Professional Documents
Culture Documents
Bab Iii
Bab Iii
id
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
9
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
Rating trafo arus biasanya terletak pada nameplate seperti data lainnya,
meliputi rated burden, rated current, instantaneous rated current, dan
sebagainya. Ketelitian trafo dinyatakan dari tingkat kesalahan, semakin kecil
kesalahan CT maka semakin tinggi akurasi fungsionalnya, begitupun
sebaliknya.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
Gambar 3. 15 Nameplate CT
(Sumber : PT. PLN Persero PDM/PGI/02:2014)
3.2.1. Pengenal Beban (Rated Burden)
Rated burden adalah pengenal beban CT dimana akurasi trafo arus
masih dapat dicapai dan dinyatakan dalam satuan VoltAmpere (VA).
3.2.2. Pengenal Arus Kontinyu (Continuous Rated Current)
Continuous rated current adalah arus primer maksimum yang
diizinkan atau diperbolehkan mengalir secara kontinyu. Contohnya
adalah 300/1 A.
3.2.3. Pengenal Arus Sesaat (Instantaneous Rated Current)
Instantaneous rated current adalah arus primer maksimum dalam
nilai rms yang diizinkan atau diperbolehkan mengalir dalam kurun
waktu tertentu dengan sisi sekunder CT terhubung singkat sesuai
dengan nameplate.
3.2.4. Pengenal Arus Dinamik (Dynamic Rated Current)
Dynamic rated current adalah perbandingan arus puncak primer
maksimum CT (Ipeak) berbanding dengan arus nominal primer trafo
arus (Irated).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
B. Kelas PR
Memiliki nilai remanensi lebih rendah dibandingkan dengan
trafo kelas P.
C. Kelas TPS
Trafo arus proteksi yang memiliki kebocoran fluksi rendah
dimana kerjanya ditentukan oleh knee point (kurva magnetisasi),
arus magnetisasi, serta tahanan belitan sekunder. Tidak terdapat
Batasan untuk remanensi fluksi. Trafo jenis ini tidak memiliki
celah udara sehingga kebocoran fluksi menjadi kecil dan menurut
British Standart 3938 trafo ini memiliki kesesuaian dengan kelas
X serta direkomendasikan untuk relay differensial.
D. Kelas TPX
Trafo arus proteksi yang memiliki batasan ketelitian
berdasarkan kesalahan komposit yang ditentukan selama siklus
kerja transien dan tidak memiliki batasan untuk remanensi fluksi.
Trafo arus TPX tidak memiliki celah udara dengan konstanta
waktu lebih lama dari 5 detik, umumya berkisar 5 – 20 second.
Trafo jenis ini memiliki tingkat presisi tinggi dan arus magnetisasi
rendah.
E. Kelas TPY
Trafo jenis ini mempunyai batas ketelitian berlandaskan
kesalahan nilai maksimum sesaat selama siklus kerja transien.
Remanensi fluksi tidak melebihi 10% dari nilai saturasi. Trafo ini
memiliki celah udara pada inti dengan konstanta waktu 0,2 – 0,5
detik.
F. Kelas TPZ
Trafo arus kelas TPZ memiliki batas ketelitian yang telah
ditentukan dengan dasar kesalahan nilai maksimum saat
komponen bolak-balik selama energize tunggal dengan nilai dc
offset yang maksimum pada konstanta waktu rangkaian sekunder
tertutup. Trafo jenis ini memiliki celah udara besar pada inti
dengan konstanta waktu 60ms + 10%.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
Dimana:
ε : Kesalahan rasio trafo arus (%)
IKn : pengenal rasio trafo arus
IP : Arus primer aktual trafo arus (A)
IS : arus sekunder aktual trafo arus (A)
3.6.2. Kesalahan Sudut Fasa
Kesalahan ini merupakan pergeseran fasa antara arus primer dan
arus sekunder. Kesalahan sudut fasa akan berakibat pada pengukuran
yang berhubungan dengan arus dan tegangan (VAR, VA), pengukuran
energi, dan relay arah. Kesalahan sudut terbagi menjadi dua, yaitu:
Bernilai positif (+) jika IS leading IP
Bernilai negative (-) jika IS lagging IP
Dimana :
VS : Kejenuhan inti pada sisi sekunder CT (V)
IF : Arus Maksimum (A)
Rref : Tahanan refrensi (Ω)
Rmeas : Tahanan terukur (Ω)
3.8. Shutdown Testing/ Measurement
Pengujian yang dilakukan saat peralatan dalam keadaan padam.
Biasanya, pelaksanaan pengujian ini dilakukan saat maintenance maupun
pada saat investigasi ketidaknormalan.
3.8.1. Tahanan Isolasi
Insulation resistance test dilakukan untuk mengetahui kualitas
tahanan isolasi pada trafo arus baik antar belitan maupun antara
belitan dan pentanahan. Pengujian ini dilakukan dengan cara
memberikan Vdc kepada object isolasi yang akan diukur resistansinya
yaitu 5 kV (primer) dan 500 V (sekunder). Pengukuran arus bocor
yang melewati isolasi dapat menghasilkan nilai tahanan isolasi dalam
satuan mega ohm atau giga ohm. Pengujian ini dilakukan selama 60
detik.
3.8.2. Rasio
Penguian ini dilakukan untuk membandingkan nilai rasio hasil
pengukuran dengan nilai yang berada pada nameplate.