuisi peneliti dan guru untuk menciptakan pembelajaran
yang kondusif sebagai acuan dalam melakukan tindakan selanjutnya.14
Keterangan :
14
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2008), Cet. 7 h. 186-18
F = Frekuensi hasil belajar yang tuntas
P= x 100
N = Jumlah seluruh peserta didik.15
F. Indikator Kinerja
siswa yang tuntas belajar memperoleh nilai diatas KKM Pelajaran Matematika
Kelas VI-A MIN 1 Bandar Lampung dengan rata-rata 56. Adapun hasil penelitian
G. Prosedur Penelitian
Perencanaan
Pengamatan
15
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2008), h.43
16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
2007), h.16.
Perencanaan
Pengamatan
Penjelasan :
Tahap 1 : Perencanaan
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh
siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal
dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini
Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus
Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Oleh
karena itu, kepada guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat agar
sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk
Tahap 4 : Refleksi
Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana
siklus, dalam 1 siklus dua kali pertemuan, sesuai dengan tingkat permasalahan
yang akan dipecahkan dan kondisi yang akan ditingkatkan. Siklus-siklus tersebut
a. Siklus Pertama
1) Rencana.
Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang akan diajarkan kepada peserta
didik.
a) Mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dengan
memperhatikan indikator-indikator hasil belajar
b) Mengembangkan alat peraga, alat bantu, atau media pembelajaran yang
menunjang pembentukan kompetensi inti dan kompetensi dasar dalam
rangka implemantasi PTK.
c) Menganalisis berbagai alternatif pemecahan masalah yang sesuai dengan
kondisi pembelajaran.
d) Mengembangkan lembar kerja peserta didik (LKS)
e) Mengembangkan pedoman atau instrumen dalam siklus PTK yaitu
lembar observasi.
f) Meyusun alat evaluasi sesuai dengan indikator hasil belajar
2) Tindakan
Tindakan PTK mencakup prosedur dan tindakan yang akan dilakukan, serta
3) Observasi
4) Refleksi.
dan refleksi tentang proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilakukan,
b. Siklus Kedua
1) Rencana
Berdasarkan hasil refleksi siklus pertama, guru dan peneliti membuat
2) Tindakan
3) Observasi
4) Refleksi
17
Mulyasa, Op Cit, hlm.70-72
BAB IV
Tabel 1
Prestasi Belajar Pra survey Peserta didik kelas IV-C semester Genap
MIN 1 Bandar Lampung TP.2022/2023
Nilai
No. Nama Peserta Didik
KKM Prasurvey Ket
1 AHMAD RIZKI SETYAWAN 60 80 Tuntas
Jumlah 1520
Rata-rata 56
Sumber : Dokumentasi Guru
siswa kelas 3A semester 2 MIN 1 Bandar Lampung masih rendah, ada beberapa
peserta didik yang mendapat nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal. Dari 29
peserta didik, siswa yang nilainya mencapai KKM hanya 13 orang. Jadi
ditemukan ada banyak peserta didik yang mendapat nilai dibawah KKM, kondisi
Dalam penelitian tindakan kelas ini akan dipakai model siklus yang
penelitian ini akan dibagi menjadi 2 siklus, siklus 1 terdiri 2 kali pertemuan dan
1. Perencanaan
mata pelajaran Matematika materi pokok Pecahan pada siswa kelas 3A MIN
1 Bandar Lampung
2. Pelaksanaan Tindakan
dan siswa menanggapi serta bertanya apabila ada hal yang belum dipahami.
3. Observasi (pengamatan)
Tabel 2
Prestasi Belajar Siswa Siklus I
Nilai
NO Nama Peserta Didik
KKM Siklus I Ket
1 AHMAD RIZKI SETYAWAN 60 80 Tuntas
Jumlah 1860
Rata-rata 69
Sumber : Data dokumentasi nilai siklus I
Berdasarkan tabel diatas , hasil belajar siswa sudah cukup baik, siswa
siswa yang hasil belajarnya belum tuntas ada 10 siswa dengan persentase 33%.
peningkatan dengan hasil pra survey siswa yang mencapai ketuntasan 13 siswa
media barang bekas pada siklus I hasil belajar siswa mendapat peningkatan dari
sebelumnya yaitu siswa mencapai ketuntasan pada hasil pra survey mencapai
44% , dan ketuntasan pada hasil belajar siklus I mencapai 67%, terdapat
peningkatan 23%.
kelas IV-C semester 2 MIN 1 Bandar Lampung, yang mana hal tersebut tidak
terlepas dari cara belajar peserta didik sebelumnya pasif dalam mengikuti belajar
mengajar dikelas dan kurangnya motivasi pada kelas ini, maka peneliti
dengan baik, bukan berarti tidak ada tindak lanjut dalam penelitian ini, dilihat
dari evaluasi yang disesuaikan dengan indikasi keberhasilan bahwa masih ada
peserta didik yang hasil belajarnya kurang. Untuk itu peneliti akan mengadakan
1. Perencanaan
Pada siklus II ini terdiri dari dua kali pertemuan, peneliti menyiapkan alat-alat
pembelajaran seperti :
2. Pelaksanaan Tindakan
• Tahap inti guru menjelaskan tabung, limas, kerucut, dan bola kemudian
membagi kelompok dan peserta didik menghitung volume dan luas barang
dan siswa menanggapi serta bertanya apabila ada hal yang belum dipahami.
3. Observasi (pengamatan)
peneliti penyampai materi. Dalam tahap ini juga dikumpulkan data-data. Setiap
kompetensi dasar secara individu kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan
Nilai
NO Nama Peserta Didik
KKM Siklus II Ket
1 AHMAD RIZKI SETYAWAN 60 100 Tuntas
Jumlah 2080
Rata-rata 77
Sumber : Data dokumentasi nilai siklus II
baik, siswa yang mencapai ketuntasan terdapat 25 siswa dengan persentase 89%,
sedangkan siswa yang hasil belajarnya belum tuntas ada 4 siswa dengan
persentase 11%.
Dari hasil belajar siklus II, terdapat siswa yang mencapai ketuntasan
pada hasil siklus I mencapai 67% , dan ketuntasan pada hasil belajar siklus II
4. Refleksi
Pada siklus terakhir ini, secara umum proses pembelajaran sudah baik.
tuntas, tetapi secara keseluruhan hasil belajar peserta didik meningkat. Hal
Kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada
yang telah peneliti lakukan dan mendapat hasil bahwa terdapat peningkatan
terhadap hasil belajar peserta didik terhadap pelajara Matematika. Hal ini
terbukti dari peningkatan hasil belajar peserta didik setelah proses belajar
peserta didik dapat dilihat dalam tabel dan grafik dibawah ini :
Tabel 4
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Mata Pelajaran Matematika Kelas IV-C MIN 1 Bandar Lampung
Nilai
No Nama Peserta Didik Pra Siklus Siklus
KKM
Survey I II
1 AHMAD RIZKI SETYAWAN 60 80 80 100
2 ALFARABI RAHMAWAN 60 50 40 80
10 FADILA AZZAHRA 60 60 80 80
18 RAHMAT HARDIANSYAH 60 50 80 70
20 RAYHAN M. IHSAN 60 60 70 80
sedangkan hasil belajar siswa yang belum tuntas ada 10 siswa dengan persentase
Grafik
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Mata Pelajaran Matematika Kelas IV-C MIN 1 Bandar Lampung
90
80
70
60
50
40
30
20 Tuntas
10
0 Tidak
Pra Survey Siklus I Siklus II Tuntas
Pada gambar 2 dapat dilihat bahwa hasil ketuntasan belajar peserta didik
peserta didik dipengaruhi oleh adanya aktivitas peserta didik, pada setiap
Tipe STAD telah terlaksana dengan perubahan positif, sehingga hasil belajar
STAD dengan berbagai media dan metode lain yang bersifat inovatif.
namun sudah ada usaha dari peneliti untuk melaksanakan pembelajaran tersebut
dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti adanya perbaikan
Matematika.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Matematika siswa kelas 3A MIN 1 Bandar Lampung dapat disimpulkan sebagai berikut
Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data yaitu sebelum diterapkannya dilihat
dari rata-rata hasil tes individu peserta didik adalah 56, terdapat siswa yang mencapai
ketuntasan 13 orang siswa dengan persentase 44 %, dan siswa yang belum tuntas
Pada siklus I dilihat dari rata-rata hasil tes individu peserta didik adalah 69,
Pada siklus II dilihat dari rata-rata hasil tes individu peserta didik adalah 77,
yang diterapkan pada mata pelajaran Matematika dapat meningkatkan hasil belajar
pembelajaran dengan menggunakan media barang bekas dan sudah lebih dari
pencapaian indikator yaitu 85%, maka peneliti hanya melakukan penelitian hanya
B. SARAN
1. Pihak MIN 1 Bandar Lampung hendaklah terus dan jangan sampai bosan
Matematika.
C. Penutup
ini, penulis menyadari sepenuhnya pada bagian-bagian tertentu dalam PTK ini
masih jauh dari kesempurnaan, ini semua karena keterbatasan dari penulis dan
kritik saran demi kesempurnaan PTK ini akan penulis terima dengan senang
hati.
Akhir kata semoga PTK ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
Ali, Muhammad. Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2004.
Arsyad, A, Media Pembelajaran, Edisi Revisi Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2013.
Hamalik, Oemar. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar, Bandung : Tarsito, 1983.
http://irma-tpunib-pesonakaur.blogspot.com/2011/01/pengembangan-media-barang-
bekas-dan.html
Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM, Jogjakarta: DIVA Press, 2011.
Lif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, PAIKEM GEMBROT, Jakarta: PT. Prestasi
Pustakaraya, 2011
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya,
2010.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya 2009.
Sudjana, Nana. Tuntunan Menyusun Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru. Cet. VII.
2002.
Sulchan Yasin, Kamus Pintar Bahasa Indonesia dengan EYD dan Kosakata Baru dan
Pengetahuan Umum, PT. Amanah, Surabaya, 1995.
Tanti Yuniar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta : PT. Agung Media
aulia, 1997.
IDENTITAS PESERTA
1. Nama Oviria,S.Pd,M.Pd
2. NIP/NUPTK 198211162022212029
Petunjuk Pengisian
Dalam perjalanan karir Anda sebagai Guru, telah banyak hal Anda lakukan
dalam melaksanakan Pendidikan. Lembar Deskripsi Diri Guru ini digunakan
sebagai alat bagi Guru untuk menjelaskan keunggulan atau kebanggaan pribadi
atas prestasi dan atau kontribıısi yang telah dilakukan dalam menjalankan
karirnya sebagai Guru, khususnya berkenaan dengan pelaksanaan Pendidikan,
pengabdian pada masyarakat dan peduli terhadap lingkungan. Untuk setiap butir
isian, deskripsikan diri anda secara tertulis sesuai dengan aspek yang diminta.
DESKRIPSI DIRI GURU
Deskripsikan dengan jelas apa saja yang telah Anda lakukan yang dapat dianggap sebagai prestasi dan/atau
kontribusi bagi pelaksanaan dan pengembangan pendidikan, yang berkenaan dengan hal- hal berikut.
Deskripsi ini perlu dilengkapi dengan contoh nyata yang Saudara alami/lakukan dalam kehidupan profesional
sebagai Guru..
A.1. Deskripsikan keterlibatan dan usaha yang telah Saudara lakukan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran (pengembangan kurikulum, model/metode, Media, dan Evaluasi Pembelajaran) serta
jelaskan dampaknya!
Deskrlpsi:
Dalam proses pembelajaran saya selaku guru sebelumnya megetahui kompetensi yang ingin
dicapai menggunakan beberapa model/metode sesuai dengan materi yang diajarkan, media yang
digunakan sangat sederhana yang tidak banyak biaya seperti dalam mata pelajaran matematika
dengan media barang bekas dan evaluasi sesuai untuk mencapai tujuan tersebut.
A.2. Berikan contoh nyata sikap keteladanan yang meliputi: religiusitas, integritas, kemandirian,
nasionalis. dan gotong royong yang Saudara tunjukkan dalam kegiatan pembelajaran.
Deskripsi:
Religiusitas : Berdoa sebelum dan sesudah belajar, mengaji sebelum pembelajaran, dan
shalat diawal waktu
A. Pengembangan Keilmuan/Keahlian
B.1.Tuliskan produk karya-karya ilmiah dan karya populer (buku, artikel, dll) yang telah Saudara hasilkan dan
pihak yang mempublikasikannya. Bagaimana makna dan kebermanfaatannya dalam pengembangan
keilmuan. Jelaskan bila karya tersebut memiliki keunggulan seperti nilai inovatif dan sebagainya.
Deskripsi:
Karya ilmiah yang telah saya buat berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan modul, tetapi
belum dipublikasikan. PTK tersebut digunakan untuk memenuhi syarat kenaikan pangkat dan
golongan. PTK ini sangat bermanfaat untuk mengatasi permasalahan didalam pembelajaran baik
untuk diri saya maupun teman sejawat.
B.2. Tuliskan berbagai penghargaan atas prestasi diri yang telah anda peroleh (tingl‹at lokal, nasional,
internasional) dan deskripsikan dampaknya terhadap lingkungan sekitar baik lingkungan sekolah maupun
lingkungan masyarakat.
Deskripsi :
Dampak dari prestasi yang saya raih adalah memotivasi guru-guru dalam karirnya agar lebih giat lagi
dalam berkarir sebagai seorang guru yang selalu dinantikan dan dirindukan oleh siswa untuk
mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak lagi.
C.1. Deskripsikan contoh nyata penerapan ilmu/keahlian Saudara dalam berbagai kegiatan sosial dan
pengabdian kepada masyarakat. Deskripsikan dampak perubahan dan dukungan (partisipasi)
masyarahat terhadap kegiatan tersebut !
Desripsi:
Penerapan ilmu di masyarakat dengan ikut berpartisipasi dalam pengajian ibu-ibu yang dilaksanakan
setiap minggu sekali dan dampak dari kegiatan ini adalah semangat ibu-ibu untuk belajar ilmu agama.
Dan mengikuti dasawisma di lingkungan rumah.
C.2. Deskripsikan contoh nyata peran saudara sebagai bentuk kepedulian terhadap masalah dan pelestarian
lingkungan (misalnya tentang K3, pengendalian dan pengelolaan limbah, reboisasi, dll).
Deskripsi:
D.1. Deskripsikan kontribusi Saudara sebagai guru dalam upaya pengembangan profesi terhadap
teman sejawat, baik berupa pemikiran atau pengembangan keterampilan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran (Misal: sebagai instruktur/narasumber/fasilitator dalam implementasi
kurikulum, pengembangan model/metode pembelajaran, atau penyusunan evaluasi pembelajaran,
dan sebagainya)
Deskripsi:
Pengembangan profesi terhadap teman sejawat yang saya lakukan adalah dengan cara sebagai
narasumber dalam sosialisasi teknis fungsional guru mata pelajaran IPS dan sosialisasi dalam
pengisian lapor kurikulum 2013
E.1. Deskripsikan contoh nyata peran Saudara sebagai guru, baik berupa kegiatan maupun pemikiran dalam
meningkatkan prestasi siswa (OGN/ Olah Raga/KIR/Seni Budaya, dll.) dan bagaimana dukungan sekolah
dalam implementasinya.
Deskripsi:
E.2. Berikan contoh nyata interaksi yang Saudara tunjukkan dalam peningkatan prestasi siswa dan
manfaat kegiatan baik bagi siswa, sekolah, maupun bagi pihak lain yang terlibat.
Deskripsi:
Contoh interaksi dalam peningkatan prestasi siswa dan manfaat bagi siswa adalah dengan cara
bersama-sama dalam latihan dan memberikan solusi serta bantuan kepada siswa yang kesulitan.
TAHUN 2019
Dengan ini menyatakan bahwa saya akan melaksanakan ketentuan sebagai berikut:
1. Berjanji pada diri sendiri dan berkomitmen mengikuti tahapan seleksi Guru Sekolah Menengah
Pertama (SD) Berprestasi Tingkat Nasional tahun 2019 sesuai peraturan yang berlaku.
2. Belum pernah menjadi nominasi Guru Berprestasi, ditingkat Nasional 3 (tiga) tahun terakhir.
3. Melaporkan secara transparan, jujur, objektif, dan akuntabel seluruh data yang diperlukan dalam
tahapan seleksi.
4. Semua data yang dilaporkan dalam persyaratan seleksi merupakan data asli dan hasil karya sendiri.
5. Apabila setelah dinyatakan menjadi Juara atau selama tahapan seleksi terdapat laporan atau temuan
kasus dari sesama rekan Guru, Sekolah, maupun masyarakat yang terbukti dianggap tidalt
memberikan suri telandan yang baik, maka Panitia berhak mendiskualifikasi kepesertaan atau
mencabut gelar Juara yang diperoleh.
Demikian surat pernyataan ini dibuat sebagai bentuk integritas saya sebagai seorang guru.