You are on page 1of 23

PAPER TEORI ADMINISTRASI DAN REFORMASI

BIROKRASI

Implementasi Aplikasi Si Penyu Beramal Dalam Upaya Peningkatan


Kualitas Pelayanan Administrasi Kependudukan di Kabupaten Berau

Dosen
Dr. Joko Widodo, MS

Disusun oleh:
SIMUN (NIM 1162300038)

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................. i


BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 6
BAB II ........................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 7
2.1 Implementasi aplikasi Si Penyu Beramal dalam upaya meningkatkan kualitas
pelayanan administrasi kependudukan di Kabupaten Berau ..................................... 7
BAB III ....................................................................................................................... 20
PENUTUP ................................................................................................................... 20
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 21

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebijakan tentang kependudukan terkait tujuan tercapainya tertib
administrasi kependudukan menjadi salah satu langkah pemerintah dalam upaya
mensejahterakan masyarakat. Tertib administrasi kependudukan dapat terjadi
apabila pemerintah dan masyarakat menyadari serta masing-masing dari mereka
melakukan tindakan. Pemerintah dalam menjalankan tertib administrasi
kependudukan tersebut berdasar dengan Undang- Undang Nomor 05 Tahun 2014
tentang Administrasi Kependudukan (Paradigma & Prakoso,2020). Administrasi
Kependudukan diarahkan untuk memenuhi hak asasi setiap orang di bidang
administrasi kependudukan tanpa diskriminasi melalui pelayanan publik yang
profesional. Pendaftaran penduduk dilakukan dengan pencatatan biodata penduduk,
pencatatan atas pelaporan peristiwa kependudukan dan pendataan penduduk serta
penerbitan dokumen kependudukan.

Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka


pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi.
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh pemenrintah. Sedangkan menurut Undang-Undang No 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik menjelaskan bahwa pelayanan publik
sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagisetiap warga negara
danpenduduk atas barang, jasa, dan pelayanan administratif oleh penyelenggara
pelayanan publik. Pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publikharuslah
memberikan pelayanan yang optimal bagi masyarakat. Selain itu, pemerintah harus
berupaya agar pelayanan yang disediakan dapat menjangkau semua masyarakat dan
akses pelayanannya memudahkan masyarakat.
Salah satu wujud pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat yaknimelalui pelayanan dasar seperti adminsistrasi kependudukan.
Pelayanan administrasi kependudukan yaitu pengelolaan pendaftaran penduduk
yang merupakan tanggung jawab pemerintah kota/kabupaten, dimana dalam
pelaksanaannya diawali dari desa/kelurahan selaku ujung tombak pendaftaran
penduduk, hingga setiap warga terdaftar secara administrasi sebagai warga negara
Indonesi. Hal ini sesuai dengan yang termaktub dalam pasal 1 Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan. Selain itu, isu
kependudukan telah sejak lama menjadi isu yang penting seiring dengan dinamika
dan meningkatnya kompleksitas, sehingga perlu mendapatkan perhatian serius dari
pemerintah dan pemangku kepentingan. Oleh karena itu pelayanan administrasi
kependudukan sangat penting agar pemerintah dapat memperoleh data
kependudukan yangdapat digunakan sebagai informasi dan pertimbangan bagi
kebijakan dan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) adalah salah


satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang mempunyai tugas pokok
melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pelayanan administrasi
kependudukan dan pencatatan sipil. Dimana di dalam dinas tersebut menjalankan
tugas-tugas sebagaimana yang di maksud yaitu, perumusan kebijakan teknis bidang
kependudukan dan pencatatan sipil, penyelenggaraan urusan pemerintah dan
pelayanan umum, pembinaan dan pelaksanaan tugas sebagaimana yang di maksud,
pengelolaan ketatausahaan, dan di pimpim oleh seorang Kepala Dinas yang berada
di bawah wewenang danbertanggung jawab kepada Walikota/Bupati. Di dalam
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terdapat beberapa bidang yang harus di
kerjakan oleh pegawai yaitu bidang data dan informasi, bidang perencanaan dan
perkembangan kependudukan, bidang pencatatan sipil, dan bidang pendaftaran
penduduk.

Mengingat tugas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil ini sangat
banyak danvital dalam hal kependudukan tentunya terdapat banyak dinamika di

2
dalamnya. Banyak produk yang menjadi tanggung jawab dari Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil yaitu, Akta Kelahiran, Akta Kematian, Kartu Keluarga, Akta
Perkawinan, dan Akta perceraian. Salah satu masalah yang ada di Dinas
Kepndudukan dan Pencatatan Sipil adalah soal pelayanan terhadap masyarakat,
dimana kita ketahui bahwa masih banyaknya pelayanan yang birokrasinya berbeli-
belit. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya proses yang harus di lalui oleh masyarakat
untuk mendapatkan sebuah pelayanan khususnya di dalam bidang kependudukan
ini. Seharusnya di era e-government saat ini birokrasi yang ada di dalam sebuah
pelayanan dapat di pangkas agar bisa lebih efektif dan efisien, sehingga
masyarakatmendapatkan pelayanan yang lebih baik lagi.

Administrasi kependudukan merupakan kebutuhan yang sangat penting


bagi setiap masyarakat karena selalu dibutuhkan dalam segala aktivitas di lingkup
sosial. Pelayanan administrasi kependudukan diadakan untuk menjamin hak dan
kebutuhan dasar sebagai warga negara. Contoh nya pada saat diadakannya
pemilihan umum presiden, pemilihan umum legislatif, pemilihan umum kepala
daerah, serta membuat surat kendaraan, membuat surat tanah, dan dokumen
kependudukan. Setiap masyarakat yang berdomisili pada suatu wilayah maka
diwajibkan memiliki tanda domisili yang dibuktikan dengan kepemilikan Kartu
Tanda Penduduk. Kabupaten Berau memiliki jumlah penduduk sampai tahun 2020
sebesar 238.214 jiwa, terdiri dari 127.892 jiwa penduduk laki-laki dan jumlah
penduduk perempuan sebanyak 110.322 jiwa. Berkaitan dengan hal tersebut,
pemerintah sendiri telah mengeluarkan suatu kebijakan kependudukan melalui UU
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.
Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah ini pada hakekatnya akan memberikan
pemenuhan hak-hak administratif yang merupakan bagian dari pelayanan publik
berupa perlindungan yang dikaitkan dengan dokumen kependudukan, tanpa
perlakuan diskriminatif. Perlindungan yang dimaksud adalah pelayanan negara
melalui penerbitan dokumen kependudukan seperti Nomor Induk Kependudukan
(NIK), Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-EL).

3
Tetapi saat ini aktivitas masyarakat di Indonesia berubah drastis akibat
dampak yang disebabkan oleh pandemi. Yang terkena dampak dari pandemi
meliputi bidang pendidikan, transportasi, sosial ekonomi, termasuk juga dalam
aktivitas pelayanan publik yang ditandai dengan adanya penerapan social
distancing dan physical distancing. Covid-19 merupakan wabah virus yang
melanda hampir seluruh negara di dunia, termasuk di Indonesia. Wabah ini pertama
kali terdeteksi pada jangka waktu sela akhir tahun 2019 menuju awal tahun 2020
dan WHO selaku organisasi kesehatan dunia memprediksi virus ini akan tetap ada
sampai jangka waktu beberapa tahun kedepan. Wabah ini pertama kali ditemukan
di Wuhan, Ibukota Provinsi Hubei, China, dan sejak itu menyebar secara global
hampir ke seluruh dunia. Berbagai macam upaya pencegahan penyebaran virus
Covid-19 pun dilakukan oleh pemerintah di negara-negara di dunia guna memutus
rantai penyebaran virus Covid-19 ini, yang disebut dengan istilah lockdown dan
social distancing. Masyarakat yang notabene adalah konsumen dari pelayanan
publik, juga memiliki kebutuhan dan harapan pada kinerja penyelenggara
pelayanan publik yang professional (Ulfa & Rodiyah, 2021). Hal ini menyebabkan
setiap daerah di Indonesia harus melakukan pelayanan publik yang sebaik-baiknya
dengan standar semaksimal mungkin. Mengingat kondisi di Indonesia yang tengah
berjuang melawan virus covid-19, pemerintah memperketat protokol kesehatan
sesuai arahan dari organisasi kesehatan dunia. Seiring dengan perkembangan
zaman, di era modern seperti sekarang ini proses pembuatan dokumen
kependudukan dapat dikatakan sudah berkembang pesat dalam faktor proses
pembuatan yang tidak membutuhkan waktu yang lama dan teknologi yang
digunakan di instansi daerah masing-masing.

Diharapkan dengan inovasi yang tercipta dapat mempermudah masyarakat


dalam pemenuhan dokumen kependudukan. Dengan melihat kondisi pandemi
seperti saat ini, KTP elektronik merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi
setiap masyarakat untuk mengurusi keperluan administratif, salah satunya sebagai
syarat untuk mendapatkan bantuan sosial di masa pandemi. Kementerian Dalam

4
Negeri melalui Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil
menginstruksikan kepada semua Disduk Capil yang ada di seluruh Indonesia agar
pelayanan administrasi kependudukan dilakukan secara online. Perintah serentak
tersebut dirilis melalui Surat Edaran Nomor 443.1/2978/ Dukcapil 16 Maret 2020
yang telah diperpanjang masa berlakunya hingga pandemi Covid-19 berakhir.
Pemerintah sendiri sudah menyiapkan inovasi yang diharapkan bisa membantu dan
memperlancar urusan bagi masyarakat. Dengan adanya inovasi yang terus
berkembang tentunya hal ini akan berguna dan bermanfaat dalam mendukung
berbagai kegiatan, termasuk pelayanan administrasi kependudukan yang
merupakan suatu tuntutan yang tidak bisa diabaikan. Oleh sebab itu untuk
mempermudah penyelenggaraan administrasi kependudukan, hadirnya sistem
pelayanan kependudukan dan pencatatan sipil yang terintegrasi dapat
merealisasikan data base penduduk secara cepat dan tepat. Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kabupaten Berau mengembangkan aplikasi Si Penyu Beramal.
Si Penyu Beramal adalah inovasi unggulan Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Berau untuk masyarakat Kabupaten Berau yang mana hal ini akan
sangat berguna di masa pandemi seperti sekarang.

Inovasi Si Penyu Beramal merupakan sistem pelayanan administrasi


kependudukan berbasis aplikasi android yang diusung dengan teknologi yang
mumpuni. Dengan adanya sistem pelayanan ini masyarakat diharapakan bisa
mengurus dokumen kependudukannya secara mandiri seperti membuat KTP
Elektronik, kartu keluarga hanya dari rumah saja tanpa perlu datang langsung ke
kantor Disduk Capil. Masyarakat cukup mengunduh aplikasi Si Penyu Beramal
melalui playstore yang ada pada smartphone android masing-masing kemudian
masyarakat dapat melakukan segala jenis pengurusan dokumen kependudukannya
melalui aplikasi Si Penyu Beramal. Sebuah inovasi yang masih dikatakan baru dan
masih dalam tahap berkembang, pasti ada kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya
yaitu dapat mempermudah masyarakat untuk menyelesaikan administrasi
kependudukan hanya dari rumah saja. Namun dalam pelaksanaannya, proses

5
pembuatan dokumen kependudukan di Kabupaten Berau memiliki kelemahan.
Karena ada beberapa penduduk Kabupaten Berau yang berasal dari pelosok desa,
mereka terkendala dengan jarak tempuh untuk mengurusi dokumen
kependudukannya karena Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Berau yang terletak di pusat Kabupaten Berau. Belum lagi permasalahan
seputar pemahaman tentang aplikasi itu sendiri. Masih ada sebagian masyarakat
pelosok Desa yang belum paham mengenai alur pembuatan dokumen
kependudukan melalui aplikasi Si Penyu Beramal. Dengan adanya inovasi yang
dikembangkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Berau
diharapkan nantinya bisa mempermudah masyarakat untuk mengurus dokumen
kependudukan. Dengan konteks permasalahan yang ada dari peluncuran dan
implementasi inovasi pelayanan publik Si Penyu Beramal, maka penulis tertarik
mengulas permasalahan tersebut dalam artikel bertajuk “Implementasi Aplikasi Si
Penyu Beramal Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Administrasi
Kependudukan di Kabupaten Berau”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian permasalahan yang telah diuraikan di latar belakang,
maka dalam mengulas tentang inovasi pelayanan publik tersebut, penulis berfokus
pada tentang bagaimana implementasi aplikasi Si Penyu Beramal dalam upaya
meningkatkan kualitas pelayanan administrasi kependudukan di Kabupaten Berau.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Implementasi aplikasi Si Penyu Beramal dalam upaya meningkatkan kualitas


pelayanan administrasi kependudukan di Kabupaten Berau
Implementasi kebijakan adalah rangkaian tindakan yang dilakukan oleh
individu, pejabat pemerintah, atau kelompok swasta maupun pemerintah, yang
bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan kebijakan
sebelumnya. Pemahaman mengenai implementasi kebijakan berfokus pada
peristiwa dan kegiatan yang terjadi setelah kebijakan tersebut dinyatakan berlaku
atau dirumuskan. Proses ini melibatkan upaya untuk mengadministrasikan
kebijakan dan menciptakan dampak konkret pada masyarakat atau situasi tertentu.
Dalam proses implementasi kebijakan, berbagai aspek tersebut harus diperhatikan
agar tujuan kebijakan dapat dicapai dengan efektif dan dampak positif bagi
masyarakat. Implementasi yang baik memerlukan koordinasi yang baik, dukungan
dari berbagai pihak, dan pemahaman terhadap situasi sosial, ekonomi, dan politik
yang relevan.

Output dari implementasi semestinya adalah tercapai semua indikator


keberhasilan implementasi kebijakan. Bagaimanapun juga, setiap pelaksanaan
harus dibarengi dengan evaluasi meskipun pelaksanaan kebijakan sudah terlihat
baik. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Prabawati, I & Pradana, G.
(2022) “However, in its implementation, of course, there are still some obstacles
that need to be evaluated for the success of the program going forward.”
(Bagaimanapun, tentu dalam implementasi masih terdapat beberapa kendala yang
perlu dievaluasi untuk keberhasilan program yang akan datang).

Implementasi kebijakan aplikasi Si Penyu Beramal ini dianalisis


meggunakan teori implementasi oleh George C. Edward. Teori tersebut
menggunakan beberapa indikator yang meliputi faktor komunikasi

7
(communication), sumber daya (resources), disposisi (disposition), dan struktur
birokrasi (bureucratic structure). Adapun uraian dari setiap indikator tersebut
diantaranya sebagai berikut;

A. Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu keberhasilan dari implementasi


kebijakan mengsyaratkan agar implementator mengetahui apa saja yang
harus mereka lakukan. Mengetahui apa yang menjadi sasaran dan tujuan
harus dikomunikasikan kepada kelompok sasaran sehingga akan
mengurangi penyimpangan dalam implementasi kebijakannya.
Komunikasi memiliki peran penting dalam pelaksanaan pelayanan yang
ada disetiap instansi pemerintahan mengingat apabila komunikasi tidak
terjalin dengan baik antara pemberi pelayanan dengan pihak penerima
pelayanan maka akan sulit mencapai maksud dan tujuannya.
Komunikasi merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh besar
terhadap pelaksanaan pelayanan.

Sebelum sebuah kebijakan diimplementasikan, pelaksana


kebijakan harus menyadari bahwa suatu keputusan yang telah dibuat dan
perintah untuk melaksanakannya telah dikeluarkan, sehingga mereka
bekerja dengan memiliki wewenang masing-masing. Disini peran
komunikasi sangat penting untuk mensinergikan setiap aktifitas.
Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi yang akurat,
jelas, konsisten, menyeluruh serta koordinasi antara instansi-instansi
terkait dalam proses implementasi dan bentuk koordinasi yang dilakukan
apakah koordinasi horizontal, vertikal, maupun diagonal.

Kemudian agar implementasi menjadi efektif, maka mereka yang


tanggungjawabnya untuk mengimplementasikan sebuah program mesti
tahu apa yang seharusnya mereka kerjakan. Komunikasi dalam
implementasi Si Penyu Beramal meliputi komunikasi internal pelaksana

8
dan komunikasi eksternal dalam hal ini sosialisasi kepada masyarakat
dan hubungan dengan dinas atau institusi lain. Komunikasi antar
pelaksana implementasi Si Penyu Beramal dapat dilihat dari bagaimana
koordinasi dan juga kerja sama antar pelaksana yakni antara Disdukcapil
dan Diskominfo Kabupaten Berau dan secara umum komunikasi antar
pelaksana dapat dikatakan sudah cukup baik dan berjalan dengan lancar.
Dimana antar pihak saling memberikan informasi, masukan dan juga
sering terlibat dalam pembahasan permasalahan yang menyangkut
implementasi Si Penyu Beramal. Hal ini didukung dari hasil wawancara
yang menyatakan bahwa pihak yang terlibat dalam implementasi Si
Penyu Beramal sudah menunjukkan komunikasi yang efektif dan
koordinasi yang lancer secara instens dam berkelanjutan. Dimana ada
kejelasan, pihak mana yang harus melapor pada siapa, serta bagaimana
koordinasi dan kerjasama untuk memberikan pelayanan yang baik dalam
bidang administrasi kependudukan.

Sosialisasi pelayanan administrasi kependudukan berbasis android


dengan program Si Penyu Beramal yang paling baik dan efektif adalah
dari mulut ke mulut, dalam arti bahwa pengalaman sukses seseorang
berinteraksi melalui pemerintah melalui fasilitas teknologi informasi
merupakan hal yang sangat berharga. Konsep pelayanan administrasi
kependudukan berbasis android tidak hanya berarti adanya perubahan
kinerja yang baik dari kalangan pemerintah kepada rakyatnya, namun
lebih jauh berarti adanya transformasi pendekatan penyelenggaraan
sebuah pemerintahan yang awalnya berpusat pada pemerintahan
(eksekutif) menuju kepada yang berpusat masyarakat (demokrasi)
karena tanpa adanya komunikasi yang baik anatara pemerintah dan
masyarakat tentu akan sangat sulit untuk suatu program dapat
berkembang dan berjalan dengan baik kedepannya. Sebab, budaya yang
ada ditengah-tengah masyarakat sangat mempengaruhi pola pikir dan

9
perspektif masyarakat tentang pelayanan berbasis aplikasi ini. Sehingga
hal ini mengakibatkan muncul penilaianpenilaian yang berbeda dari
masyarakat soal penerapan digitalisasi pelayanan publik. Ada yang
menganggapnya penting karena telah memudahkan mereka dalam
mendapatkan pelayanan, namun juga ada yang beranggapan bahwa
sistem eloktronik ini menghambat mereka untuk memperoleh pelayanan
karena mereka merasa penggunaan sistem elektronik lebih rumit dari
pada model manual. Budaya masyarakat yang lebih senang dengan
sistem manual ini tercermin dengan pernyataan mereka yang
mengatakan bahwa, sistem elektronik justru membuat semuanya jadi
ribet dan seolah berbelit karena setelah mereka melakukan pelayanan
online masih harus datang ke kantor lagi. Disamping itu, ada masyarakat
yang sering menggunakan internet namun jarang mengakses situs web
resmi pemerintahan tersebut. Mereka lebih sering menggunakan internet
hanya sebatas untuk mencari hiburan semata. Dari hasil pengamatan
penulis dari proses sosialisasi dan berbagai koordinasi yang dilakukan
maka dapat disimpulkan komunikasi telah dilakukan dan dikerjakan
dengan baik, akan tetapi harus tetap dioptimalkan agar dapat mencapai
tujuan utama dari berjalannya program ini.

B. Sumber Daya

Keberhasilan suatu pelaksanaan kebijakan tidak bisa lepas dari


adanya ketersediaan sumber daya apalagi untuk implementasi pelayanan
berbasis elektronik yakni sumber infrastruktur dan sumber daya manusia
yang dapat mendukung proses kelancaran suatu pelaksanaan program.
Hal ini menurut Darumurti menyatakan bahwa aspek penting yang harus
dipersiapkan adalah sumber daya manusia, sumber daya keuangan,
sarana dan prasarana serta organisasi dan manajemennya.

Adanya Sumber daya infrastruktur atau sarana prasarana


penunjang teknologi informasi yang dimana ketersedian infrastruktur ini

10
menjadi kunci keberhasilan penerapan pelayanan administrasi
kependudukan melalui online dengan program Si Penyu Beramal.
Konsep pengembangan infrastruktur diarahkan kepada pemanfaatan
semaksimal mungkin sumber daya informasi yang telah ada sebagai
modal utama dalam mengembangkan program Si Penyu Beramal.
Pengembangan program Si Penyu Beramal pada saat lembaga, selain
akan meningkatkan pemanfaatan sistem informasi yang dimiliki, juga
diharapakan meningkatkan layanan publik dan operasional pengelolaan
pemerintahan secara lebih efektif dan efisien. Di Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Kabupaten Berau, perlengkapan dan peralatan kantor
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sudah cukup menunjang dan
memadai untuk penyelenggaraan pelayanan digital berbasis android
melalui program Si Penyu Beramal tetapi untuk diwilayah Kabupaten
Berau infrastruktur penujang jaringan internet belum sepenuhnya merata
disemua wilayah administrasi Kabupaten Berau yang mengakibatkan
jangkauan jaringan internet tidak merata disemua wilayah.

Selain ketersediaan sumber daya infrastruktur atau sarana dan


prasarana, perlu adanya ketersedian Sumber Daya Manusia yang
memiliki kompetensi dalam melaksanakan pelayanan online. Pada
dasarnya sumber daya manusia sangatlah dibutuhkan dalam
mengoperasikan atau menggunakan teknologi informasi yang tersedia.
Sumber daya manusia yang sangat diperlukan untuk pengembangan
Aplikasi Si Penyu Beramal di Disdukcapil Kabupaten Berau yaitu
sumber daya manusia yang memiliki kompetensi atau skill di bidang
teknologi informasi. Paling tidak mereka telah memiliki bekal
pengetahuan tentang komputer, aplikasi dan penggunaannya, maka
peran penting pemerintah dalam memberikan pelatihan kepada operator
agar mereka cepat berkembang. Ketersediaan sumber daya manusia
yang merupakan hal yang sangat penting dalam konsep penerapan

11
pelayanan berbasis digital karena adanya ketersediaan sumber daya
manusia yang memadai akan mendorong pengembangan dan
implementasi pelayanan berbasis digital, sebaliknya apabila sumber
daya manusia yang tersedia tidak memenuhi harapan yang diinginkan
maka hal ini dapat menghambat pengembangan pelayanan berbasis
digital seperti program Si Penyu Beramal.

Ketersediaan sumber daya dalam mengembangkan pelayanan


berbasis digital di Dinas Kependudukan dan Catatatan Sipil Kabupaten
Berau, baik sumber daya manusia maupun sumber daya insfrastruktur
dinilai sudah baik. Terkait dengan ketesediaan sumber daya manusia
yaitu operator telah dibekali dengan ilmu dan skill dari pelatihan-
pelatihan yang di lakukan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil,
sehingga operator tidak lagi mengalami masalah dalam penginputan
data. Tetapi sumber daya manusia dari pegawai Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil perlu ditingkatkan lagi dan tidak lamban dalam
meberikan pelayanan kepada masyarakat. Kemudian terkait dengan
sumber daya insfrastruktur atau sarana prasarana yang ada cukup
memadai tetapi yang jadi problem pelayanan Si Penyu Beramal
memerlukan akses internet dan infrastruktur penunjang internet
diwilayah Kabupaten Berau belum memerata sehingga dipelosok
Kabupaten Berau, program Si Penyu beramal belum bisa
dioperasionalkan secara maksimal.

Disamping standar pelaksanaan dan sasaran implementasi Si


Penyu Beramal, yang perlu mendapat perhatian dalam proses
implementasi adalah masalah sumber daya karena sumber daya
merupakan merupakan faktor utama dalam melaksanakan dan
merealisasikan jalannya suatu program. Tak terkecuali dengan
infrastruktur yang dibutuhkan, peralatan yang akan digunakan selama
proses implementasi hingga sumber daya manusia yang tergolong

12
mampu dan cakap dalam melaksanakan tugas serta tanggung jawabnya.
Hal ini didukung oleh hasil wawancara yang dilakukan penulis serta
melihat kenyataan yang ada liat dilapangan maka dapat dinyatakan
bahwa sumber daya baik sumber daya infrastruktur ataupun sumber daya
manusia dikategorikan sudah baik. Dapat dilihat dari ketersediaan
peralatan (sarana dan prasarana) yang digunakan selama proses
implementasi Si Penyu Beramal telah ada dan dalam kondisi yang baik
yang ada di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Demikian
juga dengan sumber daya manusia yang melaksanakan program itu
dimulai dari proses sosialisasi, hingga tahap akhir juga dapat dikatakan
baik. Hanya saja masih tetap terus dilakukan pembenahan agar dapat
terus menjawab kebutuhan masyarakat. Sumber daya harus tetap
mendapat pelatihan dan penambahan personil yang berkompeten
dibidangnya. Agustino (2006:142) menjelaskan bahwa sumber daya
merupakan keberhasilan proses implementasi yang dipengaruhi dengan
pemanfaatan sumber daya manusia, biaya, dan waktu. Sumber-sumber
tersebut sangat diperlukan untuk keberhasilan suatu implementasi yang
dibuat oleh pemerintah.

C. Disposisi

Merupakan karakterisitik, watak, dan sifat yang dimiliki oleh


seorang implementator seperti komitmen, kejujuran, tanggung jawab,
dan sikap demokratis. Jika seorang implementator memiliki disposisi
yang baik maka dia juga secara langsung akan dapat menjalankan
kebijakan dengan baik seperti yang di ingikan oleh pembuat kebijakan.
Komitmen adalah salah satu faktor pendukung dalam pelaksanaan
pelayanan, karena komitmen merupakan janji seseorang untuk selalu
mampu berbuat sesuai apa yang telah disepakati. Dalam kaitanya dengan
individu, komitmen menjadikan seseorang memiliki pengakuan atas
pekerjaannya dan diakui keberadaaanya, seseorang dengan komitmen

13
yang sangat kuat akan mampu merubah gambaran yang kurang baik yang
melekat pada dirinya. Kemampuan seorang pegawai dalam menjaga
komitmen pekerjaanya, menjadikan pegawai tersebut tidak akan mudah
dipengaruhi orang lain. Sebaliknya, pegawai dengan komitmen rendah
akan mudah diombang-ambingkan lingkungan, mudah dipengaruhi
orang lain serta tidak memiliki tanggung jawab yang diharapkan dalam
pekerjaannya Dedikasi menjadi ukuran bagi seseorang dalam
pelaksanaan pekerjaanya. Tidak banyak yang bisa diharapkan dari
seseorang yang tidak memiliki dedikasi dalam pekerjaannya. Dedikasi
merupakan nilai-nilai kerja yang sangat dibutuhkan pada diri seseorang,
ia merupakan bagian yang melekat pada seseorang yang memiliki
kejujuran dan tanggung jawab. Pada bidang pelaksanaan pekerjaan,
dedikasi merupakan bagian dari sikap menerima seseorang terhadap
tugas/pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

Tanggung jawab merupakan nilai-nilai luhur yang melekat pada


diri seseorang, pada lapangan pekerjaan, tanggung jawab sangat begitu
dibutuhkan terkait dengan penyelesaian suatu pekerjaan. Tanggung
jawab menjadi semakin lebih penting, mengingat suatu pekerjaan tidak
akan pernah terwujud tanpa tanggung jawab untuk menyelesaikannya.
Bentuk tanggung jawab dalam banyak hal dapat dilihat dari cara
seseorang menyelesaikan pekerjaan. Tanggung jawab tidak akan muncul
dari seseorang yang tidak memiliki kejujuran dalam menyelesaikan
pekerjaan sebalik nya apabila tingkat kejujuran yang rendah maka tidak
akan mampu menyelesaikan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab.

Pengertian disposisi menurut Edward III dikatakan sebagai


kemauan, keinginan dan kecenderungan para perlaku kebijakan untuk
melaksanakan kebijakan tadi secara sungguh sungguh sehingga apa yang
menjadi tujuan kebijakan dapat diwujudkan. Edward III mengatakan
bahwa jika implementasi kebijakan ingin berhasil secara efektif dan

14
efisien, para pelaksana (implementors) tidak hanya mengetahui apa yang
harus dilakukan dan mempunyai kemampuan untuk melakukan
kebijakan tersebut, tetapi mereka juga harus mempunyai kamauan untuk
melaksanakan kebijakan tersebut.

Proses pembuatan dokumen kependudukan seperti Kartu Keluarga


(KK), Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-EL), Kartu Identitas
Anak (KIA) pada dasarnya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam pemenuhan hak sebagai warga negara yang baik.
Dengan permintaan yang masif dari masyarakat itu sendiri, Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Berau pun memutar otak
untuk mengatasi hal ini. Jika hanya mengandalkan sistem operasi manual
akan membuat kinerja sumber daya manusia Dinas Kependudukan dan
Cacatan Sipil Kabupaten Berau menjadi tidak efisien. Terlebih lagi
seperti sekarang ini Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Berau dituntut untuk memberikan pelayanan yang cepat,
efektif dan efisien ditengah berkembang dan masifnya pembaharuan di
teknologi infoirmasi. Oleh karena itu Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Berau terus menciptakan inovasi-inovasi
guna mewujudkan sistem pelayanan yang prima. Adapun hasil inovasi
unggulan yang telah dilaksanakan oleh Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Berau dalam menjawab kebutuhan
pelayanan public yang cepat, efektif dan efisian adalah dengan
diluncurkannya aplikasi administrasi pelayanan berbasis teknologi yang
dinamakan Si Penyu Beramal.

Si Penyu Beramal merupakan aplikasi unggulan berbasis android


yang dipersembahkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Berau untuk masyarakat Berau guna mempermudah
pengurusan administrasi kependudukan. Aplikasi ini dibuat langsung dan
dikembangkan oleh pihak Dinas Kependudukan dan Cacatan Sipil

15
Kabupaten Berau sendiri tanpa bantuan dari pihak ketiga. Proses
pembuatan aplikasi ini membutuhkan waktu sekitar 3 bulan sampai pada
akhirnya pada tahun 2019 aplikasi ini resmi diluncurkan. Inovasi ini
adalah sebuah sistem pelayanan administrasi kependudukan yang
menggunakan teknologi informasi berbasis aplikasi android yang dapat
diunduh melalui aplikasi Playstore.

Dengan aplikasi Si Penyu Beramal, masyarakat dapat mengurus


segala kebutuhan dokumen kependudukannya hanya dari rumah saja
tanpa perlu datang ke kantor Disdukcapil Kabupaten Berau. Masyarakat
yang akan memanfatkan layanan tersebut hanya perlu cukup mengunduh
aplikasi Si Penyu Beramal melalui handphone berbasis android pada
menu playstore dan masyarakat dapat melakukan pengurusan semua
jenis dokumen kependudukannya melalui aplikasi tersebut. Untuk dapat
menikmati layanan tersebut, masyarakat wajib tersambung dengan
layanan internet agar aplikasi dapat terkoneksi dengan layanan yang
diberikan.

D. Struktur Organisasi

Hadirnya aplikasi Si Penyu Beramal ini mempermudah Dinas


Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Berau selaku organisasi
itu sendiri dan juga masyarakat. Dari sisi organisasi, mereka tidak perlu
membuang-buang waktu dan tenaga, seperti contohnya pada saat
pelayanan secara manual dengan banyaknya antrian pemohon yang
datang langsung ke kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Berau akan membutuhkan waktu yang lama dan juga tenaga
organisasi dalam melayani masyarakat. Dari sisi masyarakat, keuntungan
yang diterima masyarakat yaitu mereka tidak perlu jauh-jauh datang ke
kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Berau, dan
juga Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Berau

16
menegaskan tidak akan memungut biaya sepeserpun kepada masyarakat
yang hendak mengurus dokumen kependudukannya.

Aplikasi Si Penyu Beramal diluncurkan pada akhir tahun 2019.


Sejak aplikasi Si Penyu Beramal diluncurkan, Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Berau secara perlahan merubah pola
pelayanan yang awalnya menggunakan pola pelayanan manual beralih
ke pola pelayanan digital. Sebelum adanya aplikasi Si Penyu Beramal,
pola pelayanan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Berau masih menggunakan pola pelayanan manual yaitu
pemohon harus datang ke kantor Disdukcapil untuk mengurus dokumen
kependudukannya. Jumlah berkas pemohon yang masuk berkisar antara
70- 100 dalam sehari namun ini adalah angka terbanyak, yang mana tidak
setiap hari jumlah kunjungan akan mencapai angka tersebut. Hal ini
mengakibatkan antrian yang cukup panjang dan terkadang tidak jarang
ada warga yang kecewa karena tidak mendapatkan nomor antrian
dikarenakan nomor antrian sudah melewati batas maksimal kemampuan
operator atau petugas pelayanan dalam menyelesaikan berkas
permohonan yang masuk dalam sehari.

Menurut Edwards III terdapat dua karakteristik utama dari


birokrasi yakni Standard Operational Procedure (SOP) dan fragmentasi.
Standard operational procedure (SOP) merupakan perkembangan dari
tuntutan internal akan kepastian waktu, sumber daya serta kebutuhan
penyeragaman dalam organisasi kerja yang kompleks dan luas. Edward
III menyatakan bahwa demikian pula dengan jelas tidaknya standar
operasi, baik menyangkut mekanisme, system dan prosedur pelaksanaan
kebijakan, pembagian tugas pokok, fungsi dan kewenangan, dan
tangggung jawab diantara pelaku, dan tidak harmonisnya hubungan
diantara organisasi.

17
Dengan peralihan pelayanan dari manual ke pelayanan digital
berbasis aplikasi android, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
juga menyusun Standard Operational Procedure (SOP) pelayanan yang
menggunakan aplikasi Si Penyu Beramal. Masyarakat yang hendak
melakukan pengajuan permohonan dokumen, masyarakat cukup
mengikuti petunjuk yang ada pada setiap menu permohonan di aplikasi
Si Penyu Beramal, sedangkan untuk dokumen persyaratannya, Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil sudah menyiapkan template
persyaratan, pemohon hanya perlu mendownload lalu mengisi
persyaratan tersebut yang dilanjutkan dengan memfoto dokumen
persyaratan tersebut menggunakan fasilitas foto yang ada pada aplikasi.
Setelah semua dokumen persyaratan dinyatakan memenuhi syarat oleh
aplikasi, maka pemohon akan mendapatkan notifikasi yang berisi nomor
registrasi pendaftaran yang nantinya akan digunakan untuk pengambilan
dokumen yang telah selesai diproses oleh petugas Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kabupaten Berau. Setiap progres perjalanan
dokumennya, pemohon akan mendapatkan informasi berupa notifikasi
dari aplikasi Si Penyu Beramal dan waktu penyelesaian berkas
permohonan pun terbilang singkat, hanya membutuhkan waktu kurang
lebih 3 hari sejak pengajuan permohonan pembuatan hingga dokumen
selesai dan siap diambil

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Berau


selaku organisasi yang melayani masyarakat harus siap menerima
keluhan dari masyarakat. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Berau tentunya ingin memberikan yang terbaik untuk
memuaskan masyarakatnya demi tercapainya tujuan pelayanan yang
prima. Ketika masyarakat mengeluhkan perihal kesulitan dalam proses
pembuatan dokumen kependudukannya, Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Berau dengan sigap menerima keluhan

18
tersebut yang mana dari keluhan tersebut nantinya akan dilakukan
monitoring dan evaluasi untuk mencari solusinya. Sebagian masyarakat
masih mengeluhkan perihal mengalami kesalahan dari sistem seperti saat
mengirim berkas, berkas yang diupload tidak mau terkirim. Pihak Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil pun dengan cepat menanggapi hal
ini dengan cara melakukan maintaining pada aplikasi dengan tujuan
memperbaiki kesalahan yang ada pada system

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan terkait apa yang menjadi fokus
bahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi program Si
Penyu Beramal dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan
administrasi kependudukan di Kabupaten Berau sudah terselenggara
dengan baik. Hal tersebut dapat terlihat dari Dinas Kependudukan dan
Pencacatan Sipil Kabupaten Berau telah dengan baik mengkomunikasikan
tranformasi pelayanan publik di bidang administrasi kependudukan dari
manual ke digital melalui aplikasi berbasis android Si Penyu Beramal.
Dinas Kependudukan dan Pencacatan Sipil Kabupaten Berau telah dengan
baik menyediakan sarana prasarana penunjang layanan berbasis digital
melalui aplikasi Si Penyu Beramal. Dinas Kependudukan dan Pencacatan
Sipil Kabupaten Berau memalui aparatur birokrasinya sangat mendukung
suksesi pelayanan berbasis digital dengan komitmen selalu mengarahkan
masyarakat untuk melakukan pengajuan melalui aplikasi. Mereka
menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan standart operational
prosedur pelayanan yang sudah dibuat sebelumnya dengan tindakan nyata
dilapangan. Dinas Kependudukan dan Pencacatan Sipil Kabupaten Berau
telah mempunyai standart operasional procedure yang jelas dalam
menjalankan pelayanan melalui aplikasi Si Penyu Beramal. Standart
operasional procedure yang telah dibuat, sudah dipahami oleh semua
birokrat di lingkungan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Berau untuk dijadikan landasan dan pedoman dalam
memberikan pelayanan ke masyarakat.

20
DAFTAR PUSTAKA

Diana Putri, A., & Roisul Basyar, M. (2023). Implementasi Klampid New
Generation dalam Peningkatan Pelayanan Publik di Kelurahan Klampis
Ngasem Kota Surabaya. ULIL ALBAB: Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 2(2),
694–701.
Fadli, M. R. (2021). Memahami desain metode penelitian kualitatif. Humanika,
21(1), 33–54. https://doi.org/10.21831/hum.v21i1.38075
Habibah, D. U. (2016). Inovasi Pelayanan Administrasi Kependudukan Pada
Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang. 1–11.
Kaharuddin. (2021). Equilibrium : Jurnal Pendidikan Kualitatif : Ciri dan
Karakter Sebagai Metodologi. Jurnal Pendidikan, IX(1), 1–8.
http://journal.unismuh.ac.id/index.php/equilibrium
Melinda, M., Syamsurizaldi, S., & Kabullah, M. I. (2020). Innovation of Online
Population Administrative Services (PADUKO) by The Department of
Population and Civil Registration of Padang Panjang City. Nakhoda:
Jurnal Ilmu Pemerintahan, 19(2), 202–216.
https://doi.org/10.35967/njip.v19i2.115
Prakoso, C. T. (2020). Inovasi Layanan Publik Di Dinas Kependudukan Dan
Catatan Sipil Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam Perspektif Digital
Government. Jurnal Paradigma, 9(2), 131–146.
Saharuddin, E., & Suryani, D. A. (2020). Inovasi Pelayanan Administrasi
Kependudukan “Keluar Bersama: Daftar 1 Dapat 5” di Kecamatan
Danurejan Kota Yogyakarta. Kolaborasi: Jurnal Administrasi Publik,
6(April), 34–52.
Soraya, T. (2019). Inovasi Pelayanan Administrasi Kependudukan Secara
Online di Kabupaten Pati. Astuti, Puji, 1–10.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jpgs/article/viewFile/25018/2227
3

21

You might also like