You are on page 1of 19

PNEUMONIA

PERNAPASAN EFEKTIF

KETERAMPILAN DASAR TINDAKAN KEPERAWATAN

KARYA TULIS ILMIAH OLEH

KELOMPOK 6

CINDY NUR WAHIDA

NURUL MELDA

STEVANNY

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PRATIDINA MAKASSAR

KELAS XII.A

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada Bapak Irsyan selaku
guru mata pelajaran Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan (KDTK)
yang telah memberi tugas kepada kami tentang penyakit “Pneumonia”

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap
lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca jadikan pengetahuan dalam
kehidupan sehari-hari khususnya mengenai penyakit syaraf.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 29 Juli 2022

Kelompok 3

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR...................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4
1.1. Latar belakang..................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah............................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................6
1.5 Metode Penulisan..............................................................................6
1.6 Sistematika penulisan........................................................................6
BAB II PEMBAHASAN................................................................................8
2.1 Definisi...............................................................................................8
2.2 Epidemiologi......................................................................................9
2.3 Etiologi...............................................................................................9
2.4 Patofisiologi.....................................................................................10
2.5 Manifestasi klinis..............................................................................11
2.6 Pemeriksaan penunjang..................................................................12
2.7 Diagnosa keperawatan....................................................................12
2.8 Intervensi keperawatan....................................................................13
2.9 Komplikasi.......................................................................................14
2.10 Penatalaksanaan...........................................................................15
2.11 Pencegahan.................................................................................. 16
BAB III PENUTUP.....................................................................................17
3.1 Kesimpulan......................................................................................17
3.2 Saran...............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................19

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Pneumonia adalah bentuk infeksi saluran pernapasan akut yang
mempengaruhi paru-paru. Paru-paru terdiri dari kantung-kantung kecil
yang disebut alveoli, yang diisi dengan udara ketika orang yang sehat
bernafas. Ketika seorang individu memiliki pneumonia, alveoli diisi dengan
nanah dan cairan, yang membuat bernapas menyakitkan dan membatasi
asupan oksigen.1 Pneumonia merupakan faktor penyebab kematian
terbesar pada anakanak di seluruh dunia, dengan kasus kematian
sebesar

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari penyakit pneumonia?
2. Bagaimana epidemiologi dari penyakit pneumonia?
3. Apa etiologi dari penyakit pneumonia?
4. Bagaimana patofisiologi dari penyakit pneumonia?
5. Apa manifestasi klinis dari penyakit pneumonia?
6. Apa pemeriksaan penunjang dari penyakit pneumonia?
7. Apa diagnosa keperawatan dari penyakit pneumonia?
8. Bagaimana intervensi dari penyakit pneumonia?
9. Apa saja komplikasi dari penyakit pneumonia?
10. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit pneumonia?
11. Bagaimana pencegahan agar terhindar dari penyakit
pneumonia?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan proses pembuatan Karya Tulis
Ilmiah ini siswa mampu mempratekkan pelayanan Keperawatan
dan siswa dapat menerapkan konsep dasar dalam memberikan

4
Asuhan Keperawatan pada klien khususnya pada kasus
Pneumonia, serta untuk mengetahui gambaran tentang penyakit
Pneumonia yang terjadi pada individu, keluarga dan
masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan Karya Tulis Ilmiah ini,
adalah :
a. Untuk mengetahui definisi dari penyakit pneumonia.
b. Untuk mengetahui epidemiologi dari penyakit pneumonia.
c. Untuk mengetahui etiologi dari penyakit pneumonia.
d. Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit pneumonia.
e. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari penyakit
pneumonia.
f. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari penyakit
pneumonia.
g. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan dari penyakit
pneumonia.
h. Untuk mengetahui intervensi dari penyakit pneumonia.
i. Untuk mengetahui saja komplikasi dari penyakit
pneumonia.
j. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari penyakit
pneumonia.
k. Untuk mengetahui pencegahan agar terhindar dari
penyakit pneumonia?

1.4 Manfaat Penulisan


1. Bagi Ilmu pengetahuan
Diharapkan dapat digunakan bahan pembelajaran dalam
penanganan khusus Pneumonia.
2. Bagi Institusi

5
Dapat digunakan sebagai informasi institusi pendidikan dan
pengembangan dan meningkatkan mutu dipendidikan yang akan
datang.
3. Bagi Lahan praktik
Dengan adanya penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat
menambah bahan bacaan untuk meningkatkan mutu pelayanan
yang lebih baik.
4. Bagi Masyarakat
Untuk memberikan informasi yang lebih memadai tentang
Pneumonia.

1.5 Metode Penulisan


Metode penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah melalui buku-
buku, jurnal penelitian dan artikel yang berisi tentang penyakit
Pneumonia.

1.6 Sistematika penulisan


Sistematika penulisan dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan
Penulisan, Manfaat Penulisan, Metode Penulisan, dan Sistematika
Penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
Yang berisi dari Definisi, Epidemiologi, Etiologi, Patofisiologi,
Manifestasi Klinis, Diagnosa Keperawatan, Intervensi, Komplikasi,
Penatalaksanaan dan Pencegahan.
BAB III PENUTUP
Yang berisi dari Kesimpulan dan Saran.
DAFTAR PUSTAKA

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Pneumonia termasuk salah satu penyakit Infeksi Saluran
Pernafasan Bawah Akut (ISPBA). Pneumonia merupakan radang paru
yang disebabkan mikroorganisme (bakteri, virus, jamur dan parasit).
Proses peradangan akan menyebabkan jaringan paru yang berupa alveoli
(kantung udara) dapat dipenuhi cairan ataupun nanah. Akibatnya
kemampuan paru sebagai tempat pertukaran gas (terutama oksigen) akan
terganggu. Kekurangan oksigen dalam sel-sel tubuh akan mengganggu
proses metabolisme tubuh. Bila pneumonia tidak ditangani dengan baik,
proses peradangan akan terus berlanjut dan menimbulkan berbagai
komplikasi seperti, selaput paru terisi cairan atau nanah (efusi pleura atau
empiema), jaringan paru bernanah (abses paru), jaringan paru kempis
(pneumotoraks). Bahkan bila terus berlanjut dapat terjadi penyebaran
infeksi melalui darah (sepsis) ke seluruh tubuh sehingga dapat
menyebabkan kematian (Dahlan dan Soemantri, 2001).

Kelompok pneumonia berat adalah penderita yang mengalami


batuk atau kerusakan pernafasan disertai salah satu tanda bahaya di atas
atau mengalami retraksi dinding dada bagian bawah ke dalam. Biasanya
keaadaan ini disebabkan oleh masuknya bakteri ke dalam tubuh,
sehingga diperlukan antibiotik dalam penanganannya dan harus dirawat di
rumah sakit. Jenis obat yang digunakan untuk kasus ini adalah
kotrimoksazol, amoksisilin peroral atau kloramfenikol secara
intramuskular, jika obat tidak dapat diberikan secara peroral. Alternatif lain
adalah penisilin dan seftriakson secara intramuskular (Anonim, 1985).

Kelompok pneumonia yang lain adalah pneumonia khusus yang


dapat disubklasifikasikan ke dalam kelompok yang normal (non-

7
imunosupresi) dan imunosupresi. Pneumonia pada pasien yang non-
imunosupresi, diantaranya: pneumonia mikoplasma, pneumonia virus dan
pneumonia Legionnaires, Sedangkan pada pasien yang imunosupresi,
misal pneumocystitis carinii pneumonia (PCP) merupakan tanda awal
serangan penyakit pada pasien AIDS (Acquired Immuno Deficiency
Syndrome). Selain itu, adapula kelompok pneumonia non-infektif,
diantaranya: aspiri pneumonia, lipid pneumonia, dan eosinofilik
pneumonia (Underwood, 1999).

Gambar 1.1 Perbedaan paru normal dan pneumonia.

2.2 Epidemiologi
Pneumonia bukanlah penyakit tunggal melainkan dapat terjadi
karena bermacam-macam penyebab dan diketahui adanya sumber
infeksi. Sumber utama infeksi adalah bakteri, virus, mikroplasma, jamur,
dan berbagai senyawa kimia maupun partikel. Penyakit ini dapat terjadi
pada semua umur namun manifestasi klinik terparah sering terjadi pada
anak dan penderita penyakit kronis (Sukandar, 2008).

8
2.3 Etiologi

Gambar 1.2 Etiologi pneumonia

a. Bakteri
Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut.
Organism gram positif : Steptococcus pneumonia, S.aerous, dan
streptococcus pyogenesis. Bakteri gram negative seperti
Haemophilus influenza, Klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa.
(Padila, 2013)
b. Virus
Disebabkan oleh virus influenza yang menyebar melalui transmisi
droplet. Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab
utama pneumonia virus. (Padila, 2013)
c. Jamur
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplamosis menyebar
melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya
ditemukan pada kotoran burung, tanah serta kompos. (Padila,
2013)

9
d. Protozoa
Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia. Biasanya
menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi. (Padila, 2013)
4. Patogenesis Pne

2.4 Patofisiologi
Pada kondisi normal, saluran pernafasan mempunyai mekanisme yang
efektif untuk melindungi diri dari infeksi oleh bakteri atau mikroba lain.
Partikel besar pertama kali disaring di jalan nafas. Ketika partikel kecil
terhirup, sensor sepanjang saluran nafas terpicu adanya reflek batuk atau
bersin yang melawan partikel tersebut untuk keluar lagi. Bakteri dan agen
infeksi lain akan dilawan di kantung alveoli oleh sistem imun tubuh,
makrofag dan sel darah putih. Sistem pertahanan ini pada keadaan
normal menjaga paru-paru agar tetap steril, tetapi jika sistem ini lemah
atau rusak maka bakteri, virus dan organisme lain penyebab pneumonia
akan masuk, menginfeksi dan menyebabkan terjadinya inflamasi di bagian
dalam paru-paru (Anonim, 2003).

2.5 Manifestasi klinis


Gejala klinis yang mungkin muncul dari orang yang dicurigai
menderita pneumonia adalah sebagai berikut.

1) badan terasa lemas dan pucat


2) ingatan dan kenangan yang salah, baik ingatan yang baru saja
ditemukan atau dari memori asli yang salah dalam urutan waktu
3) gangguan neurologis seperti gerakan yang tidak terkoordinir,
tremor dan kejang
4) kebingungan dan gangguan orientasi

Pneumonia anterograde, pneumonia jenis ini membuat penderitanya sulit


membentuk ingatan baru. Gangguan ingatan yang dialami penderita
pneumonia anterograde dapat bersifat sementara, misalnya setelah

10
seseorang mengonsumsi minuman beralkohol. Namun, pneumonia jenis
ini juga bisa bersifat permanen bila terjadi kerusakan di bagian otak.

Pneumonia retrograde, pada kondisi ini, penderita tidak bisa mengingat


informasi atau kejadian di masa lalu. Gangguan ini bisa dimulai dengan
kehilangan ingatan yang baru terbentuk, kemudian berlanjut dengan
kehilangan ingatan yang lebih lama, seperti ingatan masa kecil.

Pneumonia global sementara, pneumonia global sementara masih belum


bisa dimengerti sepenuhnya. Namun, hilang ingatan pada kondisi ini
biasanya bersifat ringan dan sementara. Saat mengalami jenis pneumonia
ini, penderita akan merasa bingung atau gelisah yang hilang timbul dan
berulang.

Pneumonia infantil, pneumonia infantil adalah kondisi yang menyebabkan


seseorang tidak bisa mengingat kejadian yang terjadi dalam 3 hingga 5
tahun awal kehidupannya. Kondisi ini juga dinamakan pneumonia masa
kanak-kanak.

2.6 Pemeriksaan penunjang


Pemeriksaan yang perlu dilakukan pada penderita pneumonia meliputi
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

1) pemeriksaan fisik
penderita biasanya menunjukkan tingkat kesadaran yang menurun,
tekanan darah yang menurun, takikaridia, febris, berat badan
menurun, dan tidak mau makan.
2) pemeriksaan penunjang
pemeriksaan penunjang pneumonia meliputi:
a) tes darah meliputi pengujian fungsi tiroid yang rendah, kadar
vitamin B12, tes darah rutin, hati dan fungsi ginjal

11
b) scan otak dilakukan untuk mendeteksi adanya stroke,
pendarahan dalam otak, atau cedera kepala yang
menyebabkan pneumonia.

2.7 Diagnosa keperawatan


Kemungkinan diagnosis yang muncul berdasarkan pemeriksaan,
manifestasi klinis, serta pengkajian yang dilakukan adalah:

1) perubahan proses berpikir berhubungan dengan perubahan


fisiologi dari kemampuan kognitif, kerusakan memori, disorientasi,
konflik psikologi akibat demensia
2) kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan hambatan
psikologi depresi
3) gangguan pola tidur berhubungan dengan stress psikologi akibat
depresi
4) inkontinensia fungsional bberhubungan dengan sensori, defisit
kognitif
5) nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mencerna makanan karena factor biologis
atau disfagia
6) disfungsi seksual berhubungan dengan penyakit dan demensia
7) deficit perawatan diri: mandi, kebersihan berpakaian, merawat
berhubungan dengan kerusakan perseptual.

2.8 Intervensi keperawatan


Tindakan keperawatan dan rasionalntya berdasarkan diagnosis nomor 1
adalah sebagai berikut.

Diagnosis: perubahan proses berpikir berhubungan dengn perubahan


fisiologi farri kemampuan kognitif kerusakan memori, disorientasi, konflik
psikologi akibat demensia.

Intervensi Rasional

12
Kaji fungsi kognitif, perubahan Proses mental dipengaruhi oleh
ingatan, pola pikir, disorientasi, tidur, perubahan metabolic dan
dan kesulitan berkomunikasi. fisiologik terkait dengan penuaan
Kaji keadaan konfusi, kemampuan Tingkat konfusi mungkin berkisar
alam mengambil keputusan, adanya dari disorientadi ringan ke tindak
delusi, halusinasi, tidak bias kooperatif samppai agitasi dan
istirahat, cemas, depresi, berkembang dalam jangka waktu
peningkatan intervensi, sering yang pendek atau menurun dalam
bertengkar. waktu yang pendek atau menurun
dalam jangka bulan
Kaji kemampuan koping terhadap Orang tua mengalam penurunan
kejadian, memakai kata kata ingatan pada kejadian yang baru
negative, interest, motivasi, dan ingatan yang aktif pada masa
kesombongan atau agresif, lalu dan kenangan tentang
perubahan pola ingatan kejadian yang menyenangkan,
mungkin menjadi asertif untuk
mengkompensasi perasaan
ketidakamanan, berkembang lebih
sempit ketertarikannya dan
mengalami kesulitan menerima
perubahan dalam gaya hidup
Kaji penyimpangan sensori, Mungkin menyebabkan konfusi
penggunaan obat, adanya nutrisi dan perubahan mental
yang buruk, dehidrasi, kerusakan
metabolic/saraf/jantung/paru atau
infeksi
Pertahankan orientasi selama Mempertahankan kenyataan dan
berinteraksi dengan cara pelan dan mencegah frustasi karena
lembut kehilangan ingatan dan
keterbatasan kemampuan

13
2.9 Komplikasi

Pneumonia dapat menganggu kehidupan sehari-hari penderitanya.


Jika terjadi terus menerus, kondisi ini dapat menyebabkan penurunan
kualitas hidup. Penderita bisa mengalami kesulitan saat bekerja,
bersekolah, atau bersosialisasi akibat kondisi ini. Jika pneumonia sudah
cukup parah, beberapa penderita bahkan harus mendapat pengawasan
atau tinggal di lembaga rehabilitasi.

Pengidap pneumonia juga dapat mengalami dissociative


disorder. Dalam kondisi tersebut, pengidap akan kehilang memori yang
ada dan mengalami kesulitan untuk mengenali dirinya sendiri. Dissociative
disorder disebabkan oleh stres yang berat dan muncul akibat kejadian
traumatis atau merupakan penyakit bawaan yang dari orang terdekat.

2.10 Penatalaksanaan
Pengobatan yang mempunyai nilai yang baik bagi pasien yang
menderita gangguan amnestic yang disebabkan oleh kerusakan pada otak
berupa intervensi psikodinamika, dimana klinisi membantu pasien untuk
mengatasi cederanarsisistik yang berkaitan dengan kerusakan pada
sistem saraf pusat. Intervensitersebut memiliki 3 fase, yaitu :

1. Fase pemulihan pertama : pasien tidak mampu memproses apa yang


terjadi karena pertahanan ego yang sangat besar. Oleh karena itu, klinisi
harus menjelaskan kepada pasien tentang apa yang terjadi. Ini
akanmemberikan pasien suatu ego penolong yang memberikan fungsi
ego yang hilang.

2. Fase pemulihan kedua : pasien mulai merealisasi tentang kejadian


cedera timbul dan mungkin menjadi marah dan merasa dikorbankan,
sehingga ia memandang orang lain sebagai jahat. Pada tahap ini, klinisi
harus menerima proyeksi pasien tanpa membalas, dan sekaligus
menjelaskan secara perlahan-lahan apa yang terjadi.

14
3. Fase pemulihan ketiga / Fase integratif : Pasien mulai menerima apa
yang terjadi. Pada tahap ini, klinisi harus membantu pasien membentuk
identitas baru dengan menghubungkan pengalaman diri sekarang dengan
pengalaman diri masa lalu.

Langkah pengobatan lain :

Obat-obatan

Sampai saat ini belum ada obat yang bisa memulihkan ingatan penderita
pneumonia. Namun, dokter dapat memberikan obat untuk mengatasi
penyebab yang mendasari pneumonia. Suplemen vitamin juga terkadang
diberikan untuk mencegah kerusakan sistem saraf yang lebih parah.

Terapi okupasi

Pasien akan disarankan untuk menjalani terapi okupasi. Terapi ini


bertujuan untuk membantu pasien mengenali informasi baru dan
memanfaatkan ingatan yang masih ada.

Penggunaan alat bantu

Penggunaan alat bantu, seperti smartphone, telepon, dan agenda


elektronik, akan membantu pasien mengingat aktivitas sehari-hari.

Selain itu, buku catatan dan foto-foto, seperti foto tempat atau foto
seseorang, juga dapat digunakan pasien untuk mengingat kejadian atau
orang sekitarnya.

2.11 Pencegahan
Pneumonia bisa dicegah dengan menghindari faktor risiko dan
penyebab dari pneumonia. Ini karena penyebab utamanya adalah
benturan keras pada kepala yang dapat mengakibatkan cedera.
Dianjurkan untuk menggunakan pelindung kepala saat olahraga atau

15
melakukan aktivitas sehari-hari seperti mengendarai motor. Hal ini
bertujuan untuk menghindari risiko kepala terbentur dengan keras jika
terjadi kecelakaan. Selain itu, karena pneumonia bisa disebabkan oleh
faktor lain, maka pencegahan juga bisa dilakukan dengan menghindari
merokok dan konsumsi alkohol berlebihan, menghindari penggunaan
obat-obat penenang, serta menjaga kesehatan mental karena stres dan
trauma juga bisa mengakibatkan pneumonia.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pneumonia merupakan salah satu gangguan ingatan. Secara garis
besar, pneumonia dapat didefinisikan sebagai keadaan yang ditandai oleh
gangguan daya ingat yang menyebabkan gangguan bermakna dalam
fungsi sosial atau pekerjaan.

Gejalanya adalah terdapat ketidakmampuan untuk mempelajari


informasi baru (pneumonia anterograd) dan gangguan pada kemampuan
untuk mengingat pengetahuan yang sebelumnya diingat (pneumonia
retrograd).

16
Dari segi anatomis, pneumonia disebabkan oleh kerusakan pada
strukturstruktur otak, terutama struktur diensefalik dan struktur lobus
midtemporalis.

Gangguan amnestik mempunyai banyak penyebab yang potensial,


termasuk defisiensi tiamin, hipoglikemia, hipoksia dan ensefalitis herpes
simpleks. Semua keadaan-keadaan tersebut dapat merusak lobus
temporalis, khususnya lobus temporalis, sehingga disertai dengan
perkembanan gangguan amnestik.

Mengenai penanganannya adalah dengan mengobati penyebab


dasar dari gangguan amnestik. Klinisi harus memberi petunjukkan suportif
tentang tanggal, waktu dan lokasi pasien saat dia amnestik, ini sangat
membantu dan dapat menurunkan kecemasan pasien.

3.2 Saran
Berdasarkan tinjauan pustaka dan pembahasan penulis dapat
memberikan saran sebagai :

1. Bagi Ilmu Pengetahuan


Diharapkan sebagai acuan dalam pengembangan metode
belajar yang lebih efektif dan inovatif agar siswa berkonsentrasi
dalam belajar.
2. Bagi Institusi
Sebaiknya Institusi lebih memperbanyak buku-buku tentang
berbagai penyakit, terutama penyakit Pneumonia.
3. Bagi Lahan Praktik
Diharapkan dapat memberikan pelayanan keperawatan
secara komprehensif dalam menangani penyakit Pneumonia.
4. Bagi Masyarakat

17
Bagi Masyarakat perlunya menjaga kesehatan mengenai
personal hygiene serta mengetahui cara pencegahan penyakit
Pneumonia.

DAFTAR PUSTAKA

1. “ Memory”. Merriam-Webster Online Dictionary, 2013.

http://www.merriam-webster.com [Accessed 13 Maret 2013]

2. Rosenbaum, J., 2006. Psychiatric Clinical Skills. Philadelphia : Elsevier

Mosby : 230.

3. Baddeley, A., 2004. The Essential Handbookof Memory Disorders for

Clinicians, York : John Wiley and Sons Publishing Limited.

4. Gill, D., 2007. Hughes’ Outline of Modern Psychiatry, York : John

18
Wiley and Sons Publising Limited.

5. Kaplan & Sadock’s, 2000. Bab 10.4 – Gangguan Amnestik – Sinopsis

Psikiatri (Jilid Satu). Tangerang : Binarupa Aksara Publisher

6. Lader, M.H., 2001. Handbook of Psychiatry 2 : Mental Disorders and

Somatic Illness. Cambridge University Press.

19

You might also like