You are on page 1of 25

MATA KULIAH : KEPERAWATAN JIWA

DOSEN MATKUL : RUSNI MATO, S.Kep, Ns, M.Kes

TAK DEFISIT PERAWATAN DIRI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4
TINGKAT 3C

ANDI NABILA FACHRUDDIN PO713201211098

ANDI VEBY AYU SITTIARA PO713201211101

KHUZNUL UZMA HIJZAH PO713201211118

NUR AULIAH. S PO713201211122

NURMAHARANI. L PO713201211128

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN MAKASSAR

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

2023
MATA KULIAH : KEPERAWATAN JIWA
DOSEN MATKUL : RUSNI MATO, S.Kep, Ns, M.Kes

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : DEFISIT PERAWATAN


DIRI

A. Latar Belakang
Terapi aktivitas kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok
pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau arahkan oleh
seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih (Iyus Yosep, 2009). Terapi
aktivitas kelompok adalah terapi psikologis yang dilakukan secara kelompok untuk memberikan
stimulus bagi klien dengan gangguan interpersonal (Iyus Yosep, 2009). Terapi aktivitas
kelompok dibagi menjadi empat yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi, terapi
aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas kelompok stimulus realita dan terapi
aktivitas kelompok sosialisasi (Birckhend, 2006).
Salah satunya adalah defisit perawatan diri (Personal Hygiene). Kurang perawatan diri
pada klien dengan gangguan jiwa merupakan Suatu keadaan di mana seseorang mengalami
kerusakan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan (Kegiatan hidup sendiri). Defisit
perawatan diri merupakan akibat dari ketidakmampuan seseorang dalam perawatan diri.
Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri secara mandiri,
dan toileting secara mandiri.
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri
menurun, makan secara mandiri, berhias secara mandiri, dan toileting, buang air besar/buang
air kecil (Damaiyanti, 2008).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
a. Klien mampu memahami pentingnya kebersihan diri dan perawatan diri secara
maksimal
b. Klien mampu melakukan perawatan diri dengan baik
2. Tujuan Khusus :
a. Klien mampu memahami manfaat dan pentingnya perawatan diri
b. Klien mampu mempraktekkan cara mandi/kebersihan diri yang baik dan tepat
c. Klien mampu melakukan perawatan diri (makan dan minum)
d. Klien mampu melakukan BAK dan BAB dengan baik
C. Landasan Teori
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi modalitas sebagai
bentuk psikoterapi yang dilakukan oleh sekelompok klien dengan jalan berdiskusi satu lain
yang di pimpin dan diarahkan seseorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang terlatih.
Terapi aktivitas kelompok dibagi menjadi empat, yaitu terapi aktivitas kelompok
stimulasi persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas kelompok
stimulus realita dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi (Birckhend, 2006).
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi sensori adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan pada pasien gangguan jiwa
yaitu defisit perawatan diri. Yaitu melatih klien mempersepsikan stimulus yang disediakan
atau stimulus yang pernah dialami, kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan
tiap sesi.
Defisit perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya kesehatan dan kesejahteraan sesuai
kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat
melakukan perawatan diri (Depkes, 2000).
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri
menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri,
makan secara mandiri, berhias secara mandiri dan toileting buang air besar/buang air kecil.
Terapi aktivitas kelompok yang dilaksanakan pada klien dengan gangguan defisit
perawatan diri ialah untuk meningkatkan kemampuan klien dalam merawat diri. Kemampuan
merawat diri yang dilatih dalam TAK ini terdiri dai kemampuan dalam kebersihan diri,
kemampuan dalam berdandan, kemampuan makan-minum, dan toileting.
Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi yaitu klien dilatih mempersepsikan
stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah dialami, kemampuan persepsi klien
dievaluasi dan ditingkatkan tiap sesi.

D. Klien
1. Karakteristik/kriteria anggota
a. Semua pasien yang mengalami gangguan jiwa dengan gangguan defisit perawatan
diri
b. Klien yang tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk, dalam keadaan tenang
c. Klien ruangan
d. Klien yang mudah mendengarkan dan mempraktekkannya
e. Klien yang mudah diajak berinteraksi (kooperatif)
2. Proses seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria
d. Membuat kontrak dengan klien mengenai setuju atau tidaknya ikut TAK, meliputi :
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main
dalam kelompok

E. Strategi Pelaksanaan
1. Hari/Tanggal : Senin, 09 Oktober 2023
2. Tempat Kegiatan : Ruang Kenanga
3. Waktu Kegiatan : 10.00 – 10.30 WITA
Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
Terapi kelompok (20 menit)
Penutup (5 menit)
4. Metode Kegiatan : 1. Diskusi dan tanya jawab
2. Simulasi
5. Jenis TAK. : Simulasi Persepsi

F. Mekanisme Kegiatan TAK


No Waktu Kegiatan Terapis Kegiatan Peserta
1. 5 menit Pelaksanaan :
a. Orientasi
1) Salam terapeutik
- Terapis mengucapkan salam - Menjawab salam
- Memperkenalkan terapis - Mendengarkan dan
memperhatikan
2) Evaluasi/validasi
- Menanyakan perasaan - Menjawab pertanyaan
pasien saat ini
3) Kontrak
- Menjelaskan tujuan kegiatan - Mendengarkan dan
- Membuat kontrak waktu memperhatikan
kegiatan
- Menjelaskan aturan main
b. Kerja
1) Melaksanakan kegiatan sesuai
dengan aturan main, sbb:
- Mengikuti kegiatan sesuai - Mengikuti kegiatan sesuai
main aturan aturan main
- Menjelaskan kegiatan yang
dilaksanakan.
- Terapis memperagakan cara
kebersihan diri mandi.
- Terapis mengobservasikan
klien selama memperagakan
cara kebersihan diri mandi
- Setelah melihat peragaan
cara keberihan diri mandi,
2. 20 menit
masing-masing klien diberi
game dan memperagakan
kesempatan cara kebersihan
diri mandi dan maknanya
untuk kebersihan diri
- Setelah menceritakan selesei
klien presepsinya terapis
mengajak klien lain bertepuk
tangan dan memberikan
pujian

2) Menjelaskan antisipasi masalah - Melaksanakan antipasti


(jika ditemukan saat kegiatan masalah yang ditentukan
berlangsung) terapis (jika ada)
c. Terminasi
1) Evaluasi pencapaian tujuan - Mengungkapkan
- Menyanyakan perasaan pendapat
klien setelah mengikuti TAK
- Menyanyakan perasaan
klien (terkait dengan aspek
3. 5 menit tujuan khusus yang ingin
dicapai)

2) Memberikan rencana tindak


lanjut. - Menyetujui memberikan
3) Kontak TAK berikutnya (jika pendapat rencana
TAK dilanjutkan) selanjutnya

G. Pengorganisasian Kelompok
 Leader
Uraian tugas pelaksana :
1. Memimpin jalannya Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
2. Memimpin diskusi kelompok
3. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK
4. Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannya terapi
5. Sebagai role-model
6. Menjelaskan jalannya permainan dan melakukan kontrak waktu
 Co-Leader
Uraian tugas pelaksana :
1. Mendampingi leader
2. Membantu leader dalam mengorganisir anggota kelompok
3. Menyediakan media
 Fasilitator
Uraian tugas pelaksana :
1. Ikut serta dalam kegiatan kelompok
2. Membantu leader dalam memberikan stimulus dan motivator kepada anggota kelompok
untuk berperan aktif mengikuti jalannya terapi
3. Memfokuskan kegiatan
4. Membantu mengkoordinasi anggota kelompok
5. Duduk di sela-sela pasien
 Observer
Uraian tugas pelaksana :
1. Mengobservasi semua respons klien
2. Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan perilaku klien
3. Duduk tidak di lingkungan permainan atau diluar
4. Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses hingga penutupan
5. Mengevaluasi tugas leader, fasilitator dan co-leader

H. Setting Tempat

: Leader
: Co-Leader
: Klien
: Fasilitator
: Observer
KASUS KEPERAWATAN JIWA
Seorang Ny. A umur 40 tahun, alamat Jalan Landak Baru, agama Islam, pendidikan terakhir
lulusan SMP, status pasien belum menikah, dan belum mempunyai pekerjaan. Pasien masuk RSKJ
pada tanggal 17 Agustus 2023 jam 09.00 WITA, No. RM 1105639, di ruangan Kenanga dibawa oleh
keluarganya dengan keluhan sering menyendiri, melamun, menarik diri, tidak mau berinteraksi,
merasa ingin sendiri, tidak mau mandi selama 3 hari, BAB/BAK sembarangan dan sering berbicara
sendiri. Pasien terlihat suka menyendiri hanya tiduran di tempat tidur, tidak mau mandi, rambut tidak
disisir, kuku tampak panjang & kotor, sering BAB/BAK sembarangan, mulut dan gigi tampak kotor,
baju pasien juga tampak kotor dan lusuh, tidak ada kontak mata, tidak mau berinteraksi dan
menunduk saat ditanya. Ny.A mengatakan ia pernah dirawat di RSKJ sebelumnya pada tahun 2022.
Pasien sudah 3 kali dibawa ke RSKJ untuk terapi pengobatan tetapi tidak berhasil karna putus obat
sebab pasien merasa sudah sembuh. Pasien mengatakan pusing karena sering bertengkar dengan
keluarganya dikucilkan di lingkungannya karena sering menyendiri, dan tidak mau berinteraksi.
Tidak ada riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Ny.A mengatakan ia sudah
tidak lagi bekerja karena orang-orang tidak mau menerimanya bekerja sebab ia malas dalam
mengerjakan pekerjaannya. Dari hasil pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan data sebagai berikut,
TD : 120/80mmHg, N : 70 x/menit, S : 37,2°C dan RR : 18 x/menit.

Peran :
Leader : Andi Nabila Fachruddin
Co-Leader : Nurmaharani. L
Fasilitator : Khuznul Uzma Hijzah
Observer : Andi Vaby Ayu Sittiara
Pasien : Nur Auliah. S

Suatu pagi di ruang Kenanga, RSKJ dilakukan terapi aktivitas kelompok pada klien gangguan
jiwa dengan diagnosa defisit perawatan diri (posisi duduk pasien melingkar, duduk diatas kursi
masing-masing, leader dan co-leader berdiri di posisi tengah pasien, sedangkan fasilitator dan
observer berdiri diantara pasien).
Sesi 1 : Memperkenalkan Diri, Menyebutkan Manfaat Perawatan Diri
a. Tujuan :
1. Klien mampu memperkenalkan diri
2. Klien mampu memahami pentingnya kebersihan diri dan perawatan diri
3. Klien mampu memahami manfaat kebersihan diri dan perawatan diri

b. Setting :
1. Klien duduk melingkar
2. Tempat tenang dan nyaman

c. Alat :
1. Buku catatan dan pulpen
2. Bola
3. Sound/speaker

d. Metode :
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Simulasi

e. Langkah-langkah kegiatan :
1. Orientasi
Leader : “Assalamualaikum, selamat pagi, bapak dan ibu semuanya.”
Pasien : “Pagi, sus” (seluruh pasien menjawab serentak)
Leader : “Oke baik, sebelumnya disini ada yang kenal sama saya nggak?”
Pasien : “Tidak, sus”
Leader : “Begitu ya, baik bapak dan ibu, perkenalkan kami mahasiswa dari Poltekkes
Kemenkes Makassar, nama saya perawat (nama lengkap), bisa dipanggil
perawat (……….). Disini saya bertugas memimpin kegiatan kita pagi ini. Nah,
sebelum kita memulai kegiatan, kita berkenalan dulu dengan teman-teman
saya, hari ini
Co-Leader : “Selamat pagi bapak dan ibu perkenalkan nama saya (……….), bisa
dipanggil perawat (………..). Saya bertugas sebagai wakil ketua pada kegiatan
hari ini.”
Fasilitator : “Perkenalkan nama saya (……….), bisa dipanggil perawat (………..). Saya
bertugas sebagai fasilitator.”
Observer : “Perkenalkan nama saya (……….), bisa dipanggil perawat (………..). Saya
berugas sebagai observer.”
Leader : “Nah, semuanya sudah berkenalan, salam kenal ya bapak ibu. Bagaimana
kabar bapak dan ibu semua pagi ini?”
Pasien : “Baik, sus”
Leader. : “Alhamdulillah ya semuanya baik, saya mau tanya sudah pernah ikut
kegiatan TAK tidak?”
Pasien. : “sudah sus”
Leader : “baik, kalo sudah pernah ikut kegiatan seperti ini. Jadi, kita akan
melaksanakan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) yaitu yang pertama
memperkenalkan diri, lalu membahas tentang pentingnya kebersihan diri dan
akibat apabila tidak melakukan perawatan diri”
Leader : “Kita akan melaksanakan TAK ini selama kurang lebih 30 menit di ruangan
ini. Nah, tujuan dilaksanakan TAK ini sendiri yaitu supaya bapak dan ibu
dapat mengenal satu sama lain dan memahami tentang seberapa pentingnya
kebershan diri dan perawatan diri. Jika bapak atau ibu ingin meninggalkan
tempat ini, bapak atau ibu harus meminta izin dulu kepada saya, tapi saya
berharap bapak dan ibu bisa mengikuti kegiatan ini dari awal sampai selesai
selama 30 menit kedepan.”
Pasien : “Iya, sus”

2. Tahap Kerja
Leader : “Baiklah sebelumnya saya ingin tanya, mengapa kebersihan itu penting
untuk diri kita?”
Pasien : “Tidak tau, sus”
Leader : “Baiklah, karena bapak ibu belum tau, saya akan menjelaskan apa sih
pentingnya kebersihan diri itu. Yaitu agar tubuh kita tetap sehat dan bersih,
kebersihan diri yang terjaga juga dapat mengurangi resiko penularan
penyakit.”
Pasien : “Oh, begitu sus”
Leader : “Iya, bapak ibu. Disini ada ada yang tau nggak manfaat kebersihan diri?”
Pasien : “Agar terlihat bersih, sus”
Leader : “Nah, betul sekali, nah sekarang kalau cara menjaga kebersihan diri ada yang
tau nggak? Contohnya seperti apa? Bagaimana?”
Pasien : “Mandi, sus”
Leader : “Iya betul, bagus sekali. Mandi salah satu cara menjaga kebersihan diri.
Selain mandi, gosok gigi, keramas, berpakaian dan berhias juga salah satu cara
menjaga kebersihan diri. Jadi mulai sekarang bapak ibu sudah bisa ya
melakukan kegiatan mandi seterusnya. Kalau kita rajin menjaga kebersihan
diri, bapak ibu jadi lebih bersih, segar, rapi dan wangi. Menjaga kebersihan
diri sama dengan menjaga kesehatan, bapak ibu. Kalau bapak ibu sehat, nggak
bakal deh gampang kena penyakit. Semuanya paham?.”
Pasien : “paham sus”
Co-Leader : “nah jadi selanjutnya kita akan bermain game. Nanti saat musik dinyalakan,
bolanya harus dioper ke kanan dan pada, saat musiknya mati dan siapa yang
memegang bola terakhir, maka dia harus bisa memperkenalkan dirinya :
salam, nama, hobi, dan asalnya (memberikan contoh) .Baik kita mulai
nyalakan musiknya ya.
Pasien : Baik sus
Co-Leader : Tolong fasilitator mulai musiknya
(musik berhenti di pasien)
Co-Leade : iya yang terakhir memegang bola terakhir ibu ……. Ayo ibu silahkan
memperkenalkan diri
Pasien : (Pasien memperkenalkan diri salam, nama lengkap, nama panggil, hobi, dan
asalnya)
Fasilitator : Wah tepuk tangan buat ibu…..

3. Tahap Terminasi
Leader : “Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah mengikuti kegiatan ini?”
Pasien : “Senang, sus. Seru”
Leader : “ Tolong observer membacakan hasil evaluasi kegiatan”
Observer : Baiklah terimakasih leader telah memberikan saya kesempatan membacakan
hasil obervasi saya, TAK dimulai jam 10.00 selesai jam 10.30 untuk waktu
pelaksaan tepat waktu dilakukannya kegiatan, jalannya TAK sangat meriah
karna semua partisipan aktif dan antusias serta fasilitator mampu menghandle
partisipan dengan baik, partisipan dapat mengevaluasi dan validasi isi kegiatan
dan partisipan tampak senang dalam kegiatan. Sekian hasil observasi saya
Leader : “Baiklah terimakasih. Bapak dan ibu sekalian, tidak terasa ya sudah 30 menit
kita disini, sesuai kesepakatan kita, kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok
(TAK) ini kita akhiri ya bapak ibu, kegiatan kita hari ini akan dilanjut lagi
pada acara TAK besok jam 10.00 pagi, masih di ruangan ini juga, karena
besok kita akan bersama-sama mencoba untuk langsung mempraktekkan cara
perawatan diri yang baik dan benar, bagaimana bapak ibu? Apakah bapak dan
ibu setuju?”
Pasien : “Setuju, sus”
Leader : “Ya sudah kalau semua setuju, sekarang kami permisi dulu ya bapak ibu,
selamat pagi, Assalamualaikum.”

f. Evaluasi dan Dokumentasi :


Menyebutkan
Nama Menjelaskan Manfaat
No Memperkenalkan Diri Contoh Kebersihan
Klien Kebersihan Diri
Diri
1
2
3

Petunjuk:
 Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama peserta untuk tiap peserta, beri
penilaian tentang kemampuan menyebutkan manfaat, pentingnya perawatan diri cara menjaga
kebersihan diri dan akibat apabila tidak melakukan perawatan diri. Beri tanda jika klien mampu
dan tanda jika klien tidak mampu.
 Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.
Sesi 2 : Mampu Melakukan Perawatan Diri dan Kebersihan Diri (Mandi)
a. Tujuan :
1. Klien mampu memahami pentingnya kebersihan diri dan perawatan diri
2. Klien mampu memahami manfaat kebersihan diri dan perawatan diri

b. Setting :
1. Klien duduk melingkar
2. Tempat tenang dan nyaman

c. Alat :
1. Alat mandi sesuai jumlah klien TAK (ember, gayung mandi, handuk, sabun dan sikat gigi)
2. Musik

d. Metode :
1. Diskusi dan demonstrasi
2. Simulasi

e. Langkah-langkah kegiatan :
1. Orientasi
Leader : “Assalamualaikum, selamat pagi bapak dan ibu semua.”
Pasien : “Pagi, sus”
Leader : “Wah, bagus sekali ya bapak dan ibu pada semangat di pagi ini, nah
sebelumnya ada yang masih ingat dengan nama saya?”
Pasien : “Ingat, sus”
Leader : “Wah, hebat semuanya masih ingat dengan saya. Bagaimana kabarnya hari
ini bapak dan ibu?”
Pasien : “Baik, sus”
Leader : “Alhamdulillah, kabar bapak dan ibu baik semua. Nah, disini udah pada
mandi belum?”
Pasien : “Belum sus, dingin.”
Leader : “Baiklah, bapak ibu sekalian jadi hari ini kita akan melakukan kegiatan
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) mengenai cara menjaga kebersihan diri
dengan tujuan bapak ibu tetap bersih, rapi dan wangi selama berada disini.
Pada sesi ini kita akan berbincang-bincang tentang cara menjaga perawatan
diri khususnya mandi, untuk waktu kegiatan sekitar 30 menit ya, bagaimana
bapak ibu setuju?”
Pasien : “Setuju, sus”

2. Tahap Kerja
Leader : “Baiklah, sebelumnya saya ingin menanyakan kepada bapakk ibu disini
kenapa kita harus mandi atau apa sih manfaat dari kebersihan itu? Ayo siapa
yang bisa jawab?”
Pasien 1 : “Supaya terlihat cantik, sus”
Pasien 2 : “Biar ga bau, sus”
Leader : “Wah, benar ya biar cantik dan juga wangi. Ada lagi kenapa kita harus mandi
bapak ibu?”
Pasien 3 : “Supaya bersih dan rapi, sus”
Leader : “Iya, benar sekali bapak ibu. Jadi, selain agar bersih, cantik, rapi dan wangi,
merawat kebersihan diri itu sangatlah penting untuk Kesehatan diri bapak dan
ibu agar terhindar dari penyakitnah, kira-kira kalau kita tidak teratur
melakukan kebersihan diri, masalah apa yang akan muncul?”
Pasien 1 : “Gatal-gatal, sus”
Pasien 2 : “Nggak mandi nanti jadi panuan, sus”
Leader : “Benar sekali bapak ibu semua selain bau badan, juga dapat menimbulkan
masalah penyakit lainnya seperti kudis, panu, kutu air dan gatal-gatal seperti
yang bapak dan ibu katakan tadi. Sekarang saya ingin bertanya lagi nih sama
bapak ibu, kira-kira mandi dan menggosok gigi yang baik itu harus berapa kali
dalam sehari?”
Pasien 1 : “1 kali, sus”
Pasien 2 : “Iya 1 kali aja sus, biar hemat air.”
Leader : “Hm, jawabannya masih kurang tepat semua nih bapak dan ibu, jadi kita itu
harus mandi dan menggosok gigi minimal 2 kali dalam sehari, di pagi dan
malam. Dan setelah mandi, kita lanjut mengganti pakaian dan menyisir rambut
supaya terlihat lebih rapi dan bersih.”
Pasien : “Oh, begitu ya, sus”
Leader : “Iya, begitu bapak ibu. Nah, sekarang bagaimana kalau kita belajar
bagaimana cara perawatan diri yang baik dan benar? Kita mulai dulu dari
mandi dan menggosok gigi.”
Pasien : “Boleh, sus”
Leader : “Sebelum itu, ada yang masih ingat alat apa saja yang dibutuhkan untuk
mandi dan menggosok gigi?”
Pasien : “Gayung, sabun, shampoo, sikat gigi.”
Leader : “Wah bagus, Bapak dan ibu disini hebat ya. Nah sekarang saya akan
mendemonstrasikan atau mempraktekkan bagaimana cara mandi dan
menggosok gigi yang baik dan benar, Bapak dan ibu perhatikan ya. Pertama
siram seluruh tubuh termasuk rambut dengan air, lalu ambil shampo, gosokkan
pada kepala sampai berbusa, lalu bilas hingga bersih. Nah, selanjutnya ambil
sabun, dan gosokkan di seluruh tubuh dengan merata dari leher sampai kaki
jangan lupa sela-sela jari, lalu bilas kembali dengan air hingga bersih,
kemudian jangan lupa menggosok gigi dengan pasta gigi, gosokkan seluruh
gigi mulai dari depan ke belakang. Setelah itu kumur-kumur hingga bersih.
Dan terakhir siram lagi seluruh badan sampai bersih lalu keringkan dengan
handuk seperti ini. Selanjutnya kita akan adakan game ya. Disini saya punya
sikat gigi, nah cara gamenya kita akan opor-opor sikat gigi ini ke teman
disebelah kita selama musik berlangsung, saat musiknya mati dan siapa yang
memegang sikat gigi terakhir, maka dia harus bisa mengerjakan tugas dari
saya ya. Nah, bagaimana bisa kita mulai?”
Pasien : “Baik, sus”
Leader : “Fasilitator tolong dibantu bapak ibu kita ya.”
Co-Leader : “Baiklah, saya akan memutar musiknya ya, kita mulai 1 2 3…”
(Co-Leader mengkontrol music saat game dimulai)
Co-Leader : “Wah, musiknya sudah mati, ibu (………). Nih, yang masih megang sikat
giginya. Nah, sekarang coba ibu (………) peragakan kembali bagaimana cara
mandi dengan baik dan benar.”
Pasien : “Saya malu, sus”
Fasilitator : “Ayo ibu (………) pasti bisa, nggak usah malu bu.”
Pasien : “Saya akan memperagakan cara mandi, pertama membuka pakaian terlebih
dahulu lalu siram seluruh anggota badan dari kepala sampai kaki, lalu ambil
shampoo pijatkan sampai merata lalu bilas. Selanjutnya sabun kan badan
semuanya lalu siram kembali, dan keringkan dengan handuk.”

3. Tahap Terminasi
Co-Leader : “Wah, bagus sekali ya bu (…….…), ayo semua tepuk tangan buat ibu
(………..) telah berani menjawab pertanyaan dari saya, selanjutnya bagaimana
perasaan bapak ibu semua setelah kita melakukan kegiatan ini?”
Pasien 1 : “Senang sekali, sus”
Pasien 2 : “Seru, sus”
Co-Leader : “Alhamdulillah ya semua antusias menjalani kegiatan ini. Saya turut senang
karena bapak ibu aktif dalam kegiatan ini. Nah, siapa yang bisa jelaskan
kembali dari kegiatan kita tadi?”
Pasien 3 : “Kebersihan diri itu penting, sus. Mencegah kita dari berbagai penyakit,
kalau kita menjaga kebersihan diri, kitab isa wangi dan cantik.”
Pasien 1 : “Kebersihan diri dengan cara mandi dan gosok gigi dilakukan 2 kali sehari,
sus”
Fasilitator : “Wah, pintar sekali ya bapak ibu.”
Leader : “Tolong, observer membacakan hasil evaluasinya”
Observer : Baiklah terimakasih leader telah memberikan saya kesempatan membacakan
hasil obervasi saya, TAK dimulai jam 10.00 selesai jam 10.30 untuk waktu
pelaksaan tepat waktu dilakukannya kegiatan, jalannya TAK sangat meriah
karna semua partisipan aktif dan antusias serta fasilitator mampu menghandle
partisipan dengan baik, partisipan dapat menjelaskan akibat apabila tidak
menjaga kebersihan diri, memahami manfaat menjaga kebersihan diri, serta
dapat memperagakan cara mandi yang benar. partisipan semuanya tampak
senang dalam kegiatan. Sekian hasil observasi saya
Leader : Baiklah, waktu kita sudah 30 menit berlalu, kegiatan kita akhiri sampai disini
ya bapak ibu, besok kita melakukan kegiatan TAK kembali disini, waktunya
jam 10.00 pagi lagi, apakah bapak ibu bersedia?”
Pasien : “Bersedia, sus”
Leader : “Baiklah, bapak ibu, besok kita kembali lagi jam 10.00 pagi disini,
terimakasih bapak ibu, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh”
Pasien : “Waalaikumsalam, sus”

f. Evaluasi dan Dokumentasi :


Menjelaskan Akibat Memahami Manfaat Memperagakan
Nama
No Apabila Tidak Menjaga Menjaga Kebersihan Cara Mandi yang
Klien
Kebersihan Diri Diri Benar
1
2
3

Petunjuk:
 Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama peserta untuk tiap peserta, beri
penilaian tentang kemampuan menyebutkan manfaat, pentingnya perawatan diri cara menjaga
kebersihan diri dan akibat apabila tidak melakukan perawatan diri. Beri tanda jika klien mampu
dan tanda jika klien tidak mampu.
 Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.
Sesi 3 : Mampu Melakukan Perawatan Diri (Berpakaian dan Berdandan : Berhias Diri)
a. Tujuan :
1. Klien mampu memahami manfaat berhias diri
2. Klien mampu memahami alat yang diperlukan dalam berhias diri
3. Klien mampu mempraktekkan cara berhias diri

b. Setting :
1. Klien duduk melingkar
2. Tempat tenang dan nyaman

c. Alat :
1. Peralatan rias Wanita : sisir, bedak, lipstick, ikat rambut
2. Peralatan rias Pria : sisir dan alat cukur kumis
3. Cermin

d. Metode :
1. Diskusi dan simulasi

e. Langkah-langkah kegiatan :
1. Orientasi
Leader : “Nah, sesuai kontrak kita kemarin, hari ini kita akan melakukan kegiatan
berhias diri. Agar ibu tahu apa sih manfaat berhias diri, yang kedua agar ibu
dapat menyebutkan alat dan bahan untuk berhias diri, dan yg ketiga ibu bisa
mempraktekkan cara berhias diri supaya terlihat cantik. waktu kegiatan hari
ini sekitar 30 menit ya. diharapkan tidak ada yg meninggalkan ruangan ini ya”
Pasien : “Baik, sus”
Leader : “Sebelum kita mulai kegiatan hari ini, saya mau nanya dulu nih sama bapak
dan ibu semua, ada yang inget nggak kegiatan TAK kita yang kemarin, kita
bahas apa?”
Pasien 1 : “Ingat, sus”
Pasien 3 : “Saya ingat, sus. Cara mandi yang baik”
Leader : “Wah, betul. Kegiatan TAK kita yang kemarin membahas bagaimana caranya
melakukan perawatan diri yaitu dengan mandi yang baik dan benar.”

2. Tahap Kerja
Leader : “Sebelumnya, ada yg tau nggak manfaat berhias diri?”
Pasien 1 : “Supaya cantik, sus”
Leader : “Iya betul, ada yang tau lagi?”
Pasien 2 : “Enak dipandang”
Leader : “Iya bagus, selain terlihat cantik dan enak dipandang manfaat yg lain yaitu
membuat rasa nyaman dan meningkatkan penampilan diri terlihat percaya
diri”
Pasien : “Oh, begitu ya, sus”
Leader : “Sekarang, saya mau bertanya, siapa nih yang suka berdandan?”
Pasien : “Saya, sus”
Leader : “Apa yang sering dipakai kalau mau berdandan?”
Pasien : “Bedak dan lipstick”
Leader : “Wah iya betul, bisa sekalian diperagakan cara berdandan yang benar?”
Pasien : “Bisa, sus. Jadi, yang pertama itu memakai bedak, lalu menggunakan lipstik,
sudah sus.”
Leader : “Iya, bagus sekali ibu (..………) , yang dilakukan ibu (….…….) sudah benar
tapi masih ada lagi nih, jadi, cara berdandan yang benar itu yang pertama
memakai bedak, yang kedua menggunakan lipstik dan yang ketiga menyisir
rambut agar terlihat rapi dan terakhir jangan lupa rambutnya diikat. Apakah
sudah mengerti?”
Pasien : “Iya, sus. Mengerti”
Leader : “Nah, sekarang ada yang bisa, peragakan kembali bagaimana cara dandan yg
benar ya”
Pasien : (pasien terlihat malu-malu) saya suss tapi saya malu
Fasilitator : “Ayo ibu, tidak usah malu bu”
Pasien : “Baik sus, saya akan memperagakan cara berdandan yg benar, yang pertama
memakai bedak, yang kedua menggunakan lipstick dan yang ketiga menyisir
lalu rambutnya diikat.”
Leader : “Wah, ayo kita tepuk tangan untuk ibu (……….) karena sudah berani
memperagakan cara berdandan yang benar.”

3. Tahap Terminasi
Co-Leader : “Nah, bagaimana bapak ibu semua apakah sudah paham tentang pembahasan
yang tadi?”
Pasien : “Iya, paham susss”
Co-Leader : “Wahhh hebat sekali ya bapak dan ibu semua, saya harap semua sudah
paham dan nanti bisa dipraktekkan dalam kehidupan sehari-harinya.”
Pasien 1 : “Baik, suss”
Pasien 2 : “Bisa, susss”
Leader : “Bagaimana pembahasan kita hari ini?”
Pasien : “Seru sekali, suss”
Leader : “Alhamdulillah ya semua senang bisa mengikuti kegiatan kita hari ini. Nahh,
siapa yg bisa jelaskan kembali dari kegiatan kita tadi?”
Pasien : “Berhias diri dapat membuat kita merasa nyaman dan agar terlihat pede, sus”
Co-Leader : “Iya, benar sekali ibu (…..….) tepuk tangan dong untuk ibu (..…….). tolong,
observer membacakan hasil evaluasinya”
Observer : Baiklah terimakasih leader telah memberikan saya kesempatan membacakan
hasil obervasi saya, TAK dimulai jam 10.00 selesai jam 10.30 untuk waktu
pelaksaan tepat waktu dilakukannya kegiatan, jalannya TAK sangat meriah
karna semua partisipan aktif menjelaskan kembali manfaat berhias diri,
menyebutkan alat-alat dalam berhias diri,dan memperagakan cara berhias diri
serta fasilitator mampu menghandle partisipan dengan baik, partisipan dapat
mengevaluasi dan validasi isi kegiatan. Sekian hasil observasi saya
Co-Leader : Wah, waktu kita sudah 30 menit berlalu, kegiatan kita akhiri sampai disini
ya, besok kita akan melakukan kegiatan TAK lagi yang membahas BAB/BAK
dengan baik disini, waktunya jam 10.00 pagi lagi, apakah bapak ibu
bersedia?”
Pasien : “Bersedia, sus”
Leader : “Baiklah bapak ibu, besok kita kembali lagi jam 10.00 pagi disini, terima
kasih, Assalamualaikum”
Pasien : “Waalaikumsalam, sus”

f. Evaluasi dan Dokumentasi :


Nama Menjelaskan Manfaat Menyebutkan Alat-Alat Memperagakan
No
Klien Berhias Diri Dalam Berhias Diri Cara Berhias Diri
1
2
3

Petunjuk:
 Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama peserta untuk tiap peserta, beri
penilaian tentang kemampuan menyebutkan manfaat, pentingnya perawatan diri cara menjaga
kebersihan diri dan akibat apabila tidak melakukan perawatan diri. Beri tanda jika klien mampu
dan tanda jika klien tidak mampu.
 Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.
Sesi 4 : Mampu Melakukan BAB dan BAK dengan Cara yang Baik
a. Tujuan :
1. Klien mampu mengetahui cara BAB dan BAK yang baik dan benar
2. Klien mampu melaksanakan BAB dan BAK yang baik secara mandiri

b. Setting :
1. Klien duduk melingkar
2. Tempat tenang dan nyaman

c. Alat :
1. Pulpen

d. Metode :
1. Diskusi dan demonstrasi
2. Bermain peran

e. Langkah-langkah kegiatan :
1. Orientasi
Leader : “Assalamualaikum, selamat pagi bapak dan ibu semuanya. Wah, kita ketemu
lagi nih hari ini. Bapak dan ibu semua masih tetap sehat kan ya?”
Pasien : “Sehat semua, sus.”
Leader : “Alhamdulillah semua tetap sehat. Pada kegiatan TAK kemarin kita semua
sudah membahas banyak hal tentang perawatan diri ya. Nah, TAK hari ini kita
juga masih membahas itu bapak ibu, kalau hari ini topiknya bagaimana cara
BAB dan BAK yang baik dan benar. Kegiatan akan dilaksanakan sekitar 30
menit seperti biasanya.”

2. Tahap Kerja
Co- Leader : “Saya mau nanya dulu nih, kira-kira disini ada nggak ya yang masih BAB
atau BAK sembarangan? Tau nggak kalau BAB dan BAK juga harus
diperhatiin karena termasuk dalam menjaga kebersihan diri? Memperhatikan
kebersihan saat BAB dan BAK itu penting sekali, nggak boleh di sembarang
tempat. Coba bapak dan ibu sebutkan, kalau mau BAB dan BAK kita harus
kemana?”
Pasien : “Di kamar mandi, sus”
Co-Leader : “Wah, betul sekali. BAB dan BAK harus dilakukan di kamar mandi ya bapak
dan ibu. Nah, sebelum BAB dan BAK kita harus melepas pakaian bawah,
yaitu celana. BAB dan BAK dilakukan dengan posisi jongkok diatas closet,
hati-hati pakaiannya jangan sampai terkena kotoran. Kira-kira sebelum keluar
kamar mandi saat setelah BAB dan BAK kita harus ngapain dulu?”
Pasien : “Pakai celana sus?”
Co-Leader : “Iya, betul. Tapi jawabannya masih kurang tepat ya, sebelum pakai celana
kita harus menyiram tinja/kotoran dulu, lalu cebok yang bersih, yaitu dengan
menyiramkan air dari arah depan kebelakang, jangan sampai salah ya. Cara
tadi bertujuan untuk mencegah masuknya tinja/kotoran yang ada di anus
kebagian kemaluan. Nah selain itu, jamban/closet juga harus disiram sampai
bersih, tujuannya untuk mencegah penyebaran kuman berbahaya yang ada
pada tinja/kotoran tadi. Setelah itu, bapak dan ibu baru bisa merapikan pakaian
sebelum keluar dari kamar mandi, jangan lupa cuci tangan dengan sabun.
Bagaimana bapak dan ibu? Sampai sini paham?
Pasien : “Iya suster, paham”
Leader : Nah, coba ibu jelaskan kembali cara BAB dan BAK yang benar, sekalian
dipraktekkan juga bisa bu”
Pasien : “Nggak ah sus, saya malu, yang lain aja”
Fasilitator : “Ibu (………..) kenapa malu? Ayo bu, nggak apa-apa”
Pasien :“ Iya, sus. Jadi, kalau kita mau BAB atau BAK harus dikamar mandi, setelah
selesai siram closet sampai bersih, cebok juga sampai bersih baru rapikan
pakaian, dan cuci tangan sebelum keluar kamar mandi. Sudah, sus”
Leader : “Wah, bagus sekali ibu (….……), jadi semuanya saya harap sudah paham
dan bisa mempraktekkan dalam kehidupan sehari-harinya kebiasaan BAB dan
BAK yang baik dan benar seperti yang sudah kita bahas hari ini.”

3. Tahap Terminasi
Co-Leader : “Nah, bagaimana bapak dan ibu semua? Semuanya paham dengan
pembahasan kita hari ini?”
Pasien : “Paham, sus”
Co-Leader : “Ada yang bisa jelasin nggak nih, kenapa BAB dan BAK nggak boleh
disembarang tempat? Kenapa harus di kamar mandi? Dan kenapa setelah
selesai harus disiram hingga bersih?”
Fasilitator : “Ayo bapak ibu, siapa yang bisa jawab?”
Pasien 1 : “Biar bersih”
Pasien 2 : “Biar tidak mengotori lingkungan sekitar”
Pasien 3 : “Agar tidak menimbulkan penyakit yang disebabkan karena kotoran kita
sendiri”
Co-leader : “Wah, hebat, semuanya bisa menjawab pertanyaan tadi tolong, observer
membacakan hasil evaluasinya”
Observer : Baiklah terimakasih leader telah memberikan saya kesempatan membacakan
hasil obervasi saya, TAK dimulai jam 10.00 selesai jam 10.30 untuk waktu
pelaksaan tepat waktu dilakukannya kegiatan, jalannya TAK sangat meriah
karna semua partisipan aktif dan antusias serta fasilitator mampu menghandle
partisipan dengan baik, partisipan dapat mengevaluasi dan validasi isi kegiatan
dan partisipan tampak senang dalam kegiatan. Sekian hasil observasi saya
Leader : “Bagus sekali semuanya, saya lihat semuanya sudah paham tentang
pentingnya dan cara BAB/BAK yang benar nih. Oke, baik, berhubung waktu
yang sudah kita sepakati sekitar 30 menit sudah selesai, maka kegiatan kita
hari ini kita tutup ya, Assalamualaikum wr. wb”
Pasien : “Waalaikumsalam, sus”

f. Evaluasi dan Dokumentasi :


Menjelaskan Cara BAB/BAK Memperagakan Cara BAB/BAK
No Nama Klien
yang Baik dan Benar yang Baik dan Benar
1
2
3

Petunjuk:
 Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama peserta untuk tiap peserta, beri
penilaian tentang kemampuan menyebutkan manfaat, pentingnya perawatan diri cara menjaga
kebersihan diri dan akibat apabila tidak melakukan perawatan diri. Beri tanda jika klien mampu
dan tanda jika klien tidak mampu.
 Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.

You might also like