You are on page 1of 19

ALUR DAN TUJUAN PEMBELAJARAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN PERANGKAT AJAR

(BAHASA JAWA FASE D KELAS 7)


Capaian Pada akhir fase D, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan
Pembelajaran (CP) tujuan, konteks sosial, dan akademis. Peserta didik mampu memahami, mengolah, dan menginterpretasi informasi
paparan tentang topik yang beragam dan karya sastra. Peserta didik mampu berpartisipasi aktif dalam diskusi,
mempresentasikan, dan menanggapi informasi nonfiksi dan fiksi yang dipaparkan sesuai dengan unggah-ungguh Jawa;
Peserta didik menulis berbagai teks untuk menyampaikan pengamatan dan pengalamannya dengan lebih terstruktur, dan
menuliskan tanggapannya terhadap paparan dan bacaan menggunakan pengalaman dan pengetahuannya. Peserta didik
mengembangkan kompetensi diri melalui pajanan berbagai teks penguatan karakter. Peserta didik mampu menulis teks
beraksara Jawa.
CP Elemen Peserta didik mampu menganalisis dan memaknai informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau
Menyimak pesan yang terdapat dari berbagai jenis teks (nonfiksi dan fiksi) audiovisual dan aural dalam bentuk monolog, dialog,
dan gelar wicara. Peserta didik mampu mengeksplorasi dan mengevaluasi berbagai informasi dari topik aktual yang
didengar yaitu cerita wayang, cakrik omah dan tembang para berupa paribasan, bebasan, saloka, kerata basa, rura
basa
Tujuan 7.1 Peserta didik menganalisis dan mengevaluasi ide pokok, ide penjelas, undha usuk basa, unsur intrinsik dan
Pembelajaran ekstrinsik berkaitan dengan:
7.1.1 Teks deskripsi: cakrik omah Jawa
7.1.2 Teks narasi : cerita wayang (Sumantri Ngenger)
7.1.3 Teks paparan: cangkriman, parikan, bebasan, saloka, keratabasa, rurabasa
baik yang didengar dan dibaca secara lisan, tulis, dan visual.
Perkiraan Jumlah 16 JP (jam pelajaran)
Jam
Kata/Frasa Kunci,  Kata/frasa kunci: menganalisis dan mengevaluasi informasi, ide pokok dan ide penjelas, dan undha usuk basa,
Topik/Konten Inti, struktur kalimat
Penjelasan Singkat a) teks deskripsi : cakrik omah,
b) teks narasi : cerita wayang (Sumantri Ngenger), imajinasi, peristiwa, khayalan, identifikasi, kreatif, bahasa,
struktur
c) teks paparan: cangkriman, parikan, bebasan, saloka, keratabasa, rurabasa
 Topik/konten inti: menyimak sebuah percakapan . menyimak paparan orang lain tentang sebuah objek melalui media
(paparan lisan/audiovisual).
 Penjelasan singkat: teks yang disimak dapat berupa video pendeskripsian sebuah objek (keluarga, tempat wisata,
pentas seni, tempat bersejarah, tumbuhan, hewan, manusia, dll) yang dibaca teman atau monolog.
Profil Pelajar  Beriman dan bertakwa yang ditunjukkan dengan ahklak beragama, ahklak pribadi, ahklak kepada manusia, ahklak
Pancasila kepada alam, ahklak bernegara.
 Berkebinekaan global ditunjukkan dengan mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi intercultural
dalam berinteraksi dengan sesama, refleksi dan tanggungjawab terhadap pengalaman kebinekaan.
 Bergotong royong ditunjukkan melalui kolaborasi, kepedulian dan berbagi.
 Mandiri, yang ditunjukkan dengan kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi dan melalui self regulator untuk
bisa fokus terhadap apa yang disimak.
 Bernalar kritis, yang ditunjukkan dengan kemampuan memperoleh dan memproses informasi gagasan/pandangan,
alasan ketidaksetujuan, alasan kesalahan dari menyimak.
 Kreatif, yang ditunjukkan melalui menghubungkan makna-makna, membangun atau merekonstruksikan imaji-imaji
visual dengan baik, menyesuaikan atau mengadaptasikan imaji dengan pikiran imajinatif untuk menciptakan karya
baru dalam tulisan, lukisan, dan pementasan.
Glosarium aksara nglegena : aksara pokok, belum ada tambahan apapun
aruh-aruh : bertegur sapa
audiovisual: bersifat dapat didengar dan dilihat
aural: bersangkutan dengan telinga atau indra pendengaran
bebasan :ungkapan dalam Bahasa Jawa yang memiliki arti kiasan, bersifat tetap, dan mengandung ungkapan
pengandaian
cakrik omah : model rumah
cangkriman : tebak-tebakan
dasanama: kata -kata yang sama artinya/sinonim
dialog: percakapan (dalam sandiwara, cerita, dan sebagainya)
fiksi: cerita rekaan, khayalan, tidak berdasarkan kenyataan
geguritan : puisi modern berbahasa Jawa
gelar wicara: acara bincang-bincang dalam suatu panel yang dikemas dalam sebuah acara seperti yang terdapat di
televisi atau radio, dipandu oleh pembawa acara; tayang bincang
guru gatra : jumah baris dalam satu bait tembang macapat
guru lagu : bunyi vokal diakhir baris tembang macapat
guru wilangan : jumlah suku kata dalam satu baris tembang macapat
ide pokok: gagasan yang menjadi pokok pengembangan dalam sebuah paragraf.
ide penjelas: gagasan yang menjelaskan gagasan utama.
informasi: kabar atau berita tentang sesuatu
kerata basa : menerangkan arti kata dengan memperlakukannya sebagai singkatan
kinanthi : salah satu nama tembang macapat yang memiliki aturan 8u, 8i, 8a, 8i, 8a, 8i
krama alus : tingkat tutur/ unggah-ungguh bahasa Jawa yang kosakatanya berbentuk krama inggil
krama lugu : tingkat tutur/ unggah-ungguh bahasa Jawa yang kosakatanya berbentuk krama
monolog: pembicaraan yang dilakukan dengan diri sendiri (ngudarasa)
nonfiksi: karangan/tulisan berdasarkan fakta dan kenyataan
nga lelet : pengganti suku kata le ( ꦊ )
ngoko lugu : tingkat tutur/unggah-ungguh bahasa Jawa yang semua kosakatanya berbentuk ngoko
ngoko alus : tingkat tutur/ unggah-ungguh bahasa Jawa yang kosakatanya berbentuk ngoko dan krama inggil
pa cerek : pengganti suku kata re (ꦉ )
pajanan: kutipan-kutipan teks atau sajian teks yang lebih dari satu.
pamitan : meminta ijin
paribasan : ungkapan dalam Bahasa Jawa yang memiliki arti kiasan, bersifat tetap, namun tidak terdapat ungkapan
pengandaian.
parikan : pantun dalam bahasa Jawa
purwakanthi : pertautan suara, konsonan, dan kata (persajakan/rima)
rurabasa : bahasa yang salah namun umum digunakan
saloka: ungkapan dalam Bahasa Jawa yang memiliki arti kiasan, bersifat tetap, dan mengandung ungkapan pengandaian
(pengandaian dapat berupa binatang, tumbuhan, atau benda lainnya)
sandhangan panyigeg : kelengkapan aksara ( r ꦂ layar, ng ꦁ cecak, h ꦃ wignyan)
sandhangan swara : kelengkapan aksara (u ꦸ suku, i ꦶwulu, e ꦼ pepet, e ꦺtaling, o ꦺꦴ taling tarung )
tatakrama : aturan-aturan yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis dalam pergaulan manusia
tembang macapat : puisi Jawa tradisional yang menggunakan aturan guru gatra, guru wilangan, guru lagu
tembung aran : kata benda
tembung entar : kata kiasan
tembung kriya: kata kerja
tembung panggandheng : kata hubung
unsur intrinsik: unsur pembangun sebuah karya sastra
unsur ekstrinsik: unsur pembangun dari luar cerita/puisitetepungan : berkenalan
unggah-ungguh : aturan atau tatacara dalam berbicara dan dalam bertingkah laku untuk menghargai dan menghormati
orang lain dengan memperhatikan derajat atau usia
Capaian Pada akhir fase D, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan
Pembelajaran (CP) tujuan, konteks sosial, dan akademis. Peserta didik mampu memahami, mengolah, dan menginterpretasi informasi
paparan tentang topik yang beragam dan karya sastra. Peserta didik mampu berpartisipasi aktif dalam diskusi,
mempresentasikan, dan menanggapi informasi nonfiksi dan fiksi yang dipaparkan sesuai dengan unggah-ungguh Jawa;
Peserta didik menulis berbagai teks untuk menyampaikan pengamatan dan pengalamannya dengan lebih terstruktur, dan
menuliskan tanggapannya terhadap paparan dan bacaan menggunakan pengalaman dan pengetahuannya. Peserta didik
mengembangkan kompetensi diri melalui pajanan berbagai teks penguatan karakter. Peserta didik mampu menulis teks
beraksara Jawa.
CP Elemen Peserta didik memahami informasi berupa gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dari teks deskripsi, narasi,
Membaca dan puisi, eksplanasi dan eksposisi dari teks visual dan audiovisual untuk menemukan makna yang tersurat dan tersirat. yaitu
Memirsa
Geguritan, Tembang dolanan, Tembang macapat dan Aksara Jawa
Peserta didik menginterpretasikan informasi untuk mengungkapkan simpati, kepedulian, empati atau pendapat pro dan
kontra dari teks visual dan audiovisual. Peserta didik mampu mengeksplorasi dan mengevaluasi berbagai topik aktual
yang dibaca dan dipirsa.
Tujuan 7.2 Peserta didik memahami isi/makna tersurat dan tersirat, kalimat sesuai unggah-ungguh Jawa, menyimpulkan, dan
Pembelajaran merangkum, membaca kalimat sederhana beraksara Jawa,
7.2.1 Teks puisi: geguritan, tembang dolanan, tembang macapat (Kinanthi)
7.2.2 Teks beraksara Jawa: sandhangan wyanjana, angka Jawa
dari teks visual dan audiovisual atau teks yang dibaca dan dipirsa
Perkiraan Jumlah 28 JP (jam pelajaran)
Jam
Kata/Frasa Kunci,  Kata/frasa kunci: membaca/memirsa dan menelaah/menganalisis, struktur, kaidah, memaknai kata, geguritan,
Topik/Konten Inti, tembang dolanan, tembang macapat (Kinanthi), aksara Jawa.
Penjelasan Singkat a) teks puisi : geguritan (paribasan, bebasan, saloka), tembang dolanan, tembang macapat (Kinanthi),
b) teks beraksara Jawa: sandhangan wyanjana, angka Jawa
 Topik/konten inti: membaca dan memirsa secara intensif untuk menemukan kata-kata jarang muncul ( low-
frequency words) dan kata-kata baru.
 Penjelasan singkat: fokus pembelajaran adalah membaca dan memirsa untuk mengidentifikasi dan menjelaskan arti
kata-kata jarang muncul (low-frequency words) dan kata-kata baru, serta menggunakan kata-kata tersebut dalam
konteks yang spesifik dan dikenali
Profil Pelajar  Beriman dan bertakwa yang ditunjukkan dengan ahklak beragama, ahklak pribadi, ahklak kepada manusia, ahklak
Pancasila kepada alam, ahklak bernegara.
 Berkebinekaan global ditunjukkan dengan mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi intercultural
dalam berinteraksi dengan sesama, refleksi dan tanggungjawab terhadap pengalaman kebinekaan.
 Bergotong royong ditunjukkan melalui kolaborasi, kepedulian dan berbagi.
 Mandiri, yang ditunjukkan dengan kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi dan melalui self regulator untuk
bisa fokus terhadap apa yang disimak.
 Bernalar kritis, yang ditunjukkan dengan kemampuan memperoleh dan memproses informasi gagasan/pandangan,
alasan ketidaksetujuan, alasan kesalahan dari menyimak.
Kreatif, yang ditunjukkan melalui menghubungkan makna-makna, membangun atau merekonstruksikan imaji-imaji
visual dengan baik, menyesuaikan atau mengadaptasikan imaji dengan pikiran imajinatif untuk menciptakan karya
baru dalam tulisan, lukisan, dan pementasan
Glosarium aksara nglegena : aksara pokok, belum ada tambahan apapun
aruh-aruh : bertegur sapa
audiovisual: bersifat dapat didengar dan dilihat
aural: bersangkutan dengan telinga atau indra pendengaran
bebasan :ungkapan dalam Bahasa Jawa yang memiliki arti kiasan, bersifat tetap, dan mengandung ungkapan
pengandaian
cakrik omah : model rumah
cangkriman : tebak-tebakan
dasanama: kata -kata yang sama artinya/sinonim
dialog: percakapan (dalam sandiwara, cerita, dan sebagainya)
fiksi: cerita rekaan, khayalan, tidak berdasarkan kenyataan
geguritan : puisi modern berbahasa Jawa
gelar wicara: acara bincang-bincang dalam suatu panel yang dikemas dalam sebuah acara seperti yang terdapat di
televisi atau radio, dipandu oleh pembawa acara; tayang bincang
guru gatra : jumah baris dalam satu bait tembang macapat
guru lagu : bunyi vokal diakhir baris tembang macapat
guru wilangan : jumlah suku kata dalam satu baris tembang macapat
ide pokok: gagasan yang menjadi pokok pengembangan dalam sebuah paragraf.
ide penjelas: gagasan yang menjelaskan gagasan utama.
informasi: kabar atau berita tentang sesuatu
kerata basa : menerangkan arti kata dengan memperlakukannya sebagai singkatan
kinanthi : salah satu nama tembang macapat yang memiliki aturan 8u, 8i, 8a, 8i, 8a, 8i
krama alus : tingkat tutur/ unggah-ungguh bahasa Jawa yang kosakatanya berbentuk krama inggil
krama lugu : tingkat tutur/ unggah-ungguh bahasa Jawa yang kosakatanya berbentuk krama
monolog: pembicaraan yang dilakukan dengan diri sendiri (ngudarasa)
nonfiksi: karangan/tulisan berdasarkan fakta dan kenyataan
nga lelet : pengganti suku kata le ( ꦊ )
ngoko lugu : tingkat tutur/unggah-ungguh bahasa Jawa yang semua kosakatanya berbentuk ngoko
ngoko alus : tingkat tutur/ unggah-ungguh bahasa Jawa yang kosakatanya berbentuk ngoko dan krama inggil
pa cerek : pengganti suku kata re (ꦉ )
pajanan: kutipan-kutipan teks atau sajian teks yang lebih dari satu.
pamitan : meminta ijin
paribasan : ungkapan dalam Bahasa Jawa yang memiliki arti kiasan, bersifat tetap, namun tidak terdapat ungkapan
pengandaian.
parikan : pantun dalam bahasa Jawa
purwakanthi : pertautan suara, konsonan, dan kata (persajakan/rima)
rurabasa : bahasa yang salah namun umum digunakan
saloka: ungkapan dalam Bahasa Jawa yang memiliki arti kiasan, bersifat tetap, dan mengandung ungkapan pengandaian
(pengandaian dapat berupa binatang, tumbuhan, atau benda lainnya)
sandhangan panyigeg : kelengkapan aksara ( r ꦂ layar, ng ꦁ cecak, h ꦃ wignyan)
sandhangan swara : kelengkapan aksara (u ꦸ suku, i ꦶwulu, e ꦼ pepet, e ꦺtaling, o ꦺꦴ taling tarung )
tatakrama : aturan-aturan yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis dalam pergaulan manusia
tembang macapat : puisi Jawa tradisional yang menggunakan aturan guru gatra, guru wilangan, guru lagu
tembung aran : kata benda
tembung entar : kata kiasan
tembung kriya: kata kerja
tembung panggandheng : kata hubung
unsur intrinsik: unsur pembangun sebuah karya sastra
unsur ekstrinsik: unsur pembangun dari luar cerita/puisitetepungan : berkenalan
unggah-ungguh : aturan atau tatacara dalam berbicara dan dalam bertingkah laku untuk menghargai dan
menghormati orang lain dengan memperhatikan derajat atau usia
Capaian Pada akhir fase D, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan
Pembelajaran tujuan, konteks sosial, dan akademis. Peserta didik mampu memahami, mengolah, dan menginterpretasi informasi
(CP) paparan tentang topik yang beragam dan karya sastra. Peserta didik mampu berpartisipasi aktif dalam diskusi,
mempresentasikan, dan menanggapi informasi nonfiksi dan fiksi yang dipaparkan sesuai dengan unggah-ungguh Jawa;
Peserta didik menulis berbagai teks untuk menyampaikan pengamatan dan pengalamannya dengan lebih terstruktur, dan
menuliskan tanggapannya terhadap paparan dan bacaan menggunakan pengalaman dan pengetahuannya. Peserta didik
mengembangkan kompetensi diri melalui pajanan berbagai teks penguatan karakter. Peserta didik mampu menulis teks
beraksara Jawa.
CP Elemen Elemen Berbicara dan Mempresentasikan
Berbicara dan Peserta didik mampu menyampaikan gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan untuk tujuan pengajuan usul,
Mempresentasikan pemecahan masalah dan pemberian solusi secara lisan dalam bentuk monolog dan dialog logis, kritis, dan kreatif sesuai
dengan unggah-ungguh Jawa; Peserta didik mampu menggunakan dan mengembangkan kosakata baru untuk berbicara
dan mempresentasikan. Peserta didik mampu menggunakan ungkapan sesuai dengan norma kesopanan dalam
berkomunikasi. Peserta didik mampu berdiskusi secara aktif, kontributif, efektif, dan santun. Peserta didik mampu
mengungkapkan dan mempresentasikan berbagai topik aktual secara kritis. Menuturkan dan menyajikan ungkapan
simpati, empati, peduli, perasaan, dan penghargaan dalam bentuk teks informasional dan fiksi melalui teks multimoda
yaitu Unggah-ungguh Jawa,
Tujuan 7.3 Peserta didik menyampaikan argumen yang logis, kritis, dan kreatif secara individual maupun berkelompok dengan
Pembelajaran menggunakan unggah-ungguh Jawa serta mampu mempresentasikan hasil kerja peserta didik tentang topik-topik
aktual, struktur dan ciri kebahasaan pada,
7.3.1 Teks deskripsi: unggah-ungguh Jawa
serta menuturkan dan menyajikan ungkapan simpati, empati, peduli, perasaan, dan penghargaan dalam bentuk teks
informasional dan fiksi melalui teks multimoda.
Perkiraan Jumlah 10 JP (jam pelajaran)
Jam
Kata/Frasa Kunci,  Kata/frasa kunci: mengidentifikasi, menjelaskan, dan menggunakan kata-kata jarang muncul (low-frequency words)
Topik/Konten Inti, dan kata-kata baru
Penjelasan Singkat a) teks deskripsi : unggah-ungguh Jawa, undha-usuk tembung, (tetepungan, pamitan, tatakrama berjalan, sapa
aruh), bahasa, struktur
Topik/konten inti: berbicara dan mempresentasikan secara intensif untuk menemukan kata-kata jarang muncul (low-
frequency words) dan kata-kata baru.
 Penjelasan singkat: fokus pembelajaran adalah berbicara dan mempresentasikan untuk mengidentifikasi dan
menjelaskan arti kata-kata jarang muncul (low-frequency words) dan kata-kata baru, serta menggunakan kata-kata
tersebut dalam konteks yang spesifik dan dikenali.
Profil Pelajar  Beriman dan bertakwa yang ditunjukkan dengan ahklak beragama, ahklak pribadi, ahklak kepada manusia, ahklak
Pancasila kepada alam, ahklak bernegara.
 Berkebinekaan global ditunjukkan dengan mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi intercultural
dalam berinteraksi dengan sesama, refleksi dan tanggungjawab terhadap pengalaman kebinekaan.
 Bergotong royong ditunjukkan melalui kolaborasi, kepedulian dan berbagi.
 Mandiri, yang ditunjukkan dengan kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi dan melalui self regulator untuk
bisa fokus terhadap apa yang disimak.
 Bernalar kritis, yang ditunjukkan dengan kemampuan memperoleh dan memproses informasi gagasan/pandangan,
alasan ketidaksetujuan, alasan kesalahan dari menyimak.
 Kreatif, yang ditunjukkan melalui menghubungkan makna-makna, membangun atau merekonstruksikan imaji-imaji
visual dengan baik, menyesuaikan atau mengadaptasikan imaji dengan pikiran imajinatif untuk menciptakan karya
baru dalam tulisan, lukisan, dan pementasan.
Glosarium aksara nglegena : aksara pokok, belum ada tambahan apapun
aruh-aruh : bertegur sapa
audiovisual: bersifat dapat didengar dan dilihat
aural: bersangkutan dengan telinga atau indra pendengaran
bebasan :ungkapan dalam Bahasa Jawa yang memiliki arti kiasan, bersifat tetap, dan mengandung ungkapan
pengandaian
cakrik omah : model rumah
cangkriman : tebak-tebakan
dasanama: kata -kata yang sama artinya/sinonim
dialog: percakapan (dalam sandiwara, cerita, dan sebagainya)
fiksi: cerita rekaan, khayalan, tidak berdasarkan kenyataan
geguritan : puisi modern berbahasa Jawa
gelar wicara: acara bincang-bincang dalam suatu panel yang dikemas dalam sebuah acara seperti yang terdapat di
televisi atau radio, dipandu oleh pembawa acara; tayang bincang
guru gatra : jumah baris dalam satu bait tembang macapat
guru lagu : bunyi vokal diakhir baris tembang macapat
guru wilangan : jumlah suku kata dalam satu baris tembang macapat
ide pokok: gagasan yang menjadi pokok pengembangan dalam sebuah paragraf.
ide penjelas: gagasan yang menjelaskan gagasan utama.
informasi: kabar atau berita tentang sesuatu
kerata basa : menerangkan arti kata dengan memperlakukannya sebagai singkatan
kinanthi : salah satu nama tembang macapat yang memiliki aturan 8u, 8i, 8a, 8i, 8a, 8i
krama alus : tingkat tutur/ unggah-ungguh bahasa Jawa yang kosakatanya berbentuk krama inggil
krama lugu : tingkat tutur/ unggah-ungguh bahasa Jawa yang kosakatanya berbentuk krama
monolog: pembicaraan yang dilakukan dengan diri sendiri (ngudarasa)
nonfiksi: karangan/tulisan berdasarkan fakta dan kenyataan
nga lelet : pengganti suku kata le ( ꦊ )
ngoko lugu : tingkat tutur/unggah-ungguh bahasa Jawa yang semua kosakatanya berbentuk ngoko
ngoko alus : tingkat tutur/ unggah-ungguh bahasa Jawa yang kosakatanya berbentuk ngoko dan krama inggil
pa cerek : pengganti suku kata re (ꦉ )
pajanan: kutipan-kutipan teks atau sajian teks yang lebih dari satu.
pamitan : meminta ijin
paribasan : ungkapan dalam Bahasa Jawa yang memiliki arti kiasan, bersifat tetap, namun tidak terdapat ungkapan
pengandaian.
parikan : pantun dalam bahasa Jawa
purwakanthi : pertautan suara, konsonan, dan kata (persajakan/rima)
rurabasa : bahasa yang salah namun umum digunakan
saloka: ungkapan dalam Bahasa Jawa yang memiliki arti kiasan, bersifat tetap, dan mengandung ungkapan pengandaian
(pengandaian dapat berupa binatang, tumbuhan, atau benda lainnya)
sandhangan panyigeg : kelengkapan aksara ( r ꦂ layar, ng ꦁ cecak, h ꦃ wignyan)
sandhangan swara : kelengkapan aksara (u ꦸ suku, i ꦶwulu, e ꦼ pepet, e ꦺtaling, o ꦺꦴ taling tarung )
tatakrama : aturan-aturan yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis dalam pergaulan manusia
tembang macapat : puisi Jawa tradisional yang menggunakan aturan guru gatra, guru wilangan, guru lagu
tembung aran : kata benda
tembung entar : kata kiasan
tembung kriya: kata kerja
tembung panggandheng : kata hubung
unsur intrinsik: unsur pembangun sebuah karya sastra
unsur ekstrinsik: unsur pembangun dari luar cerita/puisitetepungan : berkenalan
unggah-ungguh : aturan atau tatacara dalam berbicara dan dalam bertingkah laku untuk menghargai dan menghormati
orang lain dengan memperhatikan derajat atau usia
Capaian Pada akhir fase D, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan
Pembelajaran (CP) tujuan, konteks sosial, dan akademis. Peserta didik mampu memahami, mengolah, dan menginterpretasi informasi
paparan tentang topik yang beragam dan karya sastra. Peserta didik mampu berpartisipasi aktif dalam diskusi,
mempresentasikan, dan menanggapi informasi nonfiksi dan fiksi yang dipaparkan sesuai dengan unggah-ungguh Jawa;
Peserta didik menulis berbagai teks untuk menyampaikan pengamatan dan pengalamannya dengan lebih terstruktur, dan
menuliskan tanggapannya terhadap paparan dan bacaan menggunakan pengalaman dan pengetahuannya. Peserta didik
mengembangkan kompetensi diri melalui pajanan berbagai teks penguatan karakter. Peserta didik mampu menulis teks
beraksara Jawa.
CP Elemen Menulis Elemen Menulis
Peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan tertulis untuk berbagai tujuan secara logis,
kritis, dan kreatif. Menyampaikan ungkapan rasa simpati, empati, peduli, dan pendapat pro/kontra secara etis dalam
memberikan penghargaan secara tertulis dalam teks multimoda yaitu cangkriman,parikan
Crita pengalaman, Aksara Jawa
Tujuan 7.4 Peserta didik menyajikan data, gagasan, kesan, pesan dalam kalimat yang sesuai unggah-ungguh, dalam bentuk :
Pembelajaran 7.4.1 Teks narasi : cerita pengalaman
7.4.2 Teks paparan: cangkriman, parikan,
7.4.3 Teks beraksara Jawa: sandhangan wyanjana, angka Jawa.
secara tulis dan lisan dengan memperhatikan struktur, kebahasaan baik secara lisan maupun tulis
Perkiraan Jumlah 18 JP (jam pelajaran)
Jam
Kata/Frasa Kunci,  Kata/frasa kunci: mengonstruksi, dan menggunakan kata-kata jarang muncul (low-frequency words) dan kata-kata
Topik/Konten Inti, baru
Penjelasan Singkat a) teks deskripsi : unggah-ungguh Jawa, undha-usuk tembung, (tetepungan, pamitan, tatakrama berjalan, sapa
aruh), kagunan basa (rura basa, kerata basa)
b) teks narasi : cerita pengalaman pribadi, cerita wayang (Sumantri Ngenger), imajinasi, peristiwa, khayalan,
identifikasi, kreatif, bahasa, struktur
c) teks paparan: cangkriman, parikan,
d) teks puisi : geguritan (paribasan, bebasan, saloka), tembang dolanan, tembang macapat (Kinanthi)
e) teks beraksara Jawa: sandhangan wyanjana, angka Jawa
 Topik/konten inti: menulis intensif tentang nilai-nilai kehidupan yang terdapat dalam kehidupan keluarga, saudara,
sahabat, atau orang lain yang disajikan dalam bentuk teks (untuk menemukan kata-kata jarang muncul (low-
frequency words) dan kata-kata baru).
 Penjelasan singkat: fokus pembelajaran adalah menulis intensif tentang nilai-nilai kehidupan keluarga, saudara,
sahabat, atau orang lain yang disajikan dalam teks serta mengidentifikasi dan menjelaskan arti kata-kata jarang
muncul (low-frequency words) dan kata-kata baru, serta menggunakan kata-kata tersebut dalam konteks yang
spesifik yang dikenali
Profil Pelajar  Beriman dan bertakwa yang ditunjukkan dengan ahklak beragama, ahklak pribadi, ahklak kepada manusia, ahklak
Pancasila kepada alam, ahklak bernegara.
 Berkebinekaan global ditunjukkan dengan mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi intercultural
dalam berinteraksi dengan sesama, refleksi dan tanggungjawab terhadap pengalaman kebinekaan.
 Bergotong royong ditunjukkan melalui kolaborasi, kepedulian dan berbagi.
 Mandiri, yang ditunjukkan dengan kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi dan melalui self regulator untuk
bisa fokus terhadap apa yang disimak.
 Bernalar kritis, yang ditunjukkan dengan kemampuan memperoleh dan memproses informasi gagasan/pandangan,
alasan ketidaksetujuan, alasan kesalahan dari menyimak.
 Kreatif, yang ditunjukkan melalui menghubungkan makna-makna, membangun atau merekonstruksikan imaji-imaji
visual dengan baik, menyesuaikan atau mengadaptasikan imaji dengan pikiran imajinatif untuk menciptakan karya
baru dalam tulisan, lukisan, dan pementasan.
Glosarium aksara nglegena : aksara pokok, belum ada tambahan apapun
aruh-aruh : bertegur sapa
audiovisual: bersifat dapat didengar dan dilihat
aural: bersangkutan dengan telinga atau indra pendengaran
bebasan :ungkapan dalam Bahasa Jawa yang memiliki arti kiasan, bersifat tetap, dan mengandung ungkapan
pengandaian
cakrik omah : model rumah
cangkriman : tebak-tebakan
dasanama: kata -kata yang sama artinya/sinonim
dialog: percakapan (dalam sandiwara, cerita, dan sebagainya)
fiksi: cerita rekaan, khayalan, tidak berdasarkan kenyataan
geguritan : puisi modern berbahasa Jawa
gelar wicara: acara bincang-bincang dalam suatu panel yang dikemas dalam sebuah acara seperti yang terdapat di
televisi atau radio, dipandu oleh pembawa acara; tayang bincang
guru gatra : jumah baris dalam satu bait tembang macapat
guru lagu : bunyi vokal diakhir baris tembang macapat
guru wilangan : jumlah suku kata dalam satu baris tembang macapat
ide pokok: gagasan yang menjadi pokok pengembangan dalam sebuah paragraf.
ide penjelas: gagasan yang menjelaskan gagasan utama.
informasi: kabar atau berita tentang sesuatu
kerata basa : menerangkan arti kata dengan memperlakukannya sebagai singkatan
kinanthi : salah satu nama tembang macapat yang memiliki aturan 8u, 8i, 8a, 8i, 8a, 8i
krama alus : tingkat tutur/ unggah-ungguh bahasa Jawa yang kosakatanya berbentuk krama inggil
krama lugu : tingkat tutur/ unggah-ungguh bahasa Jawa yang kosakatanya berbentuk krama
monolog: pembicaraan yang dilakukan dengan diri sendiri (ngudarasa)
nonfiksi: karangan/tulisan berdasarkan fakta dan kenyataan
nga lelet : pengganti suku kata le ( ꦊ )
ngoko lugu : tingkat tutur/unggah-ungguh bahasa Jawa yang semua kosakatanya berbentuk ngoko
ngoko alus : tingkat tutur/ unggah-ungguh bahasa Jawa yang kosakatanya berbentuk ngoko dan krama inggil
pa cerek : pengganti suku kata re (ꦉ )
pajanan: kutipan-kutipan teks atau sajian teks yang lebih dari satu.
pamitan : meminta ijin
paribasan : ungkapan dalam Bahasa Jawa yang memiliki arti kiasan, bersifat tetap, namun tidak terdapat ungkapan
pengandaian.
parikan : pantun dalam bahasa Jawa
purwakanthi : pertautan suara, konsonan, dan kata (persajakan/rima)
rurabasa : bahasa yang salah namun umum digunakan
saloka: ungkapan dalam Bahasa Jawa yang memiliki arti kiasan, bersifat tetap, dan mengandung ungkapan pengandaian
(pengandaian dapat berupa binatang, tumbuhan, atau benda lainnya)
sandhangan panyigeg : kelengkapan aksara ( r ꦂ layar, ng ꦁ cecak, h ꦃ wignyan)
sandhangan swara : kelengkapan aksara (u ꦸ suku, i ꦶwulu, e ꦼ pepet, e ꦺtaling, o ꦺꦴ taling tarung )
tatakrama : aturan-aturan yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis dalam pergaulan manusia
tembang macapat : puisi Jawa tradisional yang menggunakan aturan guru gatra, guru wilangan, guru lagu
tembung aran : kata benda
tembung entar : kata kiasan
tembung kriya: kata kerja
tembung panggandheng : kata hubung
unsur intrinsik: unsur pembangun sebuah karya sastra
unsur ekstrinsik: unsur pembangun dari luar cerita/puisitetepungan : berkenalan
unggah-ungguh : aturan atau tatacara dalam berbicara dan dalam bertingkah laku untuk menghargai dan menghormati
orang lain dengan memperhatikan derajat atau usia

You might also like