You are on page 1of 18

MAKALAH

Pembuatan dan Penggunaan Kalimat

Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Dra. Hj. Nurbeda, M.Pd.I.

Disusun Oleh :

1. Dea Erliya Dhiny : PU.04.223.5033


2. Elma Suci Rahmadani Putri : PU.04.223.5037
3. Hidayana : PU.04.223.5051

INSTITUT AGAMA ISLAM YAYASAN NURUL ISLAM BUNGO (IAI YASNI


BUNGO) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya. Sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang 'Dampak Bermain Lato-
lato pada Anak'.

Tidak lupa, kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi, dalam penyusunan makalah ini. Tentu saja, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari masih terdapat kekurangan. Baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan
rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca. Sehingga kami dapat memperbaiki
karya ilmiah ini. Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.

Muara Bungo, 13 November 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................4

A. Latar Belakang...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................5
C. Tujuan ...........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................6

A. Pengertian Kalimat.........................................................................................6
B. Unsur-unsur yang Berperan Dalam Pembentukan kalimat............................7
C. Kalimat Efektif dan Kalimat Tidak Efetif......................................................13

BAB III PENUTUP..................................................................................................16

A. Kesimpulan....................................................................................................16
B. Saran ..............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa merupakan sarana utama dalam menyampaikan informasi dan berkomunikasi


antarindividu. Dalam konteks kebahasaan, kalimat menjadi unsur dasar yang membentuk
struktur dan makna dari suatu teks. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang
pengertian kalimat, proses pembentukannya, serta perbedaan antara kalimat efektif dan tidak
efektif menjadi esensial dalam kemahiran menulis dan berkomunikasi.

Pengertian kalimat mencakup pemahaman tentang bagaimana suatu gagasan atau ide
dapat disusun menjadi unit bahasa yang memiliki makna lengkap. Memahami konsep ini
menjadi dasar untuk mencapai kalimat yang efektif dalam menyampaikan pesan kepada
pembaca atau pendengar.

Proses pembentukan kalimat melibatkan pemilihan kata, struktur sintaksis, dan


penggunaan tanda baca. Mengetahui bagaimana merangkai kata-kata secara tepat akan
membantu penulis menghindari kebingungan atau penafsiran ganda yang mungkin timbul
pada pembaca.

Perbedaan antara kalimat efektif dan tidak efektif menjadi titik fokus penting. Kalimat
efektif memiliki daya ungkap yang tinggi, mengkomunikasikan pesan dengan jelas, dan
mampu memikat perhatian pembaca. Sebaliknya, kalimat tidak efektif dapat menyebabkan
kebingungan, kehilangan fokus, atau bahkan kehilangan makna.

Dalam makalah ini kami akan membahas secara rinci nilai-nilai tersebut, membuka
wawasan terhadap pentingnya memahami pengertian kalimat, teknik pembentukannya, dan
bagaimana membedakan kalimat yang efektif dan tidak efektif. Diharapkan bahwa
pemahaman mendalam terhadap aspek-aspek ini akan memberikan kontribusi positif dalam
pengembangan keterampilan menulis dan berkomunikasi bagi pembaca.

4
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian kalimat dalam konteks linguistik?


2. Unsur-unsur apa saja yang dapat mempengaruhi dalam pembentukan kalimat?
3. Bagaimana mengidentifikasi perbedaan antara kalimat efektif dan tidak efektif dalam
bahasa Indonesia?

C. Tujuan

1. Menyelidiki konsep dan definisi kalimat dalam linguistik.


2. Meneliti peran unsur-unsur kalimat dalam membentuk kalimat yang tepat dan
berkualitas.
3. Mengidentifikasi ciri-ciri kalimat yang Ttidak efektif dalam bahasa Indonesia.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat

Sebelum kita berbicara lebih jauh tentang kalimat, akan kita bahas dulu pengertian
kalimat. Menurut Abdul Chaer (2009; 163), disebutkan kalimat adalah satuan sintaksis yang
dibangun oleh konstituen dasar dan intonasi final. Dalam pengertian secara umum kalimat
adalah kumpulan atau kesatuan dari beberapa kata yang mengandung makna tertentu. Abdul
Rozak (2000; 8) berpendapat bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang mampu membuat isi
atau maksud yang disampaikan dengan lengkap dalam pikiran pembaca persis seperti apa
yang disampaikan. Sementara itu menurut Zainal Arifin (2000; 84) kalimat efektif adalah
kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. Jadi
sebuah kalimat dikatakan efektif jika mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan
berlangsung sempurna. Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud yang disampaikan
itu tergabung dalam pikiran si pembaca persis seperti apa yang dimaksud si penulis.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kalimat adalah kalimat
singkat yang dapat mewakili gagasan atau perasaan penulis sanggup memunculkan gagasan
yang sama dengan pikiran si penulis.

Kalimat yang disusun bukan saja harus mampu menyampaikan gagasan secara lengkap
melainkan harus memahami strukturnya, supaya pikiran yang terkandung didalamnya bisa
diterima oleh orang lain secara mudah dan sempurna, tetapi syarat gramatikal itu belumlah
cukup, karena kalimat yang gramatikal belum tentu mampu menampung gagasan dan pesan,
pengertian, informasi atau peristiwa dalam bentuk yang komplek, yang kadang-kadang
tidakberupa pikiran tetapi juga perasaan dan suasana. Oleh sebab itu, diperlukan pemakaian
kalimat yang efektif. Artinya kalimat itu harus memenuhi sasaran, mampu menimbulkan
pengaruh, meninggalkan pesan atau menerbitkan selera pembaca. Menulis bukanlah sesuatu
yang mudah dilaksanakan, tetapi juga bukan sesuatu yang sulit. Disamping terkait dengan
mekanik penulisan, pemilihan bahasa yang efektif dalam menulis.

6
Atar Semi (2000; 143) menyampaikan ciri-ciri kalimat sebagai berikut:

1. Sesuai dengan tuntutan bahasa baku, maksudnya kalimat itu ditulis dengan
memperhatikan penggunaan ejaan yang tepat sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
2. Jelas, artinya kalimat itu mudah dipahami dan diterima oleh pembaca.
3. Ringkas dan lugas, artinya tidak berbelit-belit atau dengan kata yang sedikit dapat
menyampaikan berbagai ide.
4. Adanya koherensi antara kalimat yang satu dengan kalimat yang atau antara paragraf
yang satu dengan paragraf yang lain.
5. Kalimat harus hidup, artinya ada variasi tentang pilihan kata, gaya bahasa, bentuk
kalimat, dan antara panjang pendek kalimat.
6. Tidak ada unsur yang tidak berfungsi, artinya setiap kata ada fungsinya, setiap kalimat
dalam paragraf ada fungsinya.

Bedasarkan beberapa pendapat di atas, penulis membuat kesimpulan bahwa penguasaan


kalimat efektif adalah kemampuan seseorang dalam menyusun kalimat secara singkat dengan
urutan yang logis, ditulis sesuai dengan kaidah tata bahasa baku, koherensi dan bervariasi
sehingga ide atau gagasan yang diungkapkan penulis dapat dipahami dan diterima pembaca
dengan tepat. Keefektifan suatu kalimat dapat dipengaruhi oleh penggunaan tanda baca,
pemakaian kata, pembentukkan frase, penataan klausa, danpenyusunan kalimat yang tepat.

Dalam mengukur penguasaan kalimat efektif menggunakan indikator bahwa seseorang


mampu menyusun kalimat efektif yang isinya mudah dipahami dan diterima pembaca.
Aspek-aspek yang digunakan untuk mengukur penguasaan kalimat efektif adalah:

1. Kaidah tata bahasa baku, yaitu memperhatikan ejaan, kata, dan istilah yang sesuai
kaidah tata bahasa.
2. Kelogisan dalam penggunaan kalimat.
3. Singkat dan jelas, artinya tidak berbelit-belit.
4. Kohesi dan koherens sehingga mempunyai struktur yang baik.
5. Variasi bahasa, yaitu struktur kalimat, panjang pendek kalimat, jenis kalimat, dan
diksi atau pilihan kata.1

1
Mahmur, M., Hasbullah, H., & Masrin, M. (2021). Pengaruh minat baca dan penguasaan kalimat terhadap kemampuan
menulis narasi. Diskursus: Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia, 3(02), 169-184.

7
B. Unsur-unsur yang Berperan Dalam Pembentukan Kalimat

Suatu kalimat, baik pada wujud ujaran maupun tulisan bisa dibentuk berdasarkan kata,
frasa, dan klausa. Klausa memiliki peranan penting dalam pembentukan sebuah kalimat. 2
Syarat dasar suatu kalimat yaitu bahwa kalimat tersebut minimal harus terdiri dari dua unsur
inti kalimat meliputi subjek (S) dan predikat (P) serta digunakannya tata aturan kebahasaan
seperti pemakaian tanda baca dan pemilihan kata yang sesuai pada EYD dan KBBI.3

1. Subjek

Subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat. Subjek menentukan
kejelasan makna kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat dapat mengaburkan makna
kalimat. Keberadaan subjek dalam kalimat berfungsi (1) membentuk kalimat dasar, kalimat
luas, kalimat tunggal, kalimat majemuk, (2) memperjelas makna, (3) menjadi pokok pikiran,
(4) menegaskan/memfokuskan makna, (5) memperjelas pikiran ungkapan, dan (6)
membentuk kesatuan pikiran (Widjono, 2011: 148).

Adapun ciri-ciri subjek yaitu sebagai berikut:

i) jawaban atas pertanyaan apa atau siapa.

a. Pemimpin itu jujur sekali. Kalimat tersebut merupakan jawaban atas pertanyaan
siapa, “Siapa yang jujur sekali?” Jawabannya adalah pemimpin itu.

b. Menulis puisi itu mudah. Kalimat tersebut merupakan jawaban atas pertanyaan
apa, “Apa yang mudah?” jawabannya adalah menulis puisi.

ii) berupa kata atau frase benda (nomina)

Subjek berupa kata, contohnya:

a. Saya belajar Semantik dibangku kuliah.

b. Kami akan wisuda bulan Desember tahun ini.

Subjek berupa frase, contohnya:


2
Wipa, A., Setyawati, N., E. A. I. (2020). Fungsi sintaksis kalimat majemuk bertingkat pada opini jawapos.com edisi 2020.
Seminar Nasional Literasi, 30, 410–418.
3
Nababan, E. B. (2021). Keefektifan Kalimat Berdasarkan Kategori, Fungsi, dan Peran Sintaksis Pada Artikel Yang Dimuat
di Media Online. Kode : Jurnal Bahasa, 10(4), 112–124.

8
a. Gadis cantik yang berbaju biru itu menyanyikan lagu Lampung.

b. Ayah dan ibu pergi ke Bandung kemarin.

iii) disertai kata tunjuk ini atau itu.

a. Kucing ini lucu sekali.

b. Mobil itu menabrak pembatas jalan.

iv) disertai pewatas yang.

a. Gadis yang memakai baju merah cantik sekali.

b. Pemimpin yang jujur disenangi masyarakat.

v) tidak didahului preposisi: di, dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dari, menurut,
berdasarkan, dan lain-lain.

a. Dalam rapat itu terjadi perdebatan sengit antar anggota.

b. Menurut kami, merekalah penyebab terjadinya kerusuhan itu.

(kata yang dicetak miring bukan merupakan subjek karena didahului katadalam dan
berdasarkan).

vi) tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat dengan kata bukan,

a. Bukan Rita yang menanam bunga itu. (benar)

b. Tidak Rita yang menanam bunga itu. (salah)

vii) merupakan bagian kalimat yang diterangkan oleh predikat,

a. Perempuan itu cantik sekali.

b. Anggun menanam bunga di taman.

kalimat (vii)a predikat cantik sekali menerangkan subjek perempuan itu, sedangkan
kalimat (vii)b predikat menanam menerangkan apa yang dilakukan Anggun di taman).

viii) diikuti salah satu kata kerja gabung ialah, adalah, merupakan, atau menjadi.

a. Pantun ialah bentuk puisi yang berpola akhir a-b-a-b.

9
b. Beliau menjadi presiden sejak tahun 2004.

ix) berpartikel –nya.

a. Membacanya cukup cepat.

b. Dinginnya menusuk tulang.

2. Predikat

Seperti halnya dengan subjek, predikat kalimat kebanyakan muncul secara eksplisit.
Keberadaan predikat dalam kalimat berfungsi (1) membentuk kalimat dasar, kalimat tunggal,
kalimat luas, kalimat majemuk, (2) menjadi unsur penjelas, yaitu memperjelas pikiran atau
gagasan yang diungkapkan dan menentukan kejelasan makna kalimat, (3) menegaskan
makna, (4) membentuk kesatuan pikiran, dan (5) sebagai sebutan (Widjono, 2011: 148).

Ciri-ciri predikat menurut Widjono (2011: 149) yaitu sebagai berikut.

i. jawaban atas pertanyaan mengapa (melakukan apa), bagaimana, berapa, dan apa sang
subjek itu.
a. Burung itu berkicau indah sekali. (“Apa yang dilakukan burung itu?
Jawabannya berkicau indah sekali”)
b. Peserta rapatnya 20 orang. (“Berapa jumlah peserta rapat? Jawabannya 20
orang”)
ii. dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan.
a. Aisyah bukan pramugari.
b. Delia tidak menanam bunga.
iii. dapat didahului keterangan aspek: akan, sudah, sedang, selalu, hampir.
a. Kami akan berangkat ke Bandung bulan depan.
b. Paman sudah pulang dari Bali.
iv. dapat didahului keterangan modalitas: sebaiknya, seharusnya, seyogyanya, mesti,
selayaknya, dan lain-lain.
a. Saya sebaiknya pulang lebih awal.
b. Kamu seharusnya tidak bermalas-malasan.
v. tidak didahului kata yang, jika didahului yang predikat berubah fungsi menjadi
perluasan subjek.
a. Wanita yang memakai jilbab ungu itu cantik sekali.

10
b. Laki-laki yang berjalan di atas trotoar itu tampan sekali.
(frase yang bergaris bawah merupakan perluasan subjek, bukan predikat, frase yang
dicetak miring merupakan predikat berupa kata sifat)
vi. didahului kata adalah, ialah, yaitu, yakni,
a. Saya adalah mahasiswa Unila.
b. Peserta seminar yakni kalangan dosen.
vii. predikat dapat berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, atau bilangan.
a. Saya mahasiswa. (predikat kata benda)
b. Kami menanam seribu pohon di hutan. (predikat kata kerja)
3. Objek

Kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada jenis predikat kalimat serta ciri khas
objek itu sendiri. Predikat kalimat yang berstatus transitif mempunyai objek. Biasanya,
predikat ini berupa kata kerja berkonfiks me-kan, atau me-i, misalnya mengambilkan,
mengumpulkan, mengambili, melempari, mendekati. Dalam kalimat, objek berfungsi (1)
membentuk kalimat dasar pada kalimat berpredikat transitif, (2) memperjelas makna kalimat,
dan (3) membentuk kesatuan atau kelengkapan pikiran (Widjono, 2011: 149).

Ciri-ciri objek menurut Widjono (2011: 150) yaitu sebagai berikut.

i. berupa kata benda.


a. Nola menulis puisi.
b. Bunda ke kampus mengendarai motor.
ii. tidak didahului kata depan.
a. Ibu membeli di pasar buah mangga itu. (kata di pasar yang berada tepat di
belakang predikat transitif bukan merupakan objek, melainkan keterangan,
objeknya yaitu buah mangga itu)
b. Paman membawa dari Palembang pempek yang lezat itu. (kata dari
Palembang yang berada tepat di belakang predikat transitif bukan merupakan
objek, melainkan keterangan, objeknya yaitu pempek yang lezat)
iii. mengikuti secara langsung di belakang predikat transitif,
a. Anak-anak melempari orang gila dengan kerikil tajam.
b. Sanny mengumpulkan perangko sejak sekolah dasar.
iv. jawaban apa atau siapa yang terletak di belakang predikat transitif.

11
a. Ayah membeli mobil-mobilan di pasar. (“Apa yang dibeli ayah di pasar?
Jawabannya mobil-mobilan”)
b. Ayah membelikan adik mobil-mobilan di pasar. (“Siapa yang dibelikan mobil-
mobilan oleh ayah? Jawabannya adik”)
v. dapat menduduki fungsi subjek apabila kalimat dipasifkan.
a. Pembantu membersihkan rumah saya. (aktif)
b. Rumah saya dibersihkan oleh pembantu. (pasif)
(kalimat (5)a objeknya rumah saya, pada kalimat (5)b rumah saya menduduki fungsi
subjek, dan yang menjadi objeknya adalah oleh pembantu)
4. Pelengkap

Pelengkap adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi, mengkhususkan


objek, dan melengkapi struktur kalimat (Widjono, 2011: 150). Ciri-ciri pelengkap menurut
Widjono (2011: 150) yaitu sebagai berikut.

i. bukan unsur utama, tetapi tanpa pelengkap kalimat itu tidak jelas dan tidak lengkap
informasinya,
a. Tabitha belajar.
b. Tabitha belajar bahasa Indonesia.

(kalimat (1)a terdiri atas subjek dan predikat, namun kalimat tersebut tidak memberikan
informasi yang jelas mengenai hal yang dipelajari Tabitha, sedangkan kalimat (1)b terdiri
atas subjek-predikat-pelengkap sehingga memberikan informasi yang lebih jelas tentang yang
dipelajari Tabitha, yaitu bahasa Indonesia)

ii. terletak di belakang predikat yang bukan kata kerja transitif.


a. Negara ini berlandaskan hukum.
b. Mereka bermain bola di lapangan.
5. Keterangan

Keterangan kalimat berfungsi menjelaskan atau melengkapi informasi pesanpesan


kalimat. Tanpa keterangan, informasi menjadi tidak jelas. Hal ini dapat dirasakan
kehadirannya terutama dalam surat undangan, laporan penelitian, dan informasi yang terkait
dengan tempat, waktu, sebab, dan lain-lain.

Ciri-ciri keterangan menurut Widjono (2011: 151) yaitu sebagai berikut.

12
i. bukan unsur utama kalimat, tetapi kalimat tanpa keterangan, pesan menjadi tidak
jelas, dan tidak lengkap, misalnya surat undangan, tanpa keterangan tidak
komunikatif.
a. Kakek datang bersama nenek. (tanpa keterangan)
b. Kakek datang dari Yogyakarta bersama nenek. (ada keterangan asal)
c. (kalimat (1)a tidak memberikan informasi dengan jelas tanpa memberikan
keterangan, sedangkan kalimat (1)b menjadi jelas dengan adanya keterangan
asal)
ii. tempat tidak terikat posisi, pada awal, tengah, atau akhir kalimat.
a. Kemarin saya mengerjakan skripsi di kampus.
b. Saya kemarin mengerjakan skripsi di kampus.
c. Saya mengerjakan skripsi di kampus kemarin.
iii. dapat berupa: keterangan waktu, tujuan, tempat, sebab, akibat, syarat, cara.
a. Darius membeli toyota avanza kemarin. (keterangan waktu)
b. Dona tampil cantik untuk acara AMI awards. (keterangan tujuan)
iv. Dapat berupa keterangan tambahan dapat berupa aposisi, misalnya keterangan
tambahan subjek, tidak dapat menggantikan subjek, sedangkan aposisi dapat
menggantikan subjek.
a. Megawati, yang menjabat Presiden RI 2001-2004, adalah putra Bung Karno.
(keterangan tambahan) (kata „yang menjabat‟ memberi keterangan status
subjek pada kalimat tersebut)
b. b. Megawati, Presiden RI 2001-2004, adalah putra Bung Karno. (aposisi) (kata
Megawati dan Presiden RI 2001-2004 dapat saling menggantikan sebagai
subjek, misalnya Megawati adalah putra Bung Karno atau Presiden RI 2001-
2004 adalah putra Bung Karno)

C. Kalimat Efektif dan Kalimat Tidak Efektif

Kalimat efektif merupakan kalimat yang merepresentasi pemikiran atau gagasan


penulis kepada pembaca secara akurat. ”Susunan sebuah kalimat bukan hanya mampu
mengekspresikan gagasan secara utuh, melainkan harus memahami struktur dari sebuah
kalimat, supaya pembaca dapat menerima nasihat yang tersirat dalam kalimat tersebut”. 4
”Kalimat efektif merupakan kalimat yang singkat, padat, dan jelas sehingga dapat ditangkap

4
Nita, O. (2021). Penggunaan Kalimat Efektif dengan Keterampilan Menulis Teks Deskripsi. Jurnal Kajian Bahasa, Sastra
Dan Pengajaran (KIBASP), 4(2), 271–280.

13
dengan tepat oleh pemahaman pembaca. Kalimat efektif adalah kalimat yang lugas,
sehingga pemahaman pendengar atau pembaca sepadan dengan pemikiran pembicara atau
penulis”.5

Kalimat efektif mampu mengungkapkan tujuan dari penulis kepada pembaca


dengan jelas. Tersusunnya suatu kalimat efektif memerlukan beberapa syarat, syarat-
syarat ini dapat disebut sebagai penanda atau ciri dari kalimat efektif. Ciri-ciri kalimat
efektif dari berbagai literatur jurnal dapat terdiri atas keseimbangan struktur, kesamaan
bentuk, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan kelogisan. Keseimbangan struktur merupakan
kesepadanan antara gagasan dengan struktur bahasa. Kesamaan bentuk merupakan
kemiripan atau kesetaraan bentuk kata dalam kalimat. Kehematan tersusun atas kalimat yang
menghindari penggunaan bentuk kata, frasa, atau komponen lain yang tidak perlu dan
menimbulkan pemborosan. Kecermatan dalam kalimat ditujukan sebagai kalimat yang tidak
menghasilkan makna ambigu dan cermat dalam pemilihan kata. Kepaduan kalimat tersusun
atas kalimat yang padu dan tidak bertele-tele. ”Yang dimaksud kelogisan kalimat merupakan
kalimat yang dapat diterima oleh akal pembaca, tersusun atas gagasan atau ide yang sesuai
dengan ejaan”.6

Berikut contoh kalimat tidak efektif dan kalimat efektif : 7

i. Tidak efektif : "Saat ini, cuaca sangat bagus, dan langit terlihat indah." Kalimat ini
kurang efektif karena mengandung kata-kata umum seperti "bagus" dan "indah" tanpa
memberikan gambaran konkret tentang kondisi cuaca atau pemandangan langit.
Efektif : "Saat ini, cuaca cerah dengan langit berwarna biru, menciptakan suasana
yang segar dan menyenangkan." Kalimat ini efektif karena memberikan deskripsi
yang lebih rinci tentang kondisi cuaca dan pemandangan langit, menciptakan
gambaran yang lebih jelas dan menarik.

ii. Tidak Efektif : "Anak itu tidak suka sekolah karena dia merasa bosan." Kalimat ini
kurang efektif karena tidak memberikan alasan atau contoh konkret mengapa anak
tersebut merasa bosan di sekolah.

5
Parto, P. (2020). BERKOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN KALIMAT EFEKTIF DALAM BAHASA INDONESIA.
MEDIAKOM, 3(2), 167.
6
Parto. (2013). Kalimat Efektif dan Pengajarannya di SMP / MTs Pada Era Global. Seminar Nasional, 247-251.
7
Fitriana, M. M., Fatmasari, D., Munadziroh, A. H., Trias, E. S. S. A., Utomo, A. P. Y., & Fathurohman, I. (2023). Analisis
Kalimat Efektif dalam Teks Pidato pada Buku Bahasa Indonesia Kelas VIII Kurikulum Merdeka. Jurnal Kajian Penelitian
Pendidikan dan Kebudayaan, 1(3), 97-110.

14
Efektif : "Anak itu tidak suka sekolah karena kurikulumnya dianggap kurang menarik,
dan ia lebih suka belajar melalui eksplorasi dan proyek kreatif." Keterangan: Kalimat
ini efektif karena memberikan alasan konkret mengapa anak tersebut merasa bosan di
sekolah dan memberikan informasi tambahan tentang preferensi belajarnya.

iii. Tidak Efektif : "Mereka datang ke acara tersebut dan bersenang-senang." Keterangan:
Kalimat ini kurang efektif karena tidak memberikan detail atau deskripsi tentang
acara yang mereka datangi atau bagaimana mereka bersenang-senang.
Efektif : "Mereka bergabung dalam acara musik jazz di auditorium kampus,
menikmati penampilan live dari beberapa musisi terkenal, dan bergembira dalam
suasana yang penuh energi dan kegembiraan." Kalimat ini efektif karena memberikan
gambaran yang lebih rinci tentang jenis acara yang dihadiri, kegiatan yang dilakukan,
dan suasana yang dirasakan.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bedasarkan beberapa pendapat di atas, kami membuat kesimpulan bahwa keefektifan


suatu kalimat dapat dipengaruhi oleh penggunaan tanda baca, pemakaian kata, pembentukkan
frase, penataan klausa, dan penyusunan kalimat yang tepat. Dalam mengukur penguasaan
kalimat efektif menggunakan indikator bahwa seseorang mampu menyusun kalimat efektif
yang isinya mudah dipahami dan diterima pembaca.

Aspek-aspek yang digunakan untuk mengukur penguasaan kalimat efektif adalah


kaidah tata bahasa baku, yaitu memperhatikan ejaan, kata, dan istilah yang sesuai kaidah tata
bahasa, kelogisan dalam penggunaan kalimat, singkat dan jelas, artinya tidak berbelit-belit,
kohesi dan koheren sehingga mempunyai struktur yang baik, dan variasi bahasa, yaitu
struktur kalimat, panjang pendek kalimat, jenis kalimat, dan diksi atau pilihan kata.

Penulisan kalimat efektif memegang peranan penting dalam menyampaikan informasi


dengan jelas dan memikat pembaca atau pendengar. Dalam eksplorasi makalah ini, kita telah
menyelidiki konsep-konsep yang mendasari kalimat efektif dan mengidentifikasi perbedaan
dengan kalimat yang tidak efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dirancang dengan cermat, menggunakan struktur
yang tepat, dan memilih kata-kata dengan bijak. Kalimat efektif mampu menyampaikan
maksud penulis dengan jelas dan memberikan pengaruh positif terhadap pemahaman
pembaca atau pendengar. Karakteristik kalimat efektif melibatkan kejelasan makna,
kelengkapan informasi, dan pemilihan kata yang tepat sesuai konteks.

Kalimat tidak efektif cenderung ambigu, kurang spesifik, atau terlalu umum,
menyebabkan kebingungan atau kesulitan dalam memahami pesan yang ingin disampaikan.
Kesalahan tata bahasa, penggunaan kata yang tidak tepat, dan struktur kalimat yang tidak
teratur dapat membuat kalimat menjadi tidak efektif.

16
B. Saran

Kami sadar masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari tulisan maupun
bahasan yang kami sajikan. Kami juga menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya kami akan lebih fokus dan detail dalam menyajikan materi tentang makalah ini
dengan sumber-sumber yang lebih banyak tentunya dan dapat dipertanggungjawabkan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Fitriana, M. M., Fatmasari, D., Munadziroh, A. H., Trias, E. S. S. A., Utomo, A. P. Y., &
Fathurohman, I. (2023). Analisis Kalimat Efektif dalam Teks Pidato pada Buku Bahasa
Indonesia Kelas VIII Kurikulum Merdeka. Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan dan
Kebudayaan, 1(3), 97-110.

Mahmur, M., Hasbullah, H., & Masrin, M. (2021). Pengaruh minat baca dan penguasaan
kalimat terhadap kemampuan menulis narasi. Diskursus: Jurnal Pendidikan Bahasa
Indonesia, 3(02), 169-184.

Nababan, E. B. (2021). Keefektifan Kalimat Berdasarkan Kategori, Fungsi, dan Peran


Sintaksis Pada Artikel Yang Dimuat di Media Online. Kode : Jurnal Bahasa, 10(4),
112–124.

Nita, O. (2021). Penggunaan Kalimat Efektif dengan Keterampilan Menulis Teks Deskripsi.
Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Dan Pengajaran (KIBASP), 4(2), 271–280.

Parto, P. (2020). BERKOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN KALIMAT EFEKTIF DALAM


BAHASA INDONESIA. MEDIAKOM, 3(2), 167.

Parto. (2013). Kalimat Efektif dan Pengajarannya di SMP / MTs Pada Era Global. Seminar
Nasional, 247-251.

Wipa, A., Setyawati, N., E. A. I. (2020). Fungsi sintaksis kalimat majemuk bertingkat pada
opini jawapos.com edisi 2020. Seminar Nasional Literasi, 30, 410–418.

18

You might also like