You are on page 1of 14

MAKALAH

HAKIKAT DAN LANDASAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA


DINI

Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Dasar-dasar
Pendidikan Anak Usia Dini
Dosen Pengampu : Prengki Ade Chandra, M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Hersha Sapitri
2. Raudhatul Jannah
3. Rodiah

INSTITUT AGAMA ISLAM YAYASAN NURUL ISLAM


BUNGO (IAI YASNI BUNGO)
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada
halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan. Ucapan terima kasih kami sampaikan
kepada Bapak Prengki Ade Chandra, M.Pd.I sebagai dosen pengampu mata kuliah Dasar-
dasar Pendidikan Anak Usia Dini yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman
dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik
dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang membutuhkan.

Muara Bungo, 5 November 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN
A. HAKIKAT ANAK USIA DINI
B. HAKIKAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
C. MACAM-MACAM PERANAN GURU PENDIDIK ANAK USIA DINI
D. LANDASAN PELANGGARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidik yang profesional mempunyai tugas utama adalah mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik, baik
pada satuan Pendidikan Anak Usia Dini maupun Pendidikan yang lebih lanjut. Untuk
melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang pendidik harus menguasai kompetensi
yang sudi persyaratkan. Selaras dengan kebijakan pembangunan yang meletakkan
pengembangan sumber daya manusia sebagai prioritas pembangunan nasional, maka
kedudukan dan peran pendidik semakin bermakna strategis dalam mempersiapkan
sumberdaya yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.
Direktorat pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan PAUD, non formal
dan informal sebagai institusi pemerintah yang bertanggung jawab terhadap peningkatan
mutu PTK PAUD selalu berupaya melakukan trobosan dalam meningkatkan kompetensi PTK
PAUD yang akan berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini.
Pemahaman konsep dasar pendidikan usia dini merupakan hal yang sangat
penting dikuasai oleh pendidik maupun tenaga kependidikan karna merupakan hal mendasar
untuk dapat melaksanakan pendidikan anak usia dini yang di harapkan akan melejitkan
potensi anak didiknya. Oleh karena itu kami akan mengangkat makalah ini dengan judul
"Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini". Dengan fokus pembahasan pada apa itu pengertian
pendidikan anak usia dini, tujuan dan ruang lingkupnya serta satuan penyelenggaraan
pendidikan anak usia dini.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Hakikat dan Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini
2. Bagaimana Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini
3. Apa Peran Pendidik Anak Usia Dini
4. Apa Saja Landasan Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini

C. TUJUAN
1. Memahami Hakikat dan Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini
2. Memahami Hakikat Pendidik Anak Usia Dini
3. Mengetahui Peran Pendidik Anak Usia Dini
4. Memahami Landasan Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini
BAB II

PEMBAHASAN

A. HAKIKAT ANAK USIA DINI


Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses
perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini
berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Pada masa ini proses pertumbuhan dan
perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang
perkembangan hidup manusia (Berk, 1992). Pendidikan anak usia dini adalah merupakan
salah satu bentuk penyelenggraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakkan dasar ke
arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar) , kecerdasan
(daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spritual), sosio emosional (sikap dan
perilaku serta beragama), bahasa dan komunikasi , sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap
perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Contohnya, ketika menyelenggarakan
lembaga pendidikan seperti kelompok bermain, TK atau lembaga PAUD yang berbasis pada
kebutuhan anak.
Pendidikan anak usia dini merupakan sebuah pendidikan yang dilakukan pada
anak yang baru lahir sampai dengan delapan tahun. Pendidikan pada tahap ini memfokuskan
padaphysical, intelligence/cognitive,emotional,and social education. Upaya PAUD bukan
hanya dari sisi pendidikan saja, tetapi termasuk upaya pemberian gizi dan kesehatan anak
sehingga dalam pelaksanaan PAUD dilakukan secara terpadu dan komprehensif (Depdiknas,
Panduan Mengajar di TK/RA, 2002). Usia dini lahir sampai enam tahun merupakan usia yang
sangat meneentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian seorang anak. Usia itu,
sebagai usia penting bagi perkembangan intelegensi permanan dirinya, mereka juga mampu
menyerap informasi yang sangat tinggi.
Berkaitan dengan pendidikan anak usia dini, terdapat beberapa masa yang
secara langsung maupun tidak langsungmempengaruhi bagaimana seharusnya seorang
pendidik menghadapi anak usia dini, antara lain, sebagai berikut :
- Masa Peka
- Masa Egosentris
- Masa Meniru
- Masa Berkelompok
- Masa Bereksplorasi
- Masa Pembangkangan

B. HAKIKAT PENDIDIK ANAK USIA DINI


Istilah pendidik pada hakikatnya terkait sangat erat dengan istilah guru secara
umum. Guru diidentifikasikan sebagai :
1) Orang yang memiliki kharisma atau wibawa hingga perlu untuk ditiru atau
diteladani.
2) Orang dewasa secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar dan
membimbing anak.
3) Orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu
menata dan mengelola kelas.
4) Suatu jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus.
Guru mempunyai pengaruh besar bagi perkembangan anak selama
memberikan perkembangan yang sesuai, kreatif, dan menstimulasi kurikulum, serta
lingkungan kelas. Dalam proses merancang dan menulis kurikulum ini telah dibuat asumsi
tentang pembelajaran efektif bagi anak.
- Para guru ingin menyediakan kualitas yang terbaik dan efektif dalam proses
pendidikannya.
- Pendidik yang efektif memiliki keahlian dan pengalaman.
- Pendidik yang efektif menghargai perbedaan-perbedaan individu.
- Pendidik yang efektif memilki pengaruh terhadap anak yang diasuhnya.
- Mereka dapat membuaat kebijakan tentang penggunaan sistem pendidikan dan
pengunaannya.
Mengutip pendapat Piaget (Catron dan Allen:1990,h) peran guru lebih
sebagai mentor atau fasilitator, dan bukan penstransfer ilmu pengetahuan semata, karena ilmu
tidak dapat ditransfer dari guru kepada anak tanpa keaktifan anak itu sendiri. Dalam proses
pembelajaran, tekanan harus diletakkan pada pemikiran guru.
Oleh karenanya, penting bagi guru untuk dapat : mengerti cara berfikir anak
mengembangkan dan menghargai pengalaman anak memahami bagaimana anak mengatasi
suatu persoalan menyediakan dan memberikan materi sesuai dengan taraf perkembangan
kognitif anak agar lebih berhasil membantu anak berfikir dan membentuk pengetahuan.
menggunakan berbagai metode belajar yang bervariasi yang memungkinkan anak aktif
mengkonstruksi pengetahuan.
C. MACAM- MACAM PERANAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Peran dari guru kelas boleh jadi bagian yang paling penting dari rencana
pelajaran yang tak terlihat. Kekritisan dalam menetukan keefektivan dan kualitas perawatan
dan pendidikan untuk anak kecil. Guru mungkin merupakan faktor yang paling penting dalam
mendidik anak usia dini dan berpengalaman merawat anak. Untuk memberikan lingkungan
pelajaran yang kreatif untuk anak-anak secara optimal, guru-guru harus berkembang dan
mempunyai sikap yang kuat, sifat dan bahwa guru-guru berkemampuan mempunyai ciri-ciri
yang berhasil dan belajar menyeimbangkan macam-macam dari tugas yang mereka butuhkan
untuk menduga.
Adapula macam-macam peranan guru pendidik anak usia dini:
1. Pembimbing
Sebagai pembimbing, peran ini lebih dipentingkan, karena kehadiran guru
disekolah adalah untuk membimbing peserta didik menjadi manusia dewasa susila
yang cakap. Tanpa bimbingan, peserta didik akan mengalami kesulitan dalam
menghadapi perkembangan dirinya. Kekurangmampuan peserta didik menyebabkan
lebih banyak tergantung pada bantuan guru. Tetapi semakin dewasa, ketergantungan
peserta didik semakin berkurang (mandiri).
2. Fasilitator
Guru hendaknya memberikan fasilitas yang memungkinkan kemudahan
peserta didiknya dalam belajar. Lingkungan belajar yang menyenangkan, suasana
ruang kelas yang pengap, meja dan kursi yang berantakan membuat anak malas dalam
belajar.
3. Mediator
Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman
yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya, baik
media nonmaterial atau materil. Media berfugsi sebagai alat komunikasi guna
mengefektifkan proses interaksi edukatif. Keterampilan menggunakan semua media
itu diharapkan dari guru yang disesuaikan dengan pencapaian tujuan pembelajaran.
Sebagai mediator, guru dapat diartikan sebagai penengah dalam proses belajar
peserta didik. Dalam diskusi, guru berperan sebagai penengah, sebagai pengatur
jalannya lalu lintas diskusi.
4. Motivator
Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar
bergairah dan aktif dalam belajar.
D. LANDASAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini bertujuan untuk membantu
melakukan program dasar ke arah perkembangan, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta
yang diperlukan peserta didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkunganya untuk
pertumbuhan dan perkembangannya agar peserta didik memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih jauh.
Pada umumnya, landasan pendidikan terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu
landasan religius pendidikan, landasan filosofis pendidikan,landasan ilmiah pendidikan dan
landasan yuridis atau hukum pendidikan.Oleh karenanya, perlu sebuah upaya untuk
memberikan pemahaman pada para praktisi pendidikan anak usia dini di lapanganuntuk dapat
memahami berbagai landasan yang mendasari penyelenggaraan pendidikan anak usia dini
agar dalam praktiknya dapatsesuai dengan kaidah baik secara yuridis, filosofi, religi, mau pun
keilmuan.
1. Landasan Yuridis
Pendidikan anak usia dini merupakan bagian dari pencapaian tujuan
pendidikan nasional, sebagaimana diatur dalam undang-undang Nomor 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan
dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Selanjutnya pada Pasal 28 B Ayat 2 dinyatakan bahwa setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi, sedangkan pada pasal 28 C Ayat 2 dinyatakan bahwa
setiap anak berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia.
Selanjutnya berdasarkan UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidiakn Nasional Bab 1, Pasal 1, Butir 14 dinyatakan bahwa Pendidikan Anak
Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Sedangkan
pada Pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini dinyatakan bahwa (1) Pendidikan
Anak Usia Dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, (2) Pendidikan
Anak Usia Dini dapat diselenggarakan melaui jalur pendidikan formal, nonformal,
dan/atau informal, (3) Pendidikan Anak Usia Dini jalur pendidikan formal: TK, RA,
atau bentuk lain yang sederajat, (4) Pendidikan Anak Usia Dini jalur pendidikan
nonformal: KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat, (5) Pendidikan Anak Usia Dini
jalur pendidikan informal: pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan
oleh lingkungan, dan (6) ketentuan mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih
lanjut dengan peraturan pemerintah.
Selanjutnya berdasarkan UU RI Nomor. 23 Tahun 2002 Pasal 9 Ayat 1
tentang
Perlindungan Anak dinyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan
pendidikan dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai
dengan minat dan bakatnya.
2. Landasan Filosofis
Landasan Filosofis adalah pertimbangan atau alasan yang menggambarkan
bahwa peraturan yang dibentuk mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran, dan
cita hukum yang meliputi suasana kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yang
bersumber dari Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.
3. Landasan Religious
Landasan religious berasal dari asumsi-asumsi yang bersumber dari religi atau
agama yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi
pendidikan. (Babang Robandi, 2005).
a) Landasan Tauhid
Tauhid merupakan landasan utama dalam aspek kehidupan manusia,
termasuk aspek pendidikan. Menurut Muhammad Fazlul Rahman Hansari,
tauhid sebagai filsafat dan pandanganhidup umat islam meliputi konsep
ketauhidan Allah, ketauhidanalam semesta dalam hubungan Allah dengan
kosmos,ketauhidan kehidupan, ketauhidan natural dan supernatural,ketauhidan
pengetahuan, ketauhidan iman dan ration,ketauhidan kebenaran, ketauhidan
agama, ketauhidan cita danhukum, ketauhidan umat, ketauhidan mengenai
jenis kelaminlaki-laki dan perempuan, ketauhidan kepribaian
manusia,ketauhidan mengenai kebebasan dan diterminisme, ketauhidandalam
term politik, ketauhidan dalam pendidikan, ketauhidandalam dasar
kebudayaan dan ketauhidan dalam dasar satu citasati ideal. (Ramayulis,
Ilmu ... 2012: 202)
b) Landasan Erik Dan Moral
Landasan tuhid akan berdiri dengan kokoh apabila diletakkan secara
bersama landasan moral yang kuat. Al-Qur’anmemberikan bimbingan dengan
memerintahkan manusiamelaksanakan ibadah, latihan spritual berupa
zikrullah, dan berperilaku dengan akhlak al-karimah. Manusia yang seperti
itudisebut dengan “Insan Kamil” (Manusia Paripurna) dan manusiaseperti
inilah yang harus dihasilkan oleh lembaga pendidikan.(Ramayulis, 2012).
c) Landasan Keilmuan
Yuliani N Sujiono (2011) berpendapat bahwa konsep keilmuan
pendidikan anak usia dini bersifat isomorfis, yang berarti keilmuan pendidikan
anak usia dini dibangun dari interdisiplin ilmu yangmerupakan bagian dari
beberapa disiplin ilmu, diantaranya: psikologi,fisiologi, sosiologi, ilmu
pendidikan anak, antropologi, humaniora, kesehatan dan gizi serta neurosains
(ilmu tentang perkembangan otak manusia).
Memperkuat pendapat di atas Babang Robandi (2005) mengemukakan
bahwa landasan ilmiah pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari
berbagai cabang atau disiplin ilmu yangmenjadi titik tolak dalam rangka
praktek pendidikan dan atau studi pendidikan. Tergolong ke dalam landasan
ilmiah pendidikan antaralain: landasan psikologis pendidikan, landasan
sosiologis pendidikan,landasan antropologis pendidikan, landasan historis
pendidikan, dsb.Landasan ilmiah pendidikan dikenal pula sebagai landasan
empiris pendidikan atau landasan faktual pendidikan.
Dalam mengembangkan otak potensi belajar anak, harus diperhatikan
aspek-aspek perkembangan yang akan dikembangkansesuai dengan disiplin
ilmu yang saling berhubungan dan terintegrasi sehingga diharapkan anak
dapat menguasai beberapa kemampuan dengan baik.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pembahasan tentang landasan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini
di Indonesia tadi, dapat disimpulkan bahwa landasan pendidikan tersebuat merupakan hal
yangsangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan termasuk pendidikan anak usiadini
yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberianrangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmanidan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Tujuan dari landasan pendidikan anak usia dini yaitu untuk memberikan dasar
rujukan konseptual dalam rangak praktek pendidikan dan atau studi pendidikan yang
dilaksanakannya, dengan kata lain sebagai dasar pijakan atautitik tolak praktek pendidikan
dan atau studi pendidikan serta mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai
persiapan untuk hidup dan dapatmenyesuaikan diri dengan lingkungannya.Dimana pada
umumnya, landasan pendidikan terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu landasan religius
pendidikan, landasan filosofis pendidikan, landasanilmiah pendidikan dan landasan yuridis
atau hukum pendidikan.

B. SARAN
Saran yang dapat penulis berikan yakni perlu adanya diskusi lanjutan untuk
membahas makalah yang kami tulis. Karena kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah
ini masih banyak kekurangan serta jauh dari kata sempurna. Kami berharap saran dan kritik
dari pembaca untuk evaluasi makalah kami kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.asikbelajar.com/landasan-penyelenggaraan-pendidikan-anak-usia-dini/

https://www.hukumonline.com/klinik/a/arti-landasan-filosofis--sosiologis--dan-yuridis-
lt59394de7562ff/

Kadir Abdul. 2012: 100-101.Dasar-Dasar Pendidikan.Jakarta.PrenadamediaGroup

Peraturan materi NO.16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi
guru. Departemen Pendidikan nasinoal

You might also like