You are on page 1of 22

MAKALAH LOGIKA

“ HUKUM LOGIKA PROPOSISI, OPERASI LOGIKA DIDALAM


KOMPUTER, PROPOSISI BERSYARAT/IMPLIKASI, VARIAN
PROPOSISI BERSYARAT “

DI SUSUN OLEH :

- 2021912023001 Abdul Aziz


- 2021912023021 Muhammad Zikri Lailil Adha
- 2021912023027 Ricka Fadilah Zulfani
- 2021912023017 M. Rizqi Saifullah

PRODI SISTEM INFORMASI


ITB VINUS BOGOR

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Pengasih karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehinggah kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “PROPOSISI”.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW. Karena beliau adalah salah satu figur umat yang mampu
memberikan syafa’at kelak di hari kiamat
Dalam penyusunan makalah ini banyak kesulitan dan hambatan yang kami
hadapi, namun berkat bimbingan, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak
akhirnya makalah ini dapat kami selesaikan. Kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan didalamnya.
kami mengharapkan saran dan kritikan yang membangun demi tercapainya
kesempurnaan makalah selanjutnya.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG MASALAH...........................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................5
A. PENGERTIAN PROPOSISI.....................................................................................5
1. HUKUM-HUKUM LOGIKA PROPOSISI.........................................................5
2. OPERASI LOGIKA DI DALAM KOMPUTER................................................6
3. PROPOSISI BERSYARAT (IMPLIKASI).........................................................7
4. Implikasi dalam bahasa pemrograman...............................................................9
5. VARIAN PROPOSISI BERSYARAT...............................................................10
B. BENTUK BENTUK PROPOSISI..........................................................................11
1. Proposisi Kategorik.............................................................................................12
2. Proposisi Hipotesis..............................................................................................15
3. Proposisi Disyungtif................................................................................................17
C. JENIS JENIS PROPOSISI......................................................................................17
1. Berdasarkan bentuk............................................................................................17
2. Berdasarkan sifat................................................................................................18
3. Berdasarkan kualitas..........................................................................................18
4. berdasarkan kuantitas........................................................................................19
BAB III.................................................................................................................................20
PENUTUP............................................................................................................................20
A. KESIMPULAN.........................................................................................................20
B. SARAN.....................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................22

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Dalam ilmu logika mempelajari hukum-hukum, patokan-patokan dan rumusan
berfikir, psikologi juga membicarakan akyifitas berfikir, karena itu kita hendaknya
berhati-hati melihat persimpangannya dengan logika dan mempelajari pikiran dan
kerjanya tanpa, mengganggu sama sekali urusan benar dan salah tapi berpikir secara
sehat dan praktis, banyak salah pemikiran kita di pengaruhi oleh keyakinan, pola
piker berkelompok.
Kata logika sering kita dengar atau kita ketahui, logika mempelajari cara bernalar
yang benar dan kita tidak bias melaksanakannya tanpa memiliki dahulu pengetahuan
yang menjadi premisnya. didalam percakapan sehari-hari kita biasanya mengunakan
penalaran akal atau menururt akal. Logika sebagai istilah berarti suatu metode atau
teknik yang diciptakan untuk meneliti ketetapan penalaran. Sedangkan penalaran
yaitu suatu bentuk pikiran. Didalam penalaran terdapat sebuah pernyataan atau
proposisi yang dimana arti proposisi adalah sebuah pernyataan. Macam-macam
bentuk proposisis adalah: Proposisi Kategoris, Proposisi Hipotetis, Proposisi
Disyungtif. Disamping proposisi dibagi menjadi empat yaitu : unsurnya, bentuknya,
kuantitasnya, dan kualitasnya.
Proposisi mempelajari tentang pernyataan bentuk kalimat yang dapat di nilai
benar salahnya proposisi mempunyai tiga bentuk, proposisi katagoristik, inpotetik,
dan proposisi disyungtif, dan itu ada hubungan tertentu atau mendasar.
Pernyataan pikiran manusia adakalanya mengungkapkan keinginan, perintah,
harapan, cemooh, kekaguman dan pengungkapan realitas tertentu baik dinyatakan
dalam bentuk positif maupun bentuk negatif.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PROPOSISI
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan
salahnya. Proposisi merupakan unit terkecil dari pemikiran yang mengandung
maksud sempurna. Jika kita menganalisis suatu pemikiran, taruhlah suatu buku, kita
akan mendapati suatu pemikiran dalam buku itu, dan lebih khususnya lagi dalam bab-
babnya, kemudian pada paragrafnya dan akhinya pada unit yang tidak dapat dibagi
lagi yakni yang disebut proposisi. Proposisi itu sendiri masih bisa di analisis lagi
menjadi kata-kata, tetapi kata-kata hanya menghadirkan pengertian sesuatu, bukan
maksud atau pemikiran sesuatu.
1. HUKUM-HUKUM LOGIKA PROPOSISI
Logika merupakan study penalaran (reasoning). Pelajaran logika di fokuskan pada
hubungan pernyataan – penyataan (statements). Sedangkan Proposisi adalah kalimat
yang bernilai benar atau salah, tapi tidak dapat sekaligus keduanya. Kebenaran atau
kesalahan dari sebuah kalimat di sebut nilai kebenaran. Proposisi dalam kerangka
hubungan ekivalensi logika, memenuhi sifat-sifat yang dinyatakan dalam sejumlah
hukum. Hukum logika proposisi sering juga dinamakan dengan hukum-hukum
aljabar proposisi. Karena, beberapa hukum tersebut mirip dengan hukum aljabar pada
sistem bilangan riil.misalnya , yaitu hukum distributif.
Dalam pembicaraan ekivalensi, dua pernyataan disebut ekivalensi jika
mempunyai nilai kebenaran yang sama. Dengan demikian, jika sebagian atau
keseluruhan dari sebuah pernyataan majemuk ditukar dengan suatu pernyataan
lainnya yang ekivalen secara logis dengan yang ditukar itu, maka nilai kebenaran
pernyataan majemuk yang baru adalah sama dengan nilai kebenaran pernyataan
majemuk semula.
Berikut hukum - hukum logika proposisi dengan pembuktiannya dengan
menggunakan tabel kebenaran yaitu :

5
a. Hukum Identitas
b. Hukum Null/dominasi
c. Hukum Negasi
d. Hukum Idempoten
e. Hukum Involusi (Negasi Ganda)
f. Hukum Penyerapan (arbsorbsi)
g. Hukum Komutatif
h. Hukum Asosiatif
i. Hukum Distributif
j. Hukum De Morgan
k. Negasi T dan F
Pernyataan-pernyataan dari hukum logika di atas yang saling ekivalan, dapat
saling mengganti satu sama lain. Artinya dapat menukar pernyataan kiri dengan
sebelah kanan begitu juga sebaliknya. Guna bermanfaat untuk membuktikan
keekivalenan dua buah proposisi. Khususnya pada proposisi majemuk yang
mempunyai banyak proposisi atomik.
2. OPERASI LOGIKA DI DALAM KOMPUTER
Bahasa pemrograman umumnya menyediakan tipe data boolean untuk data yang
bertipe logika, misalnya tipe boolean dalam bahasa pascal, logical dalam bahasa
fortran. Tipe data boolean hanya mempunyai dua buah konstanta nilai saja, yaitu true
dal false. Perubah yang bertipe boolean disebut perubah boolean (boolean variable).
Nilai peubah tersebut hanya true atau false.
Operasi boolean sering dibutuhkan dalam pemrograman. Operasi boolean
dinyatakan dalam ekspresi logika (atau dinamakan juga ekspresi boolean). Operator
boolean yang digunakan adalah AND, OR, XOR, dan NOT. Ekspresi boolean
tersebut hanya menghasilkan salah satu dari dua nilai, true atau false.
Misalkan adalah peubah boolean dalam bahasa pascal, maka ekspresi boolean di
bawah ini adalah valid :
and
or (not ( and ))

6
Yang bersesuaian dengan ekspresi logika
^
( ())
Operasi lain dari pemrograman yang bersesuaian dengan operasi logika adalah
operasi bit. Sebuah bit hanya mempunyai dua nilai yaitu 1 dan 0. 1 untuk
mempresentasikan true (T) dan 0 untuk mempresentasikan false (F). Kita
menggunakan notasi , ^, masing-masing untuk melambangkan operator AND, OR,
XOR, dan NOT. Denga demikian operasi bit: 1^0. 00
Bersesuaian dengan operasi logika:
T^F
FF
Operator logika AND, OR, XOR, dan NOT dapat digunakan sebagai kata
penghubung logika diantara term-term yang dicari. Misalkan kita ingin mencari
semua halaman web yang berkaitan dengan “aljabar atau boolean” maka term yang
kita cari ditulis sebagai: aljabat OR boolean. Jika kedua-duanya “aljabar dan boolean”
maka ditulis : aljabar AND boolean.
Jika kita ingin mencari semua halaman web yang berkaitan dengan topik aljabar atau
boolean yang berkaitan dengan matematika, maka term yang ditulis adalah: (aljabar
OR boolean) AND matematika.

3. PROPOSISI BERSYARAT (IMPLIKASI)


Jika ada proposisi p dan q maka implikasi (dibaca jika p maka q) yang disebut
dengan proposisi bersyarat, atau kondisional, atau implikasi.
Dalam Implikasi : p → q maka baik p maupun q keduanya adalah proposisi yang
dapat bernilai benar atau salah. p → q hanya salah jika p benar tetapi q salah, selain
itu implikasi bernilai benar.
Tabel Kebenaran
P Q p→q Keterangan :
T T T Dalam implikasi p → q maka :
T F F p disebut hipotesis/antesede/premis
F T T
F F F 7
q disebut konklusi/kesimpulan

Implikasi p → q memainkan peranan penting dalam penalaran. Implikasi ini tidak


hanya diekspresikan dalam pernyataan standard “ jika p, maka q”, tetapi juga dapat
diekspresikandalam berbagai cara, antara lain:
1. Jika p, maka q
2. Jika p,q
3. p mengakibatkan q
4. q jiika p
5. p hanya jika q
6. p syarat cukup agar q
7. q syarat perlu bagi p
8. q bilamana p

Contoh:
Ubalah implikasi berikut ke dalam bentuk proposisi “ jika p, maka q”,
a. jika hari hujan, maka tanaman akan tumbuh subur.
Penyelesaian:
Implikasi di atas sudah dalam bentuk proposisi.
b. Jika tekanan gas diperbesar, mobil melaju kencang.
Penyelesaian:
Implikasi di atas sudah dalam bentuk proposisi.
c. Es yang mencair di kutub mengakibatkan permukaan air laut naik.
Penyelesaian:
Jika es mencair di kutub, maka permukaan air laut naik.
d. Orang itu mau berangkat jika ia diberi ongkos jalan.
Penyelesaian:
Jika orang itu diberi ongkos jalan, maka ia mau berangkat.
e. Syarat cukup agar pom bensin meledak adalah percikan api dari rokok.

8
Penyelesaian:
Pernyataan yang diberikan ekivalen dengan “percikan api dari rokok adalah syarat
cukup untuk membuat pom bensin meledak” atau “jika api memercik dari rokok
maka pom bensin meledak.
f. Syarat perlu bagi Indonesia agar ikut Piala Dunia adalah dengan mengontrak pemain
asing kenamaan.
Penyelesaian:
Pernyataan yang diberikan ekivalen dengan “mengontrak pemain asing kenamaan
adalah syarat perlu untuk Indonesia agar ikut Piala Dunia” atau “jika Indonesia ikut
Piala Dunia, maka Indonesia mengontrak pemain asing kenamaan”
4. Implikasi dalam bahasa pemrograman
Struktur if-then yang digunakan pada kebanyakan bahasa pemrograman berbeda
dengan implikasi if-then yang digunakan dalam logika. Struktur if-then dalam bahasa
pemrograman berbentuk:
If c then S
Dalam hal ini c adalah sebuah ekspresi logika yang menyatakan syarat atau
kondisi, sedangkan S berupa satu atau lebih pernyataan. Ketika program dieksekusi
dan menjumpai pernyataan if-then, S dieksekusi jika c benar, tetapi S tidak dieksekusi
jika c salah.
Pernyataan if-then dalam bahasa pemrograman bukan proposisi karena tidak ada
korespondensi antara pernyataan tersebut dengan operator implikasi . Penginterpretasi
bahasa pemrograman (disebut interpreter atau compiler) tidak melakukan penilaian
kebenaran pernyataan if-then secara logika. Interpreter hanya memeriksa kebenaran
kondisi c, jika c benar maka S dieksekusi, sebaliknya jika c salah maka S tidak
dieksekusi.

Contoh:
Misalkan di dalam sebuah program yang ditulis dalam bahasa pascal terdapat
pernyataan berikut:
If then

9
Berapa nilai y setelah pelaksanaan pernyataan if-then di atas jika nilai dan sebelum
pernyataan tersebut adalah : (i) dan (ii)
Penyelesaian:
adalah ekspresi logika yang nilainya benar atau salah bergantung pada nilai dan ,
sedangkan adalah sebuah pernyataan aritmatka yang akan dieksekusi jika ekspresi
logika benar.
Misalkan, c : dan S :
- sebelum pernyataan if-then , maka ekspresi bernilai benar. Sehingga pernyataan
dilaksanakan, yang mengakibatkan nilai sekarang menjadi .
- sebelum pernyataan if-then , maka ekspresi bernilai salah Sehingga pernyataan
tidak dilaksanakan, dalam hal ini nilai tetap seperti sebelumnya, yaitu bernilai 5.
5. VARIAN PROPOSISI BERSYARAT
Terdapat bentuk implikasi lain yang berkaitan dengan p → q, yaitu proposisi
sederhana yang merupakan varian dari implikasi. Ketiga variasi proposisi bersyarat
tersebut adalah konvers, invers, dan kontraposisi dari proposisi asal p → q.
a. Konvers, yaitu sebuah pernyataan yang benar tetapi tidak perlu benar. Hal ini
disebabkan nilai kebenaran sebuah pernyataan tidak sama dengan konversnya.
jika p → qmaka konversnya q →p.
b. Invers, yaitu sebuah pernyataan yang diperoleh dengan membentuk sangkalan
terhadap anteseden dan konsekuennya. Jika p → qmaka invers~ p → ~ q.
c. kontraposisi yaitu sebuah pernyataan yang selalu benar sebab kedua pernyataan ini
saling logically equivalent (ekivalen secara logis). jika p → q maka
kontrapositifnya ~ q → ~ p

Atau dapat dituliskan sebagai berikut:


a. Konvers (kebalikan) : q →p
b. Invers :~p →~q
c. Kontraposisi :~q →~p
Tabel Kebenaran
P q ~p ~q p →q q →p ~p →~ ~q →~p

10
q
T T F F T T T T
T F F T F T T F
F T T F T F F T
F F T T T T T T

Tabel di atas memperlihatkan tabel kebenaran dari ketiga varian proposisi


bersyarat tersebut. Dari tabel tersebut terlihat bahwa proposisi
bersyarat p →q ekivalen secara logika dengan kontraposisinya, ~ q → ~p. Sedangkan
konvers q →p ekivalen secara logika dengan invers ~ p → ~ q. Ekivalen secara yang
dimaksud diatas adalah memiliki nilai kebenaran yang sama atau setara.
Contoh :
Tentukan konvers, invers, dan kontraposisi dari pernyataaan berikut “jika Amir
mempunyai mobil, maka ia orang kaya”.
Penyelesaian:
a. Konvers (kebalikan) : q →p
Jika Amir orang kaya, maka ia mempunyai mobil.
b. Invers :~p →~q
Jika Amir tidak mempunyai mobil, maka ia bukan orang kaya.
c. Kontraposisi :~q →~p
Jika Amir bukan orang kaya, maka ia tidak mempunyai mobil.

B. BENTUK BENTUK PROPOSISI


Proposisi dibagi menjadi tiga yaitu proposisi kategorik, proposisi hipotesis dan
proposisi disyungtif.
1. Proposisi Kategorik.
Proposisi kategorik adalah proposisi yang mengandung pernyataan tanpa adanya
syarat, seperti:
a. Hasan sedang sakit.

11
b. Anak-anak yang tingal diasrama adalah mahasiswa.
c. Orang rajin akan mendapatkan sesuatu yang lebih dari yang mereka harapan.
Proposisi kategorik yang paling sederhana terdiri dari satu term subyek, satu term
predikat, satu kopula dan satu quantifier. Kita akan jelaskan satu persatu antara
subyek, predikat, kopula, dan quantifier. Baik kita akan meluai dari subyek
sebagaimana kita ketahu mengenai subyek adalah sebuah term yang menjadi pokok
pembicaraan. Predikat adalah term yang menerangkan sbuyek. Kopula adalah kata
yang menyatakan hubungan antara term subyek dan term predikat. Quantifier adalah
kata yang menunjukan banyaknya satuan yang diikat oleh term subyek.
Sebagian Manusia Adalah Pemabuk

1 2 3 4
1: quantifier 2: term subyek 3: kopula 4:term predikat

Quantifier adakalanya kepada permasalahan universal seperti kata: seluruh,


semua.; ada kalanya menunjukan permasalahan partikular , seperti: sebagian,
kebanyakan; dan ada kalanya menunjukan permasalahan singular, tetapi
permasalahan singular biasanya quantifier tidak dinyatakan.
Apabila Quantifier suatu proposisi menunjukan kepada permasalahan universal
maka proposisi itu disebut proposisi universal; jika permasalahan partikular maka
akan disebut proposisi partikular, jika permasalahan singular, disebut proposisi
singular.
Perlu diketahui, meskipun dalam suatu proposisi tidak dinyatakan quantifier-nya
tidak berarti subyek dari proposisi tidak mengandung pengertian banyaknya
satuanyang diikatnya. Dalam keadaan apapun sunyek selalu mengandung jumlah
yang diikat. Sekarang perhatikan dahulu proposisi yang quantifier-nya dinyatakan:
Poposisi universal = Semua tanaman membutuhkan air
Proposisi partikular = sebagian manusia dapat menerima pendidikan tinggi.
Proposisi singular = Seorang yang bernama Hasan adalah seorang guru

12
Poposisi universal = Tanaman Membutuhakan air
Proposisi partikular = Manusia dapat menerima pendidikan tinggi.
Proposisi singular = Hasan adalah seorang guru
Proposisi tersebut dapat dinyatakan tanpa disebut quantifier-nya tanpa mengubah
kuantitas proposisinya:
Dalam proposisi ‘Tanaman membutuhkan air’, meskipun quantifiernya-nya tidak
dinyatakan, yang dimaksud adalah semua tanaman, karena tidak satupun tanaman
yang bisa tumbuh tanpa membutuhkan air. Pada proposisi ‘Manusia dapat menerima
pendidikan tingi’ yang dimaksud adalah sebagian manusia, karena tidak semua
manusia dapat menerima pendidikan tinggi. Sedangkan pada proposisi ‘Hasan adalah
guru’ yang dimaksud tentulah seorang, bukan beberapa orang.
Kopula, sebagai mana telah disebut, adalah kata yang menegaskan hubungan term
subjek dan term predikat dan term predikat baik hubungan mengiakkan maupun
hubungan mengingkari. Kopula menentukan kualitas proposisinya. Bila ia
mengiakan, proposisi positif dan bila mengingkari disebut proposisi negatif.
Proposisi positif : hasan adalah guru
Proposisi negatif : budi bukan seniman
Kombinasi antara kuantitas dan kualitas proposisi maka kita kenal enam macam
proposisi, yaitu :
Universal positif, seperti : Semua manusia akan mati
Partikular positif, seperti : Sebagian manusia adalah guru
Singular positif, seperti : Rudi adalah pemain bulu tangkis
Universal negatif, seperti : Semua kucing bukan burung
Partikular negatif, seperti : Beberapa mahasiswa tidak lulus
Singular negatif, seperti : Fatimah bukan gadis pemalu
Proposisi universal positif, kopulanya mengakui hubungan subyek dan predikat
secara keseluruhan, dalam Logika dilambangkan dengan huruf A. Proposisi partikular
positif kopula mengakui hubungan subyek dan predikat sebagian saja dilambangkan
dengan huruf I. Proposisi singular positif karena kopulanya mengakui hubungan
subyek dan predikat secara keseluruhan maka juga dilambangkan dengan huruf A.

13
Huruf A dan I masing-masing sebagai lambang proposisi universal positif dan
partikular positif diambil dari dua huruf hidup pertama kata Latin Affirmo yang
berarti mengakui.
Proposisi universal negatif kopulanya mengingkari hubungan subyek dan
predikatnya secara keseluruhan, dalam Logika dilambangkan dengan huruf E.
Proposisi partikular negatif kopulanya mengingkari hubungan subyek dan predikat
sebagian saja, dilambangkan dengan huruf O. Proposisi singular negatif karena
kopulanya mengingkari hubungan subyek dan predikat secara keseluruhan, juga
dilambangkan dengan huruf E. Huruf E dan O yang dipakai sebagai lambang tersebut
diambil dari huruf hidup dalam kata nEgo, bahasa Latin yang berarti menolak atau
mengingkari.
Dengan pembahasan diatas maka kita mengenal lambang, permasalahan dan
rumus proposisi sebagai berikut :

Lamban Permasalahan Rumus


g

A Universal Positif Semua S adalah P

I Partikular positif Sebagian S adalah P

E Universal negatif Semua S bukan P

O Partikular negatif Sebagian S bukan P

2. Proposisi Hipotesis
Proposisi hipotesis, yaitu proposisi yang sifat pengakuan atau pengingkaran yang
terkandung di dalamnya adalah dengan syarat. Proposisi hipotesis berdasarkan syarat
yang di dalamnya dibagi menjadi:
a. Proposisi Kondisional
Proposisi kondisional ialah proposisi yang menyatakan suatu kondisi hubungan
ketergantungan antara dua proposisi. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa

14
proposisi yang satu pasti mengikuti proposisi yang lainnya karena adanya suatu
kondisi tertentu.[6] Artinya, bila syarat terpenuhi maka kebenaran terjadi. Sebaliknya,
jika syarat tidak terpenuhi maka kebenaran tidak terjadi. Suatu proposisi kondisional
biasanya ditandai dengan “Jika…Maka”, “Kalau…Maka”, “Bila…Maka”,
“Apabila…Maka”, “Andaikata, Maka”.
Contoh: Jika hujan turun, maka jalan menjadi basah.
Setiap proposisi atau pernyataan kondisional terdiri dari dua komponen.
Komponen yang satu disebut anteseden dan komponen lainnya disebut konsekuen.
Anteseden adalah pernyataan setelah jika atau sebelum maka. Konsekuen adalah
pernyataan setelah maka. Dalam contoh di atas, antesedennya adalah hujan turun,
konsekuennya adalah jalan menjadi basah. Kadang-kadang kata maka dihilangkan
atau tidak dinyatakan. Susunan anteseden dan konsekuen pun kadang-kadang dibalik.
Misalnya, Jalan menjadi basah jika hujan turun.
Contoh tersebut menyatakan suatu hubungan kausal antara hujan turun dan jalan
menjadi basah.
b. Proposisi Disyungtif
Proposisi disyungtif adalah proposisi yang mengandung kemungkinan-
kemungkinan atau pilihan-pilihan. Proposisi disyungtif biasanya ditandai
dengan atau, atau...atau.
Perhatikan Contoh:
- Ani atau Ana yang tidak jujur.
Atau kamu diam atau ayahmu akan terus marah (= Kamu diam atau ayahmu akan
terus marah
Proposisi disyungtif dibedakan menjadi proposisi disyungtif dalam arti sempit
dan proposisi disyungtif dalam arti luas. Proposisi disyungtif dalam arti sempit hanya
mengandung dua kemungkinan, tidak lebih dan tidak kurang. Kedua kemungkinan itu
tidak dapat sama-sama benar. Dan dua kemungkinan itu hanya satu yang benar. Jika
kemungkinan yang satu benar maka kemungkinan yang lain pasti salah.
Perhatikan Contoh:
- Ayah ada di kantor atau di rumah.

15
Jika selanjutnya dikatakan Ayah ada di rumah, maka Ayah tidak ada di
kantor adalah pasti benar.
Proposisi disyungtif dalam arti luas pun mengandung pilihan antara dua
kemungkinan. Namun. kedua kemungkinan itu dapat sama-sama benar. Jika satu
kemungkinan benar, kemungkinan yang lain dapat benar juga. karena dapat
dikombinasikan.
Perhatikan Contoh:
- Dia yang pergi atau saya yang pergi.
Jika selanjurnya dikatakan Dia yang pergi, kita tidak dapat memastikan
bahwa Saya tidak pergi. Ada kemungkinan bahwa dia dan saya pergi bersama-sama.
c. Proposisi Konjungtif
Proposisi konjungtif adalah proposisi yang memiliki dua predikat, yang tidak
mungkin sama-sama memiliki kebenaran pada saat yang bersamaan. Proposisi ini
biasanya ditandai dengan tidak mungkin sekaligus ... dan
Perhatikan contoh:
- Engkau tidak dapat sekaligus berada di Jakarta dan di Surabaya pada saat yang sama.
Kebenaran suatu proposisi konjungtif tergantung pada suatu oposisi eksklusif
yang benar, yang berada di antara bagian-bagiannya. Bagian-bagian dan suatu
proposisi konjungtif disebut konjungsi. Proposisi-proposisi semacam ini dapat
dijabarkan menjadi dua proposisi hipotetis atau menjadi suatu kombinasi yang terdiri
dari proposisi hipotesis dan proposisi kategoris. Perhatikan contoh:
- Jika engkau berada di Jakarta, engkau tidak berada di Surabaya.
- Jika engkau berada di Surabaya, engkau tidak berada di Jakarta
3. Proposisi Disyungtif
Seperti juga proposisi hipotetik, proposisi disyungtif pada hakikatnya juga terdiri
dari dua buah proposisi kategorika. Sebuah proposisi disyungtif seperti : Proposisi
jika tidak benar maka salah ; jika dianalisis menjadi : ‘Poposisi itu benar’ dan
Proposisi itu salah”. Kopula yang berupa ‘jika’ dan ‘maka’ mengubah dua proposisi
kategorik menjadi permasalahan disyungtif. Kopula dari proposisi disyungtif
bervariasi sekali, seperti :

16
- Hidup kalau tidak makan adalah mati.
- Eko di kantin atau di perpus.
- Jika bukan Dian yang memberi maka Dodi.
Bentuk-bentuk proposisi disyungtif yaitu:
a. Proposisi disyungtif sempurna.
- Mempunyai alternatif kontradiktif
- Rumus : A mungkin B mungkin non B, seperti “Fajar mungkin masih hidup
mungkin sudah mati (non-hidup)”.
b. Proposisi disyungtif tidak sempurna.
- tidak sempurna alternatifnya tidak berbentuk kontradiktif.
- Rumus : A mungkin B mungkin C, seperti “Gilang berhelm hitam atau berhelm
putih”.

C. JENIS JENIS PROPOSISI


Proposisi dapat dibagi ke dalam 4 aspek, yaitu:
1. Berdasarkan bentuk
Berdasarkan bentuknya, proposis dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu:w
a. Proposisi tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat.
Perhatikan Contoh:
- Setiap barang harus disusun dan ditata dengan rapi.
- Pakaian ini dicuci dan dijemurkan oleh kakak.
b. Proposisi majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari d=satu subjek dan
lebih dari satu predikat.
Perhatikan Contoh:
- Semua mahluk hidup pasti bernapas.
- Semua orang terlihat bahagia hari ini.
2. Berdasarkan sifat
Berdasarkan sifat, proporsis dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:
a. Proposisi kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya
tidak membutuhkan / memerlukan syarat apapun.

17
Perhatikan Contoh:
- Setiap mahasiswa memiliki KTM sebagai identitasnya.
- Semua wajib pajak wajib membayar pajak.
b. Proposisi kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam
hubungan subjek dan predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
proposisi kondisional hipotesis dan disjungtif.
Contoh proposisi kondisional hipotesis:
- Jika hari ini tidak hujan, dia pasti akan menepati janjinya.
- Jika waktu dapat terulang kembali, aku pasti lebih berusaha lagi.
Contoh proposisi kondisional disjungtif (mempunyai 2 pilihan alternatif):
- Dia tidak jadi datang karena sibuk atau malas.
- David Beckham adalah seorang pemain bola atau model.
3. Berdasarkan kualitas
Berdasarkan kualitasnya, proposisi juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Proposisi positif merupakan proposisi yang memiliki persesuaian antara subjek dan
predikatnya.
Perhatikan Contoh:
- Semua manusia adalah mahluk hidup.
- Harimau adalah hewan buas.
- Semua insinyur adalah orang pintar.
b. Proposisi negatif merupakan kebalikan dari proposisi positif, dimana tidak ada
terdapat kesesuaian antara subjek dan predikatnya.
Perhatikan Contoh:
- Tidak ada seorang lelaki pun yang mengenakan jilbab.
- Semua aves bukanlah omnivora.
- Tidak ada tumbuhan yang dapat berjalan.
4. berdasarkan kuantitas
Berdasarkan aspek ini, proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
a. Proposisi umum atau universal adalah proposisi yang pada umumnya diawali dengan
kata semua atau seluruh

18
Perhatikan Contoh:
- Semua warga negara Indonesia wajib memiliki KTP sebagai identitasnya.
- Semua mahasiswa harus mengerjakan tugas yang diberikan dosen.
b. Proposisi khusus atau spesifik adalah proposisi yang pada uumnya diawali dengan
kata sebagian dan beberapa.
- Sebagian kendaraan bermotor diparkir di halaman belakang.
- Sebagian mahasiswa pulang ke kampung halaman untuk menghabiskan liburannya.
- Beberapa pelajar pergi ke sekolah dengan berjalan kaki

19
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Proposisi adalah pernyataan dalam bentuk kalimat yang dapat dinilai benar dan
salahnya. Bentuk-bentuk proposisi Proposisi dibagi menjadi tiga yaitu proposisi
kategorik, proposisi hipotesis, proposisi disyungtif.
Dalam proposisi kategorik itu yang mengandung pernyataan tanpa adanya syarat,
seperti :
Hasan sedang sakit
Sedangkan proposisi hipotesis itu pernytaan menggunakan syarat.
Contoh:
Jika hujan turun, maka saya tidak akan pergi
Dan proposisi disyungtif pada hakikatnya juga terdiri dari dua buah proposisi
kategorika. proposisi disyungtif seperti : Proposisi jika tidak benar maka salah.
Contoh: Hidup kalau tidak bahagia adalah susah.
Jenis-jenis proposisi
Proposisi dapat dibagi ke dalam 4 aspek, yaitu:
1. Berdasarkan bentuk
2. Berdasarkan sifat
3. Berdasarkan kualitas
4. Berdasarkan kuantitas

B. SARAN
Manusia dalam berbuat tentunya terdapat kesalahan yang sifatnya tersilap dari
yang telah ditetapkan atau seharusnya. Apalagi dalam Tugas menyusun makalah ini.
Untuk itu, penulis (Kelompok V) harapkan dari pembaca, khususnya kepada Mata

20
Kuliah MATEMATIKA KOMPUTER YakniBapak SUHERMAN mohon kritik dan
sarannya guna perbaikkan penyusunan selanjutnya.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://cahdueso.blogspot.co.id/2015/09/proposisi.html
http://budimakaado.blogspot.co.id/2014/06/makalah-tafsir-kejadian-ishak-lahir.html
http://hadirukiyah.blogspot.co.id/2009/08/proposisi.html
http://syarofisukses.blogspot.co.id/2014/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html
http://qunk-ndal-fuck.blogspot.co.id/2011/04/makalah-pengolahan-proposisi-
majmuk.html
http://kaharmusakkar97.blogspot.co.id/2015/03/makalah-hudud-dan-hikmahnya.html
http://sheetmath.blogspot.co.id/2016/06/contoh-soal-proposisi-dan-tabel.html
http://wildatulawwaliah.blogspot.co.id/

22

You might also like