You are on page 1of 17

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK SAKIT DAN KRONIS

PDA( Patent Duktus Arterious)

Dosen Pengampu:

Disusun Oleh Kelompok 1:


Adelia Suci Ahestya (2720210083)
Yunita Eka Prastiwi (2720210030)
Sundari (2720210119)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
2023

Alamat : Jl. Raya Jatiwaringin No.12, RT.006/RW.005, Jaticempaka, Kec. Pd. Gede, Kota
Bks, Jawa Barat 17411
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulisan makalah keperawatan anak sakit dan kronis yang berjudul PDA( Patent Duktus
Arterious) dapat terselesaikan. Shalawat beriring salam semoga dilimpahkan kepada
Rasulullah Saw, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah di jalan-Nya hingga
akhir hayat.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang keperawatan, yang kami
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.kami juga juga mengucapkan
terimakasih kepada Dosen Pembimbing yang telah membimbing kami agar dapat mengerti
tentang bagaimana cara kami menyusun makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kami mohon untuk saran dan kritikannya supaya kedepannya akan lebih baik
dari sebelumnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................1
Daftar Isi................................................................................................2
BAB I PEDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................3
B. Rumusan Masalah....................... ...............................................3
C. Tujuan Penulisan.............................. ..........................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi........................................................................................4
B. Etiologi........................................................................................4
C. Manifestasi Klinis........................................................................4
D. Patofisiologi.................................................................................5
E. Komplikasi...................................................................................5
F. Pemeriksaan Penunjang................................................................5
G. Penatalaksanaan...........................................................................6
H. Pencegahan...................................................................................6
I. Pathway........................................................................................7
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian................................................................................. 8
B. Diagnosa Keperawatan.............................................................. 10
C. Interferensi Keperawatan.......................................................... 11
D. Evaluasi Keperawatan............................................................... 13
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................. 14
B. Saran...................................... ...................................................... 14
Daftar Pustaka......... ............................................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ductus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta VI pada janin yang
menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta descenden. Bayi normal menutup secara
fungsional 10-15 jam setelah lahir secara anatomis menjadi ligamentum arteriosum usia 2-3
minggu.
Patent Ductus Arteriosus (PDA) atau Duktus Arteriosus Paten (DAP) adalah kelainan jantung
kongenital (bawaan) dimana tidak terdapat penutupan (patensi) duktus arteriosus yang
menghubungkan aorta dan pembuluh darah besar pulmonal setelah 2 bulan pasca kelahiran
bayi. Biasanya duktus arteriosus akan menutup secara normal dalam waktu 2 bulan dan
meninggalkan suatu jaringan ikat yang dikenal sebagai ligamentum arteriosum. PDA dapat
merupakan kelainan yang berdiri sendiri (isolated), atau disertai kelainan jantung lain.
Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila
tidak di operasi, kebanyakan akan meninggal waktu bayi, apabila penyakit jantung bawaan
ditemukan pada orang dewasa, hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui
seleksi alam, atau telah mengalami tindakan operasi dini pada usia muda. Penyebab
terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa
faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung
bawaan.
Adapun gejala paten ductus arteriosus pada bayi kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal
jantung, Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata terdengar di
tepi sternum kiri atas.Kegagalan penutupan ductus anterior (arteri yang menghubungkan
aorta & arteri pulmonalis) dalam minggu I kelahiran selanjutnya terjadi patensy / persisten
pada pembuluh darah yang terkena aliran darah dari tekanan > tinggi pada aorta ke tek yang
> rendah di arteri pulmunal menyebabkan Left to Right Shunt.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar penyakit PDA ?
2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada anak dengan PDA ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep dasar penyakit PDA
2. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada anak dengan PDA
D. Manfaat Penulisan
Hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
semua pihak, khususnya kepada mahasiswa keperawatan untuk menambah
pengetahuan dan wawasan mengenai konsep asuhan Keperawatan pada anak dengan
kasus PDA
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Konsep Dasar Penyakit


A. Definisi
Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus
(arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama
kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta yang bertekanan tinggi
ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah (Suriadi &Rita Yuliani, 2020).

Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah
lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih
tinggi) ke dalam arteri ppulmone (tekanan lebih rendah) (Betz, Sowden, 2019)

B. Etiologi
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti,
tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka
kejadian penyakit jantung bawaan :
1. Faktor Prenatal :
A. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.
B. Ibu alkoholisme, peminum obat penenang atau jamu
C. Umur ibu lebih dari 40 tahun.
D. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan
insulin.
2. Faktor Genetik :
A. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.
B. Ayah atau Ibu menderita penyakit jantung bawaan.
C. Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.
D. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.

C. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh masalah-masalah
lain yang berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom gawat nafas). Tanda-
tanda kelebihan beban ventrikel tidak terlihat selama 4 –6 jam sesudah lahir. Bayi
dengan PDA kecil mungkin asimptomatik, bayi dengan PDA lebih besar dapat
menunjukkan tanda-tanda gagal jantung kongestif (CHF) diantaranya :
1. Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung.
2. Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata
terdengar di tepi sternum kiri atas).
3. Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan meloncat-
loncat, Tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mmHg).
4. Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik.
5. Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal.
6. Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah.
7. Apnea dan Tachypnea.
8. Nasal flaring dan Retraksi dada.
9. Hipoksemia.
10. Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru).

Jika PDA memiliki lubang yang besar, maka darah dalam jumlah yang bjesar akan
membanjiri paru-paru. Anak tampak sakit, dengan gejala berupa :Tidak mau
menyusu, berat badannya tidak bertambah, berkeringat, kesulitan dalam bernafas,
denyut jantung yang cepat. Timbulnya gejala tersebut menunjukkan telah terjadinya
gagal jantung kongestif, yang seringkali terjadi pada bayi prematur.

D. Patofisiologi
Duktus arteriosus adalah pembuluh darah yang menghubungkan aliran darah
pulmonal ke aliran darah sistemik dalam masa kehamilan (fetus). Hubungan ini
(shunt) ini diperlukan oleh karena sistem respirasi fetus yang belum bekerja di dalam
masa kehamilan tersebut. Pada saat lahir resistensi dalam sirkulasi pulmonal dan
sistemik hampir sama, persamaan tersebut juga pada resistensi dalam aorta dan arteri
pulmonalis. Karena tekanan sistemik melebihi tekanan pulmonal, darah mulai
mengalir dari aorta, melintasi ke duktus ke arteri pulmonalis (left to right shunt),
darah kembali bersirkulasi melalui paru & turun ke atrium kiri kemudian ventrikel
kiri, pengaruh perubahan sirkulasi kemudian meningkatkan kerja jantung bagian kiri,
meningkatkan kongesti pembuluh darah pulmonal & memungkinkan resistensi,
meningkatkan tekanan ventrikel kanan & hypertrofi. Jika duktus tetap terbuka, darah
yang seharusnya mengalir ke seluruh tubuh akan kembali ke paru-paru sehingga
memenuhi pembuluh paru-paru.

E. Komplikasi
1. Komplikasi paten PDA yang tidak diobati meliputi endokarditis bakteri, akhir
gagal jantung kongestif (CHF), dan pengembangan penyakit paru obstruktif
vaskular.
2. Patent ductus arteriosus (PDA) dapat mempersulit peredaran darah lain atau
kelainan ventilasi, seperti berikut:
a) Aorta pecah
b) Eisenmenger fisiologi
c) Gagal jantung kiri
d) Miokard iskemia
e) Necrotizing enterocolitis
f) Hipertensi Paru
g) Hipertrofi jantung kanan dan Gagal jantung kanan

F. emeriksaan Penunjang
1. Radiologi: foto rontgen dada hampir selalu terdapat kardiomegali.
2. Elektrokardiografi/EKG, menunjukkan adanya gangguan konduksi pada
ventrikel kanan dengan aksis QRS bidang frontal lebih dari 90°.
3. Pemeriksaan dengan Doppler berwarna : digunakan untuk mengevaluas aliran
darah dan arahnya.
4. Ekokardiografi, bervariasi sesuai tingkat keparahan, pada PDA kecil tidak ada
abnormalitas, hipertrofi ventrikel kiri pada PDA yang lebih besar. Sangat
menentukan dalam diagnosis anatomik.
5. Kateterisasi jantung untuk menentukan resistensi vaskuler paru
G. Penatalaksanaan
1. Farmakologi
a. Pemberian obat-obatan :
1) Furosemid, yaitu obat diuretic yang paling sering digunakan
pada penderita gagal jantung. Cara kerjanya yaitu dengan
menghambat kembali natrium dan klorida pada tubulus distal
dan lengkunghenle di ginjal. Obat ini diberikan secara
intravena atau intramuscular dengan dosis awal 1-2 mg/kg.
Biasanya setelah diberikan obat ini akan menyebabkan dieresis
cepat dan perbaikan segera status klinis, terutama jika ada
gejala kongestif paru. Efek sampingnya adalah tubuh mungkin
akan kekurangan kalium sehingga penambahan kalium klorida
dibutuhkan dan dapat meyebabkan kontraksi diruangan cairan
ekstraseluler.
2) Digoksin ,digunakan untuk meningkatkan gaya dan kecepatan
kontraksi miokardium dan mengendalikan aritmia jantung
dengan membatasi hantaran pulsa melalui nodus AV selama
fibrilasi dan flutter atrium. Efek sampingnya jika kelebihan
dosis yaitu kontraksi ventrikel premature, disosiasi atrium-
venrikel disertai blok jantung total, takikarsi atrium paroksimal,
fibrilasi ventrikel, rasa lelah, disorientasi, gangguan
penglihatan, dan kejang.
3) Indometacin, merupakan inhibitor prostaglandin yang dapat
memudahkan penutupan duktus.Efek sampingnya adalah
perubahan sementara pada fungsi ginjal, pengingkatan insiden
hilangnya darah samar melalui saluran cerna, dan menghambat
fungsi trombosit selama 7-9 hari.
2. Nonfarmakologi
1) Restriksi cairan dan diet rendah natrium untuk mengurangi beban
jantung
2) Bedah, yaitu dengan pemotongan atau pengikatan duktus
3) Kateterisasi jantung.

H. Pencegahan
Pencegahan terhadap paparan factor resiko sejak bayi dalam kandungan oleh ibu.
Pencegahan factor ini sangan memegang peranan penting untuk mengurang kelahiran
bayi yang mengidap penyakit jantung bawaan ini. Selain itu intake nutrisi yang
adekuat selama masa kehamilan harus diperhitungkan agar kesehatan ibu hamil
terjaga dengan makanan-makanan bergizi, rutin periksa ke dokter dan perbanyak
istirahat.

I. Pathway
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas ( Data Biografi)
PDA sering ditemukan pada neonatus, tapi secara
fungsional menutup pada 24 jam pertama setelah
kelahiran. Sedangkan secara anatomic menutup
dalam 4 minggu pertama. PDA ( Patent Ductus
Arteriosus) lebih sering insidens pada bayi
perempuan 2 x lebih banyak dari bayi laki-laki.
Sedangkan pada bayi prematur diperkirakan sebesar
15 %. PDA juga bisa diturunkan secara genetik dari
orang tua yang menderita jantung bawaan atau juga
2. Keluhan Utama
Pasien dengan PDA biasanya merasa lelah, sesak
napas.
3. Riwayat penyakit
A. ) Riwayat penyakit sekarang
Pada pasien PDA, biasanya akan diawali
dengan tanda-tanda respiratory distress,
dispnea, tacipnea, hipertropi ventrikel
kiri ,retraksi dada dan hiposekmia.
B. Riwayat penyakit terdahulu
Perlu ditanyakan apakah pasien lahir
prematur atau ibu menderita infeksi dari
rubella.
C. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota
keluarga yang menderita penyakit PDA
karena PDA juga bisa diturunkan secara
genetik dari orang tua yang menderita
penyakit jantung bawaan atau juga bisa
karena kelainan kromosom.
D. Riwayat kehamilan
Faktor Prenatal :Ibu menderita penyakit
infeksi (rubella), ibu alkoholisme, peminum
obat penenang atau jamu umur ibu lebih dari
40 tahun, Ibu menderita penyakit Diabetes
Mellitus (DM) yang memerlukan insulin.
E. Riwayat Psikososial
Meliputi tugas perasaan anak terhadap
penyakitnya,bagaimana perilaku anak
terhadap tindakan yang dilakukan terhadap
dirinya, perkembangan anak, koping yang
digunakan, kebiasaan anak, respon keluarga
terhadap penyakit anak, koping, keluarga
dan penyesuaian keluarga terhadap stress.
4. Pengkajian pola fungsional gordon
A. Persepsi dan pola manajemen kesehatan
1) .status kesehatan anak sejak lahir
2) pemeriksaan kesehatan secara
rutin, imunisasi
3) Penyakit yang menyebabkan anak
absen dari sekolahb
4) Praktek pencegahan kesehatan
( pakaian, menukar popok, dll)
5) Apakah orang tua merokok ?,
didekat anak ?
6) Mainan anak/bayi (aman?)
keamanan kendaraan ?
7) Praktek keamanan orang tua
(produk rumah tangga, menyimpan
obat-obatan , dll)
B. Nutrisi – Pola Metabolic
1) .Pemberian ASI/PASI, perkiraan
jumlah minum, kekuatan
menghisap (bagi yang masih bayi)
2) Selera makan, makanan tidak
disukai/disukai
3) Masukan makanan selama 24 jam ?
makanan tambahan ? Vitamin ?
4) Kebiasaan makan
5) Alat makan yang digunakan
6) Berat badan lahir? Berat badan saat
ini?
7) Masalah kulit : rash, lesi, dll
C. Pola Eliminasi
1) .Pola defekasi (gambarkan:
frekuensi, kesulitan, kebiasaan ada
darah/tidak)
2) Mengganti pakaian dalam/diapers
(bagi bayi)
3) Pola eliminasi urin (gambarkan :
berapa kali popok basah/hari,
perkiraan jumlah , kekuatan
keluarnya urin, bau, warna)
4) Orang tua
Pola eliminasi apakah ada masalah
atau tidak
D. Aktivitas – Pola Latihan
1) .Rutin mandi ? (kapan, bagaimana,
dimana, menggunakan sabun apa?)
2) Kebersihan rutin (pakaian, dll)
3) Aktivitas sehari-hari dirumah,
bermain, tipe mainan yang
digunakan, teman bermain,
penampilan anak saat bermain, dll)
E. Pola Istirahat – Tidur
1) Pola istirahat/tidur anak, perkiraan
jam, dll
2) Perubahan pola istirahat, mimpi
buruk, nocturia ?
3) Posisi tidur anak? Gerakan tubuh ?

F. Pengkajian fisik (ROS : Review of System)


1) Pernafasan B1 (Breath)
Nafas cepat, sesak nafas ,bunyi
tambahan (marchinery murmur),
Adanya otot bantu nafas saat
inspirasi, retraksi.
2) Kardiovaskuler B2 ( Blood)
Jantung membesar, hipertropi
ventrikel kiri, peningkatan tekanan
darah sistolik, edema tungkai,
clubbing finger, sianosis.
3) Persyarafan B3 ( Brain)
Otot muka tegang, gelisah, menangis,
penurunan kesadaran.
4) Perkemihan B4 (Bladder)
Produksi urine menurun (oliguria).
5) Pencernaan B5 (Bowel)
Nafsu makan menurun (anoreksia),
porsi makan tidak habis.
6) Muskuloskeletal/integument B6
(Bone)
Kemampuan pergerakan sendi
terbatas, kelelahan.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan tubuh yang
tidak cukup mendapatkan darah yang teroksigenasi
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
retrikulasi darah beroksigen tinggi meningkat
mengalir ke paru-paru.
3. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna
makanan, faktor psikologis (mis:stress,keengGanan
untuk Makan)
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
umum

C. Intervensi Keperawatan
SDKI SLKI SIKI
Penurunan curah jantung Kriteria hasil : (curah (Perawatan jantung
(D.0008) jantung L.02008) I.02075)

Penurunan curah jantung setelah dilakukan tindakan Observasi


berhubungan tubuh yang keperawatan diharapkan 1.Identifikasi tanda/gejala
tidak cukup mendapatkan curah jantung meningkat primer penurunan curah
darah yang teroksigenasi dengan kriteria hasil: jantung
1.Tanda vital dalam rentang 2. Identifikasi tanda/gejala
normal sekunder penurunan curah
2. Kekuatan nadi perifer jantung
meningkat 3. Monitor intake dan output
cairan
3. Tidak ada edema 4. Monitor keluhan nyeri
dada

Terapeutik
1..Berikan terapi terapi
relaksasi untuk Mengurangi
strees, jika perlu
2. Anjurkan beraktifitas fisik
sesuai Toleransi

Edukasi
Kolaborasi pemberian
antiaritmia,
jika perlu
Gangguan pertukaran gas (Pertukaran gas L.01003) (Pemantauan Respirasi
(D.0003) Setelah dilakukan tindakan I.01014)
keperawatan diharapkan
Gangguan pertukaran gas pertukaran gas meningkat Observasi
berhubungan dengan dengan kriteria hasil: 1.Monitor frekuensi irama,
retrikulasi darah beroksigen 1.Dipsnea menurun kedalaman dan upaya nafas
tinggi meningkat mengalir 2.bunyi nafas tambahan 2.Monitor pola nafas
ke paru-paru menurun 3.Monitor kemampuan
3.pola nafas membaik batuk efektif
4. PCO2 dan O2 membaik 4.Monitor nilai AGD
5.Monitor saturasi oksigen

Terapeutik
1.Auskultasi bunyi nafas
2.Dokumentasikan hasil
pemantauan
3.Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan

Edukasi
Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu

Kolaborasi
Kolaborasi penggunaan
oksigen saat aktifitas
dan/atau tidur
(D.0019) (status nutrisi L.03030) (Manajemen gangguan
Ketidakseimbangan makan I.03111)
nutrisi atau defisit nutrisi
setelah dilakukan tindakan
keperawatan diharapkan Observasi
status nutrisi membaik Monitor asupan dan
.Defisit nutrisi b.d dengan kriteria hasil: keluarnya makanan dan
ketidakmampuan mencerna 1. Porsi makan yang cairan serta kebutuhan kalori
makanan, faktor psikologis dihabiskan meningkat
(mis:stress,keengGanan 2.Perasaan cepat kenyang Terapeutik
untuk Makan) menurun Timbang berat badan secara
3.Nafsu makan membaik rutin

Edukasi
Anjurkan membuat catatan
harian tentang perasaan dan
situasi pemicu pengeluaran
makanan (mis:pengeluaran
yang disengaja, muntah,
aktivitas berlebihan)
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang target berat badan,
kebutuhan kalori dan pilihan
makanan
Intoleransi aktivitas Toleransi aktivitas (Manajemen energi
(D.0056) (L.05047) I.050178)

Intoleransi aktivitas setelah dilakukan tindakan Observasi


berhubungan dengan keperawatadiharapkan 1.Monitor kelelahan fisik
kelemahan umum toleransi aktifitas meningkat dan emosional
dengan kriteria hasil : 2.Monitor pola dan jam tidur
1.kemampuan melakukan
aktifitas sehari-hari Terapeutik
meningkat 1.Sediakan lingkungan yang
2.Pasien Mampu berpindah nyaman dan rendah stimulus
dengan atau tanpa bantuan (mis: cahaya, suara,
3.Pasien mangatakan kunjungan)
dipsnea saat dan/atau setelah 2.Berikan aktifitas distraksi
aktifitas menurun yang menenangkan

Edukasi
1.Anjurkan tirah baring
2.Anjurkan melakukan
aktifitas secara bertahap

Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan,mencakup


tindakan mandiri dan kolaborasi. Rencana tindakan tersebut diterapkan dalam situasi yang
nyata untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dan hasil yang di harapakan.Tindakan
keperawatan harus mendetail. Agar semua tenaga keperwatan dapat menjalankan tugasnya
dengan baik dalam jangka waktu yang telah ditetapkan dan di lakukan sesuai dengan kondisi
pasien.

E. Evaluasi keperawatan

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses


keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnose
keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah
berhasil dicapai kemungkinan terjadi pada tahap evaluasi
proses dan evaluasi hasil. Evaluasi berfokus pada ketepatan
perawatan yang diberikan dan kemajuan pasien atau
kemunduran pasien terhadap hasil yang diharapkan. Evaluasi
merupakan proses yang interaktif dan kontinu karena setiap
tindakan keperawatan dilakukan, respon klien dicatat dan
dievaluasi dalam hubungannya dengan hasil yang yang
diharapkan. Kemudian berdasarkan respon klien, direvisi
intervensi keperawatan atau hasil yang diperlukan. Ada 2
komponen untuk mengevaluasi kualitas tindakan computer
keperawatan, yaitu :
1. Proses (sumatif)
Fokus tipe ini adalah aktivitas dari proses
keperawatan dan hasil kualitas pelayanan tindakan
keperawatan. Evaluasi proses harus dilaksanakan
sesudah perencanaan keperawatan, dilaksanakan
untuk membantu keefektifan terhadap tindakan.
2. Hasil (formatif)
Fokus evaluasi hasil adalah perubahan perilaku atau
status kesehatan klien pada akhir tindakan
keperawatan klien

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah kegagalan menutupnya
ductus arteriosus (arteri yang menghubungkan aorta dan arteri
pulmonal). Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan
belum dapat diketahuisecara pasti, tetapi ada beberapa faktor
yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka
kejadian penyakit jantung bawaan adalah faktor prenatal, faktor
Genetic. Tanda dan gejala yang biasanya muncul Kadang-
kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung, machinery mur-mur
persisten, tekanan nadi besar, Takhikardia, resiko endokarditis
dan obstruksi pembuluh darah pulmonal, apnea dan tachypnea,
nasal flaring dan retraksi dada, hipoksemia peningkatan
kebutuhan ventilator. Pennatalaksanaan yag biasaya diberikan
berupa pengobatan farmakologi dn non farmakologi.
Saran
Dengan penyusunan makalah ini, semoga bermanfaat bagi para
pembaca khususnya bagi mahasiswa keperawatan. Penyusun
berharap agar para pembaca dapat lebih memahami mengenai
Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan PDA yang
sangat penting diketahui demi memperdalam wawasan dalam
mata kuliah Keperawatan Anak Sakit dan Kronis sehingga ilmu
yang didapatkan dapat bermanfaat di masa yang akan datang.

Daftar Pustaka
Betz, Sowden. 2020. Buku Saku Keperawatan Pediatrik, Edisi 2. Jakarta: EGC.
Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, H. 2019. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis, Jogjakarta: Mediaction Jogja
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. DPP PPNI.
Jakarta Selatan.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP . (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. DPP PPNI.
Jakarta Selatan.
PPNI, Tim Pokja SLKI DPP. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. DPP PPNI.
Jakarta Selatan.
Suriadi & Rita Yuliani. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi I. Jakarta: CV Sagung
Seto.

You might also like